The Explorer and Learner. Menuangkan isi hatinya melalui tulisan-tulisan sederhana
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
My Briize diary eps 2
Selasa di malam pelatihan, 23 Januari 2024
Kala krisis identitas, malah disuruh bangkit.
Malam ini aku lagi pelatihan online utk support karir yg akan aku jalani. Sebenarnya aku merasa sedikit demotivasi di perjalanan karirku. Yap, kalau orang-orang diumur 25+ diluar sana banyak yang sudah bagus karirnya, sedangkan aku malah baru memulai karir baru.
Lalu aku tertampar saat pelatihan online bertema "Self Selling Mindset, Find Your Value". Lucunya, aku malah keinget kata-kata "Be Rise and Realize" atau disingkat BRIIZE, yaitu nama fandom tercinta kita😘.
Buat aku, menjadi Briize berasa diajak grow up bareng sama Riize sampai-sampai aku jadiin salah satu quotes motivasiku. Karena kalimat "Be Rise and Realize" Buat aku ialah
"Kita harus memBANGKITkan value kita, lalu meREALISASIkan impian dan cita-cita menjadi bagian dari hidup"
Kalo kata orang menjadi kpopers menjadi pelarian dari kehidupan nyata yang tidak terlalu indah, justru buatku menjadi Briize kita diajak bareng-bareng untuk menghadapi kehidupan nyata mungkin tidak seindah yang kita bayangkan, dan membuatnya menjadi indah versi kita sendiri.
Salam bangkit
Performance Marketer start 2024
Aamiin
0 notes
Text
My Briize diary eps 1
Selasa, 10 Oktober 2023
Lagi tergenjreng-genjreng get a guitar
Riize
Rise and Realise
Namanya aja udah suka banget
Terus fandomnya
Briize
Be rise and realise
Kek berasa diajak bangkit bareng-bareng gitu
Keknya emang pasarnya riize ini buat anak2 muda yg sedang mencari jati diri ga sih?
Jadi, hal pertama yang bikin aku suka ya dari namanya itu sendiri, menurut ku namanya mengandung makna yang dalem 🥺
Terus... Udah denger lagu-lagunya belum? Terutama lagu memories sama get a guitar? Harus coba denger sih.
Musiknya enak banget, bikin semangat buat ngejalanin hari-hari. Yang suka lari atau jogging, lagu memories rekomen banget sih buat nemenin kamu olahraga.
Kalo get a guitar enak banget didenger sm temen2 atau bestie2 pas lagi ngumpul atau tongkrongan.
0 notes
Text
Jujurly gue ga mau ngarepin gaji atau jenjang karir gue sbg guru karena
1. Gue bukan sarjana pendidikan, kesempatan buat ikut PPG atau sertifikasi guru itu ada sebenarnya buat non pendidikan, tp tetep aja yg jurusan pendidikan lebih diprioritaskan.
2. Gue ngajar ga linier, gue Sarjana Ekonomi tp ngajar Sosiologi, masih serumpun IPS dan ga jauh2 amat sih materinya. Tp tetep aja gelarnya beda.
Gue kudu kuliah lg, gapapa sih buat nambah ilmu, nemu jga yg biayanya murah, tp waktunya ituloh.
3. Jenjang karir lama dan gaji ga gede2 amat. Iya jd guru kalo udh tersertifikasi gajinya lumayan sih, tp prosesnya lama, ngantri, dan blm pasti jga dpet kesempatan ikutan.
4 notes
·
View notes
Text
Menulis dapat menuangkan rasa yang ada, menumbuhkan rasa yang sudah ada, membacanya dapat mengingat kembali rasa yang dulu pernah ada, dan mengembalikan rasa yang telah tiada
1 note
·
View note
Text
Kenapa banyak banget SJW hijrah yang suka update status, nulis atau komen,
"apa artinya tahajudmu jika bla bla bla",
"apa artinya doamu jika hanya minta bla bla bla",
"apa artinya sholawatmu jika bla bla bla" "
"apa artinya sholat duha jika bla bla bla",
"apa artinya shodaqoh jika untuk mengharap bla bla bla"
Lalu lanjut, perbaiki niatmu, luruskan niat, benarkan niat dan bla bla bla,
Biarin sih, emang ga lurus kl niat dia minta kaya raya, atau salah kalau duha demi harta melimpah, sholawat buat dapat jodoh ya terserah aja. Sah sah aja.
Mohon-mohon nangis minta nikmat dunia sama Allah itu tauhid, menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bersandar.
Orang mau duha atau tahajud itu udah nol koma nol nol nol nol nol satu persen dari populasi muslim seluruh dunia, masih ditanyakan niatnya.
Kalau banyak hutang, sholat tahajud demi hutangnya lunas mohon-mohon nangis sama Allah itu udah bener, itu tauhid namanya, setidaknya dia malam2 ga ke kuburan nyembah pohon atau cari jin di hutan.
267 notes
·
View notes
Text
Maaf bumi, aku belum bisa kontribusi apa-apa
Sebagai anak yg sebentar lagi lulus di perkuliahan yang ada embel-embel "Lingkungan" di nama jurusanku, walau aku nanti lulus bukan sarjana lingkungan, aku benar-benar gabisa kontribusi apa-apa, termasuk hal-hal kecil seperti tidak menggunakan plastik, memisahkan sampah organik dan anorganik, tidak menyisakan makanan, bahkan terkadang aku masih suka buang sampah sembarangan. Melihat keadaan kota Jakarta dan sekitarnya yang banjir, aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa selain mendoakan dan mungkin menyumbang sedikit sekali hartaku yang sangat tidak seberapa utk mereka. Banjir memang sudah terjadi setiap tahun, namun apakah ingin banjir terus sedangkan saat musim kemarau kita selalu kekeringan bahkan sampai ada yg kebakaran hutan? Tentu tidak bukan?
Setelah melihat data dari Consumer News and Bussiness Channel (CNBC) Indonesia, Indonesia merupakan negara kedua setelah Arab Saudi yang menyangkal adanya climate change atau perubahan iklim sebanyak 18% dari populasi yang ada. Aku tidak kaget, karena memang banyak masyarakat Indonesia yang masih tidak peduli terhadap lingkungan. Toh aku sendiri dan sekian orang-orang disekitarku yang bahkan sudah tau konsep 3R (Reduce, Recycle, Replace,) tapi blm bisa diterapkan sepenuhnya, bahkan belum bisa menerapkan apa-apa. Ada apa sebenernya dengan diriku ini? Apakah karena pemerintah yang kurang peduli? Atau memang diri kita sendiri yang gamau mulai untuk berubah?
Ayok kita sama-sama berubah , sedikit demi sedikit dari hal yang kecil seperti buang sampah pada tempatnya, mengurangi plastik, dan hal-hal kecil lainnya untuk lingkungan yang lebih baik. Berisik lah di sosial media mengenai peduli lingkungan, kalo ada yang bilang "uruslah dirimu sendiri", bilang saja "kalo mau berubah enaknya bareng-bareng, biar kita sama-sama saling mengingatkan".
Ayo hijrah perbaiki diri kita untuk bumi kita. Manusia diciptakan untuk menjaga bumi ini, maka memelihara bumi ini juga merupakan ibadah berpahala yang tujuannya surga.
0 notes
Text
4 Hormon Kebahagiaan
4 Hormon yang menentukan kebahagiaan manusia.
1. Endorfin,
2. Dopamin,
3. Serotonin, dan
4. Oksitosin.
Penting bagi kita untuk memahami hormon-hormon ini, kita membutuhkan keempatnya untuk tetap bahagia.
Endorfin.
Ketika kita berolahraga, tubuh melepaskan Endorfin.
Endorphin membantu tubuh mengatasi rasa sakit. Kami menikmati berolahraga karena Endorfin ini akan membuat kami bahagia.
Tertawa adalah cara lain yang baik untuk menghasilkan Endorfin.
Kita perlu 30 menit berolahraga setiap hari, baca atau menonton hal-hal lucu untuk mendapatkan dosis Endorfin hari kita.
Dopamin.
Dalam perjalanan hidup kita, kita menyelesaikan banyak tugas kecil dan besar, melepaskan berbagai tingkat Dopamin.
Ketika kita dihargai untuk pekerjaan kita di kantor atau di rumah, kita merasa puas dan baik, karena itu melepaskan Dopamin.
Ini juga menjelaskan mengapa sebagian besar ibu rumah tangga tidak bahagia karena mereka jarang diakui atau dihargai atas pekerjaan mereka.
Sekali, kita gabung kerja, kita beli mobil, rumah, gadget terbaru, rumah baru dan sebagainya. Dalam setiap contoh, ia melepaskan Dopamin dan kami menjadi bahagia.
Sekarang, apakah kita menyadari mengapa kita menjadi bahagia saat berbelanja?
Hormon ketiga Serotonin dilepaskan ketika kita bertindak dengan cara yang bermanfaat bagi orang lain.
Ketika kita melampaui diri kita sendiri dan memberi kembali kepada orang lain atau kepada alam atau kepada masyarakat, itu melepaskan Serotonin.
Bahkan, memberikan informasi yang bermanfaat di internet seperti menulis blog informasi, menjawab pertanyaan orang di grup Facebook akan menghasilkan Serotonin.
Itu karena kita akan menggunakan waktu kita yang berharga untuk membantu orang lain melalui jawaban atau artikel kita.
Hormon terakhir adalah Oksitosin,
dilepaskan ketika
kita menjadi dekat dengan manusia lain.
Ketika kita memeluk teman atau keluarga kita, Oxytocin dilepaskan.
Demikian pula, ketika kita berjabat tangan atau merangkul bahu seseorang, berbagai jumlah oksitosin dilepaskan.
Jadi, sederhana saja, kita harus berolahraga setiap hari untuk mendapatkan Endorfin,
kita harus mencapai tujuan kecil dan mendapatkan Dopamin,
kita harus bersikap baik kepada orang lain untuk mendapatkan Serotonin dan akhirnya
peluk anak-anak kita,
teman, dan keluarga untuk mendapatkan Oxytocin dan kami akan senang.
Ketika kita bahagia, kita bisa menghadapi tantangan dan masalah kita dengan lebih baik.
Sekarang, kita dapat memahami mengapa kita perlu memeluk seorang anak yang memiliki suasana hati yang buruk.
Jadi untuk buat anak Anda semakin bahagia hari demi hari ...
1. Motivasi dia untuk bermain di tanah
-Endorfin
2. Hargai anak Anda atas pencapaian kecilnya yang besar
-Dopamin
3. Menanamkan kebiasaan berbagi melalui Anda kepada anak Anda
-Serotonin
4. Peluk anak Anda
-Oxytocin
Memiliki Hidup yang sangat Bahagia
` Selamat Petang...! 🕊
2K notes
·
View notes
Text
Hijab panjang, jenggotan. Radikal?
Aku pernah bertemu dan berbincang bincang dengan seseorang sebut saja Pak Fulan. Beliau bertanya padaku apakah aku islam moderat atau bukan. Lalu beliau melihat penampilan dan hijabku. Aku saat ini memang belum menggunakan hijab yang panjang dan lebar sampai menutup pantat, masih hijab standar ala anak madrasah yang menutup dada.
"Kamu mah moderat Islamnya", tiba-tiba ia berbicara seperti itu padaku.
"Kenapa anda berpendapat seperti itu?", aku tanya balik penasaran
"Soalnya hijab kamu ga terlalu besar, standar aja gitu. "
"Memangnya kalo ga moderat yang kayak gimana? " Aku tanya lagi, sepertinya aku tau kemana arah pembicaraan ini.
"Kalo hijabnya besar terus bercadar itu ga moderat, tp fanatik, radikal. " Jawab Pak Fulan lagi.
"Saya kenal banyak orang berhijab besar bahkan bercadar, tp mereka seperti muslim pada umumnya, bergaul dan baik thd sesama manusia. Penampilan ga jamin sih, Pak."
"Terus bapak kamu jenggotan gak, kalo pake celana ngatung gak?" Pertanyaan beliau itu aneh. Tiba-tiba nanyain jenggot bapakku yang gaada hubungannya dengan hijabku.
"Bapak saya jenggotan, kalo pake celana ngatung ga selalu, kadang beliau pake gamis atau sarung."
"Bapak kamu jenggotnya panjang gak?"
"Engga, saya ga pernah liat bapak saya manjangin jenggot ampe bisa dikepang kayak Pepi."
"Oh gitu ya, suka suka bapak kamu lah ya hahahah." Beliau ketawa mungkin keinget sama Pepi.
"Toh jenggotan itu sunnah, tp kalo ga jenggotan juga gapapa. Sunnah Rasul kan banyak, menghargai perbedaan juga sunnah Rasul yg lebih utama selama ga melanggar aturan Islam (berat coy ucapan gua).
Kami pun akhirnya tertawa renyah dan aku pun lega, semoga saya ucapanku bisa diserap dengan baik oleh Pak Fulan yang umurnya sudah kepala empat.
Ternyata seperti itu ya pandangan sebagian masyarakat di luar sana mengenai hijab panjang dan jenggotan. Entah ulah siapa dan kepentingan apa yang udah membuat pandangan masyarakat menjadi buruk terhadap Islam yg sebenarnya memberi rahmat kepada seluruh umat, seluruh umat loh ya.
Yang taat disangka radikal.
Berdoa aja lah ya semoga negara kita tercinta ini dan pemimpinnya jujur, adik, makmur, dan berkah.
0 notes
Text
Hati-hati Mengkritik Ibadah Orang Lain
Ramadhan lalu seseorang bertanya ke gw, “sudah khatam Al Quran?” Gw jawab belum Bu, targetnya bukan itu untuk tahun ini. Alih - alih bertanya target gw apa, apa sudah tercapai, mengapa belum tercapai, lalu tausiyahin bahwa memenuhi target gw yang itu adalah penting, dia justru tausiyah betapa baiknya khatam Al Quran blablabla.
Kadang - kadang kita menggunakan standar diri sendiri untuk menilai orang lain sih ya. Misalnya kita rajin puasa Senin Kamis, lalu menilai orang lain yang tidak melakukannya berarti kurang salih/ah. Padahal bisa jadi dia memang tidak bisa melakukannya, dan mengganti dengan ibadah lain.
Mungkin kita sudah sanggup tilawah 2 juz sehari, lalu meremehkan orang yang bahkan 1 juz pun tak sempat. Kita lupa kepentingan orang lain berbeda, siapa tahu memang kesibukannya sedemikian rupa demi kemaslahatan umat yang lebih banyak. Sedangkan kita punya waktu yang cukup luang.
“Halah gak nyempetin aja.” Ya bisa jadi memang, tapi apa hak kita sebagai yang bukan ulama menilai yang demikian jika dia tidak minta dinilai?
Kita perlu memahami bahwa setiap manusia berproses. Mungkin si ini baru sanggup sholat 3x sehari karena baru hijrah, mungkin si itu baru bisa puasa wajib karena masih belajar memupuk iman. Ga perlu mengkritik dengan serta merta ibadah orang lain.
Memberikan nasihat, penting. Memberi semangat orang lain melakukan kewajiban agama dan meningkatkan ibadah, harus. Tapi menghakimi serta merta, jangan. Jangan - jangan penghakiman itu yang meruntuhkan semangat orang lain dalam berproses memperbaiki ibadahnya?
347 notes
·
View notes
Text
Kenapa ya sekarang banyak orang Islam tp gamau kalo kalo islam itu bangkit?
Kan Nyesek Denger hukum potong tangan, kamu bilang sadis. Tahu hukum rajam, kamu bilang nggak...
Kan Nyesek Denger hukum potong tangan, kamu bilang sadis. Tahu hukum rajam, kamu bilang nggak manusiawi. Kamu tolak semuanya, Kamu salahkan syariat Islam Giliran mau melegalisasi zina, kamu bilang itu hubungan non-marital yang disahkan syariat. Disini aku benar-benar muak dengan pemikiran liberal nan sesat Melarang bendera tauhid berkibar, alasanmu “kita nggak perlu riya, tauhid itu di hati bukan ditulis”, giliran disodori hadits syiar, kamu bilang “ini bukan negara agama”, stress gak? Promo kemana-mana bilangnya Khilafah itu sesat, tertolak, nggak ada di Al-Qur'an dan Hadits, ditanya sistem selain Khilafah mana dalilnya, kamu nggak pernah jawab Mau nyumbang ke saudara di Suriah, kamu tuduh mendanai terorisme. Tapi ada yang diundang ke Israel, bicara rahmah pada pembunuh dan perampok, kamu bela mati-matian Kamu mati-matian nuduh kaum Muslim radikal, dicurigai, diinteli. Kasar dan tanpa perasaan menertibkan Muslim. Disuguhi makar betulan, kamu malah kemayu Jangan-jangan, yang kamu nggak suka itu justru Islam? Maka siapapun yang berpihak ke Islam, selalu salah. Jadi wajar nggak sih aku nanya, kamu itu sebenarnya apa? Masih banyak yang ingin aku tulis, tapi aku khawatir kamu malah sakit hati. Sedangkan aku mau kita tetep temenan. Jangan tersinggung ya, masukin ke hati aja

(Feed generated with FetchRSS)
49 notes
·
View notes
Text
Di Balik Cerita Horor
Jika kamu menggemari cerita-cerita horor, sama, saya juga. Dari beberapa penelitian, cerita horor dapat memicu keluarnya hormon dopamin yang mengakibatkan munculnya rasa senang. Itu kenapa banyak orang keranjingan sama cerita horor.
Dan kegemaran kita inilah yang ditunggangi oleh setan-setan nakal. Mereka menanamkan rasa takut, agar manusia tunduk, tersesat, dan rusak akidah kita. Barangkali, setan yang ceritanya viral, sekarang sedang dipuja-puja oleh kaumnya karena dianggap berprestasi dalam menyesatkan manusia.
Kita sama-sama taulah, nenek moyang mereka diusir ke dunia karena menolak sujud sama nenek moyang kita karena kesombongan dalam dirinya. Maka dia bersumpah untuk menyesatkan manusia selama-lamanya. Dan semua upaya akan dia kerahkan untuk ini.
Anyway, hampir dari setiap cerita horor yang ada, semuanya mengamanatkan kita untuk permisi di tempat-tempat yang katanya angker. Padahal, Allah dan Rasul-Nya gak ngajarin kita itu. Allah dan Rasul-Nya ngajarin kita supaya minta perlindungan cuma sama Allah dalam segala kondisi.
“Barangsiapa yang singgah di suatu tempat lantas ia mengucapkan “a’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq” (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya)”, maka tidak ada sama sekali yang dapat memudhorotkannya sampai ia berpindah dari tempat tersebut” (HR. Muslim no. 2708).
Itu baru satu dari sekian banyak jenis do'a isti'adzah (minta perlindungan). Mulai dari do'a masuk toilet sampai do'a berhubungan suami istri, poinnya adalah minta perlindungan Allah dari gangguan setan. Ada banyak do'a isti'adzah yang bisa kamu pakai sesuai kebutuhan. Bukan malah permisi sama sesuatu yang kehadirannya ga bisa dikonfirmasi.
Iya, bisa aja ada jin yang tersakiti oleh perbuatan kita. Itulah kenapa kita perlu minta perlindungan sama Allah dan berakhlak yang baik. Eit, berakhlak baik karena memang Allah perintahkan itu, bukan karena takut diganggu setan.
Dan jika kita sudah masuk ke dalam perangkapnya, maka ada-ada saja yang diminta. Entah itu kopi, ayam hitam, sesajen, atau persembahan yang lain. Kalau buat makan, kan bisa nyari sendiri. Tapi sayangnya ini bukan buat makan doang, tapi supaya kita mengagungkan sesuatu yang lain, mempersembahkan sesuatu kepada selain Allah.
Pada akhirnya, silakan saja kalau memang suka cerita-cerita horor. Hanya saja persiapkan juga ilmu dan pemahaman agama yang kuat. Karena kalau tidak, artinya kamu sedang menyelam tanpa kemampuan menyelam. Tenggelam.
Jakarta, Taufik Aulia
429 notes
·
View notes
Text
Just Blabbering : Sesama Muslim
Heran gw teh, kenapa makin kesini makin banyak orang Islam yang ngomentarin negatif apa yang dilakukan saudaranya sesama muslim. Ya gw juga sering sih kayak gitu.
I mean, gini loh. Ada yang bikin apps buat muslim tapi ada yang komen, “ngarep ridho Allah kok masih ngarep iklan?” Ga masalah woy Fernando!!
Oke lah iklan kebanyakan itu ga disuka user, dan perlu dikritik. Tapi berdagang bukan berarti ga pingin ridho Allah, mana kita tahu dia dagang tujuannya nafkahin keluarga, untuk sustainability si apps, dan lain-lain yang ujungnya untuk ibadah.
Ada lagi, segala masyarakat dan artis hijrah dikatain potensi radikal. Orang mau hijrah aja udah dicurigai. Elaaah brooo, kalo kayak gitu siapa yang mau hijrah?
Segala ustadz gaul juga dikatain. Mungkin bagi sebagian dari kita mudharat, tapi tahu ga sih, kalo gara-gara kegaulannya sebagai ustadz, banyak yang menemukan jalan hijrah dengan lebih nyaman?
Udahlah, kalo ada saudara sedang berjuang, meskipun kita tidak sepakat sepenuhnya, ga usah dikatain. Kritik boleh, tapi mbok ya gausah nyinyir. Kita sendiri belum tentu lih punya manfaat yang lebih baik daripada mereka.
sambil ngantuk.
129 notes
·
View notes
Text
Karena menurut pendapat aink banyak akhwat2 atau cewe2 diluar sana yang udh nutup aurat tp narsis suka upload foto selfie terus fotonya cakep2, pake make up terus di filter efek cerah tirus dsb (ga semua cewe sih) utk sekedar update di sosmed doang. Terus kalo dr sisi cowo karena cewe2 tsb udh nutup aurat jadi ya kesannya ke cowo tuh 'lebih adem' atau 'auratnya sudah ketutup jadi aman kalo diliat'. Padahal menjaga pandangan ga cuman menghindar dari aurat yang terbuka, tapi menjaga pandangan dari apa yang bukan seharusnya kita nikmatin. Gua ga nyalahin cewe selfie atau bermake up tapi sebaiknya kurang2in upload foto selfie2 cantik atau pergi keluar bermake up yang mencolok, boleh make up tp yg santai aja biar keliatan seger dan ga pucet, bukan buat tebar pesona. Jangan bangga kalo kecantikan kalian dinikmatin cowo lain, biar SUAMI KALIAN YANG NIKMATIN KECANTIKAN KALIAN. Terus buat cowo atau ikhwan tolong JAGA PANDANGAN KE CEWE YG BUKAN ISTRI KALIAN baik tu cewe nutup aurat apalagi pake baju auratnya terbuka.
Sharing : Pesona Akhwat
Berawal dari postingannya clampabi, “Cadaran tapi selfie”, aink jadi keingetan pengen nulis tentang topik menjaga pandangan. Aink sih pengennya ada yang sharing pendapatnya juga ntar di akhir bahasan, bisa via komen atau reblog. Because, topik ini buat aink masih menggantung,.
Ada perintah di Quran,
“Katakan pada pria-pria yang merasa punya iman, hendaklah mereka menjaga pandangannya” Surat An-nuur ayat 30 translasinya aink kutip dari kajiannya ust. Adi Hidayat yang berjudul ‘Motivasi Kehidupan untuk yang terus Dilanda Masalah” Ust. Adi juga menjelaskan bahwa arti dari menjagap andangan itu bukan tidak boleh melihat, tapi MEMALINGKAN pandangan dari yang dilarang Allah. Salah satu adab sopan santun ketika berbicara dengan orang lain kan memandang wajah orangnya, cuman yang dimaksud Allah memalingkan pandangan itu ketika pandangannya melahirkan syahwat atau hal yang dilarang oleh Allah.
Lucu juga sih ketika ada orang beda jenis kelamin ngobrol di ruang publik tapi saling nunduk, ato jamaah pengajian yang Ustadnya ngadep timur, jamaah ceweknya ngadep ke barat. Aink setuju sama pendapatnya Ust. Adi, memalingkan pandangan ga gitu-gitu juga kali. Ini link dari bagian ceramah yang aink kutip, aink saranin denger full sih ya, siapa tau kalian hidupnya lagi banyak masalah juga.
link
Yang pengen aink bahas adalah kesulitan aink sebagai lelaki normal dalam menjaga pandangan. Sulit, karena di jaman sosmed kayak gini gampang banget nemu konten konten yang ‘memanjakan mata’. Aink ga nyebut soal birahi/sex aja ya, tapi juga ke arah menikmati apa yang dipandang tanpa sexual desire,, liat wajah misalnya,. Kesulitan ini juga yang waktu itu ngedorong aink untuk segera menikah. Biar lebih nyante dan lebih bisa ngehandle kalo lagi liat sesuatu yang ‘memanjakan mata’.
Disini Aink blak-blakan aja ya, menurut preferensi aink “Lebih sulit memalingkan pandangan dari Akhwat berjilbab, dari pada cewek Sexy dengan busana kurang bahan”
Cowok lain mungkin punya preferensi lain dan aink aja yang ngaco. It’s okey, pria punya selera. Aink ga akan nyalahin akhwat-akhwat yang berjilbab untuk menutup auratnya itu urusan mereka. Cuman ironisnya, somehow jaman sekarang cewek berjilbab justru malah jadi lebih tampak ‘eyecatching’ dari yang ga nutup aurat.
Kalo aink nih ya, liat cewek yang sexy di jalan atau sosmed, gampang banget untuk memalingkan pandangan karena uda kayak ada alarm “Rubah, itu aurat!, jangan dilihat”. Selesai urusan.
Masalah jadi ribet ketika aink memandang cewe berjilbab tapi malah ‘memanjakan mata’. ‘Alarm’ alami aink ga terlalu fungsional untuk objek pandangan kayak gini. Aurat mereka tertutup sempurna, tapi keinginan untuk memandang malah makin gede. Ironis
“Ih cantik”, “Lucu tuh akhwatnya”, “MasyaAllah ukhti,..”
Apalagi sekarang, akhwat-akhwat bercadar,… mereka yang nampak cuma matanya aja, tapi kok bisa ‘lebih enak untuk dipandang?’.
Something miss. Padahal aurat wanita disuruh ditutup biar ga menarik perhatian lawan jenis.. Biar terjaga dari gangguan,. Tapi kok sekarang ada akhwat yang nutup mayoritas tubuhnya, tapi bisa jadi sebegitu menariknya untuk dilihat,.
ini aink nya aja yang bermasalah, ato ada orang lain juga yang bisa relate?
Any thoughts??
104 notes
·
View notes
Text
Kalo ngucapinnya kayak gitu boleh gak?wkwkwk
0 notes
Text
Bener banget huhu
kamu tidak boleh merasa tertinggal hanya karena kamu belum menikah.
kamu tidak boleh merasa rendah dan berkecil hati dalam sebuah peran besar kebaikan hanya karena kamu belum menikah. Kalau kamu sudah meyakini setiap takdir Allaah adalah yang terbaik, maka kamu tidak boleh merasa rendah atas hal itu. Kini, mulai kembali langkahmu. Sambil melangitkan pinta yang baik-baik. Allaah tidak tidur sayang, setiap pintamu sungguh sangat Dia dengar..
562 notes
·
View notes
Text

Untukmu Sahabat Sehidup Sesurga
Sahabat bukan cuma teman hang out, main bareng, tempat bercanda, saling curhat, tapi juga saling mengingatkan satu sama lain. Memang manusia itu banyak dosa, termasuk saya. Namun hal tersebut bukanlah batasan untuk saling menasehati. Terkadang, menasehati orang lain sekalipun yang sudah dekat itu tidak mudah. Belum tentu mereka mau terima nasihat atau saran kita. Sedih rasanya ketika tau sahabat kita melakukan perbuatan yang kurang baik, karena berbuat baik bukan hanya untuk sendiri, tapi untuk orang disekitar kita juga. Janganlah berhenti untuk saling menasehati dan mengingatkan, karena aku ingin kita menjadi sahabat bukan hanya sehidup semati, tapi sehidup sesurga.
7 notes
·
View notes