Tumgik
islamdamai · 3 years
Video
youtube
Setelah Rasulullah s.a.w. menerima wahyu pertama, beberapa orang dari kerabat dan sahabat memeluk Islam paling awal. Mereka adalah sebuah jemaah kecil yang secara diam-diam bertekad menyebarkan Nur Ilahi kepada orang-orang. Ketika masyarakat dan para pemimpin Mekah mendengar perihal jemaah kecil ini, mereka menertawakan dan menganggap orang-orang yang berada di dalam jemaah kecil ini sudah menjadi gila sehingga tidak perlu mengkhawatirkan gerakan jemaah kecil ini. Namun, seiring dengan berlalunya waktu, kebenaran mulai menyingsing dan seperti yang dikabarkan Nabi Yesaya lama sebelum itu, "hukum ditambah hukum, hukum di atas hukum, syariat di atas syariat, syariat disusul syariat, baris demi baris, baris di atas baris, di sini sedikit, di sana sedikit," seperti inilah ayat-ayat mulai turun kepada Rasulullah s.a.w.. Kemudian, Tuhan mulai "menampakkan" dukungan-Nya. Para pemuda mulai tercengang; para pencari kebenaran mulai gelisah dan penasaran. Cemoohan dan ejekan mulai tumbuh menjadi pengakuan dan kekaguman. Para budak, pemuda, perempuan yang malang mulai berkumpul di sekitar Rasulullah s.a.w.. Sebab, dalam amanah dan ajarannya terkandung harapan bagi orang-orang yang terhina, putus asa, dan para pemuda. Para perempuan memandang inilah waktunya untuk menegakkan kembali hak-hak mereka. Para budak melihat hari-hari kemerdekaan mereka telah datang. Para pemuda merasa jalan menuju kemajuan terbuka lebar. Kemdian ketika ejekan mulai berubah menjadi penghargaan dan rasa acuh menjadi perhatian, para pemimpin dan pembesar Mekah mulai khawatir. Lalu mereka mengadakan pertemuan dan perundingan. Mereka memutuskan bahwa ejekan bukan cara yang tepat dan ampuh untuk menghadapi ancaman perkembangan gerakan baru ini. Akan tetapi, cara yang ampuh adalah dengan kekuatan fisik dan kekuasaan. Mereka memutuskan untuk menjalankan berbagai bentuk aniaya dan boikot sosial. Pada titik inilah Rasulullah s.a.w. dan jemaahnya tidak lagi dipandang remeh dan gila, akan tetapi dipandang sebagai ancaman terhadap kepercayaan, wibawa, adat - kebiasaan orang Mekah yang selama ini berlaku. Islam menjadi ancaman akan tumbangnya tatanan lama dan akan datangnya tatanan kehidupan baru yang berarti akan lenyapnya pengaruh dan kekuasaan para pemimpin dan pembesar Mekah yang selama ini ada. Sekarang Islam menjadi tantangan bagi Mekah dan Mekah menerima tantangan itu, seperti musuh para nabi yang salalu menerima tantangan nabi-nabi mereka. Mereka menjawab kata-kata sopan tidak dengan kata kata sopan lagi, tetapi dengan memaki dan menganiaya. Pada saat itulah, mulai "meletus" perlawanan antara keimanan dan kekafiran; kekuatan syaitan menyatakan perang terhadap lasykar malaikat. Akan tetapi, orang-orang beriman yang masih berjumlah kecil, tak mampu melawan serangan-serangan dan keganasan kaum kuffar. Suatu gerakan yang paling keji dan mengerikan mulai berkobar. Para perempuan dibunuh secara biadab. Laki-lakinya disembelih. Budak-budak belian yang telah beriman diseret di atas pasir dan bebatuan panas. Kulit mereka menjadi keras seperti kulit binatang. Lama kemudian, ketika Islam telah berjaya di mana-mana, salah seorang dari pengikut-pengikut pertama yang bernama Khabbab bin Al-Arat menanggalkan baju untuk memperlihatkan badannya. Kawan-kawannya melihat kulitnya keras seperti kulit binatang dan bertanya, mengapa kulitnya begitu. Khabbab tertawa dan menjawab bahwa itu bukan apa- apa; itu hanya bekas yang mengingatkan ke zaman awal ketika budak belian yang masuk Islam dihela sepanjang lorong-lorong Mekkah di atas pasir dan bebatuan yang keras dan panas.   Itulah bagaimana di masa awal Islam, masyarakat dan para pemimpin Mekah mulai menganiaya orang-orang yang memeluk Islam. Walaupun demikian, mereka telah memperlihatkan keteguhan iman yang luar biasa yang kemudian mereka pantas mendapatkan ganjaran yang luar biasa pula.
1 note · View note