NOTULENSI KAMMI Online Discussion (KONDS) MIKONEGORO 5 FEBRUARI 2017
Moderator : Rizky Tri Utomo/Kepala Departemen Kajian Strategis/Ekonomi Islam 2016
Notulen : Khoirun Nisa/Staf Kajian Strategis/Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan 2016
Pemateri : Muhammad Saifullah Syafrudin
- AB 3
- Ketua KAMMI Komisariat FE UNDIP 2016
- Ketua Aliansi KAMMI UNDIP
- Juara 1 Ecopreneur (Ekobis FEB UNDIP)
- Staf Senior Studen Dev. HMJM 2017
Tema diskusi : Mengupas lebih dalam mengenai ideologi KAMMI : filosofi dan ideologi
MATERI
A. Pendahuluan
Pertama-tama kita akan membahas tentang latar belakang dari pembentukan KAMMI. Dimulai dari peran pemuda dalam membangun bangsa, diawali dari sekumpulan pemuda yaitu Cokroaminoto nama aslinya KH Umar Syaid, dengan teman-teman satu kosnya yaitu Muh. Hatta, Ir Soekarno di sana mereka berkumpul, merangkai cita2 untuk membangun bangsa, membebaskan bangsa ini dari penjajahan negara lain. Selanjutnya dari perkumpulan kecil itu mereka nantinya akan menjadi tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia.
1. Peran strategis Pemuda dalam membangun bangsa
Perkembangan situasi di tanah air, semakin mempengaruhi keinginan organisasi kepemudaan untuk menyatukan diri, yang ditindak lanjuti dengan diadakannya pertemuan organisasi-organisasi pemuda pada 15 November 1925 yang menghasilkan kesepakatan untuk diadakannya kongres pemuda I , kemudian Pada tanggal 27-28 Oktober 1928 diadakan kongres pemuda II, para pemuda pemudi Indonesia berkumpul dan mendeklarasikan sumpah pemuda sebagai salah satu bentuk eksistensi peran pemuda dalam mempersatukan bangsa.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan bentuk kekalahan Jepang terhadap sekutu, namun berita kekalahan ini disembunyikan Jepang dari Indonesia. Berita kekalahan Jepang diketahui oleh Sutan Syahrir yang merupakan tokoh pemuda Indonesia. Peristiwa bom atom tersebut menyebabkan terjadinya vacuum of power di Indonesia karena banyak pasukan Jepang yang kembali ke negerinya, Situasi kekosongan ini tidak disia-siakan oleh bangsa Indonesia, para pemuda kemudian mendorong para tokoh untuk Menyegerakan proklamasi kemerdekaan Indonesia, tetapi usaha ini ditolak oleh golongan tua dengan argumen bahwa kemerdekaan harus disiapkan dengan sebaik-baiknya melalui proses yang telah disepakati antara Indonesia dengan Jepang. Namun begitulah pemuda yang memiliki semangat dan daya pikir yang selalu baru, mereka tetap mendesak para golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan anggapan bahwa kemerdekaan bukanlah sebuah hadiah dari Jepang atau bangsa mana pun, namun kemerdekaan adalah hasil dar jerih payah perjuangan rakyat maka pemuda meminta agar proklamasi kemerdekaan untuk di segerakan.
2. Beberapa Peristiwa penting yang terjadi pada organisasi pergerakan mahasiswa
Banyak peristiwa terjadi setelah peristiwa Rengasdengklok, yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan hasil dari usulan para pemuda putra putri Indonesia. Menyusul peristiwa lainnya yang melibatkan peran pemuda khususnya mahasiswa yaitu :
1. peristiwa G-30-S/PKI pada tahun 1965.
Menolak ideologi komunis yang bertentangan dengan Pancasila.
2. peristiwa MALARI (Malapetaka 15 Januari 1974) yang merupakan aksi demonstrasi mahasiswa menolak kebijakan pemerintah yang pro terhadap modal asing pada masa presiden Soeharto yang dianggap mahasiswa sebagai bentuk penjajahan baru terutama Jepang pada saat itu yang berniat berinvestasi di Indonesia.
3. Peristiwa NKK BKK (1978)
Setelah peristiwa Malari tersebut, organisasi pergerakan mahasiswa mulai berani melakukan aksi-aksi yang lebih terlihat untuk menentang kebijakan-kebijakan pemerintah Orde Baru. Untuk menghindari aksi-aksi berikutnya dari mahasiswa, maka Pemerintah Orde Baru mengeluarkan kebijakan melalui SK menteri pendidikan dan kebudayaan (P dan K), Daoed Josoef, No. 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Disusul dengan SK No. 0230/U/J/1980 tentang pedoman umum organisasi dan keanggotaan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK). Inti dari dua kebijakan ini adalah untuk mengebiri kegiatan aktivitas politik mahasiswa. Di mana mereka hanya cukup memahami politik dalam artian teori bukan praktik.. Pemerintah Orde Baru melakukan intervensi dalam kehidupan kampus, dengan dalih stabilitas politik dan pembangunan. Kebijakan ini benar-benar menjauhkan mahasiswa dari realitas sosial yang ada.
4. Reformasi 1998
Reformasi yang dipelopori mahasiswa adalah bentuk respons terhadap pemerintahan Orde Baru yang dalamnya terdapat banyak praktik KKN (korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dengan melakukan demonstrasi besar menduduki gedung DPR/MPR dan menyuarakan tuntutannya agar presiden Soeharto diturunkan dari kursi kepresidenannya.
3. Sejarah terbentuknya KAMMI
Dasar Kemunculan
· Adanya indikator yang mematikan potensi bangsa.
· Urgensi Sebuah Tuntutan Reformasi.
· Adanya kepentingan umat Islam untuk segera berbuat.
· Aksi Demonstrasi dan Mimbar Bebas Semakin Menjamur.
· Mahasiswa Islam Merupakan Elemen Sosial.
· Suara Umat Islam mulai terabaikan.
· Depolitisasi Kampus Memandulkan Peran Mahasiswa.
Waktu Kelahiran
KAMMI muncul sebagai respons dari para mahasiswa muslim yang menganggap organisasi seperti PMII, HMI dan yang lainnya tidak mampu membendung kediktatoran Orde Baru, KAMMI adalah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang berbasis mahasiswa Muslim dengan mengambil momentum pada pelaksanaan Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X seindonesia yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang. Acara ini dihadiri oleh 59 LDK yang berafiliasi dari 63 kampus (PTN-PTS) di seluruh Indonesia . Jumlah peserta keseluruhan kurang lebih 200 orang yang notabenenya para aktivis dakwah kampus. KAMMI lahir para ahad tanggal 29 April 1998 PK.13.00 WIB atau bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijjah 1418 H yang dituangkan dalam naskah Deklarasi Malang .
Salah satu alasan para mahasiswa saat itu membentuk KAMMI karena perjuangan mereka tidak ingin berhenti setelah reformasi tercipta, namun mereka bercita-cita agar perkumpulan mahasiswa muslim Indonesia ini terus berlanjut sampai akhir kehidupan, sebagai organisasi yang mengawasi kinerja pemerintah, menciptakan nilai keadilan dan nilai kemakmuran untuk seluruh masyarakat.
KAMMI berperan sebagai wadah dan mitra bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menegakkan keadilan dan kebenaran dalam wadah negara hukum Indonesia melalui tahapan pembangunan nasional yang sehat dan bertanggung jawab.
KAMMI mengambil peran sebagai mitra bagi masyarakat dalam upaya-upaya pembangunan masyarakat sipil, demokratisasi dan pembangunan kesatuan/persaudaraan umat dan bangsa melalui pendampingan/advokasi sosial, kritisi/konstruktif terhadap kebijakan negara yang memarginalisasi masyarakat. Selanjutnya semua itu digambarkan dalam Filosofi dan ideologi KAMMI .
B. Pembahasan
Ideologi KAMMI
Ideologi menurut KBBI kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Secara umum, Pengertian Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis dengan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
Ideologi KAMMI adalah perwujudan dari gagasan, ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang tersusun secara sistematis dan memiliki arah tujuan. Ideologi KAMMI ter gambarkan pada Filosofi dan kredo KAMMI.
Filosofi Gerakan KAMMI
ASAS KAMMI
KAMMI berasaskan Islam. ini mengutamakan persaudaraan (ukhuwah Islamiyah) antar sesama mahasiswa muslim Indonesia dan bersifat Independen.
**independen di sini maksudnya KAMMI tidak terintervensi oleh kepentingan mana pun baik kepentingan ormas Islam tertentu, partai politik, kekuatan militer, maupun pemerintah. KAMMI bersifat independen dengan membawa nilai-nilai pergerakannya dari ideologi KAMMI.
VISI KAMMI
KAMMI merupakan wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.
MISI KAMMI
1. Membina keislaman, keimanan, dan ketakwaan mahasiswa muslim Indonesia.
2. Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.
3. Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabani, madani (civil society).
4. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerja sama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
5. Mengembangkan kerja sama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar makruf nahi munkar).
C. Simpulan dari beberapa pertanyaan dan tanggapan peserta diskusi
1. Visi dan misi gerakan KAMMI yang sangat idealis, bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diterapkan pada mahasiswa yang notabene masih belum mandiri dari segi finansial dan intelektual.
2. Peran para pendiri KAMMI sangat banyak, kongkretnya adalah dengan mendirikan KAMMI sebagai tempat tumbuh, berkembang dan melahirkan para intelektual yang berjiwa Pemimpin, dan memiliki keislaman yang baik. Melalui rangkaian pembinaan yang ada di KAMMI sebagai solusi kebutuhan mahasiswa muslim saat ini, memberikan pedoman dan membimbing kadernya berupa filosofi, kredo gerakan.
3. Kita lahir pada masa di mana tidak ada sistem ke khalifah yang memimpin. Rasulullah pernah bersabda bahwa "setiap zaman memiliki pemimpinnya sendiri", di mana zaman ini terbagi menjadi 4 yaitu : zaman kenabian, zaman khalifah, zaman diktator, dan zaman khalifah lagi. Setiap zaman akan muncul orang yang akan memperbaharui keadaan umat Islam, lalu apakah kita termasuk bagian dari golongan yang akan memperbaharui keadaan umat Islam pada zaman ini?. Kita sebagai seorang muslim harus tahu tantangan zaman yang tengah dihadapi umat, dan solusi Islam apa yang akan kita tawarkan untuk menyelesaikannya. Sebagai contoh Salahudin Al-ayyubi beliau adalah sang pembebas Al Quds, di mana kesuksesannya diraih karena beliau mengetahui betul apa potensi umat, tantangan dan solusinya. Tantangan umat saat itu adalah Baitul Maqdiz yang dikuasai romawi, dan solusinya adalah membebaskan Baitul Maqdiz dari Romawi agar ekspansi dakwah tetap berjalan dengan baik. Kepiawaian Solahudin dalam menaklukkan negeri-negeri non muslim terbentuk dari pendidikan sejak usia dini bahkan sejak ia belum lahir kedua orang tuanya telah merencanakan bahwa anaknya akan di jadikan sebagai penakluk/pembebas Baitul Maqdiz. Selanjutnya pada masa di mana Islam berkembang luas sampai wilayah taklukannya dari magribi (paling barat) sampai Asia timur. Solusi yang ditawarkan adalah kemunculan para ulama Ushul Fiqih yang menjawab persoalan-persoalan umat saat itu hingga sekarang, ulama-ulama Fiqih saat itu salah satunya adalah imam Syafii, imam Hambali, imam Hanafi dll. Dan juga muncul imam Hadits untuk mengklasifikasikan hadis2 sahih, Dhoif dan palsu; dan menghimpun hadis2 tersebut agar dapat digunakan umat sebagai pedoman hidup setelah Alquran.
4. Yang membedakan KAMMI dengan organisasi pergerakan lainnya adalah pada filosofi organisasi.
5. Kerja kongkret KAMMI adalah dengan mengadakan kegiatan DM (Dauroh Marhalah), Madrasah KAMMI (MK), Sekolah Politik (Sekpol) dan kegiatan pembinaan kader lainnya untuk menjadi sekolah persiapan kader yang dipersiapkan untuk menjadi para pemimpin bangsa.
6. Pada bidang kaderisasi KAMMI terbagi menjadi 3 bagian : pertama, divisi khusus pelatihan (DM); kedua, Divisi yang mengatur MK khos dan MK klasikal; yang ketiga adalah divisi murni untuk mengawal kaderisasi setiap kader.
Musyawarah Komisariat KAMMI Fakultas Ekonomi 2016 Universitas Diponegoro. Setelah masa bakti kepengurusan selama 11 bulan, pada Sabtu, 3 Desember 2016 bertempat di Pesantren Saubari Bening Hati, KAMMI komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (Mikonegoro) melaksanakan Musyawarah Kommisariat dengan agenda Laporan Pertanggung Jawaban kepengurusan 2016 serta pemilihan Ketua Kommisariat periode 2017. Forum mengajukan 7 orang calon Ketua Kommisariat. Setelah diadakan penyeleksian syarat calon ketua dan musyawarah forum, terpilih Abdurrahman Hizbullah sebagai Ketua Komisariat Mikonegoro periode 2017 menggantikan Saifullah Syafruddin. Visi Ketua Kommisariat terpilih ialah "Menjadikan Kader Mikonegoro sebagai Kader Berkualitas, Intelektual dan Agamis untuk menjadi Indonesia Maju" Struktur kepengurusan selanjutnya akan dibahas dalam rapat tertutup oleh alumni dan Kakom 2017. #Kammi #Ekonomi #Undip #Mikonegoro #Muskom
Semarang, 5 September 2016- KAMMI Semarang dalam "Aksi Tolak Mobil Dinas! KAMMI Jateng Siap Ganti Becak!" . . . Pengurus Wilayah KAMMI Jawa Tengah menolak pengadaan mobil dinas untuk Gubernur dan anggota dewan Provinsi Jawa Tengah yang menghabiskan anggaran 27,6 M. Hal ini menjadi ironi di tengah kondisi angka kemiskinan Jateng yang masih di atas presentase angka kemiskinan nasional, sebesar 10,96%, sedangkan angka kemiskinan Jateng masih mencapai 13,04% di tahun 2016. . . . Via KAMMI Daerah Semarang @kammi_semarang . . #action #kammi #mahasiswa #Mikonegoro . . . Contact us Instagram : @mikonegoro Twitter : @mikonegoro Email : [email protected] Tumblr : miko-negeri.tumblr.com
71 tahun sudah berlalu
Saat sorak ramai merdeka mengudara di tiap sisi langit bumi pertiwi
Telah kita rampas dengan gagah kemenangan berjalan di kaki sendiri
Telah kita rayakan bahwa aku dan kamu adalah pemilik sah negeri ini
Layar telah dikembang dan pekarangan telah penuh bunga
Perlahan demi waktu yang terus berjalan menuju abadi
Kita bawa cerita dan kenangan
Antara cinta Allah dan darah tertumpah yang harus dihormati dengan sepenuh jiwa
Kita bawa pula di pikulan pundak sebuah nama dan tugas baru
Bukan lagi menantang menang dengan pedang
Tapi menyambutnya dengan bara dan semangat gerak
Jika esok masih ada luka, masih ada ibu yang menangisi bayinya yang mati kelaparan
Maka lihatlah pada dua telapak tanganmu
Di sanalah semestinya republik ini kembali bersarang
Disanalah semestinya tanah surga ini diperjuangkan
Sebab telah kau dan kita ketahui dengan pasti bahwa
Negeri ini adalah milik kita yang sebenar-benarnya
Meski sudah ada merdeka dan sorak sorai bergema setiap waktu
Perjuangan adalah abadi yang tak akan habis selama waktu terus berbisik lirih di telingamu
Merdeka!
71 tahun akan kekal menjadi kesejatian
Untuk negeriku, negerimu, negeri kita.
Penulis : Aisyah Gina @aisyahgis
Suara : Ikhwanul Muslimin @ikhwanulmuslim_
Contact Us
Twitter : @mikonegoro
Instagram : @mikonegoro
Email : [email protected]
Tumblr : miko-negoro.tumblr.com
Anak bagaikan bibit bagi perkembangan suatu peradaban. Kelak di tangan mereka, sebuah pembangunan akan ditentukan maju atau mundurnya. Lalu bagaimana dengan kondisi anak Indonesia?
Setidaknya dalam kurun waktu 3 tahun, terdapat lebih dari 21 juta kasus kekerasan dan pelanggaran hak terhadap anak.
Sangat disayangkan sebab apa yang terjadi dalam masa kanak-kanak tentu akan mempengaruhi kehidupan mereka kelak hingga dewasa.
Maka, mari bersama-sama menjaga kondisi lingkungan yang baik bagi tumbuh kembang anak di sekitar. Tingkatkan kepedulian, jadilah pengayom dan teladan bagi
bibit-bibit pembangun peradaban. Indahkan dan lindungi dunia lugu mereka dengan menyikapi dan mendidik dengan kasih sayang
Selamat Hari Anak Nasional
Mari dengan penuh cinta wujudkan Indonesia Ramah Anak.
Contact Us
Twitter : @mikonegoro
Instagram : @mikonegoro
Email : [email protected]
Tumblr : [email protected]
Ramadhan...
Tak terasa dirimu telah melangkah pergi
Meninggalkan setiap kenangan setiap detiknya
Entah ragu atau rindu
Kusadari, banyak hal yg belum layak kupersembahkan untukmu
Maka begitupun dengan persahabatan kita
Betapa sering terlontar kata maki
Betapa sering kita berkelahi
Dan betapa sering berselisih dalam organisasi
Pun begitu saja berlalu tanpa ada uluran tangan yg menyambut terlebih dulu
Maka, dalam kesempatan ini kawan
Dengan segenap tulus rendah hatiku
Mohon maaf kuucapkan
Mohon ikhlas kumintakan
Tuk bersama bersihkan diri, cari ridho illahi
Lautan
Senja menggantung dipelupuk barat
Mega merah merayap memeluk langit
Semilir angin menampar sosok yang berdiri tegap
Nanar, pandangannya memecah ombak
Mulutnya terkatup,pelan
Bias wajahnya penuh tanda
Jaket merah tergeletak diatas pasir putih
Ombak menari mengejek
Mencari kunci disetiap hempasannya
Dan kawan, tahukah kau?
Kita sudah berlari hingga bibir pantai
Tujuan kita masih jauh melambai di seberang pulau
Apa yang kau lakukan?
Bias wajah dalam kekakuan
Dan biarkan langit menuntunmu menaklukkan ganas lautan.
.
.
Kornia T ( Bendum KAMMI Komisariat Ekonomi Undip 2016)
Di negeri sebrang sana ratusan orang mati
Di negeri sebrang sana rumah, gedung hancur tak berbentuk
Di negeri sebrang sana ratusan orang berlumuran darah
Benar di negeri sebrang sana ratusan orang menunggu ajalnya
Aleppo
Aku melihat ratusan orang mati karna rudal pemimpinmu
Aku dengar tangismu disini, hilang keluarga dan saudara
Hilang semua tak tersisa...
Aku hanya bisa berdoa
Yaa Allah yaa robb
Yaa Allah yaa hayyu yaa qoyum
Yaa dzalzalaali walikroom
Berikan pertolongamu Yaa Allah
Untuk saudaraku di Aleppo
Muliakan mereka
Berikan ketabahan pada mereka
Dan berilah kedamaian kepada negeri Aleppo
Aamiin
.
.
Abdurahman. H (Staff Kajian Strategis KAMMI Komisariat Ekonomi Undip 2016)
Barangsiapa yang memelihara ketaatan kepada Allah di masa muda dan masa kuatnya, maka Allah akan memelihara kekuatannya di saat tua dan saat kekuatannya melemah. Ia akan tetap diberi kekuatan pendengaran, penglihatan, kemampuan berfikir dan kekuatan akal
Barangsiapa memperbagus hal-hal tersembunyinya, niscaya Allah
jelitakan apa yang tampak dari dirinya.
Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya
Allah baikkan hubungannya dengan sesama.
Barangsiapa disibukkan oleh urusan agamanya, maka Allah yang
kan mencukupinya dalam perkara dunia.
-‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz-
Seandainya kita adalah seekor cicak, mungkin sudah sejak dulu
kita berteriak, “Ya Allah, Kau salah rancang dan keliru cetak!”
Sebab cicak adalah binatang dengan kemampuan terbatas. Dia
hanya bisa merayap meniti dinding. Langkahnya cermat.
Jalannya hati-hati. Sedang semua yang ditakdirkan sebagai
makanannya, memiliki sayap dan mampu terbang ke mana-
mana. Andai dia berfikir sebagai manusia, betapa nelangsanya.
“Ya Allah”, mungkin begitu dia mengadu, “Bagaimana hamba
dapat hidup jika begini caranya? Lamban saya bergerak dengan
tetap harus memijak, sedang nyamuk yang lezat itu melayang di
atas, cepat melintas, dan ke manapun bebas.” Betapa sedih dan
sesak menjadi seekor cicak.
Tapi mari ingat sejenak bahwa ketika kecil dulu, orang tua dan
guru-guru mengajak kita mendendang lagu tentang hakikat
rizqi. Lagu itu berjudul, ‘Cicak-cicak di Dinding’.
Bahwa tugas cicak memang hanya berikhtiar sejauh kemampuan.
Karena soal rizqi, Allah lah yang memberi jaminan. Maka
kewajiban cicak hanya diam-diam merayap. Bukan cicak yang
harus datang menerjang. Bukan cicak yang harus mencari
dengan garang. Bukan cicak yang harus mengejar dengan
terbang.
“Datang seekor nyamuk.”
Allah Yang Maha Mencipta, tiada cacat dalam penciptaanNya.
Allah Yang Maha Kaya, atasNya tanggungan hidup untuk semua
yang telah dijadikanNya. Allah Yang Maha Memberi Rizqi,
sungguh lenyapnya seisi langit dan bumi tak mengurangi
kekayaanNya sama sekali. Allah Yang Maha Adil, takkan mungkin
Dia bebani hambaNya melampaui kesanggupannya. Allah Yang
Maha Pemurah, maka Dia jadikan jalan karunia bagi makhluqNya
amatlah mudah.
“Datang seekor nyamuk.”
Allah yang mendatangkan rizqi itu. Betapa dibanding ikhtiyar
cicak yang diam-diam merayap, perjalanan nyamuk untuk
mendatangi sang cicak sungguh lebih jauh, lebih berliku, dan
lebih dahsyat. Jarak dan waktu memisahkan keduanya, dan Allah
dekatkan sedekat-dekatnya. Bebas si nyamuk terbang ke mana
jua, tapi Allah bimbing ia supaya menuju pada sang cicak yang
melangkah bersahaja. Ia tertakdir dengan bahagia, menjadi rizqi
bagi sesama makhluqNya, sesudah juga menikmati rizqi selama
waktu yang ditentukanNya.
“Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas
tanggungan Allah lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui di mana
tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis
dalam kitab Lauhul Mahfuzh yang nyata.” (QS Huud [11]: 6)
“Daabbah”, demikian menurut sebagian Mufassir, “Adalah kata
untuk mewakili binatang-binatang yang hina bersebab rendahnya
sifat mereka, terbelakang cara bergeraknya, kotor keadaannya,
liar hidupnya, dan bahkan bahaya dapat ditimbulkannya.” Allah
menyebut daabbah di ayat ini, seakan-akan untuk menegaskan;
jika binatang-binatang rendahan, terbelakang, kotor, liar, dan
berbahaya saja Dia jamin rizqinya, apatah lagi manusia.
***
“Sesungguhnya rizqi memburu hamba”, demikian sabda
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana dicatat oleh
Imam Ath Thabrani, “Lebih banyak dari kejaran ajal
terhadapnya.”
Ini kisah sebutir garam. Titah Ar Rahman kepadanya adalah
untuk mengasinkan lidah dan mengisi darah seorang hamba hina
bernama Salim, yang tinggal di Yogyakarta. Betapa jauh
baginya, sebab ia masih terjebak di dalam ombak, di Laut Jawa
yang bergolak.
Setelah terombang-ambing bersama penantian yang panjang,
angin musim bergerak ke timur, menggesernya pelan-pelan
menuju pesisir Madura. Dan petani-petani garam di Bangkalan,
membelokkan arus air ke tambak-tambak mereka. Betapa
bersyukur sebutir garam itu saat ia mengalir bersama air
memasuki lahan penguapan. Penunaian tugasnya kian dekat.
Tiap kali terik mentari menyinari, giat para petambak itu
menggaru ke sana kemari, agar bebutir yang jutaan jumlahnya
kian kering dan mengkristal. Sebutir garam yang kita tokohkan
dalam cerita ini, harap-harap cemas semoga ia beruntung
dimasukkan ke dalam karung goni. Sebab sungguh, ada bebutir
yang memang tugasnya berakhir di sini. Tertepikan bersama
becekan lumpur di sudut-sudut ladang garam.
Dan dia terpilih, terbawa oleh para pengangkut ke pabrik
pemurnian di Pamekasan. Sebakda melalui serangkaian
pembasuhan dan pengisian zat-zat yang konon mendukung
kesehatan, dia dikemas rapi, digudangkan untuk menunggu
pengepakan dan pengiriman. Betapa masih panjang jalannya,
betapa masih lama berjumpa dengan sosok yang ia dijatahkan
sebagai rizqi baginya.
Ringkasnya, setelah berbulan, ia malang melintang menuju
Jakarta, lalu Semarang, sebelum akhirnya tiba di Yogyakarta.
Dari pasar induknya, terlempar ia ke pasar kota, baru diambil
pedagang pasar kecamatan akhirnya. Lalu terkulaklah ia oleh
pemilik warung kecil, yang rumahnya sebelah-menyebelah
dengan makhluq yang ditujunya. Kian dekat, makin rapat.
Ketika seorang wanita, istri dari lelaki yang akan ia tuju dalam
amanah yang diembannya, membeli dan menentengnya pulang,
betapa haru rasanya. Masuklah ia ke dalam masakan lezatnya,
berenang dan melarutkan dirinya. Lalu terdengar suara,
“Sayang, silakan sarapan. Masakannya sudah siap.” Dan lelaki
itu, bergerak pelan dari kamarnya, menjemputnya dengan
sebuah suapan yang didahului doa.
Segala puji bagi Allah, yang memberi titah untuk mengasinkan
lidah dan mengisi darah. Segala puji bagi Allah, yang mengatur
perjumpaannya dengan makhluq ini sesudah perjalanan yang tak
henti-henti. Segala puji bagi Allah, yang menyambutkan doa
bagi tunainya tugas yang diembannya.
***
Betapa jarang kita mentafakkuri rizqi. Seakan semua yang kita
terima setiap hari adalah hak diri yang tak boleh dikurangi.
Seakan semua yang kita nikmati setiap hari adalah jatah rutin
yang murni dan tak boleh berhenti. Seakan semua yang kita
asup setiap hari adalah memang begitulah adanya lagi tak boleh
diganggu gugat.
Padahal, hatta sebutir garampun adalah rizqi Allah yang
menuntut disyukuri.
Hatta sebutir garam, menempuh perjalanan yang tak mudah
lagi berbulan, untuk menemui pengasupnya yang hanya
berpindah dari kamar tidur ke ruang makan. Betapa kecil upaya
kita, dibandingkan cara Allah mengirimkan rizqiNya. Kita baru
merenungkan sebutir garam, bagaimanakah bebijian, sayur,
ikan, dan buahnya? Bagaimanakah katun, wol, dan sutranya?
Bagaimanakah batu, kayu, pasir, dan gentingnya?
Bagaimanakah besi, kaca, dan karet rodanya?
Maka seorang ‘Alim di Damaskus suatu hari berkata tentang
sarapannya yang amat bersahaja, “Gandum dari Najd, garam
dari Marw, minyak dari Gaza, dan air Sungai Yordan. Betapa
hamba adalah makhluqMu yang paling kaya wahai Rabbana!”
Dia mengingatkan kita pada sabda Rasulullah. “Bukanlah
kekayaan itu dari banyaknya bebarang harta”, demikian yang
direkam Imam Al Bukhari dan Imam Muslim, “Kekayaan
sesungguhnya adalah kayanya jiwa.”
Akhirnya, mari kita dengarkan sang Hujjatul Islam. “Boleh jadi
kau tak tahu di mana rizqimu”, demikian Imam Al Ghazali
berpesan, “Tetapi rizqimu tahu di manakah engkau. Jika ia ada
di langit, Allah akan memerintahkannya turun untuk
mencurahimu. Jika ia ada di bumi, Allah akan menyuruhnya
muncul untuk menjumpaimu. Dan jika ia berada di lautan, Allah
akan menitahkannya timbul untuk menemuimu.”
Di lapis-lapis keberkahan, ada keyakinan utuh yang harus
ditanamkan, bahwa Allah Yang Mencipta, menjamin rizqi bagi
ciptaanNya.
***
Ada dua cara Allah mengaruniakan rizqi dalam dua keadaan
yang dialami oleh Maryam binti ‘Imran, salah satu wanita
termulia sepanjang zaman.
Kita mengenang, betapa agung nadzar istri ‘Imran untuk
menjadikan buah hati yang dikandungnya sebagai pengkhidmah
di Baitul Maqdis. Yang dia bayangkan adalah seorang anak lelaki
yang akan menjadi imam ibadah di Al Quds, pengurai Taurat
yang fasih, dan pembimbing ummat yang penuh teladan. Tetapi
Allah yang Maha Berkehendak mengaruniakan anak perempuan.
“Maka Rabbnya menerima nadzar keluarga ‘Imran dengan
penerimaan yang baik. Allah tumbuhkan dan didik Maryam
dengan pengasuhan yang bagus, dan Allah jadikan Zakaria
sebagai penanggungjawab pemeliharaannya. Setiap kali Zakaria
masuk menemuinya di dalam mihrab, dia dapati ada rizqi di
sisinya. Berkatalah dia, “Hai Maryam, dari manakah
kaudapatkan ini?” Maryam menjawab, “Ia dari sisi Allah.”
Sesungguhnya Allah mengaruniakan rizqi pada siapapun yang
dikehendakiNya tanpa hisab.” (QS Ali ‘Imran [3]: 37)
Betapa jua, Allah Yang Maha Tahu tetap menerima nadzar itu.
Maka sang Bunda membawa bayi Maryam ke Baitul Maqdis di
mana para pemuka Bani Israil, Ahbar, dan para Rahib
berkumpul, berharap untuk mendapatkan hak asuh atas Maryam
yang yatim. Ketika mereka melemparkan pena-pena dalam
undian, Allah mengamanahkan Maryam pada Zakaria.
Maryam tumbuh di lingkungan yang baik, dengan ta’dib yang
baik, dibimbing insan terbaik. Jadilah dia seorang ahli ‘ibadah di
Mihrab Baitul Maqdis, menjaga kesuciannya, mengkhidmahkan
diri untuk rumah Allah. Dengan keyakinan utuh akan kuasa dan
kemurahan Rabbnya, bahkan seorang Nabi tertakjub-takjub
melihat limpahan anugerah Allah bagi gadis suci ini.
Tapi setiap insan diuji Allah dengan karunia terkait apa yang
paling dijunjung tinggi oleh jiwanya. Pun juga Maryam yang
begitu taat beribadah, yang lahir batin menjaga kebersihan
dirinya, yang kudus dalam hati, fikiran, serta perbuatannya.
Allah memilihnya untuk mengandung bayi ajaib, yang tercipta
tanpa Ayah, yang menghuni rahimnya tanpa dia terlebih dulu
disentuh seorang pria.
Karunia mengandung ujian, dan ujian mengandung karunia.
Demikianlah hakikatnya.
Inilah dia di hari itu, berada di tempat yang jauh ke timur,
sekira 8 mil dari Mihrabnya di Baitul Maqdis. “Dapatlah kita
merasakan”, demikian ditulis Buya Hamka dalam Tafsir Al
Azhar, “Bahwa hidup Maryam ketika itu memang tersisih jauh
dari kaum keluarga. Kegelisahan diri karena terpaan sakit dan
kejang yang bertubi datang sebagaimana lazimnya wanita yang
akan melahirkan menyebabkan dia mencari tempat yang sunyi
dan teduh.”
“Maka rasa sakit menjelang persalinan memaksanya bersandar
pada pangkal pohon kurma. Dia berkata, “Aduhai celaka,
alangkah baik seandainya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi
barang yang tak berarti, lagi dilupakan.” (QS Maryam [20]: 23)
Di bawah naungan pohon itu, perasaannya mengawang,
fikirannya melayang. Bahwa anak itu akan lahir, tapi tiada ayah
baginya. “Adapun Maryam sendiri percaya bahwa ini adalah
kehendak Allah”, lanjut Buya Hamka, “Tetapi apakah kaumnya
akan percaya? Siapa pula yang akan percaya? Sepanjang zaman,
belum pernah ada perawan yang hamil serta beranak tanpa ada
lelaki yang menjadi bapak.”
Maka terlontarlah kalimat yang menyiratkan sesalan atas
ketetapan Allah itu, bersebab rasa berat yang menekan-nekan
hati dan menyesakkan dadanya. “Aduhai celaka, alangkah baik
seandainya aku mati sebelum ini”, seru Maryam. Yakni sebelum
dirinya hamil dengan cara ganjil yang sukar dijelaskan pada
kaum Bani Israil yang sebagiannya suka usil.
“Dan aku menjadi barang yang tak berarti lagi dilupakan”,
lanjut keluhan Maryam. Sungguh Maryam berharap tidak ada
insan yang tahu, tidak ada siapapun yang mengenal, dan tidak
sampai menjadi buah mulut orang-orang. “Memang”, jelas Buya
Hamka, “Jikalau pencobaan telah memuncak sedemikian rupa,
datang saat manusia merasa lebih baik mati saja.”
Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
“Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah
engkau bersedih hati. Sesungguhnya Rabbmu telah menjadikan
anak sungai di bawahmu. Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma
itu ke arahmu. Niscaya ia akan menggugurkan buah kurma yang
masak kepadamu.” (QS Maryam [20]: 24-25)
Yang pernah bertamu pada Allah dan menjenguk Rasulullah,
pastinya telah melihat pohon kurma. Kokoh, gagah, tinggi, dan
berruas-ruas sisa tandan di bagian bawahnya. Di Madinah Al
Munawwarah, kami pernah mencoba menggoyangkannya, dan
batang itu tak bergeming sedikitpun juga. Maka bayangkanlah
perempuan yang lemah berdarah-darah setelah melahirkan,
serta berada dalam perasaan tak karuan, yang terharuskan
mengguncangnya agar buah ranumnya jatuh ke bumi.
Inilah ikhtiyar. Bagi Maryam, ia berat dan sukar.
Tapi iman memanglah yang utama, mentaati Allah harus jadi
yang mula-mula. Maka dengan kemurahan dan kasihNya, saat
Maryam menghabiskan seluruh sisa tenaganya untuk
menggerakkan pangkal pokok yang besar itu, satu demi satu,
ruthab pun lepas dari tangkainya.
Sebagian ‘ulama menyatakan, tak sebagaimana ketika dia
berada di Mihrab dengan iman yang berseri-seri dan ibadah
yang terjaga sekali, ucapan Maryam yang menyesali diri
menunjukkan ketaksempurnaan penerimaannya akan ketetapan
Allah. Hal itulah yang membuatnya tak mendapat rizqi yang
langsung tersaji dari langit, namun harus mengupayakannya
dengan meengguncang pokok kurma agar kurma basah di atas
sana jatuh ke arahnya.
Allah menjamin rizqi Maryam dalam dua keadaan dengan dua
cara penganugrahan. Lalu kita tahu, di lapis-lapis keberkahan,
keyakinan yang tak lagi utuh, menambahkan peluh pada jalan ikhtiyar yang harus kita tempuh.
Salim A Fillah
*http://salimafillah.com/cicak-di-dinding-dan-keyakinan-
utuh/
Ramadhan tiba! Semua lini kehidupan, mulai dari tingkat nasional sampai pelosok desa mulai mewarnai dirinya dengan nuansa Islami. Bagus. Tapi itu janggal, aneh. Ramadhan kan bulan penuh rahmat, penuh berkah, penuh segala yang baik-baik. Anehnya di mana?
Sebagaimana yang kita ketahui, di bulan Ramadhan hampir setiap ustadz, kyai, khatib, para gus, mengumbar obral ayat keutamaan Ramadhan dan pentingnya mengendalikan hawa nafsu. Mereka masuk ke mana-mana. Dari majlis ibu-ibu dan embah-embah sampai taklim perkantoran yang diadakan dadakan karena desakan atasan, sekedar mengikuti trend, atau bahkan hanya untuk menghabiskan anggaran.
Namun sepertinya pesan hawa nafsu itu hanya numpang lewat. Di mana para orang-orang yang berpuasa memborong makanan lebih banyak dari biasanya. Budget pengeluaran untuk makanan membengkak. Makanan dengan segala variasi yang tidak biasanya ada tersedia, dari yang makanan kampung sampai makanan “kota”. Ongol-ongol sampai pizza. Semua dipajang dan dipasarkan.
Ngelihat jenisnya, tak perlu puasa saja sepertinya pasti habis, apalagi puasa dulu. Kondisi lapar, itu semua terasa lebih menggoda, nafsu mana yang tahaan?
Ramadhan biasanya hanya menjadi basa-basi religius, masjid-masjid jadi ramai, orang-orang yang tadinya tidak pakai jilbab mendadak pakai, kultum-kultum digelar, rasanya selalu ada ceramah 24 jam nonstop, sinetron berganti rupa. Yang tadinya tentang pacaran mendadak jadi ta’aruf, judulnya jadi sok ngislami semua, bawa-bawa pesantren segala lagi padahal kata sandingan setelahnya geuleh banget. Itu semua atas nama rating. Acara gosip aja mendadak ngislami. Sedangkan sepertinya perilaku di luar itu tidak berubah.
Ramadhan hanyalah menjadi panggung tontonan berdurasi sebulan, semua terpaksa menjadi orang lain demi tuntutan peran panggung. Setelah panggung bubar, semua dilepas, make up dihapus, selesai sudah. Kembali menjalani kehidupan seperti biasa. Yang melacur ya melacur, yang korupsi ya korupsi, yang pamer paha dada ya pamer lagi. Lagi dan lagi.
Jadi, Ramadhanmu mau seperti itu saja atau jadi yang berbeda?
Meluruskan Salah Kaprah Peringatan Hari Ibu. Peringatan Hari Ibu terpolusi oleh Mothers Day yang diperingati di banyak negara, terutama Amerika Serikat. Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, surprise party bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.Perjuangan perempuanMemang tidak ada yang salah dengan aneka ungkapan seperti itu.
Tidak ada salahnya pula mengucapkan terima kasih atas jasa dan jerih payah ibu. Tetapi, jika merunut sejarah terjadinya Hari Ibu di Indonesia, sebenarnya bukan itu misi sejatinya. Misi sejati peringatan Hari Ibu adalah mengenang perjuangan kaum perempuan menuju kemerdekaan dan pembangunan bangsa.Tahun 1959, Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959. Tanggal 22 Desember dipilih untuk mengenang diselenggarakannya Kongres Perempuan pertama, 31 tahun sebelumnya, yakni tahun 1928 di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto, Yogyakarta.Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia.
Pada tanggal keramat tersebut para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan.Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya.
Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.Dari paparan tersebut tercermin, misi diperingatinya Hari Ibu lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Yang lebih hebat, pemikiran dan aneka upaya penting itu terjadi jauh sebelum kemerdekaan negeri ini diraih dan jauh sebelum konsep-konsep adil jender dan feminisme berkembang di negeri ini.Kata “ibu"Yang barangkali telah merancukan pemaknaan Hari Ibu adalah digunakannya kata "ibu”, dan bukan “perempuan”.
Masalahnya, jika ditilik dari apa yang dilakukan para pejuang saat itu, titik sentral yang digarap adalah kaum perempuan secara umum, bukan sebatas kaum ibu.Jadi, menilik sejarahnya, mestinya bukan the state of being mother-nya yang diapresiasi, tetapi keperempuanan dan semangat juang mereka yang hebat.Penggunaan kata ibu ini pulalah yang tampaknya telah membuat pemaknaan Hari Ibu terseret ke arah pemaknaan Mothers Day, yang lebih ditujukan untuk memberi puja-puji terhadap ke-ibu-an (motherhood) dan perannya sebagai “yang telah melahirkan dan menyusui”, sebagai pengasuh anak, sumber kasih sayang, pemandu urusan domestik, dan pendamping suami.
Hal-hal inilah yang menjadi titik sentral peringatan Mothers Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno.Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mothers Day jatuh pada bulan Maret. Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mothers Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara.
Akan tetapi, seperti terjadi di Indonesia, makna itu mengalami pendangkalan akibat komersialisasi dan bisnis media lebih ke arah hari makan-makan atau pemberian kado bagi para ibu.Dari paparan tersebut, tampak peringatan Hari Ibu 22 Desember di Indonesia amat tidak konsisten karena secara makna lebih cenderung mengarah ke worshiping motherhood, seperti di Eropa dan Timur Tengah, dan praktiknya cenderung mengopi apa yang dilakukan masyarakat Amerika Serikat, tetapi dari segi waktu maunya memakai tanggal di mana pejuang perempuan bangsa bersatu.Jika kita ingin dianggap jelas dalam berpikir, seharusnya mengembalikan hari penting itu kepada makna sejatinya, yakni mengenang perjuangan dan keterlibatan perempuan dalam usaha perbaikan nasib bangsa yang belum lepas dari berbagai kemalangan, tanpa harus menghilangkan rasa terima kasih dan puja-puji terhadap jasa dan perjuangan kaum ibu.Selamat Hari Ibu. Selamat berjuang, kaum perempuan!
Artikel dari Kementerian Sosial RI
http://www.kemsos.go.id/
URL:
http://www.kemsos.go.id//modules.php?name=News&file=article&sid=943
Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaklah mengubah dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, hendaklah mengubah dengan lisannya. Jika ia tidak mampu hendaklah ia mengubah dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.
Pemimpin bukanlah sekedar seorang pemangku jabatan. Melainkan seorang yang menimbulkan GERAKAN dengan kekuatan pengaruhnya. Maka di zaman sulit, namanya bisa menjelma menjadi Motivator, Coach, Da'i, Guru, Jenderal, atau Panglima.
Islam adalah sistem menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Q.S. Al-Maidah : 3
Moved From : http://mikonegoro.tumblr.com/
0 notes
Statistics
We looked inside some of the posts by
miko-negoro-blog
and here's what we found interesting.
Average Info
Notes Per Post
15
Likes Per Post
11
Reblog Per Post
3
Reply Per Post
1
Time Between Posts
14 days
Number of Posts By Type
Text
4
Photo
6
Video
1
Quote
6
Explore Tagged Posts
Fun Fact
Tumblr has a low social media market share in South America.