Text
13 gerbong kotak kaca

Self Thought no. 29
Sfx: https://youtu.be./l28ujx_d0Ys
2 notes
·
View notes
Photo



ya kita memang sedang bernafas di hamparan yang kita harus diingatkan, tapi tak boleh mengingatkan.
berterbangan di udara yang harus memahami berbagai polusi yang ada, tapi tak bisa mentolerir alergi kita terhadap berbagai debu yang menyesakkan dada.
ya kita memang sedang berenang di lautan kata-kata indah yang hanya dijadikan semboyan
huru hara suara menggema tanpa makna hanya tertitahkan dari kaum langit yang berpijak, sebaiknya diam dan taati
kita diingatkan, tapi tak boleh mengingatkan kita berkata, tapi tak boleh menentang kita melihat, tapi tak boleh menolak
telan semua! telan dan lumat hingga semua lenyap dimakan usia karat!
mungkin seekor burung harus keluar menembus sangkar agar bisa menemukan udara yang dia cari mungkin ujung sangkar ini terlalu jauh untuk dicari ujungnya tapi bukankah untuk itu sayap mengepak terbang tinggi
terkadang melawan arus angin yang begitu kencang menerpa memang butuh darah yang keluar dari nadi merontokkan jutaan bulu hingga hanya sehelai tersisa bila itu harga langit biru yang ditawarkan tak ada kata terlalu mahal untuk ditempuh walau itu harus membunuhmu
malam ketujuhbelas bulan ramadhan, seribu empat ratus tiga puluh delapan tahun setelah Lelaki Yang Senyumnya Tak Pernah Pudar melewati berbagai rintangan menuju Kota Cahaya.
SelfThought no. 21
0 notes
Photo

Yaa mau gimana lagi, Anis emang selalu di hati kok~ . PRO TIPS: Kamu belum ke tps karena bingung pilih yg mana?? Ke tps aja, terus coblos yg setelannya kayak aa @ss_syahrilsidik ini yaa! Yg putih berpeci, ada angka 3 nya kalo ndak salah :3 Inget, coblos di tps terdekatmu dan pastikan kamu warga Jakarta, bukan alien :) Ok oc3? . Save capital city Save country Save NKRI Pilih Anies - Sandi 😎👌🏻 . *alhamdulillah semua yg in frame masih avalaible semua. barangkali ada yg minat, bisa DM kesini 😂👌🏻 #AkuCoblosAniesSandi #pilkadadki
0 notes
Photo

Cukup sekali apesnya. Jangan lagi-lagi :"( . Jakarta butuh Gub3rnur baru yang kepada warganya tidak menyalak bak anjing gila...eh godzilla maksudnya XD Sepakat Ok Oc3? 😎👌🏻 #okoce
0 notes
Photo

Selamat Hari Musik Nasional!! Semoga makin banyak band kece dengan musik yg keren! *ternyata zaman kere lebih produktif ketimbang sekarang haha. gitar pinjeman gitaris paten @fandirakhmat :D 🎸🤘🏻🌟 #harimusiknasional #guitarist #ibanez #cattleya
1 note
·
View note
Photo

He, Ainu, the aged eagle, He who is old and wrinkled, and tired of pain, Of snow-white beard, of majestic attus, He sharpens his makiri, cross-legged. He trims the deadman’s fingers, and his mind clouds. Thou who art laid out on the ground All is good, and I pray! I grow old, and I lament! I am white, already gleaming! I fade ever so soon… Innalillahi wa innailaihi roji'un Semoga amal ibadah kakak diterima Allah yaa kaa . Good night, my senior, my mentor, my teacher, and my brother See you soon in firdaus...
0 notes
Photo

Bismillah . Moga Allah ridho Jakarta dipimpin Gubernur baru yg santun dan beradab. Jadi fokus ke inovasi, bukan sensasi. . Perbanyak do'a, cahaya mulai menunjukkan wajahnya . Tak-bir! Shollu'alannabiy #BerjamaahCoblosPecinya #pilkadadki #family
0 notes
Photo

Kuy kita sekeluarga ke TPS. Dandan yang tamvan, pake peci, baju putih plus celana coklat biar maksimal! Jangan lupa bawa kartu pemilihmu yaa. Kalo ga ada, bisa KTP+KK Pro tips: coblos aja yg ada pecinya kalo bingung. Kalo masih bingung, cari yg pake baju putih. Masih bingung?? Colok angka 3 :3 ok oce 👌🏻 *waspada ada alien nyasar di TPS rumahmu! 👽🤖 #BerjamaahCoblosPecinya
0 notes
Photo

It's already written. Just obey it. #MuslimVoteMuslim #Peace #freedom
0 notes
Text

Menyerahlah Bukan untuk kalah Tapi guna memastikan Aku dan kau memiliki batasan Karena kita ciptaanNya
Mengakulah Bukan untuk disalahkan Bukan untuk dijauhkan Tapi untuk memastikan Dirimu juga manusia Bukan malaikat
Agar kau dapat kuajak berbincang Tentang bagaimana dan apa Siapa dan dimana Kapan akan kuberitakan Dimana kita berbagi kopi hangat Serta memandangi langit senja
Tentu saja bersama Asal aku dan kau Saling menyerah dan mengalah Untuk sama-sama mengenggam kebenaran
2 notes
·
View notes
Photo

Dia memaki cahaya Dia pula yang mencoba menjual minyak pekat Pasukannya pula yang mencerca para pembawa cahaya Dan kini kristal cair palsu menetes untuk menipu para penikmat cahaya
0 notes
Note
Hi Michi, do you happen to know how to download niconico videos or if someone else upload a dl link/to Youtube/Google Drive yet? I really really want to keep that TG event video. Thank you and have a great day! :)
I downloaded the stream via this link! o/
16 notes
·
View notes
Video
Khidmat Itulah satu kata yang mampu menggambarkan keseluruhan Aksi #SuperDamai212 Dengarkan bagaimana manusia beriman larut dan menyatu dalam barisan yang terpadu, lantunan ayat suci dibacakan, dzikir-dzikir dilafazkan oleh mulut-mulut mujahid pencari keadilan di negeri ini. Semua terjadi penuh haru, tanpa intrik apalagi rekayasa ala media yang dibikin penuh drama. Siapa yang mampu menggerakkan jutaan orang-orang ini dan juga hatinya kalau bukan Al Adl Itu sendiri? Karena memang benar sabda Rasulullah bahwa tiap-tiap ruh itu berkumpul sesuai shaf-nya masing-masing. Mereka yang gandrung akan kebaikan dan keadilan akan berbaris rapi dengan ruh yang sama. Sungguh takkan pernah tertukar dan takkan pernah pula berada di shaf yang bersebrangan dengan keimanan akan tauhid itu sendiri! Lihat dan rasakan atmosfernya. Masihkah kita menyangkal bukti yang Al Khalik tampakkan dengan jelas di kedua pelupuk mata kita? Di kota dimana semua mata dunia memandang, keadilan dan peradaban yang manusiawi akan bermula kembali. Allahu akbar! ☝🏻️ #SuperDamai212 #DamaiBukanMakar (at Tugu Monumen Nasional(MONAS),Jakarta Pusat.)
0 notes
Photo

By (the Token of) Time (through the ages), Verily Man is in loss, Except such as have Faith, and do righteous deeds, and (join together) in the mutual teaching of Truth, and of Patience and Constancy. Demi masa, Sesungguhnya manusia berada di dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh (sholat) dan saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. QS 103:1-3 ======================= Hari terbesar sepanjang tahun hidup saya, bisa berada di antara lautan manusia beriman yang memuji rabbnya, yang mencoba mengetuk pintu Arsy'Nya guna mengadukan segala ketidakadilan kepada Al Adl. Semoga kelak menjadi pelajaran, hikmah, motivasi, and legacy untuk generasi penerus. Dan juga semoga kita dapat menggunakan waktu kita yang tersisa di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Karena waktu terus bergulir sadar atau tidak kita sadari, tapi amal dan dosa tak juga terukur mana yang lebih berat. #SuperDamai212 #DamaiBukanMakar #SeikoSKX #SKX007 #SeikoDiver #SeikoDiverIndonesia #WatchPorn #TangkapAhok #timepiece (at Tugu Monumen Nasional (Monas) Jakarta)
#timepiece#skx007#seikodiver#watchporn#superdamai212#tangkapahok#seikoskx#seikodiverindonesia#damaibukanmakar
0 notes
Photo

Assalamu'alaykum warrahmatullahi wabarakatuh! Selamat pagi! Selamat beraktivitas! Bagi yang ikut #AksiBelaIslam3 yuk tetap jaga adab dan perilaku kita. Ikuti perintah 'ulama kita. Jaga wudhu dan silaturahim ke sesama warga. Dan jangan lupa jangan injak rumput yaa! 😆 #BelaQuran #MorningMotivation
0 notes
Text
Mata Air Yang Ditutupi Debu, Menyingkap Celah Kognitif Dua Komentar Pesohor Publik
Selasa malam, tepatnya tanggal 11 Oktober 2016, publik Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya disuguhkan acara perdebatan menarik dengan bahasan permintaan maaf seorang Gubernur PLT Jakarta yang berbicara soal penistaan ayat suci Al Qur'an di depan publik (padahal saat itu dia sedang memakai seragam dinas dan dalam jam dinas kerja). Sebuah percakapan dari Sang Gubernur PLT yang tak sampai 10 menit, namun efeknya hingga kini masih terasa. Saya tak mau berpanjang lebar di hal tersebut. Tapi yang ingin saya soroti adalah komentar dari para narasumber yang di undang dalam acara debat di salah satu tv swasta.
Narasumber didatangkan dari berbagai kalangan, mulai dari politisi, pendukung masing-masing calon, anggota dewan, ulama-ulama besar Indonesia, ulama yang mengaku ulama, hingga ahli linguistik bahasa dan juga budayawan. Selama mendengarkan pembicaraan dari beberapa ulama yang diwakili pihak MUI, PBNU, hingga Pemuda Muhammadiyah. Saya merasakan intensitas perdebatan berjalan kondusif. Hingga mic dioper ke salah satu politisi PDI P yang bernama Pak Hamka Haq, yang menyatakan bahwa Rasulullah dan ummat Muslim saat di Mekkah pernah dipimpin oleh pemimpin kafir Quraiys'. Di sinilah saya mulai serius memperhatikan acara dan sontak saja meninggalkan kopi yang sudah mulai nikmat untuk diseruput.
Pak Hamka Haq ini menyatakan bahwa Rasulullah pernah berada dalam naungan pimpinan kaum kafir yaitu salah satunya Abu Thalib bin Abdul Muthalib yang merupakan paman Rasulullah. Saya langsung merasa teriris dan juga tertawa terbahak-bahak dalam satu waktu. Miris karena di depan publik, Pak Hamka yang notabene seorang politisi senior namun tidak diketahui ilmu sejarahnya, terutama sejarah Islam (pendapat saya; justru bapak yang mendompleng kepentingan bapak dengan mencampuradukkan sejarah Islam ala bapak, untuk membenarkan aksi bapak). Pak Hamka dengan lantangnya berkata seperti yang barusan saya paparkan, kalau Rasulullah dan ummat Islam Mekkah pernah tunduk pada pemerintahan kafir Quraisy' dan mengatakan bahwa utusan hijrah pertama ke negeri Habasyah yang diikuti salah satunya 'Utsman ibn Affan, diminta untuk berlindung ke negeri Habsyah yang dipimpin oleh raja Najasy yang beragama Nasrani. Lalu menjustifikasi bahwa boleh memilih pemimpin non Islam.
Tapi tahukah bapak Hamka Haq yang terhormat, bahwa di Mekkah itu ada majelis rakyat Quraisy' Mekkah yang bernama Daarrun Nadwah? Sebuah forum parlemen yang dalam kondisi kekinian mirip dengan parlemen negara yang kursi empuknya sedang bapak nikmati dan tahukah dimana letak posisi Rasulullah dan ummat muslim saat itu? Tahu? Dimana hayo? Tetoot! Waktu Anda habis (karena tulisan ini mungkin tak sampai ke smartphone Anda). Dalam kitab-kitab shiroh Nabawiyah, telah umum kita baca bahwa Rasul dan ummat Islam tidak bergabung dengan majelis kafir Quraisy' Mekkah yang bernama Darrun Nadwah itu Pak. Rasul pernah ditawari berbagai macam hadiah, harta sebesar apa pun, wanita Quraisy' mana saja untuk dinikahi, bahkan sampai mau diangkat menjadi Kaisar Arab dan tak tanggung-tanggung, yang mengajak itu langsung para pimpinan kabilah Quraisy' (yang artinya juga mungkin kalau sekarang adalah para pimpinan partai, seperti pimpinan partai bapak yang mengajak orang untuk gabung dan ditunjuk jadi pemimpin daerah partai-partai bapak berkibar benderanya) ternama mulai dari Abu Jahal, Abu Sufyan, sampai pamannya sendiri, Abu Thalib bin Abdul Muthalib, yang membujuk agar melepaskan kalimat Laa Ilaha Illallah Muhammadarrasulullah.
Tapi nyatanya Rasul menolak tawaran itu semua, hingga chapter puncak dari berbagai keteguhan ummat Muslim dibawah pimpinan Muhammad Rasulullah saw ini dikucilkan oleh seluruh kabilah Quraisy' melalui sebuah perjanjian antar anggota dewan Darrun Nadwah untuk mengucilkan, memboikot kaum Muslim Mekkah.
Artinya dalam bahasa kekinian embargo dilakukan oleh majelis Darrun Nadwah. Dari hal ini saja sudah bisa menjadi alasan bahwa ummat Muslim dan terutama Rasulullah tidak pernah sedikit pun bergabung dengan Daarrun Nadwah yang artinya adalah tidak tunduk dalam pemerintahan kafir Quraisy' Mekkah, karena berada di luar parlemen Daarrun Nadwah lah ummat Muslim Mekkah saat ini dikucilkan. Hal tersebut dikarenakan tidak tunduk dengan keputusan kafir Quraisy' untuk meninggalkan agama Islam yang haq (nama bapak ada Haq-nya juga kan?).
Rasulullah dan ummat Islam hanya tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Ini sekaligus juga menyatakan bahwa agama adalah entitas politik, karena ummat Muslim tak mau mengikuti sesembahan nenek moyang kafir Quraisy' maka Daarrun Nadwah yang saat itu terkenal dipimpin oleh ketua parlemennya, Abu Jahal, mendeklarasikan permusuhan terhadap ummat Islam. Mulai dari melempari kotoran, mencaci maki bila bertemu di jalan, membacakan sajak-sajak maupun puisi-puisi sastra yang intinya mencemooh Rasul dan Islam yang diajarkan beliau (mirip-mirip buzzer media sosial bukan?), hingga puncak dari periode perang kekuasaan politik dan juga agama ini adalah diembargonya Rasulullah, ummat Muslim dan juga bani Hasyim dari jazirah Mekkah.
Apa ini dapat bapak artikan bahwa Rasul dan ummat Muslim pernah tunduk dalam pemerintahan kafir Quraisy' Mekkah? Saya rasa para ahli shiroh sampai penikmat sejarah shiroh seperti saya ini akan lucu mendengar ungkapan bapak Hamka soal Rasul pernah tunduk dalam pemerintahan kafir, baru setelah hijrah ke Madinah lalu mendirikan negara Islam. Terlalu hipokrit, Pak! Rasul hijrah karena perintah Allah semata. Bukan karena disiksa kaum kafir Quraisy', diembargo, atau sejenisnya kemudian mereka pergi dari tanah kelahiran dan mendirikan negara Islam berlabel Madinah. Duh, Pak.... Tidak begitu sejarah Islam berbicara selama ribuan tahun ini. Sejarah Islam tidak berbicara seolah semua tindakan Rasul dan ummat Muslim sekadar menjalani hidup ala let it flow. Ada faktor keimanan dalam semua tindakan yang diambil Rasulullah dan ummat Muslim, termasuk peristiwa epik nan bersejarah seperti hijrah.
Boleh bapak ngobrol dengan akademisi yang faqih terhadap sejarah. Saran saya bapak bisa ngobrol dengan pak Asep Sobari, Lc. Atau pak Budi Ashari Lc. Dimana gelar Lc itu tidak sembarangan Pak. Beliau-beliau ini yang selama ini saya jadikan rujukan dalam belajar sejarah Islam.
Beliau-beliau yang memahami betul garis waktu dan makna dibalik sejarah Islam karena belajar langsung dari profesor, dosen-dosen asal sejarah agung itu berjalan dan dari bumi sejarah itu bermula. Bukan dari bisikan-bisikan para (yang merasa dan mengaku) cendekiawan atau sejenis intelektual muslim nusantara.
Oke saya terlalu jauh mengetik, balik ke hijrah kloter pertama yang diikuti salah satunya oleh sahabat yang utama dan mulia yaitu 'Utsman ibn Affan radiyallahu 'anhu yang menurut Pak Hamka berhijrah dan berlindung ke negeri yang dipimpin raja Nasrani. Tapi tahukah bapak bahwa pada masa itu, kaum Nasrani tidak seperti yang ada sekarang dalam pandangan Islam. Rasul menyebut mereka ahli kitab, yaitu mereka-mereka yang masih mengikuti ajaran Isa 'alaihissalam.
Buktinya dimana? Tatkala Darrun Nadwah mengirimkan utusannya ke Habasyah untuk mengekstradisi para ummat Muslim yang hijrah ke sana, salah satunya diwakili oleh Abu Sufyan dan 'Amr ibn Ash (salah satu tokoh politik ternama Mekkah yang terkenal akan kefasihan berbicara dan retorikanya). Mereka berdua memohon kepada raja Najasy agar rombongan hijrah dari Mekkah itu dideportasi kembali ke kota Mekkah.
Namun raja tersebut yang adil dan bijaksana (patut dicatat! ADIL dan BIJAKSANA), menimbang dahulu permintaan dua utusan Darrun Nadwah Mekkah ini. Tak tanggung-tanggung, 'Amr ibn Ash yang berbicara. Konon kabarnya, bila 'Amr sudah mengeluarkan retorikanya, maka orang yang mendengarkannya akan langsung percaya terhadap pendapatnya. Singkat cerita, terjadi percakapan panjang yang intinya, raja Najasy mendapat hasutan bahwa kaum Muslim Mekkah ini membawa ajaran yang membahayakan negeri Najasy. Maka tampillah Ja'far ibn Abi Thalib mewakili rombongan hijrah Habsyah kloter pertama yang kemudian membacakan firman Allah yang termaktub dalam surat Maryam ayat 30-33: ( 30 ) قَالَإِنِّيعَبْدُاللَّهِآتَانِيَالْكِتَابَوَجَعَلَنِينَبِيًّا ( 31 ) وَجَعَلَنِيمُبَارَكًاأَيْنَمَاكُنتُوَأَوْصَانِيبِالصَّلَاةِوَالزَّكَاةِمَادُمْتُحَيًّا ( 32 ) وَبَرًّابِوَالِدَتِيوَلَمْيَجْعَلْنِيجَبَّارًاشَقِيًّا ( 33 ) وَالسَّلَامُعَلَيَّيَوْمَوُلِدتُّوَيَوْمَأَمُوتُوَيَوْمَأُبْعَثُحَيًّا Terjemahannya sebagai berikut: Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi (30), dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (31); dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka (32). Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali" (33).
Sebuah sikap yang berdasarkan dalil tertinggi yang menyatakan bahwa Islam mengakui kenabian Isa 'alaihissalam yang merupakan seorang hamba Allah dan Rasul-Nya yang ditiupkan-Nya kepada Maryam dan ruh darpada-Nya. Yang membuat hening satu istana kerajaan Habasyah beserta orang-orang yang ada di dalamnya. Semua terketuk hatinya, termasuk dua utusan Darrun Nadwah dan juga raja yang adil nan bijaksana itu.
Maka melelehlah air mata dari raja yang adil dan bijaksana ini. Seketika itu juga raja Najasy menangis terharu dan mengumumkan ke menteri dan pendeta yang dicoba disogok oleh dua utusan Daarrun Nadwah, bahwa memang begitulah yang dikatakan al-Masih tentang dirinya. Yaitu sesuai dengan firman Allah melalui surat dalam ayat sucinya. Dua utusan Daarrun Nadwah ini pun pulang dengan tangan hampa. Para rombongan hijrah kloter pertama pun aman di Habasyah sampai ada perintah untuk menyusul Rasulullah dan ummat Muslim lain yang telah hijrah ke Madinah.
Perlu diketahui bahwa raja Najasy saat itu adalah penganut agama Nashrani yang menurut ajaran Islam masih lurus. Yaitu yang mengakui al-Masih sebagai utusan-Nya. Kemudian Raja Najasy (dalam bahasa romawi biasa disebut Negus) terkenal adil dan bijaksana pada era itu, yang tentu saja rasa adil dan bijaksana itu merupakan buah dari keimanannya terhadap ajaran Isa 'alaihissalam. Dimana melindungi para pencari suaka. Tidak dicurigai, bahkan tak terdengar dideportasi atau digusur. Malah kaum Muhajirin kloter pertama ini diberikan tempat tinggal untuk menetap selama di Habasyah. Bila yang mencari suaka saja diberi tempat, apa iya rakyatnya sendiri ia gusur?? Sejarah sih tidak menyatakan demikian. Tanpa berpanjang dalam paragraf ini, mbok yo daeng Hamka coba cari perumpamaan yang lain lah, yang lebih pas kalau mau disamain dengan dalil raja Najasy ini. Misal raja kaum ashhabul ukhdud gitu yang pemimpinnya berbuat dzalim sampai membuat parit penuh api untuk membakar warganya yang tak seiya-sekata-seiman dengan diri sang raja tirani. Yaa kalau belum atau tak sanggup (dan semoga juga Allah tak ridhoi) membuat parit untuk membakar warganya sendiri, toh calon yang Pak Hamka usung ini kan sudah membuat parit. Tapi sayangnya paritnya itu ya untuk para kaum elit di pulau elit sebrang sana yang ada embel-embel reklamasinya. Moga dapet separit-dua parit deh yaa, soalnya sayang juga kawasan elit namun tak berparit.
Singkatnya soal hijrah kloter pertama dan Rasulullah beserta kaum Muslimin saat di Mekkah begitu. Saya bukan ahli sejarah, mahasiswa sejarah Islam pun tidak. Tapi saya sedang berusaha memaknai dalam menggali sejarah Islam yang begitu tertutup oleh debu-pasir-lumpur yang sengaja ditimpakan oleh orang yang mengaku intelektual muslim (cendekiawan or whatever you called it) supaya saya minder, kaum Muslim minder terhadap keagungan para leluhur saya di Mekkah dan Madinah (sesama muslim itu bersaudara bukan? Jadi saya bisa pede bilang saya saudaranya 'Umar. Soalnya kata teman bapak semua teks di muka bumi itu kan bebas tafsir XD). Toh banyak dari kita yang merasa sudah mengenal sejarah Islam namun gagal memaknai. Justru kalian-kalian itulah yang menggunakan agama untuk menjustifikasi apa yang kalian lakukan supaya terbungkus intelek, manis, dan agamis moderat. Ya intinya bapak baca dan ikut kelas shiroh aja deh. Salah satu buku yang saya rekomendasikan itu, "Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah" karya Khalid Muhammad Khalid. Di toko online banyak kok Pak, tinggal klik-beli atau bisa juga saya pinjemin kalau bapak mau, sambil menyeruput kopi yang gagal manis ini.
Kisah hijrah kloter pertama kaum Muslim ke Habasyah dan fase kehidupan kaum Muslim di Mekkah yang saya sedikit uraikan di atas memang tak terlalu detil. Namun secara garis besar, poin-poin yang saya sampaikan merupakan pembelaan sejarah dan penolakan untuk ucapan yang bapak lontarkan di acara selasa malam kemarin. Bila kubu bapak bilang jangan mempolitisir Al-Qur'an, agama, tafsir, dan bla bla bla lainnya untuk kepentingan politik, sepertinya justru kubu Anda dengan pimpinan ormas Islam terbesar di Indonesia itu yang malah mempolitisir tafsir sendiri. Menurut pengamatan orang awam seperti saya, bapak dan rekan-rekan bapak yang menggunakan pelencengan makna sejarah dan penggunaan kalimat bodoh yang sangat ampuh membius awam lain seperti saya. Kalimat beracun yang berbunyi, "Semua teks adalah bebas tafsir termasuk Al-Qur'an dan yang tahu maknanya adalah yang membuatnya. Jadi yang tahu makna dan tafsir Qur'an itu ya Allah yang membuatnya dan Rasul-Nya, yang tahu maksud si peng-upload video Gubernur PLT menistakan surat Al Maidah ayat 51 ya peng-upload itu sendiri, serta yang tahu makna puisi pak Taufik Ismail ya beliau sendiri. Termasuk maksud perkataan Gubernur PLT ya orang itu sendiri yang tahu maksudnya apa, kita tak boleh menafsirkannya begitu saja..." begitu ujar rekan sesama pendukung pak Haq selasa malam itu.
Duhai bapak petinggi ormas Islam terbesar itu yang saya hormati, kalau demikian konsepnya, maka kebenaran dalam Islam yang bernilai absolut akan menjadi bernilai relatif dan relativitas dalam keagamaan inilah yang menjadi sumber lahir-lahirnya kerancuan dalam beragama, terutama dalam menjadi seorang muslim. Seperti halnya kaum mu'tadzillah di era kekhalifahan itu, semua orang bebas tafsir dan memaknai. Sehingga ada kaum yang mengatakan Allah itu berbentuk rupa seperti manusia karena dalam Qur'an tertulis bahwa Allah mempunyai tangan, maha mendengar, maha melihat, dan lain sebagainya. Kacau sekali Pak, kacau! Ilmu saya soal tafsir memang tak ada. Tapi saya tahu beberapa ulama dan asatidz di kampung saya bilang bahwasannya ada bagian ilmu tafsir Qur'an yang bernama ilmu balaghah. Qur'an merupakan wahyu Allah yang tertulis dalam bahasa Arab. Dimana dalam bahasa Arab tersebut, tiap huruf, kata, dan kalimat mempunyai makna yang dapat diinterpretasikan bila kita mengetahui kosakatanya.
Tanpa bermaksud menggurui, coba kita buka Al-Qur'an surat kedua, Al Baqarah ayat ketiga: ٣ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (Orang-orang yang beriman) yang membenarkan (kepada yang gaib) yaitu yang tidak kelihatan oleh mereka, seperti kebangkitan, surga dan neraka (dan mendirikan salat) artinya melakukannya sebagaimana mestinya (dan sebagian dari yang Kami berikan kepada mereka) yang Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki (mereka nafkahkan) mereka belanjakan untuk jalan menaati Allah.
Maka di ayat tersebut akan dapat kita ketahui, jawaban dari ayat sebelumnya (Al Baqarah ayat 2) yang menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang tak ada keraguan didalamnya bagi orang-orang yang beriman. Lantas siapakah orang beriman itu? Bagaimana kalau kita tahu siapa yang beriman dan siapa yang tidak? Dalam ayat ketiga dijelaskan bahwa yang beriman itu mereka yang percaya kepada yang ghaib (Allah beserta kuasa-Nya, Malaikat, Jin, Qur'an-karena Qur'an diturunkan melalui wahyu, bukan tiba-tiba jadi kitab begitu saja, hari akhir, dan lain sebagainya yang termaktub dalam Qur'an). Selain mengimani yang ghaib, juga ada mendirikan sholat bagi orang beriman dan seterusnya yang tertera di ayat tersebut.
Sama seperti perintah untuk berpuasa bagi orang beriman yang familiar di tengah-tengah telinga kita. Di Al-Baqarah itu perintah untuk berpuasa bagi orang beriman. Al Baqarah ayat 183: ( 183 ) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَىالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,".
You see? Panggilannya itu adalah untuk orang-orang yang beriman untuk berpuasa. Ada kata yaa ayyuhalldzi naa amanu (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُو). Bukan sekedar yaa ayyuhannas ataupun yaa ayyuhalmuslimun. Ini jelas sekali duhai pak NUsron. Orang beriman diwajibkan beriman kepada yang ghaib (Allah), mendirikan sholat, berpuasa agar bertakwa, dan lain-lainnya seperti yang termaktub di Qur'an. Kata amanu (iman) di dalam Al-Qur'an selalu bersanding dengan perintah dari Allah dan atau bersanding dengan bagaimana cara mengukur keimanan seseorang.
Tentu yang berpuasa hanya orang-orang yang beriman. Begitupun yang mendirikan sholat, berzakat, berhaji, menginfaqkan sebagian rezeki, berbuat baik kepada tetangga sebagai bentuk iman kepada hari akhir dan lain sebagainya. Bukan bermaksud menggurui bapak yang saya hormati, namun saya hanya sekedar mengingatkan.
Lalu perhatikan surat Al-Maidah ayat 51: ( 51 ) ۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘبَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِيالْقَوْمَ الظَّالِمِينَ Yang berarti (ini terjemahan Depag, dimana di Depag itu ya banyak anggota ormas bapak di sana): "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai walimu (awliya merupakan kata jamak dari Wali, dan Wali itu yaa pemimpin! Wali Sanga kan juga pemimpin Islam di tanah Nusantara Jawa, bukan gitu pak yang tertera dalam poster di mesjid-mesjid kita?), sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
Memang yang disuruh untuk mendirikan sholat, berpuasa, percaya kepada yang ghaib, hingga tidak memilih pemimpin selain dari kaum Muslim adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan merupakan bagian dari tuntutan iman itu sendiri.
Salahkah saya dan kami ummat Muslim yang merasa ternistakan oleh ucapan Gubernur PLT yang bapak Haq dan NUsron dukung? Salahkah kami yang memaknai bahwa memilih pemimpin muslim juga bagian dari tuntutan iman seorang muslim sesuai Al Maidah ayat 51 dan ayat lainnya yang termaktub dalam Al-Huda? Yang sekarang mulai jadi bahan jokes karena ulah Gubernur PLT dukungan bapak beserta para penggemar fanatiknya.
Sebagai mana kata pak NUsron kalau semua teks bebas tafsir, maka saya percaya kepada tafsir surat Al Maidah ayat 51 yang ditulis oleh banyak ulama besar dunia, mulai dari tafsir tertua yaitu tafsir Ibnu Abbas, tafsir jalalayn Imam As Suyyuthi, Ibnu Katsir, Tafsir fii zillal yang kontroversial, hingga tafsir Al Azhar yang ditulis oleh ulama kenamaan negeri kita, Buya HAMKA. Coba buka Pak, kalau masih tak setuju coba buka kitab tafsir yang Mu'tabar, kitab tafsir klasik yang diakui ulama-ulama Islam. Melimpah tulisan ulama kita disini Pak serta ayat yang bapak dan komplotan mau politisir sendiri.
Oh iya, tulisan ini belum selesai. Sebagaimana belum selesainya perlawanan saya terhadap kebodohan dan keserampangan yang begitu nyata di depan mata saya. Saya masih menggali informasi soal khalifah Abassiyah ke-16, Ahmd bin Thalhab bin Ja'far alias Al-Mu'thadid (279-289H/892-901M), yang bapak bilang pernah melantik Gubernur nasrani untuk salah satu kota di Iraq. Sedikit lagi saya berpendapat, dari kejadian ini, mata saya dan tentunya orang-orang Muslim beriman dibukakan oleh Allah untuk membedakan siapa 'ulama yang benar-benar berjuang untuk menegakkan kebenaran dan mana (yang mengaku) ulama yang membenarkan yang didukungnya. Do'a saya untuk barisan semua 'ulama yang sedang berjuang bersama ummat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Wallahu'alam bishshawab الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ Alhaqqum mirabbik. Falaa takunanna minal mumtarin Yang Haq (kebenaran) itu datangnya dari Allah. Maka janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang ragu.
Fuad M Mahasiswa salah satu Universitas Negeri di Jakarta.
Referensi: -Al-Qur'anul Karim. -Buku Kisah 60 Sahabat Rasulullah karya Khalid Muhammad Khlaid. -Sirah Nabawiyah karya Dr. Muhammad Said Ramadhan Al Buthy. -Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarokfuri. -Aplikasi Ayat untuk Tafsir Jalalayn. -Tasauf Modern karya Buya HAMKA - Sejarah Islam karya Ahmad al-Usairy
0 notes
Text
Mata Air Yang Ditutupi Debu, Menyingkap Celah Kognitif Dua Komentar Pesohor Publik
Selasa malam, tepatnya tanggal 11 Oktober 2016, publik Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya disuguhkan acara perdebatan menarik dengan bahasan permintaan maaf seorang Gubernur PLT Jakarta yang berbicara soal penistaan ayat suci Al Qur'an di depan publik (padahal saat itu dia sedang memakai seragam dinas dan dalam jam dinas kerja). Sebuah percakapan dari Sang Gubernur PLT yang tak sampai 10 menit, namun efeknya hingga kini masih terasa. Saya tak mau berpanjang lebar di hal tersebut. Tapi yang ingin saya soroti adalah komentar dari para narasumber yang di undang dalam acara debat di salah satu tv swasta. Narasumber didatangkan dari berbagai kalangan, mulai dari politisi, pendukung masing-masing calon, anggota dewan, ulama-ulama besar Indonesia, ulama yang mengaku ulama, hingga ahli linguistik bahasa dan juga budayawan. Selama mendengarkan pembicaraan dari beberapa ulama yang diwakili pihak MUI, PBNU, hingga Pemuda Muhammadiyah. Saya merasakan intensitas perdebatan berjalan kondusif. Hingga mic dioper ke salah satu politisi PDI P yang bernama Pak Hamka Haq, yang menyatakan bahwa Rasulullah dan ummat Muslim saat di Mekkah pernah dipimpin oleh pemimpin kafir Quraiys'. Di sinilah saya mulai serius memperhatikan acara dan sontak saja meninggalkan kopi yang sudah mulai nikmat untuk diseruput. Pak Hamka Haq ini menyatakan bahwa Rasulullah pernah berada dalam naungan pimpinan kaum kafir yaitu salah satunya Abu Thalib bin Abdul Muthalib yang merupakan paman Rasulullah. Saya langsung merasa teriris dan juga tertawa terbahak-bahak dalam satu waktu. Miris karena di depan publik, Pak Hamka yang notabene seorang politisi senior namun tidak diketahui ilmu sejarahnya, terutama sejarah Islam (pendapat saya; justru bapak yang mendompleng kepentingan bapak dengan mencampuradukkan sejarah Islam ala bapak, untuk membenarkan aksi bapak). Pak Hamka dengan lantangnya berkata seperti yang barusan saya paparkan, kalau Rasulullah dan ummat Islam Mekkah pernah tunduk pada pemerintahan kafir Quraisy' dan mengatakan bahwa utusan hijrah pertama ke negeri Habasyah yang diikuti salah satunya 'Utsman ibn Affan, diminta untuk berlindung ke negeri Habsyah yang dipimpin oleh raja Najasy yang beragama Nasrani. Lalu menjustifikasi bahwa boleh memilih pemimpin non Islam. Tapi tahukah bapak Hamka Haq yang terhormat, bahwa di Mekkah itu ada majelis rakyat Quraisy' Mekkah yang bernama Daarrun Nadwah? Sebuah forum parlemen yang dalam kondisi kekinian mirip dengan parlemen negara yang kursi empuknya sedang bapak nikmati dan tahukah dimana letak posisi Rasulullah dan ummat muslim saat itu? Tahu? Dimana hayo? Tetoot! Waktu Anda habis (karena tulisan ini mungkin tak sampai ke smartphone Anda). Dalam kitab-kitab shiroh Nabawiyah, telah umum kita baca bahwa Rasul dan ummat Islam tidak bergabung dengan majelis kafir Quraisy' Mekkah yang bernama Darrun Nadwah itu Pak. Rasul pernah ditawari berbagai macam hadiah, harta sebesar apa pun, wanita Quraisy' mana saja untuk dinikahi, bahkan sampai mau diangkat menjadi Kaisar Arab dan tak tanggung-tanggung, yang mengajak itu langsung para pimpinan kabilah Quraisy' (yang artinya juga mungkin kalau sekarang adalah para pimpinan partai, seperti pimpinan partai bapak yang mengajak orang untuk gabung dan ditunjuk jadi pemimpin daerah partai-partai bapak berkibar benderanya) ternama mulai dari Abu Jahal, Abu Sufyan, sampai pamannya sendiri, Abu Thalib bin Abdul Muthalib, yang membujuk agar melepaskan kalimat Laa Ilaha Illallah Muhammadarrasulullah. Tapi nyatanya Rasul menolak tawaran itu semua, hingga chapter puncak dari berbagai keteguhan ummat Muslim dibawah pimpinan Muhammad Rasulullah saw ini dikucilkan oleh seluruh kabilah Quraisy' melalui sebuah perjanjian antar anggota dewan Darrun Nadwah untuk mengucilkan, memboikot kaum Muslim Mekkah. Artinya dalam bahasa kekinian embargo dilakukan oleh majelis Darrun Nadwah. Dari hal ini saja sudah bisa menjadi alasan bahwa ummat Muslim dan terutama Rasulullah tidak pernah sedikit pun bergabung dengan Daarrun Nadwah yang artinya adalah tidak tunduk dalam pemerintahan kafir Quraisy' Mekkah, karena berada di luar parlemen Daarrun Nadwah lah ummat Muslim Mekkah saat ini dikucilkan. Hal tersebut dikarenakan tidak tunduk dengan keputusan kafir Quraisy' untuk meninggalkan agama Islam yang haq (nama bapak ada Haq-nya juga kan?). Rasulullah dan ummat Islam hanya tunduk kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Ini sekaligus juga menyatakan bahwa agama adalah entitas politik, karena ummat Muslim tak mau mengikuti sesembahan nenek moyang kafir Quraisy' maka Daarrun Nadwah yang saat itu terkenal dipimpin oleh ketua parlemennya, Abu Jahal, mendeklarasikan permusuhan terhadap ummat Islam. Mulai dari melempari kotoran, mencaci maki bila bertemu di jalan, membacakan sajak-sajak maupun puisi-puisi sastra yang intinya mencemooh Rasul dan Islam yang diajarkan beliau (mirip-mirip buzzer media sosial bukan?), hingga puncak dari periode perang kekuasaan politik dan juga agama ini adalah diembargonya Rasulullah, ummat Muslim dan juga bani Hasyim dari jazirah Mekkah. Apa ini dapat bapak artikan bahwa Rasul dan ummat Muslim pernah tunduk dalam pemerintahan kafir Quraisy' Mekkah? Saya rasa para ahli shiroh sampai penikmat sejarah shiroh seperti saya ini akan lucu mendengar ungkapan bapak Hamka soal Rasul pernah tunduk dalam pemerintahan kafir, baru setelah hijrah ke Madinah lalu mendirikan negara Islam. Terlalu hipokrit, Pak! Rasul hijrah karena perintah Allah semata. Bukan karena disiksa kaum kafir Quraisy', diembargo, atau sejenisnya kemudian mereka pergi dari tanah kelahiran dan mendirikan negara Islam berlabel Madinah. Duh, Pak.... Tidak begitu sejarah Islam berbicara selama ribuan tahun ini. Sejarah Islam tidak berbicara seolah semua tindakan Rasul dan ummat Muslim sekadar menjalani hidup ala let it flow. Ada faktor keimanan dalam semua tindakan yang diambil Rasulullah dan ummat Muslim, termasuk peristiwa epik nan bersejarah seperti hijrah. Boleh bapak ngobrol dengan akademisi yang faqih terhadap sejarah. Saran saya bapak bisa ngobrol dengan pak Asep Sobari, Lc. Atau pak Budi Ashari Lc. Dimana gelar Lc itu tidak sembarangan Pak. Beliau-beliau ini yang selama ini saya jadikan rujukan dalam belajar sejarah Islam. Beliau-beliau yang memahami betul garis waktu dan makna dibalik sejarah Islam karena belajar langsung dari profesor, dosen-dosen asal sejarah agung itu berjalan dan dari bumi sejarah itu bermula. Bukan dari bisikan-bisikan para (yang merasa dan mengaku) cendekiawan atau sejenis intelektual muslim nusantara. Oke saya terlalu jauh mengetik, balik ke hijrah kloter pertama yang diikuti salah satunya oleh sahabat yang utama dan mulia yaitu 'Utsman ibn Affan radiyallahu 'anhu yang menurut Pak Hamka berhijrah dan berlindung ke negeri yang dipimpin raja Nasrani. Tapi tahukah bapak bahwa pada masa itu, kaum Nasrani tidak seperti yang ada sekarang dalam pandangan Islam. Rasul menyebut mereka ahli kitab, yaitu mereka-mereka yang masih mengikuti ajaran Isa 'alaihissalam. Buktinya dimana? Tatkala Darrun Nadwah mengirimkan utusannya ke Habasyah untuk mengekstradisi para ummat Muslim yang hijrah ke sana, salah satunya diwakili oleh Abu Sufyan dan 'Amr ibn Ash (salah satu tokoh politik ternama Mekkah yang terkenal akan kefasihan berbicara dan retorikanya). Mereka berdua memohon kepada raja Najasy agar rombongan hijrah dari Mekkah itu dideportasi kembali ke kota Mekkah. Namun raja tersebut yang adil dan bijaksana (patut dicatat! ADIL dan BIJAKSANA), menimbang dahulu permintaan dua utusan Darrun Nadwah Mekkah ini. Tak tanggung-tanggung, 'Amr ibn Ash yang berbicara. Konon kabarnya, bila 'Amr sudah mengeluarkan retorikanya, maka orang yang mendengarkannya akan langsung percaya terhadap pendapatnya. Singkat cerita, terjadi percakapan panjang yang intinya, raja Najasy mendapat hasutan bahwa kaum Muslim Mekkah ini membawa ajaran yang membahayakan negeri Najasy. Maka tampillah Ja'far ibn Abi Thalib mewakili rombongan hijrah Habsyah kloter pertama yang kemudian membacakan firman Allah yang termaktub dalam surat Maryam ayat 30-33: ( 30 ) قَالَإِنِّيعَبْدُاللَّهِآتَانِيَالْكِتَابَوَجَعَلَنِينَبِيًّا ( 31 ) وَجَعَلَنِيمُبَارَكًاأَيْنَمَاكُنتُوَأَوْصَانِيبِالصَّلَاةِوَالزَّكَاةِمَادُمْتُحَيًّا ( 32 ) وَبَرًّابِوَالِدَتِيوَلَمْيَجْعَلْنِيجَبَّارًاشَقِيًّا ( 33 ) وَالسَّلَامُعَلَيَّيَوْمَوُلِدتُّوَيَوْمَأَمُوتُوَيَوْمَأُبْعَثُحَيًّا Terjemahannya sebagai berikut: Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi (30), dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (31); dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka (32). Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali" (33). Sebuah sikap yang berdasarkan dalil tertinggi yang menyatakan bahwa Islam mengakui kenabian Isa 'alaihissalam yang merupakan seorang hamba Allah dan Rasul-Nya yang ditiupkan-Nya kepada Maryam dan ruh darpada-Nya. Yang membuat hening satu istana kerajaan Habasyah beserta orang-orang yang ada di dalamnya. Semua terketuk hatinya, termasuk dua utusan Darrun Nadwah dan juga raja yang adil nan bijaksana itu. Maka melelehlah air mata dari raja yang adil dan bijaksana ini. Seketika itu juga raja Najasy menangis terharu dan mengumumkan ke menteri dan pendeta yang dicoba disogok oleh dua utusan Daarrun Nadwah, bahwa memang begitulah yang dikatakan al-Masih tentang dirinya. Yaitu sesuai dengan firman Allah melalui surat dalam ayat sucinya. Dua utusan Daarrun Nadwah ini pun pulang dengan tangan hampa. Para rombongan hijrah kloter pertama pun aman di Habasyah sampai ada perintah untuk menyusul Rasulullah dan ummat Muslim lain yang telah hijrah ke Madinah. Perlu diketahui bahwa raja Najasy saat itu adalah penganut agama Nashrani yang menurut ajaran Islam masih lurus. Yaitu yang mengakui al-Masih sebagai utusan-Nya. Kemudian Raja Najasy (dalam bahasa romawi biasa disebut Negus) terkenal adil dan bijaksana pada era itu, yang tentu saja rasa adil dan bijaksana itu merupakan buah dari keimanannya terhadap ajaran Isa 'alaihissalam. Dimana melindungi para pencari suaka. Tidak dicurigai, bahkan tak terdengar dideportasi atau digusur. Malah kaum Muhajirin kloter pertama ini diberikan tempat tinggal untuk menetap selama di Habasyah. Bila yang mencari suaka saja diberi tempat, apa iya rakyatnya sendiri ia gusur?? Sejarah sih tidak menyatakan demikian. Tanpa berpanjang dalam paragraf ini, mbok yo daeng Hamka coba cari perumpamaan yang lain lah, yang lebih pas kalau mau disamain dengan dalil raja Najasy ini. Misal raja kaum ashhabul ukhdud gitu yang pemimpinnya berbuat dzalim sampai membuat parit penuh api untuk membakar warganya yang tak seiya-sekata-seiman dengan diri sang raja tirani. Yaa kalau belum atau tak sanggup (dan semoga juga Allah tak ridhoi) membuat parit untuk membakar warganya sendiri, toh calon yang Pak Hamka usung ini kan sudah membuat parit. Tapi sayangnya paritnya itu ya untuk para kaum elit di pulau elit sebrang sana yang ada embel-embel reklamasinya. Moga dapet separit-dua parit deh yaa, soalnya sayang juga kawasan elit namun tak berparit. Singkatnya soal hijrah kloter pertama dan Rasulullah beserta kaum Muslimin saat di Mekkah begitu. Saya bukan ahli sejarah, mahasiswa sejarah Islam pun tidak. Tapi saya sedang berusaha memaknai dalam menggali sejarah Islam yang begitu tertutup oleh debu-pasir-lumpur yang sengaja ditimpakan oleh orang yang mengaku intelektual muslim (cendekiawan or whatever you called it) supaya saya minder, kaum Muslim minder terhadap keagungan para leluhur saya di Mekkah dan Madinah (sesama muslim itu bersaudara bukan? Jadi saya bisa pede bilang saya saudaranya 'Umar. Soalnya kata teman bapak semua teks di muka bumi itu kan bebas tafsir XD). Toh banyak dari kita yang merasa sudah mengenal sejarah Islam namun gagal memaknai. Justru kalian-kalian itulah yang menggunakan agama untuk menjustifikasi apa yang kalian lakukan supaya terbungkus intelek, manis, dan agamis moderat. Ya intinya bapak baca dan ikut kelas shiroh aja deh. Salah satu buku yang saya rekomendasikan itu, "Karakteristik Perihidup 60 Shahabat Rasulullah" karya Khalid Muhammad Khalid. Di toko online banyak kok Pak, tinggal klik-beli atau bisa juga saya pinjemin kalau bapak mau, sambil menyeruput kopi yang gagal manis ini. Kisah hijrah kloter pertama kaum Muslim ke Habasyah dan fase kehidupan kaum Muslim di Mekkah yang saya sedikit uraikan di atas memang tak terlalu detil. Namun secara garis besar, poin-poin yang saya sampaikan merupakan pembelaan sejarah dan penolakan untuk ucapan yang bapak lontarkan di acara selasa malam kemarin. Bila kubu bapak bilang jangan mempolitisir Al-Qur'an, agama, tafsir, dan bla bla bla lainnya untuk kepentingan politik, sepertinya justru kubu Anda dengan pimpinan ormas Islam terbesar di Indonesia itu yang malah mempolitisir tafsir sendiri. Menurut pengamatan orang awam seperti saya, bapak dan rekan-rekan bapak yang menggunakan pelencengan makna sejarah dan penggunaan kalimat bodoh yang sangat ampuh membius awam lain seperti saya. Kalimat beracun yang berbunyi, "Semua teks adalah bebas tafsir termasuk Al-Qur'an dan yang tahu maknanya adalah yang membuatnya. Jadi yang tahu makna dan tafsir Qur'an itu ya Allah yang membuatnya dan Rasul-Nya, yang tahu maksud si peng-upload video Gubernur PLT menistakan surat Al Maidah ayat 51 ya peng-upload itu sendiri, serta yang tahu makna puisi pak Taufik Ismail ya beliau sendiri. Termasuk maksud perkataan Gubernur PLT ya orang itu sendiri yang tahu maksudnya apa, kita tak boleh menafsirkannya begitu saja..." begitu ujar rekan sesama pendukung pak Haq selasa malam itu. Duhai bapak petinggi ormas Islam terbesar itu yang saya hormati, kalau demikian konsepnya, maka kebenaran dalam Islam yang bernilai absolut akan menjadi bernilai relatif dan relativitas dalam keagamaan inilah yang menjadi sumber lahir-lahirnya kerancuan dalam beragama, terutama dalam menjadi seorang muslim. Seperti halnya kaum mu'tadzillah di era kekhalifahan itu, semua orang bebas tafsir dan memaknai. Sehingga ada kaum yang mengatakan Allah itu berbentuk rupa seperti manusia karena dalam Qur'an tertulis bahwa Allah mempunyai tangan, maha mendengar, maha melihat, dan lain sebagainya. Kacau sekali Pak, kacau! Ilmu saya soal tafsir memang tak ada. Tapi saya tahu beberapa ulama dan asatidz di kampung saya bilang bahwasannya ada bagian ilmu tafsir Qur'an yang bernama ilmu balaghah. Qur'an merupakan wahyu Allah yang tertulis dalam bahasa Arab. Dimana dalam bahasa Arab tersebut, tiap huruf, kata, dan kalimat mempunyai makna yang dapat diinterpretasikan bila kita mengetahui kosakatanya. Tanpa bermaksud menggurui, coba kita buka Al-Qur'an surat kedua, Al Baqarah ayat ketiga: ٣ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (Orang-orang yang beriman) yang membenarkan (kepada yang gaib) yaitu yang tidak kelihatan oleh mereka, seperti kebangkitan, surga dan neraka (dan mendirikan salat) artinya melakukannya sebagaimana mestinya (dan sebagian dari yang Kami berikan kepada mereka) yang Kami anugerahkan kepada mereka sebagai rezeki (mereka nafkahkan) mereka belanjakan untuk jalan menaati Allah. Maka di ayat tersebut akan dapat kita ketahui, jawaban dari ayat sebelumnya (Al Baqarah ayat 2) yang menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang tak ada keraguan didalamnya bagi orang-orang yang beriman. Lantas siapakah orang beriman itu? Bagaimana kalau kita tahu siapa yang beriman dan siapa yang tidak? Dalam ayat ketiga dijelaskan bahwa yang beriman itu mereka yang percaya kepada yang ghaib (Allah beserta kuasa-Nya, Malaikat, Jin, Qur'an-karena Qur'an diturunkan melalui wahyu, bukan tiba-tiba jadi kitab begitu saja, hari akhir, dan lain sebagainya yang termaktub dalam Qur'an). Selain mengimani yang ghaib, juga ada mendirikan sholat bagi orang beriman dan seterusnya yang tertera di ayat tersebut. Sama seperti perintah untuk berpuasa bagi orang beriman yang familiar di tengah-tengah telinga kita. Di Al-Baqarah itu perintah untuk berpuasa bagi orang beriman. Al Baqarah ayat 183: ( 183 ) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَىالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,". You see? Panggilannya itu adalah untuk orang-orang yang beriman untuk berpuasa. Ada kata yaa ayyuhalldzi naa amanu (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُو). Bukan sekedar yaa ayyuhannas ataupun yaa ayyuhalmuslimun. Ini jelas sekali duhai pak NUsron. Orang beriman diwajibkan beriman kepada yang ghaib (Allah), mendirikan sholat, berpuasa agar bertakwa, dan lain-lainnya seperti yang termaktub di Qur'an. Kata amanu (iman) di dalam Al-Qur'an selalu bersanding dengan perintah dari Allah dan atau bersanding dengan bagaimana cara mengukur keimanan seseorang. Tentu yang berpuasa hanya orang-orang yang beriman. Begitupun yang mendirikan sholat, berzakat, berhaji, menginfaqkan sebagian rezeki, berbuat baik kepada tetangga sebagai bentuk iman kepada hari akhir dan lain sebagainya. Bukan bermaksud menggurui bapak yang saya hormati, namun saya hanya sekedar mengingatkan. Lalu perhatikan surat Al-Maidah ayat 51: ( 51 ) ۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘبَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِيالْقَوْمَ الظَّالِمِينَ Yang berarti (ini terjemahan Depag, dimana di Depag itu ya banyak anggota ormas bapak di sana): "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai walimu (awliya merupakan kata jamak dari Wali, dan Wali itu yaa pemimpin! Wali Sanga kan juga pemimpin Islam di tanah Nusantara Jawa, bukan gitu pak yang tertera dalam poster di mesjid-mesjid kita?), sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Memang yang disuruh untuk mendirikan sholat, berpuasa, percaya kepada yang ghaib, hingga tidak memilih pemimpin selain dari kaum Muslim adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan merupakan bagian dari tuntutan iman itu sendiri. Salahkah saya dan kami ummat Muslim yang merasa ternistakan oleh ucapan Gubernur PLT yang bapak Haq dan NUsron dukung? Salahkah kami yang memaknai bahwa memilih pemimpin muslim juga bagian dari tuntutan iman seorang muslim sesuai Al Maidah ayat 51 dan ayat lainnya yang termaktub dalam Al-Huda? Yang sekarang mulai jadi bahan jokes karena ulah Gubernur PLT dukungan bapak beserta para penggemar fanatiknya. Sebagai mana kata pak NUsron kalau semua teks bebas tafsir, maka saya percaya kepada tafsir surat Al Maidah ayat 51 yang ditulis oleh banyak ulama besar dunia, mulai dari tafsir tertua yaitu tafsir Ibnu Abbas, tafsir jalalayn Imam As Suyyuthi, Ibnu Katsir, Tafsir fii zillal yang kontroversial, hingga tafsir Al Azhar yang ditulis oleh ulama kenamaan negeri kita, Buya HAMKA. Coba buka Pak, kalau masih tak setuju coba buka kitab tafsir yang Mu'tabar, kitab tafsir klasik yang diakui ulama-ulama Islam. Melimpah tulisan ulama kita disini Pak serta ayat yang bapak dan komplotan mau politisir sendiri. Oh iya, tulisan ini belum selesai. Sebagaimana belum selesainya perlawanan saya terhadap kebodohan dan keserampangan yang begitu nyata di depan mata saya. Saya masih menggali informasi soal khalifah Abassiyah ke-16, Ahmd bin Thalhab bin Ja'far alias Al-Mu'thadid (279-289H/892-901M), yang bapak bilang pernah melantik Gubernur nasrani untuk salah satu kota di Iraq. Sedikit lagi saya berpendapat, dari kejadian ini, mata saya dan tentunya orang-orang Muslim beriman dibukakan oleh Allah untuk membedakan siapa 'ulama yang benar-benar berjuang untuk menegakkan kebenaran dan mana (yang mengaku) ulama yang membenarkan yang didukungnya. Do'a saya untuk barisan semua 'ulama yang sedang berjuang bersama ummat untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Wallahu'alam bishshawab الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ Alhaqqum mirabbik. Falaa takunanna minal mumtarin Yang Haq (kebenaran) itu datangnya dari Allah. Maka janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang ragu. Fuad M Mahasiswa salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Referensi: -Al-Qur'anul Karim. -Buku Kisah 60 Sahabat Rasulullah karya Khalid Muhammad Khlaid. -Sirah Nabawiyah karya Dr. Muhammad Said Ramadhan Al Buthy. -Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarokfuri. -Aplikasi Ayat untuk Tafsir Jalalayn. -Tasauf Modern karya Buya HAMKA - Sejarah Islam karya Ahmad al-Usairy
0 notes