hegemonserigala
hegemonserigala
hegemonserigala.
6 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
hegemonserigala · 6 years ago
Photo
Tumblr media
BEBERAPA GAME YANG MENGANTARKAN SAYA KEPADA MUSIK
Bagi beberapa orang, gerbang mereka menuju seorang highlander dalam konteks pendengar adalah game, segelintir teman saya secara gamblang membuktikan bahwa dirinya adalah highlander idiot dengan playlist super aneh di handphone mereka, mungkin tidak banyak orang-orang yang memiliki kemampuan super untuk mendengarkan gap dari Black Sabbath Supernaut ke Title Screen BGM Harvest Moon, beruntung saya termasuk orang-orang dengan telinga normies, list saya dibawah adalah track yang memiliki kenangan yang tidak edgy untuk saya, sekedar kenangan yang tidak perlu flexing kepada sekalian yang memiliki indra pendengaran bagai Death Grips.
  NFS Most Wanted (A7X – Blinded In Chains)
Game terbaik dari title besar Need For Speed, tidak diragukan lagi (meski beberapa orang juga lebih menganut kepercaayan bahwa Underground 2 adalah yang terbaik), game dimana saya kemungkinan besar paling banyak keluar uang untuk menghabiskan waktu di dalam rental PS2 dekat sekolah. Pada masa sekolah menengah pertama, A7X adalah paling keren, tidak ada yang tidak memiliki setidaknya satu lagu A7X di Handphone anak-anak SMP, saya yakin, setidaknya mereka punya Dear God,bahkan mungkin pengetahuan seseorang akan A7X adalah kriteria kelulusan saat itu, dan kebetulan Most Wanted rilis ditahun yang sama dengan masa SMP saya, dengan situasi demikian, track Blinded In Chains yang ada dalam game menjadi sebuah impact besar untuk indra pendengaran saya selain suara macam-macam jenis mesin dalam game. Fun fact: saya tidak pernah mengkhatamkan Most Wanted selama bermain menggunakan konsol, justru setelah emulator PCSX2 untuk Desktop ramai digunakan saya sanggup menunaikan tugas yang belum selesai dengan diiringi track in-game kesayangan, Blinded In Chains.
GTA SA (Toto - Hold The Line)
Legendaris, sebelumnya saya memainkan Vice City (yang ternyata track-tracknya lebih memorable satelah saya agak tuaan), sayangnya Vice City kalah pamor ditempat saya dibanding SA karena adanya fitur multipalyer dan cheat yang lebih beragam, semakin sering saya melihat SA yang berujung ikut-ikut main SA dan meninggalkan Vice City, kurangnya informasi kala itu membuat fitur multiplayer hanya ditemukan di daerah Dillimore, yang notabene adalah kawasan “pedesaan”, otomastis mobil-mobil disana secara default berstasiun radio K-DST, yang pada akhirnya salah satu lagu paling nampol di otak saya adalah Hold The Line milik Toto.
Guitar Hero (The Slip - Even Rats)
WAOO-OWAOO-OWAO
JRET
JRET
JRET
JRET
 Tony Hawk Proving Ground (Funky 4+1 - Rappin And Rockin The House)
bagi kebanyakan orang yang sangat ingin bisa main papan luncur namun gear yang dimiliki hanyalah sebuah konsol seperti saya, game-game tony hawk merupakan jalan keluar untuk sok-sok an menjadi pro skater legendaris, membahas tony hawk dari segi soundtrack sebenarnya bukan sesuatu yang baru, hampir seluruh game tony hawk diisi dengan soundtrack yang tidak pernah minus, bahkan beberapa teman saya memiliki selera musik yang bagus karena pada awalnya memang soundtrack game tony hawk memiliki pengaruh besar untuk playlist mereka. Untuk saya pribadi, tony hawk proving ground lebih spesial daripada judul-judul lainnya, bukan game terbaik dari franchise tony hawk sendiri memang dibandingkan predecessor-nya di konsol PS1, Banned in DC-nya Bad Brains, Breed-nya Nirvana, sampai Slaughter of The Soul-nya At The Gates menghiasi telinga sampah saya setiap kali run dalam game, yang paling berkesan justru track hip-hop oldschool Funky 4+1, legit sekali, dengan durasi yang lumayan panjang, beberapa kali saat in-game menyempatkan untuk skip-skip lagu hanya untuk mencari tembang paling anthemic untuk saya di proving ground sekaligus gerbang menuju “mendengarkan lebih banyak hip-hop oldschool”.
Watch Dogs (Ministry - Jesus Built My Hotrod)
Dibanding kenangan-kenangan diatas, kenangan ini bisa dibilang yang paling baru, karena game-game yang saya mainkan kebanyakan menggunakan composer, bukan band, Watchdogs sebenarnya menjadi game yang memorable dari segi soundtrack untuk melepas kerinduan akan soundtrack yang benar-benar hidup, tentu saja BGM sebuah game dengan konsep orchestral sangatlah terasa hidup, tapi sense yang diciptakan oleh BGM satu game yang menggunakan band terasa berbeda, tidak perlu berkata banyak, bersama T Bone di Hope is A Sad Thing adalah contohnya.
 Ditengah-tengah penulisan artikel ini, saya sedang sering mendengar Soundtrack dari Cuphead, saya menganggap ini adalah kebetulan yang cukup unik, ketika tulisan ini sebenarnya sedikit lebih condong kepada BGM dengan instrumen band daripada konsep orchestral, original soundtrack dari Cuphead yang terlalu organik dan berkonsep orchestral seolah menjadi sebuah penengah konflik yang terjadi dalam artikel ini.
0 notes
hegemonserigala · 6 years ago
Photo
Tumblr media
THE BREAKING BALD EXPERIENCE
Di penghujung masa sekolah menengah atas, saya pernah suatu kali diharuskan untuk menghadiri sebuah acara semacam pemberian beasiswa (atau semacamnya, agaknya ingatan kala itu tidak termaksimalkan, karena memang terlalu malas untuk menggunakan kemampuan otak alias goblok selama tiga tahun), salah satu pembicara dalam acara tersebut memberikan semacam wejangan tentang bagaimana kita merawat waktu, satu kalimat yang paling nampol dikepala saya sampai saat ini adalah
“jika ada yang menanyakan apa yang ingin saya beli, sesuatu yang sangat saya hasratkan untuk menukarnya dengan materi yang saya miliki, adalah waktu, kita semua tahu, waktu tidak bisa diulang, bahkan dibeli, tapi, jika ada, entah makhluk hidup apapun yang menjual waktu, akan dengan senang hati saya menukarkan seluruh harta saya dengan waktu yang bersedia untuk dijual”.
Waktu adalah sebuah natural force yang tidak dapat dihentikan, diulang, dan tidak memiliki bentuk fisik, meskipun saya adalah individu dengan jumlah materi yang minim, saya akan sangat merasa bahagia untuk sesaat jika diajak untuk sekedar window shopping macam-macam waktu yang dipajang dalam etalase, serius.
Mari kita jujur kepada diri sendiri, kegiatan paling guilty pleasure yang dirasa paling umum dalam proses selangkah menjadi cinebro adalah maraton rewatching TV series, bangsat, satu atau dua musim menurut banyak orang “tidak apa, wong gak akeh ae lho, paling sedino mari”, oh?, oke, mungkin durasi 40 menitan tidak terasa, akan tetapi wahai para pengangung netflex, BHO, dan pahedotcom, jika satu musim berjumlah 15 episode, maka akan ketemu sekian durasi, silahkan hitung sendiri, guilty pleasure ini lebih berat di seksi guilty jika dibahas masalah waktu yang termakan.
Sangat susah untuk meluangkan waktu untuk sekedar rewatch, sampai saat saya menulis artikel ini, (dua) judul yang paling banyak saya rewatch adalah Shin Gekijouban Evangelion 1.11 dan 2.22, saya ingat betul sudah 4x nonton ulang, selain itu paling banter hanya 2x, Se7en dan Mindhunter (TV Series), bukti bahwa saya adalah orang sok sibuk yang terlalu malas untuk rewatch dan bukan seorang yang favorit akan cult rewatch, namun, seminggu sebelum saya kepikiran untuk memutuskan untuk menulis artikel ini, saya membulatkan tekad untuk rewatch satu TV series yang lumayan panjang, karena memiliki setidaknya 5 musim, dengan rata-rata setiap musimnya memiliki lebih dari 10 episode dan durasi yang kebanyakan tidak lebih dari 45 menit, brace yaself, it’s Breaking Bad.
Tumblr media
Mampus sudah harapan saya untuk keluar sekedar melihat matahari ketika saya memutuskan untuk rewatch Breaking Bad, sebelumnya saya pertama kali maraton Breaking Bad, harus mengorbankan sekitar 2-3 minggu, untungnya Breaking Bad adalah satu dari beberapa serial televisi yang benar-benar over the top, meskipun untuk rewatch, fakta guilty pleasure masih tetap jadi teror yang nyata setiap kali selesai nonton per episodenya.
The Breaking Bald Experience adalah satu minggu perjalanan spiritual saya rewatch Breaking Bad, disini saya menemukan hal-hal yang tidak saya temukan saat pertama kali nonton, sejenak saya meluangkan pikiran saya dari kenyataan gulity pleasure, Breaking Bad adalah salah satu dari dua judul TV series favorit saya, par dengan Mindhunter.
Tumblr media
  PINK – LOVE - WHITE – HATE
Walter dan Jesse adalah hubungan paling bapak anak dengan twist emotion yang entah, saya sukar untuk menjelaskan, hubungan macam ini pernah sekali saya temukan di Manchester by The Sea, berdua saling melindungi, saling menjaga. Jujur, kita harus melupakan fakta bahwa secara biologis, Walter telah memiliki anak laki-laki, namun, The Great Heisenberg lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Cap’n Cook, kedua saling menyayangi lebih dari hubungan Tuco dengan Hector, akan tetapi juga memiliki desire to kill satu sama lain daripada siapapun di seri ini.
Tumblr media
LEGENDARY WISE MERCHANT
Walter adalah personifikasi dari ego, dengan campuran dari pride dan stubborn, sepanjang seri, penonton akan dibuat muak akan dirinya, mari mengumpat bersama dan meludah untuk karakter terfavorit saya di serial ini, lalu menghela nafas sejenak, standing applause untuk scene ketika Gustavo Fring berhasil telak menjinakkan Heisenberg untuk kembali pada meth bussiness.
“And a man, a man provides. And he does it even when he's not appreciated, or respected, or even loved. He simply bears up and he does it. Because he's a man”.
Walter, seorang yang family man, lantas runtuh segala bangunan ego-nya setelah satu smooth talking show yang dihantarkan oleh Gustavo, yang bahkan seorang natural born talent seperti Saul Goodman tidak pernah dapat membuat Walter benar-benar kalah telak, what do you expect from a man who sells a bunch of fried chicken?, this.
OLDMAN OF THE HILL
Mike adalah personifikasi dari bahaya, mungkin bahaya sendiri ditemukan setelah kemunculan Mike Ehrmantraut, senioritas seolah sejalan dengan metode kerjanya sehari-hari, saya selalu membayangkan jika Mike mungkin adalah versi tua dari Wick, karakter yang tidak sepantasnya untuk dihapus dari jalan cerita untuk sekedar plot device.
INDIE GUY, WITH BRAIN
Gale Boeticcher bisa jadi adalah karakter yang tidak memiliki kontribusi besar, namun untuk karakternya yang unik untuk ukuran karakter-karakter dalam serial ini, bahkan karakternya sendiri yang eksentrik, Gale adalah sebuah angin segar, seseorang jenius yang innocent, terima kasih kepada jalannya sebuah cerita karena Skyler yang adalah ibu rumah tangga harus kalah poin innocent-nya dihadapan Gale. Kamar apartement Gale akan membuat iri siapapun yang bersikeras untuk menjadi seorang indie tulen, saya rasa tumpukan buku dan bunyi-bunyian berbahasa asing dalam kamar Gale terlalu siap untuk sekedar menggoblok-goblokkan setiap postingan para influencer sampah favoritmu.
BALDIES GANG RISE UP
Bukan tanpa alasan artikel ini berjudul The Breaking Bald Experience, hampir semua karakter pria disini tidak memiliki rambut, silahkan hitung dan sebutkan sendiri, karena saya tidak akan absen satu persatu, bahkan tidak hanya para karakter utama, karakter yang akan sangat mudah dilupakan beberapa menit setelah kemunculannya pun gersang kulit kepalanya (ingatkah anda dengan dokter yang berjasa akan penundaan kematian Walter atas kanker?, tentu tidak, saya pun demikian). Hank dari awal memang terlahir botak untuk seorang karakter om-om SKSD yang akan lebih baik dijauhi pada saat acara temu keluarga ini memang tidak bisa dibayangkan jika malah memiliki rambut di kepalanya, Paling mencolok justru Jesse, pahlawan patriotik untuk semua jenis film yang bernama character development seolah membawa efek samping bak kanker yang diderita Walter menular kepada Jesse, jokes aside, penampilan botak memberikan kedalaman untuk masing-masing karakter, yang jahat akan semakin terlihat bengis, yang dewasa terlihat semakin tegas, bahkan di beberapa sisi, baldiness memberikan kesan seorang pria terlihat macho, pada kasus Walter, kebotakannya memberikan sisi seorang family man-nya menjadi lebih dapat terlihat jelas, lupakan kenyataan bahwa dirinya adalah villain paling bengis di serial ini, seorang bapak dua anak sukses memahat kenangan pada memori penonton bahwa dia adalah salah satu karakter pemimpin keluarga terbaik yang pernah dibuat.
Tumblr media
“Skyler, take a look, it’s my brand new bed”
Saya sangat ingin membahas hidden message dalam Breaking Bad, salah satunya adalah ketika Jesse dan ketiga rekan dungunya mencoba memulai drug empire setelah rezim Tuco berhasil ditumbangkan, 4 sekawan bertemu di sebuah museum, merancang rencana sampil dihiasi background para tokoh terkenal dalam komunisme, setelah selesai, para dunguwan ini sontak menyerukan sebuah jargon sambil menyatukan tangan hingga secara samar membentuk swastika, namun otak saya terlalu dangkal, tidak banyak yang dapat saya temukan, selain itu saya lebih tertarik untuk menulis tentang impresi saya pada serial ini, sebuah rewatch suatu masterpiece yang saya selalu mengharapkan untuk mendapatkan versi layar lebar, satu experience yang sebenarnya sangat layak untuk ditukarkan dengan waktu.
Tumblr media Tumblr media
*gambar diambil dari potongan scene dengan shot-shot yang secara pribadi saya favoritkan
5 notes · View notes
hegemonserigala · 6 years ago
Photo
Tumblr media
POWERPUFF GIRLS: MINDBREAK
Di masa kejayaannya, Gainax yang kala itu masih produktif, lahir sebuah karya yang tidak ada duanya sampai tulisan ini diturunkan, terlepas dari entah waras atau tidaknya para pekerja dibaliknya (saya selalu kepikiran, semabuk apa mereka saat itu), Panty & Stocking with Garterbelt pun dibuat, sebuah anime(?) eksplisit yang tentu saja bukan konsumsi khalayak semua umur, untuk pernyataan terakhir akan saya tekankan, dan tulisan kali ini dibuat dengan bahasa yang segaris, menyesuaikan dengan subjek.
Sejak kecil saya adalah seorang yang tumbuh beriringan dengan pop culture animasi, baik animasi jepang maupun animasi barat, meski porsi cenderung lebih banyak dari jepang karena produk fisik saya lebih banyak memiliki koleksi manga, dan untuk anime, stasiun televisi lokal kala saya kecil lebih banyak menayangkan animasi gaya jejepangan. Namun tetap saya sadar akan beberapa judul dari Nickelodeon dan Cartoon Network.
Tumblr media
                                                      wrong series
Panty & Stocking with Garterbelt (karena terlalu panjang dan bertele-tele, selanjutnya akan disingkat PSG, malas juga ngetiknya), adalah sebuah anomali dalam anime, memang tidak jarang jika bicara Imaishi dkk selalu mengadaptasi sense animasi gaya barat dalam karya-karyanya. Plot pendek episodik, dan artstyle kartun Amerika adalah yang paling kontras jika niat untuk dijabarkan satu-persatu, PSG secara blak-blakan mengkopi style dari PowerPuff Girls, selayaknya anak sekolah dasar mengkarbon sebuah panel paling epik dari komik Vagabond ke halaman paling belakang buku tulisnya untuk dipamerkan ke teman sebangkunya yang kebetulan seorang die-hard fans manga dengan koleksi full satu almari. PSG adalah magnum opus, sebuah alter ego Cartoon Network dengan libido sebagai bahan bakarnya, dan sumpah serapah para kuli bangunan yang bekerja dikala siang bolong pada bulan Ramadhan.
Tumblr media
                                               cute yet braindead
Spotlight di seri ini ada pada sharp tongue sisters, Panty dan Stocking, Panty adalah blonde bombshell yang gobloknya gak ketulungan, susah sekali buat dia untuk membedakan antara seliter peju dan nasi, buatnya, fellatio adalah organ penyokong hidup selain paru-paru. (goodjob Gainax, karakter Panty dibuat berdasarkan karakter wanita pirang bloon di film-film horror jelek hollywood objek seksisme). Stocking merupakan saudara perempuan yang kebetulan berumur lebih muda daripada Panty, sedikit cerdas dan anti-diabetes, seorang wanita yang sehari-harinya bisa mati dalam sekejap jika tidak berbusana bak goth-loli dan makan makanan manis, jauh berbeda dengan seleranya akan lawan jenis, bahkan saya ragu lawan jenis yang dimaksud disini memiliki ras yang sama dengan Stocking. Sifatnya yang jauh lebih dewasa dari mbaknya sendiri menjadikan opposite pole di setiap episode, oh ngomong-ngomong, PSG adalah serial Mahou Shojo.
Tumblr media
                                             goth “ferocious” loli
Selanjutnya adalah tokoh lelaki yang memiliki support role, adalah Garterbelt, seorang pendeta afro homoseksual, luar biasa, bagaimana satu tokoh dengan basis ras dan profesi demikian memiliki kepribadian yang begitu kontras, saya tidak akan bicara banyak akan Garterbelt (omegalul) karena PSG adalah serial Mahou Shojo.
Daya tarik utama dari seri ini yang membuat saya tidak bisa menggeser posisi spesial di chart serial terbaik versi saya adalah tentu saja artstyle-nya yang seolah-olah memfantasikan Blossom cs melakukan gangbang BDSM di depan kantor aparatur negara, yang disiarkan siang hari di hari minggu, ketika anak SD sedang asik-asiknya menunggu serial favorit mereka, tone yang sama sekali tidak berusaha untuk menjadi berbeda dari serial aslinya, yang saya yakin ini tidak ada maksud untuk mengolok-olok satu sama lain, anggap saja ini doppelgangger Cartoon Network yang keracunan 177013, sebagai tambahan PSG dan PPG sama-sama serial Mahou Shojo.
Daya tarik selanjutnya buat saya adalah plot gobloknya, meski 1 dekade sebelumnya, kegoblokan ini sudah terlebih dahulu ditanamkan pada FLCL, seakan kurang puas dengan mecha dengan kepala berbentuk televisi yang keluar dari kepala anak SD setelah keningnya dipukul telak dengan gitar, mereka mencoba membuat plot dengan model-model:
-          Monster hari ini adalah isi dari toilet
-          Monster hari ini adalah isi dari hidung
-          Monster hari ini adalah buah setelah seharian berselancar di HH
-          Bosan dengan monster, hari ini berubah menjadi Transformers.
Yang unik, setiap episode PSG adalah pun dari film atau seri terkenal seperti Sex and the Daten City, Catfight Club (lengkap dengan gambar sabun sebagai awalan), High School Nudical, Chuck to the Future, dan sebagainya, dan tentu saja, normal sebagai sebuah serial Mahou Shojo.
Tumblr media
                                        referensi budaya populer 
Di episode ke 10 bagian ketiga, adalah pure music video, lucu saja mengingat BGM merek di serial ini juga asik untuk didengarkan terlepas dari menonton serialnya, di video ini terdapat beberapa album yang harus ditololkan sedemikan rupa supaya pas dengan standar minimal “kacaunya” PSG, ada beberapa detik untuk sesi melepas kangen dengan artstyle Gainax yang ikonik, selain ketika mereka berdua melakukan transformasi sehingga menjadi Mahou Shojo.
youtube
Banyak sekali hal yang saya tidak tulis dengan detil, bahkan hal krusial seperti transformasi Panty dan Stocking, duo Kneesocks dan Scanty, dan Heaven Coins, tulisan ini adalah sekedar “surat cinta” untuk salah satu serial favorit saya, sebuah relic untuk mengingat selain dengan cara re-watch, menonton PSG sangat saya rekomendasikan, tidak banyak judul yang benar-benar campur aduk dengan formula seperti Panty Stocking, And Garterbelt. 
dan sebagai penutup, season 2 never.
4 notes · View notes
hegemonserigala · 6 years ago
Photo
Tumblr media
DALAM SLOGAN, KAMI MENUANGKAN KETIDAKMAMPUAN
Keresahan ini berasal dari keresahan saya sendiri, bukan orang lain, atau mungkin keresahan saya dapat mewakili perasaaan resah orang lain yang juga pernah atau sedang merasakan, maaf jika terlalu bertele-tele.
Kurang baik diucapkan secara gamblang jika kita tidak menyukai sesuatu, sebaiknya disampaikan secara halus, sebagai seseorang dengan keahlian berbicara antar individu yang dibawah rata-rata, saya bahkan mengetahui hal seperti itu. Namun, emosi, suatu sifat paling natural, akan selalu mengambil alih, rasional?, makanan apa itu?.
Menghujat adalah budaya, adalah bentuk respon atas keresahan, akan lebih melegakan jika emosi turut serta sebagai pelumas kerongkongan yang tak sabar memuntahkan sumpah serapah atas hal-hal yang tak dikehendaki.
Visual seringkali menjadi hot garbage yang paling pantas untuk dihujat, mungkin teman sebelahmu (yang notabene adalah seorang gold digger, tak perlu dibahas masalah attitudenya, semua tahu karakter mereka) tak lebih pantas diludahi dibanding dengan baliho event suatu kota buatan anak magang suruhan bapak-bapak terhormat yang duduk di kursi panasnya.
(((WAJAR)))
Karena pada dasarnya mereka bukan orang-orang pemerhati desain, yang selalu ribet akan tipe font dan retina display, baik, sangat dapat dimengerti, dan sekali lagi, wajar. Namun, bagaimana dengan pesan tertulis yang ada disana?, apakah mampu untuk menebus dosa-dosa mereka agar dapat merangkak keluar dari Avicii hell?, LOL, saya rasa tidak.
Lagi-lagi wajar dan dapat dimaafkan, karena slogan macam bersama membangun istana, atau kerja gotong royong hingga tulang belakang lepas adalah realitas untuk (tidak) direalisasikan, kita selalu dapat memaafkan slogan-slogan disetiap tikungan itu, dengan gambar wajah mereka yang kadang kita tidak tahu siapa.
Jadi bagaimana dengan rencana menghujat yang tertulis diatas?, apakah hanya kata pengantar yang dibuat sebagai alasan menulis lebih panjang agar terlihat produktif?, tentu tidak, justru alasan menulis lebih panjang agar terlihat produktif ada pada baliho wakil rakyat, isi sebenarnya baru saja akan saya mulai.
Internet menjadi rujukan saya hampir untuk melakukan apapun, salah satunya adalah untuk membuat sebuah brosur, kala itu referensi yang saya cari adalah “bagaimana agar sebuah studio foto terlihat menarik walau hanya dari kata-kata di sebuah edaran yang ukurannya tidak lebih besar dari buku tulis?”, dan, saya temukan adalah-
Capture your moment with us, seolah menjadi sebuah rukun iman bagi semua edaran-edaran dari sebuah usaha semacam studio foto yang baru lahir 2 jam lalu karena para pendirinya mabuk dan kebetulan saja sedang banyak duit, basi, dan layak ditertawai habis-habisan, maaf, tapi buat apa kamu mengklaim dirimu sebagai industri kreatif jika sloganmu saja seperti kita sedang naik mesin waktu balik ke masa tabloid dengan review musik bagus masih jaya?, layakkah kamu banggakan ketika sedang ngopi bersama sesama kreator dengan konten sampah, di tempat dengan prestige tinggi ala pekerja masa kini yang selalu sok mempertanyakan “ngantor masih harus dikantor?, basi”, tidak, kau yang basi, bangsat.
Tidak ada antiklimaks disini.
clickbait: best advertising you ever saw
0 notes
hegemonserigala · 6 years ago
Photo
Tumblr media
BEBERAPA VIDEO KLIP META HORROR YANG SAYA TEMUI
 Video klip ber-vibe horror dengan top tier pasti dinaungi oleh nama-nama semacam Dopethrone dengan Scum Fuck Blues-nya, yang hampir 5 menit penuh kita dicekoki footage-footage super random yang lumayan disturbing, Oathbreaker dengan No Rest for The Weary-nya (tangan-tangan keluar dari pohon, excuse me wtf), atau rilisan-rilisan label macam Deathwish, Southern Lord, dan sebagainya.
Daftar yang ada disini lebih tidak menekankan kepada horror yang umumnya kita lihat selama ini, oke, mungkin unsur hantu, benda asing, strange dance, masih menjadi unsur utama, namun dikemas dengan vibe yang berbeda, pokoknya aneh lah (secara personal, untuk artikel ini saya masih sukar menjelaskan meta secara spesifik), yang jelas, video dalam daftar ini lebih dari cukup buat sekedar memberi sensasi yang aneh dengan caranya sendiri.
  Massive Attack & Young Fathers – Voodo In My Blood
youtube
Jujur, ini lebih mirip film pendek dibanding sebuah video klip, Voodo In My Blood terasa seperti film-film horror garapan A24, benda asing mirip Haro yang entah darimana asalnya, tanpa alasan yang jelas menyerang mbak-mbak di sebuah basement (rada kinky), serangan yang dilancarkan oleh sebuah bola besi ini juga gak bisa dibilang “menyerang” sebenernya, satu-satunya kontak fisik dalam video “cuma” pas si bola ini menusuk mata mbaknya pake jarum, namun ga keluar ada darah sama sekali, beberapa saat kemudian, mbak-mbak yang gak tahu salahnya apa ini langsung melakukan strange dance seantero basement yang lebih mirip kesurupan, beberapa kali sempat membanting kepalanya kedinding yang tetap tida keluar darah sama sekali. Rada kasian juga sih, mungkin siapapun penulis script buat video ini punya rasa mangkel tersendiri karena film tahun 2014 garapan David Fincher, Gone Girl.
  San Holo - Hold Fast
youtube
Sebentar, masih sering nongkrong di channel Monstercat?, video ini keluar pertama kali sekitar tahun 2015-2016, tema yang dibawa video ini sebenernya gaada horror sama sekali, mas-mas pasang pigura, dua orang duduk-duduk, jalan mondar mandir, udah. Video ini saya kategorikan sebagai yang paling ga punya unsur ngeri didalamnya, paling damai lah intinya, satu-satunya yang mengerikan mungkin warning diawal video, yang bahkan gaakan diindahkan viewer video, ya?.
  Sleep Party People - A Sweet Song About Love
youtube
Satunya-satunya video klip paling subtle soal horror di artikel ini, dari segi musik maupun videonya sendiri, Brian Batz dari awal memang mengakui inspirasi terbesarnya adalah David Lynch, bukan kejutan lagi bagaimana semua bentuk output dari Sleep Party People seperti demikian. Jelas sekali orang-orang didalam video ini sangat creepy, saya mencoba berkali-kali nonton dan tetap ga ngerti sebenarnya mereka ini ngapain, (saking anehnya bahkan saya ga bisa mendeskripsikan secara tertulis disini), alasan saya tahan cuma karena saya suka saja sama musik mereka, selain A Sweet Song About Love, video klip lain dari Sleep Party People yang juga lumayan horror adalah A Dark God Heart, tapi karena dari judulnya saja sudah terlalu edgy, melewatinya adalah keputusan terbaik.
  Ludovico Enaudi - Elegy For The Arctic
youtube
Ketika level horror tiga video diatas paling banter hanya sampai bikin audiensnya mimpi buruk, kadar teror video klip Ludovico Enaudi merangsek masuk kedalam kehidupan nyata, Satu-satunya video dengan tingkat horror nyata, disaat yang lain sibuk menyuguhkan surrealisme, mengambil tema teror yang nyata mungkin tidak adil, main piano diantara es-es kutub yang tengah mencair mungkin bisa dianggap curang jika tiga video sebelumnya bisa protes, tapi, mungkin juga tidak bisa secara sepihak dibilang curang, mari kita dengarkan nada-nada yang dimainkan oleh Ludovico Enaudi disini, terdengar sedih, dan mengerikan secara bersamaan, menyayat-nyayat seiiring dinginnya hawa es, dan gema reruntuhan es balok seukuran gunung, maaf, tapi saya akan ngotot video ini sebagai video klip.
  Honorable Mention
Alice - Memberangus Di Kaki Langit
Video klip lokal favorit saya dari semua yang pernah saya tonton, ya, saya bilang semua, dari video klip jadul sampai sekarang, tidak peduli seberapa mahal dan mewah, ataupun video lokal paling eksperimental, memberangus di kaki langit milik Alice mempunyai tempat paling spesial di hati saya, (yang kebetulan video klip mereka tetap satu tema dengan artikel ini).
 MGMT - When You Die
Trippy!, sebuah video klip untuk pemanasan sebelum nonton film semacam Annihilation dan Enter The Void, ga banyak yang bisa saya sampaikan tentang video ini, kecuali anda pingin jadi seorang Johnny Depp di Fear And Loathing In Las Vegas selama beberapa menit.
 The Body & Full of Hell – Farewell, Man
A collaboration we need, but we don’t deserve, duh, ini mengerikan, asli, musik dan video klip sama-sama punya kekuatan yang ngebuat audiensnya merasa terganggu, mari kita bayangkan, pagi hari di tempat terbuka dengan udara sejuk, dan daun berembun dibasuh matahari, lengkap dengan dua orang yang bahkan mungkin saja bukan manusia, bergaya bak hantu di A Ghost Story (minus lubang buat mata), tudung warna hitam membungkus penuh dari atas sampai bawah, sebuah lukisan bergerak.
 Semua video Aphex Twin
Jawaban untuk pertanyaan “berapa banyak video klip Aphex Twin yang terasa mengerikan untuk kalian?”, adalah “sama dengan jumlah video klip Aphex Twin yang pernah dibuat”.
 The Prodigy – Firestarter
Tulisan ini diturunkan beberapa hari setelah Keith Flint wafat, sebagai sebuah tribut, saya mencantumkan Firestarter di artikel ini, dalam video ini, mendiang sukses mencampur adukkan ekspresi-ekspresi dan gestur-gesturnya yang rada disturbing kedalam musik The Prodigy, ditambah potongan rambut ala Heihachi dari Tekken, semakin terasa ga nyaman dengan suasana setting dan tone videonya sendiri, (saya pribadi lebih kenal mereka lewat beberapa soundtrack video game yang mereka isi, salah satunya dalam Need For Speed Most Wanted).
 Clickbait: Yosuke Yamashita Burning Piano (2008)
0 notes
hegemonserigala · 6 years ago
Photo
Tumblr media
MENUA DAN MEMUAK BERSAMA BRING ME THE HORIZON
Tulisan ini sebenarnya sudah ingin sekali keluar sejak beberapa bulan lalu, akan tetapi, entah kenapa, seolah ada yang nahan, entah kebetulan atau ngga, saya baru bisa publish setelah:
1.  Tumblr saya balik
2.  yang bersangkutan (ternyata) meriis beberapa track baru,
-mari bersorak, dua kali-
Saya adalah seorang yang punya peruntungan tidak terlalu baik, jika nasib dan takdir terlahir sebagai manusia dan kebetulan berkawan dengan saya, yakinlah mereka berdua akan sering sekali bawa kantong plastik kerumah berisi kesialan dan bumbu-bumbunya.
Ketidak beruntungan yang akan saya bahas disini adalah bagaimana saya harus tumbuh besar dengan musik dan gaya berpakaian yang cenderung dijauhi orang-orang, tidak perlu spesifik, saya pun malas bicara secara detil. Proses pendewasaan saya kala itu jauh dari kata keren, jika time travel adalah sesuatu yang nyata, maka nggilani adalah sebuah gelar yang akan saya sematkan pada diri saya di waktu itu
Tahun 2007-2009 adalah masa dimana saya paling sok-sok an tentang musik, tidak bisa dihindari, dilingkungan saya, band macam Alexisonfire, Bring Me The Horizon, dan teman-temannya menempati posisi paling sering diputar, singkatnya, jika handphone kalian punya music player dan mereka ada dalam playlist, trendi akan melekat dalam jiwa kalian, dan ini ngga terbantahkan. Tanpa peduli sampah gaknya kualitas audio yang dimiliki.
Adalah Bring Me The Horizon (BMTH), salah satu band legendaris, paling fenomenal, super keren seantero jagad, panutan dari segi musikalitas sampai fashion, sebelum masuk lebih dalam, marilah sejenak mengheningkan cipta untuk semua sandangan merek Dropdead KW dan grade ori yang sekarang sudah menjadi baju tidur dan kain keset.
Oke, siapa yang tidak ingat akan kegarangan dari Pray For Plagues?, track pembuka album magnum opus bertajuk Count Your Blessings, sebuah orkes epik pionir Deathcore, lupakan Carnifex, lupakan Whitechapel, mereka nggak dihiasi baju warna-warni dengan desain monster ketika mengantarkan tembang-tembang maha cadas. Track favorit saya dalam album ini adalah 15 Fathoms, Counting, sebuah serenada yang sama sekali gak ada unsur Deathcore-ish didalamnya, sempat-sempatnya mereka kepikiran buat aransemen macam ini, gila.
Tumblr media
Kemudian Suicide Season, album BMTH yang tidak sengaja saya  temukan saat asik berseluncur di berantah internet, karena titlenya yang memper dengan band seangkatan BMTH, Suicide Silence, seketika saya menaruh perhatian khusus akan album tersebut, luar biasa benar masa (pendewasaan) alay saya pada masa itu, Chelsea Smile, membuat saya semakin worship kepada album ini, dengan tema video yang menurut saya sangat unik, party gila-gilaan khas kulit putih yang bisa ditemui di film Hollywood kacangan manapun, sangat menarik perhatian saya, bangsat kalian Sykes cs.
Tumblr media
There Is a Hell, Believe Me I've Seen It. There Is a Heaven, Let's Keep It a Secret, Sempiternal, dan That’s The Spirit muncul, (saya terlalu malas buat nulis tentang 3 album ini, saking malasnya, bahkan buat nulis judulnya saya copas), sebuah turning point buat saya, yang sangat menggilai BMTH, jadi ngga pernah ngikutin mereka lagi, tenggat antar album mereka sekitar 2-3 tahun, mulai dari There Is a Hell yang rilis tahun 2010, keinginan saya untuk mendengar musik mereka jadi berkurang, semakin berkurang setelah dua album selanjutnya.
Jujur saja, perubahan musik mereka adalah sebuah kontradiksi bagi saya, aransemen mereka yang kali ini lebih catchy, dan vokal clean menjadi sebuah musik yang sebenarnya lebih cocok untuk telinga saya, dimana tengah mengalami proses pendewasaan yang sebenarnya, namun, jauh didalam hati, tentu saja saya merasa perubahan musik mereka sangat mengecewakan, lho kok ngene?, adalah sebagai bentuk dari rasa berkabung terdalam hati saya.
Saya mencoba mendengarkan Mantra dan Medicine, dua track baru BMTH yang barusan saya dengar, Mantra keluar lebih awal, disusul Medicine yang baru-baru ini, saya rasa, oke, tidak jelek,  saya Cuma bisa berkomentar demikian sambil berpikir: “apakah memang sudah kodratnya, seiring bertambahnya umur, kemuakan juga tumbuh besar didalamnya?”.
Tulisan ini antara kekanak-kanakan dan terlalu tua, kekanak-kanakan karena seolah, saya, sebagai penulis dan pendengar, ngga ikhlas akan perubahan satu band yang (kayanya) berubah menjadi lebih baik buat mereka sendiri, ngga rela lah pokoknya .Terlalu tua karena kaku, ngga mau ngikutin zaman, maunya cuma apa yang disukainya dari dulu, padahal kenyataannya, semuanya pasti berubah, hanya yang menjadi countermeasure adalah jadi lebih kampungan atau malah makin keren.
youtube
                                              jauh lebih baik seperti ini
Ditulis dikala mendengarkan semua album studio milik Bring Me The Horizon, saya merasa kaya lagi punya love-hate relationship.
1 note · View note