my therapist told me to write down my thoughts. so here's my thoughts.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Time is such a funny thing.
If i had a chance to meet you earlier, I'd like to meet you right when everything was right. So you don't have to deal with certain things, especially, my unstable condition.
But also, for some reason, perhaps we met at the right time. Where we both—like you said—just came to each other with a load, and so tender. So we have each other's backs to grow. Together. As—not really official—one.
But again, it doesn't mean I'm not grateful for what I have. I'm really grateful for this chance for us to be a better version of ourselves.
Maybe, if we met back then, I'll never learn about how to be responsible for what I've done, or haven't done. About how to appreciate time.
Thank you for loving me unconditionally, Han.
I love you!
8 notes
·
View notes
Text
Jogja Lagi
Aku sudah jatuh cinta sama Jogja semenjak pertama kali nginjekin kaki di tanah yang katanya masih asri budayanya ini. Sayangnya saat itu belum banyak yang bisa diexplore karena keterbatasan umur wkwk. Soalnya pertama kesana trip dari SMA. Yha namanya juga trip SMA, what did you expect? Candi lagi candi lagi.
Akhirnya setelah lulus SMA, memutuskan buat pergi sendiri kesana, untuk kedua kalinya disini, kala itu ditemenin Anisha yang blognya sempet ditulis di bawah, scroll aja udah lama banget juga 2017 ternyata.
Ketiga kalinya nginjek tanah Jogja ini, untuk pertama kalinya dateng kesini sama orang yang membuat aku yakin kalo cinta pandangan pertama itu ada. Farhan (dan temen temennya si yha). It was a good trip. Pengalaman yang sangat baru buat aku. Dan pertama kalinya juga paham makna sesungguhnya yang kata orang "Jogja punya cerita".
Pengalaman explore tempat baru di Jogja sama Farhan, dan lagi perlahan-lahan di perjalanan kenal Farhan lebih jauh lagi. How he deals with time, money spent on trip, and everything.
It was a great trip! Aku makin jatuh cinta dengan Jogja, dan Farhan😊💙
I'm looking forward to our next trip.



1 note
·
View note
Text
A Letter to Papap.
Pa, lagi apa? Udah setahun setengah Papa ga nemenin Milda. Ga tau Papa liat Milda dari sana atau engga, tapi kalo liat jangan dulu. Hehehe malu, lagi nangis. Belom kesampean buat bikin Papa seneng. Maaf ya, Pa?
Setahun setengah rasanya cepet banget sekarang. Tapi kehilangan Papa rasanya baru kemarin. Rasanya baru kemarin Papa bangunin Milda pagi-pagi buat nge-date berdua makan sate maranggi di Wanayasa. Sambil muterin lagunya TOTO - I'll Be Over You di mobil. Kangen puol!
Pa, kalo Papa denger. Ada banyak hal yang pengen Milda ceritain ke Papa. Rasanya pengen ngeluh, meluk Papa sekarang juga. Capek sama banyak hal. Termasuk di rumah sendiri. Tanpa Papa di sini, ga ada yang mudah. Satu pun. Milda lebih sering nangis sendiri karena beneran clueless sama hidup. Kalo Papa di sini, mungkin Papa udah ngasih Milda banyak jalan, dukungan, doa, dan semuanya. Papa ngajarin Milda buat jadi perempuan yang mandiri, kuat. Well, Papa ga gagal. Cuman tanpa Papa di sini, Milda kesusahan banget hehehe. Mungkin bisa, tapi masih butuh bimbingan Papa. Tapi Papa udah istirahat di sana.
Dan kalo dikasih kesempatan sekali lagi--bahkan terakhir kalinya--buat ketemu Papa. Terlintas pengen bilang, "Pa, Milda ikut aja ya? Belum siap sepenuhnya tanpa Papa." Tapi Milda yakin, bukan itu yang Papa mau. Ganti kali, ya(?) Milda cuman pengen Papa di sini lebih lama lagi. Tungguin Milda sampe lulus aja. Ini kan yang Papa mau sebelum koma waktu di rumah sakit? Terus Papa pengen jadi wali nikah Milda nanti kalo udah nemu cowo yang tepat. Tapi emang Allah ga kasih izin buat Papa liat Milda wisuda, dan kemungkinan Allah percayain wali nikah Milda nanti ke Kak Uga.
Milda belum wisuda nih, Pa. Masih baru mau nyusun skripsinya. Papa doain Milda dari sana, ya? Doain juga Milda dapet pendamping hidup yang would make me happy the way you did, Pa.
Love you to the moon and back🖤✨
Sincerely,
Your one and only daughter.
Ps. Pa, Milda nyimpen lagu-lagu Papa di Spotify. Nama Playlist-nya 'Papa's Dusty Gold' xixixi
2 notes
·
View notes
Text
Love Hate 13 Reasons Why
Ini ketiga kalinya nulis yang niatnya mau review 13 Reasons Why. Semoga kali ini ga kehapus lagi. Please. Dan semoga belum basi😅
But before that, spoiler alert!!
So, hi! Baru banget aku review sesuatu terus aku tulis. Sepertinya... Mungkin bahasannya bakal bulak balik. Anaknya emang suka ngacak-ngacak. Sejujurnya udah mulai lost interest buat review tapi karena aku lagi bucin banget Beach House jadi ingin review. *Apa hubungannya cuy???
Okay let's start.
Banyak yg bilang 13 Reasons Why cukup satu season aja. Gak perlu diterusin. I agreed. At first. Maybe?:/ Sampe akhirnya aku selesain 4 season. Walaupun sebenernya masih ada tontonan lain yang worth to watch karena sependapat pada awalnya 13rw cukup satu season aja. Tapi entah kenapa suka kepo aja anaknya kalo lagi mood gamau nanggung, ya beresin.
Jujur baru nonton season 3 aja seminggu sebelum season 4 rilis. Karena awalnya "apaansi anjir Bryce tibatiba mati???" Jadi maleus deh. Terus ada pemain baru yang diselip selipin backstory-nya biar nyambung. Oke lah. Kesannya jadi kayak--kalo sebutan buat anime biasanya--fanservice karena ratingnya oke di season pertama. Fyi, fanservice itu upaya membuat bagian bagian yang sekiranya menarik pembuat buat memuaskan penontonnya. Sounds basic but, idk how to explain:') ya emang tujuan pembuat ya memuaskan audience kan, tapi kalo fanservice kesannya kayak sengaja gitu. Menurutku yha. Please cmiiw.
Season pertama dirasa menarik karena berani angkat isu yg kontroversial dan 13 Reasons Why kerasa khasnya dengan 13 episodes dan setiap episode merupakan penjelasan dari ke-13 alasannya. And yes, 13 tapes. Dan bagaimana hal-hal bisa memicu orang buat budir. Hal-hal kecil--bahkan besar--yang kita ga notice bisa "melukai" orang. Kemudian benang merah dikemas melalui kaset dengan ciri khasnya "Hey! It's Hannah Baker". Sukak!
Masuk season 2 ini mulai bahas tentang sudut pandang dari nama-nama yang kesebut di setiap kasetnya. Kesannya, kita penonton diminta buat tau apa yang terjadi dari sisi teman teman yang jadi pemicunya ketika mereka "berbuat jahat" ke Hannah sebenernya mereka ga jahat jahat amat. Seolah Hannah Baker lebay nanggepin semuanya dan seolah dia drama queen-nya. Menurutku, it's okay to know other's perspective. It's highschool, drama ada aja. Tapi korban tetaplah korban.
Setidaknya season 2 ngasih ciri khas yang tadinya benang merah dari season 1 pake kaset, season 2 pake polaroid. Okede.
Lanjut. Setelah nonton season 3, rasanyaa kek ganjel. Pas denger season 4 merupakan finale, akhirnya penasaran how this is going to end. So far sama series seringkali digantung. Nonton yang emang udah complete dan udah ga on going baru beberapa hehehe.
Season 3 episode pertama aja sebenernya udah lost interest karena hadirnya tokoh baru yang jadi narator dan tibatiba tau segala yang terjadi di Liberty High, yang mana sebenernya yang jadi icon 13rw adalah Hannah Baker atau Clay Jensen. Ani Achola di season 3 disetarakan sama Hannah Baker adalah keliru menurut aku. Rasanya 13rw mulai melenceng. 13rw mainin 'trust issue' gw parah. Capek banget mikirin "gue harus percaya siapa donggg?" Dan tiba-tiba, semuanya adalah tersangka sekaligus korban. Dude, wth? Bingung kan lo:( i know somehow, it's good to knows other's perspective. But still tho.....
Season 3 bahas tentang Bryce who's found dead, murdered by Alex Standall, dengan backstory that Bryce was trying to be a better person. Agak kasian, how he tried. Idk mungkin karena aku bukan "korban" dan ga relate. Tapi kalo korban, setauku itu emang membekas banget sampai kapanpun dan jadi trauma pastinya. Does he deserve mercy? Tell me what you think. Sebenernya ini bukan tempatnya aku buat ungkit ini. Please kindly ask me to delete this paragraph if this is inappropriate.
And btw, jadi dimana letak "13 Reasons Why"-nya itu lho, judulnya mulai ga relate. Mungkin kalo judulnya bukan gitu bisa jadi oke oke aja(?) 13rw mulai kehilangan ciri khasnya dan mulai ga karuan mau dibawa kemana arah ceritanya. It's more than 13 reasons why people do bad things. Bahkan beberapa orang bersalah yang namanya disebut di setiap kasetnya Hannah tiba-tiba hilang????
Dari masalah Bryce juga, korban yang masih hidup di seriesnya alias Jessica Davis yang udah berani speak up, season ini bahas tentang tagar yang sempet jadi trending topic #MeToo yang merupakan gerakan perlawanan mengenai kekerasan seksual. It's a good thing, namun pembawaan Jessica sebagai anak SMA yang melawan kekerasan seksual dengan emosi sepihak-nya membuat isu ini terkesan "hah?._." Ykwim. Juga pada akhirnya season 3 bukan cuman tentang Bryce, tapi juga yang lainnya yang bikin ceritanya hanya sekedar kenakalan remaja yang diperpanjang aja ceritanya. Bahkan, lagi-lagi kematian Monty? Halo, Winston!
Season 4 masih bahas tentang kenakalan-kenakalan remaja...ditambah lagi masalahnya pula. Winston yang ga terima kalo Monty dituduh sebagai pembunuh Bryce mulai cari tahu siapa pembunuh Bryce sebenarnya, yang kita tahu dari season 3 sebenernya Alex. Season 4 yang naratornya--dan memang seharusnya mungkin bahkan dari season 3 lebih make sense daripada Ani--adalah Clay Jensen. Dan tokoh baru harusnya membawa masalah baru. Walaupun masih dikasih ciri khas 13 episodes (berikut season terakhir ditutup dengan 10 episodes) doang. Yha...gimana yak...
Season 4 juga mulai kacau dimana setiap tokoh jadi kepo dan mulai berlagak detektif--dari season 3 bahkan--tapi ya cocoklogi gitu. Dan character development mereka mulai naik turun ga puguh. Ciri khas setiap karakter mulai hilang. Ditambah Clay Jensen geek yang tadinya pendiem tiba-tiba kepo, ikut campur urusan orang dan merasa semuanya tanggung jawabnya 乁( . ര ʖ̯ ര . )ㄏ
They've been through a lot, sepanjang 3 season ini mungkin. Makanya Clay mulai gila dan yup season 4 bahas tentang anxiety disorders-nya Clay. Pokoknya buatku season 3 dan 4 terlalu banyak masalah dan drama untuk ukuran anak SMA. Dan betul kata ayahnya Clay, untuk seumuran anak SMA, mereka terlalu banyak melihat kematian temen-temennya. Mungkin karena di Indo ga terlalu gimana, mungkin di negaranya kayak gitu yhaaa can't tell.
Tapi sayangnya, konsultasinya Clay dengan Dr. Robert hanya sekedar gambaran kalo kita konsultasi sama psikiater kayak gimana(?). Dr. Robert ga begitu membantu memperbaiki alur dari anxiety-nya Clay but okay lha. Sedikit twist lumayan kalo Clay ngelakuin segala hal hampir di luar kesadarannya sendiri.
Dan lagi sayangnya, Winston yang mencari kebenaran kurang gereget. Cuman sekedar ingin tau aja. Setelah tau Alex yang bunuh, case closed. Bahkan di kepolisiannya. *Another shruggie emojis*
But i really really love how this ends. Walaupun emang ga jelas alurnya dibawa kemana, tapi menurutku pesan yang terlalu banyak itu bisa sampe ke aku. 4 season rasanya ngasih kesan banyak walaupun yha terlalu banyak fanservice-nya itu. Beberapa ada yang relate juga hehehe:(
Liat Justin Foley di season pertama, here he is king of crowd with his deadly smiles (pertama liat Justin pengen jungkir balik banget cuy ganteng😭). Dan sampe di season terakhir, terbaring di tempat tidur, sekarat. Ga kuat. Nangis aing.
Episode terakhir rasanya anget banget, di mana yang pada awal mulanya saling tuduh "we're not friends" sampe graduation day semuanya terlihat kalo deep down mereka saling melindungi semenjak kejadian Hannah (yang mana dipercaya sama Mr. Porter). Dan ya, ada Hannah Baker setelah mereka graduated. Momen season pertama dibawa lagi. Ibunya Hanna ngembaliin kasetnya ke Clay, dan disuguhin flashback season 1 yang tiba-tiba ada di depan pintu paketnya. Menyentuh bangaats.
Best part!! Ketika mereka ngubur kaset-nya Hannah backsound-nya lagu Take Care by Beach House✨✨ momentnya pas banget sama lagunya. Nangis🤟
Oh iya. Fun fact! Season 4--mungkin dari season 3, kurang tau juga--ini kolaborasi sama Paramount jadi warnanya lebih oke lha. Cinematicnya cucok👌 dan fun fact lainnya yang aku suka dari 13rw adalah setiap season ada aja nyempil lagu fav w:')
Season 1: The Japanese House - Cool Blue
Season 2: Lord Huron - The Night We Met
Season 3: Angelo de Augustine - All Your Life
Season 4: Beach House - Take Care
💫💛💛💛
Seperti yang aku bilang tadi, terlalu banyak pesan yang Brian Yorkey mau sampaikan lewat series ini sehingga hilang arah alurnya tapi aku masih bisa terima pesan yang mau ia sampaikan. Okede. Tapi juga saking banyaknya, gatau gimana cara w jabarinnya hueheheh. Beberapa yang bisa aku jabarin cuman how to forgive yourself, dan you might be trusted a wrong guy but that doesn't mean you lost your trust to everyone. Jugaaa, beranikan diri buat speak up tentang apa yang kalian alami. Setidaknya ke satu orang yang paling kalian percaya. Just don't keep it alone. Sisanya boleh deh ditonton sendiri mengenai pesan apa aja yang bisa kalian tangkep.
1 note
·
View note
Text
Were you lost? Was she ever found? She's right in front of his eyes, yet he never found her.
0 notes
Text
how I deal with goodbyes.
Well someone been asking me to write again. Thank you for that. Beside that,
Hi! It's been a while since I have a lot of things to do. Udah lama pengen nulis tapi masih bingung mau nulis apa dan belum mood juga. Sampe akhirnya hari ini, malem ini mood buat nulis.
So this is how I deal with goodbyes.
Aku pernah nulis di sebelumnya mungkin kalo aku sekarang takut buat ninggalin orang duluan, karena aku tau rasanya ditinggalin kayak gimana. But it doesn't mean aku kasih kamu respon dan aku berniat buat ninggalin. No. Aku ngehargain orang yang stay, yang ngehargain keberadaan aku, yang bisa saling ngerti keadaan. That's it.
Bukan berarti aku bakalan stick with a liar or some kind of toxic relationship. I have my own terms.
I've been left by someone who means the world to me. Yep, he's my dad. I miss him like really. He's someone who never let me down, loving me like no one else. But Allah loves him more than I do. Since that, aku sadar ternyata ditinggalin cowok yang ga ngehargain aku rasanya ga ada apa-apanya dibanding ditinggalin papa. Pernah nonton The Fault in Our Stars? Dari skala 1-10, Hazel jawab sakitnya di skala 10 ketika ditinggal Augustus. And I know how it feels like to be left by someone you love the most. Kalo aku ditanya sakitnya aku di skala berapa sakitnya pas ditinggal papa? Aku pasang skala 10 juga. Dan kalo ditanya skala sakitnya ditinggal cowo yang cuman lalu lalang doang berapa, I'll say 4. 🙄
Aku udah sering ditinggalin, dan aku berantakan pas ditinggalin saat itu. Sampe pernah sakit, nangis seharian, I've been in that phase. Alay? Jelas. Tapi beneran belajar dari semuanya. Bahkan aku belajar banyak dari temen-temen, saling tukar pikiran dan liat dari sudut pandang yang berbeda. Dan bahkan, dari stand up comedy pun aku belajar.
Selain itu, aku belajar dari film--beberapa lagu juga deh kayaknya--juga. I love films so much idk how but I could drown so deep into a film. Kayak Eternal Sunshine of The Spotless Mind it teach me what if we had the technology to delete a memory from our brain then you choose to delete all of the bad things, would erasing a terrible experience make us happier, or would it change who we are? What if there's only happy memories in your life? Would it make us living a better life? No, we found ourselves and we've learned from terrible things.
Kemudian ada film 500 Days of Summer. Nonton pertama, I blamed Summer for being Summer. Nonton kedua kalinya baru ngerti. Apalagi pas ngerasain posisinya Summer, I won't blame her. But it doesn't make me never been in Tom. I've been him too.--nonton deh tell me what you think, but this is what i think, and what I've learned from this film-- This film is perfect, idk just perfect. How they define relationship is just, wow. Aku berharap film ini happy ending dan sebagainya, padahal narator di awal udah ngingetin "this is not a love story, this is a story about love". Ternyata aku dikasih lebih dari keunyu-unyuan romance film, a lesson.
We can't alway be Tom. Kalo terus-terusan jadi Tom, we’ll always be left feeling hopeless and lost when they end. But of course, there are people who will stick around forever, and those will be the people you should always fight to keep. Tapi setiap orang pasti pernah ngerasain Summer di mana kita ketemu sama seseorang dan entah kenapa kayak ga yakin aja. Like.... are you really meant for me? Sometimes, we test the waters, and decide maybe a little too late that they aren’t what we are looking for.
💯💯💯 buat film dua ini pokoknya.
And that's why, aku ngerasa jadi paling chill urusan kayak gini. Dan sering kali "ya udah" kadang bikin orang bingung juga. Tapi ga membuat aku jadi heartless. Kek cemburu cemburu, bete bete, ga mood ga mood, galau galau, yak masih ada. Manusiawi:(
Intinya, jodoh ga kemana.
This is how I deal with goodbyes. Bahasanya mungkin berantakan hehehe. If u didn't get my point, let's talk^^
Cheers,
Kumil
7 notes
·
View notes
Text
I've covered all of myself, but i knew you could still feel my bones.
0 notes
Text
A Short Letter for Our Best Sanim.
Here! Meet my coach! My coach since when I was 15. And he's become a part of "Who I am right now" . Who taught me to become stronger, braver, wiser, better, and almost everything since when I was clumsy, sloppy, whiny, balky.
Since I'm not really open to my real parents. I can tell him almost everything. He gave us everything, and all I can do is just gave him my "Atlet Terbaik Taekwondo Metro Open" rewards and he keeps telling to juniors my achievements---which is not as much as everything he gave me---to motivated them. Well, all of these achievements are because of him too. Who never gave up on us.
Who always keeps my head up when I cried of losing. Either because of match or another thing.
Time might be flies, Nim. But not with everything you taught me, it stays.
So, since you're telling Caca and me about "real life".. We can't give you everything but a prayer. We wish you nothing but the best for you, Nim. I don't know why I want to write this. But it spinning in my head to find a way out, and it became a short letter 😅
Have a great great great new page of life! I don't know if I should be happy or sad:( but I wish you'll be happy, Nim!
Sincerely,
Kumil.
1 note
·
View note
Text
Perdon.
The blame is all on me. I'm pretty sure you meant it. I'm so sorry. I should've not done that. It's just me being too eager without knowing you started moving backwards. Give me one more chance and I'll fix this, would you?
0 notes
Text
Just need some rest. But if u need me, just call me. I'll be there for sure. xoxo
0 notes