Tumgik
primagitaabudhi · 5 months
Text
Jurnal Bisnis : Part 1
Pengusaha Sehat Mental
—————
Sebagai orang yang baru mulai serius terjun di dunia usaha atau entrepreneur anyaran, banyak sekali ternyata lika-likunya. Berbeda dengan kehidupan kantoran 😅
Tapi entah kenapa ini menarik, di fase ini justru menjadikanku mau gak mau, harus lebih mengenal diri.
Aku bahkan memberanikan diri ke psikolog pertama kalinya dalam hidup, sadar ada banyak yang harus diselami serta diluruskan, dan aku merasa memang selama ini tidak baik-baik saja.
Karena menjadi pebisnis berarti harus siap menjadi ujung tombak segala lini bisnis tersebut, jadi artinya butuh orang punya mental sehat dan waras kan?
Mana bisa mengambil keputusan kalau sering bad mood?
Mana bisa kalau kontrol emosinya masih jelek?
Mana bisa kalau sifat perfeksionisnya belum bisa dikelola?
Mana bisa kalau masih sering ovt dan memikirkan pendapat orang?
Nanti malah terkendala bisnisnya. Kasian kalau misal punya karyawan, tapi ownernya masih belum sehat mentalnya :’)
———
Ada salah satu kalimat dari psikologku yang terngiang, “sekarang tinggal dorongan mana yang lebih kuat, terus menjadi diri yang sekarang atau keinginan untuk fight dan memperjuangkan? Segalanya pasti ada resiko dan itu wajar karena kehidupan.”
Aku terdiam sekian detik tapi dengan lantang aku bilang ingin fight.
Sesungguhnya aku sudah sangat lelah untuk berada dalam tempurung selama ini, ada gelora untuk melakukan banyak hal, ada kreatifitas-kreatifitas yang menggelitik di kepala yang rewel minta disalurkan, ide yang banyak tapi tidak dilaksanakan membuatku sering tantrum dan menyalahkan keadaan.
Aku ingin menjadi elang, yang bisa gagah terbang mengarungi dunia. Berhenti untuk berdiam di sangkar yang selama ini membuatnya merasa aman namun gelisah di waktu bersamaan.
Walau selalu ada resiko, manusia hanya bertugas untuk mengendalikannya, dan berdoa agar semua upayanya lancar bukan?
Aku tau proses ini akan panjang, tapi membayangkannya saja sudah membuat darahku berdesir, apakah ini cinta? Wkwkw
Bukan, bukan, aku menganggap dorongan yang muncul selama ini sebagai tanda dari Allah bahwa bisa jadi ini waktunya aku berjalan ke arah yang berbeda.
Karena doaku sedari dulu, semoga aku berada di tempat dimana aku bisa bermanfaat dan tempat itu juga memberikan manfaat untukku.
————
Mengabadikan setiap pengalaman ini sepertinya akan jadi hal yang menarik untuk di baca nanti2.
Semoga ceritanya bertambah dan berlanjut, karena keberlanjutan kisah menandakan masih ada kehidupan yang berjalan dan berproses enggak gini-gini terus.
4 Mei 2024
:)
0 notes
primagitaabudhi · 7 months
Text
Aku pernah di titik jengah dengan semuanya dan rasanya ingin menikah
———
Melihat timeline sosial mediaku kini isinya sangat beragam, membuat hati yang melihat juga tak kalah ikut beragam tergantung apa yang sedang dilihatnya.
Melihat yang sudah berkeluarga dan punya anak lucu dan sehat, maka ada bagian hati yang ingin ikut merasakannya.
Melihat ada yang baru saja berhasil membeli rumah pertama untuk keluarga kecilnya, hati jadi berangan dan bertanya kapan waktuku punya rumah juga akan tiba.
Serta melihat yang sedang asyik menikmati rasa sendirinya, melakukan banyak hal, explore kegiatan dan berjumpa dengan kawan yang banyak. Ternyata tetap saja ada bagian hati ini yang terkena.
————
Untuk bagian yang terakhir, dimana fase tersebut sudah aku lalui, tapi ternyata tetap ada rasa yang mengusik.
Padahal akupun dulu juga melakukan banyak hal, libur kerjaku sudah banyak sekali agenda. Mengikuti seminar, gabung komunitas, dan sesekali pergi keluar kota bersama kawan.
Hidupku kala itu tak kalah bahagianya.
Tapi tetap saja manusia ini tidak akan cukup bahagia jika terus membandingkan dengan apa yang orang lain punya.
Aku bahkan pernah berada di suatu titik, jenuh dengan aktifitas itu, merasa tidak ada tujuan pasti, dan merasa sepertinya aku butuh menikah.
Walaupun aku tak pernah pergi jauh yang sampai ke negeri tetangga, bahkan ke Jakartapun sampai saat ini aku belum pernah. Tapi tangki kebutuhan akan kebebasan masa-masa mudaku rasanya sudah terisi.
Jadi saat kini ada rasa “iri” melihat seseorang yang menikmati kehidupan sebelum pernikahannya, aku mulai memproses rasa yang ada, dan perlahan aku bisa turut tersenyum bahagia atas bahagia mereka dan merasa cukup karena
Dulu akupun juga pernah sebahagia mereka.
19 Feb 2024
2 notes · View notes
primagitaabudhi · 8 months
Text
Nyatanya setelah menikah, menulis tentang cinta jadi susah
————
Perjalanan cinta yang sudah menemukan muaranya, ternyata membuat hidup seakan lupa akan kegundahan jaman remaja.
Bagaimana tulisan akan cinta mulai muncul di masa-masa menjelang remaja, mungkin berawal di akhir masa SD jika aku tak salah ingat.
Tulisan akan cinta, kegundahan tentang kagum terhadap orang lain, menduga apakah dia the only one, lagu pupus dan memulai harap baru terhadap yang lainnya.
Masih ingat bagaimana gusarnya saat berada di ujung pilihan, saat harus menentukan hal yang penting dalam hidup yaitu mencari pasangan.
Lagu-lagu galau yang mengiringi, dan pertanyaan tentang siapakah jodohku? Seperti apakah dia? Apakah dia juga sedang berjuang untuk saling menemukan?
Kini saat jawaban itu sudah ada, perasaan gusar itu ternyata turut hilang, hanya mengingat bagaimana tapi tak lagi ingat rasanya.
Ternyata menggalau jodoh yang bertahun-tahun lamanya kemarin itu, jadi terasa sebentar kala kita sudah menemukan.
22 Januari 2024
54 notes · View notes
primagitaabudhi · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Cinta Anak ke Orang Tuanya
——————
Di usia sekarang, ada satu hal lagi yang aku sadari bahwa bukan hanya orang tua yang menyayangi anaknya, tapi rasa sayang juga tumbuh di hati anak untuk orang tuanya.
Layaknya cinta orang tua ke anaknya, cinta anak ke orang tua juga banyak caranya.
Ada yang enggan merantau karena tak ingin melewatkan masa berharga merawat masa tua orang tua di desa.
Ada pula yang menjadikan mimpinya di urutan no 2 di prioritas hidupnya setelah orang tua.
Ada banyak yang menunda untuk menikah karena ingin fokus merawat sang ayah dan bundanya.
Kasih cinta kami para anak mungkin memang berbeda dengan cara mereka mencintai anak-anaknya, tapi semua pada suatu muara yang sama yaitu rasa sayang yang tulus.
Dan anak-anak seperti ini bukan hanya satu dua tapi ada sangat banyak.
Layaknya rasa sayang orang tua ke anaknya yang tumbuh alami, kasih sayang kami ke orang tua juga sama tumbuh suburnya, bentuk karena kami telah dibesarkan dan bisa ditakdirkan Allah ada di dunia karena mereka.
Kami ingin para orang tua juga tau, bahwa kami pun juga sangat amat menyayangi mereka, kami menjaga, kami merawat, kami senantiasa mendoakan.
Mungkin besarnya tetap tak akan pernah sebanding dengan cinta mereka, tapi semoga cinta kami tetap bisa dirasa dan sampai dengan hangat.
Anak-anak baik yang sayang orangtuanya, baik-baik dan sehat kalian ya :)
Blitar, 13 Januari 2024
53 notes · View notes
primagitaabudhi · 9 months
Text
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan
Punya hati yang ikhlas untuk melihat pencapaiannya orang lain, adalah sebuah keistimewaan yang luar biasa.
Karena tertawa melihat penderitaan orang lain itu mudah.
Merasa baik-baik saja ketika orang lain di bawah, itu biasa.
Tapi turut mendoakan ketika orang lain sampai pada rezekinya, itu ilmu hati yang perlu dilatih berkali-kali.
Apalagi ketika kita merasa di bawahnya. Ketika kita merasa satu langkah tertinggal di belakangnya.
Percaya bahwa rezeki tidak tertukar, adalah keimanan.
Karena bisa jadi memang rezeki kita selalu berbeda satu dengan yang lainnya.
Pencapaian kita tidak akan pernah sama.
Mungkin kita hanya perlu membiasakan diri untuk memberi ucapan selamat. Turut mendoakan dan bertepuk tangan atas keberhasilannya orang lain.
Bukankah Allah sudah menakar sesuai kemampuan hambanya masing-masing?
Ketika jalan kita dirasa sulit dan orang lain begitu mudah. Percayalah bahwa garis finishnya berbeda, waktu kita tidak sekarang.
Tapi setidaknya yang bisa kita usahakan saat ini juga;
Tidak iri melihat pencapaian orang lain merupakan sebuah ketenangan hati yang tidak semua orang mampu meraihnya.
Semoga hati kita selalu berada dalam keridhoan dan keikhlasan.
—ibnufir
598 notes · View notes
primagitaabudhi · 9 months
Text
Sarjana Pertama
—————-
Akhir-akhir ini salah satu topik obrolanku dengan ibuk adalah tentang rencana kuliah sepupuku yang saat ini duduk di kelas 3 SMA.
Sepupuku ini adalah anak dari adik ibuk yang berarti adalah anak dari bulik.
Dari tahun kemarin, aku sudah jadi salah satu pendukung dengan vokal agar sepupuku ini kuliah, karena aku takut dia tidak ada niatan kesana dan takut tidak ada dukungan dari keluarga.
Aku berharap sepupuku bisa jadi sarjana pertama dikeluarganya, jadi jalan pembuka bagi kebaikan yang akan hadir di keluarganya di masa yang akan datang.
Bulik tidak kuliah, sama seperti ibuk.
Dan aku baru tersadar bahwa aku ternyata adalah sarjana pertama di keluarga ini.
(walaupun bukan S1 sih, lulusan D3 tapi yang ku maksud adalah anggota keluarga pertama yang berkuliah, begitulah ya hehe)
Aku tidak sadar bahwa ada beban yang ku tanggung pada saat aku kelas 3 SMA dulu. Mungkin karena dukungan penuh untuk berkuliah dari bapak dan ibuk, selaras dengan keinginanku, jadi restu mereka seakan membuatku merasa ringan untuk melangkah.
Terlebih aku bersekolah di sekolah yang mayoritas murid2nya akan berkuliah, setauku tidak ada yang terpikir untuk langsung bekerja dan takut bercita-cita, sebagai anak dari kota kecil aku merasa punya previlage untuk tidak takut bermimpi tinggi karena temanku pun juga sama.
Lalu momen saat wisudakupun jadi momen yang aku sesali karena aku kurang memprioritaskan rasa bangga dari bapak dan ibuk.
Bahwa di hari itu mereka pasti sangat bangga, sepasang lulusan SMA, membesarkan 3 orang anak, dan kini anak pertamanya berhasil wisuda di salah satu kampus ternama :’’
Aku tidak sedang memuji diriku, aku sedang memuji keberhasilan bapak dan ibuk.
Jika bisa aku kembali ke masa itu, aku akan menganugerahkan hari wisudaku khusus untuk mereka.
Wisuda harusnya bukan hanya perayaan untuk mahasiswanya, tapi juga penghargaan tertinggi untuk orang tua yang mensupport penuh dari apa yang mereka bisa untuk anak-anaknya.
Dan pintu itu memang terasa terbuka setelah aku wisuda, dengan ijin Allah adik-adikku juga muncul dengan sendirinya motivasi untuk berkuliah.
Kini anak-anak bapak dan ibuk berkuliah semua, aku harap bapak dan ibuk bisa bangga terhadap jirih payahnya untuk kami.
Terimakasih Ya Rabb, karena memberikanku support system luar biasa sehingga beban yang harusnya berat menjadi lebih ringan.
Aku berharap keluarga besarku dan keluarga di luar sana bisa dimudahkan memiliki sarjana pertama dikeluarganya. Semoga Allah mudahkan semua jalannya.
——————
Surabaya, 6 Januari 2024
“Dari Aku, Sarjana Pertama di Keluarga”
0 notes
primagitaabudhi · 10 months
Text
Selalu mengenang karena memang seberharga itu untuk selalu di kenang.
Kini aku bisa mengamini ungkapan bahwa orang terkasih yang meninggal akan selalu hidup dalam hati orang yang ditinggali.
Malam itu hujan baru saja reda di kotaku, tanah yang berwarna lebih gelap karena masih basah, kendaraan yang ada titik-titik air sisa terkena hujan.
Kami berempat, aku dan dua adikku juga tambahan 1 personil suamiku yang siap siaga menjadi pemegang kemudi kami.
Pilihan untuk santapan malam itu akhirnya jatuh di angkringan tengah kota, kota dimana kami bertiga dibesarkan. Entah obrolan darimana, rasanya kami dibawa suasana untuk mengingat kenangan masa kecil kami.
Kami saling bercerita tentang memori tak terlupakan bersama bapak dan ibuk. Adik bungsupun juga bisa dengan lancar mengingat memori itu, bahkan mengoreksi jika kami lupa-lupa ingat.
Ada beberapa kejadian seperti :
- dulu sering sekali keluar berlima untuk beli es krim cone jakarta. Ingat sekali bapak dengan riangnya bicara ke kami tepat setelah motor kami parkir, “wes sembarang ape nambah peng piro ae sembarang”. Yang membuat aku sadar sekarang, bapak sangat bahagia bisa ada kesempatan memberi ke anak-anaknya tanpa batasan, karena harga es krim nya murah. Cuma seribu 1 cone nya, dan paing banter 2 atau 3 cone juga sudah cukup. Tapi bukan seribu rupiah di kali 3 cone itu yang teringat, melainkan wajah semringah dan bangga bapak saat bilang kami boleh nambah berapapun, itu adalah wajah seorang bapak yang ingin memberikan sebaik-baiknya ke anaknya (nangis bahagia kan aku ngetiknya :’’))
Part 1
———
Bersambung dulu soalnya mau release emosi yang muncul.
Sayang bapak sama ibuk banyak-banyak pokoknya.
Love sekebuuunn. Terimakasih kepada Allah sudah kasih orang tua terbaik buat kami :’)
6 notes · View notes
primagitaabudhi · 10 months
Text
Hatimu akan selalu jujur kepada siapa saja yang ia rasa dekat dan layak mendengar ceritamu.
Seperih atau sebahagia apapun, kamu percaya bahwa dia adalah orang yang tepat untuk tau.
Sby, 19 Nov 23
6 notes · View notes
primagitaabudhi · 10 months
Text
“Don’t worry, now my turn to take care of our family”
Sebuah kalimat yang di tulis oleh salah satu teman kuliahku di story nya karena pagi hari tadi sang Ayah tercintanya sudah kembali menghadap ke Allah Yang Maha Esa.
Sebagai sesama anak pertama, aku tau dengan baik bagaimana rasanya, ada tekad yang rasanya besar untuk mengambil semua beban kepala keluarga. Hingga tak ada lagi celah untuk kita membahagiakan diri sendiri. Yang ada, bagaimana caranya semua akan berjalan baik2 saja, menguatkan anggota keluarga yang lain untuk tenang dan kuat, walaupun hatinya sendiri tak karuan.
Walaupun kita sendiri tau, bahwa hari esok dan seterusnya tak akan pernah sama. Tapi berhenti berjuang bukanlah pilihan. Esok hari biarlah dilalui, karena memikirkan bagaimana esok rasanya sesak dan perih sekali.
17 Nov 23
2 notes · View notes
primagitaabudhi · 10 months
Text
“Ini saya pasang jarumnya agak lebih besar karena mau operasi, nanti kalau misal sakit, teriak gpp tapi jangan di tarik tangannya ya.” Ucap suster dengan nada sangat lembut.
“Iya suster” jawabku sambil mencari posisi ternyaman untuk dapat pegangan dan menghindari pandangan.
“Tarik nafas yaa”
Dan rasa nyari itu hadir, tapiii
Tidak terlalu sakit seperti yang aku bayangkan.
Padahal jarumnya memang besar, terlihat di balik punggung tanganku bahwa ada jarum yang tertanam di sana.
Lalu suster beberapa kali mencoba menyuntikkan cairan infus, rasanya sedikit tidak nyaman dan ada sensasi dingin sedikit yang menjalar di tangan.
Sungguh, aku yang notabene dulu sangat takut dengan namanya suntik, kini perlahan rasanya mulai berdamai.
Mungkin karena seiring usia dan banyak hal yang berlalu, rasanya sakit suntikan di fisik ini tidak lebih sakit dari sakitnya sakit hati.
——
Untuk batin, fisik, dan jiwaku.
Sehat-sehat selalu semuanya yaa.
Sby, 17 Nov 23
0 notes
primagitaabudhi · 11 months
Text
Beberapa waktu ini sering bolak-balik rumah sakit, melihat banyak sekali orang berjuang untuk sembuh, berharap bisa punya kesempatan untuk memperbaiki hidupnya dan punya waktu lebih lama untuk berkumpul bersama keluarga.
Sedang disisi lain, senter berita tentang bunuh diri, tentang kerasnya hidup hingga ingin mengakhiri.
Pelajaran berharganya adalah hidup memang harusnya diperjuangkan dan tidak mudah. Kita harusnya punya alasan kuat untuk bertahan, mungkin bukan untuk diri sendiri, tapi bisa jadi untuk orang lain, serta kebaikan yang bisa kita torehkan jika kita diberi Allah umur yang panjang.
11-11-23
1 note · View note
primagitaabudhi · 11 months
Text
“Sesuatu akan keluar segala kelebihannya, saat kita sudah kehilangan.”
0 notes
primagitaabudhi · 11 months
Text
“Kita adalah orang yang diberi kesempatan melalui pandemi dengan selamat”
Aku tak ingin menyebut sebagai orang pilihan, karena hanya Allah yang tau mana yang terbaik. Tapi aku lebih memilih di panggil sebagai orang yang di beri kesempatan.
Karena bisa jadi orang yang di panggil di masa pandemi, amalnya sudah sangat berkecukupan untuk hidup lebih baik di alam setelah kematian.
Kita yang masih ada di bumi milik Allah ini, mungkin banyak yang telah kehilangan orang tersayang, mengingat banyaknya pemakaman dengan nisan bertulis tahun yang hampir sama semua.
Kita yang masih ada di bumi milik Allah ini, terpilih menjadi orang kuat yang ditinggalkan. Di kala kondisi tidak tentu, saat memikirkan banyak hal di satu waktu.
0 notes
primagitaabudhi · 11 months
Text
Semakin dewasa rasa-rasanya semua omongan orang tua menjadi banyak benarnya.
0 notes
primagitaabudhi · 11 months
Text
Cara Berdo'a agar Mustajab
Berikut 6 adab Berdo'a yg Allah janjikan akan terkabul, sebagaimana terkabulnya do'a Nabi zakariya. Disarikan dari kajian Tafsir surat Maryam ayat 1-9 oleh Buya Yahya.
1. Menyadari kelemahan. Ungkapkan kelemahan dan keterbatasan kita selaku manusia. misalnya do'a Nabi Zakariya diawali pernyataan "Ya Allah sesungguhnya tulang ku sudah lemah dan rambutku sidah putih (baca : berusia tua).."
2. Sebutkan Hajat/permohonan kita. Hajat yg paling utama ialah dikuatkan iman, diperbaki alhlak dan dimudahkan taat, serta dijauhkan dari maksiat. Juga hajat lain misalnya : ingin menikah, punya anak dsb.
3. Khusyuk dan menyadari keagungan Allah. Sadari dan yakini bahwa Allah Maha Kuasa. Tidak ada yg mustahil bagi Allah.
4. Bersyukur atas kenikmatan yg dimiliki. Jangan hanya mengeluh, sadari nikmat yg Allah berikan. misalnya ketika hendak berdo'a agar anak menjadi sholeh (saat itu masih nakal) maka ungkapan rasa syukur bisa berupa : "Ya Allah, Alhamdulillah engkau beri aku karunia berupa anak, karena ternyata tidak semua orang dapat memiliki anak."
5. Jelaskan kegunaan/fungsi/tujuan/motivasi hajat. Misalnya (do'a Nabi zakariya) : "Aku takut tidak ada yg mewarisi kebaikan yg Engkau berikan kepada-ku dan kebaikan keluarga Ya'kub.." contoh lain ketika minta harta bisa dijelaskan kegunaan harta tsb : membayar hutang, bersedekah dsb.
6. Didasari rasa tulus dan husnuzhan. Yakini bahwa Allah pasti mengabulkan sesuai kehendak-Nya yg hal itu adalah pasti baik untuk kita. Jangan putus asa. Pengabulan do'a bisa jadi dalam bentuk lain yg lebih dibutuhkan, atau bahkan nanti di akhirat.
Wallahua'lam.
440 notes · View notes
primagitaabudhi · 1 year
Text
1 September 2023
Dear Bapak, yang aku selalu berdoa agar bapak sekarang berada tempat terbaik di sisi-Nya, tempat dimana dengan Allah dikumpulkan bersama orang2 sholeh dan Allah sayangi. Aamiin.
Pak, jika Bapak bertanya bagaimana kabarku saat ini? Aku akan menjawab hidupku baik alhamdulillah.
Jika bapak khawatir tentang pernikahanku yang tak sempat bapak lihat, tentang laki-laki yang tangannya tak sempat bapak genggam saat akad putri pertamamu ini, aku bisa jawab suamiku orang yang baik pak, dia menyangaki hampir mirip seperti bapak, bapak tak usah khawatir.
Sepeninggal bapak, ibuk, aku, dan dua adik bersama-sama saling membahu satu sama lain. Bahkan si bungsu kini semakin dewasa, dia sudah merantau di kota sebrang, insyaAllah anak laki-laki bapak akan tumbuh dengan baik.
Ibuk sehari-hari memang kini sendirian, tapi ibuk luar biasa pak, bapak pintar memilih istri dan ibu bagi kami. Ibuk wanita yang tangguh, ibuk bahkan kini bisa menyetir mobil, ibuk aktif ikut kegiatan masyarakat, ibuk menjalin silaturahmi dengan teman2 bapak. Ibuk benar2 merawat dan selalu menghidupkan apa yang sudah bapak tinggalkan agar terus menyala.
Kami yang masih disini akan terus membuat bapak selalu ada. Minggu kemarin aku naik gunung (bukit sih hehe) untuk pertama kalinya, aku memakai kaos yang bapak belikan untuk kami anak-anaknya. Aku ingin merasakan pengalaman dengan selalu membawa bapak di hatiku. Dan aku yakin, ibuk dan adik2 juga. Kami sayang bapak.
Aku juga bersyukur bahwa laki-laki yang menjadi suamiku sangat memahami kondisiku, mengijinkanku pulang setiap 2 minggu sekali, turut baik juga dengan ibuk, juga mencoba dekat dengan adik-adik. Alhamdulillah.
Bapak, aku baik-baik saja
Kami baik-baik saja
Doakan kami yang masih mencari bekal di dunia
Semoga kita dipertemukan di surgaNya Allah kelak ya
Sayang bapak banyak-banyak 🤗
0 notes
primagitaabudhi · 1 year
Text
Bulan depan adalah bulan dimana usia pernikahan akan tepat 2 tahun di kalender masehi.
Aku yang sudah lama tidak bercorat-coret ini jadi kepikiran, ingin membuat tulisan 1 hari 1 tulisan dengan tema :
“2 Tahun Bersamamu”
Sungguh tidak bercerita, tidak menulis bukan berarti tidak terjadi apa-apa di hidup seseorang.
Itu yang aku rasakan.
Ada senang dan sedih, ada gembira dan takut yang kita jalani dan menyelesaikannya tanpa mengutarakan apa2 pada media sosial yang kita punya.
InsyaAllah, sampai jumpa di tanggal 1 bulan depan.
1 note · View note