nadiaabraham
nadiaabraham
Flower of hope
4K posts
Introverted human. | Thinking in third person. | Perceiving
Don't wanna be here? Send us removal request.
nadiaabraham · 3 months ago
Text
Tumblr media
702 notes · View notes
nadiaabraham · 3 months ago
Text
“I have a deeply hidden and inarticulate desire for something beyond the daily life.”
— Virginia Woolf
1K notes · View notes
nadiaabraham · 4 months ago
Text
Tumblr media
"Night Moths" by William Baxter Closson
8K notes · View notes
nadiaabraham · 5 months ago
Text
Review: The Alienist oleh Caleb Carr
“Bahwa aku tidak tahu sebanyak yang kukira. Bahwa aku mengira aku tahu bagaimana mestinya orang-orang bersikap, bahwa kukira aku lebih baik daripada dirinya. Tapi suatu hari–suatu hari, katanya, aku akan tahu bahwa aku keliru. Sampai saat itu, aku tidak akan lebih dari… penipu.”
Tumblr media
Sebelum abad ke dua puluh, orang-orang yang menderita penyakit jiwa dianggap sebaiknya di-“alienated”, atau diasingkan. Bukan saja dari masyarakat, tetapi juga dari keadaan mereka yang sebenarnya. Oleh karena itu, para ahli yang mempelajari patologi mental dikenal dengan sebutan “alienist”. 
Kota New York, 1896.
John Moore yang merupakan seorang reporter kriminal untuk New York Times dipanggil ke East River; telah ditemukan mayat seorang bocah laki-laki dengan pakaian perempuan dalam keadaan mengenaskan. John diberitahu bahwa Dr. Laszlo Kreizler, yang merupakan seorang psikolog kriminal, telah memanggilnya. Dalam usaha untuk mengungkap kasus yang keji ini, Komisaris NYPD Theodore Roosevelt mengizinkan Laszlo, John, dan Sara Howard yang merupakan pegawai perempuan pertama di NYPD, untuk bekerja sama. Mereka bekerja secara rahasia, tanpa diketahui oleh kepolisian karena pada saat itu ilmu psikologi belum dapat diterima di masyarakat. Ada banyak pertentangan di masyarakat terhadap metode psikologi baik dalam pengungkapan kasus criminal maupun penerapannya secara umum di masyarakat.
Menurut saya, bagian misteri yang terbesar dari kasus ini adalah mengapa si pembunuh menargetkan pelacur laki-laki di bawah umur yang berpakaian perempuan (waria)? Kenapa tidak perempuan tulen saja sekalian?
Dan kenapa seorang anak? Kenapa tidak perempuan dewasa?
Kenapa seorang imigran? Kenapa tidak penduduk asli Kota New York?
Penggambaran karakter, suasana, latar belakang para tokoh maupun motivasi mereka benar-benar dilakukan secara elok; saya belum pernah membaca novel thriller yang begitu mendetail dan realistis sampai saya menemukan buku ini. Kekejaman yang digambarkan di sini juga tidak berkesan berlebih-lebihan, berkesan apa adanya, dan setiap elemen penyelidikan dilakukan dengan terperinci. Analisis psikologis si pembunuh juga tidak berkesan asal-asalan, dan yang paling penting, jika novel thriller biasanya menyajikan sekumpulan data atau barang bukti yang nantinya akan dianalisis oleh seorang karakter utama, tetapi tidak seperti itu di novel ini. Baik orang-orang yang memang memiliki latar belakang kepolisian maupun ilmu psikologi ataupun tidak, mereka turut turun langsung ke penyelidikan. Bahkan beberapa korban pun, yang juga berasal dari kaum rentan, turut berperan besar di sini.
Dalam buku ini, Caleb Carr berhasil menggambarkan apa yang tercipta dari masyarakat awam yang penuh kekerasan dan tekanan, serta kemiskinan dan penolakan; si pembunuh diciptakan oleh masyarakat, dan sebagai penebusannya, si pembunuh menargetkan mereka yang terbuang dari masyarakat. Ketika ia membunuh, ia merasa berkuasa, merasa seolah ia “di atas” masyarakat. Tetapi di saat yang sama, ia hidup dalam persembunyian, tersiksa, dan terkucil.
Ini adalah salah satu buku thriller terbaik yang saya baca karena baik elemen psikologi maupun sosiologi sangat besar perannya di sini; si pembunuh adalah orang yang dibuang oleh masyarakat, di mana masyarakat itulah juga yang membentuknya. Si pembunuh mendambakan masyarakat namun ia juga menghukum masyarakat atas perbuatan mereka terhadap dirinya.
Dr. Laszlo sendiri berkata, “Dia ingin masyarakat menyadarinya, sangat menginginkannya… Ia tak pernah bisa berpaling dari masyarakat, begitupun masyarakat takkan pernah bisa berpaling darinya, dan kenapa? Karena dia. Kendati berlawanan, tapi sepenuhnya terikat pada masyarakat. Dia adalah keturunan masyarakat, hati nurani masyarakat yang sakit… Dia mendambakan masyarakat, mendambakan kesempatan untuk menunjukkan pada semua orang apa yang sudah dilakukan ‘masyarakat’ padanya…”
Ketika buku ini menyajikan adegan yang mengundang simpati, baik kepada para korban maupun si pembunuh, semua itu dilakukan tidak secara berlebihan dan para tokoh utama tetap terfokus pada pengungkapan misteri. Rasa manusiawi mereka begitu tinggi, terutama menurut saya karakter Dr. Laszlo yang seringkali merawat orang-orang yang terpinggirkan di institutnya, meskipun ia mungkin tampak eksentrik dan keras kepala bagi banyak orang.
Kita akan turut bersimpati pada para korban, yang merupakan anak-anak yang tersiksa dan harus menanggung pahit dan kerasnya hidup bahkan ketika usia mereka begitu belia. Namun pada banyak momen di masa lalu si pembunuh, ia juga mengenal kekerasan dan kepahitan. Bahkan, banyak dari apa yang telah menimpa para korbannya juga merupakan apa yang telah menimpa dirinya. Garis hidup para korban dan garis hidupnya sendiri begitu mirip; ia tidak bekerja secara serampangan, ia mengenal para korbannya dengan begitu baik, ia mengerti penderitaan mereka, ia tahu kelemahan-kelemahan mereka karena ia juga pernah selemah mereka. Pada akhirnya, kematian hanyalah salah satu hal yang paling tragis di antara penyiksaan yang telah mereka alami sepanjang hidup.
Ini adalah beberapa bagian terbaik menurut saya,
“Gagasan tentang seseorang yang memiliki sifat kekerasan yang sudah tertanam dalam, sebab kekerasan itu merupakan titik awal pengalamannya yang penuh arti. Apa yang dilihatnya ketika memandang mayat-mayat bocah tersebut merupakan perwakilan dari apa yang telah dideritanya– sekalipun hanya secara fisik–jauh di masa lalunya.”
“Dia tidak suka perwakilan yang keliru. Walaupun dia sendiri pembohong…”
“Dia belajar,” kata Sara ringan. “Dia menjadi subyek ketidakjujuran, mungkin dikelilingi olehnya, dan sesungguhnya dia membencinya–tapi dia menerimanya sebagai metode untuk menyelamatkan diri.”
Omong-omong, kisah ini diadaptasi oleh Netflix dengan judul yang sama dan saya sempat menontonnya sebelum series ini kabarnya dihentikan oleh Netflix. Sayang banget, karena setiap tokohnya benar-benar mengagumkan. Ada yang pernah nonton?
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
A little bit of a spoiler here, di series itu John akan jatuh cinta pada Sara. Meskipun mereka akhirnya berpisah, keduanya tetap sejalur dengan jati diri karakter mereka; John yang merupakan pria yang lebih ekspresif dan peka, dan Sara yang tabah dan terfokus. John berakhir menikahi seorang perempuan lain sementara Sara, yang sebenarnya bercita-cita menjadi polisi perempuan pertama di NYPD, akhirnya membuka agensi detektif sendiri dan memiliki banyak staf perempuan hebat di dalamnya. Dr. Kreizler yang eksentrik dan penuh rahasia akhirnya memutuskan untuk pergi ke eropa. It's a little bit bittersweet karena kesannya persahabatan mereka yang erat menjadi "terpecah" dengan masing-masing karakter yang memiliki jalan hidup sendiri untuk dijalani. I guess I just really love seeing them solving crimes together.
I really love Sara, by the way. She's incredible.
Dia representasi tepat dari karakter perempuan yang kuat; dia sopan dan anggun, berpendidikan tinggi, tabah, terfokus, perseptif, peka, namun juga gigih. Dia mampu menyeimbangkan sisi feminim dirinya dengan cita-citanya sendiri dan tidak pernah membiarkan apapun mengalihkan fokusnya. Di film, karakter Sara terinspirasi oleh sosok Isabella Goodwin yang merupakan detektif perempuan pertama sekaligus detektif perempuan kelas satu pertama di NYPD. I am totally immersed in the novel, the series, and the real life inspirations!! Ini kenapa aku suka berburu novel-novel bekas, karena biasanya aku jadi bisa menemukan buku-buku seperti ini. And well, so glad I did~
1 note · View note
nadiaabraham · 5 months ago
Text
what i need is a devout knight
10K notes · View notes
nadiaabraham · 5 months ago
Text
Review: The Peter Pan Syndrome oleh Dr. Dan Kiley
Tumblr media
“Their temper tantrums are disguised as manly assertion. They take love for granted, never learning how to give it in return. They pretend to be grown-ups but actually behave like spoiled children.”  
“He’s a man because of his age; a child because of his acts. The man wants your love; the child wants your pity.” 
Peter Pan Syndrome adalah sebuah sindrom yang berkaitan dengan perilaku sosial yang tidak pantas, minat seksual yang serampangan, dan penghindaran dari tanggung jawab (biasanya laki-laki, namun ada beberapa kasus pada perempuan) yang mempengaruhi hidup secara negatif. Seseorang yang memiliki Peter Pan Syndrome biasanya kekanakan secara mental dan emosional, haus validasi (terutama dari teman-teman dan perempuan), tidak bisa mengatur prioritas antara tanggung jawab keluarga, pekerjaan atau tujuan hidup untuk diri sendiri, dan cenderung ingin bersenang-senang tanpa pikir panjang. 
Apakah kamu kenal dengan seseorang seperti itu?  
Masalahnya, Peter Pan biasanya mencari Wendy, yaitu perempuan yang penuh dengan rasa tanggung jawab yang tinggi, kuat secara emosional (yang artinya, jika kamu adalah “Wendy”,  kamu akan tahan disakiti habis-habisan oleh Peter baik secara emosional, verbal, seksual, finansial, maupun fisik), empatis yang berlebihan (Peter Pan cenderung memandang dirinya sebagai seorang pria dewasa yang keinginannya harus diikuti di satu sisi, dan bocah kecil yang harus dikasihani di sisi lain). Wendy berperan sebagai kekasih sekaligus ibu dari Peter Pan. 
Apakah itu adalah kamu, Wendy?  
Buku ini diterbitkan sekitar tahun 1983, yaitu lima puluh tahun lalu. Dan meskipun sebenarnya Peter Pan Syndrome bukanlah termasuk sakit jiwa, tetapi orang yang memiliki sindrom ini biasanya akan memiliki gangguan jiwa mulai dari kecenderungan narsistik, neurotik, dan adiksi baik pada alkohol, seks, magical thinking (Pikiran Ajaib yang berarti penghindaran masalah dengan berpura-pura, “Jika aku tidak pikirkan masalah ini, maka masalah ini nanti juga hilang sendiri secara ajaib”). Sindrom ini biasanya akan menghancurkan hubungan personal si penderitanya, tetapi bisa juga mengarah pada kehidupan profesional dan kesehatan tubuh. Meskipun ditulis lima puluh tahun lalu, buku ini cukup progresif; Dr. Dan Kiley merujuk para Peter untuk memperbaiki hidup mereka dan bersikap adil kepada pasangan mereka, dan ia merujuk para Wendy untuk berhenti bersikap seperti martir tidak berdaya. Intinya, para perempuan pun harus turut mampu menentukan pilihan dan jangan sampai kehilangan jati diri mereka sendiri. 
Dr. Dan Kiley memberikan banyak saran kepada baik si penderita maupun orang-orang terdekat si penderita (ini terutama kamu, Wendy), untuk membantu si penderita menjadi membaik atau justru mencegah terbentuknya sosok Peter Pan di diri putra kamu, kalau kamu adalah orang tua. 
“For all his gaiety, he was a deeply troubled boy living in an even more troubling time. He was caught in the abyss between the man he didn’t want to become and the boy he could no longer be.”  
Peter tidak siap dan tidak mau jadi pria dewasa, dengan segala tanggung jawabnya. Dalam hubungan cinta, ia tidak siap menjadi seorang “suami” atau “ayah”,  dan merasa tertekan jika ia harus menggunakan uangnya untuk kebutuhan rumah tangga, menghabiskan waktunya untuk anaknya, atau memiliki batasan normal dengan minat-minat pribadinya yang artinya, ia harus bersikap selayaknya laki-laki dewasa yang turut peduli pada perasaan, keadaan, dan masa depan keluarganya. Bagi Peter, tanggung jawab adalah kepura-puraan yang biasanya dilakukan oleh orang-orang hanya untuk dapat validasi. Jika sosok Wendy tidak mau menurutinya, maka ia akan marah, bahkan bertindak penuh kekerasan. 
Dr. Dan Kiley menjelaskan biasanya, para Peter Pan ini terbentuk akibat pernikahan orangtua mereka yang juga disfungsional, atau bahkan penuh dengan kekerasan. Orangtua mereka biasanya tidak bahagia dengan pernikahan mereka di mana si ayah mungkin keras dan sementara si ibu mungkin menderita dalam diam. Tetapi putra mereka, yaitu Peter Pan, melihat semua itu. 
Satu yang paling penting ditekankan di sini adalah, laki-laki penderita Sindrom Peter Pan akan mati-matian menghindari penolakan. Mereka memiliki kebutuhan tak tertahankan untuk diterima baik oleh lingkungan keluarga, teman-teman, maupun ingin diakui kehebatannya oleh para perempuan. Sebenarnya semua orang juga punya kebutuhan ini, tetapi para Peter Pan merasa kosong dan kebutuhan mereka ini di luar batas normal. Dr. Dan Kiley juga menekankan alasan lain di mana lingkungan masyarakat yang cenderung mengabaikan kebutuhan laki-laki untuk mengekspresikan sisi emosional mereka (sedih, misalnya) justru turut membentuk para Peter Pan karena secara emosional mereka tidak berkembang dengan sehat karena mereka jadi sulit untuk mengakui ketika mereka memang merasa sedih, kesepian, dan butuh bantuan. Ini nantinya akan membentuk pola disfungsional dalam hidup mereka, termasuk adiksi. 
Tetapi Dr. Dan Kiley juga menekankan bahwa biasanya, penderita Sindrom Peter Pan tidak mau dan sulit sekali berubah. Mereka ‘kan biasanya memang benci tanggung jawab, ingat? Jadi ketika ada yang mau menolong, itu artinya kamu harus berperan sebagai Wendy di mana sekarang kamu yang harus mengambil alih tanggung jawab terutama secara emosional, atau kamu akan dijadikan kambing hitam sama Peter. Peter akan menyalahkan kamu jika ia sampai pergi, bersikap kasar, pelit (karena ia ingin menghabiskan uangnya untuk kesukaannya sendiri), memukul kamu, selingkuh, dan lain sebagainya. Akan ada titik di mana Wendy harus menentukan ingin tetap tinggal dengan Peter atau pergi. Dr. Dan Kiley bahkan berkata bahwa jika kamu ingin terus berperan sebagai Wendy (karena satu alasan dan lainnya, misalnya karena kamu percaya bahwa kamu tidak akan mungkin bisa hidup mandiri tanpa Peter), maka ketahuilah bahwa itu memang pilihan kamu and make peace with it. Lagipula, biasanya para Wendy ini senang merasa dibutuhkan oleh para Peter. 
Peter Pan itu berjiwa dangkal, dan ia akan menggunakan rasa kasihan kamu untuk memanipulasi atau sikap masa bodoh untuk mengintimidasi kamu (kamu bisa saja nangis-nangis dan menderita, dan dia akan bilang “oh yaudah si biasa aja, emosional amat”) 
“Wendy pushes Peter into the role of father and husband. This upsets him and he quickly reverts to the role of son rather than lober. Wendy indulges his every whim.” 
Buku ini sangat bagus karena Dr. Dan Kiley bahkan menjelaskan bahwa biasanya, Peter Pan ini akan melakukan “rape talk” di mana mereka akan mengoceh dan melakukan lelucon seksis yang merendahkan perempuan, bahwa mereka “bisa” dan “ mau” memperkosa perempuan, dan semua itu asalnya dari perasaan tidak berharga, takut ditolak, dan rendah diri. Mereka mau teman-teman mereka ikut tertawa dalam lelucon ini. It’s really pathetic. Mereka melakukan ini untuk merawat ego mereka dan mempertahankan image “macho”. Sayangnya, hal ini justru membuat orang-orang merasa tidak nyaman, dan perempuan menjauh. Siapa yang mau deket-deket orang ini?  
Tentu saja sesama Peter Pan. 
Meksipun Peter Pan biasanya menawan, banyak teman, dan populer, masalahnya jauh di dalam Peter Pan sebenarnya sangat sadar terhadap kekurangan diri mereka. Dr. Dan Kiley mencontohkan bahwa bayangkan jika kamu bercermin; pada awalnya kamu akan merasa senang bisa melihat diri kamu sendiri, kamu bahkan bisa bersikap konyol di depan cermin dan bergaya. Tetapi nantinya, kamu mulai menyadari bahwa ternyata sosok kamu tidak begitu menarik. Hidung kamu mungkin terlalu besar, atau kecil. Kamu mungkin terlalu gemuk, atau kurus. Kamu sadar akan segala kekurangan ini dan tidak ada tempat berlari. 
Seperti itulah Peter Pan, ia terjebak di hadapan cermin. Itulah mengapa ia haus validasi dan takut banget sama penolakan, terutama penolakan dari perempuan. Itulah mengapa, terkadang sikap seksis para Peter Pan biasanya hanyalah cara Peter untuk mengalihkan rasa bersalah atau tanggung jawab atas tindakannya yang semena-mena kepada para perempuan. 
Karena Peter Pan benci untuk melihat dirinya sendiri di cermin dan bertanggung jawab. 
Dr. Dan Kiley menulis bahwa ada harapan kok untuk para Peter Pan ini, karena toh mereka tidak mungkin lari selamanya. Mereka yang gagal melakukan perubahan biasanya memiliki rumah tangga yang hancur dan mengalami kehidupan yang tidak memuaskan. Ini butuh waktu, tetapi selama Peter mau, maka mereka bisa berubah. 
1 note · View note
nadiaabraham · 6 months ago
Text
…thinking about it over and over, like a cat watching the rain fall…
– Haruki Murakami, The Wind-Up Bird Chronicle
144 notes · View notes
nadiaabraham · 6 months ago
Photo
Tumblr media
Lily of the Valley Bracelet by BotanicalBirdJewelry
16K notes · View notes
nadiaabraham · 7 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media
The Swans of Hilma af Klint (1914-1915)
5K notes · View notes
nadiaabraham · 8 months ago
Text
You must not ever stop being whimsical. And you must not, ever, give anyone else the responsibility for your life.
Mary Oliver, from "Staying Alive" in Blue Pastures
3K notes · View notes
nadiaabraham · 8 months ago
Text
“She lapsed into a sort of sombre exclusion, a curious communion with mysterious powers, a sort of mystic, dark state,”
— D. H. Lawrence, from The Complete Works; “The Rainbow,” wr. c. 1919
1K notes · View notes
nadiaabraham · 8 months ago
Text
Tumblr media
Horatio Henry Couldery
231 notes · View notes
nadiaabraham · 8 months ago
Text
Tumblr media
747 notes · View notes
nadiaabraham · 9 months ago
Text
Tumblr media
my heart full of petals
2K notes · View notes
nadiaabraham · 9 months ago
Text
“…and yet there are endless mysteries under that clarity, behind those naked, fairy-tale eyes…”
— Anaïs Nin, from The Diary of Anaïs Nin: Vol.1, 1931-1934
3K notes · View notes
nadiaabraham · 9 months ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
The statue of Diana comes to life, puts an arrow in her bow and aims at Avenant. La Belle et la Bête, 1946
10K notes · View notes
nadiaabraham · 10 months ago
Text
"It is in your self-interest to find a way to be very tender."
Jenny Holzer
105 notes · View notes