desymagdalenas
desymagdalenas
The Session Has Out!
23 posts
Ruang Karya
Don't wanna be here? Send us removal request.
desymagdalenas · 2 months ago
Text
Tumblr media
A kid in a mall coffee shop order a hot coffee to warm his body. A drizzle outside, some people drive car and some motorcyclist stop driving to use the raincoat.
The kid looking around. It's crowded. "Is this empty chair?" "Yes", yet in a several time, she's going out to the mall.
The kid sit in a 6-desk table and just watch the window. "It hurts, right?". An old man come. The kid recall who is the person. "Can i join? "Yes."
The man continuing his talks. "In a bungee jumping, people are just deliberately to jump. How can they just dare to challenge the death?" The kid listen him. "In a very low point, the resistance rubber pull him up".
The man stand up and go without talking any explaination. The kid keep quiet and sip the coffee.
1 note · View note
desymagdalenas · 2 years ago
Text
Saat Teduh Bersama – Arti Kunci Kerajaan Sorga di Tangan Kita
Ibadah tanggal : 7 Februari 2024
Pendeta : Philip Mantofa
Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Ada 3 point implikasi dan aplikasinya:
Rencana Tuhan atas kita tidak bisa gagal kecuali kita mengizinkannya
Mengasihani diri sendiri / playing victim adalah kesalahan fatal.
Jangan keras kepala / stubborn atau bertekun dalam dosa atau berkeras hati. Namun apabila kita sudah terlanjur melakukannya kita harus komitmen untuk berbalik kepada Tuhan.
Makhluk yang dianggap lemah dipersenjatai oleh Tuhan. Sehingga, pasti sudah menyiapkan perlindungan khusus buat kita.
Jangan menyerah! Karena Tuhan tidak pernah menyerah atas kita. Tuhan tetap setia sama kita dan mau untuk menunggui kita.
Tidak boleh menguji Tuhan, meskipun Tuhan punya plan A, B, C. Karena pasti ada konsekuensinya. Namun apabila vas yang lama sudah hancur lebur, Tuhan akan bentuk yang baru dan tidak akan menyerah atas kita.
Merangkak pada Tuhan, pakai kunci untuk bersyukur, melawan iblis, yakin, doa dalam nama Yesus dengan imaan yang pas-pas-an bisa kita pakai untuk mendekati Tuhan.
Tuhan bekerjasama baik yang baik dan buruk. Tuhan akan mengeluarkan kebaikan meski kita dihantam perkara-perkara menyakitkan, terjerumus akibat kesalahan sendiri.
Tuhan itu sempurna, tetapi sebagai manusia kita jangan manja dan jangan pasif.
Setiap keberhasilan kita sudah ada kunciNya di dalam firmanNya
Gali firman setiap hari, tetapi jangan tebang pilih dan asal-asalan Ketika membuka Kitab Suci.
Rajin baca Kitab suci dengan rendah hati dan keinginan untuk belajar, nanti kunci-kunci itu akan bertebaran di otak.
Kemenangan, bebas dari kebiasaan buruk, mujizat di luar batas kemampuan manusia, kuasa yang kita terima, serta pergumulan-pergumulan kita.
Masa hidup kita ditulis di Kitab suci.
Roh kudus pasti tuntun kita menuju sesuatu.
Firman Tuhan juga berisi instruksi – arah untuk menjalani hidup.
Tuhan tau apa yang kita butuhkan dan jangan menggurui Tuhan Ketika kita minta sesuatu kepada Tuhan.
Doa Puasa adalah kunci Rohani yang mengaktifkan kuasa urapanNya
Orang berwibawa karena kuasa Allah, percaya kepada Allah
Firman belum bisa masuk ke diri kita karena ada kedagingan: pikiran, keinginan.
Makanan satu-satunya untuk mengaktifkan Rohani kita adalah Firman. Bagaimana caranya agar kita menahan lapar, mengisi waktu, bersandar, prioritas lainnya agar tidak dijajah oleh panca Indera kita adalah Firman.
Minta Tuhan untuk tuntun jalan, pakai nama Yesus.
Tumbuhkan manusia roh, gunakan otoritas iman kita.
0 notes
desymagdalenas · 3 years ago
Text
Tumblr media
The culinary in Bali part 1
I am thinking to push the budget as minimum I have.
This is the honey pork noodle (mie babi madu). I found the japanese small restaurant near to Nusa Dua. The furniture is simple, a kind like street food.
Taste is good. Noodle is fully covered by seasoning. The pork is sweet. Price is cheap, comparing to the Jakarta pork noodle.
I forgot the name of restaurant, but it could be my reference later in the future if I wanna eat pork noodle.
0 notes
desymagdalenas · 3 years ago
Text
A Whisper on The Ears
This is a random story.
Pernah gak kamu mendengar suatu suara tipis di balik telingamu, yang mengatakan: “don’t go there” or “are you serious about this? can you think again?”.
Menjelang fase dewasa, gue akui suara-suara ini semakin sering gue dengar. And then, jika gue ignore mereka dan membuat keputusan yang bertolak belakang dari suara tipis itu, hasilnya gue bakal sangat-sangat menjalani hidup yang keras...
Some of you call it as a subconscious mind. Definisi saya pribadi tentang subconscious mind adalah pikiran yang muncul atas pengalaman yang sudah pernah kita alami sebelumnya atau pernah kita dengar dari orang lain, sehingga jika kita berhadapan dengan situasi yang serupa, secara tidak sadar pikiran kita akan menghubungkan situasi tersebut dengan pengalaman sebelumnya.
Try to ignore and do the reverse. Gue pernah beberapa kali nekat untuk mengabaikan suara tipis itu, dan seharian di dalam kepala berpikir bahwa melakukan sebaliknya akan menyelamatkan gue. Ta-da in a long run, the decision make a big failure!
Why ya?
Ok, gue pernah mendengar dari pendeta yang berkotbah bahwa suara tipis itu selain bisa juga pikiran bawah sadar kita sendiri, itu adalah suara dari roh kudus. Suaranya sangat tipis dan halus, sehingga kita yang terkadang abai, mungkin akan menghiraukannya..
Pernah satu kejadian gue melamar magang di investment company, suara tipis itu muncul untuk bilang “don’t go to anywhere today”. Tapi dulu magang di company tersebut adalah satu keinginan gue as an ego-human. Dan bener, selain jarak company yang sangat jauh dari krl, hujan sangat lebat, ojol yang gue tebengin gak bawa jas hujan, yang berakhir pada gue menunggu sangat lama untuk hujan reda. Gue gak prepare apa-apa untuk bahan interview, baju sangat lepek, dan waktu terlambat 1 jam. Bad impression and bad interview. Failure in the end.
Harusnya dari sini gue mulai sadar untuk gak mengabaikan suara tipis ini.
dan jika suatu keputusan itu harus diuji ulang i will talk to mom, listen her advise, and write a pro-cons table.
Thanks life, i’ll do better next.
0 notes
desymagdalenas · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
Pikachu Day 1 Digital Art Self Learning
Nyoba pertama kalinya gambar Pikachu di Corel Painter Essential 7 dan pakai Hardware Wacom Intuos.
Hasilnya, belum terbiasa di line art nya. Masih ngulik-ngulik brush yang cocok dan gonta-ganti layer beberapa kali.
Gambar pertama hasil olahan saya.
Gambar yang kedua adalah gambar yang mau ditiru.
0 notes
desymagdalenas · 5 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sebuah tulisan yang sekilas muncul di kepala: Aku bilang kepadamu
0 notes
desymagdalenas · 6 years ago
Text
Jangan Singgah
Jangan singgah,
Nanti aku sigap menyiapkan pelataran,
Sementara kamu hanya ingin bermegah,
Nasibku ini ibarat peregangan.
Sudah kubangun kemah,
Agar di awal hari kita tata kehidupan.
Tapi malah tak bisa kusanggah
Wajahmu dipenuhi ketakutan.
Depok,
100719
0 notes
desymagdalenas · 6 years ago
Text
Effect of Sleep Less to Health and Society
              In modern society, people work easier than before. They move faster from one place to another place with integrated transportation. But still, we can see people sleep less. This is because they must do something important and it takes their time to sleep enough. Sleep less affects our body and concentration. Besides, it makes people more aggressive and sensitive in organization.
               People have other priority than their main job. For a coupled, they wake up earlier to cook and prepare school-needed for their child. To pay their bills, some of them must take extra job after work hour. In the weekend, some of people clean their home because they don’t have enough time at work day to do it or they don’t have enough money to pay cleaning service. Some of people, in the weekend, come to community meeting or meet their friends to increase their network.
               Less sleep gives bad effect for ourselves. Sleep depriviation causes our brain doesn’t work properly. It can makes us lack of concentration, hold our thinking process, and unable to make decision. Our body will affected negatively because of lack of sleep time. When we sleep, our body produce immune system. When we don’t sleep enough in long period, it will cause diabetes and heart disease.
              Our digestive function will change because of less sleep. Because if we sleep less, our brain reduces control of feelings of hunger and fullness. Then, our brain will send signal to our body to eat more. Furthermore, it can cause obesity.
               If we sleep less, we can be more aggressive and sensiive to people around us. Less sleep change our emotion and mental stability, because the center control of it is on our brain. We can mad easily because of small problem when we can’t control our emotion. It impacts bad to social relationship.
               To sum up, for many aspects, sleep less is bad. It change the control of our body and mind. Although, people still can’t change it because they think there is other priority than take enough time for sleeping.
0 notes
desymagdalenas · 7 years ago
Text
Kosong
Kau tidak tau bahwa keberadaanmu memaksaku untuk kembali merasakan malaikat dariNya menepuk pundakku,
Untuk mengingatkan lagi jikalau hari ini hanya untuk sementara dan aku diwajibkan melupakan semuanya seketika malam menyambutku.
Meski mataku memandangmu dengan balutan cahaya, hanya hatiku yang merasa teduh.
Berdampingan malah menciptakan luka, sengaja kutanam kehangatan lekat-lekat, justru aku yang terpikat.
Pilu jangan datangi aku, sudah sejak lama aku tercabik. Sesekali meronta, berteriak: tolong, tolong aku.
Tidak ada seorangpun di sini, yang ramai hanya aku. Sambil kutarik garis hidupku yang lama meredam kekosongan.
Lagipula, ini hanya sementara. Sampai saatnya tiba, kau dan aku berjalan di arah yang berbeda.
Suatu suratan yang sedari awal harusnya bisa kutebak akhir dari ceritaNya.
0 notes
desymagdalenas · 8 years ago
Text
Guratan Cipta
Jangan mengikut jejakku Karena mungkin aku keliru Mana bisa kubagi kesukaranku atau kesusahanmu mana mungkin jadi milikku.
Jangan menengadah kepadaku Karena perbuatanku tidak semulia di hadapanmu Mana kau ketahui bahwa luka berada di pundakku atau namamu terselip dalam fitnah dari mulutku.
Jangan mengelu-elukan aku Karena tidak bisa kupaksa aku menyangkal diriku Mana mungkin kukembalikan pujian untukku atau kutolak penghargaan untukku.
Kubilang jangan, Karena Yang Esa sedang mengamati kita Memperhatikan betapa lucunya manusia yang dimabukkan oleh cita dunia. “Yang Kudengar hanyalah senandung manja, Yang Kusimak hanyalah kecam manusia pada sesama, Yang Kuterima hanyalah seleweng kuasa. Hidupmu penuh rekayasa, Aku tidak perlu menerka, Kuberi berkat agar kau bisa merasa.”
Jakarta, 16/02/2018
2 notes · View notes
desymagdalenas · 8 years ago
Text
Obat Rindu
Aku bisa memimpikan banyak hal di dunia ini. Menginjak pertambahan umur, aku semakin dewasa dan semakin ingin mewujudkan impian-impianku. Terdengar egois, begitulah aku, berusaha hidup mandiri dan seolah-olah mampu mengatur masa depannya sendiri.
Di titik keraguan, aku tidak pernah mengatakan bahwa aku merasa tidak bisa. Tapi aku hanya datang ke mama untuk mendengarkan semua ceritanya. Berbicara dengan mama adalah suatu obat kerinduan. Mama menceritakan banyak hal sampai aku lupa dengan rasa khawatirku. Sampai yang aku takutkan hanya satu, yaitu tidak bisa bersamanya lagi.
Mama adalah satu kawanku sedari kecil, mengingat bahwa aku tidak begitu ramah, banyak orang meragukan aku. Tapi keajaiban-keajaiban Ilahi diselipkan padaku, mungkin itu wujud dari doa kecil mama. Sewaktu kecil dari balik pintu kamar aku melihatnya berlutut, berdoa untuk aku dan kakakku. Di masa itu aku belum mampu membaca keadaan.
Aku sadari ketika bertambah usia, aku sering berargumentasi. Tanpa kusadari bahwa usianya juga turut menua. Mama adalah harapanku dan tujuanku bahwa aku harus cepat sukses. Aku tidak  tau sampai kapan perjalanan ini akan terus membawaku, tapi semoga mama selalu sehat, bahagia, dan diberi umur panjang. Karena kisah jenakanya selalu membuatku tertawa di tengah kebimbanganku, karena cerita di masa lalunya membuatku lebih tangguh, karena rasa cintanya yang penuh kepadaku, karena dialah yang membuatku terus berjuang di dalam hidup agar harapan-harapanku tidak mati. Karena sungguh, mama adalah tujuanku untuk kembali ke rumah.
2 notes · View notes
desymagdalenas · 8 years ago
Text
2018
Tahun 2018 adalah tahun baru, masa depan.
Terdahulu saya punya pemikiran yang aneh tentang tahun genap. Saya sempat berpikir bahwa di tahun genap saya ‘tertimpa sial’. Itu dulu...
Ternyata di dalam kehidupan ada naik turun, ada pahit manis. Bisa seketika kita tertawa kemudian menangis, bisa kita saat itu bersama teman-teman kita kemudian sendiri, bisa kita menggapai hal yang besar kemudian jatuh. Setiap pribadi mengalami itu semua, tinggal bagaimana kita menghadapinya.
Tahun 2018 adalah tahun kelahiran, akan ada suara tangisan dari bayi yang baru dilahirkan dan tawa dari dua pasangan yang mendekap hangat karunia-Nya, akan ada sosok baru di daerah atau pelosok bangsa. Bagi kita sendiri pun diharapkan menjadi pribadi-pribadi yang baru. Kita diharapkan bekerja tulus dan keras, kita diharapkan menyatu dengan kehidupan dan kita diharapkan menerima panggilan. Jujur, saya merasa belum siap dengan tahun baru. Tapi siapakah manusia yang merasa siap dengan arus waktu?
Selamat datang 2018, saya mengharapkan saya menjadi jauh lebih baik dan jauh lebih berusaha dalam hidup dibandingkan yang terdahulu.
0 notes
desymagdalenas · 8 years ago
Text
Bapak
“Tania sudah bilang pak, Tania tidak mau!”. Tania menutup pintu kamar dan menguncinya.
Tania lelah dipaksa bapak. Tania hanya mau apa yang diinginkannya terwujud. Rasanya ingin pergi saja dari sini, gumamnya.
Sesaat mata Tania mengamati buku catatan di atas meja kerja kakaknya yang melanjutkan pendidikan di luar negeri. Tania iri pada kakaknya yang bisa dengan mudah mendapatkan hal besar, mendapat sekolah dengan mudah, bekerja di tempat yang besar, pendapatan yang besar, dan sekarang S2 di luar negeri.
Tania membuka catatan itu, dan sambil membolak balik halaman, dia menemukan tulisan yang menariknya.
Aku dan bapak jarang bercengkrama. Aku tau pekerjaan kantor di pusat kota mengharuskannya bekerja dari pagi dan sampai di rumah ketika malam.
Bapak orang yang tidak banyak bicara, jayus kalau lagi bercanda, rajin bekerja dan tidak tega terhadap wanita. Pernah suatu kali di suatu acara adat, dia bawa 2 botol air mineral kemasan, ketika ada seorang ibu kelihatan capek, bapak langsung tawarkan sebotol air dan kembali ke kami hanya membawa satu botol.
Suatu malam, bapak bercerita banyak hal kepadaku. Terutama bagaimana kehidupan sulit yang dijalaninya.
Bapak adalah anak petani di Samosir, Sumatera Utara. Anak kedua dari 9 bersaudara. Bapak, abangnya, dan seorang adiknya adalah ketiga anak laki-laki di keluarga itu, sedangkan keenam adiknya semuanya perempuan. Sehingga ketika abangnya dikabarkan meninggal di saat pergi merantau yang seharusnya belajar di SMP daerah Pekanbaru, bapak sebagai anak lelaki tertua yang masih SD harus mencari abangnya. Keluarga bapak miskin sampai dihina orang. Tetangga-tetangganya tidak mau membagi makanannya. Kala itu, keluarga bapak tidak pergi mencangkul dan menanam padi, sehingga mereka tidak bisa panen dan makan. Bapak kembali untuk memberi makan adik-adiknya dan ibunya.
Dua tahun menghilang, abangnya kembali pulang. Satu hewan ternak dipotong, itupun milik tetangga. Abangnya yang sukses dari bermain opera, meskipun tidak melanjutkan sekolah karna tidak punya biaya, membawa adik-adiknya ke Pekanbaru untuk melanjutkan pendidikan. Termasuk bapak sampai bapak bisa melanjutkan pendidikan hingga lulus dari SLTA.
Bapak merantau di Jakarta dan tinggal di keluarga batak yang baru bapak kenal di daerah Penjaringan. Bapak bertekad, dalam 2 tahun ini harus mendapat pekerjaan. Dalam doanya, jika lebih dari 2 tahun tidak mendapat pekerjaan di Jakarta, ia harus kembali ke Pekanbaru untuk usaha ternak. Selama satu tahun dilalui, bapak belum dapat pekerjaan. Bapak pindah-pindah tempat tinggal. Bapak tidak mampu untuk membayar tempat tinggal ataupun bayar sewa tempat ke si empunya rumah, ia hanya bisa numpang di rumah orang-orang batak. Numpang pun tidak asal numpang, segala pekerjaan rumah tangga dikerjakannya. Anak-anak sekolah, yang melihat bapak mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, menghina bapak.
Di akhir tahun kedua, bapak pindah ke daerah Depok dan lagi-lagi numpang di rumah keluarga, masih tidak bisa bayar, masih mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan masih juga merawat anak-anak si empunya rumah. Dua kali panggilan kerja dari suatu perusahaan dikirimkan pos ke Penjaringan. Tapi karena sudah di Depok, pos tidak sampai ke bapak. Panggilan kerja ketiga untuk datang hari Sabtu masuk ke rumah yang pernah ditumpanginya di Penjaringan, pemilik rumah langsung mengantarkan surat panggilan ke Depok. Karena kala itu tahun 1987, alat komunikasi belum ada seperti sekarang, pemilik rumah yang baik itu naik sepeda berangkat dari siang hari dan sampai ke tempat bapak sore menjelang malam. Bapak dipanggil untuk bekerja di hari Sabtu ketika pos itu sampai di hari Jumat.
Bapak yang harusnya ditempatkan di pusat kota tidak bisa lagi ditempatkan di sana karena seharusnya bapak melapor setahun sebelumnya. Ternyata bapak dinyatakan telah diterima di tempat itu setahun yang lalu. Bapak pindah ke Pattimura, pusat Perusahaan berdiri.
Dua tahun bekerja, karena ketidakpastian pertumbuhan perusahaan, bapak melamar ke kementrian keuangan. Bapak yang hanya lulus SLTA lolos tahap psikotes, dimana 10 orang lainnya yang dinyatakan lolos merupakan lulusan S1 dan S2. Bapak ditempatkan di kantor yang menempatkan skor tertinggi para lulusan seleksinya.
Berpuluh tahun bapak bekerja di posisi yang sama sebagai pelaksana. Bapak tidak melanjutkan kuliah, meskipun ia punya uang cukup untuk membiayainya dan anaknya. Bapak tidak menerima promosi jabatan. Bapak membiarkan saja gajinya tidak meningkat sedrastis dibandingkan ia naik jabatan. Karena jika ia mendapat itu semua, ia akan dimutasi dan akan dipindahkan ke tempat lain. Ia hanya tidak ingin tinggal jauh dari keluarganya. Ia ingin anaknya tau dia ada di sana dan fisiknya ada untuk memberi makan anak-anaknya.
Berpuluh tahun bapak merawat kami, mengajari kami cara berhitung cepat, menghubungi kami sore hari apakah ada lauk atau tidak di rumah. Berpuluh tahun kami ada di dalam doanya, agar kami selalu sehat dan selalu semangat dalam menjalani kehidupan.
Bapak hanya selalu berusaha diam, tapi wujudnya selalu ada. Bapak merawat kami dan mengantarkan kami ke dokter ketika kami sakit. Bapak memilih tidur jika kelelahan dan tidak mengeluh meskipun capek. Aku tidak pernah melihat bapak menangis. Bapak selalu memasang wajah yang tidak khawatir, meskipun dia adalah orang nomor satu yang sebenarnya sangat memikirkan kami.
Ketika sakit, bapak selalu berusaha cepat pulih, agar kami tidak tau bahwa ia sakit. Esoknya, bapak bekerja lagi karena tanggungan hidupnya adalah kami.
Maaf bapak, kami tidak pernah tau.
Tania tidak pernah tau.
Sepuluh tahun berlalu, Tania keluar dari pintu mobil. Tania menggenggam tangan anak kecil dan seorang lelaki di sampingnya membawa tas-tas besar.
Seorang bapak, dengan keriput di sekitar matanya dan kumis yang hampir seluruhnya putih, keluar dengan senyum tipis.
Tania mencium tangan bapak.
“Kamu sudah pulang”, kata bapak, sama seperti setiap kali Tania pulang dari sekolah dan bekerja dulu sekali.
“Iya pak.”, senyum Tania. “Ayo, salam sama opung”, sembari mengarahkan tangan anak kecil yang digandengnya kepada bapak itu.
Bapak tersenyum, langsung menggendong cucunya yang ia tunggu-tunggu. “Ayo masuk, kakak dan adikmu sudah datang”, kata bapak pada Tania.
Di rumah berkumpul semua keluarga. Kali ini Tania tidak sibuk dengan dirinya sendiri. Kali ini semua berkumpul. Kali ini penuh dengan tawa.
Tania melihat wajah bapak yang nampak menua. Kali ini ya Allah, padaMu kumohon: panjangkanlah usia bapak, sehatkanlah bapak, dan bahagiakanlah bapak. Amin.
Seperti ada tertulis dalam kitab suci:
“Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.” - Keluaran 20:12.
“Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” - Efesus 6:2-3.
“Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, supaya lanjut umurmu, dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.” - Ulangan 5:16.
1 note · View note
desymagdalenas · 8 years ago
Text
Pribumi Semestinya Menyadari Hal Ini
        Bisa kita amati masih adanya penggolongan terhadap keturunan Chinese (untuk mempersingkat di kalimat selanjutnya ditulis Chinese) di tanah air. Kalau kamu ajak ngobrol orang-orang yang hidup pada masa Orde Baru, masih banyak yang menghujat mereka, bahkan Sandi saat penobatannya menggunakan kata Pribumi untuk membedakan dengan Chinese. Sebenarnya yang mendasari hal ini adalah rasa iri terhadap Chinese yang sukses secara akademisi, pekerjaan, dan keuangan yang tidak muncul seketika mereka lahir ke dunia. Melainkan, melalui proses panjang yang kita lihat hasilnya dari kesuksesan mereka. Agar tidak tertinggal, seharusnya pribumi mencontoh Chinese dalam hal kedisiplinan, high effort, dan ambisi.
        Sadar tidak sadar, kita orang Indonesia sudah dicap malas, baik oleh masyarakatnya sendiri dan masyarakat luar. Mengerjakan sesuatu sesuai mood. Bagus di awal tapi di tengah perjalanan loyo. Lantas, di kampus kita lihat teman seperjuangan kita yang bermata sipit itu selalu gemilang ipnya di setiap semester. Di tempat kerja, malah orang berkulit putih itu yang cepat naik jabatan atau mendapat gaji yang berlipat-lipat dari gaji kita. Sesungguhnya yang kita lihat itu adalah hasil dari kedisiplinan mereka.
        Faktanya, tidak semua Chinese punya kecerdasan melebihi standar pintar secara akademik. Untuk mengujinya, coba tanyakan saudara-saudaranya lulusan mana dan sekarang bekerja dimana. Hal yang membuat kita berpikir “Ah, dia mah Chinese, makannya nilainya bagus-bagus”, adalah ungkapan yang salah. Inilah yang dinamakan men-generalisasi. Generalisasi tidak bisa digunakan di semua keadaan karena dalam hal ini yang kita simpulkan adalah sesuatu yang berada di sekitar kita. Padahal mungkin di luar sana ada kok yang selalu mendapat nilai di bawah rata-rata atau sulit mendapat pekerjaan. Misalnya dalam kasus lain yang lebih sederhana, orang-orang beranggapan bahwa semua orang kristiani, apalagi batak, pasti kalo nyanyi suaranya bagus. Salah kawan, saya katolik dan batak, tapi suara saya sumbang semuka bumi. Yang membuat orang kristiani-batak bersuara bagus bukan karena agama dan sukunya, tetapi karena mereka tergabung dalam kelompok vokal di perkumpulan marga, ikut les vokal, koor di gereja, atau bahkan ditunjuk jadi solois sehingga mereka harus latihan setiap hari. Yang mana, dari semua pilihan itu tidak saya terapkan satupun. Kembali ke topik, secara kebetulan, teman Chinese kita ini memang pintar dan akselerasi bekerjanya di atas orang-orang sekitarnya, dimana kecepatan bekerjanya itu didapat dari menerapkan kedisiplinan.
        Ada berapa banyak sebenarnya Chinese yang sukses dalam keuangan dan akademisi? Orang-orang itulah yang disiplin di dalam hidup. Mereka bangun pagi-pagi, mengerjakan tugas sebelum dateline, latihan soal sebelum ujian, kadang juga ada yang mencari uang tambahan dengan mengajar, bahkan ada juga yang harus membantu orang tua mencari nafkah. Tidak serta merta mereka Chinese, maka mereka sukses. Mereka melatih diri mereka agar menghargai waktu dan menjalani rutinitas dengan ketat. Sehingga, gaya hidup ini secara otomatis mempengaruhi kinerja mereka sehari-hari.
        Chinese percaya dengan bekerja keras akan mendapat hasil yang baik, meskipun tidak banyak yang mereka dapatkan, tapi kerja keras seperti takdir yang melekat pada diri mereka. Tetangga saya yang Chinese menikah dengan orang batak. Sehingga ia harus lepas dari keluarganya yang kaya secara materi dan memilih tinggal di rumah kontrakan. Untuk menghidupi dirinya, di kontrakan itu mereka membuka warung dan si koko ini juga harus bekerja tetap setiap pagi hingga sore hari selama 5 hari seminggu. Di dekat warung mereka ada lahan kecil yang tidak digunakan, koko memutuskan untuk menanam wortel, bawang, dan sayur-sayuran. Koko merawat kebunnya, hingga ketika panen ia bisa mengantar sayur-sayuran ke rumah kami. Agar menambah penghasilan, mereka menutup kebun dan menggantinya menjadi tempat cuci motor dan mobil. Mereka mempekerjakan orang muda di sekitar sana. Terkadang ketika sulit mencari pekerja, koko malah turun tangan sendiri mencuci motor / mobil. Masih ia harus mengantar galon ke rumah-rumah ketika ada pesanan, membeli stok untuk di jual di warung, menghitung harga jual barang agar tetap untung, bahkan membantu istrinya membersihkan rumah. Saya terkadang merasa kasihan dengan tetangga saya ini. Tapi ketika malas itu datang, saya selalu ingat ada loh orang yang selalu berusaha untuk bekerja sekeras-keras mungkin, meskipun tau hasilnya tidak banyak.
        Bisa saja kan kalau dia menuruti malas, dan berpikir: “yasudahlah kan kita miskin, miskin saja terus”. Tidak, Chinese merupakan seorang pejuang tinggi. Mereka akan terus bekerja keras meskipun tau bahwa pekerjaan itu hanya menambah sedikit penghasilan mereka. Mereka percaya bahwa sedikit demi sedikit penghasilan, asalkan saya bekerja, pasti bisa untuk menghidupi keluarga saya dan demi masa depan anak-anak saya.
        Ada beberapa orang yang mengartikan ambisi sebagai hal yang jahat, sebenarnya tidak. Ambisi merupakan kerja keras untuk meraih sesuatu (silakan cek KBBI). Tidak semua orang bekerja untuk memenuhi target mereka, ada yang mempunyai prinsip: Mengalir seperti air. Dalam beberapa kasus, hal ini bisa menjadi benar. Ya mengalirlah seperti air, tapi ketika berada di arus yang sama, berenang secepat mungkin bahkan kalau bisa melebihi kecepatan arus agar sampai di muara lebih cepat. Artinya, bekerja lah setotal mungkin dan larut lah dalam pekerjaan itu. Karena jika kita tidak mengerjakan dengan sebaik mungkin, kita mungkin harus mengerjakannya dua kali atau malah menyesal pada hasilnya. Untuk menyiasatinya, kita bisa menuliskan target yang harus dipenuhi.
        Kita bisa lihat Chinese ada di posisi utama perusahaan-perusahaan besar namun tidak selalu mereka berada di posisi ternyamannya. Contoh saja, direktur BCA group. Selang beberapa tahun ia menduduki posisi utama, pada 1998 terjadi krisis sehingga masyarakat menarik seluruh dananya dari bank itu. BCA mengalami krisis likuiditas. Pemerintah saat itu menganjurkan untuk mencari pinjaman dari sektor lain. Akhirnya, tidak putus asa atau lari dari posisi itu, Jahja mencari pinjaman di luar negeri. Setelah di tolak di negara satu, dia terbang ke negara lain, dan tidak berhenti begitu saja sampai dia benar-benar mendapatkan perjanjian kerjasama. Kalau saja ia melepas tanggung jawab seketika itu, saat ini nama Jahja tidak bisa kita lihat di deretan 100 orang terkaya di Indonesia.
        Chairul Tanjung, namanya pada tahun 2015 dituliskan sebagai satu dari 1000 orang terkaya dunia menurut Forbes, bukan Chinese. Tapi kenapa dia memiliki bank, stasiun TV, arena permainan, hotel, dan bisnis-bisnis oke lainnya? Sedari kecil Chairul sudah ditempa hidup, berasal dari keluarga yang tidak berada, namun Chairul baik dalam akademis sehingga bisa kuliah di FKG UI. Sewaktu kuliah karena kondisi keuangan, dia harus mau dititip fotokopi teman-temannya, dititip beli buku, dititip beli alat-alat lab, sehingga ia bisa membuka bisnis fotokopi sendiri dan juga berjualan alat-alat lab, meskipun sempat mengalami kebangkrutan. Pada akhirnya, ia menyabet predikat Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985. Tidak berhenti di situ, setelah lulus, ia membuka bisnisnya sendiri bersama teman-temannya dengan mendapat pinjaman. Kemudian dia melepas usahanya itu untuk membangun usahanya sendiri.
        Contoh lain lagi, Jusuf Kalla (JK), bukan Chinese. Menjabat wakil presiden saat kepemerintahan SBY yang pertama dan menjabat wakil presiden lagi di kepemerintahan Jokowi yang pertama. Apa yang membuat JK dipercaya mengemban tanggung jawab besar? Pada saat Aceh ingin melepas diri dari Indonesia (saat SBY menjabat), JK datang dan mendamaikan masyarakat di sana. Saat ini Nanggroe Aceh Darussalam diubah nama provinsinya menjadi Aceh. Kejadian ini juga sebagai pertanda agar para pemimpin mulai memperhatikan provinsi di perbatasan. Kembali lagi ke topik, kalau kita perhatikan, JK memiliki proporsi kepemilikan saham di perusahaan-perusahaan besar. Hal ini membuktikan JK dapat mengelola aset dan keuangannya. Lagi-lagi jika melihat ke masa kecil JK, meskipun lahir dari golongan berada, JK harus merawat ibu dan adik-adiknya karena ayahnya yang menikah lagi. Sesudah ayahnya meninggal, seluruh warisan jatuh kepada JK dan saudara-saudaranya. JK belajar bisnis impor mobil dan membuka sendiri agen tunggal Toyota. Selain tercatat sebagai wakil pemimpin negara, dia juga dituliskan sebagai 100 orang terkaya di Indonesia.
        Sesungguhnya tidak ada kerja keras yang tidak terbayarkan. Kesuksesan tidak melihat ras atau agama. Kesuksesan melekat pada pribadi yang berusaha dan tidak menyerah terhadap hidup. Lagi, masih percaya ras dan agama mempengaruhi posisi dan jabatan?
 Depok,
21/10/2017
0 notes
desymagdalenas · 8 years ago
Text
Quarter-Life Crisis
        Yep, sepertinya istilah ini sudah disebutkan di banyak artikel atau tulisan yang kalau dihitung jumlahnya mencapai 4.990.000 (mesin pencari Google, tanggal 06/09/2017, jam 22:21 WIB) dan terus bertambah hingga sekarang.
        Quarter-Life Crisis sendiri adalah masa dimana seseorang pada usia dua puluhan menuju ke tiga puluhan mengalami keraguan terhadap dirinya sendiri dalam menjalani hidup. Hal ini disebabkan karena mereka dihadapkan pada banyak pilihan, namun muncul rasa takut terhadap apa yang akan terjadi di masa mendatang. Keraguan juga dapat disebabkan oleh rasa kekecewaan yang timbul ketika target yang direncanakan di masa lalu tidak tercapai.
                Kalau kamu ingin tau lebih jauh, banyak artikel online yang menceritakan bagaimana wujud Quarter-Life Crisis itu sendiri.
        Saya mendengar istilah ini pertama kali dari kakak kelas saya, dan sewaktu itu saya bertanya-tanya apa itu Quarter-Life Crisis?. Selang beberapa tahun, saya pun mengalami hal yang dimaksud dan mungkin sampai saya menemukan tujuan hidup saya, saya masih berada pada fase ini.
        Jadi pertanyaannya, How to overcome Quarter-Life Crisis? Tentu saja, saya belum menemukan jawabannya. Tapi yang saya yakini adalah to improve yourself in Quarter-Life Crisis condition.
     1. Asah diri
         Faktanya, saya bukan seorang yang jenius, cerdas, atau pun pintar. Saya sangat tau bahwa saya seseorang yang tidak bisa diam. Ketika saya merasa kosong, diri saya memaksa agar saya mencari suatu aktivitas, seperti mendengarkan musik, membaca buku/artikel, berpikir, berkomunikasi dengan rekan/teman saya atau hal lain agar saya tidak kosong.
         Seseorang pernah mengatakan kepada saya: “Kamu harus terus asah diri dan bersiap-siap. Ketika kesempatan itu datang di saat kamu siap, kesempatan itu akan menjadi milik kamu.”
         Dan, ya, sampai saat ini saya terus mengasah diri saya.
     2. Belajar sabar
         Di suatu artikel (yang maaf saya lupa siapa penulisnya) menuliskan bahwa: “Kita seumpama buah-buah pir. Seorang pembeli tidak menunggu di depan keranjang buah untuk mendapatkan pir yang diinginkan. Pembeli akan mengambil pir, yang ada di atas keranjang, yang ia lihat segar. Jikalau kita sabar menunggu, mungkin kita akan didapatkan oleh anak-anak yang kelaparan.”
         Tidak semua yang kita inginkan selalu kita dapatkan di waktu yang kita harapkan. Ada waktu dimana kita harus sabar menanti, karena kado terbaik sedang dibungkus rapi selagi kita menunggu. Ketika saatnya tepat, kita mendapat apa yang kita butuhkan atau kita berada di tempat dimana kita bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain atau mungkin jawaban sebenarnya bukan apa yang kita harapkan, tapi malah jauh lebih besar dari harapan kita. Jadi, belajar sabar menunggu sampai waktunya tiba.
     3. Expect less.
         Shakespeare menuliskan: “Expectation is the root of all heartache”.
         Rolf Dobelli implies that to state our knowledge in higher position is wrong decision.
         Satu-satunya hal yang selalu saya ingat adalah dunia begitu luas, dan kita adalah hal terkecil di dalamnya. Selalu kita akan menemui orang-orang yang jauh luar biasa dan jauh lebih tinggi kemampuannya. Copy paste cara mereka dan praktekan, tapi selalu ingat kita berbeda dari orang lain dan pada dasarnya manusia diciptakan unik berdasarkan sifat dan kemampuannya. Jadi, berekspektasi lah lebih sedikit, berjuang lebih banyak.
          Tulisan ini bukan solusi untuk menghadapi Quarter-Life Crisis, tapi bisa dibilang ini upaya yang saya lakukan selama berada di fase tersebut dan tenang saja, kamu tidak sendirian. Fase ini dialami oleh hampir semua orang di dunia bahkan orang-orang sukses pun pernah terjebak. Tidak ada jalan pintas untuk melalui jalur ini. Satu hal yang pasti adalah jalan panjang yang kita tempuh ini amat berharga dan sebenarnya telah tertulis jauh sebelum kita lahir. Pertanyaannya, apakah kita menjalani hidup sesuai harapan-Nya? Sekali lagi, pertanyaan akan tujuan hidup :)
 “Really important meetings are planned by the souls long before the bodies see each other... These meetings occur when we reach a limit, when we need to die and be reborn emotionally. These meetings are waiting for us, but more often than not, we avoid them happening.
If we are desperate, though, if we have nothing to lose, or if we are full of enthusiasm for life, then the unknown reveals itself, and our universe changes direction.”  - Eleven Minutes, Paulo Coelho
Catatan: Sebenarnya yang memunculkan seluruh ide di tulisan ini adalah Kutipan Eleven Minutes di atas, yang berulang-ulang kali saya baca baru saya mendapatkan maknanya. Ya saya tau ini terasa aneh. Tapi entah bagaimana, saya ingin sharing hal yang tiba-tiba terlintas.
0 notes
desymagdalenas · 8 years ago
Text
Self Control – Menghindari Diri dari Sikap Boros
            Dipertengahan membaca buku Principles of Economics dari Mankiw, saya teringat sesuatu. Dulu sekali waktu zaman nge-Kaskus, saya sangat boros. Itu saat saya masih SMA dan dapat uang tambahan dari jualan buku pelajaran di kalangan teman-teman saya. Merasa punya uang, saya lihat-lihat Forum Jual Beli (FJB) padahal tidak ada yang saya perlukan. Tapi karena lapar mata, saya langsung pesan dan buru-buru bayar.
          Dibandingkan dulu, saya rasa saya sudah cukup baik mengendalikan nafsu belanja saya. Meskipun tidak sebaik orang-orang yang benar-benar hemat dan mengatur keuangan pribadinya, saya sekarang kalau melihat e-commerce tidak langsung pesan dan bayar seperti dulu.
          Kali ini saya akan menceritakan bagaimana saya dapat mengendalikan diri dari nafsu belanja atau sikap boros terhadap uang. Sedikit banyak ini juga sebagai reminder bagi saya agar saya pribadi dapat menahan diri menghabiskan uang.
       1. Menghargai nilai uang.
           Memang uang ada nilainya, tapi yang saya maksud nilai di sini bukan nilai yang tercetak di uang itu, melainkan seberapa sulit kita atau orang tua kita mendapatkan uang itu.
           Mungkin bagi yang masih bergantung pada orang tua belum benar-benar merasakan bekerja dari pagi hingga sore hari. Nilai uang itu begitu terasa ketika kita sendiri yang bekerja untuk menopang kehidupan kita. Saya pribadi sekarang merasa demikian. Sekarang kalau uang saya berkurang lebih banyak dari yang saya rencanakan, saya berusaha agar hari berikutnya jauh lebih hemat, sehingga pengeluaran mingguan saya tidak melewati batas atau hanya sedikit saja melewati batas.
      2. Beli barang yang dibutuhkan atau gunakan uang hanya ketika mendesak.
          Dulu saya sewaktu SMA, sehabis menghitung keuntungan dari penjualan buku yang saya jual, saya cepat-cepat login ke akun Kaskus agar bisa belanja online. Beli aksesoris ini itu. Padahal itu tidak saya butuhkan. Saya beli jam tangan sampai 5 buah. Tapi yang saya pakai sehari-hari hanya 1, akhirnya 1 diberikan ke kakak saya, sedangkan 3 lagi tidak diapa-apakan dan malah jadi rusak karena lama tidak digunakan. Kalau seandainya saya tetap simpan uang itu, harga dari 3 buah jam tangan itu tidak terbuang sia-sia.
           Sekarang, kalau teman-teman saya tanya berapa kali saya belanja (dalam hal ini kebutuhan sandang), saya bisa jawab maksimal 2 kali dalam 1 tahun.
       3. Upayakan tidak tengok e-commerce atau mall.
           Godaan terbesar belanja adalah lapar mata. Bukan beli sesuai kebutuhan, tapi karena nafsu mengingini barang tersebut. Agar menghindarinya, lebih baik tidak buka e-commerce atau tidak ke mall/tempat perbelanjaan atau tidak membawa uang banyak (bahkan tidak membawa kartu debet) kalau tetap ingin jalan ke mall.
       4. Simpan uang & pendapatanmu dulu baru ambil sesuai kebutuhan.
           Untungnya bagi saya sekarang, pendapatan langsung di transfer ke rekening saya. Jadi saya tidak memegang uang tunai. Kalau saya butuh uang tunai, di hari itu, saya tarik uang hanya sejumlah yang saya butuhkan saja: untuk makan, naik kendaraan umum, dan bensin. Sisanya saya pakai untuk keesokan harinya, tapi memang hanya cukup untuk 2 hari saja. Kalau habis, baru ambil lagi, dan tidak mengambil secara berlebihan. Dengan pola seperti ini, pengeluaran saya tidak melebihi batas.
       5. Cari perencana keuangan yang bisa kamu kagumi dan ikuti caranya mengatur keuangannya.
           Saya pribadi yang dulunya suka hedon, tersadarkan setelah membaca biografi Warren Buffet. Buffet semenjak kecil adalah seorang entrepreneur dan menyukai uang. Namun, semua uang yang diperolehnya tidak dia belanjakan, uangnya dipakai untuk modal bisnis selanjutnya. Berikutnya juga keuntungan yang dia peroleh lagi-lagi digunakan untuk investasi dan selanjutnya sampai tabungannya mencapai $1 juta. Meskipun didesak istrinya, dia tidak langsung membeli rumah impiannya. Malah rumahnya yang masih sewa juga dijadikan kantornya. Dari biografi Warren Buffet, saya memaknai bahwa uang yang diterima tidak bisa asal pakai langsung habis, tapi harus dikelola sebaik mungkin.
       6. Tidak membuat kartu kredit atau hutang besar demi trend.
           Saya sadar generasi millenial (oke saya bukan millenial, tapi mayan deket lah :D) sekarang godaannya sangat banyak: gadget baru, style yang terus diupdate, gaya hidup, bahkan tempat nongkrong juga harus oke. Kalau saya ikut-ikutan trend terkini, bahkan pendapatan saya juga mungkin tidak akan cukup. Hutang besar atau bayar pakai kartu kredit sepertinya itu akan menjadi pilihan paling akhir bagi saya. Mungkin lebih baik uangnya dipakai untuk poin selanjutnya.
       7. Investasi.
           Harga dari uang tidak selamanya demikian. Kalau dulu zaman saya SMP, Rp 1000 bisa beli beng-beng, sekarang Rp 1000 tidak cukup. Ini pengaruh dari inflasi. Kalau uang kita simpan saja di bank, lama kelamaan tergerus dengan biaya administrasi, sedangkan bunga bank lebih kurang hanya 0.70 – 2.00%. Bandingkan dengan inflasi yang diprediksikan tumbuh lebih kurang 4% dengan deviasi 1%.
           Saya memilih menginvestasikan uang saya di beberapa instrumen keuangan. Karena jika saya pikir-pikir, dengan hanya menyimpan uang di bank malah membuat saya berpikir “wah uang saya lumayan juga buat belanja”, dan saya malah balik lagi ke perilaku boros saya. Selain itu, diversifikasi investasi mampu memperkecil resiko/loss.
           Investasi bisa berupa deposito, saham, reksa dana, tabungan emas, kredit rumah/tanah, atau investasi pendidikan (seperti course, melanjutkan pendidikan, training, dan sertifikasi). Selengkapnya mengenai investasi bisa dicari di internet. Yang pasti kalau kamu mau potensial dalam pertumbuhan uang atau keahlian, ini sangat disarankan.
            Selain ketujuh poin tersebut, inti yang terpenting dari menghindari sikap boros adalah self discipline. Karena terkadang, ada godaan untuk membangkang dari poin-poin tersebut. Self discipline merupakan kunci terkuat untuk memegang seluruh prinsip tersebut.
          Saya teringat dulu sewaktu masih kuliah, pendapatan pertama saya mengajar malah hilang beserta uang yang dititipkan kepada saya dan juga uang tunai yang saya pegang sewaktu itu. Lagi-lagi, uang adalah rezeki yang diberikan oleh Sang Kuasa. Menjadi tugas kita untuk mengelola rezeki yang kita terima secara cuma-cuma atau justru rezeki itu harus dihabiskan segera? Your choice. :)
 Depok,
30 07 17. 1:21.
Sumber:
        1. Why? People - Warren Buffet. Penerbit: Elex Media Komputindo.
        2. Bank Indonesia: ​LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan.
        3. PT. Bank Mandiri: Suku Bunga.
0 notes
desymagdalenas · 8 years ago
Text
Mawas Diri
Pernahkah kamu meremehkan orang lain atau menganggap posisi orang lain berada di bawahmu atau pernahkah kamu berpikir “Cuma kayak gitu doang, masa dia gak bisa.”?
Jika pernah, sepertinya kita perlu mawas diri.
Selintas ketika ada seseorang -yang bahkan lebih muda dari saya- menganggap saya demikian, kata “mawas diri” seketika muncul di pikiran saya. Mawas diri dalam KBBI diartikan sama dengan wawas diri, yaitu melihat (memeriksa, mengoreksi) diri sendiri secara jujur atau introspeksi diri. Memeriksa diri berarti mencari apakah ada yang salah pada diri kita. Mengoreksi berarti memperbaiki kesalahan yang telah ditemukan itu. Dengan adanya introspeksi diri, kita memperbaiki pribadi kita yang menurut kita salah atau kurang, sehingga kita menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya.
Dalam suatu kondisi ketika kita merasa diri kita di atas (bahkan jikalau di pikiran kita sepintas mengatakan “Cuma kayak gitu doang, masa dia gak bisa”) adalah dengan mengkondisikan diri kita sebagai mereka. Cara lain adalah memaksa diri kita masuk ke dunia orang-orang yang berada di atas kita. Sehingga, sesekali kita juga merasa bahwa diri kita tidak di atas, tapi ada yang lebih dan lebih lagi dari kita.
Sekali waktu pikiran yang meremehkan orang lain itu melintasi otak saya. Tapi kemudian pikiran itu harus di hapus. Lebih baik menjalin pertemanan dan jika memungkinkan saya akan membantunya.
Beberapa kali saya merasa seperti diremehkan, dan lagi-lagi saya tidak bisa berbuat atau mengatakan apa-apa. Selagi kondisi saya memang masih demuikian, saya mengumpulkan motivasi untuk kembali mengasah kemampuan diri. Sepertinya tidak ada gunanya kita membalas apa yang orang lain pikirkan tentang kita, cukup dengan mengejar masa depan kita sendiri dan tidak berhenti untuk memacu semangat untuk mengembangkan kemampuan diri sendiri.
Bagi saya sendiri, semoga tidak ada lagi pikiran demikian terhadap orang lain. Selamat mawas diri!
0 notes