Tumgik
Text
Bila salah memilih, maka pihak wanita akan paling di rugikan.
Jangan menggebu-gebu, jangan terburu-buru duhai wanita. Pastikan yang ingin kamu bersamai adalah orang yang tepat, taat dan bermartabat. Dia yang punga visi, misi dan kesamaan frekwnsi.
175 notes · View notes
Text
Temanku, dulu jilbabnya begitu labuh, kaus kaki selalu di pakai. Aurat terjaga. Namun saat ia telah menikah, jilbabnya memendek, celana cukup ketat, kaus kaki ? Entah hilang kemana.
Demi Allah, aku tidak ingin seperti itu. Aku ingin setelah menikah ketaatanku semakin bertambah. Bukan berubah.
Memang hati dan iman seseorang tidak bisa di sandingkan dengan busana yang dikenakan. Namun kesempurnaan tertutupnya aurat adalah bukti kepatuhan seorang pada Penciptanya.
Ya Robb... Jangan nikahkan aku, kecuali akan menambah ketaatanku pada-Mu.
Manusia sangat mudah sekali berubah. Apalagi di zaman fitnah seperti ini.
Ya Allah.. Engkau yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah ketaatan dan keimananku hanya pada-Mu
Padahal, bukankah seharusnya setelah menikah ketaatan itu semakin bertambah ? Bukankah menikah adalah ibadah ? Bukankah di dalam ibadah seharusnya tiada maksiyat ?
Aku tahu, ketika aku menulis ini, mungkin suatu saat aku akan juga di uji. Tapi semoga tulisan ini menjadi pengingat untukku.
Bantu aku untuk selalu taat pada-Mu ya Allah.. Apapun statusku saat ini dan nantinya.
145 notes · View notes
Text
Tumblr media
A new day. A new reason. A new will to live. 💛
15 notes · View notes
Text
Masih gak sekufu dengan perkataan, "aku bahagia kalo aku nikah". Ya, gimana ya, menurutku, be with him (yang gak tau siapa) or not, I can be happy.
Bukan nyari pasangan buat bahagia sih, apalagi untuk menafkahi (yang ku juga bisa nyari duit mah, walau kadang capek juga kerja terus pengen ditransfer aja, tapi itu bukan sifat independent women #muntah). Tapi lebih ke, nyari temen ngobrol kapan aja (ya walaupun dia juga harus kerja), dan teman untuk misuhi program rezim yang patut untuk dipisuhi.
Padahal kriteria ku cuma 3: 1) gak ngerokok, 2) ngebolehin s3, dan 3) bisa ngobrol sama aku. Tapi eksekusinya susah ya yorobun wkwkwk..
Tadi juga abis chat sama temen, mengingatkan kalo, bisa jadi sebagai hamba, kita gak dikasih kesempatan buat ketemu the one di dunia. Kalo aku termasuk ke dalam golongan tersebut, aku udah pasrah sebenernya, nikah atau gak nikah, yang penting bisa hidup sehat, waras, dan bermanfaat bagi sesama.
Kalo dikasih kesempatan bermanfaat bareng kamu ya gapapa. #ehgimana
1 April 2024
Udah April aja ya, cepet amat..
66 notes · View notes
Text
Ada sebab mengapa Allah belum menginginkanmu untuk menjalin cinta lagi, yaitu karena Allah tahu kamu masih lemah dalam mengendalikan perasaanmu sendiri dan hawa nafsumu.
Dan percayalah bahwa kesendirianmu itu Allah hanya ingin kamu istirahat dari cinta yang salah, sampai Allah mempertemukan kamu dengan seseorang yang membuatmu semakin dekat dengan-Nya.
Rabu, 20 Maret 2024
187 notes · View notes
Text
Orang-orang Yang Menjaga Diri
Ia menjaga dirinya untuk tidak ikut dalam trend yang menyalahi tuntunan. Ia punya kepercayaan yang kuat bahwa yang menjaga akan bertemu dengan yang menjaga. Ia yakin bahwa menjaga diri adalah cara dan hadiah terbaik untuk seseorang yang telah dipersiapan oleh Allah untuknya.
Menjaga diri baginya adalah sebuah komitmen pada diri sendiri, sebelum mempercayakan dirinya kepada orang lain, yang semoga orang lain itu juga adalah orang yang menjaga komitmen.
Kang Islah | Jaga Diri Baik-baik
Bogor, 24/02/24
275 notes · View notes
Text
Aamiin aamiin ya Rabbal alamiin 🤲
Ya Allah.. Di ramadhan kali ini, aku berdoa dan memohon dengan penuh harap kesrungguhan, jika memang Engkau mentaqdirkanku berjodoh dengan seseorang di dunia ini, taqdirkanlah dengan seorang laki-laki yang tepat menurut-Mu. ia yang hatinya Engkau genggam, ia yang menerimaku seutuhnya. Bukan hanya dia namun juga keluarganya. ia yang dengannya aku merasa cukup dan bersykur. Menjadi partner ibadah hingga jannah-Nya.
144 notes · View notes
Text
Ya Habiballah
Lagi bacain kakak buku tentang Nabi Muhammad, rasanya hatikuuu nyesekk banget. Ada ya orang setegar Rasulullah. Nggak salah, Allah pilih beliau.
Nggak pernah lihat ayahnya, karena ayahnya meninggal waktu Rasulullah di dalam kandungan, selepas itu ibunya meninggal waktu Rasulullah kecil.
Merasa sendirian, sedih, cuma ada Ummu Aiman. Disarankan ikut kakeknya sama Ummu Aiman, begitu dirawat kakek, menemukan sosok ayah dalam diri kakek--kakenya meninggal. Rasul ikut paman, lalu Rasul menyaksikan kepergian pamannya juga...
Bertemu istri yg begitu disayang, yang paling menguatkan, Allah uji dengan dipanggilnya sang istri lebih dulu. Allah uji lagi dengan kehilangan anak laki-laki. Ya Allaah...
Rasulullah tuh sudah berteman dengan kehilangan dari kecil. Ini masih belum terhitung ujian-ujian lain saat dakwah.
Ya Rasul...🥺
Allah hadiahi Rasulullah dengan banyaknya sholawat yg dikirimkan kepada beliau, terus mengalir sampai nanti hari akhir. Begitu banyak yg sayang sama beliau. Dan kata beliau, yang terus menguatkan, ya ummatnya.
Malu nggak sih, aku yang ga ada apa-apanya ini, yang banyak dosanya ini, jadi salah satu alasan beliau kuat dah bahagia?😭
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad🤲🏻
Semoga kita termasuk umat-umat Rasul yang mendapat syafaat beliau nanti di hari akhir. We miss you, ya habiballaaah🫶🏻
251 notes · View notes
Text
Aku titip hidupku ya Allah.. Bagaimana jalannya, Engkau yang atur semua. Aku tidak ingin sok tau lagi mengatur hidupku ini. Hidup ini milik-Mu, bagaimana ujungnya ku balikkan pada-Mu.
332 notes · View notes
Text
Semoga dimampukan memeluk sehat dan sakit dengan pelukan yang sama hangatnya, tersebab keduanya sama-sama kendaraan untuk dekat dengan Allah
-Ustadzah Tika Faiza
324 notes · View notes
Text
Menjelang usia 28 beberapa bulan lagi, rasanya semakin bodo amat. Semakin let it flow aja. Nggak mau ngoyo yang gimana-gimana. Nggak mau ngotot apalagi memaksakan kehendak diri. Semakin sadar bahwa ada Kuasa Tuhan dalam setiap langkah.
Allah sudah mengatur segalanya, Dia pemilik semesta.
Aku percaya, bagaimana endingnya kisah hidupku pun telah tertulis secara sempurna di lauhul mahfudz sana. Aku tinggal menjalani saja. Dengan cara terbaik dan tak keluar dari track yang sudah di gariskan-Nya.
40 notes · View notes
Text
Ibadah Terlama, Bukan Menikah
Menikah memang ibadah jangka panjang, tapi bukan berarti adalah ibadah terlama.
Jadi, beberapa waktu lalu aku melihat video anak-anak Palestina yang penampilannya lusuh berlumuran noda sisa peperangan. Namun sinar wajah mereka begitu memancarkan keteguhan dan keyakinan.
Sang pengambil video mengajukan beberpa pertanyaan padanya, pertanyaan khas kanak-kanak seperti:
"Siapa tuhanmu?"
Allah
"Apa agamamu?"
Islam
"Siapa nabimu?"
Muhammad, shalallahu 'alaihi wassalam
"Apa kitabmu?"
Qur'an
"Apa ibadah yang paling utama?"
Jujur, aku kaget pas denger jawaban anak-anak kecil itu ketika ditanya tentang "Apa ibadah paling utama?"
Karena ternyata, jawaban mereka bukan shalat, bukan puasa, bukan zakat, sedekah, haji apalagi menikah.
Jawaban mereka adalah, Tauhid.
Yup! Tauhid.
Ibadah paling utama sekaligus paling lama. Karena menjalaninya perlu waktu seumur hidup. Gak peduli kamu masih bujang, gadis, menikah, gak menikah, janda, duda, selama kamu masih bernyawa, selama itu pulalah kamu wajib memegang erat tauhid.
Eh, kamu paham gak maksudnya? Bukan, ini bukan perkara murtad gak murtad aja.
Gini, ketika kamu hidup bertauhid. Ketika kamu yakin bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Esa, yang tidak membutuhkan siapa-siapa, yang maha berkuasa atas segalanya,
Maka, ketika suatu saat nanti kehidupan kamu berada di titik terendah yang paling rendah sekali pun, kamu gak akan pernah terpikir untuk bunuh diri, untuk menyerah.
Karena kamu yakin bahwa Allah pasti akan menolong kamu, entah bagaimana pun caranya. Akhirnya kamu dipaksa ikhlas untuk melepaskan semuanya... dan hanya berpasrah kepada-Nya.
Inilah kenapa surat Al-Ikhlas (Qul huwallahu Ahad) justru isinya tentang tauhid, bukan tentang 'ikhlas'.
Karena esensi dari kata 'ikhlas' sendiri akan merujuk pada tauhid. Dzat yang tunggal. Dzat yang nasib semua makhluk bergantung pada-Nya. Dzat yang tidak mempunyai sifat seperti makhluk-Nya (beranak dan diperanak). Dzat yang tidak ada sesuatu apa pun yang bisa setara dengan-Nya.
Iya, karena hanya ketika kita berada di titik terbawah sajalah kita baru menyadari tentang betapa kecilnya diri kita. Betapa kita membutuhkan Yang Lebih Besar dari kita, yang hanya satu-satunya, yang mampu menolong kita, suatu Dzat yang lebih besar, yang tidak terjangkau oleh akal makhluk-Nya, tapi dapat menjangkau seluruh urusan makhluk-Nya.
🌸🌸🌸
Jadi, please tolong jangan lagi bilang kalau "menikah adalah ibadah terlama", dan kalau ada yang posting kata-kata kayak gitu, tolong diingetin, dikasih tau.. please... karena efeknya fatal banget..
Ketika seseorang menganggap bahwa "menikah adalah ibadah terlama", maka yang belum menikah jadi takut buat menikah. Dan yang sudah menikah tapi malah saling mendzalimi sesama, jadi takut untuk bercerai.
Padahal cerai itu halal lho. Cerai itu solusi, bukan parameter kualitas diri.
🌸🌸🌸
Ketika kita paham bahwa tauhid adalah ibadah paling utama dan paling lama, maka kita gak akan mempermasalahkan lagi apakah seseorang itu bisa membina rumah tangga atau malah gagal, karena kita tahu bahwa takdir setiap manusia itu digenggam Allah.
Mempertahankan keutuhan rumah tangga itu perbuatan yang mulia, tapi tolong diingat bahwa kehidupan, dan planet Bumi ini, bukan hanya milik orang-orang yang menikah.
Hey, menikah bahkan gak termasuk rukun Islam?!
262 notes · View notes
Text
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
Text
Lillahi Ta’ala.
Diketahui bahwa ikhlas karena-Nya merupakan salah satu syarat diterimanya amalan seorang hamba. Namun, menjaganya untuk senantiasa ikhlas bukanlah perkara yang mudah. Sebagaimana dikatakan Sufyan ats-Tsauri rahimahullah, “Aku tidak pernah menghadapi yang paling berat seperti menghadapi niatku.”
Seperti iman yang selalu berubah-ubah (naik, turun); niat pun demikian. Pagi bisa ikhlas, siangan dikit bisa jadi riya’. Hari ini tulus, besoknya diungkit-ungkit. Oleh sebab itu, dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah, “Yang penting bukan masalah beramalnya, namun menjaga amal itu sendiri dari hal-hal yang senantiasa bisa merusaknya.”
Sebab mau sebanyak apa pun, selelah apa pun dalam beramal saleh tidak akan diterima jika tidak terpenuhi salah satu dari kedua syaratnya. Dan salah satu dari penyebab rusaknya keikhlasan adalah riya’.
Para salaf pun telah memberikan teladannya, di mana mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan amal salehnya. Mengapa? Sebab ketika tampak dapat memicu tingginya spekulasi sehingga mudah terkena riya’.
Seperti Ibnul Mubarak rahimahullah yang mengenakan penutup wajah ketika berjihad agar tidak diketahui oleh orang lain. Ini pun yang diterapkan oleh mujahidin di Palestina, Hamas di antaranya yang merupakan perintah dari Syekh Ahmad Yassin rahimahullah, “Kamu tutup wajahmu sehingga ketika kamu berjihad benar-benar lillah (karena Allah Subhanahu Wata’ala).”
Beliau sebagai pendiri Hamas juga menaruh perhatiannya hingga mencakup perihal penampilan yang bertujuan untuk memupuk keikhlasan mujahidin. Begitu pun dengan salah satu sosok yang dikenal sebagai Abu Ubaidah hafidzahullah, yang diketahui dari beliau hanyalah nama (samaran) dan statusnya sebagai juru bicara.
Salah satu pelajaran yang bisa diambil adalah untuk menjaga keikhlasan. Popularitas bisa menjadi bencana bagi mereka yang bermental lemah, sebab ia bisa betul-betul memperdaya minimal akan menimbulkan riya’ pada dirinya.
Sebagaimana yang juga betul-betul diterapkan oleh para salaf, mereka bersusah payah untuk menyembunyikan amal salehnya. Mereka bahagia ketika amal saleh atau identitasnya tidak diketahui, sehingga hal itu tidak menimbulkan spekulasi yang bisa mencoreng keikhlasan mereka.
Ini pun yang termaktub di QS. Al-Baqarah: 271, “Jika kamu menampakkan sedekah(mu) maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.”
Keikhlasan adalah jiwa setiap ibadah serta amal saleh dan dengan menyembunyikannya akan menumbuhkan keikhlasan itu sendiri, sebaliknya ketika amal saleh itu sengaja agar terlihat, diketahui, didengar oleh orang lain terdapat dua kemungkinan, bisa baik dan buruk.
Baiknya, apabila tidak disertai riya’ dapat memotivasi orang lain, sehingga ia akan memperoleh pahala serupa pahala orang lain yang melakukannya (HR. Muslim). Buruknya, jika tidak bisa menghindari perasaan riya’ justru akan menimbulkan bumerang bagi diri sendiri.
Dan inilah lagi-lagi sebuah pelajaran dari para ulama, mereka yang ilmunya lebih tinggi, amalnya lebih hebat, lebih memilih menyembunyikan sebab mereka pun lebih paham betapa lemahnya manusia, mudahnya tergelincir dan itulah yang lebih baik sebagaimana telah Allah Subhanahu Wata’ala terangkan di dalam Alquran.
Seyogianya, meski gempuran zaman yang sekarang ini menggoda manusia untuk berlomba-lomba menjadi konsumen popularitas dengan pamer sana, pamer sini; mengikuti syariat lebih utama dan lebih baik akibatnya.
Dan ketika seseorang sengaja memamerkan amal-amal salehnya, bisa jadi salah satu tujuannya agar mendapat pengakuan dari orang lain, di mana hal itu bisa memicu kekaguman dari orang lain yang akan memenuhi syahwatnya.
Inilah yang dikatakan oleh Ibnul Atsir rahimahullah sebagai as syahwah al khaffiyah atau syahwat yang tersembunyi, seperti orang yang lapar melihat makanan kemudian dirinya bersyahwat, begitu pula dengan orang yang ingin dipuji dan gila pujian merupakan salah satu penyakit yang perlu dilawan, sebab ia bisa merusak keikhlasan.
Telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa kelak ada 3 golongan orang yang beramal saleh namun mereka justru masuk neraka. Mengapa? Sebab mereka beramal bukan karena-Nya melainkan tersimpan ingin diakui (riya’) di dalam hatinya.
Siapa mereka? Mereka adalah orang yang syahid di jalan Allah Subhanahu Wata’ala, orang yang menuntut ilmu kemudian mengajarkannya, orang yang dilapangkan rezeki serta harta bendanya. Dan telah dikabarkan pula dalam Alquran bagi mereka yang beramal saleh dengan tujuan mencari kedudukan di hati manusia agar disanjung, dihormati, disegani maka ia akan dapatkan hal itu.
Sebagaimana 3 golongan yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, mereka yang mengaku berperang semata-mata karena-Nya, namun ternyata berdusta sebab ia berperang agar dikatakan seorang yang gagah berani dan memang telah ia dapatkan hal itu. Demikianlah, yang telah dikatakan tentang dirinya.
Mereka yang menuntut ilmu kemudian mengajarkannya hanyalah karena-Nya, namun ternyata berdusta sebab ia menuntut ilmu agar dikatakan seorang alim (yang berilmu) dan memang telah ia dapatkan hal itu. Demikianlah, yang telah dikatakan tentang dirinya.
Juga mereka yang tidak pernah meninggalkan sedekah dan infak pada jalan yang dicintai-Nya, namun ternyata berdusta sebab ia berbuat demikian agar dikatakan seorang dermawan dan mereka pun memang telah mendapatkan hal itu. Demikianlah, yang telah dikatakan tentang dirinya (HR. Muslim).
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasaannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.” (QS. Hud: 15)
Namun, tidak dengan akhirat, “Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri.” (QS. Al-Qasas: 83)
Bagi mereka yang beramal dengan tujuan mencari kedudukan di hati manusia agar dikagumi, memperoleh banyak pemirsa di setiap unggahan, sebagainya, mereka akan dapatkan hal itu di dunia, namun surga tidak akan ia dapatkan, sebab Allah Subhanahu Wata’ala telah berfirman surga hanya diperuntukkan bagi mereka yang tidak ingin menyombongkan diri (tidak mencari kedudukan di hati manusia) melainkan mereka yang mencari kedudukan; di sisi Rabbnya. Begitu pula dengan yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam maka neraka baginya, bagi mereka yang beramal saleh bukan karena-Nya.
Itulah balasan terhadap apa yang mereka telah kerjakan dan tidak ada sesuatu pun dari manusia yang tersembunyi bagi Allah Subhanahu Wata’ala.
Semoga menjadi renungan dan evaluasi (terkhusus untuk diri sendiri). Wallahu waliyyut taufiq.
Waspada riya’ terselubung – Ustaz Firanda Andirja hafidzahullah.
79 notes · View notes
Text
Dialog Masalah
Dok, nanti edukasi pasien ini nggak bisa pakai BPJS ya.
Eh kenapa?
Pasien anak SMA, minum obat xx hampir satu strip, untuk menggugurkan janinnya. Dibelikan pacarnya online.. Jadi masuk kategori pembunuhan terencana.
Ujar staff BPJS di RS-ku.
Dok, anak-anak di SD ini susah akademisnya. Banyak yang ditinggal orang tuanya ke Jakarta, atau single parent.
Seorang kepala sekolah cerita padaku setelah usai penyuluhan.
Dok, tolong periksa pasangan calon penganten ya.
Oke
Tapi sudah positif.
Eh positif apa?
Hamil.
Seorang bidan meminta tolong sambil tersenyum iba.
Dok minta tolong visum ya.
Pasien apa, Mbak?
Ibu-ibu di KDRT, sudah 13 tahun dipukuli suaminya. Hari ini akhirnya berani memeriksakan diri.
Ujar seorang perawat saat kami di IGD.
Dok ini pasien hamil risiko tinggi, jangan lupa dirujuk.
Kenapa Bu?
Usia 15 tahun, sudah hamil 5 bulan
Percakapan di poli KIA.
Iya dok, anak itu dibully temannya karena hitam kulitnya. Sedari kecil susah mengikuti pelajaran, sosial juga kurang. Ibu bapaknya juga sulit diajak kerjasama.
Curhatan seorang guru TK tentang muridnya usai skrining perkembangan.
Bu, Pak. Anda berdua positif terkena penyakit Gonorrhea. Secara objektif ini saya sampaikan ada kumannya.
Lah, Dok? Saya gak tau dok kenapa saya sakit gini setelah menikah dengan suami saya ini!
Saya yakin saya nggak ‘jajan’, Dok. Istri saya pasti yang bawa penyakitnya!
Pertengkaran suami istri di suatu poli Infeksi Menular Seksual (IMS).
Ya Allah.. memang saat ini ummat sedang sakit ya. Semoga pribadi kita dikuatkan, keluarga dikokohkan, dan semoga Allah lindungi ummat dari kemaksiatan.
Selamat terus “belanja masalah” yaa, dan semoga Allah takdirkan kita menjadi yang bisa memberi solusi dari masalah, bukan diam saja, apalagi memperkeruh. Huhu.
-h.a.
150 notes · View notes
Text
kemarin aku mikir, kalau rezeki sedang seret, mungkin karena sholatku belum tepat waktu, dhuha dan tahajjudku yang tidak lagi jalan, atau baca Quranku yang sudah tidak lagi rutin.
tapi belakangan aku menyadari, dikasih anugerah sholat tepat waktu, bisa dhuha dan tahajjud, bisa baca Quran dengan tenang, semua itu justru bagian dari rezeki. bukan lagi sekadar pembuka rezeki💔
579 notes · View notes
Text
Langit januari 2024 kurasa masih mendung
Banyak kabar duka berseliweran dimanamana
Termasuk dari keluargaku sendiri
Ujian kehilangan keluarga sendiri itu berat
Betapa semakin mengingatkan diri..lagi dan lagi waktu kita di dunia ini sangat singkat
Ya Allah
0 notes