Tumgik
Text
Kecewa.
Kadang terheran-heran dengan sikap manusia yang merasa memiliki andil dalam hidup manusia lainnya, padahal ga punya kontribusi yang berarti dalam hidup manusia lainnya tersebut.
Suatu hari lagi cerita-cerita tentang pernikahan sama sodara yang dimana kita bisa sepupu’an itu dari jalur alm. Mami. Sebut aja Mrs. X. Mrs. X ini bilang, “Nanti kalo adik mu nikah jangan sampe kayak kamu dulu. Kami kecewa sekali sama papi mu. Memutuskan semua secara sepihak”.
Dalam hati ku like WTF! Who the heck you think you are?!! Ini orang pendendam apa gimana ya, karena pernikahan aku sudah sekitar setahun yang lalu dan sekarang dia baru bahas. Tapi aku cuma bisa balas, “Hehehe”.
Jadi, Mrs. X dan “keluarga” lainnya dari pihak alm.Mami merasa kecewa karena merasa tidak dilibatkan dalam pengurusan pernikahan ku. Padahal nih ya, saat mulai diskusi keluarga, itu semua orang-orang diundang kok. Waktu itu rencana awal pernikahan dilangsungkan di Medan dan setelah melewati banyak perdebatan alot, papi ku setuju (Biar gimanapun, papi mikirin aku juga lah. Ini anak ku gimana kalo semua pada berkeras hati. Ujung-ujungnya semisal ga jadi nikah, siapa yang mau tanggung jawab dengan perasaan ku? Akhirnya papi ku ngalah dan setuju). Sedangkan pihak keluarga alm. Mami tidak setuju. Di sini mereka merasa tidak dilibatkan hanya karena kemauan mereka yaitu “tidak setuju nikah di Medan” tidak dikabulkan. Oh ya dan satu lagi, Mrs. X merasa “kecewa” karena ibarat kata, aku dan papi ga ada dateng ke mereka untuk minta pendapat. Like what?! Yang bener aja. Lu sapa dah. Papi lebih tua loh. Orang tua ini. Kamu orang seharusnya cukup tau dan mendukung. Iya kalo mendukung finansial juga, ini kagak ada juga. Terus merasa diri berhak kecewa. Hell no. Lagian aku ini masih punya ayah. Kecuali aku yatim piatu, okelah minta pendapat yang dituakan entah dari keluarga papi atau keluarga alm. Mami. Di sini aku malah merasa kalian ini siapa kok ga ada respect nya sama papi. Kan lucu ya kalo ceritanya jadi gini: Aku ujug-ujug dateng ke mereka minta pendapat sementara aku masih punya ayah dan aku ga minta pendapat ke ayah ku. Ga lucu sih itu, tapi lebih ke durhaka jadinya!
Selama masa-masa mami sudah ga ada di dunia ini, kalian ga pernah ada dalam hidup ku, papi dan adik-adik ku. Nanya kabar pun ada kah? Mungkin pernah tapi kayaknya sangat jarang sampe-sampe aku ga punya memori tentang kontribusi kalian dalam hidup ku. Atau gini, ga usah ke aku deh. Waktu aku dan adik-adik ku tidak tinggal di kota ini, setidaknya perhatikanlah papi ku. Kenyataannya? Mana ada! Saudara-saudara kandung papi yang taking care of him (yang membuatku lebih respect dengan beliau-beliau). Lalu giliran hal-hal sukacita seperti aku mau menikah, langsung semua merasa punya andil. Kalian itu siapa?
Yah intinya, kalo kamu orang ga pernah berkontribusi dalam hidup kami, pantaskah kamu merasa kecewa?
Oh iya berkontribusi itu bukan hanya masalah finansial ya, tapi hal lain sesimple seperti menanyakan kabar, yang mungkin dia anggap sepele. Mrs. X memang punya sedikit andil dalam masalah finansial kami. Tapi itupun dia dapat dari perusahaan alm. Mami yang dia kerjakan. Itu kewajiban, karena dia mengelola perusahaan milik ibu kami, dan kami berhak atas itu.
Masalah finansial, aku ga meminta banyak. Untuk perusahaan, silakan lanjutkan karena bagaimanapun mami memercayakan atas nama Mrs. X karena alm. Mami merupakan seorang ASN yang tidak boleh menjadi direktur pada perusahaan swasta dan kebetulan Mrs. X memiliki kompetensi untuk mengelola perusahaan tersebut. Juga, waktu itu, kami anak-anak masih sangat kecil. Sehingga Mrs. X yang dipercayakan. Adik ku bahkan ingat bahwa Mrs. X ini pernah berjanji di depan peti jenazah mami bahwa dia akan taking care of us. Keinginan ku sederhana: Selesaikan tanggung jawab biaya untuk adik ku menyelesaikan pendidikan di Eropa bagaimanapun kondisinya, karena kamu, Mrs. X, sudah komitmen untuk itu. Kenyataannya, people do change. Bertahun-tahun kemudian, adik ku meminta tanggung jawab biaya, dibalas bahwa tidak punya uang. Hal ini yang menyebabkan adik ku sangat kesusahan menyelesaikan pendidikan di sana karena dia tidak punya biaya. Mau pulang saat itupun biaya tidak ada. Tapi syukurlah, Tuhan pelihara adik ku dan kami. Tiba-tiba ada yang membeli aset papi sehingga kami bisa kirimkan biaya untuk adik ku dan di sanapun dia mendapatkan pekerjaan sehingga biaya pendidikan dapat diselesaikan dan adik ku berhasil lulus. Dibalik penderitaan adik ku di sana yang bisa-bisa tidak makan dalam sehari karena kekurangan uang, faktanya, dalam setahun, Mrs. X dan keluarga kecilnya bisa pergi holiday ke luar negeri sebanyak 2 kali. Kalau mau dibilang kecewa, seharusnya itu kami. Bukan kamu.
Yang bisa kulakukan sekarang hanya diam, pretending and faking smile in front of them, karena aku ga suka kekisruhan.
But, let karma do the rest. Aku menunggu.
2 notes · View notes
Text
Random thought.
Beberapa waktu lalu kepikiran hal ini. Jadi, suami tuh kalo sebelum tidur sukanya ngelus-ngelus benda lembut. Biasanya sarung bantal. Nah, berhubung udah ada istri, dia elus-elus tuh area kulit yang lembut entah itu di lengan atau area belakang lutut istrinya. Di sisi aku, aku tuh kesel banget kalo suami udah kayak gitu, karena aku ga suka tidur ku keganggu. Jadi kebangun-kebangun gitu. Sampe-sampe aku marahin pak suami terus dia berhenti begitu. Setelah hari itu, malah kepikiran kayak kok egois banget sih aku. Suami lagi sayang-sayangin aku dengan cara/kebiasaannya, eh akunya malah marah-marah😬. Maafin aku ya pak suami kalo baca ini. Aku baru inget, dalam hal love language, kita berdua tuh beda. Suami itu anaknya physical touch, sedangkan aku engga🤣. Di sini aku belajar untuk mengurangi ego ku dengan tidak memikirkan kenyamanan diri sendiri. Semoga kami berdua bisa terus memperbaiki diri dan selalu saling melengkapi juga mengasihi satu sama lain.
0 notes
Text
Fase-fase Kehidupan part. II
Tumblr media
Tadinya kupikir menikah adalah akhir dari sebuah penantian. Penantian setelah bersama selama hampir 8 tahun tanpa pernah berhenti, melewati up and down pasang surutnya hubungan bersama, dengan komitmen.
Namun ternyata menikah justru merupakan awal. Awal dari banyak hal besar lainnya. So, menikahlah ketika kamu sudah yakin dan siap berjalan bersama “that person” for the rest of your life.
Kita pacaran lumayan lama. Di masa-masa itu pula, keluarga dan orang terdekat selalu bertanya, “Kapan nikah?”. Dikira nikah enteng kali ye. Setelah akhirnya kita nikah, muncul pertanyaan lainnya: “Udah isi belon?”. Ga abis-abis yhaa bunt. Awalnya sih ga peduli ya, tapi kok lama-lama risih juga. Udah kitanya LDR jadi susah “ngisi’in”, ditambah lagi setelah kita coba check up kesehatan ke Sp.Og, turns out ada beberapa hal yang bikin kita shock. Check up ke Sp.Og sebenernya karena aku curiga diri aku vaginismus😬🤭. Ehh malah nemu masalah lainnya. Jadi, penting banget sih pre-marital check up supaya bisa tau masalah di tubuh kita sejak dini.
Sekarang, berusaha cuek aja sih kalo ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang ga penting gitu, pertanyaan yang bikin stres dan mempengaruhi kesehatan aku dan suami😬. Yang bisa kami lakukan sekarang terus berdoa, berusaha, berjuang dan menguatkan satu sama lain. Get well soon for us, dan semoga Tuhan berkenan atas setiap harapan dan doa kami❤️.
Tumblr media
0 notes
Text
Fase-fase Kehidupan.
Oh Tumblr. Finally, I’m coming back to you🤣 I’m gonna tell you some of my stories. Like I used to.
After 7 years (almost 8 btw) relationship with my bf since 2013, finally we got it to the next step. January, 16th 2021. We got married that day. We walked down the isle, and we took a vow in front of the Altar.
Tumblr media
Jauh sebelum hari itu tiba, aku selalu punya “dream wedding reception” ku sendiri. Konsep Outdoor semi-formal di sore/malam hari, outfit pun semi-formal, make up+hair do natural, pake sepatu ✔️ kesayangan, cabaret show, banyak games, pengantin tidak perlu stay di pelaminan tapi boleh berkeliling mendatangi para tamu undangan, flashmob bareng sodara & sahabat2, dll. Kalo mami masih hidup, beliau pasti mendukung konsep itu. Tapi, mami itu one of a kind. Keluarga ga akan setuju konsep begitu. Konsep wedding reception yang baku bagi mereka adalah dilaksanakan di dalam gedung, mengundang banyak tamu (kebanyakan tamu+kolega ortu), pengantin dan orangtua akan dipajang di atas pelaminan hingga acara selesai untuk diberikan salam oleh para tamu undangan. Aku sempat merenung, udah nekat aja sama konsep yang aku mau. Toh ini aku yang menjalani, kebahagiaan ku kok. Ngapain mikir bahagianya orang lain. Tapi, seiring berjalannya waktu, entah kenapa pikiran itu berubah menjadi “Kalo konsep wedding reception yang baku bisa bikin ortu bahagia, kenapa ga aku lakukan?”. Kebahagiaan ku dan suami masih bisa datang dari mana aja. Tapi untuk orangtua, mungkin momen inilah yang mereka sudah tunggu-tunggu sejak lama. Dan aku ga pengen merusak kebahagiaan mereka dengan memaksakan konsep wedding reception yang kuinginkan. Lagipula, aku ga tau sampai berapa lama mereka masih bisa ada di dunia ini untuk menemani kami. Jadi, jika momen seperti ini bisa membahagiakan mereka, kenapa engga ku lakukan? Namun, aku selalu berdoa agar kami dan orangtua selalu diberikan kesehatan dan umur panjang. So, disinilah aku berproses untuk menurunkan ego dan mencoba melihat suatu hal dari kacamata orang lain, dalam hal ini orangtua dan keluarga. Ternyata melihat orangtua senang dengan jalannya acara, itu bikin hati kita senang juga, terlepas dari hal-hal detail yang miss😢 Next, kalo mau bikin acara, apalagi itu pernikahan, 1x seumur hidup, pilih vendor-vendor yang bener-bener bisa bertanggung jawab dan mendukung kelancaran acara. Perhatikan setiap detail is a must!😬 oh btw, pandemi Covid19 juga sedikit banyak mempengaruhi my dream wedding reception😢 .
Kalo tadi tentang Wedding Reception, kali ini tentang menikah Adat suku Dayak.
Tumblr media
Jauh sebelum foto ini, banyak struggles dan kesetresan yang terjadi🤣 Perbedaan suku benar-benar bukanlah hal yang mudah. Suku Batak memiliki budaya: Menikah harus di tempat laki-laki. Sedangkan suku Dayak memiliki budaya: Menikah harus di tempat perempuan, karena perempuan ini akan diambil dari keluarganya oleh sang laki-laki. Menikah di tempat laki-laki artinya perempuan tersebut sudah ternoda/dianggap sudah tidak berharga lagi/sudah hamil di luar nikah *hmm.. ini parah sih. Masa begitu. Tapi yah yang namanya budaya😬* Selain itu, pada suku Batak, rangkaian acara pernikahan adalah Pemberkatan-Resepsi+Mangadati/Acara adat Batak. Sedangkan pada suku Dayak, rangkaian acaranya adalah Pemenuhan Hukum Adat/Acara adat Dayak-Pemberkatan-Resepsi.
Nah, dari dua budaya itu aja, sudah ga ketemu kan😬. Sehingga terjadi diskusi-diskusi yang cukup alot antar kedua keluarga yang diwakili tetua-tetua yang tentunya sangat strict dengan adat masing-masing. Keluarga suami diwakilkan oleh keluarga Batak yang memiliki marga sama. Aku salut dengan kekeluargaan suku Batak. Bapak mertua mencari kenalan suku Batak di daerah asalku untuk menjadi perwakilan keluarga mereka. Mereka bahkan tidak kenal satu sama lain sebelumnya, namun karena memiliki marga yang sama, mereka menjadi keluarga dan bersedia membantu menjadi perwakilan keluarga suami.
Diskusi sampai dititik tidak ditemukan solusi apapun. Semua berpegang pada adat masing-masing, karena kalau dilanggar, orang bilang pamali. Di sini aku kagum dengan sosok papi. Hubungan ku dengan papi tidak sedekat hubunganku dengan alm. mami, namun papi tetaplah papi. Dia berjuang membela hak anaknya di atas segala macam tetek bengek per’adatan. Papi memperjuangkan pernikahan kami tetap dapat dilaksanakan meskipun harus mengalah dengan cara menikah sesuai budaya suku Batak, yaitu menikah di tempat laki-laki (dalam hal ini menikah di Medan) meski harus melawan seluruh keluarga dari pihak ku karena semua menentang. Namun, papi tetap bersikukuh karena yang menikah adalah anaknya, bukan anak mereka.
Dan, rencana Tuhan memang terlampau ajaib dan tidak bisa ditebak. Pandemi Covid19 hadir sehingga semua rencana acara harus dirombak ulang. Pernikahan tidak bisa dilangsungkan di Medan karena akan mengundang sangat banyak orang untuk pesta Adat. Rencana pernikahan pun dialihkan ke kota asalku dengan menjalankan seluruh rangkaian acara, bahkan hingga acara Pakaja Menantu/Unduh Mantu secara adat Dayak pun telah dilakukan. Semua rangkaian secara adat Dayak terlaksana dengan baik meski tertutup hanya untuk keluarga, sahabat dan kerabat terdekat serta dengan Protokol Kesehatan yang sangat ketat. Dan, untuk pesta adat Batak/Mangadati akan dilangsungkan kemudian, dengan mengatur kembali jadwalnya.
Turns out, rencana Tuhan pasti yang terbaik. So, tetap setia dan kuat menjalani setiap prosesnya.
1 note · View note
Text
02.55 AM
Why do you make me look stupid? I feel sorry to myself. I’m trying to give all of my best for years. Am I just a joke to you?
0 notes
Text
Tumblr media
0 notes
Text
Tumblr media
0 notes
Text
I’m so close into depression. I thank God for K-Pop and all the girl/boygroups because they are my coping.
0 notes
Text
Pengalaman Mengurus Perpanjangan Surat Tanda Registrasi Apoteker/STRA Online
1. Masuk ke http://stra.kemkes.go.id/
2.
Tumblr media
Klik yang dicentang biru. Setelah Daftar, kita akan dikirimkan PIN via Email. Cek Email. Setelah mendapatkan PIN, silakan kembali ke web Aplikasi Registrasi STRA, lalu klik kolom Login dengan menginputkan PIN yang sudah diberikan via Email.
3. Setelah berhasil Login, silakan entry data-data yang tertera di dalam Form. Untuk perpanjangan STRA, pilih Form Registrasi Ulang.
4. Di akhir Form terdapat lampiran berkas-berkas yang perlu dilengkapi untuk dikirimkan ke KFN. Jangan lupa cek Email juga karena ada beberapa berkas yang perlu dilampirkan pula yang tidak tercantum pada lampiran Form. Seperti berikut:
Tumblr media
Untuk Surat Keterangan Sehat saya melakukan pengecekan kesehatan dengan dokter di Puskesmas.
5. Print Form yang sudah lengkap, lengkapi dengan berkas-berkas yang diminta. Lalu kirimkan ke alamat KFN via kantor Pos.
6. Setelah berkas dikirimkan, pantau web Aplikasi Registrasi STRA di bagian Cek Status, karena jika berkas sudah diterima maka kita akan dikirimkan Kode Billing via Email untuk melakukan pembayaran. Pembayaran bisa dilakukan via Bank, bisa pula lewat transfer. Saya pribadi melakukan transfer menggunakan mobile banking (pilih Pembayaran->Penerimaan Negara->PNBP). Kode Billing akan expired dalam 3 hari. Maka, dalam 3 hari, kita harus sudah melakukan pembayaran.
Pengalaman saya dalam pengurusan perpanjangan STRA online ini memakan waktu cukup panjang. Itulah mengapa dianjurkan untuk mengurus dalam waktu 6 bulan sebelum masa berlaku STRA habis. Jika kita sudah mengirimkan berkas, status pada “Cek Status” yaitu “Berkas belum diterima”. Rentang waktu antara pengiriman berkas sampai status pada “Cek Status” berubah menjadi “Berkas diterima” cukup lama. Cukup membuat deg-degan apakah berkas sudah sampai atau belum, karena status pada resi Pos adalah berkas sudah sampai. Saya menunggu kira-kira 2 minggu. Pada tanggal 16 Oktober 2019 saya kembali mengecek “Cek Status”, ternyata pada tanggal 15 Oktober 2019 status berubah menjadi “Berkas diterima” dan saya juga menerima Email Kode Billing. Lalu, pada tanggal 16 tersebut saya segera melakukan pembayaran (kalau tidak salah Rp. 250.000). Namun, 3 hari setelah pembayaran, status berkas masih belum berubah dan status malah “Kode billing expired”. Hal ini kembali membuat khawatir karena saya sudah melakukan pembayaran namun status masih belum berubah. Saya pun mengirimkan Email berupa pertanyaan dan bukti pembayaran. Namun, Email hanya dijawab oleh sistem. Oleh karena itu, saya putuskan untuk tetap menunggu. Hingga akhirnya pada tanggal 7 November 2019, status berubah menjadi “Sudah Bayar”, dan berkas sedang dalam pengiriman. Untuk pengiriman berkas tidak memerlukan waktu yang lama.
0 notes
Text
Why am I supposed to experience these all? People starting to hurt me. They don’t care everything about my feeling. This’ so much hurt like hell.
0 notes
Text
Tumblr media
Mom, come back here, please.
I need you...
0 notes
Text
I am a woman, also a child. Am I worthless so that I deserve to be given a harsh word?
I just miss my mom... She would never treat me like that.
0 notes
Text
Random thought
If I were you, I would do anything.
Any single thing, either prepare anything, or like reset everything just to see my partner. But from the things like this, I know that I’m not as important as something like, maybe, a job. And from today, I learned to not hoping so much to someone. Never believe that much to somebody, never trust that much, and never love that much. I said never love so much because if you fell in love to somebody you must want to see him/her everyday, and you will do everything, exactly everything, to him/her. So, to let go of that feeling, my conclusion is never give your love 100% to somebody. Having another crush maybe is a little bit good option, so if the 1st men/women disappointing you, you still have another one. And, you don’t have to feel so much hurt😚 Luckily, and the good news is I’m not that kinda person.
0 notes
Text
Melancholic Sunday.
On my period + missing boyfie = can't stop crying. I miss boyfie like so much.. wanna buy airplane's ticket to catch him. wanna marry him so I can hug him everytime I want and I can be right beside him wherever he is. BUT. I don't have enough money to do that, neither does he 😑and that's my big things to cry on tonight😩
3 notes · View notes
Photo
Tumblr media
I'm still trying to believe these words.
1 note · View note
Text
4 Juni 2017
Hari ini 1 bulan 8 hari saya menjalani hubungan jarak jauh sama boyfie. Mungkin “baru” 1 bulan lebih sedikit, tapi buat saya itu berat banget, rasanya sudah 1 abad cooyy 😥 ditambah lagi tanggal 18/19 Mei lalu (lupa😂) boyfie sudah harus kerja ke proyek yang camp nya ada di hutan, jauh dari kota dan kagak ada SINYAL. Lengkap lah sudah penderitaan pasangan LDR😥 Jauhan aja rasanya piye gitu.. ini ketambahan ngga bisa komunikasi untuk jangka waktu yang belum dapat ditentukan.. Huft bingit dah pokoknya. Syukurnya waktu awal-awal boyfie ke proyek, saya juga lagi ada event yang lumayan sibuk jadi lumayan terhibur lah. Tapi tetep aja kerja jadi gagal fokus karena kebayang-bayang wajah boyfie yang dikangenin yang nun jauh di sana tanpa sinyal😢 Selang beberapa hari di saat saya lagi kangen to the max dan galau abis karena hari itu boyfie ulang tahun tapi saya ngga bisa telepon atau ngechat tiba-tiba doi telepon brooo,, kaget banget ngga nyangka kok bisa dapet sinyal dan seneng banget karena udah kira-kira 5 harian ngga denger suaranya😭 Ternyata boyfie pas banget lagi ke kota untuk nganterin salah 1 kru nya yang sakit ke RS. Jarak dari camp proyek ke kota kira-kira 1 jam'an, dan kalo doi mau dapet sinyal harus nempuh jarak selama sejam'an itu😢 Saat itu saya seneng banget, dan langsung nangis.. sumpah kangen bangeeeet😢 Sampai sekarang saya masih berusaha terbiasa dengan hubungan LDR istimewa ini (karena TANPA SINYAL) tapi tetep aja tiap boyfie bisa telepon atau ngechat saya pasti nangis😭terus waktu mau udahan telepon'an juga pasti nangis (nangis ketahan sih karena malu ama boyfie🤣). Sedih banget LDR'an tanpa sinyal gini tapi balik inget lagi, dulu kita berdua yang pengen banget boyfie dapet kerjaan yang bagus yang bisa kasih boyfie banyak pengetahuan dan pengalaman di lapangan, dan Tuhan kasih yang kita mau itu. Jadi ngga ada alasan untuk ngga bisa sama hubungan ini😘😘 Thank God, I couldn’t ask for more, and I thank you a lot boyfie karena kamu mau berjuang dan bersusah-susah kerja di tempat yang jauh dan medannya ngga ngenakin demi mimpi-mimpi kita cepet terwujud😘
Minggu kemarin sekitar seminggu kita ngga ada komunikasi lagi karena boyfie ngga ada ke kota.. saya udah kangen berat.. rasa kangennya udah ketumpuk-tumpuk sampe pake acara nangis di jalan waktu pulang kerja😢 dan hari sabtu kemaren itu udah puncaknya banget mau kerja mau ngapa-ngapain udah ngga semangat banget.. cuma pengen nangis, sambil dengerin High and Dry nya Radiohead di Spotify biar tambah mendukung suasana yang lagi mellow🤣 eehh tiba-tiba boyfie telepon😭 saya yang mau mandi terus siap-siap kerja sampe ngga jadi.. seneng bangeet😘 terus akhirnya nangis begitu telepon'an udahan karena boyfie harus balik ke camp lagi. Tapi denger suara boyfie meskipun cuma sebentar itu udah bisa jadi moodbooster bangeeet,, makasih boyfie yang selalu nyempetin untuk cari sinyal dan telepon aku, meskipun harus pergi ke tempat yang jauh dulu demi sinyal. Ternyata oh ternyata Tuhan kasih bonus lagi, malemnya bisa telepon'an sama boyfie karena boyfie ikut temen-temennya yang pada mau nonton bola ke kota. Terus kita telepon'an sampe pagi, mulai dari ngomongin hal-hal penting sampe yang ngga penting. Tapi kita berdua seneng banget😘 khususnya saya, saya seneng pake beuuuut🤣 terus sampe lah pada waktunya harus bobok dan saya mulai nangis lagi. Boyfie bilang jangan nangis yaa, harus sabar. Widiiih tambah terbelah-belah hati dedek bang.. tambah nangis, cuma tetep nangis ketahan, malu coy🤣 terus ya udah deh, tadi pagi udah pasti boyfie balik ke camp dan ngga ada sinyal lagi... Saya bersyukur kemarin udah ngobrol banyak, bisa lepas kangen, bisa denger suaranya😘 paling ngga udah ada bekal semangat saya buat seminggu ke depan nungguin doi ada sinyal lagi.
2 notes · View notes
Link
1 note · View note