ikbalrmaulad
ikbalrmaulad
terjun-terbang
7 posts
Penikmat "kesendirian" dan menyukai kesendirian, pemimpi, (mungkin) ramah walaupun (terkadang) menyakiti, something funny?! like it.
Don't wanna be here? Send us removal request.
ikbalrmaulad · 7 years ago
Text
Rindu(?)
“Hari apa sekarang?” tanyanya
“Sabtu, ada apa bertanya hari?” balik Iwan 
“Ada kebahagiaan pada kerinduan yang mendalam. Kerinduan menahun pada hal yang belum pernah Ia jumpai. Rindu yang sedang diangani pada sudut terdalam—terpojok—dari bilik hati paling rianya. Kerinduan pada khatamnya lembar-lembar cinta, lembaran berisi aksara-aksara yang tak bisa dijelaskan agar lebih indah lagi. Kerinduan pada hari perayaan itu, perayaan yang dinantinya sekian lama, bersama kerabat terdekat, tanpa kealpaan mengenakan pakaian khusus yang diidam nun jauh hari, perayaan dalam penantian tak segera, bahkan saat Ia baru saja memulai hubungan itu.”
“Nikah, maksudnya?”
“Sebut saja hubungan itu adalah KULIAH, lembaran itu adalah SKRIPSI, dan perayaan itu adalah WISUDA.”
*Lol
“Siapa dia?”
“Sebut saja namanya ‘MAWAR’.”
...
“Hmm...seandainya mengerjakan tugas akhir itu seindah dan semembahagiakan seperti menulis tulisan ini...
...berandai-andai yang ini boleh kan?!”
*script sweet? Wis...uda(h) :D
1 note · View note
ikbalrmaulad · 7 years ago
Text
Resensi Novel “Mahar untuk Maharani” ++
Jadi, tulisan ini mulai ditulis ketika saya baru membaca beberapa bab dari novel apik ini—dan sekarang sudah dikhatamkan. Untuk diketahui bahwa, ini adalah resensi pertama saya, boleh dikatakan latihan meresensi novel—latihan menulis.
Tulisan ini sudah diunggah sejak 28 Februari lalu—lupa—namun, berhubung ketika melihat instastory Mas, Bang, Kang Azhar Nurun Ala tentang #MengulasMaharani dalam novel #MaharUntukMaharani, maka tulisan disunting kembali agar lebih geulis pisan ayu tenan.
Salah satu faktor yang membuat pembaca sangat tertarik pada sebuah karya adalah karena karya tersebut serasa merasuk pada jiwa pembaca, semacam perasaan yang terwakilkan oleh karya yang dimaksud. Boleh dibilang buku ketujuh karya Azhar Nurun Ala ini ‘gue banget’—the story was so me. Lol
“Bagian mananya yang lu banget, kisah cintanyakah?” tanya Budi
“Nope” jawab gue
“Trus apanya cuy?
“Ceritanya broda, cerita tentang wisuda wkwkwk, skripsinya, ‘interview’ keluarga kalo pulkamnya, ngomong tentang umatnya, bahas pertaniannya, minat mondoknya, sampai usia tokoh utamanya, de el el selain kisah cinta itu sendiri. Baper gue gan”
“Gubrakkk” *diiringi lagu Intan Nuraini-Gubrak
Dialog di atas hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Well, nevermind the intermezzo...kalau di skripsi sebut saja latar belakang *deep
Tulisan ini semacam curhatan saya sekaligus resensi novel berjudul “Mahar untuk Maharani,” itulah judulnya saya tambahkan “++” dimana plus-plusnya itu adalah curhatan saya (judul yang unik akan menarik minat orang lain untuk membaca). Kalau di soal ujian nasional SMA, khususnya pelajaran bahasa Inggris, biasanya ada soal “it refers to...bla..bla..bla...” nah “++” di atas maksudnya begitu.
Check this out...
Tumblr media
Judul: Mahar untuk Maharani
Penulis: Azhar Nurun Ala
Tebal: 250 halaman
Penerbit: Lampu Djalan
Tahun Terbit: 2017
Berikut sinopsisnya yang saya kemas secara ringan, seringan aku yang tertarik padamu namun berat pada yang lain. *abaikan
Novel ini menceritakan seorang lelaki bernama Salman yang jatuh hati pada gadis salihah, kawan karibnya yang bernama Maharani, yang membuat dirinya berubah menjadi sosok yang lebih baik. Sebagai mahasiwa yang tidak lulus a.k.a wisuda tepat waktu—tetapi diwaktu yang tepat, asekk—tentu tantangan tersendiri untuk dapat meyakinkan Pak Umar, ayah Maharani. Dibumbui dengan kehadiran Dimas, anak Pak Haji Kahfi, yang secara kualitas jauh di atas Salman, dalam hubungan tanpa status yang masa depannya belum jelas, semakin memotivasi Salman untuk segera menyelesaikan kuliah dan bekerja demi mimpinya memiliki Maharani. Namun, setelah lulus kuliah, Salman justru menjadi seorang petani kangkung yang dinilai oleh Pak Umar justru sangat tak masuk akal putrinya akan dinikahkan dengan Salman.
Akankah Salman berhasil memiliki Maharani? Bagaimana perjuangan Salman? Apakah Dimas tinggal diam? Mengapa Pak Umar begitu keras? Jawabannya sesaat lagi, setelah pariwara berikut ini *abaikanlagi
Diselingi dengan kisah lain, seorang mahasiswa yang memiliki tekad kuat demi cita-cita dan melaksanakan amanah orang tuanya, menjadikan novel ini tidak monoton.
Siapakah dia? Mengapa tekadnya begitu kuat? Apakah bumi bulat? *lagilagiabaikanini
Seperti buku karya Azhar Nurun Ala yang lain, saya selalu menangkap pesan-pesan yang disampaikan penulis selain ceritanya itu sendiri, ada pesan religi dalam novel ini. Selain itu, kisah tokoh utama yang ‘galau’ demi wanitanya kelak, bisa dikaitkan dengan dilema sebagian orang yang baru saja lulus sarjana: apakah akan menikah, kerja atau lanjut kuliah, begitu menarik disajikan. Menikah, bagaimana masa depan keluarga kelak atau minimal bagaimana meyakinkan pihak keluarga wanita. Dilema, apakah akan mencari kerja sebagai karyawan di kota—rantau ataukah hidup sebagai pewirausaha—bertani, membangun kampung halaman, juga sebagai hidangannya. Setidaknya itu hal tersirat yang saya petik.
Dari novel ini juga, menyadarkan pembaca akan perkara jodoh yang sekali lagi rahasia Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 
Dibalik pengharapan dan ikhtiar yang besar, perlu diiringi kepasrahan yang tak kalah besar pula. Asa yang optimis adalah keharusan, karena semesta akan berkonspirasi meng-iya-kan, ‘mestakung’ alias semesta medukung.
Pada tokoh-tokoh yang dihadirkan, saya justru salah fokus pada Ajran. Tokoh dengan karakter yang memiliki tekad kuat, amanah, religius, dan yang pasti membuat pembaca tak menduga-duga apa yang dilakukan Ajran diakhir cerita.
Adegan pada bagian akhir novel ketika Ajran bertemu Salman di saung dan menceritakan dari mana dan apa yang dia lakukan sebelumnya, benar tak terduga dan mengirim pesan tersirat bahwa akan ada novel sekuelnya.
Deskripsi tempat dan alur cerita membuat pembaca seakan-akan turut terlibat dalam kisahnya, tak jarang senyum dan sesak akan dirasakan disela-sela konsentrasi.
Latar cerita yang berbeda-beda antarbab, bisa membuat pembaca sedikit bingung diawal. Tetapi dari ‘kekurangan’ itu, novel ini justru semakin menarik, penulis terkesan cerdas sehingga novelnya tampak tidak “lurus-lurus” saja. Ada hal yang mungkin tertebak, tetapi hal lainnya diluar perkiraan.
Kisah tentang Dr. Koswara mengingatkan saya pada seorang ‘petani’ berjasa kelahiran Cirebon yang telah lama menetap di Lampung.
Perasaan saat mengakhiri membaca novel tentu saja bahagia. Soal perasaan pada kisahnya, jangan ditanya.
Sudahlah penilaian saya...lebih baik kawan-kawan membaca sendiri novelnya :D
Dari beberapa karya Azhar, saya semacam dibuat jatuh cinta dengan karya-karyanya, menjadi ingin memiliki dan membaca karya lainnya, juga mempelajari caranya berkarya. Sebagai alumnus jurusan gizi, lucu juga memang beliau bisa menghasilkan karya-karya semacam prosa, novel romantis, juga pengungkapan memoar yang menyentuh hati. Tak ada salahnya memang.
Jadi, saya sebagai orang yang sudah membaca, merekomendasikan kawan-kawan pembaca tumblr ini untuk membaca novel “Mahar untuk Maharani” karya Azhar Nurun Ala, oh iya...jangan cuma baca, harus punya bukunya, beli, jangan nyuri, pinjam-boleh, punya-kudu :D
Bisa order ke bukku.co.id dan bisa cari tau lebih tentang bukunya ke akun instagram @buku.azharnurunala atau cek di situs azharologia.com/koleksi, atau stalking akun instagram penulisnya @azharnurunala. *thisisnotpaidendorsement
P.S. Menjawab pertanyaan Kang Azhar dalam Undangan #MengulasMaharani pada paragraf ke-2: 
“Di penghujung Desember 2017, ketika novel Mahar untuk Maharani mulai dikirim ke rak-rak buku pembaca, saya pasrah. Huruf demi huruf telah selesai dirangkai, halaman demi halaman telah dihimpun dan tersebar ke berbagai penjuru tanah air, mulai dari daerah yang sudah begitu saya kenal seperti Depok, Bogor, Jakarta, Bandar Lampung, hingga yang namanya terdengar begitu asing di telinga seperti Maliaro di Ternate, Sarmi di Papua, Nanga Bulik di Kalimantan Tengah, atau Kelurahan Pangaliali di Kabupaten Majene-Banggae, Sulawesi Barat—saya juga baru tau Kang :) btw saya dari Buton, Sulawesi Tenggara, tau kah? Tapi lagi di Jawa sih sekarang :D *pentingamatyak—Biaya kirim ke daerah-daerah tersebut bahkan menyaingi harga buku itu sendiri.—Kalau ke Buton sekitar 70 ribu-an lebih  per kilo—Adakah yang lebih menderu, di dalam dada saya sebagai penulis selain perasaan haru?—Nah, yang ini cuma Akang seorang yang tau—Maka rasa cemas itu tak cuma sekali dua kali mampir: akankah saya membuat pembaca kecewa?—Insya Allah tidak, saya sendiri bahagia setelah memiliki lalu membaca bukunya. Ada inspirasi, motivasi, informasi, dan tentu saja buku yang saya dapat—Akankah karya sederhana ini bermanfaat bagi mereka?—Insya Allah, barakallah Kang—Tapi, mau bagaimana lagi, penulis tak lagi bisa apa-apa. Inilah saatnya kamu, pembaca, yang memberi vonis atas karya ini.—Dengan ini, hakim (pembaca) memutuskan bahwa ilmunya Insya Allah bermanfaat seumur hidup *sambil ketuk palu lebay—”
Btw, admin whatsapp azharologia 081212340604 juga tampaknya ramah, merespon dengan reply walaupun yang kita kirim cuma “Tq min”.
41 notes · View notes
ikbalrmaulad · 7 years ago
Text
Sudut-sudut Kartu Kuning (yang dipegang) Zaadit
Ide untuk menulis ini muncul ketika semalam membaca novel berjudul “Tuhan Maha Romantis” karya Azhar Nurun Ala. Inspirasi memang bisa muncul kapan saja dan di mana saja termasuk membaca novel romantis ini. Bukan novel yang menyajikan keadaan politik sebagai inti cerita tapi sajian interpretasi penulis pada puisi karya WS Rendra berjudul Pertemuan Mahasiswa pada halaman 93 hingga 98 membuat saya teringat kejadian terbaru.
Baru saja, sekitar 5 hari yang lalu publik Indonesia sedang heboh dengan Aksi Pemberian Kartu Kuning kepada Presiden Joko Widodo. Aksi itu dilakukan saat acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia. Pelaku pemberi kartu adalah seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, bernama Zaadit Taqwa, yang ternyata juga sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia saat ini.
Ada yang penasaran apakah ada orang dibalik keberanian Zaadit melakukan aksi tersebut?
Ada juga yang menanyakan tentang etis-tidaknya aksi tersebut dilakukan pada seorang presiden.
Ada juga yang mengatakan bahwa Zaadit tak tahu apa-apa tentang Asmat, tak perlu unjuk gigi seperti itu, terkesan mencari popularitas.
Namun saya memandang dari sudut lain. Saya mengacungkan jempol atas keberanian aksi tersebut. Terlepas dari apapun motif dibaliknya--yang semoga saja tulus dari hati.
Menurut saya publik sedang gemas dengan keadaan Indonesia saat ini, termasuk saya. Bisa jadi kartu kuning adalah ekspresi kegemasan Zaadit--semacam ingin mencubit pipi bayi.
Berdasarkan kabar, ada 3 tuntutan utama dibalik nekadnya Zaadit, yaitu kejadian gizi buruk di Asmat, Papua, lalu kebijakan dwifungsi TNI/Polri, serta peraturan menteri tentang organisasi kemahasiswaan. Menurut saya coba sejenak fokus pada tuntutan bukan pada aksi. Banyak sudut yang bisa dilihat, memang. Soal aksi, seperti saya katakan sebelumnya bahwa publik Indonesia--tentu bukan yang apatis--sedang gemas, lama tak terdengar kabar tentang aksi mahasiswa sebagai pemegang masa depan negeri ini, padahal dulu sampai bosan melihat berita di televisi tentang aksi demo mahasiswa sebagai respon kebijakan pemerintah. Kini kesannya kebijakan pemerintah mulus-mulus saja, tak ada cela pada pemeritahan yang sedang berkuasa ini. Apa benar tak ada cela? Tak perlu dijawab disini, bayangkan saja sendiri.
Kini, rasa-rasanya media sosial dan internet lebih dapat dipercaya dibanding berita televisi soal ini. Ini bukan suatu kebencian. Saya cuma melihat sesuatu yang berbeda dari kabar yang beredar di media sosial dengan yang ditayangkan televisi. Bukan soal palsu atau asli, bukan soal akurat atau tidak, tetapi pada jenis kabar yang disajikan, mungkin juga sudut sajian.
Sebagai orang yang belum tahu apa-apa, mungkin saja ada aksi-aksi turun ke jalan, tapi kan tak kita lihat di televisi. Sekarang setelah ada aksi Kartu Kuning Zaadit, ramai-ramai orang membahasnya. Pro dan kontra tentu saja ada, sudah biasa. Tapi, tidakkah rindu dengan tontonan seperti ini, bahwa ada mahasiswa yang respon dengan kebijakan pemerintah, dalam arti positif tentunya. Mereka adalah orang-orang yang melihat celah kecil di antara susunan “kesempurnaan” pemerintahan saat ini.
Yang tak kalah heboh adalah satu tuntutan dari beberapa tuntutan yang diberikan, yaitu kejadian gizi buruk di Asmat. Bahwa Zaadit perlu melihat medan di Asmat sana, tak usah sok benar. Padahal bagi orang yang tak peduli dengan kepopuleran Zaadit bisa melihat bahwa kejadian di Asmat benar-benar terjadi, itu fakta. Kritikan soal Zaadit apakah bisa mengenyangkan orang-orang di Asmat sana?! Ah, perih, malu juga—saya pun belum berbuat apa-apa untuk mereka.
Untuk diketahui juga bahwa tuntutan bukan hanya soal Asmat. Ada tuntutan lain di sana. Seperti jadi buta pada yang lain. Ada dua tuntutan lainnya. Aturan menteri tentang organisasi kemahasiswaan. Kebijakan dwifungsi TNI/Polri(?) Apa kabarnya yang dua ini? Mengapa tak seheboh yang satu?
Tak kalah ramai adalah tentang Zaadit dan kawan-kawannya yang kabarnya akan dikirim ke Asmat agar bisa mengetahui medan di sana. Pro-kontra pun terjadi soal medan, penanggung jawab, dan lain-lain. Ah, tak perlu di bahas soal pro dan kontra itu. Tetapi yang akan saya katakan adalah, apapun medannya bukankah pemerintah atas tetap perlu menyelesaikan ini?!
*dalam renungan, sepi, sendiri.
**masihbarubisabicara
(By the way, novelnya bagus, ada banyak sudut ilmu yang bisa ditangkap dari novel “Tuhan Maha Romatis” bagi orang-orang yang bisa menangkapnya. Tapi bukan tentang novel saya menulis ini) Sekadar tahu bahwa tulisan ini bukan resensi novel itu atau sejenisnya :D
2 notes · View notes
ikbalrmaulad · 7 years ago
Text
Ketika Hampa...atau (mungkin) Sedang Haus
#selfreminder
Membaca...
...dalam bahasa Inggris disebut read atau reading. Kata kerja kedua dan ketiganya juga read dan artinya tetap sama yaitu membaca. Haha oke abaikan itu...
Membaca dalam arti sederhana adalah tindakan melafalkan atau melisankan maupun dalam hati apa yang tertulis. Walaupun membaca dapat diartikan lebih dari itu. Jadi ketika ada orang mengatakan enggan membaca saat melihat tulisan adalah sebuah ketidakmungkinan bagi orang-orang yang melek huruf jika membaca diartikan bahwa melisankan tulisan, karena baginya ketika melihat tulisan secara otomatis dia akan membaca semalas-malasnya keadaannya saat itu. Haha
Lebih dari itu, membaca adalah tindakan melihat serta memahami isi dari bacaan atau tulisan.
Haha itu juga bagian dari basa basi...
Jadi saya mau menulis tentang membaca.
 Ketika hati sedang hampa akan motivasi melakukan sesuatu maka hasilnya adalah do nothing alias tidak melakukan apapun. Keengganan melakukan sesuatu itu sederhana tetapi bisa bikin merana dalam perasaan salah. Begitu kira-kira yang pernah saya alami.
Membaca adalah pilihan terbaik...
Ketika membaca banyak tulisan orang lain, bukan tulisan risau atau tentang cinta hampanya muda mudi, tetapi milik orang-orang yang punya pikiran maju, yang optimis. Apapun itu masalahmu membaca bisa saja menghasilkan motivasi yang dapat mengisi hati hampamu itu.
Inspirasi yang dihasilkan membuat ingin segera berbuat.
Tentang berbuat, hal terkecil namun sangat penting adalah harapan. Harapan ibarat titik pada kertas ketika akan menulis. Bukankah garis diartikan sebagai kumpulan dari beberapa titik-titik?! Begitupun huruf-kata-kalimat yang akan dituliskan di atas kertas maka akan dimulai dari satu titik.
Kemudian merenung. Harapan yang ada lalu diarahkan akan ke mana dibawa dan dari mana akan dimulai. Pada momen ini biasanya membuat senyum tersungging pada bibirmu karena harapan yang kau bawa melayang-layang dalam pikiran. Juga jantung yang berdegup lebih kencang juga tanganmu yang secara spontan mengepal tanda semangat. Jika itu sudah ada berbahagialah sesungguhnya hatimu tidak benar-benar kosong lagi.
Merangkul. Titik awal pada kertas belum berarti apa-apa. Pun begitu dengan sebuah huruf yang telah berhasil ditulis belum bisa memberi banyak makna. Gabungkanlah huruf-huruf tadi menjadi kata dan kalimat karena yakinlah bahwa ada banyak titik dan huruf yang sama atau sejenis dengan huruf yang telah kau buat maka jadilah paragraf.
Semua itu bukan berarti runtut, tapi yang juga tak kalah penting adalah doa. Gabungkanlah upaya itu dengan doa, meskipun doa bisa juga diartikan harapan.
Tentang tulisan. Ada banyak tulisan yang tersedia, karena menulis bukan hanya dapat diwujudkan diatas kertas. Ada banyak media yang bisa dijadikan kertas. Begitu pula membaca...
 Pada akhir tulisan ini saya hendak mengatakan bahwa hari ini dan hari-hari yang lalu, mungkin  pula hari-hari selanjutnya, saya berharap...semoga tangan-kaki dan jiwa memahami juga alam ikut mangamini. Serta yang “paling” dan tentu “ter”-penting adalah kehendak-Nya... #semestamendukung
2 notes · View notes
ikbalrmaulad · 8 years ago
Text
Dream, Give, Believe and See what will happen
Sudah lama setelah setahun lebih saya tidak menulis di sini. Setelah saya membaca buku Notes From Qatar 3 –nya Muhammad Assad, saya kembali tertarik untuk menulis. Momentumnya pun pas setelah saya mengikuti talkshow di kampus saya beberapa waktu lalu dimana salah satu pembicaranya adalah Muhammad Assad.
Buku Notes From Qatar 3 ditulis dengan tagline 3D’s yaitu Dream, Do, Deliver. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa:
“Hidup tanpa mimpi akan membuat kita tersesat, dan terlalu banyak bermimpi tanpa berusaha akan membuat kita jalan di tempat. Sehingga ketiga faktor itu saling berhubungan. Jika kita mempunyai mimpi yang besar (Dream) dan mau berusaha keras mewujudkan mimpi tersebut (Do), maka pasti akan memberikan hasil (Deliver) yang sangat dahsyat.”
Sehingga tagline tersebut lebih pantas diturunkan menjadi rumus berupa Dream + Do = Deliver.
Nah saya pun tertarik bermimpi yang mungkin masih katagori mimpi yang kecil. Di kampus saya saat itu akan diadakan sebuah talkshow yang membahas tentang sociopreneur yang akan menghadirkan pembicara dr. Gamal Albinsaid, Muhammad Assad dan Walikota Semarang Pak Hendrar Prihadi. Talkshow juga akan dimoderatori oleh Nessa Ghozal seorang public speaker yang sudah melanglangbuana di dunia public speaking.
Tumblr media
_ki-ka: Muhammad Assad, Perwakilan Walikota Semarang, dr. Gamal Albinsaid, Nessa Ghozal_
Saya yang melihat promosi acara tersebut langsung saja tertarik dengan pembicara yang akan dihadirkan. Saya membatalkan kegiatan lain yang akan saya ikuti untuk acara ini. Saya akan bercerita dengan membaginya menjadi 4 bagian.
Bagian 1: Dream
Pada acara talkshow saat itu, ada beberapa hal yang sangat saya inginkan.
Dari buku Notes From Qatar 3 ada hal penting yang saya ingat, mungkin hal kecil yaitu kira-kira begini: Ketika mengidolakan seseorang dan ada kemungkinan bertemu maka dekatilah dengan salaman, foto bareng lalu minta emailnya. Hahah
Saya langsung bermimpi agar saya bisa mendapatkan tanda tangan Bang Singa Gurun ini di buku NFQ 3 saya hahaha (arti nama Assad adalah singa di gurun pasir). Berpikir keras bagaimana caranya agar saya bisa mendapatkan tanda tangan beliau. Saya lalu berpikir untuk mendekati beliau bisa dengan bertanya saat sesi tanya jawab pada talkshow. Ini saya lihat ketika mengikuti acara-acara serupa. Sehingga bagaimanapun nanti pada saat talkshow saya harus bertanya, padahal mental saya cukup cetek untuk hal beginian. Sudah lama sekali saya tidak tampil di depan umum, sehingga membayangkannya saja sudah gugup.
Selain itu juga bermimpi bisa diberi buku oleh pembicara talkshow. Entah buku Muhammad Assad yang baru Breakthrough atau buku Muda Mendunia –nya dr. Gamal Albinsaid hahaha. Kebetulan sehari sebelum acara talkshow saya mendapatkan informasi dari media sosial dr. Gamal bahwa ada discount dalam 3 hari untuk pembelian buku Muda Mendunia dalam rangka Hari Bakti Dokter Nasional. Saya  sangat ingin membeli buku tersebut tetapi saya urungkan pada hari itu dengan harapan siapatahu saya nanti akan diberi buku beliau saat acara talkshow hahaha.
Bagian 2: Give
Saya banyak mendengar ceramah atau membaca tulisan bahwa dengan sedekah maka rezeki akan dilipatgandakan. Saya banyak mendengar ini dari ceramah Ustadz Yusuf Mansur. Termasuk dalam buku Notes From Qatar 3, dijelaskan bagaimana bermanfaatnya sedekah. Seperti pengalaman Muhammad Assad ketika sedekah QR20 (sekitar Rp.50.000,-) dan dilipatgandakan menjadi QR4.200 (sekitar 15 juta rupiah) atau 210x lipat dari yang beliau sedekahkan. Ceritanya cukup panjang untuk diceritakan disini, mending baca buku beliau saja, sangat recommended dan InsyaAllah bikin bahagia dan ketawa sendirian saat membacanya.
Sedekah memang dianjurkan dalam Islam, anjurannya bahkan terdapat dalam Al-Qur’an:
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2] : 215)
Bahkan dijanjikan untuk dilipatgandakan:
”Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2] : 261)
Dari nasihat-nasihat yang saya dengar, saya pun mencoba membiasakan bersedekah. Setiap minggu diupayakan harus bersedekah. Termasuk sebelum saya mengikuti acara talkshow di kampus saya. Talkshow diadakan hari Sabtu, dan sehari sebelumnya yaitu hari Jum’at saya bersedekah sekitar 5 ribu atau 10 ribu (lupa nominal pastinya) di kotak amal masjid dekat kos-kosan. Harapan sedekah semoga uang itu bisa bermanfaat. Dari sedekah yang mungkin tidak seberapa tersebut saya mendapatkan hal yang luar biasa menurut saya, ceritanya pada bagian berikutnya (: so keep reading.
Bagian 3: Believe
Beberapa hari sebelum acara talkshow digelar, saya sempat membaca beberapa buku.
Dari buku The Miracle of Water karya Masaru Emoto seorang peneliti asal Jepang dijelaskan bahwa ketika seseorang mengatakan hal positif seperti “terima kasih” maka akan membentuk kristal yang sangat indah pada air, tetapi akan membentuk kristal yang rusak ketika seseorang mengatakan hal negatif seperti “bodoh”. Kemudian dijelaskan kaitannya tentang energi pada manusia. Manusia tersusun atas beberapa zat dan sebagian besar tersusun atas air, sehingga berpikir dan berkata yang baik dianjurkan agar energi yang terpancar dari manusia adalah hal-hal positif. Dalam buku tersebut dituliskan bahwa dengan memberikan cinta dan bersyukur saat menerima maka energi positif akan terpancar pada diri manusia.
Buku itu baru saya baca setelah sebelumnya hanya mendengar atau membaca dari media sosial.
Selain buku The Miracle of Water, saya juga membaca sebuah buku sebagai rangkuman ceramah seorang cendekiawan muslim Amerika Serikat, Nouman Ali Khan judulnya yaitu Your Sin Is Not Greater Than God’s Mercy. Dari buku tersebut saya dapat pelajaran tentang optimis dan berpikir positif terutama pada Tuhan. Dari cover bukunya tertulis:
“optimis pada hidupmu putus asa bukan dirimu.”
Buku ini menjelaskan betapa Tuhan Maha Baik dan Maha Kuasa. Pada bagian awal dijelaskan tentang penciptaan lebah dan hal-hal yang bisa dipelajari dari lebah bahwa lebah adalah hewan yang sangat taat pada Tuhan. Seseorang yang membaca buku tersebut akan dibuat berpikir positif pada Tuhan.
Nah dari kedua buku yang saya baca itu, saya yakin bahwa mimpi saya untuk mendapatkan tanda tangan Muhammad Assad akan terwujud. Dengan berpikir positif dan optimis saya yakin akan mendapatkan tanda tangan beliau, kalau perlu buku karyanya. Hahaha
Saya mulai bertekad untuk bertanya pada talkshow nantinya agar bisa mendapatkan tanda tangan beliau. Sebelum hari H talkshow saya meyakinkan diri bahwa saya tidak akan gugup ketika bertanya, sambil berdoa saya meyakini “saya pasti bisa.” Saya meyakini bahwa jika kita optimis dan berpikir positif maka energi itu akan terpancar pada orang lain.
Bagian 4: See what will happen
Hari digelarnya acara talkshow pun tiba. Dengan semangat saya menuju lokasi acara. Pada tiket tertulis acara dimulai pukul 7, saya datang pukul 7 lewat karena terlambat bangun hahah don’t try this at home but at other places hahaha don’t try this at every place, ini bisa jadi khilaf karena malamnya saya begadang. Tapi saat tiba di lokasi acara belum dimulai, saya menemui teman yang kebetulan panitia sambil menunggu acara dimulai. Saya mengatakan pada teman bahwa saya ingin mendapatkan tanda tangan Muhammad Assad. Hal ini saya tanamkan pada diri.
Acara dimulai kira-kira pukul 10. Acara terlambat dimulai karena ada acara lain yang wajib diikuti oleh adik-adik tingkat mahasisa semester awal, dan peserta talkshow ini sebagian besar adalah adik tingkat. Sejak acara dimulai saya sudah berniat untuk bertanya dan menyiapkan mental untuk itu. Namun hingga sesi tanya jawab saya belum menemukan pertanyaan. Saya berpikir keras dan saya mendapatkan pertanyaan sangat sederhana. Begini kira-kira pertanyaan saya “Assalamu’alaikum wr. wb. Perkenalkan nama saya Ikbal. Saya punya dua pertanyaan, pertanyaan pertama untuk Bang Gamal dan pertanyaan kedua untuk Bang Assad, saya panggil saja Bang (sok akrab banget ya hahaha). Untuk Bang Gamal tadi dijelaskan tentang passion bahwa passion adalah hal yang kita lakukan sampai lupa waktu, tetapi bagaimana mengetahui tentang passion bagi saya yang sudah khilaf dimana hal yang membuat saya lupa waktu adalah bersantai di kos-kosan sambil browsing dan stalking di Instagram dan Facebook? Untuk Bang Assad, pertanyaan saya adalah boleh tidak setelah ini saya minta tanda tangan Bang Assad? (seketika peserta riuh hahaha) Bercanda, pertanyaan saya adalah bagaimana memulai melaksanaan ide jika kita sudah memilki ide membuat usaha? Terima kasih atas kesempatannya, Wassalamu’alaikum wr. wb.”
Tumblr media
_Momen saya bertanya_
Begitulah pertanyaan saya demi tanda tangan. Kemudian setelah itu teman saya yang panitia memberikan pertanyaan juga. Setelah itu dr. Gamal Albinsaid menjawab lalu kemudian Muhammad Assad. Bang Assad sengaja menjawab pertanyaan teman saya lebih dulu kemudian menjawab pertanyaan saya. Pertanyaan saya dijawab begini: “Tadi yang minta tanda tangan saya, bukan cuma tanda tangan saya mau memberikan buku saya yang baru yaitu Breakthrough, tadi yang bertanya boleh maju ke depan!” (peserta kembali riuh hahaha). Saya kemudian maju sambil membawa buku Notes From Qatar 3 untuk ditandatangani. Alhamdulillah I got it, mimpi saya tercapai.
Tumblr media
_Momen Bang Assad Memberi Buku dan Tanda Tangan_
Tumblr media
_Buku yang dibubuhi tanda tangan Bang Assad_
Alhamdulillah dengan keyakinan yang saya tanamkan terus menerus untuk mendapatkan tanda tangan beliau akhirnya terwujud. Sedekah saya yang mungkin tidak seberapa pada hari sebelumnya dibalas dengan buku Breakthrough yang tidak ternilai harganya, bagi saya tidak ternilai karena buku ini bubuhi tanda tangan langsung oleh penulisnya dengan cara yang anti mainstream menurut saya, bukan dengan berdesak-desak minta tanda tangan tapi dengan cara terhormat, bukunya gratis pula  hahaha. Terima kasih kepada Bang Assad, semoga Allah memberkahimu, aamiin.
Bukan cuma tanda tangan yang saya dapatkan, saya juga bisa berfoto bersama dr. Gamal Albinsaid, walaupun tidak sempat berfoto bersama Muhammad Assad, it’s ok. Terima kasih kepada Bang Gamal, semoga Allah memberkahimu, aamiin.
Tumblr media
_Berfoto Bersama dr. Gamal Albinsaid_
Berfoto bersama dr. Gamal adalah mimpi teman saya dan she got it. Terima kasih kepada teman saya yang sudah mengambil gambar. Terima kasih kepada Allah swt. karena berkah-Nya saya bisa mendapat tanda tangan Muhammad Assad dan berfoto bersama dr. Gamal Albinsaid. Padahal sedekah saya mungkin tidak seberapa, tetapi dengan keikhlasan dan yakin pada mimpi maka hal yang diinginkan akan terwujud. Mungkin hal biasa bagi sebagian orang, tetapi bagi saya ini sangat memotivasi saya untuk terus tumbuh. Saya memberanikan diri untuk melawan mental malu dan saya yakin dari hal itu nantinya saya tidak akan terlalu takut untuk tampil. Sesuai kata Muhammad Assad dalam bukunya:
“there is no growth in comfort zone, there is no comfort in growth zone. Leave your comfort to grow.”
Nice advice broh.
So, just keep dreaming, always giving, believe in yourself, trust Allah, and see what will happen.
Demikianlah tulisan saya, semoga bermanfaat, menginspirasi.
Mohon maaf segala kekurangan, mohon maaf karena gambar sedikit kurang jelas, apalagi foto pertama itu hasil foto dari kamera hape saya hahaha but Alhamdulillah. Yakini saja jangankan hape canggih, nanti mobil juga ku cash hahaha (hubungannya sama mobil di mana ya).
2 notes · View notes
ikbalrmaulad · 9 years ago
Photo
Good advice (y) 
Do not think too much, sometimes it's just a doubt in the mind. *be confident
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
You just go for it!  Take it at your own pace and try your best to not be impatient with yourself!  Your level and speed of growth might be faster/slower than someone else’s, so focus on your own path and let the journey take you to amazing places and opportunities!  There’s obvs going to be obstacles in the way of what you want to do, but the greater the accomplishment requires even greater challenges, though the real question is if you’re willing to take the plunge and try anyways?
192K notes · View notes
ikbalrmaulad · 9 years ago
Text
Cerita Akhir Tahun
Tumblr media
Hello world :)
Cerita ini adalah cerita pertama saya di tumblr, itulah saya menuliskan “hello world” di atas. Anggap saja peresmian akun. Jadi saya adalah newbie di dunia tumblr. Hehe. Saya bilang bahwa ini adalah suatu awal di suatu akhir, cerita yang mengawali akun ini yang ditulis di momen akhir tahun. *apasih.
Oke, saya buka ceritanya dengan ucapan basmalah dan salam. Berharap berkah. 
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Ini bukan khotbah Jum’at atau semacamnya ya. Saya mau bercerita tentang pengalaman, pencapaian atau apalah itu yang saya alami di tahun 2015. Hari ini adalah hari Kamis tanggal 31 bulan Desember tahun 2015. Jadi berasa spesial saja menulis di hari akhir tahun ini. Agak ngeri menyebut ‘hari akhir’ -_- oke hari Kamis terakhir tahun 2015, hmm lebih baik. Cerita ini saya tulis di laptop saya, dalam kamar asrama, bukan itu maksudku, hmm saya tulis cerita ini mulai sebelum pukul 19.08* waktu Malaysia, di Malaysia (sengaja bilang, karena memang cerita ini tentang pengalaman saya kaitannya dengan itu).
*saat saya menuliskan waktu, saat itu pukul 19.08
Sebelumnya, mohon maaf atas pemilihan kalimat yang terkesan membuat berlebihan a.k.a lebay cerita ini. Bisa jadi sengaja atau tidak sengaja. Cerita ini semacam untuk menghibur diri...diriku :D Oke mulai.
Pengalaman tahun 2015 khususnya yang ini barangkali merupakan yang tidak akan terlupakan. Di awal tahun 2015, hari-hari saya dirundung kegalauan. Jadi pada akhir tahun 2014 saya mengikuti program pertukaran pelajar dengan sebuah kampus di Malaysia yang diadakan kampus saya. Galau, karena belum ada kepastian waktu keberangkatan dari pihak kampus. Galau, karena tidak berani ikut kegiatan ini dan itu, tidak bisa ikut banyak kegiatan yang rentangnya lama karena informasi keberangkatan bisa kapan saja. Galau, karena harus menolak tawaran teman untuk praktek kerja dengan alasan belum jelasnya waktu keberangkatan. Haha, awal tahun yang menggalaukan.
Sebenarnya keberangkatan dijadwalkan sekitar akhir Januari atau awal Februari 2015 oleh pihak kampus, jadwal itu tidak pasti karena pengurusan VDR (Visa Dengan Rujukan) yang juga tidak pasti kapan selesai. Perasaan degdegan saat dinyatakan lolos mengikuti program kian hari kian berkurang, rasa jenuh juga melanda, perasaan ‘jika tak jadi juga tak apa’ pun terlintas. Beberapa teman kampus menduga tak jadi berangkat, beberapa orang bahkan mengira sudah selesai (sudah pulang), beberapa teman menyemangati, beberapa pula menyarankan untuk tidak terlalu mengharapkan keberangkatan dan fokus pada kegiatan yang ingin dilakukan, beberapa teman bahkan sudah pesan oleh-oleh. Mereka semua memang amazing.
Rasanya menginginkan agar menyudahi semuanya. Mundur dirasa tidak mungkin. Di saat penantian itu (haha, penantian) mencoba untuk biasa saja dan melupakan. Kalau ada orang yang menanyakan tentang keberangkatan, bilang saja “jangan dulu menyinggung hal itu”, haha.
Setelah sekian lama di’gantung’, tanggal 6 November 2015 saya dan teman-teman seperjuangan akhirnya berangkat juga ke Malaysia. Alhamdulillah penantian sekian lama yang menggalaukan selesai sudah. Sepertinya banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari semua itu, salah satunya saya mengetahui bagaimana rasanya digantung *eaa :D sikapi dengan kesabaran. Banyak pula hal-hal yang saya rasakan untuk pertama kalinya dengan mengikuti program itu: punya paspor, pertama kali ke luar negeri, of course pertama kali ke Malaysia, dan (sedikit aib) pertama kali naik pesawat xD, so it was my first flight that took me go abroad for the first time. Hehe
Tumblr media
-My passport, sengaja diblur supaya tidak dipercaya bahwa itu paspor saya:)-
Tumblr media
-My first flight-
Sekian cerita akhir tahun ini. Cerita yang sangat pendek tetapi begitu lama saya alami. Terkadang memang perasaan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata apalagi dengan gambar :D
Agar ada manfaat yang bisa diambil dari membaca cerita ini, ada pesan yang bisa saya bagi. Pesan yang mungkin baik untuk saya dan orang lain.
“Memberi batasan pada kesabaran adalah hal negatif yang tak perlu. Pengendalian diri yang sangat bermanfaat salah satunya adalah bersabar”
Hari ini adalah akhir tahun. Seperti kebanyakan orang, saya juga ingin membuat pengharapan (make a wish): semoga tahun depan dan seterusnya menjadi lebih baik dari hari ini dan kemarin bagi kita semua, semoga kita selalu dalam lindungan Allah, semoga keberkahan menyertai kita. Amin.
By the way, tahun depan atau besok, diawali dengan hari Jum’at, semoga berkah. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
0 notes