Tumgik
fallingtohim · 2 years
Text
THE VALUE OF FREEDOM
Akhir Juni 2022, mentor nonfiksi 30 DWC Rezky Firmansyah lewat status WhatsApp nya bertanya; momen apa yang paling membuat kamu bersyukur?
Rasanya ingin berteriak lantang "Free Financial Issue". Tapi belum bisa, karena sejujurnya saya belum sepenuhnya berada di fase itu. Masih ada beberapa kewajiban yang harus diselesaikan. Lalu saya menjawab dengan hal lain.
Mau jawab ah, momen yang paling buat bersyukur pas bisa gunting 3 credit card tahun lalu, dan dapet surat pelunasan KTA (Kredit Tanpa Agunan) tahun ini. Bismillah konteksnya bukan pamer, tapi bisa terbebas dari hutang, bener2 buat bersyukur banget.
Begitulah kira-kira pesan yang saya kirim lewat whatsapp.
Banyak orang bersorak bahagia ketika pengajuan kartu kreditnya disetujui. Limit lima juta, sepuluh juta, dua puluh juta bahkan lebih. Seolah rejeki nomplok yang datang dari langit. Komitmen awalnya, hanya akan memakai jika membutuhkan. Lalu berujung terus dan terus sampai pada batas limit akhir yang tersedia. Apalagi saat ini banyak layanan gesek tunai dengan bunga yang lebih ringan.
Tagihan menumpuk, endingnya, setiap bulan hanya mampu membayar minimal payment 10% dari seluruh total tagihan. Begitu seterusnya. Bulan demi bulan, tahun demi tahun.
Aku melihayt beberapa anak muda, dengan bangga pamer limit kepada kolega dan rekan kerja. Gesek sana sini dengan dalih dapet discount tambahan belanja di merchant MAP, restaurant, dan travelling...! Oh no, sungguh hidup yang hedonist dan berjiwa sosialita.
Well, sedikit memalukan. I've been on that phase, indeed it was not easy to survive. Ketika sudah terjatuh barulah ingat akan ajaran islam tentang betapa kejamnya RIBA. Aku perlu waktu tiga tahun untuk benar-benar lepas dari jeratan hutang yang membuat sulit untuk bernapas. Lepas apapun alasan dibalik penggunaan dana, tetap tak akan berkah jika menggunakan uang RIBA.
Itu kenapa, saat aku berhasil menggunting 3 kartu kredit tahun lalu dan pelunasan KTA tahun ini adalah momen yang paling aku syukuri. Rasanya, ini adalah kebebasan yang aku tunggu-tunggu. Bebas bernapas dan tidur tanpa rasa khawatir.
Tentang Riba. Saat ini Teknologi berkembang sangat pesat. Segala proses pinjam meminjam jauh lebih mudah. Aplikasi online menawarkan option pay later dengan iming-iming keuntungan menggiurkan apabila berhasil mengajak orang lain untuk gabung. Banyak orang terperdaya.
Temanku, dalam waktu tiga bulan terjerat hutang sebesar tiga ratus dua puluh juta. Berawal dari mengenal pinjaman online di sebuah applikasi. Hanya dengan mengisi identitas seperti KTP, KK, Slip Gaji, serta foto selfie. Walla... lima menit kemudian pinjaman masuk ke dalam rekening.
Katakan pinjaman dua juta rupiah. Dana yang masuk ke dalam rekening adalah satu juta tujuh ratus ribu rupiah. Sementara tenor dua minggu pengembalian, nominalnya adalah dua juta tiga ratus rupiah. Hitunglah, dalam waktu dua minggu bunga yang kita bayarkan sebesar lima ratus ribu rupiah.
Siapa yang mampu bertahan? Apalagi jika hidup hanya mengandalkan upah tidak tetap, yang untuk kebutuhan sehari-hari aja sulit. Saat gagal bayar meski baru satu hari, depcol sudah menyebar foto kita ke semua contact handphone. Mulai dari kalimat untuk bantu mengingatkan, dampai berujung pada kata "DICARI MALING".
Sehingga pilihannya adalah menutup riba dengan riba yang lain. Hutang menggunung, tak ada lubang yang bisa digali lagi. Nama baik hancur berkeping. Di sanalah kebebasan untuk hidup pun sirna. Semua seakan berat. Belum lagi stigma masyarakat, teman, kerabat yang cenderung menghakimi.
Temanku, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Meninggalkan kedua anaknya. Temanku yang lain, dikeluarkan dari perusahaan dengan tidak hormat.
Tragis memang, tapi ayo kita belajar.
The Value of Freedom tidak lagi bercerita tentang perang melawan penjajah atau sikap kita melawan kapitalisme. Jangan berpikir jauh kesana deh sebelum kita bisa memaknai value kebebasan untuk diri kita sendiri. Kita loh kita, coba tunjuk diri sendiri.
Saya menulis ini untuk reminder kediri saya, bagus jika orang lain bisa mememetik.
Jika belum pernah ada di fase ini, jangan memulai. JANGAN PERNAH. Catat dalam memory pakai huruf besar bertinta merah. Hidup tanpa hutang adalah KEBEBASAN.
Jika saat ini tengah berjuang untuk bebas. Jangn putus asa, terus berusaha untuk keluar, ikhtiar dan doa. Ada kalimat yang di ucapkan oleh ustadz Adi Hidayat di salah satu ceramah.
"Manusia kadang lupa, fokusnya adalah minta dikasih jalan untuk bayar hutang, dapet uang dari pinjaman. Uang... Uang... Uang... Kita lupa, yang paling penting, tobat dulu... Minta ampun sebanyak-banyaknya sama Allah."
Taubat nasuha, penyesalan, dan minta ampunan. Dari sanalah Allah akan membuka pintu rejeki dari pintu yang tak disangka-sangka. Mudah kok bagi Allah untuk membebaskan kita dari jeratan Riba. Asal kita fokus taubat, perbaiki diri, dan usaha.
Untuk yang sudah terbebas, hutangnya sudah lunas. Yok, jangan masuk lagi ke lobang yang sama. Saya berdoa, siapapun yang baca tulisan ini, dilancarkan rejekinya oleh Allah SWT.
2 notes · View notes
fallingtohim · 2 years
Text
Pengharapan dan Perjuangan
Minas Tirith, ibu kota Gondor, Gandalf - sang penyihir "putih" berdiri di benteng kota, mengawasi pasukan Saruman. Semuanya was-was menghadapi takdir. Bisakah mereka melewati ini dengan kemenangan? Atau harus mati dan membiarkan Saruman menguasai bumi? Bahkan Gandalf pun tak bisa memberi penghiburan.
"Sejujurnya, harapan kita tipis sekali," jawab Gandalf ketika ditanya apakah mereka punya kesempatan untuk menang. "Tapi jangan takut dengan kematian. Itu hanya awal dari suatu pengharapan baru."
Adegan dialog di awal tulisan ini sengaja diambil dari salah satu bagian kecil dari film The Lord Of The Ring: The Return of The King. Gandalf mungkin sedang bermaksud membangkitkan semangat perlawanan bangsa Gondor. Tapi sebenarnya kalimat yang sangat sederhana itu bisa menjadi renungan kita semua.
Jika kematian saja bisa diartikan sebagai awal pengharapan baru, mestinya buat kita yang masih hidup selalu ada begitu banyak pengharapan. Jika harapan sudah hilang, tak ada gunanya lagi kita hidup.
Kimi Raikkonen boleh jadi tidak menyimak kalimat Gandalf karena dia justru telah memahaminya. Oh iya, Kimi adalah pembalap F1 idolaku dulu. Aku ingat disatu waktu, peluang Kimi untuk menjadi juara dunia sangatlah kecil. Ketika itu Kimi harus start di posisi 8 dan harus finish di urutan pertama sembari berharap Schumi, pesaingnya gagal finish. Situasi sangat sulit, bahkan perjuangan dirasa akan sangat mustahil.
Meski demikian, dia tetap optimis. "Memang benar, posisi 8 bukanlah posisi ideal, dan saya tidak bisa merubah cuaca. Yang bisa saya lakukan adalah berjuang sampai garis finish."
Aku sangat menyukai kalimat itu, nuraniku tersentuh ketika mendengarnya. Setiap malam aku selalu merenungi untuk memahami makna yang tersirat. Bahwa dalam kondisi sesulit apapun, kita harus tetap optimis dan punya pengharapan.
Sebagai seorang manusia, aku pernah kehilangan asa. Beberapa tahun lalu saat aku dihadapkan pada kegagalan dan penghianatan. Ini bukan tentang kisah cinta dua orang insan, tapi lebih ke hancurnya kepercayaan. Lalu ibu memberikan sebuah nasihat sederhana yang luar biasa.
"Hidup adalah perjuangan, kamu harus menyadari bahwa satu-satunya pilihan adalah menang dari keterpurukanmu," ucap ibu.
Seketika aku mengingat kembali kisah Gandalf dan kata-kata Kimi Raikkonen. Kutonton beberapa film inspiratif yang bisa memacu semangatku untuk bangkit seperti The Shawnshanks Redemption dan Forest Gump. Semangat juangku kembali.
Kahlil Gibran dalam bukunya yang berjudul "Sang Nabi" atau "The Prophet) menuliskan; Keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi. Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan..."
Tulisan ini kutujukan untuk kalian yang saat ini terpuruk dan seolah hilang harapan pun enggan untuk berjuang kembali.
Kimi Raikkonen akhirnya berhasil menjadi juara dunia berkat perjuangan dan optimisme yang dia punya.
Lalu bagaimana akhir cerita The Lord Of The Ring; The Return Of The King yang aku bahas di awal tulisan tadi?
Bangsa Gondor akhirnya memang bisa lepas dari cengkraman kekuatan jahat Saruman. Frodo dan Sam sukses menghancurkan cincin The One. Tapi bukan itu inti ceritanya.
Trilogi The Lord of The Ring sebenernya mau bercerita tentang sebuah harapan yang tak boleh hilang dalam situasi sesulit apapun. Karena harapan itu yang menjadi pematik sebuah perjuangan. Jika saat ajal mendekat saja masih ada pengharapan, apalagi kita yang masih hidup?
#30DWCJilid38
1 note · View note
fallingtohim · 2 years
Text
PENJARA DAN HARAPAN
Di salah satu dinding penjara batu dengan arsitektur kuno bergaya Amerika. Red dan Andy terlibat dalam satu perbincangan serius. Raut wajah mereka menggambarkan rasa lelah dan putus asa. 
“Menurutmu, kau bisa keluar dari sini?” tanya Andy pada Red.
“Aku?”
Red menghela napas panjang. “Suatu hari nanti, bila aku sudah punya jenggot putih panjang,” ucapnya dengan tatapan mata kosong. 
30 Tahun Red meenjadi penghuni penjara yang terletak di kawasan OHIO, Amerika ini. Penjara yang terkenal hanya dihuni oleh narapidana kelas kakap, atau tingkat kejahatan tinggi.  Harapan untuk menghirup udara bebas perlahan mulai terkikis.
Sama halnya untuk Red. Setiap kali ada kesempatan interview dari pemerintahan dan kepolisian untuk pengurangan tahanan atau grasi. Hasilnya, selalu adalah stamp REJECTED. Artinya, Red Masih harus tinggal di penjara.
Lambat laun, baginya, penjara adalah rumah. Hidupnya bergantung pada dengan segala aktifitas di dalam penjara. Sel tahanan yang sempit, jatah makan yang tak layak, dan kekerasan. Semua menjadi terbiasa. Bahkan ia take bisa membayangkan lagi, akan menjadi apa ketika bebas nanti.
Di penjara inilah Red bertemu dengan Andy, seorang Bangker yang menjadi tertuduh atas pembunuhan istrinya dan selingkuhannya. Andy yang terlihat tenang, dengan penampilan rapi. Di balik pembawaanya, tak seorangpun paham bahwa Andy telah mempersiapkan jalan keluar. 
The Shawshank Redemption, judul film yang paling aku ceritakan. Entah sudah berapa puluh kali aku menontonnya. Aku ingat setting, alur, pakaian yang dikenakan, dan detail kecil lainnya.  Faktanya film ini memang sangat berkualitas dan sampai sekarang masih memegang rekor tertinggi di IMDb. Cerita dengan setting area Penjara di daerah OHIO Amerika Serikat.  
Film ini sangat inspiratif dan banyak nilai-nilai positif yang bisa kita petik. Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil diantaranya:
Konsisten, Andy memiliki keinginan untuk mendirikan perpustakaan yang layak di penjara, namun keterbatasan biaya adalah penghalang. Dia berkomitmen akan mengirim surat seminggu sekali ditujukan kepemerintahan agar mendapat bantuan. Perlu waktu enam tahun untuk dia mewujudkan. 
Tak Banyak Bicara, Sibuklah Bekerja. Kurang lebih itu yang dilakukan Andy, secara diam-diam dia berhasil membangun terowongan untuk dia lari. Dengan peralatan seadanya. Akhirnya 20 tahun kemudian, terowongan itu adalah jalan untuknya keluar.
Jangan Pernah Kehilangan Harapan. Harapan ini adalah nyawa dan moral utama film ini. Harapan ini yang mengubah keputus-asaan Red sehingga tidak memilih jalan seperti Brooks yang mati bunuh diri setelah terbebas dari penjara yang mengurungnnya selama setengah abad. Harapan ini yang membawa pertemuan kembali dua orang sahabat di tempat tanpa kenangan dan rasa sakit. 
"Ingatlah Red, harapan adalah hal yang baik, mungkin yang terbaik, dan tidak ada satu hal baikpun yang pernah mati,” ucap Andy.
Penjara bukanlah tempat yang kondusif, namun jika tidak ada harapan artinya kita mati lebih awal. Bagaimana dengan kalian? adakah yang saat ini sedang berputus asa? atau di situasi yang tidak bersahabat. 
Cobalah tonton The Shawshank Redemption. You will get a new insight to survive. 
0 notes
fallingtohim · 2 years
Text
ALPHA FEMALE
Beberapa bulan yang lalu, aku mengikuti training leadership yang sebagian besar trainee dari posisi managerial. Hal ini diambil sebagai langkah atau strategi perusahaan dalam membangun pilar-pilar demi tercapainya visi dan misi perusahaan. 
Leadership sendiri memiliki arti kepemimpinan, yaitu salah satu fungsi management untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengawasi orang lain untuk menyelesaikan tugas agar Key Perfomance Indicator (KPI) tercapai. 
Lewat serangkaian test dan interview, aku termasuk dalam kategori Alpha Leader. Sesungguhnya aku tidak menyebut diriku sebagai Alpha Leader atau Alpha Female. Kesannya, ambisius dan sangat suka berkompetisi. Didalam pikirannya adalah prestasi dan kemenangan. Lainnya hanyalah sebagai pelengkap. 
Berbicara tentang kemenangan, apakah itu suatu keharusan bagi seorang Alpha? Mungkin bukan keharusan, tapi itu adalah goals yang (harus) dicapai. Berkaca pada teori Abraham Maslow tentang hirarki kebutuhan. Pertama adalah kebutuhan Fisiologi, lalu dilanjutkan rasa aman, kebutuhan sosial seperti kasih sayang. Mungkin banyak orang sudah cukup puas dengan ketiga hal diatas. Tidak bagi Alpha, masih ada dua kebutuhan lain yang yaitu self esteem (penghargaan) dan actualisasi diri. Kedua hal itu umumnya bisa didapat karena prestasi dan victory. 
Apa positifnya menjadi seorang Alpha Female? well, tipe perempuan alpha sepenuhnya sadar akan kapasitas dirinya, memiliki goal yang jelas, paham akan apa yang diinginkan dan terkadang tidak mengijinkan dirinya didikte oleh orang lain. Sedikit angkuh dan sombong, apalagi banyak perempuan alpha yang faktanya mampu menjadi seorang pemimpin. Positifnya, kita bisa influence kartini-kartini muda untuk berdikari lewat woman leadership. 
Namun, tetap ada sisi negative yaitu stigma. Stigma masyarakat indonesia yang masih mendiskreditkan bahwa alpha female tidak bisa diatur bahkan pada kehidupan pribadinya. Well, menurut kalian bagaimana? 
0 notes
fallingtohim · 2 years
Text
SIAPA LEBIH PENTING?
Ijinkan saya bertanya. Kira-kira dalam sebuah perusahaan dengan beragam roles yang ada di dalamnya. Katakanlah saya beri beberapa pilihan:
HRD Manager dan tim, yang mana tugas dan tanggung jawab mereka dari mulai merekrut karyawan sesuai requirement user, providing training, payroll, menjaga hubungan industrial, dll.
Finance Manager dan Accounting. Mereka berbicara tentang cashflow, payment, juga asset management.
Operational Manager bersama tim produksi. Kita percaya bahwa departement ini memiliki member terbanyak. Sebagai mata tombak produksi yang merakit raw material menjadi produk jadi.
Quality Manager dan tim yang memastikan kita memberikan kualitas produk terbaik dari kedatangan raw material, produk setengah jadi, sampai produk jadi. Mereka adalah departement yang berhak menghentikan proses produksi, apabila hasil yang diproduksi tidak sesuai dengan spesifikasi.
Shipping Team, dimana mereka mengatur schedule container, booking vessel, dll.
Siapakah yang lebih penting?
Pernah tidak di satu kondisi, saat terjadi permasalahan. Masing-masing departement menuding departement yang lain. Seolah olah berlomba bahwa ini bukan kesalahan saya. Kalau sekedar domino effect, masih lumayanlah karena pada akhirnya ketemu juga akar permasalahannya. Lalu bagaimana jika permasalahan itu berputar dan tak ada pergerakan?
"Kalau tidak ada saya, gak kelar masalah ini."
Kata-kata yang sangat tendensius sering sekali terdengar. Seolah kita lupa, bahwa perusahaan itu adalah satu rantai yang saling berterkaitan. Tidak ada yang lebih penting. Semuanya memberikan fungsinya masing-masing.
Dan disinilah dimana kedewasaan kita dalam bekerja dilihat. Bagaimana cara menyikapi permasalahan, dan bagaimana caranya membawa pada forum. Fokus pada root cause, action plan, dan eksekusi. Time bond sangat penting, karena setiap waktu tunggu adalah kerugian.
Ada banyak tools yang bisa kita gunakan untuk penyelesaian masalah pada lantai produksi. Gemba, Kaizen, VSM, Lean Six Sigma, dll. Jika belum begitu paham, coba upgrade skill dengan mengikuti seminar ataupun sertifikasi.
Tapi lepas dari tools di atas. Ada satu kunci yang akan membantu sekali dalam penyelesaian masalah, yaitu KOMUNIKASI.
Well, tell me! bagaimana cara kalian menyelesaikan masalah di tempat kerja?
#30dwcJilid38 #day4
0 notes
fallingtohim · 4 years
Text
Pernah,
Aku dan kamu terikat pada takdir yang mengantarku hanya pada sebatas kata "Pernah"
0 notes
fallingtohim · 4 years
Text
AKU HAMIL
Matahari baru saja terbit saat kedua mataku terbuka menyapa pagi. Seperti biasa, hal pertama yang aku cari adalah handphone. Membaca deretan berita tentang pandemic Covid-19 yang menerpa dunia. Kemudian membuka pesan what's app yang mungkin terlewat atau dikirim saat aku terlelap.
Pagi ini tak biasa, mataku terpaku pada satu pesan yang dikirimkan seseorang dari facebook massanger
'Nd4h...'
Sebaris nama facebook yang telah berganti tak membuatku gagal mengenali siapa pengirim pesan tersebut. Air mataku menetes, itu kamu... gumamku. Jari-jemariku menari merangkai kata untuk membalas pesanmu. Sampai berakhir pada satu baris singkat "Hi" dan kukirim. Namun gagal! Pesanku tak sampai. Bahkan aku tidak bisa membuka profil facebookmu.
Ingatanku kembali pada tahun 2004
"Hi, Namaku Raka dari Bandung. Aku ingin kenal kamu lebih jauh, boleh?" Sapamu sembari tersenyum manis.
Pertemuan pertama yang kamu sengaja setelah mendengar suaraku beberapa kali lewat siaran radio swasta. Kecerdasanmu dan candaanmu yang garing membuatku terlena dalam rasa nyaman.
Aku melupakan fakta bahwa kamu adalah seorang pecandu narkotika. Tidak pernah sedikitpun takut terbersit di hatiku untuk takut dekat denganmu. Kita berbicara tentang musik dari mulai gitaris Joe Satriani sampai penyanyi sekaliber Kurt Cobain.
Kamu selalu menjadi orang pertama yang selalu ada saat aku menangis, dan berhasil membuatku tertawa terbahak setelahnya. Watakku yang keras tak membuatmu gentar untuk meluluhkan amarahku saat kita bersiteru.
Caranya mudah, mainkan aku satu lagu dengan petikan gitarmu. Kita bernyanyi bersama dengan saling bersandar
"Snow is falling from the sky...
in the middle of july
Sun was shining in my eyes
again last night..."
Ingatkah, lagu itu adalah jiwa kita. Lagu yang dibawakan oleh Shades Apart bisa dibilang sebagai soundtrack persahabatan kita.
Sahabat? Apakah itu sebutan atas hubungan kita? Aku rasa lebih. Hanya, tidak pernah terungkap sampai cerita demi cerita terlewati pada tahun-tahun berikutnya.
2006, saat aku berlibur ke malang. Mendengarkan satu lagu yang berjudul Timeless dari Radio Kali Maya Baskara dari kos-kos an dekat dengan ITN. Kamu adalah orang yang mengirimkan lagu itu.
Selama ini, aku membiarkan dunia menganggap bahwa Timeless adalah lagu yang mengingatkan aku pada Bayu, lelaki yang baru saja mengikatku menjadi seorang kekasih. Tidak, itu mengingatkanku pada kamu, Raka. Orang yang selalu ada disaat orang lain menghilang.
"Apakah kamu mencintai Bayu?, aku tidak suka dia" ucapmu.
Aku mengangguk dan berkata tegas, "yah, aku sangat mencintai Bayu, dan aku tak pernah mencintai seseorang sedalam ini. Bayu bisa buat hatiku berdebar. Bayu adalah orang pertama yang sanggup memenuhi ruang hatiku dengan berbagai rasa"
Lalu kamu dengan bijak memberikan ruang, "Dia pasti tidak akan suka jika melihatmu dekat dengan lelaki lain. Namun jika sampai membuatmu menangis. Datanglah padaku. Aku akan membunuhnya"
2007, hubunganku dengan bayu mulai memasuki fase yang berbeda. Frequensi bertengkar kami lebih sering dari biasanya. Aku menyadari, kesibukan Bayu yang lagi cinta cintanya dengan pekerjaan barunya. Menggeserku sebagai prioritas yang juga butuh komunikasi intens.
Disanalah celah terbuka untuk kita kembali sebagai seorang teman bercerita. Ah Raka, aku senang akhirnya kamu memutuskan untuk berpacaran dengan seseorang. Aku juga tidak segan bercerita tentang bagaimana aku dengan Bayu.
Sampai suatu malam, aku menangis terisak di telpon. Pukul 00 dini hari.
"Ka, aku hamil gimana ini aku hamil. Aku takut... orang tuaku pasti akan marah"
Kamu panik, berusaha menenangkan aku dan memintaku untuk tidak mengambil tindakan apapun.
"Sama Bayu?" Tanyamu dan aku mengiyakan.
Aku menjelaskan padamu, bahwa Bayu pergi dan tidak mau bertanggung jawab. Dia tidak mengakui bahwa ini adalah anaknya.
Malam itu, kamu menemaniku menangis. Raka, kamu sungguh baik. Kamu mengatakan akan mencari Bayu sampai dapat. Dan aku yakin, kamu tidak akan menemukannya.
Keesokan harinya, seusai magrib. Kamu menelponku. Sebaris kata yang yang membuatku terkejut, keluar dari bibirmu.
"Nd4h, aku adalah ayahnya, jadi aku akan bertanggung jawab. Jangan pernah berpikir untuk menggugurkan, ayo kita menikah. Ayah mau ngomong sama kamu..."
Telepon berpindah, suara yang demikian bersahaja seketika membuatku menangis penuh rasa penyesalan.
"Nak, jangan khawatir lagi, Raka akan bertanggung jawab. Telepon orang tuamu, besok ayah dan dwi akan datang untuk melamarmu. Kalian harus menikah secepatnya, biar Ayah yang akan belikan tiket pulang."
Seketika... bumi tak lagi berotasi. Semuanya terhenti. Aku telah melakukan kesalahan terbesar. Aku tidak hamil, dan hubunganku dengan Bayu baik-baik saja meski jarang bisa bertemu seperti dulu.
Betapa bodohnya kamu yang mempercayai perkataanku. Bahkan memutuskan bertanggung jawab atas dosa yang tidak pernah kamu lakukan. Lalu pacarmu? Kamu gila, sangat gila.
September 2007, kamu berdiri didepan pintu kamarku. Pertama kalinya aku melihat kamu menangis. Pertama kalinya kamu berteriak dengan intonasi yang keras.
Fakta yang baru kuketahui saat itu, kamu adalah satu-satunya lelaki yang mencintaiku sedalam itu. Kamu mengingatkanku pada kebersamaan yang tak pernah kusadari itu teramat sangat berarti.
Senja itu, kubiarkan kamu memeluk dan mengecup bibirku untuk pertama dan terakhir kalinya. Lalu kamu menghilang seperti buih tersapu ombak dilautan. Kamu benar-benar menghargai keputusanku untuk tetap bersama Bayu.
April, 2020
Raka,
Semalam kamu menghubungiku, tanpa memberi celah untukku berbagi kabar. Aku hargai keputusanmu. Aku yakin kamu melihatku dari tempat yang tak kuketahui. Lihatlah aku bahagia dan baik-baik saja. Maka, tetaplah disana seperti bayang yang tak mampu kulihat.
Aku ingin menyimpanmu dalam sebuah cerita terindah di sebagian sisi hatiku. Seperti halnya Milea yang menyimpan cerita tentang Dylan meski dia telah bertunangan. Seperti Rose yang menyimpan rapi cintanya pada Jack meski sudah beranak cucu.
Biarlah tetap indah, seperti lagu yang selalu kau mainkan untukku, dulu.
#Cerpen #LoveStory
0 notes
fallingtohim · 4 years
Text
Waktu, berhentilah...
"Waktu, berhentilah..."
Aku ingin kembali kepangkuan ibu
Untuk menghirup, tenangnya udara saat tangan itu memelukku
"Waktu, kembalikan aku..."
Aku ingin melihat gurat wajah itu
Tersenyum terpaku, menatapku dan membelai manja rambutku
0 notes
fallingtohim · 4 years
Text
#Rindu
Seketika, aku rindu pada cerita saat putih biru melekat di tubuhku. Aku mengenal satu sosok berparas ayu dengan kacamata yang ia kenakan. Rambutnya panjang berkepang dua. Tutur bahasanya lembut dan sopan. Pembawaannya yang tenang selalu mampu meredam jiwaku yang meledak-ledak. 
Mamak selalu bilang, Fiqri itu ayu dan sopan, mamak suka. Dan akupun setuju, dia juga favorite ku. Tidak hanya dia, namun juga keluarganya. Entah berapa banyak waktu yang kuhabiskan di rumah keluarga sederhana itu. Sepulang sekolah disaat lelah. Menikmati segelas air kendi yang tak kudapatkan ditempat lain. Encu, sering memasak sayur kelor kesukaanku, bahkan sampai saat ini ketika aku pulang ke Bali, selalu menawarkan menu special ini. 
Oh iya, ada satu cerita, pernah Bapak menanyakan, “Nak, kamu kalau ndak ngabisin waktu di rumah Ima, pasti di rumah Fiqri. Mereka itu temen-temen deketmu?”
Aku menjawab, mereka adalah orang-orang special buat aku. Bersama ima aku belajar mandiri, dia tau semua lukaku, dia bisa membuatku tertawa, dia tau saat aku menangis. Bersama Fiqri aku belajar memahami agama, belajar sabar, belajar ikhlas. Dimataku, keluarganya adalah panutan. Begitu sederhana dan menjadikan agama sebagai landasan, dan sholat adalah kewajiban. 
Seketika, aku rindu cerita saat putih biru melekat di tubuhku...
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
50 Exemplar Pertama
30 Days Writing Challenge jilid 17 adalah pertama kalinya aku berhasil membuat draft utuh satu karya dan menjadi buku yang berjudul “A Journey To Find Home”
Awalnya, sebelum memutuskan untuk release buku, banyak sekali pertimbangan-pertimbangan yang masuk. Negative thinking muncul akibat obrolan dengan teman-temanku yang jelas tidak menyukai dunia lieterasi.
“Inda, don’t waste your time. Kamu sudah menghabiskan banyak waktu untuk pekerjaanmu dan project-projectmu.” 
Itu benar, keseharianku yang berkutat  dengan dunia engineering dengan project tranformasi ke technology 4.0. Pasti bakal sangat berat jika harus diimbangi dengan kegiatan lain. 
“Inda, C’mon kamu bercerita tentang technology 4.0 but still talk about book, semua bisa digital. Minat baca Indonesia kurang, orang gak perlu beli buku sudah bisa mendapat bacaan berkualitas." 
Benar juga, buktinya surat kabar sudah mulai ditinggalkan. Banyak majalah, memilih ke jalur online. Munculnya platform seperti webtoon, wattpad, storial.co, dll termasuk salah satu faktor Kenapa buku fisik mulai di tinggalkan.
Keraguanku bertambah ketika aku melakukan survey dan  interviewed para penulis yang menempuh jalur indie. Bisa tidak menulis itu dijadikan sebagai masa depan? Tau tidak faktanya? Kebanyakan penulis pemula yang kutanya berkata, tidak!
Kenapa? Ada yang mengatakan, rugi secara finacial, sudah membayar ongkos terbit tapi hanya laku 10 sampai 15 eksemplar. Setelah buku kedua, kemudian malas untuk menerbitkan  karya lagi. 
Ada yang mengatakan, meski tidak rugi. Secara penjualan, masih tidak mencukupi untuk menunjang kehidupan. Jadi menjadikan penulis bukan sebagai profesi, melainkan hobby. Make sense, aku setuju. Bahkan sekaliber Ika Natassa aja masih berprofesi sebagai Banker.  
Aku mencoba menepis pemikiran-pemikiran diatas, dan tetap bertekad BUKU FISIK HARUS TERBIT. Akhirnya aku memutuskan menerbitkan di Penerbit Vamedia, milik salah satu fighter #30DWCJilid17. Bukuku adalah proyek pertaman Vamedia. Aku ingin tumbuh bersama sebagai sesama pemula.
Lalu mulai kususun strategi marketing.  Target penjualan cetakan pertama adalah 30 eksemplar saja. Kuterapkan strategi pertama dari teori marketingku, hasilnya lebih! 50 eksemplar terjual dalam 5 hari di batch pertama dan akan  dikirim ke Batam, Bali, Bogor, Tenggerang, Sidoarjo, dan Banjarmasin. 
Batch kedua belum kami buka, tapi sudah mendapat pesanan 21 buku versi bahasa inggris, dan 5 eksemplar bahasa Indonesia. 
Bukan angka yang besar mungkin, tapi setidaknya angka itu membuat aku dan pihak penerbit optimis, bahwa kita bisa menjual lebih. Apalagi target keseluruhan yang ku set up adalah 200 eksemplar. Masih jauh untuk mencapainya.
Apakah bukuku bagus? belum tentu, baru akan tau setelah cetakan pertama sampai ke tangan teman-teman semua. Tapi dalam hal strategi marketing, bolehlah jika diterapkan untuk mempromosikan buku sendiri. 
Balik lagi kepertanyaan “Apakah menulis bisa dijadikan sebagai masa depan?”
Rezky Firmansyah selaku inisiator 30DWC menjawab: 
“Honestly bisa. Tapi mesti kreatif. Kalau hanya kuat-kuatan royalti secara mainstream sih sulit.”
“Coba deh amati proses @marchellafp di @nkcthi dan @ktbb.ktbb Dia bukan hanya menjual buku dan dapat royalti. Saya melihat ini tentang gagasan, solusi, bahkan sistem yang dibuat. Bayangkan, buku @ktbb.kttb dijual di toko buku kecil. Bukan hanya di Gramedia dan blibli. Untuk apa coba? Nah itulah yang dia perjuangkan.” 
Buka link berikut: 
https://www.instagram.com/p/Bx7E5UMnfIH/?igshid=wt3pd47tlz2j
Yes! Tottaly agree dan pemikiran itu yang menari-nari di otakku. Harus kreatif! Buku NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini). 200 lembar isinya quote semua dengan gambar, laku keras di pasaran. Karena apa? Strategi! Strategi yang tidak mengabaikan kualitas. 
02 Juni 2019, aku tutup order A jurney To Fine Home batch pertama disusul oleh meeting singkat lewat whatsapp bersama Penerbit Vamedia. Merombak beberapa hal, dan menambahkan strategi baru.
Strateginya apa? Nanti dulu, kami coba menjalankan,  jika berhasil akan kita bukukan. Jika tidak, kami tidak merubah atau menurunkan goalnya, melainkan evaluasi dan update trus strateginya.
Bagian terpenting dari strategi tersebut adalah Jangan pernah menjual untuk rugi. Selain target penjualan, kamu wajib menghitung royalti (pakailah teori probabilitas), hitung semua pengeluaran termasuk kertas yang kamu pakai pada packaging. Lalu berusahalah menutup semua biaya tersebut.
Pesan untuk pemula 30DWC:
Pertama, bangun kebiasaan menulis, sambil belajar membuat tulisan yang makin berkualitas. Bertanyalah pada mentor, bagian mana yang bisa di improve.
Kedua terbitkan karyamu, its oke karya pertama sebagai pengalaman. Karya setahnya harusnya lebih matang dong.
Ketiga dan ini penting be creative and innovative to sell out your product. Lebih kerennya, kalau kamu berhasil menyusun strategi di tahapan yang kedua. Jadi saat buku terbit, kamu sudah bisa langsung aksi.
Terakhir, kalau kamu ingin bukumu mendapat banyak support. Yuk, mulai dari diri kamu sendiri, support hasil karya teman-temanmu. Kalau ada rejeki lebih, beli bukunya. Kalau nggak, bantuin promo. Simple, but it has meaning for others.
Nah, yang masih mau beli "A Journey to find home" boleh contact IG saya di @IndaBali atau @vamedia.id
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
Sesekali, merenunglah...
Sekali saja dalam hidup, coba renungkan
Bagaimana kamu melewati harimu?
Kau gunakan apa kedua tanganmu?
Apakah membantumu mewujudkan kebaikan?
Kemana kakimu melangkah?
Pergikah kamu melangkah ke majelis ilmu?
Datangkah kamu menuju masjid saat adzan berkumandang?
Lalu kedua binar matamu... apa yang kamu lihat?
Masihkah kamu menatap mata sang adam?
Masihkah kaugunakan untuk mengagumi sang hawa?
Memantaskan pujian, yang harusnya masih engkau pendam
Begitu juga telingamu, apa yang kau dengar?
Masihkan pergunjingan menjadi topik yang menyegarkan?
Menghalalkan Ghibah dalam kedok silaturahmi
Sekali saja dalam hidup, coba renungkan
Allah menugaskan malaikat untuk berjaga penuh di sampingmu
Jangan kamu biarkan malaikat Atid bekerja lebih keras dibanding malaikat Roqib
Tidak takutkah kamu? sewaktu-waktu malaikat Izroil datang untuk menyapa?
Sementara Jannah, tak mungkin ditukar dengan dosa
Sekali saja dalam hidup, coba renungkan
Lakukan kontemplasi dalam diri
Gunakan lubuk hatimu yang paling dalam
Untuk bermunajat dan muhasabbah dalam diri
Kelak, bukan mulut ini yang akan memberi pembelaan
Melainkan tangan dan kakimu berbicara
Seluruh tubuhmu menjadi saksi
Seperti apa kau gunakan raga ini
#30DWCJilid18Day29
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
Berlarilah, percepat langkahmu!
Apa makna  akselerasi? Berdasarkan KBBI, akselerasi memiliki makna percepatan, atau mempercepat proses. Apa sih yang harus di percepat? Tentu satu kebaikan, satu hal yang bisa mendatangkan manfaat. 
Tanya deh dirimu, Ramadhan kali ini, kebaikan apa yang sudah kamu lalukan?
Ikut temen-temen ke panti asuhan
Bagi-bagi takjil di lampu merah
Ikut gerakan ngumpulin donasi
Kegiatan tersebut sangat baik dan bermanfaat. Tidak ada yang salah sama sekali. Nah, yang jadi PR terbesarmu adalah, amalan apa yang akan kamu teruskan meski ramadhan telah berlalu? Proyek akhirat apa yang kamu akan persiapkan?.
Apakah ini menjadi satu keharusan? Ingatlah, di dunia ini yang kita cari? Bumi hanya tempat persinggahan sementara. Satu-satunya tempat kita menabung amalan. Gak ada tempat lain lagi.
Tentukan project nya, breakdown prosesnya, lalu lakukan langkah nyata tidak hanya sekedar niat. Jika sudah menemukan, percepat prosesnya. Akselerasi itu penting. Karena tidak ada yang menjamin, esok kita masih berada di dunia ini.
Pemikiran ini, aku bawa ke dalam percakapan dengan teman-teman kantor, beberapa hari sebelum ramadhan datang. Oh iya, Aku bekerja di perusahaan dengan budaya Kristen yang kental. Meski, karyawan yang beragama islam mencapai angka 500 orang.
Sedihnya, tidak ada majelis taklim yang berdiri kokoh seperti di kedua perusahaan besar tempatku bekerja sebelumnya. Sehingga, jika fasilitas kurang untuk beribadah, bukan salah manajemen. Tapi kitalah yang tidak berinisiatif untuk menggalakkan.
Tanpa menunggu lama, hari itu juga aku memanggil beberapa orang, dan menuliskan beberapa proposal yang hafus segera di lakukan:
1. Tambahkan mushola di belakang perusahaan, sehingga ketika shat tidak perlu jauh-jauh berjalan dan antri di mushola depan.
2. Bagi-bagi takjil kepada semua karyawan tidak peduli agama apapun, sumber dananya dari kita-kita.
3. Dirikan kembali majelis taklim, jangan mikir lembur terus, seminggu sekali adakan kajian rutin.
Alhamdulillah, poin nomor satu dan dua terwujud dengan cepat. Semua bahu membahu membantu.
Semuanya memang harus bermula dari inisiatif, niat yang kuat, lalu berlarilah kawan, percepat langkahmu menuju kebaikan.
Aku yakin, di tempatmu masing-masing, banyak peluang kebaikan yang memungkinkan kamu untuk turut andil di dalamnya.  Sambil terus menerus berdia. Seperti do'a nabi Ismail seusai membangun Ka'bah.
"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang maha mendengar, lagi maha mengetahui"
(QS. Albaqarah: 127)
#30DWCJilid18Day28 #Squad2
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
Berubah yang tidak berubah
Ada satu pengalaman berkesan pada Ramadhan tahun 2019 ini. Suatu hari, entah mengapa beban pekerjaan tidak hanya berimbas pada kelelahan fisik, melainkan hati. Pikiranku terjejali pada setumpuk report yang belum usai, target yang belum tercapai, dan ekspektasi perusahaan yang besar. 
Benarkah ekspektasi perusahaan yang besar? atau mungkin memang karena ketidak mampuanku? Pertanyaan itu terus terulang dalam otakku. Sampailah satu pesan dari sahabat berhati baik melalui whats app: 
“Ketemu di  masjid Sukajadi yuk, sesekali kamu pulang on time, agendakan waktumu buat ibadah, jangan  diluangkan.” 
Ibaratnya, jika kita mengatakan luangkan waktu, artinya adalah jika ada sisa waktu. Itu salah! jelas salah. Seharusnya agendakan, jangan hanya asal berpedoman pada, ah, yang penting 5 waktu terkejar. Itupun telat-telat. 
Sesampainya di Masjid, menjelang magrib. Aku dan temanku memilih serambi samping sebagai tempatku berbincang. Menatap santri yang duduk diatas hamparan rumput hijau sembari membaca alqur’an. Menatap indahnya langit biru dengan bintang yang yang berarak. 
“Nda, transformasi apa yang sudah kamu capai di ramadhan tahun ini?” 
Aku diam sejenak, sebelum akhirnya menjawab, “sholat tepat waktu, baca alqur’an... ya standard  lah.” 
“Itu adalah perubahan yang tidak berubah, setiap ramadhan selalu seperti itu. Bahkan di usiamu yang sekarang ini. Masa, perubahannya gak naik kelas. Sekarang berubah, lepas ramadhan balik  lagi, lalu ramadhan depan diulang lagi.” 
Setelah kupikir-pikir, benar juga apa yang dikatakan, setiap tahun selalu sama seperti ini. Dan aku yakin, banyak sekali yang sealiran dengan aku. Berubah yang tidak berubah.
“Coba niatkan, buat perubahan yang berjenjang. Misal, ramadhan ini perbaiki pakaian. Mau sampai kapan pakai jeans begitu? Tahun depan, belajar untuk tidam salaman dengan yang bukan muhrim, harus ada progress dalam hijrah. Apalagi kalau berhasil mempercepat progres tersebut, itu baru namanya transformasi.” 
Aku merenungkan setiap ucapan temanku. Sepenuhnya adalah benar. Mungkin ada maksud lain dari rasa  lelahku, sehingga Allah ijinkan aku berada di sini saat ini. Waktu yang biasanya sebagian kuhabiskan di perusahaan.
Untuk berubah tentu tidak mudah, semua harus muncul dari niat yang terdalam. Semoga, ramadhan tahun inu benar-benar menjadi momentum dimana perubahan itu bisa naik kelas.
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.”. (HR.Bukhari : 52)
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
Mokel atau Motel
Pernah mendengar istilah mokel atau motel? Yaitu disaat berpuasa diam-diam kita membatalkan. Ada yang pernah mengalami hal ini? ⠀
Aku Iya, puluhan tahun yang lalu. Saat-saat awal berpuasa. Cerita wudhu, tapi meminum seteguk air. Ceritanya tidur siang nutup muka pakai selimut, tapi dibalik itu ada snack dan bisquit. ⠀
Selalu ada cara untuk, meloloskan mokel tersebut. Itukan kehidupan masa kecil. Lalu bagaimana setelah dewasa? Masih adalah seperti itu?⠀
Faktanya pasti ada, dengan alasan yang sedikit bagus lah ya. Contoh, gak.puasa karena magh. Gak puasa karena sakit sedikit. Gak puasa karena musafir, padahal naik pesawat beberapa jam doang. Yang penting bisa bayar. ⠀
Apa kabar keimanan kita? kalau semua sunber kesetanan berada pada diri kita sendiri. Jangan lemah, jangan kendor. Stop deh buat alasan klasik. ⠀
Ibadah itu harus fokus, fokus pada tujuan akhir. Tujuan akhir adalah akhirat. Dunia ini hanya sementara. Tapi di dunia inilah kita menentukan akan kemana kita nanti. Inilah satu-satunya kesempatan untuk kita menabung. ⠀
Menabung apa? Amalan! gak ada yang bisa nolong kalian setelah mati. Eh ada ding, anak yang sholeh dan sholeha. Lah Iya kalau sudah nikah dan punya anak.⠀
Kalau situ masih jomblo seperti saya, bisa mengharapkan apa?⠀
Ayo, masih berani lalai?⠀
#30DWCJilid18Day26 #Squad3
#instaspace #instaprobel
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
Jangan Menghilang, dong!
Setelah pembahasan terkait denga hutang ditulisan sebelumnya. Sekarang saya mau bahas tentang hilang. Lah apa kaitannya. ⠀
Nah, siapa yang suka ngilang saat di tagih hutang? Banyak nih yang begini. Kadang sampai harus berbohong dengan HP rusaklah, lagi susah sinyal lah, demi tidak membalas WhatsApp. Atau tiba-tiba menjadi orang tersibuk di dunia, karena sulit ditemukan. ⠀
Sahabat,⠀
Amalan kita di dunia belum tentu diterima diakhirat kelak. Jangan sampai, lalai kita terhadap hutang justru mengurangi amalan. ⠀
Jika belum mampu bayar, jangan menghilang. Hadapi, meski harus di caci, harus di maki. Mintalah tempo sampai anda bisa membayarnya. ⠀
Tapi jangan terlena begitu tempo itu sudah di dapat. Berusaha dong, Allah itu banyak membuka pintu rejeki untuk siapapun yang berusaha. ⠀
Pengalaman ini ya, saya pernah ada di posisi minus luar biasa. Saat keluarga saya masih berjuang untuk fight cancer nasofaring yang diidap kakak perempuan saya. ⠀
Pagi sampai sore pasti saya bekerja, gaji hanya habis buat bayar hutang. Lalu, untuk mebopang kehidupan, saya bangun setiap malam, minta ke Allah. Sambil mencoba berjualan nasi bungkus. ⠀
MasyaAllah, hutang yang awalnya saya pikir butuh waktu tahunan untuk membayar, bisa selesai dalam waktu 5 bulan. ⠀
Stop menghilang, berusahalah⠀
Stop menghilang, karena menghilang bukanlah solusi.⠀
#30DWCJilid18Day25 #Squad3
#instaspace #instaprobel
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
Ayo Bangkit Kembali
Aku pernah mendengar banyak kisah dalam hidup, ketika seseorang terjatuh. Berada di titik enol bahkan minus. Bisnis yang gagal, dipecat dari pekerjaan, kehilangan kepercayaan. ⠀
Semakin jatuh, apabila memilih cara yang salah. Anak muda terutama. Sejalan dengan maraknya fintech, pinjaman online dengan satu jam cair. Membuat mereka seolah tak mendengar setan tengah berbisik untuk kita memasuki dunia tiba. Astaghfirullah. ⠀
Bukan masalah, seseorang itu jatuh. Masalahnya adalah bagaimana untuk bangkit kembali? Jalan apa yang harus di ambil?⠀
Udah, gini deh... pertama jika ini terjadi kepadamu. Balik lagi ke Allah, mintalah hanya kepada Allah. Kedua carilah usaha yang memang diajarkan oleh agama. Jualan lah, sekedar buat gorengan dititip di warung. Saya tahu, tidak segampang itu. Tapi itu jauh lebih gampang daripada menghabiskan waktu untuk meminjam kesana kesini dengan bunga yang tinggi.⠀
Aku tuh sedih, kalau melihat anak muda yang seperti ini. Harus pasang target, kapan bisa bebas dari jeratan hutang piutang. Jika ada rejeki, tahan diri dari membeli hal-hal yang Sebenernya kita masih belum butuh. ⠀
Jangan sampai kita jatuh dan terperosok semakin dalam. Aku berharap, tulisan ini akan sampai ke kalian.
0 notes
fallingtohim · 5 years
Text
Tantang harimu, kawan!
Pernah tidak berada di titik bosan terhadap rutinitas kita. Pagi bangun tidur, berangkat kerja, pulang kerja, nonton TV, tidur lagi. Hidup itu repetitive, terus berulang. Ya, memang alurnya begitu. Tapi siapa bilang kita tidak bisa mengubah alur?.⠀
Sebelumnya, kita sudah berbicara tentang niat, lalu semangat. Selanjutnya tantang dirimu untuk berbuat lebih. Kalau lebih baik masih memungkinkan, kenapa kita harus luas dengan baik saja?⠀
Break the limit! Batasan yang paling besar itu ada di dalam diri kita masing- masing. Orang lain itu hanya faktor yang mempengaruhi, urusan eksekusi harga mati adalah milik diri sendiri. ⠀
Carilah langkah konkrit yang bisa menterjemahkan niat dan semangat, dengan menantang dirimu sendiri. ⠀
"Ramadhan ini saya harus bisa khatam 30 Juz"⠀
"Ramadhan ini, saya harus lebih banyak beramal. Biasanya 10rb kali ini 100rb per hari, Contoh loh ya..."⠀
"Ramadhan ini, saya mau ikut mabid..."⠀
Banyak pilihan kebaikan yang bisa kamu jadikan sebagai tantangan. Buat harimu berbeda dari sekedar menjalankan rutinitas membosankan.⠀
Semoga Ramadhan kali ini, tantangan-tantangan yang telah kita deklarasikan, bisa terealisasi sampai akhir.
#30DWCJilid18Day23 #Squad3
0 notes