Tumgik
#pemimpin
inikumi · 4 months
Text
“Leaders/pemimpin” harus patut dicontoh, minimal tidak membicarakan kesalahan orang lain, minimal tidak memperkeruh suasana, minimal tidak bermuka dua.
Kalau team nya sudah melihat tanda-tanda diatas, bukan cuman tidak bisa dicontoh tapi juga hilang respect. Efeknya gimana?
“Memaksimalkan semua nya sendiri sampai udah ga perduli, ada atau ngga ada dia disitu”
16 notes · View notes
arsyadhere · 2 years
Text
Pemimpin sejati..
❌ Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin orang lain memperlakukanmu
✅ Perlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan olehmu
Setiap orang memiliki gaya berbeda serta pendekatan dan keunikan tersendiri. Pahami mereka, dengar mereka, beri perhatian ke mereka.
Dengan mengenalnya, kita akan tahu cara terbaik untuk meningkatkan kapasitas seseorang.
Saat berhasil apresiasi, saat belum maksimal evaluasi.
237 notes · View notes
mudabercerita · 1 year
Text
"Teruntuk para wanita. Jadilah laksana benteng konstantinopel, yang kuat dan kokoh. Kelak engkau akan ditaklukkan oleh sebaik-baik dan setangguh-tangguh pemimpin."
-Adzkia N
Banjarmasin, 15 April 2023 pukul 22.24 WITA.
23 notes · View notes
ceritaksara · 1 year
Text
Mengatur frekuensi rasa
Sudah hampir genap satu periode ini aku menjadi sekretaris. Sebenarnya udah lama pengen cerita tapi selalu aja lupa hihi. Aku selalu bersyukur dari setiap cerita yang singgah dalam perjalanan ini, selalu ada hikmah yang aku dapat. Apalagi periode lalu ya? Banyak hal baru yang membentuk ku seperti ini.
"gimana mba proposal yang kemarin aku kirim?"
"nad, surat peminjaman udah?"
"Nad minta tolong koreksi ya lpj ini"
Kurang lebih begitu ruang chat ku yang penuh dengan pesan masuk perihal administrasi, belum lagi notifikasi grup grup departemen atau grup grup lainnya. Bahkan ga jarang pernah sampai 3 hari lebih aku ga balas chat mereka. Bukan aku tidak mau, tapi suka lupa:( ya karena ketumpuk chat lain dan sebagainya. Aku jadi tahu kenapa sekum dimanapun yang pernah aku temui itu suka slowres. Mungkin mereka sedang lelah karena terus menerus mengoreksi dan memilih mengambil nafas dulu hehe, atau ya memang benar benar sibuk. Intinya aku tau rasa penatnya seperti apa.
Kalau aku pribadi, jujur yang membuat aku terkadang mengulur waktu buat ngasih revisi itu karena aku harus menyiapkan tenaga, mental, untuk emosi sendiri ketika melihat mereka masih banyak salahnya. Haha, terdengar aneh ya. Dari situ akhirnya aku terus menerus belajar. "Bahwa, "Fa, tidak semua orang itu punya kapasitas yang sama, ada yang menangkapnya cepat, ada yang butuh proses. Toh, dulu kamu juga pernah direvisi, bahkan sekarang pun kamu tetep melakukan kesalahan" begitu kata ku.
Aku jadi selalu diingatkan untuk mengatur frekuensi rasa, baik rasa kesal, rasa sedih, atau perasaan perasaan lainnya.
Aku pernah lho, sampai memilih menangis melihat hasil kerja mereka yang tidak beres ketimbang harus marah marah ke mereka yang juga sama sama belajar seperti aku hehe.
Makanya untuk menyiasati aku harus menahan emosi, aku selalu bilang ke sekretaris sekretaris lainnya, kalau mau minta revisi boleh ketemuan sama aku. Jadi kalau ada revisi itu langsung aku sampaikan yang benar dan mereka jadi terlatih bisa. Dan aku bisa marah sepuasnya di depan mereka haha. Bukan marah beneran ya, tapi kasih ketegasan aja atas revisi revisi mereka.
Aku juga belajar tegas dan menaruh percaya kepada mereka,
Aku belajar untuk tegas, aku belajar untuk memberi keputusan yang tepat dan tegas untuk para sekretaris. Meskipun sepertinya aku masih terlihat memanjakan mereka huhu. Tapi at least aku tahu dan aku mau belajar seperti apa seharusnya aku. Aku tegas memberi revisi kepada mereka. Bukan malah "merasa iba" dan membantu merevisikan punya mereka. Jujur ini sulit sekali, apalagi aku yang terbiasa "susah percaya dengan orang" sampai sampai harus turun tangan membantu. Benar benar dilatih belajar percaya aku! Jadi intinya, profesionalitas ku masih on process. Maaf ya, aku pun sedang berusaha:)
Sepertinya kalau mau dijabarkan soal sebagai sekretaris bakal banyak banget, aku sambung dicerita lainnya ya!
Selamat dan semangat untuk selalu bertumbuh:))
7 notes · View notes
retorikadyf · 2 years
Text
Islam "Sebagai Ideologi"
Dan Politik
"Alat Perjuangan"
Sedikitnya ada 3 ideologi di dunia seperti kapitalis, liberal dan islam.
Ideologi digunakan oleh manusia sebagai pedoman dalam setiap lini kehidupan baik dari berfikir, beraktivitas dan sebagainya.
Banyak narasi dan paradigma yang timbul dimasyarakat indonesia seperti berikut,
Kata si fulan : " dakwah kok politik ? kalo dakwah ya dakwah saja ndak usah berpolitik
" Ah ngapain sih sok ikut-ikut politik? Politikan kotor "
" Kalo beragama ya beragama saja ndak usah sok ngatur-ngatur kehidupan orang, jangan sok suci"
Ohh, tentu dakwah politik, islam agama yang paling sempurna, agama yang mengatur semua lini kehidupan dari seluruh aspek yang ada. islam menjadi ideologi bagi pengikutnya dalam menjalani kehidupan dimuka bumi ini.
Kalo dilihat agama lain tidak seperti itu, ya biarin dan tentu saja hal ini dikarenakan agama lain bukanlah ideologi dikarenakan agama lain membahas hanya tentang urusan pribadi pengikutnya dan tuhannya saja.
Islam mempunyai sistem yang detail dan kaffah untuk umatnya dan teman-teman pasti pernah mendengar istilah ini "sistem ekonomi islam, sistem masyarakat islam, hukum islam dan bahkan sistem yang terkecil pun ada saat tidur, makan, ke wc dan sistem detail lainnya.
Seumur-umur hidup saya, tak pernah mendengar ada agama lain yang memiliki sistem yang sedetail itu.
Umat islam dituntut untuk berislam secara kaffah dimana umatnya melaksanakan semua lini kegiatan aktivitas dimuka bumi ini mengikuti semua yang ada pada islam itu sendiri termasuk juga dalam berpolitik jadi, umat islam tentu saja sangat dibolehkan dalam dakwahnya berpolitik jikalau, agama lain tidak berpolitik ya tidak apa-apa dikarenakan agama lain tak sesempurna agama islam.
"Jikalau ada diantara kita yang mengatakan dirinya islam tapi anti akan politik islam maka harus di pertanyakan keislamannya"
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.
(QS. Al-Ma'idah Ayat 3)
22 notes · View notes
sajaksore · 2 years
Quote
Banyak orang yang hanya jadi pimpinan, bukan pemimpin
Sajak Sore
39 notes · View notes
legosekars · 2 years
Text
tentang pemimpin (dan bos).
di kantor kami, kami punya keduanya. pemimpin sebagaimana kepala kantor pada umumnya, juga bos yang sehari-harinya memang dipanggil 'bos'. bahkan, pimpinan kami (kepala kantor) juga ikut memanggil bos, 'bos'. yang kami panggil 'bos' ini kepala kantor terdahulu, sebelum pimpinan kami sekarang. awalnya aku juga bingung, bukannya kurang sopan ya kalau panggil seorang pimpinan dengan bos? tapi, begitulah kebiasaan di sini. di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, 'kan?
baru dua bulanan ini pimpinan kami diangkat sebagai kepala kantor. sejak hari pertama menjabat, beliau sudah berhasil membuat suasana baru (yang bagi kami sangat asing). wajar ya, namanya juga punya kepala kantor baru. yang nggak wajar, sejak hari itu juga, aku membatin, 'oh, begini rasanya punya pemimpin'. nggak ada lagi tuh yang namanya rapat berkedok formalitas, bahasan rapat yang 'mbulet', dan, pastinya, evaluasi kegiatan yang cuma menomorsatukan progres (if you know you know).
jumat lalu, pimpinan kami membuat acara sharing knowledge tentang salah satu kegiatan dengan narasumber eksternal kantor. singkat cerita, aku diminta untuk memoderatori pertemuan tersebut. karena kesempatan inilah, setelah acara aku jadi tahu. ternyata, permintaan kepada narasumber itu datang dari pimpinan kami pribadi dan bukan dari kantor, sekaligus pembiayaannya. bukan cuma itu, setelah acara selesai, beliau segera menemuiku untuk berterima kasih dan mengapresiasi. agak jarang sih, budaya ini di kantorku.
aku sudah sangat bersyukur punya atasan langsung (kepala seksi) yang bagiku sudah merepresentasikan seorang pemimpin, bisa diandalkan, berpikiran strategis, dan yang paling penting perhatian ke kesejahteraan pegawai (re: anti lembur, kalau pegawai sakit gampang izin dan diperhatiin). sekarang, Alhamdulillah, Allah izinkan juga untuk punya kepala kantor yang memimpin.
biasanya, aku cuma baca di buku atau dengar dari podcast ini itu yang bilang kalau pemimpin itu beda sama bos. menjadi pemimpin akan sangat berbeda dengan menjadi bossy. bahwa memimpin itu menjadi teladan yang baik, bukan cuma terlihat seolah jadi teladan yang baik. bahwa menjadi pemimpin itu lebih banyak berkorbannya, bukan ongkang-ongkang kakinya. bahwa menjadi pemimpin itu lebih banyak sakitnya, bukan ketawanya. bahwa menjadi pemimpin itu lebih mengutamakan yang dipimpinnya, bukan sebaliknya.
sebagaimana yang banyak banget Rasulullah contohin ke sahabat, baik di kesehariannya juga sewaktu masa perangnya. di perang khandaq, Rasulullah tidak ragu untuk turun tangan, melakukan pekerjaan yang berat, sekaligus menjadi yang paling lapar di antara sahabat yang ikut menggali parit. tentunya masih banyak lagi keteladanan Rasulullah sebagai sebaik-baik teladan yang Allah pilih untuk kita.
hari itu, saya belajar banyak dari pimpinan saya. aduh, pokoknya semoga jabatan beliau jadi berkah untuk beliau dan keluarga.
***
percakapan setelah acara:
"respect saya, pak."
"ke narasumber kan lego maksudnya."
"lho, ke bapak dong pak. terima kasih banyak ya, pak. hari ini saya banyak belajarnya."
7 notes · View notes
Text
https://www.beritasatu.com/news/969777/polemik-eks-koruptor-bisa-jadi-caleg-aturan-tak-melarang/?utm_source=berita.com&utm_medium=article&utm_campaign=Terkait
Sistem hidup sekuler menjauhkan manusia dari kesadaran bahwa seluruh aktivitasnya berada di bawah pengawasan Allah.
Perjalanan panjang korupsi di Indonesia cukup membuat kita terhentak dan penuh keheranan. Dari mulai sebelum reformasi hingga pasca reformasi, korupsi masih menjadi tindakan yang lazim bagi para pejabat sepanjang mereka pandai memainkan sirkusnya.
Penanganan terhadap tindak pidana korupsi di Indonesia ditengarai tidak bersungguh-sungguh. Meski ada lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tetapi dari waktu ke waktu tampak sengaja ada upaya pelemahan lembaga ini.
Kondisi ini menunjukkan bahwa penegakkan hukum atas pelaku korupsi begitu lemah. Pasalnya koruptor dibebaskan bersyarat tanpa penjelasan yang cukup kepada publik.
Bahkan kepada mantan koruptor tidak kehilangan hak mencalonkan diri dalam kontestasi politik. Semakin menegaskan bahwa sistem demokrasi sangat ramah dalam terhadap koruptor dan memberi banyak kesempatan agar koruptor tetap memiliki kedudukan tinggi dimata publik.
Eksisnya korupsi dalam sistem kapitalisme hari ini adalah sesuatu yang jamak. Tolok ukur perbuatan dalam kapitalisme adalah teraihnya kemanfaatan yang bernilai materi dan meniscayakan lahirnya manusia-manusia serakah. Tidak pernah merasa cukup dengan gaji dan pendapatan yang diperoleh dari jalan yang halal, tapi selalu mencari harta dari jalan haram sekalipun.
Keserakahan telah membuat keras hati para pemimpin negeri yang korup. Mereka yang seharusnya mengurusi urusan rakyat yang tengah diimpit kemiskinan. Tengoklah kasus BBM naik sungguh di luar nalar dan matinya hati.
Begitu mudah kita menemukan budaya suap dan korupsi. “Ada fulus, urusan mulus. Tidak ada fulus, urusan mampus” menandakan saking sulitnya pelayanan jika tanpa pelicin berupa imbalan. Padahal, Rasulullah saw. berkata, “Laknat Allah atas penyuap dan penerima suap.” (HR Abu Dawud)
Bukan perkara mustahil manusia terjebak dalam godaan setan untuk korupsi. Islam memberikan sejumlah sanksi yang berefek jera sesuai hasil ijtihad Khalifah, bisa berbentuk publikasi tindak korupsi, stigmatisasi, peringatan, penyitaan harta, pengasingan, cambuk, hingga hukuman mati sesuai pertimbangan harta yang dikorupsi.
Dalam melakukan penyelidikan, Khalifah melakukan penghitungan harta para pejabat sebelum dan sesudah menjabat. Jika ada penambahan harta, negara akan melakukan verifikasi untuk mengetahui penambahan harta itu bersifat syar’i atau tidak. Dengan demikian, seluruh elemen negara berperan aktif dalam upaya pencegahan korupsi.
Sistem sekuler saat ini sejatinya adalah akar masalah tumbuh suburnya korupsi. Sistem ini telah menjauhkan suasana keimanan dalam menjalankan tampuk pemerintahan. Sudah selayaknya kita semua merenungi firman Allah :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ يَزْعُمُوْنَ اَنَّهُمْ اٰمَنُوْا بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَاۤ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّتَحَا كَمُوْۤا اِلَى الطَّا غُوْتِ وَقَدْ اُمِرُوْۤا اَنْ يَّكْفُرُوْا بِهٖ ۗ وَيُرِيْدُ الشَّيْـطٰنُ اَنْ يُّضِلَّهُمْ ضَلٰلًاۢ بَعِيْدًا
"Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada Tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 60)
Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes
hidayatuna · 14 days
Text
Teladan Kebaikan Seorang Wazir Kepada Bawahannya
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Abu Al-Husain adalah juru tulis Muhallabi, wazir kekhalifahan Bani Abbasiyah. Pada suatu hari di bulan Oktober 926 M, Abu al-Husain jatuh dari balkon istana Muhallabi dan tewas seketika. Muhallabi sangat berduka dengan kematiannya. Kemudian ia mengunjungi anak-anak almarhum dan menghibur mereka dengan cara yang teramat bijak. Ia berkata kepada mereka, “Kini akulah…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
tangerangraya · 2 months
Text
Pilkada 2024, Kader PDIP Tangsel Ogah Milih Pemimpin Fokus Pembangunan Doang
Tangsel – Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan segera menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara serentak di tahun 2024 mendatang, Tangsel yang baru berusia 16 tahun ini harus memiliki pimpinan yang tidak hanya politikus ulung semata, juga mampu dalam manajerial. Dengan begitu, kota termuda di Provinsi Banten tersebut dapat mewujudkan impian sebagai Kota Satelit yang cerdas dan Kota Sains…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
inira-arait · 3 months
Text
Manusia Paling Menyedihkan
Buat aku, manusia yang paling menyedihkan adalah manusia yang gak bisa ambil keputusan karena dia takut. Dia takut sama hasil dari keputusan yang dia ambil. Padahal, menurut aku lagi nih, kalau dia gak belajar dari kesalahan yang dia perbuat, dari mana dia mau belajar untuk jadi manusia yang lebih baik lagi ?
Apalagi kalau keputusannya tuh juga menyangkut dirinya sendiri. Buat diri sendiri aja dia takut untuk ambil keputusan, gimana dia mau jadi pemimpin ? Wkwkwk.
Kadang suka memperhatikan kejadian di sekitar. Ya bener sih, pantas aja, orang-orang yang (menurut aku) gak bisa untuk ambil keputusan bahkan untuk hal sepele macam "file ini harusnya ditaruh di mana?" yaaa susah naiknya #eh
Coba bayangkan, orang-orang yang sulit untuk mengambil keputusan, ketika dia jadi pemimpin, mau jadi apa orang-orang yang dia pimpin ? Masa follower-nya yang disuruh ambil keputusan. Helloooo~ from the outside~
Tapi yang lebih menyedihkan dari yang paling menyedihkan adalah dia yang gak berani ambil keputusan, yang akhirnya meminta orang lain untuk ambil keputusan, dan ketika keputusan yang diambil tidak memenuhi ekspektasinya, dia malah menyalahkan orang yang dia minta untuk mengambil keputusan tersebut.
1 note · View note
inikumi · 10 months
Text
Jika belum waktunya, kita tak akan pernah bisa sampai ke tujuan.
Misalnya, tujuannya ke bogor, untuk bisa ke bogor durasi nya tentu ngga akan sama dengan durasi yang dibutuhkan ke bekasi. Beda nya durasi ini yang tau cuma Allah. Kapasitas kita bukan untuk menerka-nerka yang bukan area kita sebagai manusia. kapasitas kita yaitu mengusahakannya.
16 notes · View notes
ordinarymanjournal · 4 months
Text
“Segala atribut mesti lengkap, kalau tidak akan mendapat hukum dari Si Bos” seru seorang kawan kepadanya. St. Paduko Basa tersenyum sahaja. Hanya itu yang dapat ia kerjakan sebagai anak buah. Kawan-kawan kantornya sudah sibuk membuat plat nama, membeli lambang satuan pegawai yang mesti disematkan dibaju pada setiap harinya, ditambah sebuah pin anti-Gravitasi yang tiada juga boleh…
View On WordPress
0 notes
andy-bt · 5 months
Text
Wahai Sang Pemimpin
Oleh: A.B. Tadampali Rabu, 9 Juli 2014 – 00:00 Post: 9 Juli 2022 – 19:58 Aaaahhh………..! Oooohhh………..! Eeeehhh………..! Uuuuhhh………..! Iiiihhh……………! Dengarlah… wahai… Sang Pemimpin Sejak lama… sejak dahulu kala… suara itu ada sejak nenek moyangku… belum menjemput tidur panjang… hingga kini orang tua dan mereka… tetap bersuara sama… Entah… apalagi… yang mesti kusuarakan Namun… jika…
Tumblr media
Tampilkan di WordPress
0 notes
naqibia · 8 months
Text
Adanya seorang pemimpin merupakan fitrah manusia di muka bumi. Pemimpin memiliki wewenang untuk mengatur jalannya hukum yang berlaku di tengah warganya. Maka dari itu, baik atau buruk suatu bangsa sebagian besar tergantung dari pemimpinnya, bisakah ia memimpin dengan bijak atau justru sebaliknya.
0 notes
retorikadyf · 2 years
Text
(Pemuda dan Peradaban)
Dari waktu ke waktu dalam perjalanan sejarah memang peran pemuda dalam merekontruksi peradaban tidak bisalah di pisahkan dimana keduanya menjadi korelasi yang recycle.
Emangnya,seberapa besar sih urgensi pemuda dalam merekontruksi peradaban?
Ada sebuah cerita dahulu pada zaman dimana di salah satu kerajaan islam di timur tengah yang sering diintai oleh para intelejen pasukan salib yang memata-matai kerajaan tersebut dengan tujuan untuk menyerang.
Satu tahun pertama, 1 pasukan intelijen dari pasukan salib mengintai mengeliling kerajaan namun tidak ada yang mendapatkan informasi apapun kecuali ada anak kecil yang menangis di bawah benteng, saat ditanya kenapa menangis dan ia menjawab dikarenakan anak kecil itu panahnya meleset dari target dan ia takut tidak bisa melawan para musuhnya pasukan salib akhirnya, ia melapor ke raja tantang itu dan raja keputusan melarang untuk menyerang kerajaan islam tersebut.
Tahun selanjutnya pasukan intelijen salib memata-matai kembali kerajaan islam tersebut dan pasukan tersebut tidak mendapatkan informasi apapun kecuali ia menemukan anak kecil kemarin kembali yang menangis dikarenakan panahnya yang meleset dari target dan ia mengatakan tentang ketakutannya akan kalah jika berperang dengan pasukan salib akhirnya, sang pasukan intelijen tersebut kembali melaporkan ke raja dan raja tersebut kembali melarang untuk menyerang kerajaan tersebut.
Waktu terus berjalan akhirnya 20 tahun kemudian pasukan intelijen tersebut datang kembali ke kerajaan islam tersebut dan kembali tidak menemukan informasi apapun terkait kelemahan kerajaan kecuali ada anak kecil yang kemarin sekarang ia sudah remaja dan menangis di dekat benteng saat ditanya;
"Hay anak muda ada apa gerangan kau menangis?
"Paman aku menangis dikarenakan wanitaku diambil oleh orang lain"
Setalah itu juga pasukan intilejen salib itu kembali kepada raja dan melaporkan apa yang ia temukan dikerajaan itu.
Pasukan salib pun bergegas menghadap raja untuk melaporkan keraja.
Pasukan: "Wahai raja, hamba kembali kesini ingin melaporkan hasil memata-matai kerajaan sebelah dan hamba tidak menemukan informasi apapun lagi kecuali hamba bertemu dengan anak remaja di bawah benteng yang dulu dan sekarang ia sudah remaja. remaja itu menangis saat ditanya dia mengatakan menangis dikarenakan wanita"
Raja pun menjawab: "Wahai para pasukan siapkan lah diri kalian sekarang juga kita akan menyerang kerajaan mereka, kita akan hancurkan rata dengan tanah".
Akhirnya kerajaan islam itupun diserang dan mengalami kekalahan.
Dari sini kita ambil hikmah bahwa jikalau pemuda islamiyah sudah menjadi loyo hancur dikarenakan mundurnya level kualitas karakteristik pejuang yang terbuai tergerus akan duniawi dan memikirkan pribadi saja tidak memikirkan perjuangan islamiyah dalam membangun peradaban madani dan melawan para musuh allah serta berjuang untuk umat maka hancurlah peradaban negara tersebut.
"Jelas tolak ukur peradaban suatu bangsa dilihat dari seberapa kualitas para pemudanya".
Palembang, 24 juli 2022
Didi yusup
20 notes · View notes