Text
Bu, anakmu ini kini hidup tanpa tahu bagaimana rasanya kebahagiaan. Sekali lagi, aku ingin memutar kenangan masa kecil yang pernah membuatku bahagia. Namun, yang kutemukan hanya sisa-sisa air mata saat tubuh kakumu tiba di rumah. Aku hanya bisa mengingat betapa sesaknya dadaku ketika tanah basah menjadi atap rumah terakhirmu, membuatku harus menerima kenyataan bahwa kita telah berbeda dunia.
Bu, aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Ibu bersedia memaafkanku, kan? Aku masih anak Ibu, kan?
2 notes
·
View notes
Text
Bu, anakmu ini telah kehilangan sebagian besar memori masa kecilnya. Saat ini aku tengah berusaha keras mengumpulkan kepingan ingatan yang mulai samar-samar itu. Setidaknya, dalam ingatanku Ibu tidak boleh pergi. Ibu harus abadi di sana, bersama kenangan-kenangan indah yang pernah kita lewati bersama. Aku ingin bisa terus mengingat bagaimana cara Ibu membangunkanku di pagi hari, cara Ibu menyuapiku yang hendak pergi ke sekolah, dan doa yang Ibu ucapkan setiap kali aku melangkah keluar dari rumah.
1 note
·
View note
Text
Bu, jika kita bertemu dalam mimpi, aku ingin menceritakan banyak hal. Aku ingin mengosongkan kepala yang makin dipenuhi tanya. Aku ingin berhenti mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Aku ingin … menangis di pelukan Ibu, sekali saja. Aku sudah bukan lagi anak kecil seperti saat Ibu masih di dunia, tetapi aku masih anak Ibu, kan? Jadi, jika Tuhan mengizinkan kita bertemu dalam mimpi, peluklah aku, Bu. Peluklah aku seperti saat dahulu Ibu memelukku ketika tengah ketakutan. Peluklah aku seperti saat dahulu Ibu memelukku ketika tengah sedih tak berkesudahan.
1 note
·
View note
Text
Bu, saat aku masih kecil, aku tidak tahu bahwa hal-hal sederhana yang terjadi dalam kehidupan ini akan sangat berarti ketika sudah dewasa. Kenangan-kenangan yang aku lewati bersama Ibu menjadi hal langka yang kini aku cari-cari, tetapi tak akan pernah lagi kutemui. Jika bisa, aku ingin sejenak kembali ke masa itu, saat aku masih anak-anak dan tak harus dipaksa dewasa oleh keadaan. Aku ingin bisa melewati momen sederhana bersama Ibu lagi meski hanya beberapa detik.
1 note
·
View note
Text
Bu, anakmu ini mulai lelah dengan rasa sepi yang membunuhnya. Setiap kali memejamkan mata, bayangan gelap seperti memeluk dada. Rasanya sesak. Aku kehilangan rumah sebagai tempat pulang ketika lelah. Aku tidak lagi memiliki telinga untuk menceritakan kesedihan yang bertahun-tahun terakhir hanya bisa kupendam sendirian. Aku melupakan cara menghargai diri sendiri dan lebih banyak membuat senyum palsu demi menutupi luka yang menggerogotiku secara perlahan.
1 note
·
View note
Text
Bu, anakmu ini mulai kehilangan rasa percaya pada dirinya sendiri. Aku menjadi sering menangis sendirian dan merasa selalu berbuat kesalahan. Aku tidak pernah menyangka bahwa hidup tanpa Ibu akan sesulit ini. Setiap kali aku mencoba menjadi lebih kuat, selalu ada hal yang membuat pertahananku kembali runtuh, lantas berpikir bahwa menyerah lebih baik daripada terus-menerus dalam keadaan tidak baik-baik saja.
1 note
·
View note
Text
Bu, hidupku semakin berantakan. Setiap hari aku berjuang keras agar tidak menghabisi diri sendiri. Aku merasa putus asa. Aku tidak tahu harus melangkah ke mana. Kepalaku rasanya penuh sekali, Bu.
1 note
·
View note
Text
Suatu hari aku ingin terbangun tanpa rasa resah yang menyelimuti dada. Aku ingin sempurna memaafkan segala ketidakberuntungan yang tak bisa kudapatkan. Aku ingin hidup tanpa penyesalan agar tak ada lagi air mata yang jatuh membasahi pipi.
1 note
·
View note
Text
Bu, terkadang aku merasa takut menjalani kehidupan ini. Sebab saat aku mulai lelah, tidak ada lagi Ibu yang bisa memelukku untuk meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Dan, yang paling menakutkan, Ibu selalu hadir di dalam mimpiku. Namun, ketika terbangun, hanya sisa kenangan yang menyapa. Ibu ... sudah tidak ada lagi di sebelahku.
1 note
·
View note
Text
Bu, setelah beranjak dewasa, aku semakin menyadari bahwa kebanyakan luka berasal dari rumah yang seharusnya menjadi tempat mengadu lelah. Sayangnya, para pelakunya—yang biasa disebut keluarga—sering kali tidak menyadarinya.
1 note
·
View note
Text
Sebelum menjadi dewasa, aku sama sekali tak pernah mengeluh atau merasa tidak beruntung karena tidak terlahir di keluarga kaya. Namun, sekarang aku ingin menjadi orang kaya. Bukan karena tak bersyukur dengan rezeki yang Tuhan beri, melainkan hanya ingin membahagiakan orang-orang yang aku sayangi. Karena setelah menjadi dewasa, aku sadar bahwa memang kebahagiaan tak selamanya memiliki banyak uang berarti akan hidup bahagia, tetapi bagi sebagian orang yang hidupnya kurang beruntung, uang dapat menjadi salah satu sumber bahagia.
1 note
·
View note
Text
Bu, kuharap aku tak mengecewakanku apabila pada akhirnya aku tak menjadi apa-apa seperti keinginanmu. Kuharap aku tak membuatmu sedih sebab pada akhirnya aku bukan siapa-siapa seperti harapanmu.
1 note
·
View note
Text
Terkadang, aku merasa Ibu masih di sini. Semuanya masih sama, masih baik-baik saja. Ibu masih bisa membangunkanku di pagi hari, juga memarahiku saat tak mau menjaga kesehatan diri. Terkadang, aku merasa ibu masih di sini, masih bisa memelukku sepanjang hari.
3 notes
·
View notes
Text
Setiap menatap bayanganku di cermin, entah mengapa aku merasa tak lagi mengenali diri sendiri. Mata yang dulu dipenuhi gairah dan semangat akan hidup, kini hanya tersisa kekosongan dan linang air mata yang kutahan sekuat tenaga sambil tetap mengukir senyum. Seolah semua baik-baik saja, padahal rasanya hancur luar biasa.
2 notes
·
View notes
Text
Bu, maaf karena Ibu harus melahirkan putri yang buruk sepertiku. Maaf karena Ibu harus melahirkan putri yang hidupnya dipenuhi kegagalan sepertiku. Maaf karena Ibu harus melahirkan putri yang tak bisa menorehkan kebanggaan apa pun di atas nisanmu.
Bu, aku sudah memaafkan Ibu atas luka-luka yang pada akhirnya harus kutanggung akibat Ayah. Aku sudah memaafkan Ibu atas kehampaan yang kian memelukku seiring bertambah dewasa. Aku sudah memaafkan Ibu atas segala ketidakberuntungan yang terjadi dalam hidupku.
Bu, aku menyayangimu. Dengan atau tanpa luka ini, dengan atau tanpamu lagi di sebelahku, aku tetap menyayangimu. Maaf karena aku tak bisa menjadi putri yang Ibu harapkan.
3 notes
·
View notes
Text
Jika bisa mengulang waktu, aku ingin melakukan hal-hal yang dulu ragu kulakukan karena tidak percaya diri atau tak bisa kulakukan karena tak memiliki dukungan dari sana-sini. Jika saat itu aku melakukan segala hal yang aku inginkan, mungkin penyesalan yang terjadi ketika sudah dewasa akan sedikit berkurang kadarnya.
2 notes
·
View notes
Text
Kata Ibu, menjadi orang baik akan mendatangkan orang-orang baik di sekelilingku. Nyatanya, setelah beranjak dewasa, kebaikanku lebih banyak dimanfaatkan. Sekarang, aku tersesat, Bu. Aku sudah tidak tahu lagi mana yang lebih baik, terus menjadi baik atau berhenti berbuat baik demi kebaikanku.
2 notes
·
View notes