Tumgik
ddiyan · 5 years
Text
Mendung dan Pikiran Setelahnya
Cuaca mendung memang sering kali mengaduk perasaan. Khususnya buat saya yang jalan ninjanya sebagai anak melankolis. Raga di kantor, jiwa dan pikiran di kamar. Nonton film. Selimutan. Minum coklat hangat. Untuk makan, pesan di ojek online. Tapi itu dulu. Jaman masih single. Setelah ada Keumala? "Ibu, ayo main playdough" "Iya, ayok." Assalamualaikum, mendung. Jangan ketawa kalian para single fighter. Can relate, ya? Ayo mutualan. #anaktwitter :))
3 notes · View notes
ddiyan · 5 years
Text
Tumblr media
Beberapa hal terjadi di luar rencana dan dugaan. Seperti hari ini. Tepat di usia saya ke 29 tahun, saya harus menghadiri panggilan sidang gugatan perceraian saya & Yusuf.
Ya, pada akhirnya saya berani menulis ini. Karena tidak ada yang harus saya tutupi dari status saya. Jika saya harus menutupi, itu karena aib dan kegagalan kami. Selebihnya, saya hanya harus belajar kembali bangun. Seperti pada jatuh-jatuh sebelumnya dalam banyak hal, hidup terus mendorong kita untuk tetap berjalan. Bagaimana pun cara dan prosesnya. Bagaimana pun berat dan terjalnya.
Sudah hampir setahun, sejak kami tak lagi satu atap. Alhamdulillah, kami masih diberi kekuatan untuk bertahan. Saya tidak akan menyalahkan siapa pun untuk apa yang terjadi. Jelas, kesalahan juga ada di diri saya.
Tapi itu tidak lagi penting untuk kami. Yang kami lakukan saat ini adalah, menerima takdir dan keputusan bersama, memaafkan satu sama lain, berjalan kembali dengan cara kami masing-masing. Di lintasan kami masing-masing. Dengan kepercayaan dan keyakinan kami masing-masing.
Tentunya satu tujuan yang berusaha diraih dengan cara kami masing-masing; memberikan kasih sayang tanpa akhir untuk Keumala.
Beberapa waktu belakangan, saya telah menemui banyak orang yang gagal dalam rumah tangga. Tidak ada yang menjijikan dari kisah mereka. Bahkan mengejutkan dan mengagumkan bagaimana orang-orang itu dapat menata hidupnya kembali. Semua punya kadar bertahan, sakit, dan toleransi masing-masing.
Dan apa pun kata orang, hidup harus berjalan. Terus berjalan.
Sama seperti berjalannya hidup orang-orang yang sibuk berkomentar. Terus berjalan.
Inilah, usia baru saya dengan gelar Single Mom selama beberapa waktu ke belakang. I think it's okay to fall down. I'm trying to teach myself to get back up.
It will be okay. As always.
Inilah, sosok anak kecil yang punya kekuatan luar biasa. Yang mengajarkan saya untuk bangun dan bangkit. Bertahan dan berjalan. My favorite girl ever. Keumala Ayudiya.
Thank you, Dek. For always accept me as your imperfect mom. I'm sorry. You know, i wrote so much apologize's notes for you, since you were on my tummy.
I love you, Keu, no matter what & will be happen. Maybe someday, you will understand this is for us. For you. Your Mom. And your Father also. For us. For us.
_
A draft on March, 19th 2019
0 notes
ddiyan · 5 years
Text
Yang Terjadi Adalah
Pelan-pelan ya, saya coba kembali- dengan hati-hati memilih bagian mana yang harus saya tuliskan. Bagi sebagian orang yang biasa menulis tentang apa saja, menjadi terbungkam dan dibungkam, berarti bisa saja hidupnya berhenti.
Saya mencoba hidup kembali, setelah beberapa kali mati.
Banyak yang mengira, saya menghilang. Mungkin iya, saya pernah menghilang. Dan sesungguhnya saat itu, saya sedang dalam medan perang yang lain. Berperang yang bukan untuk menang atau kalah. Tapi untuk tetap bertahan- tetap sama-sama hidup- dan tetap sama-sama selamat.
Saya memulai perjalanan rumah tangga dengan seseorang yang menakjubkan. Saya tidak lagi punya simpanan kata untuk menggambarkannya. Hanya mungkin, perasaan dan waktu-waktu itu dipenuhi dengan rasa takjub.
Butuh serangkaian waktu untuk berpikir, apakah saya akan menulis atau tidak. Karena jari-jari saya juga sudah kelu.
Sejak 2016 dan menikah, kehidupan saya berubah total. Saya mulai belajar menyerahkan hidup saya, tentunya dengan keyakinan awal bahwa saya menikah dengan orang yang memiliki satu visi, misi, dan tujuan yang sama dengan saya.
Tak butuh waktu lama, banyak komitmen yang tidak terpenuhi. Betapa pernikahan bisa sesulit itu.
Saya sudah resmi berpisah dengan lelaki yang pernah saya pilih.
Tidak mudah untuk mengakui kegagalan ini. Tidak mudah pula untuk berjuang dan mempertahankan kami. Tidak mudah pula setelahnya, untuk menjalani kehidupan sebagai single working mom. Tapi semua ini hanya tidak mudah. Bukan tidak mungkin.
Saya mengenal diri saya. Saya hanya butuh waktu untuk sembuh. Saya tidak trauma meskipun pernah patah, atau (mungkin) depresi.
Pasti ada pintu lain yang akan saya temui. Seperti rejeki, ada yang hilang dan pasti ada yang akan datang. Selama masih ada usia, Allah akan menetapkan rejeki dalam bentuk apa pun, demi bisa terus berusia.  
Note: Saat ini saya sudah baik-baik saja. Kabar ini mungkin sesuai perkiraan kalian, atau mungkin malah meledak di mata kalian saat kalian baca tulisan ini. Intinya saat ini saya hanya berusaha kembali hidup dan berjalan sebagaimana saya pernah bangkit dan terus berjalan dari jatuh-jatuh sebelumnya. 
Saya mencoba hidup kembali, setelah beberapa kali mati.
0 notes
ddiyan · 5 years
Text
Tumblr (2009-2019)
orang-orang di sini, masih sama seperti sejak pertama kali saya datang sepuluh tahun yang lalu. tidak kenal nama, tak tahu rupa, tapi tahu semua cerita. membiarkan siapapun mengenal kita melalui hidup yang kita lalui, melalui jalan pikiran kita, melalui emosi kita, melalui luapan kebahagiaan dan kesepian. kemarahan yang tak memicu kemarahan. tidak ada yang tahu kamu anak pejabat atau orang biasa. tidak ada yang peduli kamu orang kaya atau bukan. tidak ada yang peduli juga kamu kuliah di kampus terbaik atau pinggiran. di sini, kita tahu kalau manusia, ketika melepaskan semua identitas dirinya itu sama saja. sama-sama bermasalah dengan hidupnya di luar sana.
kurniawangunadi
2K notes · View notes
ddiyan · 5 years
Text
I’m Back
Akhirnyaaaaa ketemu juga akunnyaaaaa 
*terharu
0 notes
ddiyan · 9 years
Photo
Jadi sudah tau kan, kenapa saya suka banget sama tulisan dan pemikiran Mas Fahd? Yap. Dari dia saya belajar menghargai wanita,
Kaum saya sendiri-yang seringkali dicap sebagai "pembantu". Dari tulisan-tulisan dia, seringkali menginspirasi saya buat jadi wanita (semulia) deskripsinya 😃
Tumblr media
SAHUR A LA SUAMI
“Mi, nanti nggak usah nyalain alarm buat sahur nggak apa-apa… Biar Kemi nggak bangun,” begitu pesan saya pada Rizqa sebelum ia pergi tidur, “Malem ini kayaknya aku nggak tidur sampai pagi. Nanti aku yang bangunin.” Sambung saya. Penuh percaya diri.
“Beneran?” Nada pertanyaan istri saya penuh keraguan. Ia baru saja membetulkan posisi tidur bayi kami yang baru berusia tujuh bulan.
“Iya, beneran.” Jawab saya, “Soalnya besok aku ada ‘deadline’ kerjaan yang harus beres. Mau nggak mau harus begadang.” Saya menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.
Rizqa pun mengangguk, “Oke!” Ujarnya, sebelum pergi tidur, tanpa alarm terpasang di telepon genggamnya.
Duduk di depan meja kerja, saya menyetel playlist begadang saya… dan mulai sibuk dengan diri sendiri.
***
Tak terasa, waktu sahur hampir tiba. 55 menit lagi menuju imsak. Dengan wajah yang terpapar cahaya dari layar komputer, saya tersenyum menang menyaksikan pekerjaan saya yang sudah selesai.
Saya berjalan ke kamar utama untuk membangunkan Rizqa. Tapi… melihat wajahnya yang tertidur lelap, saya jadi tak tega membangunkan istri saya. Kemudian pikiran itu datang—
Malam ini, saya akan membiarkan istri tidur sedikit lebih lama. Dan saya yang akan menyiapkan sahur untuk kami berdua.  
Saya pun bergerak ke dapur, lalu mulai menyiapkan ini dan itu: Menghangatkan lauk dan sayur, membuat teh manis panas kesukaan istri saya, dan menyiapkan masing-masing tiga butir kurma di dua piring kecil.
Entah mengapa saya butuh waktu hingga hampir 30 menit untuk menyiapkan semua itu. Tetapi saya bangga melihat apa yang sudah saya siapkan di atas meja makan.
Ini waktunya memberi Rizqa kejutan. Pikir saya.
***
“Mi, bangun, 25 menit lagi imsak,” ujar saya perlahan.
Rizqa segera terbangun dengan ekspresi yang kaget, “Hah, 25 menit lagi?” Tanyanya, “Aku belum nyiapin apa-apa! Kok, baru ngebangunin?”
Saya terseyum. “Tenaaang,” jawab saya penuh percaya diri, “Aku udah siapin semuanya dan tinggal makan aja.”
Mendengar jawaban saya, air muka Rizqa langsung berubah. Ia tersenyum dan memeluk saya. “Makasih ya, Sayang…” Ujarnya.
***
Tak lama, kami berjalan berdua ke arah ruang makan. Langkah-langkah saya begitu ringan, seperti sedang menari.
Rizqa tersenyum menyaksikan apa yang sudah saya siapkan di atas meja makan. Menatap saya dengan penuh cinta. Saya membalas senyumnya dengan penuh percaya diri, seolah ingin mengatakan kepadanya, ‘Siapa dulu dong…?’
Tetapi, seperti mengikuti sesuatu yang diperintahkan instingnya, Rizqa kemudian bergegas ke arah magic jar di sudut ruangan—
“Nah, kan,” katanya setelah membuka penutup magic jar, “Lupa masak nasi…”  Sambungnya sambil tertawa.
Ah, sadarlah wahai suami-suami Indonesia… Sehebat apapun usaha yang dilakukan seorang suami, semuanya tak akan sempurna tanpa peran istri. -_-“
Melbourne, 15 Ramadhan 1436 H
FAHD PAHDEPIE
#30HariMencariCintaNya #SahurKelimabelas
279 notes · View notes
ddiyan · 9 years
Text
Satu Cerita di Lobi
Alunan lagu Fix You milik Coldplay melantun di seantero lobi. Beberapa langkah sebelum masuk, aku disapa dengan senyum hangat dan ucapan selamat malam dari sekuriti. Namun mataku telah menembus pintu kaca yang menunjukkan sosokmu hingga aku tak punya waktu mengalihkan pandangan dan menjawab sapaannya.
Aku baru saja menerobos dinding-dinding kerinduan. Mendekatimu dengan hati hampir meledak. Matamu masih sama. Mata yang pernah menungguku dengan keresahan yang belum pernah kulihat di orang lain. Bibirmu masih sama. Bibir dengan secarik senyum yang pernah membuat duniaku berhenti. Sesuatu seperti memaksa untuk keluar dari sana. Dari ceruk hatiku.
“Haaaai” akhirnya menjadi kata yang keluar dari bibirku setelah sistem kerja tubuhku sempat berantakan beberapa detik lalu.
Setelah itu, aku banyak mengingat Tuhan. Meminta diarahkan untuk hal-hal selanjutnya yang akan terjadi. Semua permintaan itu berjubal di dalam hatiku.
Lalu Tuhan menuntun aku dan kau pada percakapan-percakapan ringan. Pada satu hal, aku harus berpura-pura tak khawatir melihatmu rungsing menahan sakit perut. “Aku tadi makan sosis, kayaknya salah deh, kayaknya sosisnya belum mateng” “Mama yang masak?” “Nggak, aku goreng sendiri”
Tidakkah kau merasa, kau butuh aku lebih dari yang kau tahu? Aku pernah memasak nasi goreng spesial yang belum pernah kau coba. Dan kau menyukainya, memakannya hingga habis. Lain kali aku dapat memastikan bahwa sosis yang kau makan telah matang dengan sempurna.
Depok, 11 April 2015 7:39 pm
– Sesuatu yang begitu saja mampir di kepala.
0 notes
ddiyan · 9 years
Text
saya sedang butuh lebih banyak buku. untuk bersembunyi dalam kata-kata. lautan yang selalu saya izinkan diri saya tenggelam ke dasarnya. 
0 notes
ddiyan · 9 years
Text
Dan aku mengimaninya.
Tulisan : Ada Seseorang
Ada orang yang tidak kamu sadari perasaannya sedang memerhatikanmu sedemikian rupa, dari jauh. Tidak pernah menyebut namamu, bahkan ia malu mengucapkan namamu karena ia merasa tidak pernah mampu menyamai derajatmu.
Tapi ia keliru, ia lupa bahwa Tuhannya membaca hatinya. Dia mampu mendengar hati, sekalipun namamu tidak pernah diucapkannya. Orang itu kini sedang berusaha mengenalmu meski tidak ada tanya-jawab. Ia sedang berusaha memahamimu meski tidak ada aksi curhat. Ia berusaha mengenali lingkunganmu, cara berpikirmu, temanmu, keluargamu, dengan cara-cara yang mungkin tidak pernah kamu tahu. Cara-cara yang tidak hanya menjagamu tapi juga menghormatimu, karena tidak ada orang yang tahu bila itu sedang terjadi. Dan kamu tetap tidak menyadari.
Hingga suatu hari ia datang mengetuk pintu hatimu dengan kata-katanya. Mengetuknya dengan salam, salam yang penuh penghormatan sekaligus keberanian. Di dalam keberanian itu pula ada kesiapan untuk menerima segala jenis keputusan. Keberanian itu tidak hanya soal mengungkapkan, tapi juga soal menerima segala bentuk kemungkinan.
Ia mengejutkamu. Ia juga membuatmu merasa semua itu terasa khayal. Ia membuatmu merasa bahwa ini bukan waktunya. Tapi, inilah waktu yang ditetapkan-Nya. Bahwa tepat atau tidaknya bukanlah dalam kadar kita yang menentukan.
Entah hari ini atau esok. Kamu akan menyadari bahwa kedatangannya benar-benar ujian. Ujian yang akan menjadi sebuah tanda akan keimanan dan ketaqwaanmu. Seberapa jauh kamu percaya bahwa hidupmu berada di bawah sebuah rencana besar Sang Pencipta. Mungkin ia bukan orang baik, mungkin pula orang baik. Mungkin ia sedang memperbaiki diri, mungkin pula sedang tersesat. Kita berharap yang terbaik tapi sering lupa bahwa yang terbaik itu kadang adalah yang diperbaiki, bersedia diperbaiki.
Esok atau lusa, kamu akan tahu bahwa untuk menerima itu membutuhkan hati yang lebih lapang dan pikiran yang lebih jernih. Bahwa manusia tidak pernah ada yang sempurna, bahwa manusia tidak ada yang bersih dari dosa. Tapi kita diajarkan untuk mengenali mana orang-orang yang sedang bergerak menuju-Nya dan mana yang menjauhi-Nya. Karena Dia akan mempertemukan orang-orang yang sedang dalam tujuan yang sama.
Bandung, 21 Maret 2015 | (c)kurniawangunadi
1K notes · View notes
ddiyan · 9 years
Quote
Aku mendapati air matamu. Saat aku memutuskan tak lagi bersamamu. Namun kau tak menahanku. Dengan begitu, aku tahu, kau hanya bersedih. Bukan menginginkan aku tinggal; bersamamu
D
0 notes
ddiyan · 9 years
Quote
Kamu tak perlu sibuk menutupi kesalahanmu. Kamu hanya perlu meminta maaf dan berjanji pada dirimu sendiri untuk tidak mengulanginya. Sederhana, bukan?
1 note · View note
ddiyan · 9 years
Text
Kambing Hitam
Suatu siang yang gelap dan hujan lebat yang berduyun-duyun turun. Pikiranku berantakan. Memang harus seberantakan seperti sekarang untuk dapat mengunjungi ruang ini. Karena kamu tak berhak menerima keberantakanku dalam hari-harimu. 
Bagaimana menurutmu, jika aku ingin merasakan patah hati saat ini juga --di saat aku tak sedang patah hati? 
Aku sungguh ingin meledakkan yang ada di pikiranku. Mungkin dengan alasan patah hati; sebagai kambing hitam.
0 notes
ddiyan · 9 years
Text
Pagi,
Sudah lama saya nggak menulis. di sini, di sana, di manapun. Pantas aja, semalem rasanya semuanya penuh di pikiran. Sampai saya tiba-tiba menangis sampai ketiduran. 
Dua ribu lima belas sudah memasuki Maret. Saya dari dulu hobi merumus dan menuliskan keputusan. Supaya saya mempunyai pengingat. Tapi beberapa waktu lalu, saya pun hobi tidak menilik catatan. Maka memasuki tahun ini, saya ubah hal itu. Karena pada akhirnya, catatan rencana, mimpi, dan keputusan seberapa pun banyak diutarakan, akan kembali bergantung pada diri sendiri. Tak ada satu pun orang yang akan mendorong kita untuk menjalankan keputusan kalau bukan kita sendiri. Mungkin karena orang lain tidak pernah berhak atas keputusan hidup orang lain. Tidak pernah. Mungkin.  
0 notes
ddiyan · 9 years
Photo
Begitulah :)
Tumblr media
Sebagian mereka menangis dalam kamar mandi, sebagian lainnya menuliskan keadaan dalam lembaran buku, sebagian tidur dan menutup telinga dengan earphone, sebagian lagi berteriak menyanyi dalam karaoke, sebagian menyibukkan diri dengan belajar, sebagian mengepalkan tangan geram menyimpan dendam, sebagian merelakan, sebagian menghardik Tuhan, sebagian membuka khimar karna merasa tersisihkan, sebagian meninggalkan Tuhan, sebagian berdoa untuk keagungan, sebagian lainnya memilih diam
Dari bagian demi bagian, mereka menjelma dalam satu tujuan. Ingin tenang dari kebisingan
Lalu kita belajar, bahwa tidak setiap orang memiliki cara yang sama menghindar dari kejadian :) tapi kita bisa memilih, memilih bagian yang mendekatkan diri pada Tuhan atau jauh dari Tuhan? :’ (at iezie.tumblr.com)
61 notes · View notes
ddiyan · 9 years
Text
Bagaimana menurut kamu?
cinta basa-basi
pada hari cinta tak semua kisah cinta harus dikisahkan manis. ini soal cinta yang lain, yang seolah-olah cinta. cinta basa-basi.
aku menahan-nahan diri menceritakan hal ini. namun, pagi ini, sehabis membereskan rak buku dan menemukan kenangan-kenangan berdebu, kupikir, ada baiknya kuceritakan. 
kawanku, seorang lelaki yang baik hati. ia mudah memberi dan suka sekali menyenangkan orang. kurasa ini kelebihan sekaligus kekurangannya. kisah cintanya tak pernah berakhir beres. aku tak paham mengapa bisa begitu. mungkin ini sama dengan hipotesis terbaru di dunia kedokteran soal penyakit kanker sebagaimana yang diceritakan raditya dika kemarin petang dalam perjalanan pulang kami ke jakarta. kata raditya dika ada penelitian baru yang mengatakan bahwa kanker diidap seseorang karena faktor dia kurang beruntung. ada sel yang memang jahat dan sel itu secara acak ada di tubuh orang-orang yang dikategorikan ‘bad luck’. 
Read More
91 notes · View notes
ddiyan · 9 years
Text
Nanti
Patahan-patahan tubuhmu Setelah kuhancurkan malam itu, Kini berterbangan membangunkan rohku pagi ini Aku mungkin tengah berjalan begitu jauh. Tak seperti kunang-kunang Yang mondar-mandir di situ-situ saja Kucuran rindu dan sajakmu Sekarang begitu mentah dan sulit untuk masuk ke nadiku seperti dulu Aku tak lapar kasih. Tak juga haus sayang Pada pagi yang digenangi tetes-tetes pertanyaan. Aku mungkin akan kembali Bukan pada dirimu Atau pada dia Aku akan kembali Pada naluriku Entah kau atau dia yang masih ingin tinggal di ruang itu Saat aku kembali, nanti Nanti, setelah jalanan tak becek Oleh lautan pesakitan yang terjaga dalam ingatan Kantor yang dingin 9:48 am
1 note · View note
ddiyan · 9 years
Text
Di Selasar Mall
Kami duduk di selasar mall yang lampu hiasnya tak indah Menanti hujan reda dan memerhatikan anak kecil yang menendang-nendang botol minum Aku tau, pikirannya sedang rusuh, badannya sedang tak enak, dan mungkin hatinya baru saja hancur Malam ini dia bersikap lebih dewasa dari biasanya Dia tak meledakkan nuklir di kedua mataku Dia tak melempar bombardir kalimat yang meleburkan hatiku Dia juga tak mengasah pisau-pisau untuk mengiris lidahku. Kali ini lidahku tak kelu Aku tak tau apa yang kurasakan tadi Saat dia memutuskan menaruh badannya di lantai dan menyender pada pintu kaca Saat aku akhirnya ikut duduk di dekatnya "Orang-orang itu mau ke mana ya, Dek?" tanyanya kepadaku Saat sebuah keluarga kecil lewat di depan kami sambil membawa ransel-ransel besar Dalam hati aku berujar, "Mereka tau mau ke mana, sementara kamu tak pernah tau mau membawaku ke mana."
4 notes · View notes