maharindu
maharindu
MONOLOG
139 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
maharindu · 4 months ago
Text
Sebegitu mudahnya Allah melukai hati kita, bukan soal urusan rasa suka atau cinta, tapi soal menegur niat yang berbelok dan kotor. Ternyata, hati itu memang milik Allah, sepenuhnya. Tidak bisanya kita mengelola rasa dan menata hati, barangkali karena jauh dari-Nya. Benar, jauh.
Setiap kita pasti akan tiba masanya, perihal nanti pertanyaan Allah soal pekerjaan kita, penghasilan kita, pengeluaran kita, dan niat dari semua aktifitas kita. Andai tiba masa itu, apa yang akan kita jawab? Ternyata, jika semuanya itu berlabuh pada Allah, semuanya akan berakhir baik. Jadi, hari ini, bagaimana dan seperti apa niat kita dalam setiap agenda dan kegiatan harian kita? Untuk siapa?
@jndmmsyhd
269 notes · View notes
maharindu · 4 months ago
Text
Antusiaslah pada setiap liku perjalanan hidup. Sekalipun bertemu susah dan musibah, tetaplah antusias, tetaplah curiga, bahwa di depan sana ada kejutan yang entah apa, yang telah Allah siapkan sebagai buah dari kesabaranmu.
— Taufik Aulia
2K notes · View notes
maharindu · 4 months ago
Text
Tau gak, kenapa ujian kamu masih itu-itu aja?
Karena kamu belum lulus di ujian itu.
Kamu pengen cepet-cepet selesai, terus keluar dari ruang ujian. Padahal jawaban kamu masih banyak yang salah. Atau bahkan belum dijawab sama sekali.
Makanya Allah kasih lembar soal yang sama, meskipun di ruangan yang berbeda.
Tenangin dirimu dulu.
Bukan tentang siapa yang paling cepat selesai dan keluar ruangan terlebih dahulu, bukan tentang siapa yang paling tinggi nilainya.
Tapi siapa yang paling memahami materi hidupnya selama ini, siapa yang paling banyak mengambil pelajaran dalam hidupnya.
Gak apa-apa kalau kamu cuma bisa jawab delapan atau enam dari sepuluh soal. Untuk lulus ujian hidup, Allah tidak pernah menuntut kesempurnaan.
Yang Allah lihat dari peserta ujian hanya kesabaran dan ketenangan.
Mungkin nilaimu tidak sebagus yang lain, mungkin kamu jadi peserta yang keluar paling akhir, tapi... Kamu sudah berhasil melewatinya.
Dan, Allah menyukai hamba-Nya yang tidak mudah menyerah🌹
Meskipun setelah ini akan ada ujian yang pasti lebih sulit lagi, kamu sudah lebih siap.
Kamu sudah tau, bahwa yang perlu kamu siapkan adalah kesabaran, ketenangan, dan jiwa yang tidak mudah menyerah.
245 notes · View notes
maharindu · 5 months ago
Text
Kalau bukan jodohnya, pasti ada aja hambatannya. Entah bersumber dari eksternal ataupun internal. Mungkin hambatan itu berupa rasa tak berbalas, keraguan dalam hati, dighosting, ataupun sebab-sebab yang lainnya.
Tapi kalau sudah jodohnya, kemanapun kehidupan membawa kita dan sejauh apapun itu pasti Allah akan pertemukan pada dia. Dia yang sudah tercatat di lauhul mahfudz.
Dalam penantian, Allah mau hambanya semakin dekat. Mendekat pada yang Maha memiliki rasa, yang bisa menumbuhkan dan meniadakannya. Karena dengan mudahnya, Allah dapat membolak balikkan hati seseorang.
Saat ini sayang, bisa jadi benci. Saat ini benci bisa jadi sayang.
Lalu bagaimana menghadirkan cinta dan merawatnya?
Cintai Allah seutuhnya. Minta kepada Allah agar cinta pada manusia ini tidak membuatnya lupa dan terlena. Saat hubungan dengan manusia tidak baik mungkin hubungan kita dengan Allah juga sedang tidak baik.
Semoga cinta yang ada menjadi wasilah meraih ridhoNya. Sebagaimana cinta Ibunda Khadijah kepada Nabi Muhammad yang mampu mengantarkannya kepada cinta sejati (Allah). Ia habiskan cintanya untuk dakwah.
”Wahai Rasul utusan Allah, tiada lagi harta dan hal lainnya yang bersamaku untuk aku sumbangkan demi dakwah. Andai selepas kematianku, tulang-tulangku mampu ditukar dengan dinar dan dirham, maka gunakanlah tulang-tulangku demi kepentingan dakwah yang panjang ini”.
Begitulah seharusnya cinta. Sekali lagi, cinta pada manusia hanyalah wasilah, sarana untuk meraih cinta Allah.
Nasehat untuk diri sendiri, 29 Ramadhan 1446H.
31 notes · View notes
maharindu · 5 months ago
Text
Remainder buat ibu-ibu muda khususnya yang saat ramadhan ini tengah membersamai bayi dan balita.
"Semua ada masa-masanya" nasihat uminya teh qoonit.
Ada masanya mihrabmu ialah membersamai, mengasuh, bahkan mengupayakan kesembuhan anak. Sertai dengan zikir dan niatkan untuk ibadah menjaga amanah-Nya.
Ada masanya juang ibadahmu bukan berdiri berjam-jam saat salat. Tapi melanjutkan salat tarawih yang terpotong-potong karena kebutuhan bayi.
Ada masanya juang tilawahmu bukan berkali-kali khatam, tapi berusaha tak meninggalkan Al-Quran selelah apapun mengasih dan merawat anak.
3 notes · View notes
maharindu · 6 months ago
Text
Aku malu pada semut.
Saat itu semut-semut kecil berjuang gotong royong membawakan air untuk memadamkan api Nabi Ibrahim. Kita tahu sebesar apa ukuran semut, sudah terbayang sebanyak apa air yang mampu diangkut.
Kenapa semut terus berjuang, padahal ia tahu bahwa perjuangannya tak ada pengaruh banyak.
Bukan itu yang semut pikirkan, tapi sang semut ingin menegaskan dipihak mana ia berada. Ini tentang iman.
Seperti hari ini, Palestina masih berjuang. Bukannya sudah gencatan senjata? Mbelll, hanya janji kosong!
Postingan dari adara (18/3/2025)
instagram
Mungkin kontribusi kita tidak banyak dan tidak memiliki efek yang besar tapi minimal, kita perjelas iman kita. Dipihak mana kita berada.
Kata mas @mamadkhalik
"Kalau bisanya donasi nggak papa. Kalau bisanya share story, ya nggak papa. Kalau bisanya baca buku, ya nggak papa. Kalaupun memang belum paham isunya, ya nggak papa, kita belajar bareng. Kalaupun mau bela Palestina tapi nggak ada atribut Palestina sama sekali, ya nggak papa. Kalau bisanya hanya mendokan, ya nggak papa. Asalkan untuk Palestina, lakukan."
Ya, semoga kita bisa menjadi semut-semut yang berjuang dalam pembebasan Al-Aqsa. "Tak masalah langkahnya kecil" (kata 100jt semut)
10 notes · View notes
maharindu · 6 months ago
Text
Ada ujian, harap tenang!
Tumblr media
Bila ingin melihat ikan di dalam kolam
Tenangkan dulu airnya sebening kaca
Begitu kata sebuah lagu yang sempat viral kala itu. Memang benar saat air keruh tentu kita kesusahan untuk melihat ikan, tapi saat air sudah tenang semakin lama pasir dan lumpur akan mengendap memisahkan diri. Ikan pun terlihat.
Seperti pikiran kita, saat sedang stres akan sulit melihat jalan keluar. Kita perlu tenang. Terkadang sebuah permasalahan hanya perlu diberi jeda, pikiran kitalah yang memperumit. Itulah kenapa sebisa mungkin dihindari mengambil keputusan saat sedang marah, bisa-bisa salah langkah. Jangan sampai.
Wastainu bissobri wassholah
"Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat" [QS. Al-Baqarah : 45]
Bahkan saat kita pengen minta pertolongan sama Allah kita diminta untuk sabar dulu tuh, setelah hati udah oke pikiran tenang dan mulai ikhlas barulah kita shalat. Doa, sampaikan uneg-uneg dan harapannya.
Pada intinya untuk menjalani kehidupan ini diperlukan kesabaran dan kesyukuran. Kalau bisa sabar akan diangkat derajadnya dan kalau bisa bersyukur akan ditambah nikmatnya.
Walau sulit tapi semoga kita bisa menjadi ahli syukur dan sabar ya, insyaAllah. Semoga Allah mudahkan kita semua, aamiin ya rabbal alamin.
Tumblr media
12 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
Ular Tangga Hidup
Pernah main ular tangga? Sebuah permainan klasik dengan dadu di mana kita harus melewati berbagai rintangan untuk mencapai tujuan. Ketika bermain dan berulang kali terkena ular, apakah Anda termasuk tipe yang santai atau gampang ngambek?
Tumblr media
Manusia biasanya senang berencana dan berangan. Sebelum umur 30, aku ingin... Sebelum umur 40, aku ingin... Kalimat-kalimat ini sangat lazim dalam sebuah rencana masa depan. Namun, realita sering menyuguhkan hal yang berbeda. Apa yang kita tata dan usahakan dengan sedemikian rupa seringkali berujung kecewa.
Saya setuju bahwa hidup itu serius, pilihan dan keputusan yang perlu diambil juga sulit. Tapi mungkin kita terlalu keras. Gagal beberapa kali, penghakiman yang kejam datang dari sekitar dan juga diri sendiri: Kamu kalah! Memalukan! Tidak pelu mencoba lagi!
Padahal, kadang-kadang merencanakan masa depan itu seperti bermain ular tangga. Ada pemain yang ingin buru-buru menang, sukses mencapai finish. Biasanya ia tipe yang mudah jengkel ketika berkali-kali terkena ular. Apalagi kalau ditertawakan dan diejek teman-temannya, pasti bete dan tidak mau main lagi. Tapi ada juga yang santai. Melorot terus, tapi tetap tersenyum sambil optimis memberi jampi-jampi pada dadu agar pas mendapatkan tangga.
Sekarang coba tengok rencana masa depan masing-masing. Ada berapa banyak hal yang belum tercapai? Lalu, apa yang terjadi?
Tidak ada.
Kita sebetulnya tidak kenapa-kenapa. Mungkin belum sukses menurut takaran kita, tapi baik-baik saja. Masih hidup, bernapas, dan bisa berjuang terus. Lalu kenapa harus sekeras itu pada diri sendiri?
Mungkin kita belum beruntung dalam melempar dadu.
Mungkin kita perlu melihat hidup dengan sedikit lebih santai dan bercanda.
Tentu bedanya dalam permainan ini nasib kita ditentukan dadu, sedangkan di kehidupan sungguhan selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari semua 'ular' yang pernah menjatuhkan.
Hidup selalu datang dengan kejutan. Mungkin bisnis kita tiba-tiba mandek, pasangan selingkuh, pekerjaan tidak sesuai harapan, orang terkasih meninggal, apapun bisa terjadi. Sudah melangkah hati-hati sekalipun, kita bisa terjatuh.
Jika saat ini Anda merasa gagal, stuck, atau tidak tahu harus melakukan apa, mungkin Anda sedang jatuh terkena ular. Ketika orang-orang di sekitar sukses dan Anda masih gitu-gitu aja, mungkin di ronde ini mereka yang sedang mendekati finish. Peran Anda sekarang adalah bertepuk tangan, ikut merayakan kesuksesan dan kebahagiaan orang lain. Saat tiba-tiba Anda mendapatkan bantuan tak terduga, mungkin itu adalah tangga keberuntungan. Roda terus berputar, kesempatan kita akan datang pada waktunya.
Tanpa perlu membanding-bandingkan, kita nikmati saja permainan ular tangga kehidupan ini. Syukuri setiap tangga dan ambil hikmah dari setiap ular. Daripada bersungut-sungut, bukankah lebih seru bermain ular tangga sambil tertawa?
8 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
Iman kepada Takdir
Kamu lagi resah nggak sama masa depanmu sendiri? Bingung sebenarnya nanti akan seperti apa, sehingga sekarang hati dan pikiran diliputi sama kekhawatiran dan ketakutan akan hari esok. Apakah akan menikah dengan psangan yang baik? Atau bahkan, apakah akan menikah? Apakah nanti bisa punya rezeki buat beli rumah, bayar anak sekolah? Nanti kerja jadi apa, sesuai passion apa enggak? Dan semua pertanyaan yang muncul secara sekilas di kepala.
Dewasa ini semakin sadar, karena beriman kepada Takdir Allah itu ternyata nggak mudah sama sekali. Dulu waktu kecil, aku bertanya-tanya kenapa harus ada iman kepada takdir?
Kini setelah dewasa dengan segala shick-shack-shock nya baru tersadar dan tertampar. Hidup ini ternyata memang rumus dasarnya adalah uncertainty kecuali beberapa hal yang udah dijamin sama Allah. Dan kita sebagai manusia selalu ingin bisa mengendalikan sesuatu, bahkan kalau bisa mengendalikan masa depan sendiri. Sayangnya tidak.
Untuk bisa memahami dan meresapi dengan bersungguh-sungguh bahwa ini adalah takdir yang terbaik juga tidak mudah. Sama sekali bukan hal yang mudah. Kita menjalaninya tertatih-tatih, menangis dalam sunyi, susah tidur, susah makan. Bagaimana caranya melihat itu sebagai takdir terbaik? Jawabannya cuma satu, iman. Lihatlah dengan keimanan.
436 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
14 Februari 2025
Sudah 26 tahun ternyata, ngga kebayang sebanyak apa tumpukan dosanya dan sebanyak apa aib yang telah Allah tutupi.
Sudah berapa sakit yang Allah sembuhkan, berapa jatuh yang Allah bangunkan, dan berapa putus asa yang Allah hadirkan harapan.
Nyatanya, Allah tidak pernah putus asa dengan taubat hambanya. Terus menunggu tanpa jemu.
Maafkan hamba ya Allah belum bisa menjadi seperti yang Engkau harapkan. Ihdinas sirotol mustaqim. Ambillah nyawa ini saat Engkau sudah ridho pada hidupku.
Kalo kata @terusberanjak mari habiskan cinta kita pada Allah sampai tak ada ruang untuk terluka karena manusia.
61 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
"Mari habiskan cinta kita kepada Allah sampai tak ada ruang untuk terluka karena manusia."
@terusberanjak
774 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
Yang hari ini mengatur takdirmu adalah Rabb yang sama dengan yang mendinginkan api untuk Nabi Ibrahim, yang membelah lautan untuk Nabi Musa, dan yang memperjalankan Nabi Muhammad dalam Isra' Mi'raj ke Sidratul Muntaha.
So, nothing impossible for Allah ♡♡
Selamat menemukan ketenangan dalam panjangnya doa dan riuhnya isi kepala :)
105 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
Sabar, satu per satu...
0 notes
maharindu · 7 months ago
Text
Tak perlu iri dengan cerita bahagia yang kamu temukan di media sosial. Bahagia itu tak perlu validasi dari orang lain karena bahagia itu soal ketenangan hati. Mari rayakan kebahagian dengan sederhana.
Tanpa kamu sadari mungkin senyummu adalah kebahagian yang ditunggu-tunggu oleh ibumu.
6 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
Lepas kendali, jadi kendala.
Salah satu doaku setiap solat adalah diberikan kekuatan untuk menjaga lisan. Karena saking ringannya, mungkin kita ngga sadar kalo ternyata itu menyakitkan buat orang lain. Dalam kondisi biasa saja sering terpleset, apalagi saat marah bisa saja lepas kendali.
Akibatnya? Kadang meninggalkan trauma bagi orang lain. Ya, mereka pasti akan merekam momen itu dan mengingatnya seumur hidup.
Lalu harus bagaimana? Kalau resep dari Bu Silmy adalah dengan regulasi emosi.
Regulasi emosi adalah proses seseorang menilai, mengelola, dan mengekspresikan emosi yang dirasakan dengan cara yang tepat.
Sebenernya islam sudah mengajarkan loh mengenai regulasi emosi.
"Jangan marah, maka bagimu surga" (HR. Thabrani dan shahih at-Targhib no. 2749)
"Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta'awudz: A-'uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang" (HR. Bukhari, no. 3282)
"Jika salah seseorang diantara kalian marah, diamlah" (HR. Ahmad, 1: 239)
"Apabila kalian marah dalam kondisi berdiri, hendakla dia duduk. Dengan itu marahnya hilang dan jika belum hilang, hendaknya ambil posisi tidur" (HR. Ahmad, Abu Daud, no. 4782)
"Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu untuk meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki." (HR. Abu Daud, no.4777)
Rasulullah memahami bahwa setiap manusia memiliki emosi, namun harus dikelola dan diterapkan pada tempatnya, sehingga tidak melampaui batas agar tidak menimbulkan bahaya, merugikan, dan menjadikannya sifat tercela. (hal. 40)
Ya pada akhirnya Allah lah yang menghadirkan berbagai macam emosi. Kita tidak bisa mencegahnya, tapi kita bisa belajar mengelola rasa tersebut.
Wahai hati, redakanlah amarah. Jangan biarkan diriku berlarut dalam kesedihan, ketakutan, dan kecemasan. Yakinkan aku bahwa akan selalu ada pelangi setelah hujan yang lebat.
"Belajar menenangkan diri adalah langkah awal dari perjalananmu menjadi muslim yang sehat mental." -BuSil
Tumblr media
19 notes · View notes
maharindu · 7 months ago
Text
Kita sering lupa bahwa setiap perjalanan itu ada ujungnya, ada titik berhentinya, ada waktu di mana kita telah sampai dan selesai dengan waktunya.
Kalaupun ada kesempatan berikutnya, suasananya pasti berbeda, pengalamannya tidak akan pernah sama.
Maka nikmatilah dengan penuh syukur untuk apa dan dengan siapa berjuangmu sekarang. Selagi belum sampai, selagi masih di perjalanan.
Karena ketika telah sampai, maka semua tugasmu juga ikut selesai.
—ibnufir
249 notes · View notes
maharindu · 8 months ago
Text
Pesan Untukmu
Tulisan ini mungkin akan segera menemukanmu, atau mungkin membutuhkan beberapa waktu, entah sehari, seminggu, sebulan, bahkan mungkin beberapa tahun kemudian.
Tulisan ini dibuat di 23 Januari 2025, sebuah penanda waktu yang mungkin bagimu adalah hari yang membahagiakan atau mungkin hari yang membuat sedih. Setiap orang punya ceritanya sendiri di tanggal yang sama.
Aku hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa kamu telah berjalan sejauh ini, masih bertahan hingga saat ini. Meski pikiranmu berkecamuk, beberapa kali ingin menyerah, banyak sekali pertanyaan di kepalamu yang membuatmu sulit tidur, serta bingung menerka kemana dan seperti apa ujung dari jalan yang lagi kamu lalui. Bahkan beberapa di antaranya, ada yang sempat kepikiran untuk mengakhiri hidup tapi itu tidak dilakukan hingga saat ini. Bukankah itu hebat? * * * * *
Saat orang lain mungkin telah memiliki apa yang kita inginkan, mencapai apa yang kita harapkan. Sering kita bertanya-tanya, mengapa bagi kita jalan ke sana itu terasa sulit. Ada banyak hambatan, bahkan harus muter-muter. Kadang kita juga berpikir, kenapa untuk memahami sesuatu butuh waktu yang lama. Saat belajar hal baru, kita butuh waktu setahun, mereka sebulan sudah bisa. Kenapa semuanya terasa sulit buat kita? Bahkan saat mereka memiliki impian-impian, hal-hal di sekitarnya tak memberatkan. Mereka mendapatkan dukungan tanpa harus memikirkan tanggungan lain, seperti kita yang mungkin harus banyak berkorban untuk keluarga, saudara, bahkan diri sendiri.
Saat malam menjelang, pelan kita tutup pintu kamar dan sendirian. Pikiran kita terasa rumit, terasa sulit untuk melihat kenyataan bahwa menurut kita, kita belum mencapai apapun. Hal-hal yang jadi impian kita rasanya seperti khayalan saja.
Itu adalah pikiran yang membuat kita sulit bahagia.
Sementara di lain waktu, saat kita berkendara, saat kita bertemu dengan banyak orang di luar sana. Hidup yang menurut kita merana ini, ternyata adalah hidup yang begitu nyaman. Kita masih bisa berteduh saat hujan, masih bisa menikmati makan setiap hari, masih ada waktu untuk berselancar di dunia maya, masih memilik pakaian yang bisa berganti-ganti, masih punya waktu untuk mengaji, dan banyak hal lainnya.
Ahhh kadang hidup yang kita jalani ini, terasa sesak bukan karena apa yang kita miliki, tapi kita terlalu banyak memikirkan apa yang tidak kita miliki.
Rasanya, kita sebenarnya sedang diuji dengan ketakutan diri. Takut akan penilaian orang, takut akan kemiskinan, takut akan hilangnya kesempatan, takut akan umur yang semakin bertambah, takut salah memilih pasangan. Semua rasa takut itu seolah menjadi pemutus jalan antara kita dan masa depan. Sehingga kita terus menerus hidup di hari ini, dengan keadaan yang seolah tak pernah beranjak karena kita tidak pernah berani.
Tidak berani untuk kelelahan nmemperjuangkan impian, tidak berani untuk membuat kesalahan, tidak berani untuk membuat keputusan, tidak berani untuk menghadapi kenyataan, tidak berani untuk bertemu dengan hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi.
Jangan-jangan jarak kita dengan tujuan hanya sejengkal, hanya saja butuh keberanian. Sementara kita terus menerus hidup dalam rasa takut seolah tidak punya Tuhan? * * * * *
Tulisan ini mungkin akan kamu temukan suatu hari nanti, entah kapanpun itu ditemukan dan kamu sedang tidak nyaman menjalani hidupmu sendiri? Coba lihat lagi, ada berapa banyak pilihan yang kamu miliki jika kamu berani? Sesuatu yang selama ini kamu berpikir bahwa kamu tidak punya pilihan. (c)kurniawangunadi
346 notes · View notes