itsbyw
itsbyw
itsbyw
49 posts
Tidak ada yang istimewa. Tulisan ini hanyalah sebuah bahasa dari segala yang tak mampu dijelaskan melalui suara.
Don't wanna be here? Send us removal request.
itsbyw · 2 years ago
Text
abadi
pada riuh ruai tengah kota
ku simpan lekat tiap jalan yang pernah kita jejaki dan ku persembahkan bahwa kamu pemiliknya
di tiap kalimat yang coba ku urai bagaimana senyummu
ku terjemahkan bahwa kamu merupa tentram yang abadi
seperti lagu-lagu yang diputar hingga seribu kali
seperti puisi-puisi yang ku tulis agar tentangmu tak lekas mati
tak akan bosan untuk kunikmati
aku membiarkanmu membahasakan diri sebagai kekal rindu yang melekat pada tiap memori
biar tak lagi bernyawa sebagaimana janji terakhir kali
aku bersumpah bahwa jatuh cinta padamu adalah kenangan yang akan ku bawa mati
maka, hiduplah di sini
bersama tulisan yang berubah menyepi
bersama doa yang akan memelukmu di tiap lelap hingga kamu mampu jatuh cinta kembali
—itsbyw
3 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
Kau tak akan menyangka bagaimana rupa luka penuh lebam yang tercipta dari setiap kebohongan yang kamu lakukan. Perasaan nyelekit kala aku menatapmu, terbayang perilaku apa saja yang pernah kamu lakukan di belakang. Biar kamu sudah mengikrarkan diri bahwa kemarin adalah terakhir kalinya; bahwa sikapmu kini terlampau hangat dan penuh cinta, namun ternyata tak lekas menyembuhkan luka yang terlanjur menganga.
Aku masih sediakan pelukan hangat yang tak pernah berubah bahkan setelah khianat itu kamu layangkan. Aku masih memberikan maaf dan kesempatan, mengajarimu bahwa setia jauh lebih menyenangkan. Dan kamu seorang pembelajar yang baik. Terima kasih telah berubah. Terima kasih telah membuktikan.
Tapi apakah kini aku yang bersalah sebab rasa percayaku tak lagi sekukuh dahulu? Bahwa memandangmu yang kini penuh cinta pun masih terus membayangi betapa sakitnya luka yang tercipta di masa lalu? Apakah kini aku yang berubah jahat sebab masih menyimpan rasa sesak yang tak berkesudahan? Sedang kamu telah berusaha untuk memberikan cinta yang setimpal, yang dahulu pernah aku idamkan?
—itsbyw
1 note · View note
itsbyw · 2 years ago
Text
Apabila bentuk cinta adalah dengan mengikhlaskan, maka sudah waktunya aku mundur dan melepaskan; memberikanmu bebas sebagaimana yang kau mau. Tak apa, kecewa dan luka mampu aku rawat sendiri. Nikmati saja bahagiamu sebelum sesak akibat rindu dan sesal itu menggerogoti hatimu yang dulu tak pernah mempan kukecup dengan ketulusan.
—itsbyw
1 note · View note
itsbyw · 2 years ago
Text
Aku sempat menerka makna isi kepalamu dalam waktu yang cukup lama, barangkali mampu menerjemahkan sikap yang cukup membingungkan, antara iya dan tidak merupa bayangan yang membias di bawah cahaya malam. Namun, rupanya seperti paradoks yang tak bisa mencapai titik seimbang, aku kalah pada upayaku untuk memahamimu. Aku menemukan letih di saat aku ingin terus mengupayakan. Kamu terlalu rumit untuk kurangkul dalam pengertian. Kamu terlalu sulit untuk kucintai dengan kesederhanaan.
itsbyw
13 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
Sudah pernah kutawarkan bagaimana rupa cahaya dari perjalanan panjangmu, namun kamu memilih berjalan ke banyak arah; terlena pada hal menyenangkan yang semu. Pikirmu, ingin bersenang-senang sebelum sampai tujuan biar harus berlenggok dan semakin jauh. Kelak, hari di mana kamu menyadari langkah yang sudah tak searah, hal yang katamu menyenangkan ternyata berubah membosankan dan melelahkan; biar berbalik mengeja jejak yang sekiranya masih ada kita di sana, kuyakini, kamu tak akan pernah benar-benar menemukannya. Jadi, silakan bersenang-senanglah dengan cara yang kamu mau. Semoga hal-hal baik turut merayakan perjalananmu.
—itsbyw
3 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
Apa yang orang lain pikirkan tentangku bukanlah kendaliku.
Jadi, kepada diri sendiri, mohon berhenti memikirkan hal-hal yang berada di luar kendali. Kamu telah kehilangan begitu banyak waktu sebab menenggelamkan segala bentuk percaya diri. Bagaimana mereka melihatmu, maka biarkan mereka melakukannya, sebab yang harus kamu lakukan hanyalah tetap jujur kepada diri sendiri bukan memberi makan ekspektasi dan ego orang lain. Kamu hanya perlu mencintai dirimu, maka kamu akan menemukan setiap bahagia dan lega sesungguhnya, pun, melihat tulus atau tidaknya mereka yang berada di sekitarmu.
Tolong, berhenti menjadi sempurna pada tiap-tiap kekurangan yang kamu punya. Kamu berhak bahagia atas jujur dan segala yang ada pada dirimu.
1 note · View note
itsbyw · 2 years ago
Text
Barangkali kala itu ego kita terlalu melangit, kamu tidak memahami bagaimana cara aku ingin dicintai dan aku tidak memahami bagaimana cara kamu mencintai. Kita hanya berputar pada ingin masing-masing, sebab itu kita kehilangan satu sama lain.
—itsbyw
6 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
Mereka bilang waktu akan membawa manusia pada sebuah fase terbiasa dari hal-hal yang semula baru kelak akan menjadi akrab dan menganggapnya sebagai kebiasaan hidup. Barangkali memang benar, namun, sekali lagi, perasaan yang turut tertinggal di masa lalu tetap menjadi sebuah rasa paling menyakitkan ketika mampir kembali ke dalam ingatan.
itsbyw
6 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
Aku tidak ingin menjadi jahat hanya karena mencintaimu. Aku menyayangimu bukan berarti aku rela menggadaikan harga diriku untuk merebutmu darinya.
Aku adalah perempuan yang menghormati sebuah kesetiaan. Sekalipun kita berada dalam perasaan yang sama, tapi aku akan jauh lebih bahagia jika kamu membantuku agar tidak hanya aku sendiri di sini yang belajar ikhlas akan ketidakmampuan untuk saling memiliki. Kamu pun harus mampu melakukannya.
Lihat lah dirinya. Karena bagaimanapun dia adalah seseorang yang pernah kamu pilih.
Kehadiranku kembali setelah kamu dengannya barangkali bukan untuk menunjukkan bahwa perasaanmu untukku masih tersimpan dengan baik selama bertahun-tahun di dalam sana. Namun, semua itu adalah cara bagaimana Tuhan ingin melihat sejauh apa kamu bertanggung jawab atas pilihanmu dan seperti apa bentuk tulus yang kamu maksud. Tulus untuk seseorang di masa lalu, atau untuk ia yang berada di sampingmu.
3 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
Merayakan Kebohongan
Rasanya terlalu sederhana, bukankah harusnya saya bergembira? Pada tiap ragu yang mengganggu, resah dalam dada mencari celah percaya atas segala pernyataan yang dilontarkan, berisiknya kepala meyakinkan hati bahwa jangan terlena oleh panggilan sayang-nya—kini telah menyuguhkan bukti.
Sudah. Harusnya sudah cukup. Tak perlu lagi saya mencari setitik harapan bahwa semua tak benar adanya. Tak perlu lagi saya bertekuk lutut pada kesetiaan. Untuk apa bila terus dilanjutkan namun hanya saya sendirian yang mencoba mempertahankan?
Selamat. Selamat telah menghamburkan kepingan hati yang pernah patah oleh trauma masa lalu, kemudian kamu menyuguhkan diri sendiri serupa pahlawan,  merapikan kembali semua yang telah berantakan dan meletakannya ke tempat semula namun kini kamu tak jauh berbeda dengan mimpi mengerikan yang terus menyekik sebuah percaya.
Namun, kenapa kamu masih mengelak? Apa yang kamu pertahankan dari saya, Kasih? Takutkah kamu bahwa tidak ada tempat pulang yang bisa menerima segala kurang selain diri saya? Karena kamu menyadari bahwa perasaan yang saya miliki, terlalu tulus dibanding seseorang yang sekarang kamu perjuangkan?
Sayang, saya tak lagi mau menjadi bodoh untukmu. Saya memang mencintaimu sebesar itu, saya sanggup menantimu entah sampai kapan. Tapi saya tak sanggup jika harus terus menerima tumpuan kepalsuan kasih sayang. Saya pun, ingin dicintai dengan penuh kejujuran serta ketulusan.
Barangkali bosanmu membuat saya semakin tak terlihat. Mungkin ada nyaman yang ia tawarkan sampai kamu lupa bahwa sebelum kita di titik ini, kita telah saling berbahagia.
Bukankah akan lebih menyenangkan bila kita merayakan kebohongan ini dengan kelegaan? Sebab kamu tak perlu lagi sembunyi-sembunyi, mencintai ia di balik punggung yang bingung menunggu suatu kepulangan. Sedangkan saya tak harus lagi memperjuangkan cinta yang salah. Tak harus menepikan sakit lara hingga letih namun bersandiwara bahwa semuanya baik-baik saja.
–itsbyw
5 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
terdapat ingatan tergeletak mengenaskan
serupa kehilangan tuan meski setiap waktu berlalu-lalang di depan
daripada mengakui, keduanya bersua layaknya manusia tanpa saling mengenal
mereka lupa satu hal
ada waktu yang dihabiskan dengan berbagi cerita yang dibuat lucu
supaya mengundang tawa, pernah
ada mata yang beradu tatap dengan hati merapalkan doa
mengenai sebuah harapan akan suatu masa di mana 
keduanya mengulang kisah masa lalu di atas kursi kayu
ah, manusia
mereka pandai menipu
kita memang pintar bersandiwara
—itsbyw
7 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
aku percayakan kamu pada semesta ia akan menjagamu dengan baik tak perlu khawatir, biar rindu yang aku rawat kamu berbahagia saja
—itsbyw
11 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
semestinya, aku bisa dengar iya dan enggaknya tak harus menunduk lesu dengan kabar yang semu berbaur dengan hening yang mencekik
ia kira, hatiku seluas samudera tersedia ruang teramat lega yang menyambut ada dan tiada seperti sedia kala
airnya sudah surut ternyata menjelma hujan di pelupuk mata yang berderai tak kuasa bersujud pada sabar lebih lama
tak apa untuk pergi, sebab aku sudah tak punya kaki untuk mengejarmu lebih jauh lagi
tak apa untuk tetap tinggal, sebab aku pun telah lebih dulu membangun kursi paling nyaman untuk kau duduki atau kembali kau patahkan kakinya hingga tak mampu lagi berdiri
biar saja koyak sebab sedari awal aku menciptakannya memang penuh harap sebab katanya, "berharap pada manusia adalah kesakitan paling disengaja"
tak apa, akan teguk pahit itu hingga tersedak tak apa, akan kurayakan kesedihanku hingga sekarat
8 notes · View notes
itsbyw · 2 years ago
Text
Rahasia
aku adalah rahasia, terlahir dari berisiknya kepala hadirku memang tak elok dipandang mata akan ada banyak tanya yang kamu terima mulutmu membisu tak punya tenaga mengeluarkan suara
hai, di sinilah aku berdiri dengan kuat dibayangi takut untuk mengingatkan, memberikan sisa kekuatan terima kasih untuk telah dan tetap menjaga; mengenai aku, hati, dan kepala
bila letih dan gaduh kembali menyapa, mari pandangi aku kuajak kamu pada jejak yang begitu apik di balik gulita namun, bersumpah lah bila hanyalah aku bahasa dari gaduh di dalam sana sebab tak ingin menyaksikanmu menciptakan aku begitu serupa aku ingin menjadi satu-satunya yang menguatkan satu-satunya pelarian
jiwamu barangkali telah berganti, ia mati tenggelam dalam pilu dan amarah yang tertahan namun memori itu tetap turut membersamai melekat pada tempurung kepala biar tak jatuh di lubang yang sama biar menjadi aroma tenang di balik pening yang menyekik
—mari kita berbicara mengenai sebuah penerimaan
7 notes · View notes
itsbyw · 3 years ago
Text
Jika ada satu masa di mana paling kurindui, maka aku akan mengadu, bahwa masa itu adalah ketika tatap kita saling bertemu.
—itsbyw
1 note · View note
itsbyw · 3 years ago
Text
Di dunia ini banyak sekali orang yang saling jatuh cinta. Sayangnya, hanya sedikit orang yang mampu jujur dengan perasaannya.
—itsbyw
1 note · View note
itsbyw · 3 years ago
Text
Pulang
Seperti apa definisi pulang bagimu? Kalau bagiku, berarti pergi ke rumah. Dan buatku rumah adalah tempat di mana sejauh apa pun kamu pergi, kamu tetap akan kembali.
Meskipun begitu, setiap rumah tidak selalu menawarkan nyaman dan aman. Beberapa rumah ada yang bisa membuat orang tidak betah, tapi mereka tetap pulang ke sana. Kadang kita hanya butuh bertahan untuk tetap tinggal, sekalipun di sana rasanya ingin pergi jauh dan mencari atap baru. Namun, jika tetap mencari tempat yang sempurna, enggak akan pernah ada habisnya.
Seseorang pernah berkata, "sempurna atau enggaknya itu kita yang ciptakan. Kalau berpindah tempat hanya untuk mencari yang sempurna kapan juga enggak bakal dapat, gak bakalan ketemu."
Bagiku rumah bukan melulu tentang makna yang sebenarnya. Tapi rumah bisa juga tentang hadirnya, tatapnya, dan peluknya.
Pada diri seseorang, aku menemukan definisi rumah. Kadang ingin menyerah, kadang ingin berhenti, kadang merasa tempatku bukan di sana. Tapi tetap saja, padanya, aku seperti sudah cukup saja berkelana. Cukup padanya, cukup di dia saja. Yang harus aku lakukan hanya bertahan sempurna dari segala kurang aku dengan dirinya agar tetap menjadi utuh, menjadi satu, melengkapi setiap lubang dalam diri.
—itsbyw
6 notes · View notes