mputraff
mputraff
64 posts
Menemani melewati diksi.
Don't wanna be here? Send us removal request.
mputraff · 10 months ago
Text
48
Saking asiknya mengejar dunia sampai lupa bahwa Ibnu Al-Qayyim pernah berkata bahwa dunia tak ubahnya bayang-bayang, yang bila dikejar tak dapat ditangkap, namun jika kita berpaling darinya maka ia tak punya pilihan selain mengikuti kita.
Rancaekek, 20:16
29 notes · View notes
mputraff · 11 months ago
Text
47
Duhai engkau yang selalu bertamu dalam benak--ku. Kau hadir ketika langit telah mencapai ujung waktu. Kau hadir saat selimut menyentuh tepian kalbu. Dan kau hadir ketika kita tak lagi bertemu, termakan oleh masa lalu. Namun, kau selalu disitu. Menghirupkan rindu yang kian menderu. Apakah hanya aku yang selalu menyambutmu tanpa ragu Menerimamu, meskipun itu hanyalah ilusi yang kelabu. Apakah hanya aku yang selalu menunggumu? Meski terjarak oleh luasnya semeru, namamu menghiasi pikiranku tanpa pernah layu.
Bila ini adalah tanda diantara hati yang kian membiru. Aku harap, Yang menguasai waktu selalu menjagamu. Meski hanya menyisakan kabut yang kian berlalu. Aku akan melangkah lebih maju, beserta dengan doa-doa-ku
Dariku yang kian membiru berharap : “Kehadiranku ada di dalam benakmu.” Rancaekek, jarum-jam berotasi diantara satu dan dua.
32 notes · View notes
mputraff · 11 months ago
Text
46
Salah satu hal yang terbaik dalam hidup adalah shalat tepat waktu
52 notes · View notes
mputraff · 1 year ago
Text
45
Kata Djo : "Just trust me, you'll be fine". Kata Rasulullah : "Just trust Allah, you'll be fine". Rancaekek, 26 Ramadhan
6 notes · View notes
mputraff · 1 year ago
Text
44
Wahai Dzat yang memiliki sembilan puluh sembilan nama, maafkanlah aku atas segala noda yang menjerat dalam jiwa. Ia merayu, menawarkan berbagai rupa. Menyamar dalam pesona yang menggiurkan nan memikat layaknya kenanga. Membisik di benak tersembunyi, meracuni, melumpuhkan hati dan nurani. Duhai Ilahi, izinkalah diri ini menyesalinya, lagi. Meski berkali-kali ia berpaling dari-Mu dengan berlari. Duhai Ilahi tuntunlah ia kembali meski tertatih tatih menangisi. Duhai Ilahi, bila Engkau mengasingkan diri ini, kemana lagi harus mencari? Rancaekek, 9:28. Sama seperti tahun sebelumnya, resolusi tahun ini adalah menangisi noda dalam diri.
35 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
43
Bersabarlah sebentar ya umik… Buah hatimu sedang berusaha membangun singgasananya. Walau usaha-usahanya adalah bagian dari tetesan air mata beserta doa-doa yang engkau panjatkan kepada-Nya.
Bila saatnya tiba, buah hatimu akan memberikan bergunung-gunung roti sehingga engkau tidak perlu menahan lapar yang kian menjadi-jadi.
Bila saatnya tiba, buah hatimu akan membawamu pergi ke belahan bumi yang paling suci. Kalau perlu ia akan menjadi Uwais al-Qarni. Membopongmu mengelilingi tanah suci.
Bersabar sebentar lagi ya umik, kendati janji. Buah hatimu akan membuat wajahmu berseri-seri sehingga engkau tidak perlu meneteskan air mata lagi. Insya Allah… Rancaekek, 23:27.
63 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
42
Aku bisa menjadi bulan bila kamu mau. Yang bentuknya bisa kamu atur sesuka hatimu. Kamu mau aku menjadi apa malam ini? Sabit atau Purnama? Keduanya sama-sama permai, sama-sama bersinar. Namun, bolehkah aku menemani malam—mu dengan purnama? Agar engkau bisa melihatku dengan bentuk yang sempurna. Selain itu, cahaya purnama lebih indah dari barisan bintang-bintang di angkasa. Dengan itu, aku bisa menerangi langit-langit kamarmu dengan binarku. Bila kau ingin pulang, sinar—ku bisa menerangi jalan agar engkau tidak tersesat di belantara gelap. Atau, bila engkau ingin berlabuh di malam hari, aku bisa menerangi bahteramu dengan cahayaku. Kamu tidak perlu takut lagi dengan gulitanya malam. Kamu juga tidak perlu meneteskan air mata karena malam yang kelam. Aku disini, selalu disini, menemanimu dengan cahaya. Rancaekek, bila bulan tidak bisa membuat namaku bersemi di hatimu. Aku harus menjadi apa?
118 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
41
Insecure itu ketika kita belum menjadi apa-apa sementara orang tua sudah semakin tua. Rancaekek.
62 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
40
Demi Dzat yang menurunkan harsa di kala huru-hara. Yang selalu memberi tak berhingga meski hanya sekali diminta. Kalaulah dua insan ini masih berjarak seantara mata dan telinga, serenggang telunjuk dan jari tengahnya. Berilah mereka kebahagiaan meski dari arah yang berbeda. Bila masanya telah tiba pertemukanlah mereka dengan cara terbaik-Mu, selalu. Bimbinglah mereka dengan cara indah-Mu, selalu. Berilah mereka cahaya di kala bimbang, terangi bahtera mereka di kala ombak yang menerjang. Eratkanlah mereka dalam kebahagiaan, hingga maut yang memisahkan. Pertemukanlah mereka kembali di tempat bahagia tanpa tepi, yaitu surga-Mu Ya Rabbi. Rancekek.
41 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
39
Malam menderu sunyi. Sementara bulan kian kencang berlari. Aku masih disini. Ditemani manifestasi mimpi-mimpi. Nampaknya, ia datang tanpa permisi. Selalu, tanpa henti. Sini, kutemani. Tak mengapa, kantuk ini selalu datang menjelang pagi. Namun, untuk kali ini. Bisakah kau berhenti menghantui? Agar aku bisa menikmati lelap tanpa tepi. Kau pasti ingin berbisik : “Mau jadi apa esok hari?”. Ya, aku tau, kau mengatakannya berulang kali. Tapi, untuk kali ini saja, biarkan aku terlelap sebelum jarum jam berotasi diarah satu atau dua pagi. Rancaekek, langit kamar adalah saksi.
119 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
38
Entah berapa kali, langit-langit kamar ini menyaksikan lelaki separuh dewasa yang buih-buih harapannya tak juga menjadi nyata. Belantara matanya masih saja terbuka oleh realita yang belum juga menjadi niscaya. Benaknya berderit-derit ketakutan seraya berbisik mengatakan; masa depan, masa depan, masa depan. Tidak hanya itu saja, hatinya selalu bergumam tentang keluarganya, ibunya, kakaknya, ayahnya, berjodoh dengan siapa, besok harus makan apa, nanti tinggal dimana, kerja dimana, hingga tempat peristirahatannya di akhirat kelak. Nampaknya kerikil-kerikil kecil yang mengendap menjadi satu sudah berubah menjadi mahameru. Sudah tak bisa ia genggam lagi, tak ada pilihan lain selain meminta kepada Rabb Yang Maha Tinggi. Bagi-Nya, semua yang ada di dunia ini hanyalah kecil atau angan-angan semata. Pun mahameru, gunung yang paling tinggi di tanah jawa. Memang harus seperti itu, kan? Semua rintangan yang kita hadapi harus bergantung kepada Yang Maha Suci. Bila Yang Maha Kuat tidak menjadi pilihan untuk meminta, lantas kemana lagi kita harus mencari? Bandung, yap setiap malam ovt selalu hadir dan menyapa.     
57 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
37
'Kamu' adalah uraian kata yang sulit dijelaskan, ukiran aksara yang sulit digambarkan, serta paparan prosa yang sulit disebutkan.
Rancaekek, Ramadhan hari ke dua.
65 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
36
Aku melihat cahaya dari kejauhan. Setelah kulihat lekat-lekat ternyata Ramadhan.
Kau adalah belasan rembulan yang kami tunggu, kehadiranmu sangat dinantikan, segala persiapan dilakukan, agar nanti saat bertemu, ada sebuah kesan, yang tak bisa dilupakan.
Ah, betapa tak sabarnya diri ini. Menunggu purnama yang dinanti. Kamulah yang membuat kami-kami terlahir seperti bayi. Bersih, tidak ada noda yang tersangkut dalam hati. Siapa lagi? Kalo bukan engkau: bulan penuh suci.
Kita akan segera bertemu. Dan untuk kali ini, aku janji, aku tidak akan membiarkanmu lagi. Tidak akan kulewatkan sedetik-pun melainkan bersamamu. Akan aku isi hari-hariku hanya bersamamu. Hanya. Bersamamu.    
Kuharap Allah memperkenankanku untuk berjumpa denganmu. Tiada keindahan yang terbaik melainkan di sepuluh malam terakhir bersamamu, menghabiskan malam hanya bersamamu. Menikmati sepertiga malam sambil di iringi lantunan ayat cinta yang membuat hati kami menjadi sendu.
Duhai Rabbi, pertemukanlah kami dengan malam istimewa, yang isinya lebih baik dari seribu bulan lamanya. Kami akan merayakannya dengan amalan yang tersusun rapihnya. Insya Allah, kami akan menggetarkan singgasana-Mu tersebab langitan doa-doa. Tidak hanya itu, akan kami buat basahnya hamparan sajadah tersebab tetesan air mata penyesalan nan dosa. Kami hanya berharap, butiran air mata yang terjatuh, yang turunnya satu per satu, mendekatkan langkah kami menuju surga. Aamiin. Semoga.
Wahai pemilik sembilan puluh sembilan nama. Pertemukanlah kami dengannya.
Rancaekek.
127 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
35
Ting ! Ponselku berbunyi artinya ada sebuah notifikasi. Ting ! Ponselku terus berdering. Bukan, bukan darimu. Melainkan dari seorang kakak tingkat yang telah mengajariku tentang ilmu-ilmu Fisika. Seketika aku memilih namanya dari barisan pesan yang belum aku baca. Aku—pun tak mengerti, mengapa ibu jari ini hanya tertuju kepada seseorang yang telah membimbingku tentang mengukur kalor reaksi kimia. “Waww keren. Sangat berbakat.” Sebuah pesan sederhana. Ya, sangat sederhana. Meskipun singkat tetapi sangat berkesan, haha. Lantas dengan cepat jari jemari ini membalasnya. “Hehe, makasih teh. Putra masih belajar.” Aku mengakhiri dengan kalimat masih belajar. Karena memang begitu, kita semua adalah pembelajar. Ibnu Al-Mubarak pernah berkata bahwa seseorang menjadi bodoh bila dirinya merasa pintar, namun masih dikatakan berilmu selama dia terus belajar. Tetapi, tetap saja ada satu hal yang mengganjal. Yaitu hati. Hati tidak bisa bohong, kan? Dan aku tetap saja doyan oleh pujian manusia. Bila satu kali? Oke tak mengapa, aku masih bisa menerimanya. Toh, aku jadi semangat untuk merangkai diksi dan kata. Tetapi, berkali-kali? Membuatku semakin takut, takut berujung pada kata jumawa. Padahal, aku hanya manusia biasa. Aku juga masih berusaha untuk menegakan yang lima. Yahh walaupun masih dalam kata leha. Rabbi…, bila tulisan sederhana ini tidak ada manfaat didalamnya. Tegurlah ia dengan lembut. Sungguh ia tidak akan sanggup menahan murka-Mu. Cibiru, Masjid Ikomah UIN Bandung, tetap mengatakan: semoga.
5 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
34
Aku ingin menjauhimu, sejauh selatan dan utara, sedalam belantara samudra, sedetik lampau yang dilahap oleh masa. Bila kau bertanya, mengapa? Sebab asa tercipta oleh jarak yang belum waktunya. Sejak kau ada, hari-ku menjadi sembilu, benak-ku menjadi ambigu, harsa-ku menjadi candu. Meski-pun aku tahu, kau belum tentu baik bagiku. Maka aku tak mau, kebahagaiaanku hanya sebatas dua centang biru. Bila tolak ukur bahagia-ku hanya sekadar menunggu pesan darimu. Apakah aku ini hanya kelabu bagimu? Padahal bila kau ingin tahu, rongga dada ini telah memar menjadi merah muda. Dan kehadiranku bagimu mungkin hanya sebatas abu, atau tidak berwarna. Itulah sebabnya aku ingin menjauhimu. Kalo bisa, sejauh-jauhnya sampai aku tidak bertemu denganmu, lagi. Bandung, awiligar.
85 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
33
Sesederhana apapun menulislah saudaraku. Jangan berhenti. Kita tidak tahu, barangkali di belahan bumi sana ada yang termotivasi ketika melihat diksi kata-mu. Bukankah sebuah kabar gembira? Bila mana ada yang membaca tulisan-mu lalu berubah menjadi pribadi yang baik? Sesedehana apapun tetaplah menulis saudaraku. Barangkali tulisan yang engkau buat menjadi pengingat merubah maksiat menjadi taat. Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Awsath, no. 5949. Cibiru, Al - Ihsan.
99 notes · View notes
mputraff · 2 years ago
Text
32
Entah berapa kali deritan kumbang menemani rangkaian kata dalam petang. Garis-garis angkasa nampaknya sedang tak senang. Sendiri, ia tidak membersamai bintang. Apakah rembulan akan hadir menjelang? Atau bersembunyi di balik bayang? Bila tak hadir jua, akan aku panggil cahaya kunang. Ia akan menyapaku dengan riang, mengobati gundahan yang sedang tersengat bimbang. Tidak, bukan itu saja. Ia akan memperbaiki goresan hati berlubang yang di lahap perlahan-lahan oleh ulat bercak belang. Bila engkau bertanya apa penyebab dari kesumbangan ini? Tersebab kau yang membiarkan dua abu centang. Kau malah memberikan dua biru centang untuk lain orang. Cibiru, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Gedung FST antara lantai tiga dan empat.
24 notes · View notes