springautumnsworld
springautumnsworld
under the sky
35 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
springautumnsworld · 3 years ago
Text
34
Terlalu sibuk mencari jawaban atas teka-teki duniawi, sampai lupa bahwa hakikatnya diri ini milik sang Ilahi.
Jika memang benar (katanya) pulang terjauh adalah kepada diri sendiri, maka kemana tujuan pulang paling hakiki?
6/6/22 - 8.33 p.m.
6 notes · View notes
springautumnsworld · 3 years ago
Text
33
Berharap kepada manusia adalah sebuah seni untuk mengukir kecewa. Lagi, aku dipatahkan berkali-kali oleh harapanku sendiri. Semuanya sama saja, hanya ada luka pada akhirnya.
Sabtu, 16 April 2022/01.40
1 note · View note
springautumnsworld · 4 years ago
Text
32
Sakit ya ketika seseorang bales WhatsApp via mimpi. Iya, dimimpi berbalas tetapi realitanya tak berbalas. Gue cuma lelah, ketika kebangun dari tidur dan cek hp ternyata ga ada notifikasi apapun.
Lagi, semua hanya mimpi dan ilusi.
1 note · View note
springautumnsworld · 4 years ago
Text
31
Satu per satu temen gue menjauh dengan sendirinya. Bukan karena sebuah pertentangan hebat, tapi karena setiap orang punya hak untuk pergi dan membuat batasan karena masing-masing alasan. Gue juga ga punya kendali biar mereka tetep stay sama gue. Gue selalu bilang ke mereka, "Kalo ada apa-apa, tanya gue aja/ke gue aja". Itu bukan kalimat basa-basi, tapi jadi kalimat yang negasin bahwa "Gue ada ko buat lu". Tapi dengan gue begitupun, mereka tetap pergi (lebih tepatnya bukan pergi, tapi memutuskan untuk tidak intens).
Gue baru sadar, ternyata bukan mereka yang butuh gue, tapi gue yang butuh mereka.
Gue suka merasa kesepian, dengan adanya beberapa orang yang gue anggap deket, gue seolah punya rumah. Tapi, akhir-akhir ini gue ngerasa dunia ninggalin gue. Gue seolah ga punya siapa-siapa. Bahkan orang yang udah gue anggap sebagai tujuan gue pun pergi. Ini hal yang membuat gue kacau dan serasa dunia gue runtuh.
Kadang gue suka bertanya-tanya, "Kenapa sih harus pergi?"
Gue tau gue salah seolah maksa kehendak orang yang bahkan ga jadiin gue sebagai opsi di hidup mereka. Padahal ketika deket, we loving, sharing, caring, and laughing together. Dan setelah gue pikir, bahkan gue sacrifice untuk mereka tetep stay di hidup gue.
I do an effort for that.
Pada akhirnya, gue ga bisa maksa mereka untuk selalu ada. Gue berterima kasih ke orang-orang yang pernah berbagi dunianya dengan gue. Gue ngerasa seberharga itu bisa dipersilakan masuk ke dunia mereka. Dan gue ga nyesel, pernah sebersyukur itu ketika gue punya moment dengan mereka.
Nyatanya, hidup ini tentang kepergian dan keikhlasan. Tentang rasa sakit paling dalam dan penerimaan terbesar pada kenyataan.
People leave. Allah stay.
1 note · View note
springautumnsworld · 4 years ago
Text
30
Aku ingin kembali pada satu masa, ketika tawa, suara, dan cerita miliknya menjadi candu bahagia bukan rindu yang menyiksa.
1 note · View note
springautumnsworld · 4 years ago
Text
29
4 bulan lalu, tatapanku tertuju pada seseorang. Dia tidak asing di hidupku, hanya saja semesta yang membuatnya seperti itu. Aku seolah bisa mengerti dirinya hanya dari sorot matanya, padahal nyatanya kita tidak pernah sekalipun bersapa.
Awalnya aku menyangkal, tapi sayangnya rasa tidak bisa membual. Sejak saat itu, hanya do'a yang bisa kulangitkan untuknya, untuk perasaan yang entah kemana akhirnya.
Dulu Ia selalu hadir di mimpiku, seolah komunikasi hanya bisa lewat mimpi. Namun sekarang Ia hadir secara nyata. Ternyata kekuatan do'a tidak bercanda.
Tidak perlu memiliki, aku hanya bersyukur Ia ada saat ini.
Graha Prima.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
28
Nyatanya, semua akan kembali seperti semula. Tidak saling bersapa, apalagi berbalas rasa.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
27
Aku melalui hari demi hari dengan berat. Bayanganmu sungguh memenuhi ruang. Berharap menemui sosokmu dalam sudut lorong panjang itu, tapi hanya kepulan ilusi yang menghantui pikiranku.
Nyatanya kita dekat dan tak berjarak, hanya saja tak terbiasa untuk saling bersapa.
Sedang memikirkan esok hari.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
26
Semuanya terasa sangat sulit. Tertawa penuh dengan kepura-puraan, padahal nyatanya hanya ada kesedihan. Luka yang semakin hari semakin terkikis, hanya menyisakan pedih yang bahkan aku tak tahu bagaimana cara untuk menyembuhkannya.
"Din, tak apa mengeluh. Kamu hebat. Kamu kuat. Orang lain tidak bisa menilaimu seenaknya. Kamu berharga. Semangat terus, ya. Pasti akan sampai."
Begitulah kira-kira kalimat penyemangat untuk diri sendiri yang terkadang mengucapkannya pun terasa hambar.
- Aku yang tak tahu akan kemana.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
25
Terkadang aku berpikir sampai kapan aku seperti ini? Tidak ada progres, terlihat hanya seperti beban orang tua yang bahkan untuk uang jajan pun masih meminta. Berat sekali rasanya ketika semua mimpi terasa semakin menjauh, ketika pendirian semakin rapuh, dan ketika rintangan makin sulit untuk ditempuh.
Ya Allah, kuatkanlah raga dan jiwa ini. Berikanlah rezeki terbaik dari sisi-Mu. Aku hanya ingin membahagiakan orang tua dengan tidak menjadi bebannya lagi untuk waktu yang lama.
Harapanku di bulan ini masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya. Aku ingin dapat pekerjaan dan bekerja di tempat terbaik menurut Allah. Tempat kerja yang diridhoi Bapak. Semoga Allah mengijabah do'a yang sudah hampir 9 bulan kulangitkan.
Dan semoga siapapun kamu yang sedang merasakan hal yang sama denganku, semoga selalu Allah kuatkan.
Do'a ini untukku dan juga untukmu.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
24
Dingin tapi hangat. Tajam tapi lembut. Tegas tapi penuh ketakutan.
Aku melihat diriku dalam sorot matamu.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
23
Perasaan tuh kadang lucu ya. Tiba-tiba suka sama seseorang yang udah kenal bertahun-tahun. Walaupun realitanya, sampai detik ini kita ga pernah ngobrol sekalipun.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
22
Melihat orang lain berhasil dan menjadi penonton mereka.
Aku hanya lelah.
0 notes
springautumnsworld · 4 years ago
Text
21
Rasanya semakin hari semua mimpiku semakin jauh. Saat ini, Ia menjelma menjadi realita bagi orang lain tapi tidak bagiku.
Bekasi. 3 Maret 2021.
0 notes
springautumnsworld · 5 years ago
Text
20
Mungkin setiap cerita yang aku tulis di sini tidak ada yang membacanya. Tapi biarkanlah aku menuangkannya disini.
Beberapa bulan lalu tepatnya bulan Juni, Alhamdulillah aku telah menyelesaikan sidang skripsi. Semenjak saat itu, aku tahu hari-hari setelahnya akan menjadi lebih berat.
Beberapa minggu sebelum sidang, aku dan temanku mendapatkan kesempatan freelance membuat desain dan ilustrasi di salah satu kelas online yang membahas tentang Korea di instagram. Aku sangat senang sekali waktu itu, karena aku pikir jalan menuju impianku (menjadi seorang traveller atau tour guide) sudah terbuka lebar. Ternyata aku salah, belum saja bekerja namun sudah ada miskomunikasi antara aku, temanku, dan si pembuka lowongan kerja. Padahal sebelumnya, aku dan temanku sudah diiming-imingi gratis perjalanan ke Korea Selatan dan kedepannya dapat menjadi tour guide di Korea Selatan. Kadang aku berpikir, aku seperti menyia-nyiakan kesempatan yang sudah terbuka lebar. Tapi, inilah yang dinamakan takdir. Tidak ada yang bisa disalahkan dari hal tersebut karena keterbatasan media dan ketidakmampuan kita untuk bertemu karena Covid19 ini.
Tidak lama setelah sidang, tepatnya tanggal 20 Agustus, aku mulai memberanikan launching bisnisku sendiri, yang kunamakan "Nowest". Aku benar-benar merasakan betapa sulitnya membangun bisnis dari 0. Aku sampai meminjam uang ke Bapak untuk merealisasikan bisnisku. Sulit untuk meyakinkan Bapak, hingga akhirnya Bapak mendukungku. Waktu itu, aku sangat optimis, aku berpikir kalau jualanku akan lancar dan akan cepat kembali modal. Tekadku sudah bulat dan yakin akan berhasil.
Tapi, hanya sekitar jalan sebulan, bisnisku mengalami penurunan penjualan dan aku baru bisa mengembalikan uang yang tidak sampai setengahnya dari jumlah yang kupinjam kepada Bapak. Walau Bapak bilang tidak usah, tapi aku yakin Bapak butuh uang itu untuk keperluan lain.
Di awal September, aku yang mulanya 'keukeuh' ingin menjalankan bisnis dan yakin bisnis yang kubangun akan berhasil, mencoba melamar pekerjaan di salah satu perusahaan fundrising di Indonesia. Aku pikir, sudah saatnya aku mulai mencoba mencari kerja setelah hampir 2 bulan menganggur dan mencoba bisnis. Ditambah, aku kesal dengan segala pertanyaan "Din, udah kerja? Lagi di mana?", dan lain sebagainya.
Aku mencari pekerjaan dan lingkungan yang sekiranya cocok dengan kepribadianku. Dan, perusahaan inilah yang aku rasa sesuai dengan hatiku. Aku apply, dan aku sangat berharap bisa mendapat balasan.
Tanggal 28 September, aku launching koleksi baru di Nowest. Menurutku produk ini unik dan harganya pun cukup terjangkau dengan bonus di dalam boxnya. Aku pikir, respon orang-orang di social media akan excited menerima koleksi terbaru. Ternyata, realita tidak sejalan dengan apa yang aku harapkan.
Jujur, aku bingung. Aku ingin menangis. Bisnisku tidak berjalan dengan mulus. Yang mulanya ingin menunjukkan bahwa aku bisa sukses dengan jalan yang aku pilih, ternyata tidak semudah itu.
Beberapa hari lalu sebenarnya aku mendapat kabar gembira bahwa aku lolos seleksi tahap pertama Beasiswa IKSP (Indonesia-Korea Scholarship Program) untuk program S2. Tapi, banyak hal yang aku pertimbangkan. Pada akhirnya, aku harus merelakan kesempatan itu. Dengan ini, sudah ketiga kalinya aku merelakan kesempatan untuk ke Korea (yang pertama adalah event exchange, tetapi aku belum sanggup untuk membayar fee-nya kala itu). Sedih bukan? Ketiga kesempatan itu kurelakan karena ada banyak faktor yang aku pertimbangkan. Kadang, aku selalu berharap suatu hari nanti akan tiba saatnya aku bisa ke negeri Ginseng tersebut. Tapi aku tidak pernah tau apakah mimpi tersebut bisa terealisasi atau tidak 😭
Karena tidak ada kabar dari perusahaan yang pertama, aku mencoba lamar internship di salah satu perusahaan edutech. Sejujurnya ini sudah kali ke-tiga aku melamar internship di perusahaan ini. Dua kali aku gagal. Awalnya, aku sudah putus asa dan tidak ingin melamar lagi. Tapi kali ini, aku ingin mencoba lagi. Semoga aku keterima ya :')
Aku hopeless banget. Bisnisku tidak berjalan mulus, belum dapat panggilan kerja, dan merelakan mimpi melanjutkan studi di Korea karena ada banyak faktor yang aku pertimbangkan terkait hal-hal dalam beasiswa tersebut.
Ketika melihat instastory atau whatsapp story teman-teman, aku semakin insecure. Mereka telah mendapatkan pekerjaan. Sedangkan aku? Aku masih di tempat semula, berjalan namun belum terlihat hasilnya. Tertatih, dan hanya aku yang merasakan pahitnya.
Entah sampai kapan hingga akhirnya aku dapat membuktikan ke Bapak dan keluarga bahwa aku akan menjadi orang yang hebat yang bisa membalas budi orang tua.
Sesunggunya, hanya do'a yang bisa menguatkanku.
Maaf Pak, diumur saat ini anakmu belum bisa membahagiakanmu. Hatiku sakit ketika menulis kalimat ini.
Maaf dan terima kasih.
Bekasi. 29 September 2020. Aku tidak tahu kemana aku akan berlabuh.
#mystory #life #LifeMustGoOn
1 note · View note
springautumnsworld · 5 years ago
Text
19
Mungkin cerita ini akan panjang. Tapi percayalah, aku hanya butuh ruang untuk meluapkan segala perasaanku.
Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk sebagian orang terdekatku, khususnya Kakak. Tapi tidak untukku.
Pagi hari selepas shalat Subuh, Bapak dan Kakak sudah sibuk membereskan rumah. Aku yang masih mengantuk, membiarkan tubuhku rebah selepas shalat. Sesaat, terdengar suara pekikan tajam yang memanggil dan menyuruhku untuk tidak terlelap lagi. Aku mendengar suara itu, tapi tidak kuhiraukan.
"Udah biarin aja. Ga usah dibangunin," suara Bapak mendukungku untuk semakin dalam mengarungi alam bawah sadar. Aku terlelap namun perasaanku tidak tenang dan risau.
Jarum jam sudah menunjukkan angka tujuh. Aku bangun dan langsung ikut membereskan rumah. Sedari beberapa hari lalu, sebenarnya aku tidak terlalu bersemangat untuk menyambut hari ini. Tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya, aku memilih untuk merasakan hal yang sebaliknya. Ada hal yang menyebabkan aku seperti ini. Mungkin campuran sedih, kecewa, dan merasa tidak dianggap sebagai pemicunya.
Para tetangga satu gang memberikan beberapa kudapan untuk acara hari ini. Akupun berterima kasih atas rasa kepedulian mereka terhadap keluarga kami. Aku bisa merasakan atmosfer kehangatan dari hal kecil seperti itu.
Sekitar pukul sebelas siang, hujan turun dengan deras. Membasahi tenda yang mulanya difungsikan untuk menghalangi dari cuaca panas.
Selepas dzuhur, satu dua tamu undangan sudah memenuhi rumahku. Sekitar pukul satu, semua tamu undangan sudah hadir. Kakak sudah siap, dan makanan pun hanya tinggal disajikan di hadapan para tamu. Namun, sang calon besan tidak kunjung datang hingga pukul setengah dua. Bapak sudah terlihat khawatir dan terus menanyakan kabar kepada Kakak. Ibu-ibu pun sudah terlihat bosan, bahkan diantara mereka malah ber-swafoto.
Aku duduk di bawah tangga. Ikut menata kue-kue di atas piring bersama saudaraku, Ibu (seseorang yang sudah kuanggap Ibu sendiri; sahabat almh. Mamah jauh dari sebelum aku dilahirkan), dan Bule' (tetangga beda gang), dan beberapa tetangga lain yang hilir mudik ikut membantu.
Rintik-rintik hujan masih terdengar, hingga akhirnya pukul dua kurang, keluarga calon besan datang. Akhirnya yang ditunggu-tunggu!
Mereka memasuki ruang rumah, sebagian di teras dan sebagian di dalam. Lalu, menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka ke sini.
Di lain sisi, aku malah mengobrol banyak hal dengan saudaraku. Tampaknya ia kecewa karena mendengar kabar bahagia ini dari perantara. Kakak baru memberitahunya pada saat malam sebelum acara. Aku tidak tahu-menahu soal itu. Aku pikir Kakak atau Bapak sudah bilang dari jauh-jauh hari.
Banyak hal yang kuobrolkan, mulai dari ketidaktahuan sampai kekecewaanku. Kakak tidak terlalu terbuka perihal hubungan dengan orang yang dia cintai. Satu waktu aku pernah menegur dia, karena aku kasihan kepada Bapak yang terlihat pusing memikirkan urusan pernikahannya. Namun, dia bilang, "Apa sih, Din. Berisik banget!" Semenjak saat itu aku terkadang malas untuk ikut campur perihal keperluan pernikahannya. Yasudah, biarkanlah. Sebenarnya, aku tidak ingin jika dia terlalu santai dan minim keterbukaan dan komunikasi, sedangkan Bapak selalu pusing sendirian. Jujur, aku terkadang ingin menangis melihat Bapak seperti itu.
Di sela-sela acara, bahkan dari awal, tampak muka Ibu yang sendu. Seperti menahan air mata. Aku tahu dan aku merasakannya. Tampaknya Ibu sedih dan terharu karena salah satu anak sahabatnya ini ingin melangkah ke jenjang pernikahan.
Mungkin dipikiran Ibu saat itu adalah perasaan bangga dan hati kecilnya berkata, "Lihatlah, anakmu sudah dewasa. Ia akan melangsungkan pernikahan beberapa bulan ke depan. Pasti kamu sedang melihatnya kan sekarang? Pasti kamu bahagia." Semuanya terlihat dari raut wajahnya, apalagi Ibu tak henti-hentinya menyeka air mata. Aku pura-pura tidak tahu dan mengalihkan kepada hal lain. Karena aku tidak akan sanggup untuk menahan air mata jika aku terus-terusan melihat Ibu.
Beberapa saat setelah lamaran diterima oleh pihak keluarga wanita dan pembacaan do'a, tidak hanya Ibu yang tampak sedih, tapi Bule' dan sepupuku juga terlihat sedih. Bule' bilang, "Ini aja udah sedih, gimana nanti pas 'kamu'. Sepupuku adalah seorang yatim piatu. Belum lama ini ayahnya meninggal karena sakit.
Tidak lama berselang, Ibu bilang, "Ibu sedih." Aku hanya tersenyum dan tertawa tipis. Padahal aku ingin mengatakan, "Ibu jangan sedih, kalo Ibu sedih aku ikutan sedih juga." Tapi, kalimat itu tertahan karena aku tidak sanggup mengatakannya. Aku merasakan air mataku menggenang, lebih parah dari beberapa saat sebelumnya. Aku mengalihkannya dengan melihat telepon genggam yang tidak ada notifikasinya.
Saat aku duduk dekat dengan tetangga lain, salah satu diantaranya bilang, "Dulu tuh tempat Mama di situ. Mamah kan suka tiduran di kursi situ ya? ...." Lanjut, Ia menceritakan bagaimana dulu saat aku meminta pertolongan tetangga saat Mama sakit. Aku hanya meng-iya-kan sambil terus menahan air mata.
Terkadang, aku menghindari pembicaraan macam ini karena aku selalu terkenang dengan sosok Mama. Aku lebih memilih menghindar, karena betapa sedihnya bila teringat sosok Mama yang sudah meninggalkan dunia ini selama 10 tahun.
"Ma, Kakak hari ini melangsungkan lamaran. Semoga saja bisa ke tahap pernikahan di bulan November nanti, terlepas kesedihan dan kekecewaanku karena sikap Kakak yang tidak terlalu terbuka denganku. Aku berharap aku juga bisa lebih bijak dan dewasa menyikapi ini semua. Ma, aku rindu. Semoga Mama baik-baik saja di sana. Dan mendapatkan tempat terbaik yaitu Jannah-Nya. Maafin Dini ya Ma, Dini belum sempat membahagiakan Mama selama di dunia, bahkan di saat hari Ibu terakhir sewaktu Mama di rumah sakit. Dini cuma bisa memberikan do'a yang terbaik, untuk Mama, Bapak, dan Kakak. Semoga aku bisa membahagiakan Bapak dan orang-orang di sekelilingku ya, Ma dengan segala kekurangan dan keterbatasanku. Aku minta maaf karena hari ini aku tidak se-excited itu. Tapi, aku ingin yang terbaik untuk Kakak. Jika itu pilihannya, aku akan dukung. Mama juga akan seperti itu kan? 10 tahun tanpa Mama rasanya sulit. Tapi, semoga aku menjadi pribadi yang lebih kuat setiap harinya dan aku harap kita semua dapat berkumpul di Jannah-Nya kelak. Aamiin ya Allahu ya Rabb."
Bekasi. 20 September 2020/22:56. Tidak ada yang menyeka tangisku kecuali diriku sendiri.
0 notes
springautumnsworld · 6 years ago
Text
18
Aku ingin ke Korea autumn nanti.
Aku ingin menyanyikan lagu "Me After You" -Paul Kim di Gyeokbokgung Palace dengan sign language untuk ikut andil dalam Hari Bahasa Isyarat Internasional yang kebetulan jatuh pada bulan saat musim gugur tiba.
Aku pun ingin bertemu dengan Paul Kim dan mengucapkan terima kasih karena telah menciptakan dan menyanyikan lagu yang luar biasa.
Ya, itu beberapa mimpi yang aku harap bisa terwujud di 2020 ini. Semoga saja kamu dan malaikat ikut meng-aamiin-kan do'a ku.
Setidaknya aku berani untuk bermimpi, walau kelihatannya halu dan mustahil. Ya tapi, mungkin saja kan 😂
Biar Allah yang memegang andil.
23:16. 9 Februari 2020.
0 notes