Photo

This is our second meet up in different city! The first one was in Bandung in 2019 😉 Yeayyy🤩 We made a friend since we were as a junior high school students in 2011. We have the same eager to study and discuss about many things. One unforgettable moment that we have at that time was when we had to walk together to get to our course that were really far away from our homes. Maybe about +- 8km. Wow.. Surprisingly, we made it! And enjoyed it 😅 After years, we met again in the same university with different major in 2015. I took English education and she took sociology education. Alhamdulillah.. We got the same scholarship to study in that university. We still have the same eager to share and discuss more and more. 🤓 Year by year again, we met on the other scholarship selection in 2021. Then, she got it, yet I failed at that time. But, we still keep in touch to discuss about some projects and issues. And now, in 2022, we meet again in Jakarta when she have to start her study and I already get a job also here. Alhamdulillah, Allah always has His best plan for each of us, and keep us with some good friends..😇 Thank you for being okay to be my friend @hani_fajrah Hehe 🤗 May Allah saves us on the right path wherever we are, and barakallahu fiikum :) Your beloved old friend, 🍁 Rswstry #friendship #grateful #pustaka #pusnas #rswstry (at Perpustakaan Nasional) https://www.instagram.com/p/Cipm0hhJIv_/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo

Hello everyone!✨ This is my second times of joining #CanvaDesignChallenge with this week's theme "Fur Babies" ��� Enjoy~ #quoteoftheday #islamicreminders #canvaindonesia #canvadesigncreator #rswstry #catlovers (at Cikarang Kab Bekasi Jawa Barat Indonesia) https://www.instagram.com/p/Cht_co3psv-/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#canvadesignchallenge#quoteoftheday#islamicreminders#canvaindonesia#canvadesigncreator#rswstry#catlovers
0 notes
Photo

Hi, guys! This is my second times join #CanvaDesignChallenge with the theme of this week fur babbies 🐱 elements. Enjoy~ (at Cikarang Kab Bekasi Jawa Barat Indonesia) https://www.instagram.com/p/Cht6UK8JEVd/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo

Hi, friends! I just finished my first #canvadesignchallenge with this week's theme #diamonds 💎 Do you get the point? 😅 Hope this spread the positivity vibes to the world~ (at Cikarang, Indonesia) https://www.instagram.com/p/ChbttCWp93k/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo

Coming soon✨ After several weeks coping with new stuff here, hope this can run well then. Every intention we have, let's bring it to the reality! Wait for it all :) Regards, 🍁 rahayu #belajarbahasainggrisonline #kursusbahasainggris #bimbelterbaik #kelasbahasa #speaking #pronunciation #writing #toeflpreparation #toeflgratis #ieltspreparation #ieltsindonesia #betterenglish #betteryou #betterfuture #learninginggris #britishaccent #british #aksenbritish #rswstry (at Cikarang Kab Bekasi Jawa Barat Indonesia) https://www.instagram.com/p/Cawf8OCJypw/?utm_medium=tumblr
#belajarbahasainggrisonline#kursusbahasainggris#bimbelterbaik#kelasbahasa#speaking#pronunciation#writing#toeflpreparation#toeflgratis#ieltspreparation#ieltsindonesia#betterenglish#betteryou#betterfuture#learninginggris#britishaccent#british#aksenbritish#rswstry
0 notes
Quote
What you desire may come. But it will be in Allah’s timing, not yours. Because what better timing is there than Allah’s?
(via islamic-quotes)
104 notes
·
View notes
Quote
Orang yang terlalu sibuk dengan kebaikan, ia tidak punya waktu lagi untuk keburukan.
T
0 notes
Quote
Orang yang memiliki hubungan baik dengan Allah, maka kepekaannya dengan manusia akan tinggi.
T
0 notes
Quote
Jangan menunjukkan kekurangan diri di muka publik, biarlah Dia yang menghukumnya.
Mr. S
0 notes
Quote
Ketika kita sudah berusaha, kita tunggu saja waktu-Nya yang menjawabnya.
Mr. S
0 notes
Quote
Kesulitan itu hanya sampai saat kita menemukan solusi, sedangkan letaknya rasa manis itu terasa ketika kita berada di solusi.
Mr. S
1 note
·
View note
Photo

Berhati - hatilah dengan hati
Ada banyak hal yang tak bisa dijelaskan, namun harus dijelaskan.
Ada banyak hal yang tak dapat dimengerti, namun harus dimengerti.
Perkara hati, hanya hati-lah yang mampu memahami. Hatilah yang mampu menyelesaikannya jika ia berpekara.
Jika memang hanya hatilah yang mampu menyentuh hati, pantaskah kita sakit hati hanya karena ingin menyentuh hati.
Perhatikanlah, jika banyak insan yang memuji kebaikan hati yang menyentuhnya, bagaimana mungkin kita tidak memuji Sang Pencipta Hati tersebut.
Mereka adalah manusia - manusia yang tak mau dinampakkan hatinya pada yang lain. Mereka bergelut dengan kata sabar, dan bersahabat dengan ritme kehidupan.
-fastabiqulkhairat-
0 notes
Text
Indah, tapi belum benar, ya percuma. Benar, walaupun belum indah, itu sudah cukup.
Bukan hal yang pelik memahami hal – hal yang sebenarnya enteng untuk dipahamkan bersama, bahkan kita sudah sering mendengarnya, ada yang menuliskannya juga—ilmu. Namun, hati kita terkadang terlalu keras untuk menerima suatu kebenaran yang sejatinya belum terlihat indah sekarang. Kebathilan yang terbungkus apik itu jikalau bisa berbicara akankah ia biarkan kau menikmatinya? Aku ragu, ia tak akan biarkan begitu saja. Tak masalah sebenarnya, jika hatimu begitu dan masih kau alasankan dengan kata “berproses” atau kau akan pilih frase “disaat seperti ini apa salahnya” mungkin kau juga ingin memilih kata – kata ini “sekali – kali kan gak apa – apa” atau mungkin ada lagi kata – kata seperti ini “jangan terlalu mengkakukan sesuatu lah, ini kan biasa saja”. Saat itu mungkin belum ada yang berani berkata padamu bahwa kau lupa akan satu hal—sejatinya kebaikan itu akan menghadirkan kenyamanan, ketenangan dan ketentraman, dan sebaliknya, yang kurang baik itu akan menghadirkan kegelisahan. Sudahkah kau yakin saat menikmati “kebathilan yang terbungkus indah” itu hatimu nyaman dan tentram? Lagi – lagi aku ragu. Aku tak katakan, kau salah. Tidak! Siapa sih orang yang mau disalahkan di dunia nan fana ini? Apalagi jika orang itu sudah merasa mulai atau sudah sampai pada kata “benar” menurutnya.
Bagaimana mungkin kau bisa mensakralkan kembali Islam itu jika kau sendiri men-sekulerkannya, me-liberalkannya, meng-komuniskannya, mengaku – akukan “ikuti zaman” dan lain sebagainya. Pasti kau ingat, “Islam datang dalam keadaan diasingkan dan akan kembali dengan keadaan diasingkan”. Dalam hal ini sudahkah kau yakin akan masuk bagian “yang diasingkan”? Atau kau malah masuk golongan “yang mengasingkan”? Aku ragu lagi. Tak banyak yang ku tahu, makanya tak banyak yang bisa ku bagi. Namun, aku hanya punya secuil hal kecil yang masih bisa ku beri saat ini walau terkadang kau buang begitu saja, terkadang tak kau hiraukan, terkadang malah kau ragukan. Tanya hatimu, apakah perkiraan hatiku salah saat ini? Tanya lagi hatimu yang sangat kecil nan jauh di dalam sana, sudahkah kau nyaman menikmati hal tersebut? Sudahkah kau temukan landasan kuatmu untuk mengalahkan teriakan hati kecilmu saat itu? Sekali lagi, aku tak mau kau anggap aku menghakimimu saat ini. Siapa sih yang tak menyukai keindahan yang tampak indah, apalagi bagi seorang anak pedalaman yang mengembara di kota saat ini. Aku jauh lebih mencintainya, menikmati setiap lekuk indahnya bahkan, dan aku bersahabat dengannya sebaik yang aku bisa. Kau tak perlu katakan suka strawbery jika kau suka, bukan? Kau cukup memakannya. Begitu juga halnya, ketika kau menyukai sesuatu, tak perlu teriakkan ke dunia mayamu bahwa kau menyukainya, cukup kau nikmati, jaga, dan ingatkan dirimu bahwa ini dari-Nya. Simpel toh? Hehe Ah sudahlah, banyak bicara, banyak kata – kata yang terkuras. Aku takut dosa. Maaf, aku bukan penulis yang baik apalagi penyampai pesan yang baik—masih jauh levelku daripada mbak – mbak atau mas – mas yang baca saat ini. Tapi ketika siapapun itu yang nulis aku akan nikmati tulisannya, menyapanya dengan baik dan mencernanya dengan saringan yang canggih. Ya begitulah. Apa perlu ku katakan padamu. Aku rasa tidak perlu. Kau tak perlu tahu, aku rasa. Tapi cukup sederhana prinsipku dari dulu, cukup kau coba “Nikmati setiap ilmu yang kau dapatkan, coba resapi, dalami, dan cintai, lalu amalkan”. Karena sejatinya esensi dari menuntut ilmu, menuntut ya bukan mencarinya, adalah mengembalikannya kepada pelukan akal pikiranmu dengan cara yang diridhoi-Nya. Sesuatu yang sudah kau rasakan nikmat dalam menggapainya, maka kau akan mendengar dengan jelas teriakkan dari hatimu saat kau melakukan sebuah kesalah pahaman. Fastabiqul khairat. Ingat, jangan cuma berlomba, tapi nikmati sense dari setiap perlombaan itu. Karena sejatinya pemenang bukanlah ia yang berjalan pulang dengan piala besarnya sendirian. Tetapi adalah ia yang berjalan beriringan bersama, berpegangan tangan satu sama lain, dan menikmati setiap proses yang dijalaninya. Kita adalah pemenang itu. Jadi, mari berpegangan tangan (yang perempuan dengan perempuan dan yang laki – laki dengan laki – laki, biar aman) lalu kita nikmati esensi dari setiap lembaran proses itu.
Padang, 20 Juni 2017 [00.13 AM]
0 notes
Text
Suka Protes dan Pelupa
Memaknai setiap yang kita lakukan memang menjadi hal yang krusial bagi setiap insan yang mengaku sebagai hamba-Nya. Dalam berproses kadang kita protes dengan banyak hal. Protes terhadap waktu yang terlalu cepat membabat habis kesempatan yang ada. Protes dengan kondisi yang menuntut untuk dipahami. Protes pada harapan yang kita bangun sendiri. Kita manusia. Sekali lagi, kita itu manusia. Fitrah kita ya lupa. Kita lupa bahwa Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya yang bertahan dengan kata sabarnya untuk tak menerima apa - apa diujung panggung kesabarannya itu. Kita juga lupa untuk menyadari bahwasanya rasa syukur itu awal dari setiap bonus nikmat di setiap level kehidupan kita. Yang paling sering kita lupa itu istighfar dan akui bahwasanya kita semua pendosa. Pendosa yang berharap dosa - dosanya diampuni-Nya. Pendosa yang sering lupa asal dan tujuannya. Pendosa yang tak sadar ia banyak berbuat dosa di setiap detik yang ia sebut aktivitasnya di dunia. Penyebab utama dari kelupaannya itu, ya karena ia tak libatkan Allah, Penciptanya.
Melangkah untuk mencapai kata “sempurna” itu memang suatu kemustahilan. Namun, apa yang bisa kita lakukan adalah mendekati kata tersebut. Kita semua memang pendosa, tapi bukankah Dia selalu menerima taubatan nasuha dari hamba - hamba-Nya ini ? Mari kembali ke ranah “memperbaiki keimanan”.
Wonorejo, 18 Juni 2017
0 notes