I bet u guys already hear this messages, but let me remember this one in my page; if you spend your time chasing butterflies, they'll fly away. But.... if you spend your time building beautiful garden, the butterflies will come, and if they don't.... you still have your beautiful garden🌻
Beberapa hal yang dipikirkan laki-laki (dalam hal ini aku), dan mungkin lelaki di sekitarmu juga sama :
Apa yang diinginkan oleh perempuannya, hal yang kemudian di ucapkan, itu bakal bikin lelaki kepikiran terus. Kalau ia belum kunjung berhasil mewujudkannya, rasanya itu kayak beban karena merasa ingin sekali mewujudkan itu.
Takut sekali kehilangan pekerjaan, sebenarnya lebih kepada kemampuan untuk memberi nafkah. Entah karena kehilangan pekerjaan atau kemampuan untuk bekerja sehingga membebani perempuannya untuk ikut bekerja atau bahkan menanggungnya. Itu runtuh-tuh harga dirinya, kepercayaan dirinya.
Kesulitan untuk menerjemahkan apa yang dirasa oleh perempuannya karena mungkin emang dari sananya laki-laki begitu, dan perempuan begitu, memulai hard-conversation bukanlah hal yang mudah bagi laki-laki, karena takut melukai perempuannya.
Meninggal duluan tapi tidak meninggalkan apapun di dunia yang bisa membuat hidup perempuan dan anak-anaknya cukup bahagia dan terjamin secara materi, tidak harus bersusah payah. Kelihatannya duniawi sekali, tapi memang kepikiran.
Coba nanti sesekali tanyakan kepada lelakimu, apa yang dia khawatirkan saat itu, saat bersamamu, saat hidup yang sebentar ini ingin ia wujudkan yang terbaik buatmu. Redakan rasa khawatirnya dengan rasa syukur dan cukup, cukup untuk kalian berdua.
-kurniawangunadi
Beberapa waktu lalu ada yang bertanya begini, "Kenapa kamu memutuskan lanjut kuliah lagi? Terus aku liat kamu rutin ikut kajian, emang gak cape ya kuliah terus kajian kaya gitu?".
Pertama, menuntut ilmu itu wajib, karena dengan menuntut ilmu kita akan tau makna kebesaran Allah. Karena dengan ilmu kita akan sadar bahwa Allah itu Maha Besar yang telah menciptakan ilmu, dan mengatur semua tata cara berkehidupan di muka bumi ini.
Kedua, laki-laki itu harus berilmu dan paham agama. Karena laki-laki kelak akan menjadi imam (pemimpin) bagi keluarganya. Bagaikan sebuah kapal, laki-laki adalah nahkodanya. Maka nahkoda itu harus memiliki ilmu untuk menjalankan kapal itu dengan baik. Dan ketika terjadi cuaca yang buruk, nahkoda bisa mengetahui dengan baik cara menyelesaikan masalahanya melalui ilmu yang dimiliki.
Ketiga, dalam membangun rumah tangga juga harus di landasi ilmu. Karena dengan ilmu kita bisa paham bagaimana memperlakukan istri kita, bagaimana menuntukan visi misi berkeluarga yang baik menurut perintah allah , dan tau cara bagaimana mendidik anak agar menjadi anak-anak yang berbakti.
Laki-laki itu bertanggung jawab atas 4 wanita, yaitu Ibu, Istri, Anak Perempuan, dan Saudara perempuannya.
"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."
(QS. At-Tahrim : 6).
Menjadi imam dalam keluarga itu berat, maka laki-laki harus memiliki ilmu. Karena dengan ilmu kita bisa mengkoreksi mana yang salah dan menunjukkan mana yang benar.
Karena menjalankan kehidupan, berkeluarga, tujuannya adalah mendapatkan ridho Allah. Maka sudah seharusnya itu semua dijalankan atas dasar keimanan dan menjalankan perintah-perintah Allah swt.
Untuk aku, kamu, yang kelak jadi imam di keluarga, semoga tidak bosan untuk selalu menuntut ilmu, berkumpul di majelis ilmu, dan memperlajari kebesaran Allah melalui ayat-ayat Al-Quran.
Oh Allah, apabila semua kesakitan yang pernah terjadi, apabila semua kesedihan yang pernah melukai hati, apabila semua kegelisahan yang pernah memenuhi pikiran ini, adalah cara-Mu menghapus dosa-dosaku, adalah cara-Mu membuktikan kasih sayang-Mu, adalah cara-Mu agar aku bisa dekat dengan-Mu, maka berikanlah semua itu, dan aku tidak hanya rela, tetapi aku akan bersyukur karenanya.
Sungguh yang pahit disisi-Mu akan pasti lebih baik dan lebih indah dibandingkan manis tetapi jauh dari Rahmat dan Ridho-Mu.
Semakin bertambahnya usia, kita akan semakin paham terkait dengan hal-hal yang tidak dijelaskan, kita akan semakin paham terkait dengan isi-isi hati yang tidak dapat diungkapkan, kita akan semakin paham terkait dengan isi pikiran-pikiran yang bahkan tidak sempat terpikirkan. Dan mungkin kepahaman tersebut merupakan petunjuk-Nya.
“Inside of all of us there is the need and the desire to be heard, to have our innermost thoughts, feelings and desires expressed for others to hear, to see and to understand. We all want to matter to someone.”