Text
pikiran berperang.
pikiranku adalah tempat yang paling berbahaya. ada peperangan di dalamnya atau aku akan hilang tenggelam. mungkin pun jiwaku sudah lelah berurusan dengannya, yang setiap berperang tidak mengenal waktu dan diam sejenak tak mampu.
terkadang kendalinya lepas bersama lelah berjuang, tetapi nafasnya masih terasa sampai ujung kesadaran pikiran. kembali terulang, sering membahayakan diri untuk bertahan, lalu pulang sebelum benar-benar tersesat dalam perjalanan.
sudah pulih, kupikir. walau sering hampir tenggelam, berharap ada sesuatu untuk digenggam. orang bilang aku lemah, padahal perangnya ada di dalam–rasakan saja, kamu tidak bisa melihatnya, kan.
hey! mati saja sana!
kami tidak membutuhkanmu!
begitu sibuk bersorak, entah padaku atau hanya pikiran yang mengancam jiwa.
kamu hanya menjadi beban.
pergi sana! mati!!!
ke mana? siapa yang kau maksud?
aku?
jika begitu, aku akan pergi. namun, tidak sekarang. saat perang dalam pikiranku selesai dan berakhir. aku ingin berjuang atau sekadar melihat siapa yang menang, itu saja.
tunggu ya, bebannya memang berat, maka maukah kamu membantuku?
akan lebih baik saling membantu, kan?
lemah katanya?
tidak.
aku hanya lelah, bukan lemah. apa yang kamu tahu mengenaiku?
jangan buat persepsi sendiri apalagi menghakimi.
katanya aku sendiri–kesepian, tahukah kamu di dalam diriku sangat beragam, ramai seperti pasar malam. pekerjaan keras dalam bertahan dan berjuang sendirian.
kembali kubilang, perangnya belum selesai, jadi masih ada waktu untuk kamu membantu atau sekadar mendengarkan. tidak masalah jika kamu tidak ingin membantu, setidaknya jangan mengganggu, kamu berurusan dengan orang yang salah.
demikian, aku sudah memperingatkan bahwa pikiranku berbahaya. semuanya sudah jelas, bukan? apakah kamu mengerti? tidak apa-apa, pelan-pelan saja memahaminya.
pahami satu persatu atau dengar saja, mana tahu ada yang butuh, kamu bisa menjadi sosok yang berarti dan berharga bagi seseorang sepertiku. jika kamu mengerti apa yang kumaksud, datangi saja aku di sini, mana tahu pikiranku bisa tenang kembali dan temani hari agar tidak sedih lagi. terima kasih sudah mau mengerti.
0 notes
Text
serpihan mimpi yang kian menghampiri
satu per satu kugenggam tanpa henti
suatu saat nanti akan berganti
jika saja aku lebih teliti
akan kugapai berkali-kali.
saatnya aku membuka pikiran dan hati.
kali ini, aku tidak sendiri
ada hal mengerikan yang akan menghantui
kau dan hal-hal baru setiap hari.
0 notes
Text
kita terlalu sering bersama,
sebab terlalu berulang,
lalu kita hilang.
tinggal kisah sebagai cerita yang tidak
kita pahami akhirnya–tapi kita ada.
menyedihkan tapi menyenangkan
bila diingat–kenangan; kita yang bersama walau sesaat.
1 note
·
View note
Text
lama berseteru dengan bisu,
kian kita menunggu lagu
mengiringi malam sendu.
terlupakan waktu berlalu
dengan candu yang masih menghantu.
kau melangkah satu
kepada jalan yang tak tentu,
palingkan muka saat bertemu.
kita dua insan semu,
menanti datang rasa utuh yang menggerutu.
1 note
·
View note
Text
Kata dan kenangan tidak bisa kuhilangkan,
mereka abadi pada tulisan yang kuciptakan.
Jika aku merindukanmu,
aku bisa membaca atau menuliskanmu di buku harian.
Sungguh disayangkan hadirmu tidak selamanya,
tapi cukup untukku tahu rasanya mencinta.
0 notes
Text
Jangan melukai bila kau masih mencari.
Kau ingin pergi atau kembali.
Sebuah pilihan yang harus dilalui.
Pulih atau menyakiti.
0 notes
Text
Genggam aku erat,
aku tak ingin tenggelam
dalam sepi seolah mimpikan kau
menunggu kedatangan tak ingin samar.
Peluk aku, jangan lepaskan
kian tak ingin berlalu
seperti waktu itu
aku hampir hilang,
dilupakan.
0 notes
Text
Pandangan yang berperang mengatakan apa-apa yang tersimpan.
Sebab-sebab, saling membenarkan adanya kekhawatiran.
Dalam pikiran mencoba membunuh perasaan.
0 notes
Text
Pertemuan selalu kita nanti, akan tetapi hanya sebatas curi-curi.
Rasa takut berpisah juga menghantui, jadi apa lagi yang kita cari?
Celah menjadi satu ada di sini, khayalan sudah jadi mimpi.
Kita masih sendiri, menunggu yang tidak pasti.
0 notes
Text
Kesulitanku, tanggung jawabku.
Kali ini, aku sudah mencoba, tidak lagi meragu.
Jangan menuntut;
ingatkan jika aku lupa,
beri apresiasi jika aku berkarya, itu saja.
Tak perlu kau mengikuti, aku berdiri di jalanku.
Jika kau mau, mari melangkah bersama;
aku tunggu.
0 notes
Text
Habis waktuku; untukmu
bahagia dengannya. Kecewaku percuma,
pengertianmu sebab kita setara. Khawatir pun tak perlu
ditanya, kau baik; aku terluka
ingin kau lebih;
sekarang hampa.
0 notes
Text
Terlalu banyak cerita di antara kita,
hingga aku lupa ada rasa yang tinggal dan menetap di sana.
Rasa ini mulai tumbuh dan berkembang
hari demi hari,
waktu demi waktu
bersama.
0 notes
Text
Terlalu banyak waktu bersama, sering berdua saja.
Kita belajar, kita bermain; melepas rindu, mengusir bosan.
Tahukah kau sudah membuat hati nyaman dan takut kehilangan?
0 notes
Text
Terkadang, kembali bertemu tidak disambut baik oleh rindu yang terus mengganggu.
Dan kita, tidak bisa lagi seperti dulu–
datang,
pergi dan
berlalu.
Begitu saja, sampai aku menerka dan pandanganku mulai kabur akan dirimu.
0 notes
Text
Ada yang kehilangan,
ia pun hadir mencari kedatangan yang lain.
–kian meninggalkan setelah usai bermain.
0 notes
Text
sepasang yang tersesat dalam perjalanan pulang,
malu bertanya,
lelah memendam
–hanya bersama dijalan,
tiba malam,
usai semua yang dirasa.
0 notes
Text
Waktuku berputar bersamamu, detik-detik berlalu takkan bisa diganti dengan apapun dan siapapun, kau pun mengerti, kehidupan bukan milik kita seorang. Sebab kita butuh ruang dan batas tertentu untuk saling menggenapi diri, masing-masing dan bersama lagi.
0 notes