Tumgik
nataanugerah · 1 month
Text
Gak ada seorang pun anak yang bisa memilih dari rahim wanita seperti apa ia akan dilahirkan. Tapi seorang anak bisa memilih akan menjadi seperti apa ia dikemudian hari.
0 notes
nataanugerah · 3 months
Text
Jangan pernah Angkuh.
Karena setiap orang punya masa,
Dan setiap masa ada orangnya.
Selagi masih berstatus Hamba,
Ada masanya kita Jatuh.
24 Juni 2024
0 notes
nataanugerah · 3 months
Text
Orang bilang, berdirilah di atas kakimu sendiri
Tapi gimana kalau kaki kita luka sampai nggak sanggup berdiri?
Orang bilang, nikmatilah lukamu itu
Tapi kalau terlalu perih, aku harus bagaimana?
Orang bilang, selalu ada Tuhan yang punya skenario terindah
kalau itu aku percaya,
kalau nggak sama Tuhan… mau ke siapa lagi aku gantungin hidupku
kalau nggak karena Tuhan, aku sudah hancur dari dulu
Dipikir-pikir, semua kekuatan itu…
Emang dari Tuhan ya?
Kita bisa apa..
341 notes · View notes
nataanugerah · 3 months
Text
Nasihat yang Tidak Populer
Untuk adik-adik di sini yang sedang memantau takdirnya akan menikah dengan siapa dengan perasaan cemas dan gelisah :
Seburuk-buruknya kamu menilai dirimu sendiri, teruslah berdoa untuk bisa mendapatkan pasangan yang terbaik - yang sebaik baiknya, nggak usah tanggung-tanggung mintanya, benar-benar yang sebaik-baiknya.  Dan aku turut mendoakan, agar jika doa itu terkabul, kamu tidak memiliki perasaan tidak layak. Kamu layak! @kurniawangunadi
2K notes · View notes
nataanugerah · 3 months
Text
Ada amarah yang berusaha ku redam, ada banyak sakit yang berusaha ku maafkan, ada banyak luka yang berusaha ku ikhlaskan dan ada sabar yang sedang ku luaskan.
Aku berusaha berdamai dengan kenyataan
20 Juni 2024
0 notes
nataanugerah · 4 months
Text
Putri Malu
Lucu.
Kata pertama yang terlintas dibenak ketika tanpa sengaja aku menyentuhnya. Tiba-tiba saja ia mengatup. Ku pandangi lagi, ternyata warna yang ia miliki sangat unik, hijau tua dan lylac sebagai bunganya. Menarik bukan? Membuat aku terbuai dan tanpa sadar ternyata ia telah menciptakan goresan pada salah satu ciptaan Tuhan yang mengaguminya.
Goresan-goresan kecil. Siapa lagi kalau bukan ulah si putri malu. Ah, ternyata ia gak hanya menciptakan goresan kecil, tapi menciptakan lubang yang terasa sakit hingga cairan kental berwarna merah merembes tanpa permisi.
Tanpa terasa cairan bening ikut menetes entah darimana asalnya. Jika ditilik, ternyata asalnya dari dua organ yang selalu berbinar dan memancarkan semangat, sedikit berubah kemerahan dengan rasa panas kemudian berembun.
Entah apa yang membuat binar itu sirna. Lubang atau cairan kental berwarna merah? Atau bahkan ada yang tak terjamah?
Lagi-lagi pasti ulah si putri malu, yang selalu mengatup ketika disentuh. Saolah olah dia yg paling lemah dan tersakiti. Nyatanya ia sedang menutupi tindak tanduknya.
3 Juni 2024
0 notes
nataanugerah · 4 months
Text
Ada yang bolak balik tapi bukan setrika,
Ada yang terbakar tapi bukan api,
Ada yang sering lelah tapi bukan kaki.
Ada. Ia makhluk bernama HATI
23 Mei 2024
0 notes
nataanugerah · 4 months
Text
Jika kamu pandai bersilat lidah,
Aku pandai mengabadikanmu dalam karya
23 Mei 2024
0 notes
nataanugerah · 4 months
Text
Tumblr media
Let it hurt, then let it heal.
29K notes · View notes
nataanugerah · 4 months
Text
Larilah
Beberapa orang yang mungkin ada di sekitar kita, menjalani kehidupan ini dengan penuh keluhan. Hampir setiap hari kita mendengarkan keluhannya. Setiap hari mendengarnya mengkritik segala hal. Melihat kehidupan ini dengan sinis. Membaca perkataan orang lain sebagai sindiran terhadap hidupnya. Dan melihat segala hal yang berjalan di sekitarnya dari sisi negatif yang kuat. Kalau ketemu yang demikian, lari.
260 notes · View notes
nataanugerah · 4 months
Text
Life Like Roller Coaster
Realita kehidupan kadang bikin paru-paru terasa sempit, degup jantung semakin terdengar tak seirama, dan kepala serasa ingin beranjak dari singgasananya.
Kadang bikin kita ingin teriak sekencang-kencangnya, kadang bikin kita tertawa dan terdiam seketika atau bahkan menangis. Kita digilir satu sama lain layaknya naik Roller Coaster. Kadang diatas, kadang dibawah. Tinggal menunggu momen itu tiba. Hanya ada dua opsi yang diberikan, dan kita hanya dikasih 1 pilihan sebagai jawaban. Menikmati setiap tantangan, atau luntang lantung dengan perasaan hampa.
Kita gak akan pernah tau kapan kita berada di momen itu, yang kita perlukan hanya menyiapkan diri. Agak crapy memang. Tapi kalau kita berhasil melewatinya kita seperti menemukan hidden gems didasar palung mariyana.
22 Mei 2024
0 notes
nataanugerah · 4 months
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
424 notes · View notes
nataanugerah · 8 months
Text
Aku memang bukan anak yang membanggakan. Tapi percayalah bu, apa yang aku usahakan semua untukmu.
0 notes
nataanugerah · 3 years
Text
“Di antara Lebih dan Kurang ada yang namanya Cukup. Lebih disertai dengan Syukur, kurang disertai dengan Sabar. Lalu Cukup disertai dengan apa? Ya, Syukur. Semoga ketika kita bersyukur apa yang kita punya dilebihkan. Semoga ketika kita bersabar apa yang kita punya dicukupkan.”
— Aamiin. (via didilaras)
1K notes · View notes
nataanugerah · 3 years
Text
Tidak semua pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk mencari sebuah jawaban.
Bisa jadi sebagian dari pertanyaan ditanyakan untuk membuka perspektif orang lain.
Bisa pula menjadi pelatuk untuk melihat bagaimana respon seseorang terhadapnya.
Ia pun juga bisa menjadi umpan jebakan untuk memancing sesuatu yang terpendam atau disembunyikan.
Banyak sekali kemungkinan yang menjadi alasan di balik datangnya sebuah pertanyaan.
Oh iya, Plato juga pernah bilang; kecerdasan seseorang tidak diukur dari seberapa bagus ia memberikan jawaban, namun dari keterampilannya meracik sebuah pertanyaan.
Maka, semoga kita dijauhkan dari memiliki rasa merendahkan atas teman-teman kita yang mungkin cukup aktif mengajukan pertanyaan.
Entah pertanyaan-pertanyaan polos, bodoh, atau pertanyaan-pertanyaan yang kita sudah memiliki jawaban.
233 notes · View notes
nataanugerah · 3 years
Text
Di bawah tanah nanti, apa ya kiranya yang akan tertinggal di atas sini?
Ketika nama kita nanti akan berhenti dicari. Ketika jabatan kita nanti akan ada yang mengganti. Harta kekayaan kita? Mungkin akan diberi atau bahkan dibagi-bagi.
Lalu, apa ya yang akan kita bawa ketika kita berada di bawah tanah nanti?
Akankah popularitas yang dijunjung tinggi itu akan dibawa mati? Apa mungkin segala yang dibanggakan mampu menolong diri? Kemana nanti perginya semua hal yang katanya diperjuangkan sampai mati?
Kita, sebenarnya menyadari. Ketika nanti kita pergi dari dunia ini, tak akan ada satu pun yang mampu menemani. Tak akan ada yang bisa dibawa pergi. Apa yang ada di dunia, hanya akan tetap di dunia hingga akhirat tiba.
Satu-satunya yang bisa kita bawa hanyalah amal. Amal yang bahkan kita pun tak mengetahui secara pasti, akankah ia yang menolong diri ataukah ia yang akan memberatkan hukuman kita nanti.
Maka, sebelum tanah menyelimuti tubuh kita, kembalikanlah hidup pada jalan yang seharusnya ia berada. Pada tugasnya sebagai hamba. Pada jalan yang menambah ketaqwaan. Pada jalan-jalan yang keridhoanNya tercurahkan—di sepanjang perjalanan.
Semoga ibadah-ibadah kita menjadi teman yang baik untuk nanti menemani diri ketika benar-benar telah sendiri. Semoga dosa-dosa kita Allah berkenan ampuni sebelum nanti kita dipanggil untuk kembali.
Jangan pernah sekalipun merasa aman melakukan dosa. Jangan pernah sekalipun meremehkan sekecil apapun bentuk pahala. 
Ingatlah bahwa di bawah tanah nanti, penyesalan tak lagi memiliki arti. Sekali kita masuk ke dalamnya, tak ada kesempatan untuk berteriak hidup sekali lagi.
Semoga kita tak berhenti berupaya dan tak pernah berputus asa dari rahmat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎.
255 notes · View notes
nataanugerah · 3 years
Text
“Aku berlindung kepada Allah atas ketidakpastian masa depan, dari keputusan yang keliru, dari perihnya kenyataan, pahitnya kekecewaan, dari hati yang berbolak balik, dari pengkhianatan manusia dan dari cinta yang salah.”
— :)
5K notes · View notes