Text
membingungkan ketika mengetahui fakta bahwa sesuatu itu ditunjukkan secara gamblang berkali-kali melalui banyak media, dan yang paling mengena adalah ketika datangnya dari sesuatu yang hidup yang memiliki pemikiran dan perasaan. wallahua'lam. sebagai manusia saya hanya bisa berprasangka baik yang mudah mudahan benar menjadi sebuah hal yang baik.
4 notes
·
View notes
Text
Membuat Batasan yang Jelas
Keinginan manusia itu banyak, terlalu banyak. Untuk itu, mungkin akan sulit bagi kita jika harus menulis semua keinginan tersebut. Akan lebih mudah kalau kita menulis batasnya, agar kita tahu, harus seperti apa dan sampai mana perjuangan yang kita lakukan. Agar kita juga tahu, sampai mana batas berjuangnya. Agar kita lebih mudah dalam mengambil keputusan.
Kalau kita sudah memasang batas bahwa kita tidak akan mengambil semua hal terkait riba. Maka, semua keputusan kita yang bersinggungan dengan hal itu akan lebih terang benderang.
Pilihan kita terhadap bank yang kita gunakan. Pilihan kita untuk bertransaksi. Pilihan kita untuk mengelola harta dalam investasi. Bahkan sampai di titik, pilihan kita terhadap pasangan hidup, mau sebaik apapun dia kalau mindset terkait riba tidak sama, tidak perlu kita terima sebagai pasangan hidup.
Membuat batas, itu adalah apa yang selama ini ada dalam agama yang saya imani. Dalam beribadah, semua hal adalah tidak boleh/haram sampai ada dalil yang membolehkan. Tapi, dalam hal kehidupan, semua hal itu boleh/mubah sampai ada dalil yang melarang. Sudah sangat jelas.
Tapi, kita tidak pernah membuat batas. Kita bahkan seringkali melewati batas.
Dari situ, kita paham akar masalah kita selama ini, kebingungan kita dalam mengambil keputusan dan pilihan dalam hidup. Ketidakmampuan kita mengelola masalah. Karena kita tidak membuat batas dalam hidup kita sendiri. Yogyakarta, 23 Juni 2020 | ©kurniawangunadi
766 notes
·
View notes
Text
““Never make someone a priority when all you are to them is an option.””
—
15K notes
·
View notes
Text
Terlalu banyak kesamaan yang kebetulan. Seolah olah mereka menyuruhku menunggu tanpa memberi tau apa yang sedang terjadi. Semua insan didunia inipun tau jika itu melelahkan. Lalu saat engkau tawarkan beberapa pertanda, menurutku "bukankah pertanda itu bisa untuk siapa saja Tuan?"
— Gd. Lt 7 (30 Juni 2020)
nitadws
0 notes
Text
Sejenak dan untuk selanjutnya, satu per satu mulai kutanggalkan, terkecuali teruntuk mereka yang tidak berduri.
— (Jakarta, 29 Juni 2020)
nitadws
0 notes
Text
Bersamai Allah, Bersamai yang Bersama Allah
Photo by mostafa meraji
Ketika bertanya perihal jodoh, bunda saya selalu berpesan,
“Bersamai orang yang bersama Allah, ya, Nak”
Pesan ini selalu mempunyai banyak arti. Membersamai orang yang bersama Allah, pun selalulah bersama Allah. Bersamai Allah, dan bersamai orang yang bersama Allah. Dalam memilih sahabat, teman dekat, pun dalam memilih teman hidup, pesan beliau sama.
Bersama Allah, hati akan tenang, jalan akan lapang, tidak peduli halangan dan rintangan.
Membersamai orang yang bersama Allah, akan mengingatkan kita kepada Allah. Mereka yang selalu mengingatkan kebenaran. Mereka yang selalu mengajak kepada kesabaran.
Kali ini, saya ingin membahas poin sabar.
Coba deh, kita gak nemuin tuh di Al Qur'an,
“Innallaha ma'al mustaghfirin, qonitin, mushollin, sho'imin,” "Allah bersama orang yg memohon ampun, orang yang patuh, orang yang sholat, orang yang puasa,“
Kita gak nemu itu di Al Qur'an.
Tapi yang kita temui apa?
"Innallaha ma'as shobirin..”
“Allah bersama orang yang sabar,”
Photo by Lily Banse
Al Hafiz ibn Rajab rahimahullah suatu kali pernah bercerita,
“ayat atau hadits, yang menjelaskan diriNya bersama dengan seseorang, menunjukkan bahwa orang tersebut telah kehilangan sesuatu yang berarti. Dan Dia tidak pernah mengambil sesuatu kecuali memberikan sesuatu sebagai balasannya. Dan yang terbaik yang Allah beri adalah apa?
DiriNya!”
Terdapat narasi dari Rasulullah Muhammad SAW yang mengatakan bahwa di hari akhir nanti ada orang yang diingetin Allah, “Ketika aku sakit, kamu kok tidak datang?”. Orang itu bingung, “Ya Rabb! Engkau Rabb semesta alam dan Engkau bilang Engkau sakit dan hamba tidak datang? Maksudnya apa?”. Allah lalu mengatakan, “Bukankah kamu tahu kalau si fulan dan fulan sedang sakit? Kiranya kamu mendatanginya, kamu akan menemukanKu bersama dirinya!” Ketika sebuah bala, kesusahan, atau kepahitan tersebut menjadikan dirimu kembali menemukan Allah, menjadikan dirimu kembali kepada Allah, dibersamai Allah, yakinlah bahwa di hari akhir nanti kamu tidak akan menyesali bala tersebut.
Sekarang, bagian yang paling penting.
Mudah sekali gak sih bilang ke orang, “sing sabar,” atau “yang sabar, ya,”, atau kalimat penenang lainnya? Mudah sekali gak sih untuk menulis soal mengajak kesabaran ini di platform ini? Tapi kudu bagaimana sih, sabar yang dimaksud?
Sabar, dalam bahasa arab, sepaham belajar ke Sh. Abdul Nasir Jangda, terjemahannya adalah “mengikatkan sesuatu,”. To tie something down. Ikatkan diri kita kepada Allah, ketika badai itu datang. Ikatlah sejak awal, bukan ketika di tengah-tengah badai, supaya sabar yang sejati semakin diraih.
“Kembali ke Allah! Ketika nyeri itu muncul, kembali ke Allah!”
Ketika rasa nyeri, kesusahan, bala, kesedihan, semua itu datang, pertama-tama, larilah ke Allah. Sebut, dan benar-benar berharap kepadaNya. Bukan sekadar mengucap istighfar semata, tapi mendalami apa yang dirasa dan memanggil Allah, “Yaa Rabb, tolongin hamba …”
Sudah jadi janjiNya, di Al Baqarah ayat 153, dibersamaiNya.
Pun, dengan orang-orang yang ketika ditimpa kesusahan lalu ia berlari kepada Allah, bersamai mereka.
Maka bersamai Allah, bersamai pula orang yang bersama Allah.
InsyaaAllah tenang, yah.
785 notes
·
View notes
Text
I hope you will find your happiness someday because you deserve to be love and be loved
— ❤
(23 April 2020 03:32)
nitadws
1 note
·
View note
Text
The greatest gift of all
He wasn't a hero, known by the world
But a hero he was, to his little girl
Ia hanya manusia sederhana biasa
Saya mengenal suaranya sebelum saya bisa berbicara
Saat masih kecil, saya suka mengisap jempolnya
Lompat kegirangan tiap menyambut kepulangannya
***
Darinya saya belajar pelajaran hidup, tentang benar dan salah
Ia yang menanamkan dalam diri anak-anaknya nilai-nilai bahwa kami kuat
Kami semua berlutut, saat ia mengajari kami berdoa
Ia berdiri bertahun tahun seperti pahlawan untuk kami
Memberi segala yang bisa ia beri
Kehadirannya penting, dan kami senang melihatnya tersenyum
Darinya saya mengerti apa itu hidup,
Nikmatnya bersyukur dan kesederhanaan
Serta indahnya berbagi
***
Barakallahu fi umrik Bapak,
Panjang umur, sehat dan bahagia selalu
Semoga keberkahan dan lindungan Allah SWT selalu menyertaimu ❤
— (14 April 2020)
with love,
your (always) little girl
0 notes
Note
Dari tulisan Anda, saya bisa merasakan cinta yang tulus. Lanjutkan menulis :)
wadu ada yang baca hehe terimakasih 😁
hanya menuangkan apa yang terpikir aja, kalau terkesan seperti menceritakan sebuah cinta itu semua tentang kehidupan antar sesama manusia, bukan cinta para anak muda 😂
0 notes
Text
The whole damn sky
Aku melihatmu di sana, di tengah-tengah badai, ketika kamu berpikir tidak ada yang hilang dan tidak ada alasan untuk tinggal. Aku melihatmu mengambil serpihan-serpihan kekacauan dari badai itu, menaruhnya di hatimu untuk diamankan, dan berjalan pergi. Aku melihatmu, lebih besar dari badai apa pun, berani dan tidak bisa dihancurkan, seperti seluruh langit, aku melihatmu.
— Kanci (11 April 2020)
nitadws
0 notes
Text
Diriwayatkan dari shahabat Anas bin Malik radhiyallāhu’anhu, Nabi ﷺ bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan ujian yang berat. Sungguh, jika Allāh mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridha atas ujian tersebut, maka ia akan meraih keridhaan Allah. Barangsiapa siapa yang murka dengan ujian tersebut, maka Allah pun akan murka padanya.” (HR. Ibnu Majah no. 4031).
76 notes
·
View notes
Text
Setiap hal entah yang terlihat buruk atau baik insya Allah ada kebaikan didalamnya. Sempat mengeluh karena disaat seperti ini, disaat kondisi sedang seperti ini, mengapa saya tidak bisa mendapatkan kesempatan seperti orang kebanyakan disaat kesehatan adalah yang utama. Tapi kemudian saya sadar, mungkin ada rejeki orang lain yang dititipkan melalui saya. Bulan lalu alhamdulillah rapelan kenaikan gaji cair, dan ada insentif tambahan juga dari perusahaan. Alhamdulillah jadi bisa berbagi lebih banyak dengan saudara saudara disana yang lebih membutuhkan terutama yang sedang berjuang untuk tetap bertahan hidup dari wabah sekarang ini. Gaji saya memang tidak seberapa, tapi semoga bisa meringankan sedikit beban orang lain diluar sana. Bulan ini dan bulan bulan selanjutnya semoga Allah masih izinkan saya bisa berbagi kembali 😊 Mari kuat bersama, semoga semua ini segera berakhir. Aamiin ❤
— Kanci (11 April 2020)
nitadws
0 notes
Text
Welkam home!
Semua ini adalah wahyu yang indah untuk mengetahui bahwa semua dari rasa sakit itu tidak sia-sia, kau mengambil jalan panjang untuk pulang, belajar banyak hal yang tajam di setiap sudutnya, dan kau tahu itu pasti menyakitkan. Memecah untuk membentuk ke versi yang tidak bisa dipecahkan.
Selamat datang di rumah!
— Lemahabang (7 April 2020)
nitadws
0 notes
Text
#DiRumahAja
Sudah berapa lama himbauan #DiRumahAja kita jalani? Ada yang menjalani dengan ikhlas, ada yang menjalani dengan terpaksa. Tapi terlepas dari itu semua mari kita ambil hikmah baiknya saja. Demi kebaikan diri sendiri dan orang disekitar kita.
Yang diminta wfh, jalanilah dengan ikhlas dan sebaik baiknya. Jadikan itu sebagai kesempatan untuk me time, memperbaiki kesehatan diri dan bisa lebih leluasa mengembangkan diri melalui media media online. Bersyukurlah karena artinya kita masih punya tempat tinggal, fasilitas yang memadai untuk isolasi diri, dan keuangan yang cukup untuk menghidupi diri sendiri.
Diluar sana begitu banyak saudara-saudara kita yang tidak memiliki tempat tinggal, kekurangan air bersih, tidak punya cukup uang untuk membeli masker, handsanitizer, bahkan untuk makan sehari hari saja terkadang ada dan tiada.
Bagi yang wfh tapi mengeluh bosan, tolong dipikir ulang, anda bosan bukan semata mata karena isolasi. Tapi juga faktor internal anda sendiri yang kurang memproduktifkan diri. Tolong sedikit mengerti dengan saudara saudara kita diluar sana yang tetap harus bekerja, setiap harinya berani beresiko terpapar covid-19. Mereka berjuang untuk diri sendiri dan keluarganya.
Bagi yang sering mengkritik segala kebijakan maupun sistem yang sekarang ini sedang berjalan dan diusahakan, tolong lebih dijaga penyampaian kalimatnya, coba bercermin kembali sudah berapa banyak hal yang sudah dilakukan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Dunia sudah maju, teknologi semakin mempermudah kita semua untuk berbuat baik. Meskipun wfh bukankah kita masih punya jari yang bisa kita gunakan untuk memencet ponsel kita masing-masing. Sisihkan sebagian rejeki, kirimkan kepada mereka yang membutuhkan, diluar sana banyak sekali pihak yang mengadakan penggalangan dana. Bisa dana untuk makanan, APD, dll. Atau setidaknya sebarkan energi positif untuk teman teman kita melalui media sosial.
Mari bersama sama, kurangi mengeluh, lakukan banyak tindakan konkrit yang positif 🖤
— Kanci (6 April 2020)
nitadws
0 notes
Text
🐳
Mereka bilang dia orang yang teguh pendirian. Mereka bilang dia seorang pemikir. Mereka bilang dia seorang yang keras kepala. Mereka bilang dia adalah si pengambil keputusan. Mereka bilang dia punya keberanian. Mereka bilang dia tegas dengan keputusannya.
Tapi dibalik itu semua sesungguhnya diapun memiliki ketakutan. Memang bukan terhadap permasalahan dikehidupannya. Dia terkadang takut pada dirinya sendiri. Dia sadar bahwa setiap keputusan yang dia ambil adalah sebuah akhir setelah melewati banyak pemikiran, pertimbangan. Dan diapun sadar jika dia memang begitu keras, teguh, dan berkomitmen atas setiap keputusannya.
Jadi apa yang membuatnya takut?
Dia takut ketika keputusan sudah dibuatnya dan kemudian ada yang meminta dia kembali ke masa sebelum keputusan tersebut ada. Percayalah, dia takan pernah bisa dan takan mau.
— Buntet (2 April 2020)
nitadws
0 notes
Text
🌻
Bukan seperti itu, sama sepertimu. Hanya saja yang lebih hening, sepi dan rapi adalah jalan yang dipilihnya, dan semoga benar adanya semuanya dibalut dengan keimanan. Memang sulit, sulit sekali. Tapi lebih menakutkan jika kenikmatan itu membuat lalai dan mencintai ciptaan-Nya melebihi yang Maha Menciptakan. Sudah beberapa kali pernah terjebak dan terjerumus. Berkali kali pula Tuhan menegurnya. Percayalah, kekecewaan yang Tuhan beri karena terlalu berharap pada sesama makhluk ciptaannya tidaklah main main. Jangan bermain dengan hati jika niat belum cukup kuat dan tujuan belum pasti. Sebelum niat benar benar dari hati karena Tuhan bukan atas dasar cinta belaka, fokus dalam memperbaiki diri adalah sebuah pilihan yang tepat.
— Buntet (30 Maret 2020)
self reminder
nitadws
0 notes