goresantintaa
goresantintaa
goresantintaa
45 posts
Aku menulis karena aku berpikir. Kumpulan catatan kumuh untuk diriku di masa depan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
goresantintaa · 3 months ago
Text
Semua orang punya masalah.
Namun gimana orang tersebut menghadapinya membedakan seorang pejuang dari seorang pengecut.
Dan jangan salah, seorang pejuang belum tentu bisa menyelesaikan masalahnya.
Ia terkadang perlu bantuan. Bedanya, pejuang cari bantuan untuk dapatkan solusi lepas dari masalah, dan pengecut cari dukungan yang melegitimasi ketidakmampuannya untuk bangkit.
(Ari kamayanti)
1 note · View note
goresantintaa · 4 months ago
Text
Ketika gerakan ini dirasa lesu secara keshalihan hingga keilmuan dari level individu hingga kolektif, rasanya memang gerakan ini pada kondisi pantas kalah. Hingga perlu dilakukan perbaikan menyeluruh dari hal yang paling mendasar di masalah ruhiyah dan ulumuddin dengan harapan akan tercipta generasi yang tangguh dan mampu beramal maksimal.
Hingga umat ini pantas untuk menang lagi.
30 notes · View notes
goresantintaa · 4 months ago
Text
"Perempuan dan Harga Diri"
Beberapa waktu belakangan aku mempunyai satu keresahan. Keresahan itu tentu sesuai dengan judul, yaitu harga diri seorang perempuan. Ntah kenapa aku pribadi sejak dulu kurang sreg sama orang orang (khususnya perempuan) yang bersikap menye menye ketika berhadapan dengan hal-hal serius atau formal. Selain itu, aku juga cukup prihatin dengan perempuan yang menunjukkan betapa tidak berharganya dirinya di depan laki laki. Pada kasus ini konteksnya adalah relationship.
Malam ini, setelah ngobrol panjang dengan Ibu dari Sahabatku sendiri. Ada satu kesimpulan pesan beliau yang bisa kupegang dengan erat. "Kita sebagai perempuan harus paham dengan harga diri".
Beberapa kasus berdasarkan hemat pengamatanku, sering kali sikap menye menye ketika berhadapan dengan urusan formal menjadi salah satu sebab seorang perempuan mendapat bentuk tindakan "Kekerasan seksual", baik verba maupun non verba.
Misalnya, ketika seorang mahasiswa harus berhadapan dengan dosen yang kita tau dia memiliki kecenderungan bersikap negatif kepada mahasiswinya (getek). Solusinya ya harus bersikap tegas, jangan pernah menye menye. Semakin tegas, maka level harga diri dan martabat kita semakin tinggi. Sebaliknya, sikap menye menye bukan malah dapat "merayu", tetapi justru bisa memancing tindak kejahatan seksual. Mau? Seminggu lalu, aku mendapati perlakuan kejahatan seksual verbal kepada keluargaku. Karena dia terikat dengan lembaga tertentu membuatnya lebih bersabar dan tidak melaporkan. Kalo aku sebagai org umum, habis tu kulaporkan biar ditindak.
Dalam konteks hubungan juga. Jangan pernah jatuhkan harga dirimu dalam bentuk mengemis cinta atau perhatian. Kalau kata Kak Tresnany, coach hukum law of attraction, semakin kamu takut kehilangan sampai sampai menunjukan bentuk tindakan "mengemis" cinta, maka semakin kuat alasan orang itu untuk lepas darimu. Aku bukan orang yang berpengalaman dalam hal ini. Namun cukup prihatin dengan kisah para perempuan yang mengemis cinta. Udahlah, kalian jauh lebih berharga dari orang yang kalian simpan namanya dihati itu.
Pada akhirnya nilai dan keamanan diri adalah tanggungjawab masing-masing. Selagi masih dalam konteks hal hal yang bisa dikendalikan, maka maksimalkan penjagaannya. Ndak bisa sepenuhnya mengandalkan orang lain untuk menjaga diri kita, karena orang lain pun sibuk dengan dirinya sendiri. Jangan jatuhkan harga dirimu di hadapan manusia. Jika kamu lakukan itu, maka wibawamu akan semakin rendah dan keamanan dirimu juga terancam. Semakin kamu paham betapa berharganya dirimu, maka orang lain pun akan ikut menaruh hormat padamu.
Pada urusan keamanan yang di luar kendali kita, semoga Tuhan senantiasa memberi keselamatan kepada diri kita ya. Aamiin.
Pontianak, 22 Maret 2023.
2 notes · View notes
goresantintaa · 5 months ago
Text
Kita ingin melawan kedzaliman yang terjadi di sekitar, tapi seringkali kita justru lupa terhadap kedzaliman yang kita perbuat sendiri; waktu yang terbuang sia-sia, nyaman dalam kebodohan, tidak menjaga kesehatan, bahkan dalam soal rasa, adakah cinta selain kepada Allah dan RasulNya lebih besar bersemayam dalam hati?
Seringkali kita lantang untuk melawan kebatilan yang menganggu kehidupan, namun justru kebatilan dekat sekali dengan jiwa kita; menyekutukan Allah, menolak kebenaran yang sudah termaktub dalam Quran dan Hadits, mencela para ulama
Ini bukan berarti kita bersikap pasif dan pesimis, menunggu datangnya kesatria berkuda yang bisa melenyapkan kedzaliman dan kebatilan
Ini sikap yang perlu kita refleksikan terus menerus, agar semangat ishlah (perbaikan) dibawa oleh insan-insan yang sholih (baik) sehingga dapat menjadi mushlih (insan yang memperbaiki)
Ikhtiar yang nampak adalah bentuk sunnatullah yang perlu kita hadirkan, namun jangan lupakan kuasa Allah Yang Maha Berkehendak
Ramadhan akan selesai, semoga kita bisa menjadi insan yang siap masuk bulan Syawaal! Karena syawwal adalah naik kelas, naik tingkat, naik kualitas!
133 notes · View notes
goresantintaa · 6 months ago
Text
Memang perjalanan menuju hakikat sejati tidaklah menyenangkan dan tidak cukup menarik. Namun, jika engkau terus menelusurinya, engkau akan merasakan manisnya.
Berbeda Jika engkau hanya melihat "bentuk". Pada awalnya sangat menarik, tetapi semakin lama duduk bersamanya kau akan merasa semakin dingin dan bosan.
Kalaulah engkau pencinta atau pencari cinta, dan engkau siap menanggung beban paling ringan dan engkau menanggungnya dengan hati ringan.
Syarat Cinta adalah kesediaan menjadikan diri sebagai tebusan bagi kekasih dan kerelaan untuk binasa demi sang kekasih. Sebab keduanya bergerak ke arah satu tujuan dan akhirnya tenggelam di lautan yang sama.
Akar masalahnya adalah perbuatan.
Dimanakah orang-orang yang mau berbuat?
Di manakah orang-orang yang mencari perbuatan?
Tunjukkan kepadaku agar bisa mengirimkan kepada mereka sejumlah perbuatan!
Saat ini, kalian hanyalah pencari kata-kata!
Maka carilah kemanusiaan!
Karena itulah tujuan utamanya, selebihnya hanya celotehmu yang tak kunjung habis.
Ketika nafsu ingin mengeluh, engkau harus melawannya.
Jalaluddin Rumi
0 notes
goresantintaa · 10 months ago
Text
Ada empat macam manusia. Pertama, orang yang tahu dan tahu bahwa dia tahu. Orang seperti ini disebut alim (berpengetahuan), maka ikutilah. Kedua, orang yang tahu dan tidak tahu bahwa dia tahu. Orang seperti ini sedang tidur, maka bangunkanlah. Ketiga, orang yang tidak tahu dan tahu bahwa dia tidak tahu. Orang seperti ini adalah orang yang minta petunjuk, maka tunjukilah. Keempat, orang yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dia tidak tahu. Orang seperti ini disebut bodoh, maka cegahlah.
0 notes
goresantintaa · 10 months ago
Text
Tumblr media
Agama seringkali kita pandang sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup, mengajarkan nilai kasih sayang dan solidaritas antar manusia. Namun, dalam perjalanan sejarah, kita juga melihat bagaimana ajaran yang seharusnya menyatukan justru bisa memecah belah. Ketika identitas agama lebih diutamakan daripada nilai-nilai kemanusiaan, ketegangan dan konflik seringkali muncul, menyisakan luka yang mendalam di hati masyarakat.
Dalam pandangan Emile Durkheim, agama memiliki fungsi sosial yang penting, yakni membangun solidaritas dalam komunitas. Namun, pertanyaannya adalah, apakah kita telah memahami esensi dari agama itu sendiri? Dalam upaya memperjuangkan keyakinan, seringkali kita terjebak dalam dogma yang membatasi, mengabaikan inti dari ajaran itu, yakni cinta dan pengertian. Ketika solidaritas diukur berdasarkan kepercayaan, kita kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih mendalam dan universal.
Marilah kita merenungkan peran kita dalam memaknai agama. Apakah kita akan terus membiarkan perbedaan keyakinan menjadi penghalang dalam hubungan sosial? Atau, dapatkah kita menjadikan agama sebagai jembatan yang menghubungkan, bukan sekat yang memisahkan?
Tanyakan pada diri, bagaimana kita bisa menghadirkan kasih sayang dalam tindakan sehari-hari, mengubah paradigma dari perpecahan menjadi persatuan.
0 notes
goresantintaa · 10 months ago
Text
Tumblr media
Senyum Kita, Cermin Dunia
Kebahagiaan bukan hanya milik diri,
Tapi cerminan dari dunia ini.
Lingkungan sekitar, teman dan keluarga,
Mempengaruhi hati, suka dan duka.
Senyum kita, terpancar dari dalam,
Terbentuk dari kasih sayang dan salam.
Dalam komunitas, kita saling terkait,
Kebahagiaan bersama, itulah yang tepat.
Seperti bunga yang butuh sinar mentari,
Jiwa kita butuh kasih sayang.
Dalam kebersamaan, kita tumbuh subur,
Merasa bahagia, hidup pun tak terukur.
(Emile Durkheim 1)
0 notes
goresantintaa · 10 months ago
Text
The Warrior of Gaza: Totalitas tanpa standar ganda!
Tumblr media
Di momentum berulang 18 Oktober ini, ada perasaan duka dan haru mendalam, bukan karena ucapan dan do'a yang saya terima, melainkan karena sebuah berita yang saya tunggu dari tengah malam kemarin sampai petang ini, cek berbagai kanal berita, menunggu kabar pimpinan tertinggi perlawanan PaIestina, dan baru saja dengan resmi organisasinya mengumumkan kesyahidannya, Yahya Al-Sinwar, Allahyarham.
Siang ini di kantor, saya berdiskusi dengan senior yang juga kakak tingkat saya di kampus. Sejak awal, kami sudah bersepakat kalaupun beliau benar syahid, maka tidak akan kaget ataupun gusar. Sudah banyak pendahulunya yang sepertinya, perlawanan akan terus besar dan berlanjut. Allah Maha Berkehendak, dan sungguh itu adalah kematian yang teramat indah.
Betapa tidak? Jika bangsa kera dan para pendukungnya itu sering kali menuduh pimpinan perlawanan justru asyik bersembunyi di terowongan, jauh dari desing peluru dan hujanan rudal, maka kesyahidannya yang dengan bangga mereka pertontonkan ke publik, menjadi bukti totalitas dan kegigihan pemimpin tertinggi perlawan itu di medan laga, dengan seragam jihad dan keffiyehnya!
Bagi kami kesyahidan beliau menjadi simbol, bahwa jika ingin berjuang membebaskan bumi Palestina, maka harus dengan semangat "Perjuangan pemebebasan PaIestina, tidak mengenal sikap ganda, ia hanya mengenal satu sikap, yaitu totalitas!"
Dalam hal apa? Apapun dan dimanapun, di segala medan dan potensi amal yang Allah amanahkan pada kita saat ini. Seperti misalnya kantor kami yang bergerak di berbagai macam bidang usaha, yang setiap tahun selalu mengalokasikan laba untuk mereka, maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh.
Ataupun mereka yang bergerak di bidang pendidikan, kenalkan pada anak didik tentang apa yang terjadi di PaIestina, atau mereka yang aktif di organisasi pergerakan, terus suarakan. Apapun itu, dimanapun. Kita contoh totalitas Abu Ibrahim itu, yang tidak peduli dengan posisinya sebagai pemimpin tertinggi untuk tetap turun ke medan jihad, yang beliau kenal hanyalah 'pembebasan Al-Aqsha adalah harga mati!.'
Selamat bertemu Rabb-mu, wahai Abu Ibrahim, the warrior of Gaza. Kami menjadi saksi kegigihan dan totalitas perjuangamu di medan laga. Allahumma taqabbal syuhada.
160 notes · View notes
goresantintaa · 1 year ago
Text
Tumblr media
Saat aku mengamati mereka, teringat satu kutipan film yang mengatakan bahwa "manusia yang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti" bisa saja dari lingkungannya bahkan dirinya sendiri.
Virus kemarahan, kesedihan, penyesalan, kesombongan dan ketakutan amatlah mudah merasuki jiwa-jiwa yang tidak tenang, yaitu jiwa yang haus akan kepemilikan, selalu merasa kosong, tak mampu melihat sudut pandang lain karena gelap hati dan tertutup akan masukan membangun.
Aku percaya semua manusia punya titik cahaya kebaikan dalam hatinya, hanya saja mereka enggan melepas hijab-hijab yang menutup titik terang itu untuk menyebar keseluruh dirinya dan menjadi sebuah tindakan. Kadang ada juga yang sudah paham dan mengerti tapi selalu saja sikap bodoamat menguasai dirinya, jengkelkan?
Percayalah, orang yang kau anggap paling jahat di alam semesta pun pasti punya titik cahaya itu. Hanya saja kita tidak punya keberanian untuk menolongnya keluar dari sisi buruknya, terlalu banyak ketakutan akan kemungkinan-kemungkinan buruk yang belum pasti terjadi dalam umur yang singkat. Makanya banyak kita lebih memilih meninggalkan dan membiarkan orang itu tenggelam dalam sisi buruknya dan berharap ia selamat dengan kesadarannya sendiri.
Mengapa orang-orang lebih suka mengajari anak kecil ketimbang orang dewasa? Karena anak kecil lebih mudah diberi pemahaman ketimbang orang dewasa yang otaknya sudah terisi aktivitas yang dianggap lebih mengasikkan atau kebodoamatan lagi, katanya jika sudah diusia 28 tahun keatas maka akan ditemui banyak kesusahan dalam penyadaran seseorang akan tindakan baik dan buruk.
Hal ini membuatku berfikir jika mungkin saja para tetua-tetua di tempatku bekerja sukanya ngomel-ngomel, dikit-dikit marah, mood naik turun, karena mungkin yaa... saat usia mereka dibawah 28 tahun mereka tidak pernah mempelajari ilmu yang mengajarkan pada kematangan kejiwaan dan kemanusiaan. Wajar toh mereka tantrum di usia yang bukan anak kecil lagi.
Hai kamu yang sedang membaca tulisan ini dan sedang berumur di bawah 28 tahun, pliss kita usahakan ya menjadi tetua yang baik, yang tidak nyampah ke orang-orang, dan selalu menebar cinta dengan siapapun. Mari menyusun puzzle kebaikan itu di usia muda agar bisa menuainya di usia tua nanti.
Bahagia selalu!
1 note · View note
goresantintaa · 1 year ago
Text
Tumblr media
4 minggu telah berlalu sejak raga ini dipaksa keluar dari zona nyamannya untuk bekerja dan menghasilkan uang, yah masih terhitung usia dini jika langsung diminta menyimpulkan apakah menyenanginya atau tidak.
4 minggu itu cukup andil dalam memberiku gambaran karakter-karakter manusia pekerja yang saling menjatuhkan, saling menggoreskan luka, saling menyampahi, penuh persaingan dan pertandingan dibelakang panggung, walau kadang juga tak tahu malu rusuh di atas panggung.
Walaupun dibalik itu semua tak dipungkiri ada juga sedikit keseruan dan rasa kekeluargaan yang mereka coba tunjukkan. Namun sampai tulisan ini dibuat, aku masih meragukannya, selalu terbesik kecurigaan saat mereka mencoba menujukkan sikap baik seolah-olah aku adalah anggota keluarga baru yang harus dibimbing, kupahami bahwa dalam dunia kerja tujuan akan "keuntungan" terlihat jelas bagiku walaupun mereka bersusah payah menutupinya dengan kain "kekeluargaan" yang tipis itu.
Percayalah tak ada satupun manusia yang tidak menginginkan ketenangan! Semua orang ingin itu!
Apakah untuk sampai pada ketenangan mengharuskan mengusik ketenangan bagi yang lain? Tapi apa pengukuran ketenangan itu? Entahlah.
Tanyaku, Inikah cara manusia menjalani hidup? Hidup seperti apa yang kuinginkan?, Ataukah kata "kuinginkan" sangat egois dan menunjukkan ke-Akuanku? Lantas Pemilikku menginginkan aku hidup bagaimana? Dia ingin kita hidup bagaimana?
Yah lagi-lagi tulisan ini menunjukkan diriku yang tak sabaran ingin mengetahui apa yang sedang menungguku di depan sana. Wajar saja jika raga ini penuh penyesalan dan kecemasan.
Hei diriku, jalani saja dengan suka ria apa yang ada saat ini! Toh cepat atau lambat hidup tetap dipenuhi penyesalan karena kita diharuskan memilih 1 pilihan dan melewatkan pilihan yang lainnya. Wajar saja kita melewatkan kemungkinan-kemungkinan baik itu, namun tak ada juga jaminan kalau kemungkinan buruk tidak hadir disana.
So, jalani saja. Tidak apa-apa untuk menunjukkan emosi, namun jangan sekali-kali emosi itu merugikan oranglain. Jangan menjadi mereka.
3 notes · View notes
goresantintaa · 1 year ago
Text
Refleksi Kelas Sosial #4
Menurutmu apa itu bebas?
Apakah kamu percaya jika hidup sebebas-sebebasnya mampu membawa kepada kehidupan tanpa penindasan?
Berbicara terkait kebebasan, salah satu tokoh sosial yakni bapak Adam Smith berteori bahwa jika kita memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk mengelola sektor ekonomi yakni pasar tanpa campur tangan pemerintah maka hasilnya masyarakat akan mencapai kesejahteraannya sendiri.
Yaah memang secara teori akan sangat ideal kedengarannya, dimana para pendukungnya menjelaskan bahwa pasar yang bebas akan membuat peradaban lebih maju dimana setiap golongan masyarakat akan mendapat keuntungan. Pasar semakin modern dalam pemenuhan kebutuhan, tawaran pekerjaan semakin banyak, dan harga barang akan menyentuh tingkat yang menguntungkan bagi produsen maupun konsumen.
Frasa yang sering digunakan dalam teori bapak Smith ini ialah invisible hand atau tangan tak terlihat. Dimana jika masing-masing konsumen diberi kebebasan membeli dan produsen diperbolehkan memilih apa yang dijual dan bagaimana memproduksinya, pasar akan menyesuaikan distribusi dan harga produk yang menguntungkan bagi semua individu di masyarakat secara keseluruhan. Namun jika ditelisik lebih jauh, lagi-lagi teori ini tak seindah kenyataannya.
"Ta-tapi bukannya malah bagus harga barang jadi serba murah?"
Eeeiiittss tunggu duluu.. mari kita lihat fenomena yang terjadi.
Sebenarnya pasar bebas sudah kita rasakan, contohnya saja masuknya barang-barang luar negeri ke konoha.
Tahun kemarin tepatnya tahun 2023 sempat viral aksi protes masyarakat konoha karena hadirnya fitur tiktokshop yang mana hal ini menyebabkan penjualan secara tatap muka di pasar produknya terancam tidak laku sebab konsumen lebih menyukao pembelian melalui tiktokshop yang lebih mudah dan murah dalam membeli suatu barang.
Secara teori pasar bebas, kita seharusnya tidak boleh menghardik tiktok shop, kan orang sah-sah saja membeli dimana pun, orang bebas-bebas saja mengeluarkan uangnya untuk produk jenis apapun yang menarik baginya. Apalagi produk cina yang terkenal akan harganya yang murah, tentu saja sangat amat menarik minat konsumen di konoha.
Pertanyaannya, apakah hal itu boleh dibenarkan walaupun terjadi ketidakadilan bagi pekerja-pekerja konoha?
Nyatanya teori yang dianggap mampu melahirkan kesejahteraan ini justru malah melahirkan penindasan dengan model baru.
Sebab manusia pastinya menginginkan keuntungan lebih bagi dirinya sendiri dan pastinya akan memusuhi pesaingnya. Walaupun harga barang akan murah sebab pasar bebas, tapi hal itu tak bisa lepas dari masalah lain, contohnya dengan mengurangi harga suatu barang, pimpinan perusahaan pastinya akan mengurangi juga harga bahan baku yang digunakan atau bahkan mengurangi gaji karyawannya agar supaya barang yang murah tersebut tetap menghasilkan laba yang besar.
Jadii sistem pasar bebas masih menuai kritikan sobat, bayangkan kamu dipekerjakan bagai kuda yang tak henti-hentinya akibat permintaan konsumen yang banyak sedangkan jerih payahmu malah digaji dengan rendah. Apakah itu yang disebut sejahtera?
Dan mirisnyaa lagi produk hasil pasar bebas cenderung sengaja menggunakan bahan pokok dengan kualitas rendah agar supaya konsumen membeli produknya kembali.
Jugaaaa tak semua masyarakat senaif yang dikatakan teori pasar bebas yang hanya akan tergiur dengan produk murah, contohnya saja kebanyakan kita pasti menginginkan memiliki hp iphone yang mahal ketimbang hp china yang murah. Apalagi jika konoha sudah mengeluarkan merek hp sendiri, yakin bakal laku dan mampu bersaing?
Jadii seberapa percaya kamu pasar bebas mampu menghilangkan penindasan?
.
.
.
.
jangan terlalu berlebihan memandang suatu paham, hidup di dunia perlu kritikan realistis dan keseimbangan untuk bertahan hidup
1 note · View note
goresantintaa · 1 year ago
Text
"Tetaplah menjadi bintang di langit. Biarkan sinarmu tetap menyinari alam ini. Inilah jalan yang terbaik, dan kita mesti relakan kenyataan."
Dan, salah besar untuk menyeru pada bintang agar hanya menyinari lautan saja. Pada akhirnya segala ingin akan lumpuh dan berakhir kan? Dan kau aman ketika menyinari semua.
Teruslah bersinar dan tetap biarkan lautmu berduka dalam remang-remangnya kegelapan malam. Namun jangan pernah coba-coba menjadi bintang jatuh, apalagi berani jatuh kedalam lautan hanya untuk menyenangkan laut, jangan. Itu mimpi buruk.
Tetaplah berpijak di posisimu selamanya. Itu lebih baik.
"Semoga saja mba laut cepat sadar akan kehadiran pak bulan yang lebih handal membuat ombak-ombaknya menari riang ketimbang usaha mas bintang yang sinarnya meredup-redup saja karena harus dibagi-bagi"
3 notes · View notes
goresantintaa · 1 year ago
Text
Tumblr media
Refleksi Kelas Sosial #3
(lebih tepatnya curahan hati ehe)
Sayang izinkan aku merajuk, lagi-lagi ada kredo yang menggorogoti isi kepalaku. Rasa-rasanya ucapan "kamu perempuan" kini menjelma menjadi rantai yang mengikat tubuh dan jiwaku.
Sayang, mengapa penjagaan terhadap perempuan begitu ketat? pergi kemana? kegiatan apa? jam berapa? dengan siapa? berapa laki-laki? berapa perempuan? harus pulang jam segini! Mengapa perempuan punya banyak batasan dalam melakukan sesuatu walaupun itu hal positif?
Mereka meyakinkanku bahwa aku sedang dijaga, tapi mengapa jiwaku malah terasa dikekang?
Sayang, beberapa orang menganggapku keliru memahami tindakan itu, katanya aku terlalu bodoh untuk lebih paham arti dibalik setiap aturan. Katanya semua demi kebaikanku pada akhirnya. Tapi mengapa batinku malah tidak baik-baik saja?
Aku paham jika perempuan adalah peradaban yang harus dijaga. Namun apakah peradaban akal yang tidak maju, kekeringan rasa kemanusiaan dan penuh peperangan batin layak dihuni oleh manusia?
Sayang, gejolak untuk memutuskan rantai itu semakin kuat. Bolehkah kuhidupkan benih harapan keterlibatanmu membantuku? Terkadang rasanya tak ada kepercayaan diri dan kehilangan identitas.
Sayang, apakah terlahir sebagai perempuan itu sebuah kesalahan? Kini perempuanmu dibuat lemah, dianggap tidak akan setangguh laki-laki di kehidupan sosial karena dia hanya akan merepotkan dan emosional.
Sayang, kini perempuanmu dipaksa kehilangan apa-apa yang begitu diimpikannya hanya karena dia terlahir sebagai perempuan.
Sekali lagi izinkan aku menanam benih harapan akan kesembuhan itu kepadamu.
3 notes · View notes
goresantintaa · 1 year ago
Text
Tumblr media
Refleksi Kelas Sosial #2
Revolusi Prancis 1789 terjadi bermula dari adanya tuntutan kaum menengah ke bawah yang merasa keberatan terhadap kebijakan raja yang tidak pro terhadap rakyat.
Penyebabnya ditandai dengan krisis moneter dimana kerajaan Prancis memiliki utang yang harus dibayar dan kerajaan justru mengatasinya dengan cara menarik pajak yang banyak dari kelas ke 3 yaitu rakyat bawah yang berprofesi sebagai buruh/pekerja dengan populasi 90% pada saat itu, disinilah awal mula pemberontakan oleh rakyat muncul sebab kuatnya keinginan untuk lepas dari penindasan akibat kebijakan.
Dari sejarah tersebut, muncul pertanyaan menggelitik.
Dari mana Ide-ide pencerahan itu muncul? Apakah pencerahan mesti berasal dari kelompok terdidik? Apakah pencerahan timbul karena jumlah orangnya banyak? Ataukah niat baiknya yang kuat?
Melihat kondisi konoha saat ini, tidakkah yang dialami oleh rakyat prancis sudah mulai kita rasakan juga?
Pada akhir 2023, konoha disebutkan memiliki utang 8.000triliun. Pertanyaannya, siapa yang akan bertanggungjawab atas utang itu? Kira-kira kelas mana yang akan dikorbankan oleh hokage konoha?
Sudah banyak dokumenter berupa pemberitaan akan kondisi masyarakat yang tertindas, namun apakah kabar-kabar itu mampu melahirkan keadilan? Mampukah kabar itu memantik keinginan kita untuk membela kaum tertindas? Atau lagi-lagi akan menjadi kabar burung sahaja?
Liat saja usulan kebijakannya, pajak akan dinaikkan, pendidikan akan dimahalkan, harga barang akan melambung tinggi, dan menggencarkan pembangunan-pembangunan yang hanya menguntungkan kelas atas. Siapa yang akan menjadi aktor pemberontak akan hal ini? Siapa yang akan menjadi tokoh-tokoh revolusi? Apa yang mesti diperhatikan dan dipersiapkan?
Kuyakini, walaupun dengan wajah-wajah yang baru dan sistem yang lebih modern namun kehidupan hanyalah pengulangan sejarah-sejarah yang telah berlalu. Penindasan itu akan terus eksis, hanya saja ada perbedaan konteks dan metode.
Revolusi Perancis adalah suatu penanda dan bukti nyata bahwa kemanusiaan dan persamaan adalah hak semua orang. Raja bukanlah pemimpin yang absolut dan penindasan adalah sesuatu yang salah.
Maka dari itu, temukan dirimu dalam sejarah.
1 note · View note
goresantintaa · 1 year ago
Text
Tumblr media
Refleksi Kelas Sosial #1
Tanpa akal yang rasional, sepertinya akan sedikit sulit untuk membedakan filsuf dan sofis di zaman sekarang yang penuh keumuman ini.
Sofis dikenal dengan kecerdasannya yang diperjualbelikan demi kekuasaan, bukankah di zaman sekarang banyak juga golongan sarjana yang seperti itu? Mereka menggunakan ilmunya untuk penghambaan materi semata. Tanpa menyelidiki apakah ilmunya digunakan untuk keadilan atau justru menyebabkan ketidakadilan. Lihat saja kasus UKT 2024 ini, birokrasi kampus yang katanya dipenuhi orang terdidik justru akal sehatnya diperdagangkan demi kepentingan pribadi bahkan keinginan itu didukung oleh instansi. Namun banyak juga orang yang mewajarkan, toh dosen dapat gaji dari mengajar wajar saja ukt mahal, belanya.
Sofis juga dikenal dengan retorikanya yang meyakinkan dan terkadang masuk akal namun dibalik itu justru mereka menyesatkan, bukankah pejabat-pejabat kita pun seperti itu? Ketika ada kebijakan yang kita rasa tidak sesuai dan malah mengacaukan kehidupan rakyat, tapi kebanyakan kita justru yakin-yakin saja, mudah percaya berkat kesederhanaan diri sang penguasa. Kita seolah-olah merasa pejabat itu berada di pihak kita, namun aslinya kita sedang dininabobokan oleh janji manis, kita musti sadar bahwa mereka cenderung menyembunyikan kebenaran yang tidak menguntungkan bagi kepentingannya. Lihat saja kasus-kasus perampasan kepemilikan tanah warga demi proyek besar, warga dijanjikan lapangan pekerjaan tetapi tak juga kunjung ada. Namun sebagian kita mewajarkan, toh pembangunan juga untuk kesejahteraan bersama, belanya.
Mirisnya lagi, di era informasi ini kebanyakan kita mulai sulit membedakan benar dan salah, contohnya pemilu 2024 kemarin, debat pilpres terasa tak berguna. Kebanyakan kita lebih tertarik dengan goyangan, makanan gratis, serangan fajar sad boy ehe, ketimbang narasi-narasi terkait kebijakan pemerintahan kedepan yang lebih masuk akal dalam mensejahterakan masyarakat. Pernyataan influencer ber-followers banyak lebih didengarkan, mudah viral ketimbang ahli ekologi, ahli hukum, dan guru besar lainnya yang mengkaji kebijakan-kebijakan para calon presiden. Namun, kebanyakan kita enggan peduli, toh yang penting pilih presiden yang gaul, kaya raya, banyak artis dipihaknya, nanti bagi-bagi duit lagi kalau sudah naik jadi presiden, belanya.
Di zaman yunani, filsuf bernama sokrates lah yang paling menunjukkan anti terhadap kaum sofis, walaupun pada akhirnya ia dihukumi sebagai pemberontak dan dipaksa membunuh dirinya dengan meminum racun, namun hal itu diterima oleh sokrates, sebab ia ingin menunjukkan betapa ia menjaga kebenaran yang ia pegang walaupun nyawa sebagai taruhannya. Perlu kita ketahui juga, sokrates berada pada kalangan orang berada sebab ibunya adalah seorang bidan, mungkin saja hal itu menjadi sebab wajarnya sokrates tidak takut ketika memberontak kebijakan pemerintah di yunani, berbeda halnya dengan sofis yang geraknya terbatasi sebab penghasilannya bergantung pada patuhnya ia ke penguasa. Liat saja guru-guru honorer saat ini yang gajinya sungguh tidak manusiawi, apakah mereka berani menyuarakan ketidakadilan dengan perut kosong? Tentu tidak kan? . Lihat saja sebagian dosen-dosen di negeri ini, jarang yang berani menentang kediktatoran birokrat apalagi pemerintahan sebab kehidupannya bergantung di tangan penguasa tersebut.
Ini mungkin akan membuatmu sedikit bingung.
Yah saat ini kebanyakan kita sulit membedakan filsuf dan sofis. Hingga wajar jika kebenaran terlihat hanya bersifat relatif. Terkadang sofis kita anggap sebagai filsuf, dan bisa jadi yang kita anggap filsuf justru berhati sofis. Tapi saya tidak menyudutkan sokrates yaa.. jangan salah paham, saya hanya ingin menjelaskan bahwa perjuangan juga butuh materi agar tak ada keterikatan dengan penguasa.
Pada akhirnya yang ingin saya sampaikan, menjadi manusia tidak cukup hanya dengan memiliki pikiran cerdas dan materi yang cukup, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menggunakan pikiran dan materi itu dengan bijak.
Apakah kamu termasuk filsuf atau justru sofis di kehidupan ini?
6 notes · View notes
goresantintaa · 1 year ago
Text
Tumblr media
Setiap menyaksikan penyiksaan oleh zionis Israel, kutukan demi kutukan terucap di mulut timbul atas harapan kengerian itu segera berakhir. Mirisnya, ketidakadilan bukan hanya ada di tanah Palestina, ketidakadilan itu justru menjamur dimana-mana. Namun, tak semua orang mampu menyinkronkan akalnya dengan hatinya. Keinginan itu hanya sekedar keinginan, tak ada upaya sedikitpun, tak ada pengorbanan sedikitpun. Maka wajar saja ketidakadilan sudah amat berkarat, susah hilang, bahkan hanya sekedar tontonan. Sebab hatinya tak siap bahkan enggan mengambil bagian untuk memusnahkan ketidakadilan.
Lantas, apa yang mesti kita lakukan?
Akan sangat sulit menemukan jawabannya jika permasalahan yang memenuhi diri masih sebatas hal-hal sepele, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan juga hanya meliputi keAkuan, tak ada output besar, jauh dari tujuan penciptaan, dan ketika upaya menghadirkan manusia-manusia arif di muka bumi bukan lagi prioritas. Harapan itu sangat jauh jika dalam dirimu tertanam bahwa menjunjung nilai agama masih kau anggap memalukan.
Yaa tak semua manusia ingin mewakafkan hidupnya dijalan Allah. Jangan heran jika banyak manusia yang kau temui amat mengejar kehidupan duniawi, sebab hanya itulah yang berharga di hatinya.
1 note · View note