*penikmat kata* ga pinter nulis cuma suka baca, tapi ga suka bacaan yang berat wkwkwkkw
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Yuk Tumblr jadi rumahku kembali, seprtinya kau senyaap, dan aku butuh
0 notes
Text
Kena tulah
Kemaren kan rame ramenya taikan kelas dan perpisahan, jadilah orderan buket Alhamdulillahnya banyak banget, sampe di high season tuh keteteran banget, udah diusahakan untuk tetep memenuhi kebutuhan primer anak dan suami dulu tp emang jadinya engga maksimal kayak mandi Fei telat, terus kamar rada berantakan, lupa diri sendiri belum mandi wkwkkw sampailah suamiku ngambek karena Fei katanya engga keurus ....
Dan tibalah tulah itu menghampiri, uang dagangannya di gondol maling yg masuk rumah 🧟🧟
Inikah yang dinamakan tidak berkah itu? Tp kan yaAllah uang niatnya buat bayar SPP anak yatim ini, wkwkkw masih ngelesss
0 notes
Text
''kami bisa sabar akan lapar, tp kami tidak bisa sabar atas api neraka" aku pernah denger kata kata ini dari kajian ustad oemar mita, ketika para istri salafusoleh berpesan kesuaminya sebelum pada berangkat kerja.
kata kata ini menurutku mengandung keimanan yang dlm banget ya, dari sini peran peran muslimah beraksi, butuh iman ilmu dan keikhlasan ketika kata kata itu keluar dari lisannya.
salah satu peran peran muslimah yang bisa dimaksimalkan:
1. sebagai hamba Allah untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah (selalu cari celah untk beramal soleh)
2. sebagai khalifah diatas muka bumi, berperan sesuai dengn keilmuan/kemampuan
3. menuntut ilmu agar terisi tangki tangkinya agar bisa dibagikan
4. madrasatul ula bagi anak anaknya
Peran peran ini emang berat yaaa pas ngejalaninnya, tp mari kita meminta ke yg maha Kuasa agar Allah mampukan kita berperan walaupun kecil untk agama ini, karena sebenernya fitrahnya manusia sendiri adalah fitrah untk taat
@kelasmengejarcahaya
3 notes
·
View notes
Text
Untukmu yang Sendiri
Jangan sedih dan merasa insecure jika hari ini tidak ada yang benar-benar tahu soal deritamu, bebanmu dan bahkan jerih payahmu. Kamu tahu kenapa? Sebab ada orang-orang yang Allah dewasakan dengan kesendirian, ia jatuh dan bangun dengan sendirian, tanpa teman dan tanpa keluarga. Syukuri saja bahwa ternyata Allah masih membantumu, menghidupkan dan menemani setiap langkah dan keputusanmu.
Kamu tidak akan pernah bisa memilih akan dilahirkan dari keluarga apa, bagaimana orang tuanya, seperti apa lingkungan dan kehidupannya. Tapi kamu bisa memilih untuk meratapi nasib atau bangun dan berjalan merubah hidup, meski sendirian? Iya, meski sendirian. Jika ada teman atau keluarga yang membersamai, maka bersyukurlah, jika tidak ada maka tetaplah bersyukur. Tidak perlu dibanding-bandingkan, sebab setiap kita ada ujiannya masing-masing.
Kuatkan saja hatimu bahwa ujian itu akan ada selesainya, karena air laut pun tidak selalu pasang, bukan? Ada masanya ia surut. Seperti hujan yang tidak selamanya deras, ada waktunya berhenti dan mempersilahkan kita untuk melanjutkan kehidupan dan perjalanan, iya kan?
Jangan pernah merasa sendirian, ramaikan saja hatimu dengan doa dan rasa bahwa Allah selalu ada. Tidak akan pernah Dia meninggalkan dan menelantarkan, dekatkan lagi hubunganmu dengan-Nya, agar harimu selalu penuh dengan syukur dan tenang. Ada masanya kok kamu bahagia, kapan? Tunggu saja, ya :)
Merayakan kesendirian.
@jndmmsyhd
770 notes
·
View notes
Text
Lagi lagi ku ingatkan, pada diri yang selalu meronta, lagi lagi ku ulang ulang, bahwa jika mulai kembali merasa sempit, yuk pahami lagi, kalo sabar ada batasnya maka itu adalah penerimaan, karena sabar adalah melewati batas batas penerimaan diri.
0 notes
Text
Untuk hati yang terus menerus berjuang.
Untuk hati yang terus menerus berjuang.
Belajarlah untuk memulai segala sesuatunya dengan meminta. Meminta kepada Allaah, Rabb semesta alam. Yang Rahmat dan kasih sayangNya tak pernah lepas dari kehidupan ini.
Sadar bahwa kita ini adalah seorang hamba, yang sama-sama tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolonganNya. Maka setiap waktu kita sungguh butuh pertolonganNya.
Akan sangat menenangkan hati, bila upayamu menemukan hasilnya. Bila kesedihanmu memiliki temannya. Kita tidak lagi dirumitkan dengan menggantungkan harap kepada manusia. Kita tak lagi merasa kecewa saat kebaikan kita mungkin tidak di apresiasi.
Perasaan kita akan tenang. Sebab kita mengetahui bahwa takdir Allaah adalah yang terbaik. Maka untuk itulah kita dibimbing untuk sepenuh hati menggantungkan seluruh hidup kita kepadaNya.
Untuk hati yang terus menerus berjuang. Jangan lelah untuk menguatkan diri dengan selalu bergantung kepadaNya. Baik-baik ya hati yang baik.
175 notes
·
View notes
Text
Berhenti
Aku pernah berhenti beberapa kali, berhenti yang bukan untuk sekadar mengambil jeda seperti biasanya. Berhenti yang rasanya jauh lebih dalam, dan juga terasa begitu lama.
Berhenti yang membuat pikiranku tidak sedang berada pada tempatnya. Raga di satu tempat, namun pikiran memilih untuk berjalan ke tempat lainnya. Beberapa terasa asing, namun ada juga yang rasanya cukup aku kenali, seakan-akan pernah memijakkan kaki di sana.
Kemarin, aku memilih berhenti untuk kesekian kalinya. Berhenti karena seakan sedang menemui pagar yang tinggi. Tidak ada seorangpun yang lewat, sehingga aku tidak bisa bertanya apa yang ada di baliknya. Tidak ada celah ataupun lubang yang bisa aku intip, juga tidak ada tangga yang bisa untuk aku panjat.
Aku berulang kali melewati jalan yang sama, jalan yang aku paham betul dimana rusak dan beceknya. Tapi kali ini berbeda. Jalan yang kulewati tiba-tiba menjadi sepi, lengkap dengan pagar tinggi yang entah sejak kapan ia berdiri.
Jam tanganku mulai berbunyi, menandakan waktu berhenti yang tersisa sedikit lagi. Dan pada akhirnya hanya ada satu yang bisa dipilih saat keadaan tidak menyediakanku pilihan sama sekali. Satu hal yang seringkali aku pilih meski mungkin dalam keadaan yang jauh dari kata lapang.
Dan pilihan itu ialah, menjalaninya.
Danny Dzulfikri, Agustus 2021
197 notes
·
View notes
Text
Menunggu Dengan Baik
Di setiap sudut kota ini, ada jiwa-jiwa yang sedang menjalani masa menunggunya. Menunggu yang tidak hanya berdiam, tapi juga berupaya. Menunggu yang tidak hanya untuk ditemukan, tapi juga untuk kemudian menemukan.
Beberapa ada yang kehilangan semangatnya, kehilangan antusiasnya. Karena di benakknya sudah terbayang tentang duduk diam yang membosankan. Terpikir tentang habisnya waktu untuk hal yang sama sekali tidak ia sukai.
Di tempat lain, ada yang menanggapinya dengan baik-baik saja, sambil mempersiapkan apa-apa yang sekiranya ia butuhkan selama ia menunggu. Karena baginya, menunggu juga bukan hal yang ia sukai. Lalu ia mengisinya dengan bercerita, dengan bicara, mendengar, membaca, menulis, juga dengan belajar. Karena dia tidak ingin waktu menunggunya habis begitu saja, tanpa bermanfaat apa-apa.
Dan keduanya pun masih tergantung dengan seberapa besar kesabarannya. Yang tidak semangat dan merasa jenuh, bisa saja sanggup menunggu lebih lama. Daripada yang pada awalnya antusias, tapi kesabarannya habis ditengah-tengah. Pada akhirnya ia berhenti untuk menunggu, dan memulai lagi untuk menunggu hal yang baru. Entah kapan, untuk apa, dan siapa. Dan akan melelahkan jika ia menunggu sesuatu yang baru, tapi menggunakan kesabarannya yang lama.
Menunggu dengan kesabaran akan berbuah manis, dan mengisinya dengan hal-hal bermanfaat, akan terus menggerakkan kita ke arah yang lebih baik.
Kita memiliki pilihan, untuk menunggu dengan cara yang baik, atau kemudian berhenti ditengah-tengah. Sambil terus menjaga sabar, agar ada ruang untuk Tuhan menunjukkan peran. Tidak semua menunggu adalah perlombaan. Tapi bukankah akan ada kebaikan lain jika menunggu itu bisa kita menangkan? Selamat menunggu dengan cara yang baik. Sabar, sebentar lagi akan datang :)
Danny Dzul Fikri Surabaya, 13 November 2017
724 notes
·
View notes
Text
Bila nanti kamu bertemu dengan dia yang menarik. Sebab energi baiknya membuatmu tertarik. Entah karena tulisannya, kepemimpinannya, keaktifannya mengisi ruang kebermanfaatan, atau kecerdasannya. Tolong, jatuh hatilah dengan cara yang baik.
Barangkali mengenalnya membuat energimu berlipat-lipat. Semakin bersemangat memperbaiki diri, menuntut ilmu, bersedekah, berkarya, dengan harapan bisa menjadi sebaik dirinya dan bisa bersanding dengan orang sepertinya suatu hari.
Energi jatuh hati memang luar biasa ya? Buktinya, kamu yang biasanya sangat mager, bila bertemu dengannya, langsung termotivasi ingin berubah dan memperbaiki diri. Iya, jatuh hati berjuta rasanya, memang demikian adanya~
Namun dalam proses berbenah, baiknya tidak menjadikan ia sebagai fokus dan alasan utamamu berbenah. Perbaikan diri itu ditujukan untuk dirimu sendiri, karena ingin membersamai diri dengan versi yang lebih baik di masa depan. Sebab, jika kamu masih menjadikannya sebagai alasan utamamu berbenah, maka fokusmu berganti menjadikan penerimaannya terhadapmu sebagai yang utama. Lalu, bila usahamu menjadi baik tidak terlihat di matanya bagaimana? Padahal, penerimaan dan perasaan orang lain terhadapmu jelas di luar kendalimu. Tidak perlu sibuk menerka perasaannya terhadapmu.
Jadilah versi terbaik dari dirimu, bukan atas dasar penerimaan ia yang kamu kagumi. Cukuplah ia menjadi pemicumu untuk berbenah. Berkaryalah, ambil peran di ruang kebermanfaatan, semata untuk memaksimalkan potensimu, mewujudkan mimpi-mimpimu. Perhatian dan apresiasinya terhadap upayamu berbenah, perasaannya yang juga berlabuh padamu hanyalah bonus, bukan yang harus kamu dapatkan.
Energi jatuh hati itu besar, gunakan dayamu itu untuk meningkatkan kapasitas diri dan meraih mimpi. Pada akhirnya, karya, kebaikan, dan mimpi-mimpimulah yang akan menarik sosok yang tepat untuk berjalan menujumu.
Kepada diriku, jatuh hatilah dengan baik, jadilah versi terbaik dari dirimu.
Surabaya, 17 Maret 2021
409 notes
·
View notes
Text
Beruntunglah mereka yang mampu menahan segala gemuruh rasa. Ia memilih melepaskan disaat ia mampu untuk mengurung dan mengikat, sebab ia tahu bahwa tidak ada kebaikan dan keberkahan dari memiliki apa yang sebenarnya bukan miliknya.
Bertahan itu tidaklah mudah, ada banyak keraguan yang harus ia lawan, ada ribuan bisikan yang harus ia tutup dan tidak ia dengarkan. Kamu akhirnya tahu bahwa bertahan itu membutuhkan kesabaran, ia perlu ikhlas dan melepaskan, ia perlu ketenangan untuk meyakinkan pilihan.
Sudah benar langkah dan keputusanmu untuk tidak ceroboh menentukan pilihan, sesuatu yang belum waktunya jangan sampai terburu-buru untuk mendapatkannya. Sebab ketergesaan itu menunjukkan ketidaksiapanmu saat nanti memilikinya.
Sabarlah, tundukkan dan latihlah nafsumu dari ketergesaan. Tidak banyak manusia yang mampu bertahan dari menjaga hati dan diri, tidak banyak pula manusia yang sabar menanti dengan kebaikan untuk mencari keberkahan.
Sebab tujuan yang baik haruslah dijalani dengan cara yang baik pula, sedari awal hingga akhir. Berkah itu pada caramu mendapatkan dan merawatnya setelah memiliki. Jika belum tiba masanya, bersabarlah. Ia akan datang, sabar.
@jndmmsyhd
595 notes
·
View notes
Text
Di ujung hari, saat tubuh sudah lelah, tenaga habis, pikiran penuh, perasaan tidak keruan, lidah terlalu kelu untuk berkisah, jemari pun terlalu bingung untuk menuliskannya, satu-satunya yang bisa berbicara hanyalah hati.
Saat itulah membisikkan "Alhamdulillah" dalam hati terasa sangat nikmat.
"Alhamdulillah" adalah satu kata yang menyembunyikan banyak cerita getir manusia, yang hanya diketahui oleh dirinya dan Tuhannya.
"Alhamdulillah, baik", padahal hanya berusaha terlihat baik-baik saja.
"Alhamdulillah, senang," padahal ada kesedihan yang tidak diumumkan.
"Alhamdulillah, berhasil," padahal ada kegagalan yang disimpan sendirian.
Semoga semua yang tengah menguatkan diri di balik "Alhamdulillah" diberi kelapangan dan kebahagiaan yang sejati. ☺️
304 notes
·
View notes
Text
Mengagumi itu boleh, tapi akan menyakitkan jika sudah melampaui batasnya. Kamu saja yang mudah mengagumi secara berlebih hingga mudah hatimu sakit untuk kesekian kali, selama yang kamu jumpai itu manusia maka jangan berlebih dalam menyikapi, entah suka atau benci.
Sebab kamu tidak bisa mengatur takdir pertemuan dan perpisahan, tidak bisa pula mengatur rasa suka atau benci, hati itu sepenuhnya milik Allah. Mintalah pada-Nya soal ketetapan yang baik untuk masa depan, mohonkan pula soal kelapangan dada untuk setiap tulisan takdirmu nanti.
Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan hatimu kering? Sementara Allah yang menurunkan hujan pada setiap hati yang berharap dan berdoa. Bagaimana bisa pula kamu yakin akan kesulitan masa depan? Padahal Allah yang mempunyai kuasa atas kemudahan dan sukarnya urusan.
Barangkali yakinmu yang kurang matang, doanya yang kurang tinggi, dan sujudmu yang kurang rendah. Siapalah kita tanpa kehendak dan kuasa Allah? Mari kembali untuk mereparasi hati yang sudah terlalu sakit ini, menyegarkan rasa yang sudah lama kering tersebab jauhnya kita dari mata air kehidupan.
Doakan, lapangkan, dan lanjutkan langkah. Semoga Allah memberikan keberkahan dan perlindungannya untuk setiap langkahmu.
@jndmmsyhd
663 notes
·
View notes
Text
Hati yang baru
Ternyata setelah kehilangan justru kita akan merasakan ketenangan. Tak perlu ada lagi yang dikhawatirkan. Karna memang semuanya adalah titipan bukan kepunyaan. Justru aku menyadari kehilangan bukan berarti sesuatu terengut dari kita, namun proses untuk mendatangkan sesuatu yang lebih besar darinya.
Ternyata dari sesuatu yang patah, ada hal yang tetap utuh. Ia dirawat dengan begitu anggunnya, disirami dengan telaga ilmu dan dibalut dengan nasehat-nasehat bijaksana. Apalagi kalau bukan hati namanya. Ialah satu-satunya organ yang setelah patah justru malah tumbuh, merona dan memancar cahaya darinya.
Karna itu berterima kasih lah kepada mereka yang menyediakan waktunya untuk mematahkan hati-hati kita. Mereka lupa bahwa hati adalah organ bukan benda. Mereka lupa bahwa hati kita terpaut pada kecintaan kepada penciptanya, apakah mereka lebih hebat dari kuasanya? Atau memang mereka sengaja membuat rongga agar hati-hati kita terselip ragu supaya kufur dari nikmat-Mu.
Dengan patah hati-hati kita akan diasah. Dengan kehilangan justru melipat gandakan keikhlasan. Apalagi dengan tulus, masalah besarpun terasa renyah seperti pilus. untukmu yang hatinya maha lurus. Rawat dan jaga agar terus merona. Untukmu yang belum merasakan ketenangan setelah kehilangan, cukupkan ilmu dan kuatkan tulus. Agar engkau menyadari bahwa kehilangan sejati adalah kehilangan cinta dari-Nya. Bukan yang dikatakan banyak manusia.
Terima kasih untuk hati yang baru. Aku akan menanaminya dengan bunga-bunga. Juga pepohonan yang akan rindang nantinya. Aku juga akan menambahkan kursi untuk membuat semua yang singgah nyaman berlama-lama duduk disini. Oh iya, aku juga akan menambahkan rumah di dekatnya. Jika kamu mau, mari kita mengisinya.
295 notes
·
View notes
Text
Menjadi Tamu yang Tahu Diri
“Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan-Nya.”

Begitulah secuplik kalimat dalam paragraf pertama pesan cinta Rasulullah kepada para sahabat ketika hendak menjumpai Ramadhan. Kalimat yang syahdu, sebab ia mengabarkan kabar membahagiakan, bahwa kita akan menjadi seorang tamu agung. Tidak tanggung-tanggung, kita bukan lagi menjadi tamu bagi orang paling terkenal di dunia, raja paling bijaksana di dunia, atau siapapun yang terhebat lainnya di dunia. Lebih jauh melampaui itu semua, kita ternyata sedang diundang menjadi tamu bagi Allah, Rabb yang di dalam genggaman-Nyalah jiwa kita dan alam semesta ini berada.
Bicara soal menjadi tamu agung, mungkin kita bisa mengingat pada suatu waktu dimana kita mendapatkan tiket gratis VVIP untuk menghadiri sebuah acara, atau diundang ke seorang rumah pejabat karena satu dan lain hal, atau mendapatkan hadiah untuk menginap di sebuah hotel mewah, atau kesempatan emas lainnya. Bagaimana rasanya kala itu? Menyenangkan sekali, bukan! Semua dicukupi dan tersedia. Lalu, apa memangnya yang Allah sediakan bagi kita sebagai hidangan yang disuguhkan-Nya kepada seorang tamu yang dimuliakan?
Hidangan-Nya untuk kita di bulan Ramadhan ini menarik. Ia bukanlah tiket gratis keliling kota dan tempat wisata, makanan-makanan mewah, atau kasur empuk yang memanjakan tubuh kita. Sebaliknya, hidangan-Nya adalah deretan tawaran amal-amal shalih di sepanjang bulan. Ah, mengapa demikian? Mengapa hidangan istimewa ini justru merepotkan karena itu berarti bahwa kita harus kerja, kerja, dan kerja untuk dapat melakukannya? Mengapa hidangan istimewa ini justru melelahkan karena kita harus menahan banyak hal buruk dan memaksakan diri untuk banyak hal baik? Bagaimana menurutmu?
Tak ada hidangan terbaik selain apa yang dihidangkan-Nya. Maka, hidangan-Nya di sepanjang Ramadhan tentu adalah sebaik-baik hidangan.
Allah tahu, bahwa pada akhirnya kita tidak membutuhkan apa-apa lagi kecuali keselamatan saja, sedang jiwa yang selamat lagi lekat dengan-Nya tak bisa didapat kecuali dengan menempa diri agar menjadi yang lebih baik iman dan amalnya. Maka, dihidangkan-Nya segala sesuatu yang kita butuhkan, meski memang tak pasti sejalan dengan apa yang kita inginkan. Lalu, maukah kita menjadi tamu yang baik dengan menerima hidangan yang disajikan oleh yang mengundang kita? Maukah kita menjadi tamu yang tahu diri di Ramadhan nanti?
Selamat bersiap menjadi tamu terbaik!
__
Picture: Pinterest
248 notes
·
View notes
Text
Kalau Jodoh, Pasti Menikah
Akan ada saja jalan dipertemukan, dimudahkan. Sekalianpun diuji banyak cobaan dan keragu-raguan.
Kalau tidak jodoh, tidak menikah. Walaupun jaraknya dekat, beriringan. Akan ada saja sebab dijauhkan.
Kesimpulan-kesimpulan tentang jodoh kini semakin sederhana. Kalau jodoh ya menikah.
El Isbat
448 notes
·
View notes
Text
Habiskan Jatah Gagalmu!!!
Dulu aku sangat setuju dengan kata-kata “selagi muda habiskan jatah gagalmu”. Supaya esok dihari tua, engkau akan memanen apa yang engkau tanam. Tak perlu lagi merasakan keringat dan tangisan.
Tetapi semakin kesini justru kian mengerti bahwa gagal adalah mekanisme yang tak mungkin ada habisnya. Stok gagal kita masih banyak sekali. Itu yang harus diterima. Sebagai orang yang memiliki nyawa.
Persis, seperti kita membutuhkan sedih untuk mengerti arti senang. Atau membutuhkan rasa kecewa untuk mengerti kata harga. Semuanya bukan berlawanan. Tetapi justru saling menyeimbangkan.
Karena itu, bisa jadi gagal itu tidak selalu buruk. Fase dimana akan belajar banyak hal. Menjadi lebih dewasa untuk bisa menerima. Menjadi mengerti bahwa tidak semua yang diinginkan harus berwujud kenyataan.
Dengan begitu, menyosongsong hari esok berarti bersiap menyambut lagi kegagalan. Lalu belajar untuk memperbaiki. Begitu seterusnya. Untungnya Allah maha adil, yang menilai segala sesuatu berdasarkan proses bukan hasil.
Tapi tenang, ada satu tips supaya tidak merasakan lagi kegagalan dalam hidup. Cukup berdiam diri dan tak usah melakukan apa-apa. Dengan begitu kegagalan akan enggan menghampiri, begitu juga dengan keberhasilan.
Tapi kita-kira apa ya yang membuat orang-orang tidak ingin merasakan sebuah kegagalan? Dugaanku sih supaya kita terlihat selalu hebat dimata orang lain. Padahal sejatinya, kita selalu gagal dimata orang lain.
279 notes
·
View notes