rohmahnurhuda
rohmahnurhuda
k'nung
943 posts
random post | Indonesian
Don't wanna be here? Send us removal request.
rohmahnurhuda · 6 months ago
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
990 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 months ago
Text
Tak Ada yang (Harus) Selesai Hari Ini
Untuk mereka yang patah, atau hampir patah.
Tak ada yang akan selesai hari ini, entah lelahmu yang teramat sangat, atau pikirannya yang penuh tanda tanya. Luka-lukamu yang belum pulih itu pun merengek untuk kau obati. Isi kepalamu terlalu penuh, tapi mereka menolak untuk tumpah, dadamu begitu sesak sementara kau tak punya cukup waktu bahkan untuk dirimu sendiri.
Sementara hidup tidak mengenal waktu untuk mengujimu. Ia tidak peduli dengan apa yang sedang kamu hadapi, se-tertatih apapun kamu menjalani hari. Andai hidup memiliki tombol berhenti, mungkin kamu akan menekannya hanya untuk sekadar bernapas sejenak, duduk sebentar sambil memulikan luka di telapak kakimu itu. Hidup menawarkan kita segalanya, namun, hidup tidak pernah menunggu. Ia hanya akan tetap memaksamu berjalan -sebab yang diam hanya akan ditelan dan tertinggal. Kamu tentu punya dua pilihan: menghadapi semuanya -tentu dengan sisa-sisa kekuatanmu- atau lari.
Pilihan kedua sempat terlintas di kepalamu, namun persoalan lainnya adalah: sampai kapan? Kamu bisa mencari distraksi untuk sementara namun sekali lagi, itu hanya sementara. Pelarianmu yang kau rencanakan itu hanya akan membawamu kembali ke kamar itu, tempat masalahmu sengaja kamu simpan dan tak ingin kau hadapi. Tentu memang ada pula masalah yang memang tidak layak untuk kamu berikan perhatian, namun, karena kepalamu begitu penuh, kamu tidak tahu mana yang benar-benar masalah dan mana yang sebenarnya tak layak kamu katakan itu masalah. Ada yang pernah berkata, bahwa semakin bertambah usia, kita harus semakin bijak memilah, mana masalah yang perlu dihadapi dan mana yang sebaiknya kita biarkan begitu saja. Sementara kamu belum fasih melakukan hal itu.
Kehilangan demi kehilangan kamu lalui, entah yang ke berapa kali ini. Kehilangan kata orang, adalah perasaan akan keterikatan, sementara keterikatan bukanlah bentuk kasih sayang yang baik. Sementara bagimu, bagaimana mungkin tidak merasa terikat jika dua manusia begitu dekat dengan berbagi segala hal -perihal cerita, napas dan ingatan. Penerimaan bukanlah hal yang mudah, setidaknya bagimu. Selalu ada perasaan gamang yang muncul di antaranya. Kamu tak punya pilihan lain untuk menjalaninya, sebab tak ada jalan pintas untuk menerima.
Sementara kecewa adalah perasaan yang akrab denganmu belakangan ini. Ekspektasi memang demikian, dia membuatmu melayang-layang seolah terbang, padahal ia hanya menunggumu lengah untuk menjatuhkanmu. Kamu begitu takut, untuk sekadar percaya pada orang lain. Sebab ini bukan kali pertama kamu dikhianati. Entah berapa banyak maaf yang telah kau berikan kepada orang lain, namun tidak dengan diri sendiri. Kamu pun berjanji bahwa mulai hari ini, setiap kali kamu memberikan maafmu kepada orang lain, mintalah maaf juga kepada dirimu sendiri, dua kali lebih banyak. Sebab, manusia seringnya terlalu fokus untuk memaafkan orang lain yang menyakiti, hingga lupa bahwa ternyata diri sendiri juga babak belur bahkan lebih parah.
Tak ada yang abadi, termasuk pula lelah, luka, kecewa dan perasaan dikhianati. Waktu mungkin tidak bisa menunggu, tapi tak ada pula yang mengharuskanmu buru-buru menyelesaikan segalanya bukan? Kepercayaanmu mungkin hancur dan entah apakah akan bisa seperti semula lagi atau tidak, namun siapa pula yang membutuhkan sesuatu yang sempurna, manusia dapat melihat keindahan bahkan dari sesuatu yang rapuh sekalipun. Sebab, mempercayai itu adalah keputusan, sementara berkhianat merupakan sebuah pilihan.
Pada akhirnya kamu tahu pasti, bahwa tak ada yang perlu diselesaikan hari ini. Itu saja cukup untuk membuatmu kembali berjalan kembali esok hari.
Tangerang, 21 November 2024.
J.
17 notes · View notes
rohmahnurhuda · 4 years ago
Text
Apapun yang tertunda ditahun lalu, masih ada kesempatan untuk menggapainya ditahun ini. Kesempatan kita masih sama, 24 jam dalam sehari dan 365 hari dalam setahun. Jika tidak ada yang meningkat dari doa dan usaha, alangkah ruginya kita. Diberi kesempatan namun menyianyiakan.
369 notes · View notes
rohmahnurhuda · 5 years ago
Text
Tumblr media
Did you know this?
Kalau gak cuma COVID-19 yang bisa bikin 'a new normal', tapi Ramadan juga.
Kemaren dan hari ini kita masih ramai membicarakan kondisi normal baru setelah datangnya pandemi di mana diramalkan akan banyak kebiasaan dan aspek hidup kita yang berubah. Bahasan soal ini sangat rasional dan terasa sekali di keseharian.
Ramadan juga sama, Allah perintahkan kita puasa dan beribadah sebulan penuh di bulan Ramadan supaya diri kita sampai pada kondisi normal yang baru: takwa. Tapi kok sepertinya banyak orang tak peduli dan biasa-biasa saja, padahal Ramadan jauh luar biasa.
Hmm... btw kalau dipikir-pikir, ada sih perbedaannya.
COVID-19 adalah musibah, yang meski diabaikan atau dipedulikan dia akan tetap menampar muka dan kehidupan banyak orang. COVID-19 datang sebagai ujian juga teguran. Ujian bagi yang beriman. Teguran bagi yang durhaka.
Sedangkan Ramadan tidak datang dalam rangka memaksa atau menegur manusia. Ramadan datang menawarkan peluang kebaikan dunia akhirat. Ramadan hanya datang kepada hati yang imannya masih bisa beresonansi dengan visi dan pesan ilahi yang dibawanya. Yang tak beriman atau rusak imannya, tentu tak akan peduli. Atau, peduli tapi tak termotivasi.
Andai kita semua bisa melihat warna dan mencium aroma dari semua dosa kita, niscaya gak akan ada satu detik pun dari Ramadan ini yang kita lewatkan.
Satu Syawal nanti, akankah kita mendapatkan new normal itu?
© Taufik Aulia 2020
636 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Melatih Bercukup
Tiap tanggal 1 awal bulan biasa jadi rutinitas saya tuk mengatur pos-pos alokasi keuangan keluarga.
Prinsip keuangan kami sederhana, tiap pendapatan bulanan dibagi 4 : pengeluaran harian 25%; investasi dan tabungan 25%; infaq zakat hadiah 25%; dan pos campuran (cicilan, pendidikan anak, upgrade rumah) 25%.
Selebihnya jika ada pendapatan tambahan sekecil apapun itu, langsung dibagi dengan 1/3 kebutuhan harian/bulanan, 1/3 ziswaf, dan 1/3 investasi.
Alhamdulillah pola ini sudah konsisten diterapkan sejak 3-4 tahun lampau. Dan bekerja mengendalikan dan melatih kami belajar “mencukupkan diri”.
Porsi pengeluaran harian yang besarnya 25% itu bukan hanya belanja harian aja. Ia terdiri dari pos seabreg : belanja harian, peralatan&perlengkapan rumah tangga, jajan ayah, jajan bunda, jajan azima, transportasi, kesehatan, liburan, dan pendidikan (beli buku/ikut course).
Mekanisme ini memaksa saya harus pandai mengatur pengeluaran. Terutama pos jajan saya personal. Maklum pos ini biasanya yang kita sering khilaf kalau punya uang lebih. Beli hape, beli baju, barang-barang hobi, dll.
Tumblr media
Contoh tahun 2018 saya beli banyak peralatan olah raga dan susu protein. Akhirnya terealisasi karena saya irit-irit pemakaian pos pribadi saya bulan-bulan sebelumnya. Sepertinya gak akan bisa beli kalau pos bernama jajan ayah ini ga dihemat dan ditabung.
Menjadi masalah kalau jatah pos tersebut sudah minus. Tanda peringatan bagi kami. Kalau tetap dipaksakan, minus akan semakin luber-luber. Minus juga akan terbawa berkelanjutan ke bulan-bulan selanjutnya. Tidak diputihkan sebelum memang bisa normal sendiri.
Akhirnya disitu kami belajar tuk mencukupkan diri. Cukup itu menurut saya bukan tindakan pasif, tapi ia aktif. Ia harus dilatih dan dibentuk. Selagi kita masih mampu mengendalikan diri terutama.
Mengendalikan diri bisa bercukup dalam materi selalu menantang. Di kala lapang maupun sempit. Mencukupkan diri kala sempit tantangannya bersabar, mencukupkan diri kala lapang tantangannya nafsu.
InsyaAllah kita selalu percaya rezeki dari Allah cukup. Nikmat Allah cukup, bahkan berlimpah. Yang buat suka ga cukup itu menggantungkan kepuasan pada nafsu kita.
Betapa indah doa dalam hadits ini : Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no. 3563)
Mengingatkan kembali pada kita tuk bergantung pada Allah semata, bukan yang lain. Apalagi jika hanya kepuasan pada pemenuhan nafsu.
Memohon kepada Allah tuk mampukan kita bercukup hanya dari yang halal. Hal yang sulit di tengah beragam sumber syubhat dan yang dilarang Allah berseliweran.
Melatih diri tuk bercukup dengan membatasi diri bukan berarti pelit dan menyusahkan diri. Tapi kita melatih nafsu tuk tidak selalu jadi panglima pengambil keputusan.
Dengan mencukupkan diri, kita bisa lapangkan yang dititipkan Allah tuk membantu melapangkan urusan orang lain. Tuk mempersiapkan masa depan seperti yang Allah perintahkan. Dan tuk lebih banyak beramal di jalan yang Allah muliakan.
Semoga kita semua dimudahkan Allah tuk mencukupkan diri dengan yang halal dan berkah. Juga dengan melatih kedisiplinan dan pengendalian diri kita atas nafsu kita sendiri.
2K notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Jalan rezeki itu aneh dan unik, ia datang dari jalan yang kadang tidak kamu duga. Mengusahakan A, tapi rezeki datang justru dari C atau bahkan Z. Seakan ada pesan bahwa rezeki itu tidak salah rumah, meskipun harus ada usaha-usaha untuk menjemputnya.
Istirahatlah sejenak, duduklah sebentar. Pernahkah kamu menyadari bahwa rezeki itu selalu mengalir ? Sadar ataupun tidak kamu sadar. Bahkan saat lalaimu pun Allah tetap memberimu rezeki, lalu bagaimana mungkin Allah tidak memberimu rezeki jika ternyata apa yang kamu usahakan hari ini adalah bagian dari rangkaian untuk beribadah padaNya.
Kadang rezeki itu tidak terlihat karena terhalang oleh ekspetasi-ekspetasi tinggimu, atau imingan-imingan yang sedang kamu harapkan padahal kamu belum membutuhkannya.
Seekor ayam yang pergi dalam perut kosong dan pulang dengan perut terisi kenyang, tanpa membawa apapun untuk ia simpan sebagai makanan esok hari, karena ia sadar bahwa jika ada yang menghidupkannya, pastilah Ia pula yang akan memberinya makan, meski dengan usaha harus mencari dan berjalan jauh.
Beruntunglah bagi mereka yang bisa bahagia dengan rezeki apa yang mereka punya, menandakan hatinya luas untuk menerima, dan hatinya tertutup untuk iri membayangkan rezeki orang lain.
Kini, berhentilah sejenak. Cobalah untuk mensyukuri dan berbahagia dengan rezekimu. Karena dari bahagia itu akan berbuah rezeki yang lain. Rezeki yang sangat mahal adalah kamu terlahir dengan islam, dan tinggal bagaimana kamu bahagia dengannya dengan menjalani setiap harimu sebagai seorang muslim. Muslim yang selalu bahagia dengan rezekinya masing-masing.
Menyederhanakan bahagia.
@jndmmsyhd
700 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Ikhlaskanlah, dan biarkan Allah yang menyelesaikannya. Lepaskanlah, dan biarkan Allah yang menggantinya.
Untukmu yang hatinya sedang bergemuruh hebat, ketahuilah bahwa pada setiap hati itu terdapat surga, setiap darimu tidak akan bisa mencicipi surga yang hakiki sebelum kamu mencicipi surga hati. Surga yang terletak pada hati setiap hamba yang khusyu’ dalam ibadahnya, mengalir lembut doa-doa tangisan dari lisannya, dan ia memainkan peran dengan sebenar-benar penghambaan. Patuh dan tunduk padaNya dengan apapun jabatan juga gelar yang didapat dari dunia, patuh dan tunduk tanpa tapi.
Doa itu menandakan bahwa hatimu hidup, karena darinya ada keyakinan dan harapan besar yang hanya terpaut pada sang penentu takdir. Mengubah segala jalan kebuntuan menjadi jalan yang lapang.
Tidak perlu ada tangisan yang lama untuk setiap hati yang patah atau harapan yang terbuang oleh manusia, justru bersyukurlah bahwa hatimu kini telah aman dari penjara dunia, penjara yang akan mengekang hatimu pada seseorang yang bukan milikmu dan tidak layaknya kamu mengemis pada manusia.
Indahnya hidup ini bisa dilihat setelah perih yang terobati, setelah jatuh yang kembali bangun lagi, meneruskan perjalanan dan membenarkan kompas kehidupan. Mungkin dulu arahmu salah, hingga Allah membuatmu jatuh agar kamu berbelok haluan menuju jalan yang benar, istiqomahlah.
Selalu berikan senyuman pada setiap kejadian dalam hidup ini, baik dan buruknya sudah menjadi ketentuanNya, menerima dengan lapang dada dan penuh keridhoan. Alloh itu Maha baik.
Mari, kita lanjutkan perjalanan. Semangat menjemput keberkahan, Insyaalloh fiihi khoir.
@jndmmsyhd
2K notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Terkadang kamu tidak mampu melihat apa yang sudah Allah berikan padamu, sebab terlalu sibuknya kamu melihat apa yang Allah berikan kepada orang lain. Hingga kamu lupa apa arti syukur, hingga kamu lalai apa artinya saling berbagi.
Setiap apa yang hilang darimu, akan ada penggantinya, tapi jika Allah yang hilang darimu, maka tidak ada penggantiNya.
Setiap darimu akan memasuki fase pencarian jati diri, entah langkahmu benar atau salah, dan entah kamu berteman sepi atau beramai-ramai. Setiap darimu akan menemukan jati diri cepat atau lambat.
Jangan lupa sering-seringlah meminta nasehat pada mereka yang telah melewati fase kritis sepertimu, sering-seringlah meminta petuah kebaikan dari mereka yang telah menemukan arah terbaik bagi hidupnya. Mungkin tubuh dan hatinya penuh bekas luka, namun darinya kamu akan tau tentang kehati-hatian, menjadikan matamu semakin luas untuk melihat kebaikan-kebaikan yang bisa kamu lakukan.
Setiap masa lalu memiliki pesannya masing-masing, ada yang baik untuk dikenang dan dilanjutkan, dan ada pula yang hanya untuk diambil pelajaran dan menjadi nasehat hati paling utama. Dan belajarlah dari para pendahulu, jangan malu untuk bertanya dan meminta nasehat.
Secangkir teh hangat di pagi dan sore hari, cukup untuk membuka jendela masa lalu mereka, berbincang hangat, mencermati setiap rangkaian cerita masa lalu mereka. Dan kini, kamu lebih siap untuk melangkah kedepan dengan nasehat-nasehat kebaikan.
Jangan takut, mari melanjutkan langkah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Jika cinta
Jikapun cinta adalah pagar taman, maka ia akan menjaga bunga-bunganya
Jika cinta adalah kursi teras, maka ia menyediakan kenyamanan untuk pemiliknya.
Jika cinta adalah sapu lantai, maka ia merawat agar lantainya tidak kotor.
Jika cinta adalah pohon di pelataran rumah, maka ia akan meneduhkan siapapun yang dibawahnya.
Maka cinta itu sendiri adalah menjaga, menyamankan, merawat dan meneduhkan.
Bukan cinta jika ia tidak menjaga, meresahkan, merusak dan menzalimi.
Sekalipun ia benda paling berharga di muka bumi.
Sekalipun ia barang paling langka di semesta ini.
Sekalipun ia pangeran paling tampan dari seluruh negeri.
229 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Garis Waktu
Kita semua pernah tak mengerti apa-apa, sampai pada akhirnya waktu mengizinkan kita untuk belajar dan mencari tau.
Kita semua pernah tak saling kenal, menyapa saja seperti tertahan oleh lidah yang kaku.
Sampai akhirnya waktu membuat kita saling sapa dan bertukar kabar, membuat kita saling paham dan mengerti, bukannya harus memaksakan jika kamu menginginkan sesuatu, kamu harus paham jika waktu juga berkenan membimbing dan mengatur langkahmu.
Coba bayangkan, betapa baiknya dia, membuat kita yang dulu seakan tak bisa apa-apa, menjadi pribadi yang saling memberi dan membantu.
Jangan salahkan waktu jika kamu terjebak di lorong yang salah, jangan benci dia saat kamu sadar telah tumbuh menjadi orang yang salah, tanpa kamu sadari, waktu akan membentukmu kembali, dari seseorang yang hanya menyakiti dirimu sendiri, sampai menjadi seseorang yang bisa membahagiakan dirimu sendiri, bahkan orang lain.
Sebenarnya, waktu itu istimewa, dia tak hanya datang sekali, tapi berulang kali, sementara kamu, malah menyia-nyiakan detak detiknya demi hal yang tak perlu.
Jangan rindukan waktu untuk kembali, nanti, dia akan memberimu hari, untuk saling memperbaiki.
@badutcerdas - 15 Mei 2019
329 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Mungkin kamu bisa berbahagia dengan hidup yang seolah-olah tidak pernah ada sosok di luar sana yang telah kamu sakiti habis-habisan hatinya. Dan pada banyak hal, kamu justru merasa menang.
Tapi, hidup seperti itu, biasanya tidak akan berlangsung lama. Tuhan mengganjar apapun yang kamu lakukan, sesuai dan pas apa adanya.
Bila bersalah, minta maaflah. Bila ada yang tersakiti, minta maaflah. Hubungan manusia dengan manusia, seringkali tidak sesederhana hubungan manusia dengan Sang Pencipta.
. . .
#tiasetiawati https://www.instagram.com/p/BvaZpwbjGO1/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=17rwxymj0nkw
210 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
menjadi dewasa
berani ngobrol seperti orang dewasa, yaitu ngobrolin hal-hal yang seringkali nggak enak untuk diomongin tetapi enak setelahnya.
menyadari bahwa selalu ada cara yang lebih bijak untuk menyelesaikan konflik atau masalah, alias memilih nggak marah.
senantiasa merasa bahwa pada satu titik yang lalu, dirinya belum selesai dengan diri sendiri–sehingga memaklumi bahwa memang tidak ada yang benar-benar selesai dengan diri sendiri, termasuk orang lain.
santai-santai saja menerima kritik dan saran. malahan senang karena artinya diperhatikan dan disayang.
ketika memberi pujian kepada orang lain, tulus tanpa rasa iri. begitu pula ketika meminta maaf, tulus dan penuh penyesalan.
berhati-hati sekali dalam berbicara karena memikirkan perasaan orang lain. apalagi berbicara di dunia maya.
melakukan segala hal bukan karena butuh, melainkan karena bersyukur.
mau mendidik, mengajari, memberi contoh atau petunjuk kepada orang lain–terutama adik-adik dan junior–dengan harapan mereka akan menjadi lebih baik dari dirinya.
memilih makanan sehat, tontonan sehat, following sehat, bacaan sehat, gaya hidup sehat. ini karena menyadari penuh bahwa kesehatan, baik badan maupun jiwa, adalah kekayaan yang paling berharga.
semakin ingin hidup sederhana karena baginya yang penting adalah menjadi makna bukan menjadi kaya.
memaklumi bahwa apa pun yang dilakukan pasti ada saja yang menilai sesuatu itu jelek. maka, ia tetap berdiri tegak di atas mimpinya.
berkata tidak pada yang perlu dikatakan tidak. alias, bisa menyusun prioritas dari sumber daya yang terbatas.
merdeka dan berdaya secara finansial. bisa mengelola keuangan dengan baik sehingga tidak kekurangan–dan bisa memberi berbagi.
memberi maaf tanpa diminta. terutama, memaafkan dan menerima diri sendiri.
2K notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Tumblr media
Yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut Allah untuk kita. Yang tidak baik menurut kita, belum tentu tidak baik menurut Allah untuk kita.
Yang kita cela, mungkin saja takwanya lebih hebat dibanding kita. Yang kita puji, mungkin saja takwanya tidak lebih hebat dari yang kita duga.
Yang kita suka, mungkin karena kita belum tahu saja keburukannya. Yang kita tidak suka, mungkin karena kita belum tahu ketulusan hatinya.
Yang kita impikan, bisa jadi bukan impian yang sesuai dengan kemampuan kita. Kita yang terkadang terlalu mengada-ada. Yang kita abaikan, bisa jadi adalah yang paling sesuai untuk hidup kita. Kita hanya belum bisa memahaminya.
Yang kita mau, terkadang lebih kepada keinginan-keinginan, bukan kebutuhan. Yang kita jarang sadari, terkadang itulah memang garis kebutuhan kita, agar tidak melampaui batasnya.
Itulah hidup, sahabat. Jangan kufur, jangan menjudge seenaknya, jangan mengeluh, dan janganlah bersedih.
El Isbat
1K notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Tumblr media
Kamu & Senja
Ada senja di balik jendela. Kutanya ada perlu apa, sekadar singgah jawabnya.
Miliki aku sesukamu. Tapi jangan tinggalkan aku sebagaimana senja yang baru saja berlalu.
Aku tak sedang menggoda. Aku sedang kecewa. Kepada senja, yang meninggalkanku selepas matahari tiada.
Beruntunglah senja, masih kuperkenankan ia datang dan pergi sesukanya.
Sialnya, jika itu kamu. Cobalah tinggalkan aku sekali saja, maka tak akan ada lagi pintu kembali bagimu.
Mampang Prapatan | © Taufik Aulia
582 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
Praduga Tentangmu
Tumblr media
Aku tidak perlu bertanya seperti apa rupaku di kepalamu. Mencari tahu ialah tugasku, mengingat ialah tugasmu. Di antara hujan-hujan yang ingin kulupakan, ada sederas hujan lain yang jatuh untuk kali pertama di atas lapang dadaku.
Di sana, kau tiba tanpa permisi. Berjalan menyeruak rerumputan seakan sudah mengetahui segala seluk-beluknya. Di sana, segala yang gersang mendadak rimbun kembali. Hadirmu, memberikan nyawa untuk perasaan yang (pernah) menemui kematiannya sendiri.
Aku tahu, kamu tidak membicarakanku. Tetapi, membaca apa yang kamu hidupkan di dalam katakata itu, membuatku berpikir apakah begini rasanya dicintai orang lain?
Setidaknya, biar semua ini jadi asumsi semu untuk sementara.
Sekian lama, aku (pernah) menunggu; sekian lama, aku berusaha belajar untuk memaknai perasaan yang memang takpernah tertuju padaku. Perasaan ini hanya bergerak satu arah—kepala ini selalu percaya bahwa apa yang dijalani berjalan dua arah.
Aku salah. Aku (akhirnya) menyerah.
Di penghujung hari, aku berdoa, barangkali aku akan menemukan—kamu. Tetapi, bisa saja aku terlalu berpraduga, atau kamu yang memang tak memberitahuku apaapa. Namun, bila semua itu benar, aku tidak tahu apakah harus melangkah menujumu saat ini atau bahkan di waktu yang lain—yang jelas, aku mencintaimu.
Jatuh cinta memang milikmu; menunggu kamu menyadari keberadaanku, itu milikku seorang.
Pada suatu hari di November 2018
427 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Text
yang kita khawatirkan
saya kira, setelah lewat fase quarter life crisis, tidak akan ada lagi yang saya khawatirkan. ternyata, kekhawatiran itu tidak pernah hilang, dia berganti bentuk.
dulu khawatir akan apakah saya bisa menyelesaikan skripsi, menjadi sarjana seperti harapan orang tua, sekarang khawatirnya apakah saya bisa memanfaatkan ilmu dengan sebaik-baiknya, tanpa menghakimi orang lain.
dulu khawatir akan siapa jodoh saya, kapan saya akan menikah, sekarang khawatirnya apakah saya bisa menjadi istri yang cukup melayani atau tidak.
dulu khawatir akan apakah saya akan merintis karier, memiliki penghasilan sendiri, sekarang khawatirnya apakah penghasilan yang ada–entah dari diri endiri atau dari suami–bisa dikelola dengan berkah, bisa cukup memenuhi kebutuhan.
dulu khawatir akan apakah saya bisa menjadi ibu yang baik, bisa masak atau tidak, mau setrika baju atau tidak, sekarang khawatirnya bisakah saya memenuhi kebutuhan emosional anak saya.
dulu khawatir akan apakah saya bisa menjadi teman yang asyik, sekarang khawatirnya apakah saya bisa menjadi tetangga yang baik.
dulu khawatir akan apakah saya bisa membeli barang a b c d, bisa ke tempat e f g h, sekarang khawatirnya apakah pengeluaran itu cukup bermanfaat, apakah yang saya beli akan rusak.
ternyata kekhawatiran itu terus ada, hanya bentuknya saja yang berganti-ganti. saya pikir, justru kekhawatiran-lah yang membuat kita mau bergerak, berupaya, dan bertumbuh.
mungkin, yang perlu kita lakukan adalah mengganti kekhawatiran itu. berani melangkah, menjadi lebih dewasa. tentunya, sambil menyadari bahwa kita tidak sedang berkompetisi dengan siapa pun, kecuali dengan diri sendiri.
ternyata, kekhawatiran itu selalu ada. mungkin, yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi kekhawatiran selanjutnya: dengan belajar, dengan bersabar.
ternyata, kekhawatiran itu selalu ada. mungkin, yang perlu kita lakukan adalah menikmati setiap rasa khawatir yang ada hari ini–dan tidak lari menghindarinya.
seperti… menikah yang tidak akan menyelesaikan masalah “merasa kesepian dan tidak kuat sendiri” jika kita belum bisa mengisi dan menguatkan diri.
seperti… berpenghasilan yang tidak akan menyelesaikan masalah merasa kekurangan jika kita belum bisa mengelola keuangan dan bersyukur.
jangan lari dari yang kita khawatirkan. kalahkan dia. sebab setelah itu, akan ada kekhawatiran lain yang menunggu untuk dikalahkan.
976 notes · View notes
rohmahnurhuda · 6 years ago
Photo
Reminder 😞
Tumblr media
Ke Manapun Kamu Pergi
Dalam kehidupan ini kita tidak terlepas dari pertanyaan ke mana. “Setelah ini, kamu akan ke mana?” misalnya. Jika dihubungkan dengan perjalanan hidup kita, maka akan ada beberapa jawaban. Jika saat ini masih sekolah, maka jawabnya mungkin lanjut kuliah. Jika saat ini sedang menempuh perkuliahan, jawabnya mungkin lanjut mencari penghasilan. Jika saat ini sedang mencari penghasilan, jawabnya mungkin lanjut ke jenjang pernikahan. Begitu seterusnya hingga suatu saat kita pergi meninggalkan kehidupan.
Ya. Ke manapun kita melangkah, suatu saat pasti kita akan meninggalkan perjalanan kehidupan. Itulah kematian. Yang membuat kita pergi dari kehidupan. Kita tidak tahu waktunya kapan. Bisa jadi pada awal melangkah, di tengah, maupun ketika kita sudah sampai kepada tujuan. Kematian tidak pandang kamu siapa, di mana, dan mau ke mana. Jika memang sudah waktuya, pasti akan tiba. “Ke manapun kamu pergi, aku akan selalu mengikutimu.”, kata kematian. Terdengar romantis kan?
Dunia yang kita bangga, tidak akan mengikuti kita. Harta yang kita punya, tidak akan kita bawa. Jabatan yang kita duduki, tidak pula kita pegang selamanya. Ketenaran dan popularitas kita sekarang, tidak berarti dan sia-sia. Jika sudah saatnya kematian itu datang. Hanya amal sholeh, ilmu yang bermanfaat, dan do'a lah yang sesungguhnya setia. Lantas, sudah siapkah bekal kita?
Memang benar bahwa kematian adalah sebaik-baik pesan. Karena kehidupan ini penuh dengan kejutan, sehingga tiap detiknya kita jalani dengan kewaspadaan. Karena kehidupan ini adalah perjalanan, sehingga perlu persiapan dan perbekalan. Bekal agar kita dalam sebaik-baik keadaan ketika kematian itu datang. Bekal menuju kehidupan setelah kematian.
Semoga kita semua mendapat khusnul khotimah, yaitu sebaik-baik keadaan ketika kita wafat. Semoga kita senantiasa diberi ilham agar kematian terus ingat, supaya terus memperbaiki diri, dan mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al-Jumu'ah : 8)
364 notes · View notes