Tumgik
intansyahputria · 2 years
Photo
Tumblr media
Untuk semua rencana yang ternyata berseberangan dengan rencana-Nya, "Nggak apa-apa, Ya Allah, asal engkau ridha." https://www.instagram.com/p/Cdimn04JKZ5/?igshid=NGJjMDIxMWI=
4 notes · View notes
intansyahputria · 2 years
Text
Satu jiwa, dua raga; kita.
Bertemu kamu itu seperti bertemu dengan kembaran diriku, yang biasa orang sebut “twin flame”, satu jiwa dalam dua raga yang berbeda.
Menghadapi kamu itu rasanya seperti sedang menghadapi diriku sendiri. Layaknya sedang berkaca, terlalu banyak hal yang rupanya sama. Terutama perihal sudut pandang kita dalam menyikapi ajaibnya dunia. Mungkin itu sebabnya kenapa lebih mudah bagi kita untuk bisa saling memahami satu sama lain; katamu kita sefrekuensi dan satu visi. Itu juga sebabnya perasaan nyaman ini tumbuh dan diam-diam merekah menolak layu.
Beberapa hari yang lalu kamu bercerita bahwa aku seperti selalu ada di setiap persimpangan yang kamu temui, tanpa kamu sadari. Sama, aku juga, sampai heran sendiri. Kalau kata Yura Yunita, sih, “Intuisiku selalu mengarah kepadamu..” Kenapa, ya? hehe. Barangkali benar, karena kita adalah satu jiwa dalam dua raga yang berbeda.
Kadang aku tergelitik untuk menuangkan cerita tentang awal perkenalan kita hingga di titik sekarang dalam sebuah novel bergenre romance. Sepertinya akan menarik. Meski setelah membaca bagian epilognya akan banyak orang yang kecewa dan berkata, “Harusnya happy ending,” hehe.
Ya, meskipun bagi mereka perjalanan kita tidak happy ending, tapi semoga ini adalah jalan yang terbaik untuk kita masing-masing.
Selamat tinggal.
Seperti doa-doa yang selalu kulangitkan untukmu,
semoga kebaikan senantiasa besertamu.
Aku juga menyukaimu, tapi aku cukup sadar diri bahwa tidak mungkin untuk bisa memilikimu.
Kamu tahu itu.
@intansyahputria
0 notes
intansyahputria · 2 years
Photo
Tumblr media
Menjadi guru bukanlah cita-cita saya hingga akhirnya saya diterima magang di PAUD Anak Ceria Universitas Airlangga Surabaya tujuh tahun silam dan dari situ semuanya bermula. Barangkali bukan hanya karena rasa senang ketika berinteraksi dengan anak-anak yang membuat saya pada akhirnya jatuh cinta dengan dunia pendidikan anak usia dini dan memilih untuk menyelaminya lebih dalam lagi hingga kini, tetapi juga karena lingkungan positif yang mendukung saya untuk terus belajar tentang bagaimana menjadi teman belajar bagi anak usia dini itu sendiri. Kalau ada yang berpendapat bahwa anak usia dini bak kertas kosong yang pasif menerima coretan apapun dari lingkungannya dan menjadi guru PAUD hanyalah tentang mengajak anak bersenang-senang saja tanpa tujuan yang bermakna, barangkali serangkaian cerita tentang pengalaman mengajar sembari belajar di PAUD Anak Ceria yang kami bagi melalui buku ini dapat memberimu sudut pandang lain tentang bagaimana karakteristik anak usia dini, juga tentang bagaimana melakoni peran sebagai guru PAUD itu sendiri. Jika teman-teman ingin memesan buku ini, sila menghubungi saya. Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca ❤ https://www.instagram.com/p/CZ4u9GzvHiv/?utm_medium=tumblr
0 notes
intansyahputria · 2 years
Photo
Tumblr media
Sudah hari kedelapan di tahun yang baru, Diriku. Tanggal delapan, bulan Januari, tahun dua ribu dua puluh satu ditambah satu. Semoga kamu belum jenuh membersamai perjalananku. . Maaf karena di tahun-tahun sebelumnya aku masih seringkali mengabaikan kebutuhanmu. Maaf karena seringkali merasa ada banyak nyawa di luar sana yang butuh untuk kuberi nafas, kunyalakan, dan kubahagiakan lebih dulu, padahal kamu adalah orang pertama yang seharusnya mendapatkan bentuk kasih sayang itu dariku. . Terima kasih untuk tidak hilang rasa percaya terhadapku. Terima kasih untuk mau terus belajar dan berupaya meski terkadang diselingi sedikit gerutu. Terima kasih untuk harapan-harapan yang selalu ada, bahwa kita akan menjadi lebih baik lagi ke depannya. . Bertahanlah lebih lama. Mulai kini aku akan menjadikanmu prioritas utama. Semoga segalanya dimampukan dan diberi cukup seperti yang sudah-sudah ❤ https://www.instagram.com/p/CYeA8w7lUS_/?utm_medium=tumblr
0 notes
intansyahputria · 2 years
Photo
Tumblr media
Halo, apa kabar diri sendiri? https://www.instagram.com/p/CYOl4KNFCYG/?utm_medium=tumblr
0 notes
intansyahputria · 3 years
Text
Catatan akhir tahun 2019
Menemukan catatan usang ini di antara ratusan catatan yang kerap kuketik-ketik di notes hand phone. Seakan semesta tau aku sedang butuh asupan cinta dari diri sendiri. Terima kasih Intan sudah pernah menuliskan pesan manis ini.
•••
Sudah sampai di penghujung tahun, Diriku.
Coba lihat, apa saja yang berhasil kita lalui sama-sama sampai tiba di titik ini?
Luar biasa, ya. Kita hebat, bukan?
Terima kasih sudah mau membersamai perjuangan sampai detik ini.
Terima kasih untuk tangis-basuh, marah-terima, patah-tumbuh, jatuh-bangkit berulang yang berhasil kita lalui.
Semoga di sepanjang tahun 2020 nanti, Allah meridhoi setiap urusan yang kamu kerjakan.
Allah dekatkan kamu dengan kebaikan dan jauhkanmu dari segala hal yang dapat mendzalimi dirimu sendiri.
Allah mampukan, cukupkan, dan kuatkan kamu dalam segala keadaan.
Allah beri kamu kelapangan hati untuk bisa menerima segala yang Allah kehendaki atasmu, karena kamu yakin, kehendak Allah adalah sebaik-baiknya kehendak untukmu.
Allah beri kamu kejernihan hati dan pikiran untuk senantiasa menemukan petunjuk dan hidayah dalam setiap urusan, dalam setiap ujian yang Allah titipkan kepadamu.
Aamiin.
Tak perlu khawatir merasa sendiri menghadapi apa-apa yang ada di depan nanti, karena ada aku dan Tuhanmu, juga doa orang-orang yang menyayangimu, yang senantiasa besertamu.
- @intansyahputria, 31 Desember 2019.
•••
Dan melalui aku yang masih hidup serta tercukupi sampai detik ini, Allah ternyata begitu baik telah mengabulkan doa-doa yang kusemogakan untukku di tahun 2020. Maka mari kita langitkan doa yang sama sekali lagi untuk sepanjang tahun ini.
Hai, 2021.
Mari berkawan baik denganku.
@intansyahputria
2 notes · View notes
intansyahputria · 3 years
Text
Sisa refleksi menjelang akhir 2020.
Tumblr media
0 notes
intansyahputria · 3 years
Photo
Tumblr media
2021. https://www.instagram.com/p/CJiGKcul_Og/?igshid=cyhsl8gg0hu6
0 notes
intansyahputria · 3 years
Video
Selamat berjuang. Semoga pencapaian kita dalam hal apapun tidak membuat kita lupa bahwa setiap pejuang memiliki medan juang dan garis kemenangannya masing-masing. https://www.instagram.com/p/CHcMXW9DLf3/?igshid=hch34y0lkz58
0 notes
intansyahputria · 4 years
Text
Tumblr media
Sedikit berbagi cerita. Caption cukup panjang. Tapi semoga bisa menjadi bahan belajar kita bersama.
2016-2019 adalah tahun-tahun terberat dalam hidupku sejauh ini. Banyak sekali ujian luar biasa yang Allah ujikan mulai dari soal kesehatan, keluarga, pendidikan, karir, dll selama 3 tahun itu. Sampai suatu ketika di pertengahan tahun lalu, aku berkontemplasi. Aku merenung, mengevaluasi diri, "Kira-kira kenapa ya kok rasanya ujian-ujian yang Allah kasih terasa berat sekali? Kenapa ya, kok semua urusan yang sedang aku kerjakan terasa rumit sekali?" Ada banyak hal yang berkecamuk di pikiranku waktu itu, sampai tiba-tiba muncul satu pemikiran, "Aku sudah berbuat dzalim ke siapa, ya? Siapa yang sudah aku dzalimi sampe-sampe mungkin kedzalimanku itu jadi salah satu faktor yang menghambat kemudahan urusan-urusanku?"
Aku perbanyak istighfar, sambil coba kuingat-ingat. Akhirnya aku memutuskan untuk mulai minta maaf sama orang-orang yang sekiranya sangat berpotensi untuk aku dzalimi; orang-orang terdekatku; orangtuaku, keluargaku, teman-temanku. Setelah selesai minta maaf ke mereka, aku masih belum tenang. Aku coba ingat-ingat lagi, "Ke siapa lagi ya aku harus minta maaf?" Sampai tiba-tiba pas lagi nyetir di jalan, ada satu pemikiran yang bikin aku sadar dan nangis sesenggukan.
Selama ini aku sibuk minta maaf sama orang lain, tapi aku lupa minta maaf sama diriku sendiri, orang pertama yang paling berpotensi untuk aku dzalimi. Aku lupa, selama ini aku banyak salah sama diriku sendiri. Aku belum bisa memperlakukan diriku dengan baik. Aku belum bisa menjaga dan merawat dengan baik jiwa dan raga yang Allah titipkan ke aku. Aku masih suka marah-marah sama diriku sendiri ketika melakukan kesalahan, maki-maki diri sendiri ketika gagal, merasa nggak yakin sama diri sendiri, menggunakan jiwa dan ragaku untuk melakukan hal-hal yang nggak diridhoi sama Allah. Bahkan hal-hal sepele kayak isirahat dan pola makanku nggak teratur, jarang olahraga, dll. Aku dzalim sama diriku sendiri.
Coba bayangin, gimana bisa aku menuntut diriku untuk menyelesaikan urusan-urusanku dengan baik ketika aku sendiri nggak bisa bersahabat dengan diriku? Gimana bisa aku memeluk dan mencintai apa-apa yang ada di luar diriku, kalo aku belum bisa mencintai diriku sendiri secara utuh? Ternyata memang benar ketika ada yang bilang, "Selesailah dengan dirimu sendiri dulu sebelum mencoba untuk menyelesaikan perkara-perkara di luar dirimu." 😢
Sejak saat itu, aku memutuskan untuk belajar memperbaiki hubunganku dengan diriku sendiri, buat lebih banyak sayang sama diriku sendiri, buat minta maaf dan memaafkan diriku sendiri, buat berdamai sama diri sendiri. Sejak saat itu pula, aku merasa lebih bisa berdamai dengan apa-apa yang ada di luar diriku. Aku merasa lebih ringan dan 'utuh' dalam menjalani hari-hariku. Aku merasa lebih 'berdaya' dalam menyelesaikan urusan-urusanku. Prosesnya memang nggak selalu mudah. Yang namanya belajar, tentu aku masih sering melakukan dan mengulangi kesalahan. Tapi nggak apa-apa, karena memang mencintai dan berdamai dengan diri sendiri adalah proses belajar seumur hidup, yang perlu terus kita latih sampai kita mati.
---
Sibuk minta maaf dan memaafkan orang lain, sudah minta maaf dan memaafkan diri sendiri belum?
1 note · View note
intansyahputria · 4 years
Text
Tumblr media
0 notes
intansyahputria · 4 years
Text
Tumblr media
0 notes
intansyahputria · 4 years
Photo
Tumblr media
Bagian dari perjuangan. Terima kasih, Aku. https://www.instagram.com/p/B8tiRhxFcte/?igshid=1u2fjjliohykw
0 notes
intansyahputria · 5 years
Text
Hati hati jangan menebar fitnah. Hati hati jangan menebar benci. Yang paling aneh dari era digital, manusia bisa membenci manusia lain yang bahkan tidak dikenalnya, padahal yang sebenarnya ia benci adalah kesimpulannya sendiri.
Alizeti, Jakarta
282 notes · View notes
intansyahputria · 5 years
Text
Sedikit berbagi cerita, semoga bisa menjadi hikmah bagi kita semua.
Beberapa waktu yang lalu kondisiku sedang tidak baik. Aku berada di titik pesimis dalam hidup. Rasanya seperti beban berat menumpuk di pundak, aku tidak kuat. Rasanya setiap hal yang sedang aku upayakan begitu sukar. Semuanya nampak kusut, berantakan, seakan-akan tidak ada jalan keluar. Aku marah pada diriku sendiri yang begitu payah dalam urusan-urusan yang seharusnya aku ahli. Sedih, gelisah, cemas, takut. Aku benar-benar takut akan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi depan. Bahkan, muncul dalam pikiranku untuk potong jalan, "pulang". Aku ingin lekas "pulang". Tapi ternyata Allah masih sangat mengasihiku. Dia sangat menyayangiku.
Hari itu, lepas sholat isya, tiba-tiba hatiku tergerak untuk mengaji dan mencermati tafsiran dari setiap ayat yang kubaca. Di momen itulah, aku merasa sedang dipeluk erat sekaligus ditampar bertubi-tubi oleh Allah. Ayat-ayat beserta tafsirannya itu sudah sering kubaca, tapi baru saat itu rasanya benar-benar bermakna. Ternyata, lewat perasaanku yang tiba-tiba ingin mengaji, Allah hendak menunjukkan aku jalan keluar. Allah hendak memberiku kekuatan.
Baru menyelesaikan surat kedua, aku sudah bisa merasakan bagaimana Allah mencoba berkata, "Ini loh, hamba-Ku. Sini-sini, aku tunjukkan padamu jalan keluarnya. Supaya kamu jadi lebih tenang. Supaya ketakutan dan kegelisahan dalam hatimu itu berkurang. Semoga keyakinanmu pada-Ku bertambah. Supaya kamu bisa koreksi diri dan tidak buru-buru minta "pulang" sebelum aku tetapkan. Supaya kamu merawat dengan baik jiwa dan raga yang Aku titipkan padamu. Aku sayang kamu loh, hamba-Ku. Aku sangat sayang. Tidakkah kamu merasakan kasih sayang-Ku itu? Mau sampai kapan kamu seperti ini, hamba-Ku?" 😢
Saat itu juga aku tersadar, betapa baiknya Allah kepadaku, dan betapa tidak tahu dirinya aku sebagai seorang hamba yang sangat disayangi-Nya.
Dalam surat yang kubaca, perintah "sabar, sholat, syukur (termasuk sedekah), dan berserah diri" diulang berkali-kali sebagai upaya paling manjur untuk mendapatkan pertolongan, kebaikan, dan kemudahan dari setiap permasalahan. Dalam surat itu juga berkali-kali Allah mencoba berkata, "Bukan Aku yang mempersulit kamu, tetapi kamu yang mempersulit dirimu sendiri."
Setelah kubaca dan kucermati ayat-ayat dalam surat tersebut berulang kali, aku jadi introspeksi diri. Mungkin memang ada yang salah pada diriku dalam mengamalkan empat perintah Allah tersebut, sehingga aku masih merasa sedih, takut, gelisah, dan kesulitan menyelesaikan urusan-urusanku.
Sungguh Allah sekalipun tidak pernah meninggalkan aku. Sungguh Allah sekalipun tidak pernah mempersulit urusanku. Sungguh Allah senantiasa menuntunku dan menolongku, hanya saja aku yang terlalu angkuh.
Astaghfirullahaladzim.
Astaghfirullahaladzim.
Astaghfirullahaladzim.
Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi kejernihan hati dan pikiran untuk bisa senantiasa merasakan besarnya kasih sayang Allah kepada kita; untuk bisa senantiasa menerima dan mensyukuri setiap pertolongan serta kebaikan-kebaikan dari-Nya; untuk bisa senantiasa menemukan, memahami, dan mengamalkan setiap petunjuk dari-Nya.
Aamiiin ya robbal alamin.
*berikut salah satu tafsiran ayat yang kubaca:
Tumblr media
- @intansyahputria
0 notes
intansyahputria · 5 years
Photo
Tumblr media
Pernah mendengar kisah tentang seorang bapak dan anak yang melakukan sebuah perjalanan menuju pasar untuk menjual keledainya? Ketika si Bapak dan Anak memilih untuk berjalan kaki sambil menuntun keledainya, orang-orang berkata bahwa mereka kurang cerdas karena punya seekor keledai tapi tidak ditunggangi. Ketika si Bapak dan Anak memilih untuk menunggangi keledainya, orang-orang berkata bahwa mereka tidak berperasaan karena si keledai bisa saja kelelahan memikul berat badan mereka berdua. Ketika si Bapak memilih untuk berjalan dan mempersilahkan anaknya untuk menunggangi keledai, orang-orang berkata bahwa si Anak durhaka karena membiarkan bapaknya berjalan sementara ia enak-enakan duduk di punggung keledai. Ketika si Anak memilih untuk berjalan dan mempersilahkan bapaknya untuk menunggangi keledai, orang-orang berkata bahwa si Bapak sangatlah tega karena membiarkan anaknya berjalan sementara ia yang lebih dewasa memilih duduk di punggung keledai.
Dari kisah tersebut kita bisa memahami bahwa apapun yang kita lakukan di dunia ini, sebagaimanapun kita bersikap, sebaik apapun niat dan tujuan kita, akan selalu ada yang memandang dan memberikan penilaian negatif terhadap apa yang kita lakukan. Tidak apa-apa. Jangan lantas menjadi kerdil atas semua itu. Sebagaimanapun mereka menilaimu, tetap lakukan apa yang baik dan benar menurut kata hatimu. Tetap suguhkan versi terbaik dari dirimu. Sebab, setiap diri kita berproses dan belajar dalam ruang yang berbeda-beda. Kita dibentuk oleh pengalaman yang tidak serupa. Bukan tanggung jawab kita pula untuk selalu bisa menyenangkan dan memenuhi ekspektasi seluruh penghuni semesta. https://www.instagram.com/p/BwG9mz4lMCTwKF3jZQeJNN6mrJHbrbxRoNvvyc0/?igshid=1peev5gx4pplf
0 notes
intansyahputria · 5 years
Photo
Tumblr media
Kadang kita terlalu sibuk menghakimi orang lain, sampai lupa kalau sebenarnya yang butuh untuk dibenahi adalah diri kita sendiri. Yuk, belajar lagi! https://www.instagram.com/p/BvlVf4iFDGj/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=vqmuhf1pz1im
0 notes