I worked out to increase my energy levels for my vacation and exploring a new places. Read when I'm thinking less. Write when I overthinking. "A few only stories of mine. Share what I could remember"
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
In my opinion (secara runtun waktu): Ini karena di Barat sedang tren pasangan tanpa memiliki anak (child free) dan juga LGBT. Jadi dampak nya di masa depan tidak ada keturunan yang memenuhi bangsa Barat. Dalam jangka panjang bangsa mereka (Barat) akan kekurangan warga asli. Kebetulan bangsa mereka menampung imigran dari berbagai bangsa dengan alasan tertentu, sedangkan yang mereka tampung notabene nya adalah yang hobi MENGHASILKAN KETURUNAN. Maka bangsa mereka kedepan otomatis di penuhi oleh imigran. Di tambah lagi bangsa Barat memiliki sistem Demokrasi yang luar biasa Demokrasi, sehingga mereka yang lahir disana memiliki HAK YANG SAMA dengan warga asli. Otomatis mereka akan memiliki hak pendidikan HINGGA ber karir dengan sangat leluasa. Saat keturunan imigran itu tumbuh dewasa dan sebagian besar mereka bercita-cita ingin menduduki KURSI STRATEGIS di Pemerintahan, maka mereka bisa merubah kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada hak orang tua mereka yang semula adalah imigrant. Akhirnya orang Barat asli akan menjadi WARGA ASING DI TANAH NYA SENDIRI.
0 notes
Text
Bayesian vs Frequentist
Perbedaan antara pendekatan Bayesian dan Frequentist :
Ada dua ahli statistik, yaitu Mr. Bayesian dan Mr. Frequentist, yang berlomba menilai usia seekor kucing.
Mr. Frequentist mengatakan, "Saya akan menghitung rata-rata usia kucing yang saya lihat selama hidup saya, dan saya akan menyimpulkan usia kucing ini adalah 5 tahun."
Sementara itu, Mr. Bayesian berkata, "Saya akan memulai dengan asumsi awal bahwa usia kucing ini bisa berkisar antara 2 hingga 10 tahun. Saya akan mengumpulkan bukti baru dan memperbarui perkiraan saya seiring waktu."
Kemudian, mereka menemukan bukti tambahan bahwa kucing itu adalah kucing tua yang pernah diberi makanan premium. Mr. Frequentist tetap pada pendiriannya bahwa usia kucing itu adalah 5 tahun, sementara Mr. Bayesian memperbarui perkiraannya dengan lebih baik berdasarkan bukti baru dan menyimpulkan bahwa usia kucing itu lebih mungkin berada di sekitar 8 tahun.
Moral cerita ini adalah bahwa Frequentist menggunakan pendekatan yang lebih kaku dan tidak memperbarui pandangannya, sedangkan Bayesian lebih fleksibel dalam mengintegrasikan bukti baru untuk membuat perkiraan yang lebih akurat. Jadi, dalam statistik, pendekatan Bayesian cenderung lebih adaptif dan berbasis pada pembaruan informasi.
0 notes
Text
Bagaimana politikus berbohong dengan rata-rata pendapatan masyarakat: misal ada 5 orang di sebuah tempat kos, di katakan rata-rata penyewa kos tsb pendapatan nya 4.840.000 per bulan.
Fakta nya bisa jadi: 10,000,000+7,500,000
+4,500,000+1,500,000
+700,000 = 24.200.000.
24.200.000÷5 orang = 4.840.000 😂 yang pendapatan nya 1.5jt dan 700rb per bulan, apakah mereka merasa terwakili dengan data tsb? Misal: Gaji rata-rata guru di kecamatan A adalah 4,5jt per bulan. Guru honorer di kecamatan tsb yang gaji nya 300rb per bulan cuma bisa elus-elus dada.
Dengan contoh lain: misalnya di kabarkan suhu rata-rata di puncak gunung Gede Pangrango dalam 11 hari terakhir adalah 5⁰C.
Faktanya bisa jadi: 16⁰, 12⁰, 11⁰ 10⁰, 4⁰, 2⁰, 3⁰, 1⁰, 0⁰, -1⁰,-5⁰ = 53.
53÷11 hari = 4.81⁰ ≈ 5⁰ 😅 orang yang datang ke puncak gunung Gede Pangrango di hari ke 10 dan 11 ada dalam bahaya.
Dalam contoh pendakian gunung, yang bergantung pada data aja bisa keliru, apalagi yang masa bodo. Bayangkan jika pengamatan nya di lakukan lebih dari 11 hari, misalnya 365 hari, maka rata-rata nya mungkin bisa 10⁰C 😄dipikir orang suhu segitu masih comfort, ga mesti bawa yang ribet-ribet. Gak bahaya ta?
Maksudnya semua ini adalah: Data yang di tampilkan dengan rata-rata belum tentu mewakili keadaan sesungguhnya. Jika data tersebut di jadikan rujukan untuk seseorang memutuskan sesuatu, misalnya naik gunung Gede Pangrango tanpa membawa pelengkapan yang memadai. Maka orang tersebut akan berada di dalam bahaya karna mengonsumsi data yang BIAS.
1 note
·
View note
Text
Pertanyaan: Kapan kamu bisa menggunakan regresi?
Jawaban: Kamu bisa menggunakan regresi ketika kamu merasa ada potensi hubungan antara dua variabel, tapi seperti hubungan asmara, kamu tiak tau pasti apakah itu akan bertahan lama atau hanya fling sesaat. Regresi akan membantu menemukan jawabannya.. 😅
1 note
·
View note
Text
1. Populasi: Totalitas semua elemen atau individu yang menjadi fokus dalam suatu penelitian atau analisis statistik.
2. Sampel: Sebuah subset dari populasi yang digunakan untuk mewakili keseluruhan populasi dalam analisis statistik.
3. Variabel: Karakteristik atau data yang diamati atau diukur dalam sebuah penelitian.
4. Data: Nilai-nilai yang diamati atau diukur dari suatu variabel dalam penelitian atau percobaan.
5. Data kategorikal: Data yang dapat dikategorikan dalam kelompok atau kategori, misalnya jenis kelamin (laki-laki/perempuan), jenis pekerjaan (guru/dokter/pengusaha), dsb.
6. Data numerik: Data yang berupa angka dan dapat dihitung atau diukur dalam skala yang berurutan, seperti usia, tinggi badan, atau suhu.
7. Data diskrit: Data yang hanya dapat mengambil nilai-nilai tertentu dan tidak dapat berubah secara kontinu. Contohnya, jumlah anak dalam sebuah keluarga tidak dapat berupa pecahan.
8. Data kontinu: Data yang dapat mengambil nilai-nilai dalam rentang yang tak terbatas dan dapat berubah dalam tingkat yang sangat kecil, misalnya berat badan atau tinggi badan.
9. Rata-rata (mean): Nilai tengah dari suatu distribusi data, dihitung dengan menjumlahkan semua nilai dan membaginya dengan jumlah data.
10. Median: Nilai tengah dari distribusi data ketika data telah diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.
11. Modus: Nilai yang paling sering muncul dalam distribusi data.
12. Standar deviasi: Ukuran dispersi atau variasi dari suatu distribusi data yang mengukur seberapa jauh data tersebar dari rata-ratanya.
13. Varians: Kuadrat dari standar deviasi, mengukur seberapa besar variasi data dalam suatu distribusi.
14. Regresi: Analisis statistik untuk mengukur hubungan antara satu atau lebih variabel prediktor dan variabel respons.
15. Korelasi: Ukuran sejauh mana hubungan linier antara dua variabel.
16. Uji hipotesis: Proses statistik yang digunakan untuk menguji klaim atau asumsi tentang populasi berdasarkan data dari sampel.
17. Confidence interval (interval kepercayaan): Rentang nilai yang mengindikasikan seberapa akurat perkiraan parameter populasi berdasarkan data sampel.
18. Distribusi normal: Distribusi data yang simetris di sekitar nilai rata-rata, di mana sebagian besar nilai berada di dekat nilai tengah.
19. Distribusi t: Distribusi yang digunakan dalam berbagai uji hipotesis ketika sampel berukuran kecil dan variasi populasi tidak diketahui.
20. ANOVA (Analysis of Variance): Metode statistik untuk membandingkan rata-rata dari tiga atau lebih kelompok untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan antara kelompok-kelompok tersebut.
21. Chi-Square Test: Uji statistik yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel kategorikal atau menguji signifikansi perbedaan antara distribusi data yang diamati dengan distribusi yang diharapkan.
22. Regresi linear: Jenis regresi di mana hubungan antara variabel prediktor dan variabel respons diasumsikan sebagai hubungan linear.
23. Regresi logistik: Jenis regresi yang digunakan ketika variabel respons adalah biner (dua kategori) untuk memprediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa.
24. Sampling acak sederhana: Metode pengambilan sampel di mana setiap elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel.
25. Stratified sampling: Metode pengambilan sampel di mana populasi dibagi menjadi subkelompok (strata) dan kemudian sampel diambil dari masing-masing strata secara acak.
26. Mean squared error (MSE): Ukuran kesalahan prediksi dalam analisis regresi, yaitu rata-rata dari selisih kuadrat antara nilai prediksi dan nilai yang diamati.
27. Koefisien determinasi (R-squared): Ukuran seberapa baik model regresi menjelaskan variasi dalam data.
0 notes
Text
Istilah dan metode dalam Statistika:
1. Data
2. Variabel
3. Rata-rata (Mean)
4. Median
5. Modus
6. Standar Deviasi
7. Distribusi Normal
8. Regresi
9. Korelasi
10. Uji Hipotesis
11. Interval Kepercayaan
12. Chi-Square
13. ANOVA
14. Regresi Linier
15. Metode Maximum Likelihood (ML)
16. Bootstrap
17. Pengambilan Sampel Acak Sederhana
18. Distribusi Poisson
19. Teorema Pusat Batas
20. Pengujian Non-parametrik
21. Analisis Regresi Logistik
22. Statistik Deskriptif
23. Grafik
24. Pengambilan Sampel Berstrata
25. Pengambilan Sampel Klaster
26. Statistik Bayes
27. Statistik Inferensial
28. Statistik Parametrik
29. Statistik Non-Parametrik
30. Pengujian A/B (A/B Testing)
31. Pengujian Satu Arah dan Dua Arah
32. Validitas dan Reliabilitas
33. Peramalan (Forecasting)
34. Analisis Faktor
35. Regresi Logistik Ganda
36. Model Linier General (GLM)
37. Korelasi Kanonikal
38. Uji T
39. Uji Z
40. Uji Wilcoxon
41. Uji Mann-Whitney
42. Uji Kruskal-Wallis
43. Uji Friedman
44. Uji Chi-Square Pearson
45. Uji McNemar
46. Uji Kolmogorov-Smirnov
47. Uji Levene
48. Uji Shapiro-Wilk
49. Uji Durbin-Watson
50. Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares Method)
51. Uji F
52. Uji t Berpasangan
53. Uji t Independen
54. Uji Chi-Square Kemerdekaan
55. Analisis Komponen Utama (PCA)
56. Analisis Diskriminan
57. Pengujian Homogenitas Varians
58. Pengujian Normalitas
59. Peta Kendali (Control Chart)
60. Grafik Pareto
61. Sampling Proporsional Terhadap Ukuran (PPS)
62. Pengambilan Sampel Multistage
63. Pengambilan Sampel Sistematis
64. Pengambilan Sampel Stratified Cluster
65. Statistik Spasial
66. Uji K-Sample Anderson-Darling
67. Statistik Bayes Empiris
68. Regresi Nonlinier
69. Regresi Logistik Ordinal
70. Estimasi Kernel
71. Pengujian Kuadrat Terkecil Penilaian Residu (LASSO)
72. Analisis Survival (Survival Analysis)
73. Regresi Cox Proportional Hazards
74. Analisis Multivariat
75. Pengujian Homogenitas
76. Pengujian Heteroskedastisitas
77. Interval Kepercayaan Bootstrap
78. Pengujian Bootstrap
79. Model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)
80. Skala Likert
81. Metode Jackknife
82. Statistik Epidemiologi
83. Statistik Genetik
84. Statistik Olahraga
85. Statistik Sosial
86. Statistik Bisnis
87. Statistik Pendidikan
88. Statistik Medis
89. Statistik Lingkungan
90. Statistik Keuangan
91. Statistik Geospasial
92. Statistik Psikologi
93. Statistik Teknik Industri
94. Statistik Pertanian
95. Statistik Perdagangan dan Ekonomi
96. Statistik Hukum
97. Statistik Politik
98. Statistik Media dan Komunikasi
99. Statistik Teknik Sipil
100. Statistik Sumber Daya Manusia
101. Regresi Logistik Binomialis
102. Uji McNemar-Bowker
103. Uji Kolmogorov-Smirnov Lilliefors
104. Uji Jarque-Bera
105. Uji Mann-Kendall
106. Uji Siegel-Tukey
107. Uji Kruskal-Wallis Tingkat Lanjut
108. Statistik Proses
109. Statistik Keandalan (Reliability)
110. Pengujian Bootstrap Berkasus Ganda
111. Pengujian Bootstrap Berkasus Baku
112. Statistik Kualitas
113. Statistik Komputasi
114. Pengujian Bootstrap Kategorikal
115. Statistik Industri
116. Metode Penghalusan (Smoothing Methods)
117. Uji White
118. Uji Breusch-Pagan
119. Uji Jarque-Bera Asimetri dan Kurtosis
120. Statistik Eksperimental
121. Statistik Multivariat Tidak Parametrik
122. Statistik Stokastik
123. Statistik Peramalan Bisnis
124. Statistik Parametrik Bayes
125. Statistik Suku Bunga
126. Statistik Tenaga Kerja
127. Analisis Jalur (Path Analysis)
128. Statistik Fuzzy
129. Statistik Ekonometrika
130. Statistik Inflasi
131. Statistik Kependudukan
132. Statistik Teknik Pertambangan
133. Statistik Kualitatif
134. Statistik Kuantitatif
135. Analisis Ragam Keterkaitan (Canonical Correlation Analysis)
136. Uji Kuadrat Terkecil Parsial (Partial Least Squares Regression)
137. Uji Haar
138. Uji Jarque-Bera Multivariat
139. Pengujian Bootstrap Berkasus Acak
140. Pengujian Bootstrap Berkasus Tak Baku
3 notes
·
View notes
Text

2016, dermaga penyebrangan pelabuhan Merak-Bakahuni Lampung. Tujuan pulau Kiluan.
When solo traveling, the most essential thing to bring along is a BOOK. It has long been regarded as the best way to prevent Mati Gaya when being away from internet. 100 Strategi Perang (The Art of War) by Sun Tzu is one such book that you could consider. Its a classic on military strategy.
0 notes
Text
Bab 1 - Caesar
"Bu, seperti nya perlu di lakukan operasi sesar besok" Kata ibu dokter yang menangani Istriku saat kontrol USG buah hati kami.
"Hah? Besok dok?" Sahut istri ku yang saat itu masih berbaring di ranjang kontrol USG.
"Iya bu, ini perlu di tangani segera ya.. Gak apa apa, tenang aja" Balas ibu dokter pada istriku sambil memberikan senyum pada istriku, mengisyaratkan agar tetap tenang. Karna tidak menduga bahwa kelahiran buah hati nya hanya menunggu besok hari.
Malam itu setelah kami pulang ke rumah sehabis kontrol USG, hati kami senang bercampur khawatir. Karna tepat seminggu sebelum nya air ketuban dalam kandungan Ayu masih cukup untuk bisa di tangani secara normal. Meskipun Ayu sendiri merasa pasrah dengan posisi anak kami yang belum juga memasuki panggul, serta terlilit tali pusar pada leher nya akibat gerak nya yang sangat aktif, tetapi kami tetap yakin dengan analisa dokter kandungan yang mengatakan kepada kami bahwa dalam kondisi tersebut anak kami tetap bisa di lahirkan secara normal. Namun malam itu terasa mengagetkan kami karna si kecil akan datang ke dunia kami lebih awal 3 hari dari HPL nya, yang sudah di kabar kan oleh dokter kandungan sejak usia kandungan nya mencapai 1 bulan. Hal itu di sebabkan air ketuban dalam kandungan Ayu sudah semakin sedikit, akibat kinerja plasenta nya yang sudah semakin berkurang untuk menghasilkan air ketuban.
"Pak, besok Ayu lahiran kata dokter kandungan"
"Apa..?"
"Ayu lahiran besok..?"
"Kemarin-kemarin itu bukan katanya tanggal tiga?" Sahut bapak mertuaku sesaat aku tiba di rumah, sambil memarkirkan sepeda motor Mio milik Ayu di depan rumah.
"Iya pak, jadi besok Ayu akan di tangani secara sesar"
"Soalnya air ketuban Ayu udah tinggal sedikit banget, jadi harus perlu di tangani secepat nya"
"Kondisi begitu gabisa dengan lahiran normal kata dokter, bahaya" Jawabku sambil memasuki rumah menyusul Ayu yang sudah lebih dulu masuk ke rumah untuk duduk sejenak di depan tv. Saat itu jam yang tergantung di dinding tangga menunjukan hampir pukul sepuluh malam.
"Yang, gimana nih.. Besok aku lahiran, oh my God" Seru Ayu sambil menatapku dengan bahagia bercampur rasa kaget mendengar bahwa besok dia harus di tangani segera.
"Yaudah nanti malam sebelum tidur kita berdoa, supaya besok bisa berjalan dengan lancar ya sayang.. Kamu jangan bergadang kalo gitu, supaya ga ada pendarahan" Kataku dengan maksud menenangkan istriku yang masih tidak menyangka akan secepat itu di tangani sesar, serta akan melihat si kecil datang di tengah-tengah kami, sambil tanganku membelai lembut perut nya yang sudah besar.
Di ruang tamu, hanya ada kami berdua. Bapak di luar seperti biasanya, sesekali masuk hanya untuk buang air kecil atau menyeduhkan kopi atau minuman es bagi pembeli yang tidak lain adalah para tetangga yang biasa berkumpul setiap malam di depan rumah kami. Ayu duduk di kursi plastik warna hijau yang berada di depan pintu kulkas, dengan posisi duduk menghadap langsung ke bagian dalam rumah yang memanjang. Dan aku duduk di samping kiri menghadap dinding rumah yang di tutupi rak-rak dagangan warung bapak. Di kursi rotan yang meski umur nya sudah tua, tapi terasa masih sangat kokoh dan antik. Kursi itu adalah pembelian almarhum ibu mertuaku di tempat kerja nya yang juga bergerak di industri eksport produk-produk dari rotan.
"Dede.. Besok mama sama papa liat kamu.." Layak nya wajah seseorang yang sedang berbicara kepada anak kecil yang lucu dan ceria, Ayu berbisik pada bayi yang masih ada dalam kandungan nya sambil mengelus-elus dengan kedua tangan nya.
"Yang.. Apa kita PCR malam ini aja kesana? Jadi besok pagi udah ada hasil nya, gaperlu harus dateng dari pagi" Usulku sambil memandangi Ayu yang sedang asik mengajak bicara bayi yang besok sore akan di lahirkan nya.
"Iih udah malem gini, ngga ah! Mending besok aja yang".
Seketika itu juga aku menatap jam yang ada di handphone ku, aku menyadari betapa bodoh nya ide ku untuk memaksakan diri test PCR malam itu juga, "Ooh yaudah, pikir aku biar ga repot aja harus pagi-pagi di swab terus nungguin hasil nya sampe sore".
Setelah kami mengobrol sebentar tentang apa yang akan kami hadapi besok, seketika aku teringat pada keluargaku di Tangerang, mamah, Frans dan Monica. Mereka belum aku beri kabar tentang Ayu yang akan melahirkan besok dengan penanganan sesar.
"Halo Tor.." Sapa mamah ku dari ujung saluran telepon.
"Mah.. Lagi apa?"
"Lagi santai nih.. Nonton tv sama Monic.."
"Dede kemana?" Tanyaku seperti biasanyaa memastikan adik ku Frans saat sedang menelpon mamahku.
"Tau tuh, tadi pulang kerja sebentar terus keluar lagi"
"Kenapa?"
"Ooh.."
"Tadi Itor sama Ayu kontrol kandungan"
"Kata dokter dia lahiran nya di majuin ke besok sore mah"
"Dia perlu di tanganin dengan cara sesar" Jelasku kepada mamahku secara terperinci tentang apa yang aku dengar dari dokter kandungan. "Soal nya air ketuban Ayu udah tinggal sedikit, tadi Itor liat emang udah tinggal setitik doang" Sambungku.
"Oo gitu? Besok jam berapa?" Tanya mamah ku dengan nada layak nya seseorang yang kaget dengan kondisi Ayu.
"Kata dokter jam tiga sore mah, tapi pagi-pagi perlu test PCR dulu.. Nanti dari hasil nya baru keliatan Ayu akan di tangani sesar nya dengan prosedur covid atau ngga.." Jawabku dengan nada yang tenang agar mamahku tidak bertambah panik. Memang, dalam keluarga kami bahkan beberapa tetangga dan teman-teman yang pernah berbicara pada kami beranggapan, bahwa melahirkan dengan penanganan sesar adalah sesuatu yang menyeramkan. Tapi menurutku itu sudah menjadi takdir Tuhan yang melebihi keinginan manusia. Di tambah lagi dengan keadaan bayi kami yang memang perlu di tangani secara sesar agar selamat.
"Oo gitu... Yaudah kita berdoa aja supaya Tuhan sertai persalinan Ayu besok"
"Supaya dede bayi nya juga selamat dan sehat"
"Kalian juga berdoa ya sebelum tidur" Ucap mamahku yang terdengar sudah lebih tenang dari pada beberapa menit yang lalu. Dari ujung sambungan telepon kami, aku dapat mendengar Monic yang juga ikut senang mendengar kabar bahwa Ayu akan melahirkan keponakan pertama nya.
"Tapi yang bisa dateng nemenin Ayu di sana cuma suami doang mah"
"Oo iya karena lagi covid sih ya" Ucap mamahku yang mengerti kondisi dan situasi pandemi saat itu.
Lalu dengan nada yang tenang sambil serta merasakan kebahagiaan dalam hatiku, aku pun memohon pada mereka "Iya mah nanti Itor berdoa sama Ayu"
"Mamah juga sama Monic dan Frans doain Ayu dan anak Itor ya, supaya kedua nya selamat dan ga ada kekurangan suatu apapun".
Setelah selesai mengabari keluarga ku di Tangerang, kemudian tidak lupa aku menghubungi pak Joko menggunakan chat WhatsApp. Rekan kerja di kantor ku untuk izin cuti lima hari kedepan, serta meminta nya untuk memback up semua sisa pekerjaanku yang masih belum aku selesaikan sepanjang bulan Agustus. Karena biasa nya, rekapan pembayaran untuk instruktur kelas dan personal trainer hanya dapat di kerjakan pada setiap tanggal di akhir bulan, serta di sore hari. Setelah memastikan semua transaksi pembelian paket pelatihan personal trainer maupun kelas tidak ada lagi di hari itu.
Hari sudah semakin larut, dengan sangat hati-hati dan perlahan sambil tangan kiri nya memegang perut bagian bawah, sebagaimana seorang wanita yang sedang hamil tua, Ayu naik menyusuri anak tangga satu persatu menuju kamar tidur kami yang berada di lantai atas pada sisi kiri dari anak tangga terakhir. Aku pun mulai bergegas naik menyusul nya, untuk mengganti pakaian serta mempersiapkan segala sesuatu yang kami perlukan besok.
"Jadi besok kita naik apa yang ke Pelni?"
"Naik motor yang" Kataku ragu dengan jawabanku.
"Yakin kamu? Emang bisa naik motor? Bawaan kita banyak kan.."
"Iya, itu bisa kok sebenernya di taro depan"
"Supaya besok aku ga repot kalo mendadak mau kemana-mana, kan kalo ga ada kendaraan aku perlu naik ojek misalkan ada sesuatu yang di perluin" Jawabku.
"Jangan lah yang, bilang mas Joko aja biar besok sama dia ke Pelni nya.."
"Yaudah kalo gitu, nanti kamu coba hubungi mas Joko ya" Tutupku dengan menyadari kalo malam itu semua ide ku bodoh. Entah karena sebenarnya aku panik atau memang aku kurang minum air putih, sehingga otak ku untuk berfikir jadi tersumbat.
Sambil duduk di kasur kamar yang tanpa menggunakan ambalan, Ayu mengingatkanku untuk memastikan kembali tetang apa saja yang kita perlukan besok pagi untuk di bawa "Yang.. Coba liatin lagi barang-barang yang mau di bawa besok, aku mau hubungin mas Joko buat anter kita besok pagi"
"Takut nya dia gabisa" lanjut nya. Aku mulai membuka kembali tas ku dan Ayu untuk memperhatikan dengan seksama barang-barang yang kami butuhkan selama menginap di RS nanti, tidak lupa aku memperhatikan kebali tas berisi barang-barang kawan kecil kami yang akan segera tiba di dunia hanya dalam hitungan jam. Untung nya aku dan Ayu sudah mempersiapkan dari seminggu sebelum nya, segala surat-surat beserta fotokopi nya 5 lembar untuk masing-masing dokumen. BPJS, KTP suami-istri, Akta pernikahan, Kartu Keluarga, serta fotokopi KTP kedua orang saksi, yang tidak lain adalah mamahku dan adik perempuanku.
"Semua udah beres yang, tinggal bawa" Kataku pada Ayu yang sedang menatap halaman chat WhatsApp di handphone nya.
"Iya, aku udah hubungin mas Joko dan dia bisa besok pagi jam tuju pagi"
"Kita sarapan apa besok?" Tanyaku.
"Kita beli sarapan di jalan menuju Pelni aja, sekalian beliin mas Joko juga nanti".
Setelah semua barang bawaan kami sudah beres di tas kami masing-masing, kemudian aku mematikan lampu kamar dan mengajak Ayu untuk sejenak berdoa agar besok semua nya berjalan dengan lancar.
Saat itu adalah masa Pandemi Covid-19, wabah flu mematikan menurut badan WHO. Yang sudah hampir 2 tahun tidak kunjung lenyap dari muka bumi, sehingga mengakibatkan banyak orang kehilangan keluarga nya serta pekerjaan nya oleh karena perusahaan-perusahaan yang bangkrut karena terpaksa tutup mengikuti peraturan pemerintah terkait penanganan wabah. Tidak hanya menghancurkan Indonesia, wabah pandemi corona itu juga menjangkiti seluruh dunia, sehingga banyak negara yang mengalami kemerosotan ekonomi serta kemerosotan jumlah penduduk. Kekhawatirkan pun menguasai pikiran ku malam itu, mengingat besok harus menemani Ayu melahirkan buah hati kami. Kekhawatiran itu adalah tentang apa hasil test PCR kami besok. Sebab jika hasil test Ayu positif, maka Ayu akan di tangani sesar dengan prosedur Covid-19. Itu berarti dapat di pastikan bahwa Ayu tidak dapat langsung melihat bayi nya selama 14 hari sesaat dia melahirkan. Juga aku, jika hasil test ku positif, maka bisa di pastikan bahwa aku tidak dapat melihat secara langsung anak ku yang baru lahir itu selama 14 hari kedepan. Bukan hanya tidak dapat melihat anak kami, jika hasil test kami positif, kami tidak dapat bertemu satu sama lain selama 14 hari. Sungguh malam itu kami berdoa berharap segala-galanya kepada Tuhan.
Beberapa menit setelah kami selesai berdoa, tiba-tiba suara bapak mertuaku memanggil dari lantai bawah "Tor.. Besok si Ayu lahiran jam berapa?"
"Jam tiga sore pak kata dokter nya" Jawabku seketika.
"Udah bilang Joko buat anter besok?".
"Udah kok, tadi Ayu udah pastiin ke mas Joko" Tutupku.
2 notes
·
View notes
Text
Garuda di dadaku kata si rakyat kaya maupun miskin
Gubernur di dadaku kata si umat kaya maupun miskin
-vmd
3 notes
·
View notes
Text
Jalur cepat adalah candu yang mematikan syaraf-syaraf manusia, juga penyebab timbul nya rasa muak dan benci pada sebuah proses. Tidak semua hal dalam hidup ini dapat di ukur dengan kecepatan semacam itu. Larva tidak menjadi Kupu-kupu dalam semalam!
-vmd
1 note
·
View note
Text
We never know we go,
When we are going
Fate following behind us and bolts it
And we be greeted no more.
1 note
·
View note
Text
I noticed, now onwards she will search for excuses
She, just entering
season in her mind
of excuses
-vmd
1 note
·
View note
Text
Kezia Alessandra. I loved saying it over and over
It always gave me the impression of a maturity of girl.
I unattached about the meaning, I always wish her the best from God instead..
-vmd
0 notes
Text

26 Oktober 2021, pertama kali melihat dia sakit
Rasanya benar-benar sedih dan khawatir
Badan nya lemas semua, ga nangis, hanya lemas dari kepala sampai kaki.
Minum susu ASI sedikit-mungkin karna lemas untuk menghisap.
Puji Tuhan di tanggal 27 pagi dan hari ini, dia sudah kembali sehat dan ceria
Kaki nya udah nendang-nendang lagi, mata nya udah belo
Tangan nya udah gabisa diam
Dan suara nya udah keluar dan terkesan bawel..
Terimakasih Tuhan..
Jakarta, 28 Oktober 2021
0 notes
Text
“It’s very easy to lose hope, but we cannot do that. I always say that there’s a lot more good in the world than there is bad, and I continue to believe that. And that is what we must focus on.”
— Ellen DeGeneres
54 notes
·
View notes