Text
Selamat Kembali
Kembali aku sambut duka yang mulai merundung sedari sore tadi. Selamat menyelami tubuh yang sudah lama sendiri ini. Semoga hadirmu membuahkan lebih banyak kata agar kenanganku tak lantas begitu saja terkikis lupa.
0 notes
Quote
memimpikan engkau pagi ini membuatku tersentak sekaligus ingin lagi terlelap
1/11/18
0 notes
Quote
hidup adalah sebuah perjalanan pulang menuju kematian. maka berbahagialah dengan hidup. berdamailah dengan rasa sakit, berterimakasihlah dengan kecewa. karna ia hadir untuk melapangkan dada kita yang dirundung amarah.
0 notes
Text
memoar 2017
tak banyak yang bisa kutulis soal tahun yang telah lewat hampir duapuluh hari ini. kecewa lagi-lagi seperti makanan pokok empat sehat lima sempurna. mengisi hari-hari 2017ku hingga aku kekenyangan dan sedikit ingin muntah.
tapi bukan berarti ini hanya soal kecewa. perenungan panjang 2017 juga membuahkan sebuah pikiran baru. kesadaran bahwa aku ini maha profan, yang tak lebih benar dari sebuah senja di penghujung sore.
aku menemukan titik terendahku sebagai manusia; pengakuan kesalahan. lalu aku kembali tunduk pada sujud yang selama ini mungkin kadang aku ingkari. Tuhan yang maha benar, maha suci, dan maha pengasih. yang tak pernah lelah menunggu aku mengucapkan terimakasih di penghujung malam. entahlah apa namanya ini. aku tak bilang ini hijrah. bagiku, hijrah adalah proses, bukan hanya soal terlihat lebih baik di mata manusia.
lalu setelah Tuhan beri aku waktu untuk mencerna segala tanda di alam semesta. aku seakan tahu bahwa aku memang terlahir untuk belajar, melakukan kesalahan, dan belajar lagi memperbaikinya. bersabar menunggu segala hal baik.
dan catatan terpenting pada tahun itu; hidup adalah sebuah perjalanan pulang menuju kematian. maka berbahagialah dengan hidup. berdamailah dengan rasa sakit, berterimakasihlah dengan kecewa. karna ia hadir untuk melapangkan dada kita yang dirundung amarah.
lalu kuhabiskan 2017 dengan mengucap hamdalah. bahwa aku masih diberi nafas, keluarga yang utuh, teman yang baik, buku yang sarat pembelajaran, waktu yang panjang untuk berdoa. walau tak dapat kuraih karir yang katanya wajib bagi seorang sarjana. ah itu kan katanya, bukan kataku.
0 notes
Quote
aku memang menang, juga sekaligus kalah. aku memenangkan diriku dari khayalan semu dan kalah dalam kenyataan tak bisa memiliki kamu
0 notes
Text
Catatan
Mengapa aku kini rindu? Padahal disudut matamu itu tak pernah ada nama atau mataku. Tapi kenapa, setelah 2 tahun ku coba pelan-pelan merajut kembali asa yg dirobek tiba-tiba, mencari kembali harap yg putus pada dirimu. Kenapa aku lagi-lagi bertemu kamu? Tak berbentuk fisik yg mempunyai bayang. Kamu hadir bahkan lebih halus dari mahluk astral. Menembus kepala, lalu menyesakan kembali dada. Padahal aku hampir sepenuhnya lupa. Tak sukakah engkau aku lupa? Padahal aku saja menerima untuk tak dianggap ada. Tapi ketahuilah, bahwa luka itu memang nyata adanya. Walau aku pernah bilang tak apa, walau sempat kau tuturkan maaf yg terlambat waktunya, luka itu memang tetap menganga. Sesulit itukah berjuang lupa?
@kelaspuisi
1 note
·
View note
Text
Selesai
Kau menjelma dingin dalam hujan sore ini Mengukir genangan dalam kenangan yang pilu membiru Lalu aku lenyap dalam bayangmu Aku lenyap oleh pandang yang akhirnya berlabuh pada dermaga Namun ia tak lagi sama Bagai tak pernah ada rasa yang menjamu dada Bagai tak ada nama dalam satu dekade doa Kau surut bak genangan dimakan cuaca Lalu hadir kembali dengan bentuk yang tak lagi sama. Juni 2016.
0 notes
Text
Pulang
menjelang jumat pagi,
saat kedua mata manusia lain mulai terlelap, aku perlahan tersentak dengan gundah yang hadir tiba-tiba. seperti kanak-kanak yang takut kedua orang tuanya pergi, aku menggelar tikar diantar tubuh dan raut wajah mereka yang pias. kala tenaga tak mau juga mereda, sedangkan diri ingin segera tentram dari rasa takut, aku sekuat tenaga memejamkan bola mata yang tetiba duka ini.
jumat pagi.
aku bangun, ke kamar kecil, lalu menengguk segelas air putih dari dispenser. rasanya tak ada bedanya. kuraih ponsel yang sedang diisi dayanya, pesan temanku kubaca pertama. ia bilang ayahmu telah pulang. iya, kamu, lelaki yang hadir dalam doaku satu dekade lalu. lalu kucari dirimu di dunia maya, dan kutemukan duka di jumat pagimu.
ayahku telah pulang, katamu.
kataku, ayahmu telah pulang.
tetiba aku merasa menemui titik temu dari gundah semalam suntuk. apa itu dukamu? mengapa ia bisa mengalir hingga ke rongga dada ini?
apa itu kecemasanmu? ketakutamu akan sebuah kata pulang?
lalu mengapa aku turut merasa?
bila dapat kupinjam pepatah orang, “kalau kau sedih aku turut sedih, bila kau gembira aku turut gembira” dan kubacakan di depan wajahmu yang sendu.
namun untukku, dirimu adalah fatamorgana sempurna. maka, aku memilih untuk menulisnya, entah kelak kau akan membaca atau tidak. setidaknya aku sudah pernah bilang. bahwa aku merasa. bahkan sebelum dunia mengabariku bahwa ia telah pulang.
bersedihlah selagi kau ingin bersedih, karena bersedih adalah obat dari duka, yang perlu kau lakukan agar segera pulih. seperti aku bersedih atas dukaku padamu.
dan jangan takut, ia sesungguhnya hanya pulang, tidak pergi, tak menghilang. karna seperti kata Sapardji, “yang fana adalah waktu, kita abadi”
0 notes
Quote
melangkahkan kaki lebih jauh membuat aku makin paham bagaimana maknanya pulang
0 notes
Quote
jika kau bertanya apa kabar, haruskah ku jawab kenapa baru tanya sekarang?
0 notes
Quote
lalu saat aku ingin kamu, Tuhan kirim hujan dengan aroma yang sama seperti luka yang kau buat juga
1 note
·
View note
Text
Menikmati film dalam genggaman
menonton film rasanya menjadi hal yang tak pernah dilewatkan oleh sebagian besar manusia di muka bumi. selain menjadi media hiburan, film juga bisa menjadi visual imajinasi para penonton dan pegiatnya, tak terkecuali film-film buatan anak negeri.
film Indonesia mulai bangkit menjajahi bioskop 1 dekade belakangan ini, dengan produksi lebih dari 20 judul film pertahunnya. namun rasanya bioskop tanah air masih belum bersahabat dengan film negeri sendiri. banyak film yang harus turun layar dalam satu sampai dua minggu penayangannya. hal itu karena persaingan dengan film-film box office barat atau kurangya minat penonton film Indonesia.
sebagai orang yang masih sibuk dengan kegiatan di kampus maupun di rumah, menonton film ke bioskop menjadi hal yang langka. apalagi kalau ingin nonton film Indonesia, selalu saja terlewatkan.
sekitar 2 bulan lalu, berawal dari mendapat kuota gratis dari provider Telkomsel , saya akhirnya mendownload salah satu aplikasi untuk menonton film, HOOQ. tak hanya memuat film-film barat dengan subtitle, Hooq juga memuat film-film Indonesia dari yang belum lama tayang, hingga film lawas.
mendownload HOOQ ini sangat mudah, cukup cari di playstore lalu download. daftarnya juga gampang, cukup pakai nomer handphone aja udah bisa akses puluhan film yang ada di sini.
karena HOOQ berbasis aplikasi dalam telepon genggam, menikmati film di HOOQ juga sangat mudah dan praktis. saya biasanya nonton saat perjalanan dari rumah menuju kampus, kadang juga nonton saat mau tidur. saya tipe orang yang menjadikan kegiatan nonton jadi agenda sebelum tidur, agar bisa tidur lebih cepat. nah! HOOQ ini sangat memudahkan saya, karna lewat handphone, menonton jadi bisa sambil tiduran di kasur dengan posisi selayaknya mau tidur. beda kalau di laptop yang susah payah tengkurep dan bikin pegel.
Oiya! saat yang paling menyenangkan menggunakan HOOQ adalah Menonton kembali film Filosofi Kopi!! itung-itung mengobati kerinduan akan ketampanan Chicco Jerikho dan chemistrynya yang ciamik bareng Rio Dewanto

Selain itu, saya dari dulu pengen banget nonton film Pasir Berbisik yang sekarang ini udah gak pernah lagi diputer di televisi, dan akhirnya kesampean

selain film, HOOQ juga memuat series-series baik dari luar ngeri maupun dalam negeri, jadi bisa sekalian nostalgia series-series yang ditonton jaman sekolah dulu. dan serunya lagi ada anime juga, jadi bisa nonton bareng sama keponakan.
Dengan kualitas gambar yang baik dan audio yang jernih, menonton lewat HOOQ memang serasa nonton bioskop dalam genggaman. HOOQ ini emang kece untuk dijadikan aplikasi yang menemani kita kapanpun dan dimanapun, seperti slogannya. Dengan fitur download, kita bisa nonton film dimana saja dan kapan aja.Cukup pake headset dan play, beres!
Dini
2 notes
·
View notes
Text
Thailand: Kala mimpi tak hanya berakhir di kepala
bermimpi adalah aktifitas yang paling mengasyikan bagi semua orang. mulai dari memimpikan karir, pasangan, hingga destinasi liburan. bagi saya Thailand adalah sebuah mimpi besar yang harus dituntaskan di umur 20tahunan. thailand menjadi nomer wahid dalam list destinasi yang harus saya kunjungi dalam hidup ini, seperti tak kehabisan alasan untuk mengunjungi negara yang melahirkan film-film favorit saya.
mengenal negeri ini pertama kali lewat film Suckseed (2011) dan berlanjut menjadi fans salah satu aktor utamanya menjadi gerbang mimpi yang panjang untuk Thailand. awalnya hanya aktor-aktornya saja yang menarik perhatian saya, berlanjut ke film-film yang diproduksi oleh sineas Thailand. hingga addict pada salah satu rumah produksi di sana, GTH.
berawal dari aktor-film-rumah produksi-makanan-hingga mencintai budaya negeri yang mempunyai julukan negeri gajah putih itu merupakan kegilaan saya tersendiri. saya selalu punya kebahagian bila melihat sesuatu yang berhubungan dengan Thailand. hingga menjadikan thailand seperti rumah yang perlu disinggah untuk sekedar menikmati kesendirian dalam keramaian.
mimpi mengenai Thailand pertama kali terujud adalah bertemu Kao Jirayu. kala masih alay-alaynya sebagai fangirl, kedatangan Kao Jirayu ke Indonesia merupakan angin segar yang sudah lama ditunggu. oktober 2014 Kao Jirayu hadir ke Jakarta dalam rangka promo film terbarunya, Chiang Khan Story. dalam kesempatan itu pula, salah satu list hal yang ingin saya capai tercoret, foto bersama Kao.

berlanjut ke Juli 2015, pertemuan kedua dengan Jirayu pada promo film Joe Huang Ta Mo di La Piazza Senayan dan Grand Indonesia. dari semua event promo film Thailand selalu ada kuis/undian untuk mendapatkan paket liburan ke Thailand. selalu ikut dan selalu juga gagal.
awal tahun 2016 membulatkan tekad untuk berangkat traveling ke sana, dengan modal tiket pulang-pergi dan ajakan teman untuk join traveling di sana. namun sayag, harapan ya mungkin hanya tinggal harapan. saya gagal berangkat karena ada masalah di keluarga, serta harus mengikuti Kuliah Kerja Nyata selama sebulan di Karawang. sedih sesedihnya, uang tabungan hasil jualan online kecil-kecilan lenyap begitu saja bersama kecewa yang membiru.
awal Januari, saat memulai tahun yang masih merah ini, saya mendapat kabar bahwa ada sayembara menulis tentang maknaan Thailand di akun @yukmakancom. saya ikuti sayembara itu akhirnya, dengan penuh drama tentunya, saya berangkat ke salah satu resto Thailand di kota Bogor 3 jam sebelum sayembara ditutup.
seminggu kemudian, saat pengumumam pemenang, betapa kaget dan besyukurnya saya, nama saya tercantum sebagai salah satu pemenang yang berhak liburan ke Hua Hin dan Bangkok bersama 9 pemenang lain dan panitia penyelanggara. pada detik itu dalam hati saya bilang; Tuhan amat baik, bahkan kepada manusia lali macam saya. lalu saya sujud syukur pada saat itu juga sebagai tandai say amat bahagia.
18 Februari akhirnya tiba, dengan penuh drama lagi-lagi, saya tiba di bandara Soekarno Hatta membawa mimpi-mimpi yang saya simpan sejak 6 tahun lalu. hingga pulang lagi ke tanah air membawa haru yang masih terasa bisu.
menjejakan kaki di Thailand bagi saya bukan hanya sebuah perjalaan wisata mata, namun juga batin. menyalurkan seluruh hasrat saya yang tertunda begitu lama. dan membuat saya merenung panjang tentang “mau jadi apa saya?” “dan apa impian hidup saya selama ini?”
menikmati Thailand lewat kaca jendala mengajarkan saya bahwa bermimpi itu amat sangat indah, amat sangat harus. bahwa kita memang terlahir dari mimpi panjang seseorang, dan kita juga harus melahirkan mimpi bagi orang lain. Menelusuri Thailand juga membuat gairah menulis saya meningkat tajam. merasa ada sesuatu yang musti dibagi pada semua pemimpi agar mereka tak perlu takut lagi. agar mereka juga percaya bahwa mimpi tak hanya akan berakhir di kepala.
-Dini-

0 notes
Photo

menginjakan kaki di Thailand adalah mimpi yang selalu dibingkai setiap malam. empat hari lalu, mimpi yang hanya ku hadirkan dalam angan menjadi nyata. ternyata Tuhan selalu punya skenario indah untuk para pemimpi seperti saya :’)
0 notes
Photo




-Menikmati Thailand lewat masakan-
Bicara soal masakan thailand mungkin yang pertama kali terlintas adalah tom yam. Yup! tom yam memang salah satu makanan kebanggaan negeri gajah putih. Tom yam dalam pegertiannya merupakan sup yang isinya bisa berupa udang, ayam, maupun ikan. Di Indonesia tidak sulit menemukan makanan ini, sebab sudah terdapat beberapa gerai makanan yang khusus menjual masakan Thailand di Indonesia. Salah satunya MyThai di kawasan kota hujan, Bogor Jawa Barat.
Sebelumnya mencicipi tom yum yang ada di resto ini, saya sudah mencoba lebih dulu tom yum di acara Songkran Festival yang diadakan oleh kedutaan besar Thailand untuk Indonesia April tahun lalu. Tom yum ini memiliki cita rasa yang khas, yaitu asam pedas. Dengan bumbu rempah, cabai, sereh, daun jeruk, serta jeruk nipis, membuat sup ini menggugah selera makan, terutama bagi pecinta makanan asam dan pedas.
Di MyThai resto saya memesan tom yum seafood porsi kecil, singkong thailand, dan tentunya thai ice tea. Tom yam yang saya pesan berisi 2 potong udang ukuran sedang, potongan bakso ikan, jamur, dan kerang hijau. Rasanya? Hmm enak!! Namun, rasa tom yam yang saya makan kali ini agak berbeda dengan yang saya makan april lalu. Entah mengapa rasanya lebih Indonesia, mungkin untuk menyeimbangi lidah masyarakat Indonesia di sini. Tom yam yang pertama kali saya coba rasanya lebih asam dan pedas. Kalau disini, rasa asamnya tidak terlalu, dan kuahnya tidak lebih pekat dari tom yum saat festival songkran dulu.
Selain tom yum, ada makanan yang baru pertama kali saya coba, yaitu singkong thailand. Entah apa ini benar-benar asli dari thailand atau hanya numpang nempel nama saja, tapi jujur saya jatuh cinta dengan rasa singkong thailand yang unik ini. singkong ukuran besar yang dikukus tidak terlalu lembek, disiram dengan santan yang agak kental, hmm yummy!! Rasa gurih dan manis langsung terasa dilidah saat pertama mengunyahnya. Tekstur singkong yang lembut ditambah santan yang gurih memang suatu perpaduan yang pas untuk hidangan yang dikategorikan makanan penutup ini. Rasanya tak lengkap memakan makanan thailand tanpa meminum teh khas Thailand, Thai tea. Teh dengan warna oranye ini banyak ditemui di pusat-pusat perbelanjaan tanah air. Thai tea juga sudah dapat ditemui dalam bentuk kemasan, dan dapat diminum kapan saja, dimana saja. Jujur thai tea di resto ini kurang nikmat, seperti bukan thai tea. Namun rasa thai tea yang pernah saya minum sebelumnya memang juara. Seringkali thai tea ini disamaratakan dengan milk tea. Namun nyatanya thai tea lebih menonjolkan ke-khasan tea asal thailand. Sedangkan milk tea lebih menonjolkan rasa susu yang dicampur kedalam teh. Saking nikmatnya, thai tea juga menjadi minuman favorit teratas untuk saya.
Over all semua makanan dan minuman ini tidak mengecewakan. Dengan harga yang terjangkau oleh kantong masyarakat menengah yang ingin mencicipi masakan ala ala Thailand. Mencicipi masakan thailand membawa saya seperti menyusuri negeri gajah putih itu. merasakan ke khasan thailand dalam semangkuk tom yum, menikmati kearifan budanyanya dalam segelas thai tea, dan mengecap manisnya senyum aktor-aktor thailand dalam semangkuk singkok thailand :p. Makanan thailand sangat rekomen untuk dicicipi, rasa masih bisa diterima lidah Indonesia, dan keberagaman menu lain yang pastinya menggugah selera. Selamat mencoba, semoga suka juga ☺
1 note
·
View note
Text
Memoar 2016
Kepada tahun yang telah aku habisi dengan meratap diri.
Kepadamulah aku menyerahkan waktu yang kusia-sia merenung dalam gelap
Entah mengapa ada kesedihan yang teramat saat memulai engkau, saat aku akhirnya selesai mengemban tugas dan kembali menjadi diriku sendiri
Lalu aku berdamai dengan itu, Aku melanjutkan hidup dengan ke akuanku tanpa dipandang sebagai apa-apa.
Sejak berjalannya paruh awal tahun ini aku dihinggap rindu yang teramat akan hadirnya sebuah kasih sayang, Lantas aku mencarinya, dan ia hinggap padaku.
Sempat kuyakin benar, ku teguhkan diriku sendiri dalam alunan cinta yang menyenyakan itu, tapi apalah arti diri ini bila belum dihinggap duka?
Karena cinta yang aku kira datang padaku nyatanya hanya sebuah fatamorgana, ia hanya mimpi-mimpi panjang yang kadang lenyap bersama malam.
Di tahun ini pula, aku menyelesaikan tugasku sebagai pelajar
Aku lulus dengan nilai yang tak terlalu memuaskan
Namun aku juga lega, setidaknya ayah dan ibuku hadir juga dihari bahagia itu
Hari yang sama dimana aku merasa tersesat dengan diriku sendiri
Lalu paruh akhir tahun ini.
Ada yang tiba-tiba kembali
Kata maaf yang tak pernah ingin aku dengar
Rindu yang karam tiba-tiba terapung kembali bersama luka dan kecewa
Bukankah aku sudah lupa? Namun mengapa masih kutemu kesedihan saat kata-kata itu hadir melalui pesan singkatmu?
Aku bersikeras menolak, aku tegaskan diriku bahwa aku lelah terluka. Aku lelah berharap pada manusia
Namun keputusanku tak juga dapat membendung luka yang terlanjur kembali menganga
Ia kembali bernostalgia dengan air mata
Lantas bisakah aku menyalahkanmu? Walau kau tak melukaiku seujung kukupun?
Lalu siapa yang salah? Dirikukah yang lagi-lagi terbawa mimpi yang tak kunjung jadi nyata
Momentum lain yang menguras diri ini adalah menemuimu
Kamu yang hilang 7 tahun lalu
Yang tak pernah kutemui bahkan pandang matanya
Lalu pada bulan keenam aku menemuimu
Kita bertemu dalam suasana hangat
Tapi tak hanya kita disitu, banyak saksi yang merekam rindu satu dekade lalu
Tapi sebelum aku berangkat, menerjang gerimis yang menguyur kota kita. Aku memutuskan diri untuk tak lagi mengharapkanmu
Seperti ada kekuatan besar yang membuatku berkata “Aku Berhenti”
Karena kurasa jarak kita terlalu jauh. Kau, aku, kini tak lagi hanya soal spasi. Namun soal takdir yang pelan-pelan menegaskan bahwa aku memang mungkin tidak untuk engkau, atau mungkin engkau memang bukan untuk aku.
dan kuhabiskan malam 2016-ku dengan sibuk menyongsong pagi yang akan memuat janji-janji dan cinta yang kurasa kembali aku rindukan.
2 notes
·
View notes
Text
Temaram
Cahaya yang redup menggambar bayangmu Hembusan angin bermesraan dengan malam Melepas sedikit peluh di kening Membungkam sepi disini Entah apa yg terlintas pada pikir perempuan ringkih yang duduk tak tau akan menulis apa Ia berbaring kecil Mengusap asa yg putus pada wajah Mengerutkan bibir yg menghitam kerna asap tembakau Lalu kata itu berlalu pada matamu Menghasil baris pada puisi yg tak kunjung selesai 26 April 2016
0 notes