Tumgik
#Daster Tipis
jkt48fansberat · 1 year
Text
live Nyepong tipis tipis pake daster ungu
Update : Memek Berlendir sampe lepas sepatu hitam live Nyepong tipis tipis pake daster ungu
Tumblr media
Streaming full di : www,jkt48fansberat,my,id
ganti , dengan . atau bisa cek profile untuk situs alternatif
unge Felicia bandung Nduk kiw kiw versi arab
#ONLYFUN
2 notes · View notes
Tumblr media
PRODUSEN Daster Kekinian Balikpapan https://wa.me/6285875109000, daster kaos kekinian, daster karakter kekinian. daster kekinian murah, model daster kekinian 2021, model daster kekinian murah
Kami adalah pengrajin dan produsen sekaligus distributor daster & Piyama grosir online dan Kain Batik dari Kota balikpapan.
1.Kami Memilih Katun Rayon Sebagai Bahan Baku Utama Karena Memiliki Bahan Yang Nyaman, Lembut Dan Adem. 2.Terkenal Dengan Kelembutan Dan Kehalusannya. 3.Katun Organik JUST Sleepwear Terbuat Dari Serat Alami Tanpa Bahan Kimia, Aman Digunakan, Terasa Lebih Lembut Dan Nyaman Di Kulit. 4.Mengandung Zat Antibakteri, Membuat Katun Organik Tidak Panas Saat Dipakai. 5.Sangat Cocok Digunakan Di Daerah Tropis Seperti Indonesia.
Pusat Grosir Daster dan Piyama
"FARAH FASHION"
Jl.Patriot No. 39
Purwokerto - Jawa Tengah Kode Pos 53142 (Perempatan Kantor Samsat ke Utara)
Telp/WA : 085875109000 Telp/WA : 085875109000 Telp/WA : 085875109000
Atau WA kami tanpa menyimpan nomer HP
KLIK https://wa.me/6285875109000 KLIK https://wa.me/6285875109000 KLIK https://wa.me/6285875109000 Untuk Informasi lebih Lanjut bisa Klik
https://goo.gl/maps/B7NsoZbKz4XKhcqL6
#dasterfairuz, #dasterfashion, #dasterfenomenal, #dasterfairuzori, #fdasterxxl, #fdaster, #fdasterxl, #fdasterilizer, #fdastermurah, #dastergamis
Baju Tidur, Daster Kencana Ungu, Daster Cewek, Daster Hot, Kencana Ungu, Daster Tipis, Jual Daster, Daster Kekinian, Daster Panjang, Gambar Daster
0 notes
nadyaamaharani · 3 years
Text
Malam ini aku terbangun jadi kupikir mungkin bulan merindukanku, lama sudah sejak terakhir kali kami berbincang dan bertukar peluk. Bulan tampak cantik, seperti biasa dan aku juga daster kesukaanku nampak sama seperti biasa tapi bulan tersenyum jauh lebih lebar dari biasa, begitu pula aku. Kata bulan ia senang, tak lagi mendengar isakku tiap malam kataku mengiyakan, kini aku tak lagi punya alasan untuk mengguyur habis bantalku semalaman. Bulan berkata, ia suka senyum merekah diwajahku akhir akhir ini dan aku pun menyetujui, aku memberitahunya soal alasanku dapat mengembangkan senyum sepanjang hari. Bulan pun berseloroh bahwa gelak tawaku memenuhi penjuru langit tiap malamnya dan bertanya siapa yang menggelitikiku hingga tawaku renyah tak terbendung seperti itu, aku bisikkan padanya dan dia mengangguk faham. Katanya, bukan telapak kakiku yang tergelitik tapi hatiku.
Kami terus bertukar cerita, tergelak geli dan sesekali tersenyum tapi disela senyum dan tawa kecil disepanjang cerita kami, aku tetap dapat melihat kerung tipis menghiasi parasnya sama seperti milikku. Bulan bertanya apa yang menggangu tawa dan bahagiaku, aku menjawab "aku takut, aku tetap takut. Aku masih terus gelisah dan sering bertanya tanya apakah aku berhak? Apakah aku diperbolehkan? Apakah ini akan bertahan lama? Atau lagi lagi aku akan berakhir dilubang yang sama? Kali ini jika harus terjatuh apakah aku bisa kembali berdiri?" Ternyata bulan sama khawatirnya denganku, itu mengapa kerung didahinya tak hilang sepanjang kami tertawa tapi bulan berpesan padaku, "suatu hari dirimu akan tiba disatu titik yang bahkan tidak pernah kau bayangkan sebelumnya, hati dan dirimu akan diterima dengan sukarela tanpa syarat dan tapi oleh raga lain. Wujudnya bermacam macam, bisa jadi sahabat yang menemani tangis tawa dihidupmu atau bisa juga berupa belahan jiwa yang mendekapmu lebih dari erat dan menjadikanmu rumah. Saat hari itu datang, kamu akan benar tau dengan jelas, kamu tidak lagi kebingungan karena mereka tak membuatmu tertinggal mempertanyakan, saat hari itu datang kamu akan jatuh dengan nyaman karena kamu tau untuk yang satu ini jatuh bukanlah hal yang menakutkan. Dirimu pada akhirnya mengerti, perasaanmu pada akhirnya terbalaskan dan segala kosong itu pada akhirnya penuh. Saat hari itu tiba, kamu akan tahu siapa orangnya, dan nampaknya hari ini kamu sudah menemukannya"
1 note · View note
ceritanyaiffah · 4 years
Text
Tumblr media
Bara-Bara.
Siang satu januari, gegara orang rumah sibuk kali request ayam bakar yang beneran di 'bakar', maka jadilah sesiangan daster ijo pemberian mami jadi 'harum' bakaran. Dan tau, ternyata ga gampang kali lo buat arang itam legam tu jadi matching dan kawin sama api. Lalu melahirkan bara, yg selanjutnya kan berpetualang bersama memembakar ayam dan bumbu-bumbunya tadi. Eh, tapi jadi macam judul film yak, "petualangan bara (padu rasa arang&api)". *Et maap random kali wkwk.
Tapi, ngomong-ngomong soal bara, tahun 2020 kemarin keknya banyak kali ya bara-bara yang terjadi. Apalagi tahun dimulainya era pandemi, yang bikin kita-kita hidup hari-hari dalam dunia layar lebih banyak dibanding direct interaction sesama makhluk bumi. Dan efeknya tu jadi berasa kali.
Contohnya, sadar gasih kalo misalnya kita tu jadi mudah kali kepancing akan sesuatu, mudah marah, dan emosi hanya karna suatu berita yang belum jelas keabsahan-nya, suatu champaign yg gajelas siapa penggagasnya, atau suatu konten yg sejatinya udah secara jelas pengen nge-provokasinya. Terus, kita juga jadi mudah kemakan dan keikutan trend-trend yang sebenernya bikin efek negatif buat diri sendiri. Apalagi konteksnya kalo bahas diri kita sebagai muslimah. Dan apalagi juga kalo kita kepancing, ikutan panas dan ikutan jadi negatif juga gitu. Makin banyak dah tu kan bara-bara nya. Tahun hareudang euy. Keknya syaiton berpesta ria.
Cuman, ngomongin soal tahun bara-bara, tetiba tu jadi keingetan nasihatnya ibunda pohon, yang bilang, jadilah seseorang itu yang responsif, bukan reaktif. Nah, emang bedanya apa?
Ternyata, kalo reaktif itu sikap yg lebih kita kedepankan dengan spontanitas sesaat, jadi segala reaksi yang kita keluarkan itu biasanya masih disertai dengan emosi, pikiran yang belum jernih dan luas. Jadi nanti jatuhnya ga solutif juga bisa-bisa malah tambah 'bara' di hal yg lagi kita komentarin/liat tadi. Sedangkan, kalo responsif itu, sikap yang kita kedepankan dengan kepala jernih, emosi yang lebih tenang, karna kita udah cerna dulu segala sesuatunya. Tabayyun dulu. Jadi, output yang kita keluarinpun, entah komentar atau apapun itu bisa lebih positif dan solutif gitu. Dan pastinya ga bikin bara-bara kembali idup lagi menjadi api.
Eh, jadi intinya, fah?
Ya semoga ditahun ini kita bisa lebih pintar menghadapi bara-bara, ya! Entah itu bara yang muncul karna panggangan ayam, ikan, panggangan berita, panggangan tipi, panggangan social media, ato panggang-panggangan lain yang kadang muncul ga tepat guna. Jangan makin dinyalain apinya, jangan juga dijaga panasnya kalo² hal yang lagi dipanggang tadi ga enak dan bermanfaat buat dimakan lambung, kepala dan hati kita, gitu. Kan kalo diare barabe ya.
Juga,
Kalo kata kalimat seribu ummatnya bu tedjo,
"Dadi wong ki mbok yo sing solutip!"
ngono lho..
Nb: Psstt🤫, jangan lupa juga buka Q.S. Al Hujurat ayat 6, ya!
2 notes · View notes
metamorphorestworld · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Myperfect me time🌹🌷🌵🌾🌿🍁🍂🍃
Sampe gobyos sekumus2 iku sik seger potoe ndek Wilis wis kangennya itu diubun2 jadi lihat deretan buku majalah dan sgl macem nya itu bahagia gaes😆😉😊 semacam therapy jiwa gratis tnp syarat tnp bayar lgsg PLONG dihati💚💚💚💚
Mumpung bulannya bulan Februari bulan lahir ku jadi sekalian semacam kado terindah bisa kesini lg walo ya belum bisa masuk perpus jg walo rama jg kepgn prosotan asli e tp khan ga bisa anak2 skrg😚😚😚
Rodok ulap caring gaes lemek gombal😂😂😂 enak duwe omah tingkat iso caring😆😆😆😆 ok lanjut lg gaes kita ya, karena enaknya tuh adl lihat merasakan bnr2 menatap para buku majalah dan tumpukan kertas itu sgtlah membahagiakan deh ya😆😉😊😘 teramat sgt bikin hati itu damai pikiran jernih jiwa tenang, obat jiwa itu sih yg sebenarnya aku rasain sejak kecil jadi bawaanya tuh tenang mulu, seger PLONG bnr deh🍂🍁🌿🍃🌵💚
Seperti saat merasakan hembusan angin itu tak terlihat tapi bisa dirasa sepoi2 itu khan 🌴🍁🍃🍂 spt itu sebuah kebahagiaan sesimpel itu walo tak terlihat yang penting itu bisa dirasa, bnr2 kebahagiaan hakiki nan sejati tuh😘😊😉😆
Wah jadi cerita banyak engko maneh gaes yo tak daring agama disik mariki😂😂😂 cek pas 1/2 9 penak caring anget buntet watuk soale 🤕🤒🤧😲 ini msh pake Cardi bolong iki suwe Cardi jmn prawan 😁😁😁 tp bolong tangan ga ketok gawe ndek omah ae, gawe jaket sumuk iki ae tipis dastere ga dowo lengan pendek dr mak mumun, eh lali moto sandal engko ae yo net😚😚😚
Dalam hidup sih gitu ya ada yg sempurna ada yg ga, siapapun itu pasti ada banyak yg mengalaminya jgn cmn fokus liatin org aja, liatin dirimu sendiri aja fokus pada dirimu dan yg jelas ambil hikmahnya dr semua itu😆😉😊 karena kalo kebanyakan target berakhibta cacat bibir atas bawah😆😆😆😆 lek ngomong smkn sopan tp jleb iyalah kebanyakan target matre pgn lbh gede hot jadi bla3.....halah koq yo menungso tmpnya apa??? Ketidaksempurnaan, dosa, noda, khilaf segala macam cari sempurna nikah sono ma Tuhan, Tuhannya yg ga doyan🤣🤣🤣 jgn kan Tuhan malaikat aja ogah urusan ma manusia busuk bejat, cacat basin sumbing pecun kimcil, jauh2 lu sono manusia munafik, bangsat, pemanfaat, maksiat😁😁😁😁 lek menghina beruntunan 😆😆😆😆
Aku gitu kmrn Senin keluar udah mendung kalo terang pasti fotonua bagus (berandai2) gpp yg penting ga hujan tidak semua keinginan harus terpenuhi smkn dewasa maka kau smkn tahu apa yang musti dihargai, dihormati, ditolerir, semuanya its oke, walo duduk pas kaki di Wilis itu emg dulu bersih dipel lantai atas sebelah bawah kena hujan byk org its oke, ga usah menuntut kesempurnaan, perfeksionis itu menyiksa diri, ntar jadinya gila ini bnran adekku gitu, kebanyakan tuntutan target kesempurnaan, dunia ini bullshit bersama org2 didalamnya 😁😁😁😁
Karena emg perfect me time itu, "belajar dari ketidaksempurnaan" dan dari situlah kita belajar sempurna dr angle byk hal dapat buku dapat ilmu jalan2 mencium kembali aroma kertas melihat tumpukan buku dan majalah😆😉😊 dan yang jelas di Wilis bagian manapun itu bersih, ga bau ngerti khan rasanya enak kamar mandinya pun bersih 😚😚😚😚 checklist mak satu ini, emg gitu dan penjualnya ramah thdp siapapun yg beda sih harga setiap penjual hrs pinter nawar aja itu kuncinya😚😚😚
Trus foto jg aku rambut usai keramas auto mumbul ya its oke dikuncir eh kunciran malah ketinggalan maaf ya daun aku jadikan kunciran jd ada ide baru saat dlm kesempitan kita akan srg menemukan kesempatan 😆😉😊😍 hidup itu begitu jd ga usah sedih merana, hilang harapan, putus semangat sgl macem😚😚😚 hidup ya begini pny gelombangnya sendiri, pny lika likunya sendiri😊😊😊
Coba pas me time Senin semuanya sempurna cuaca sampe rambut jd ga ada ide baru karena mendung jd cari tahu cahaya dmn ya biar terang selain nyalain cahaya hp, jadi oh sblh sini, oh yang ini, belajar ttg pencahayaan, belajar membuat kunciran dr rambut dan daun kering itu bisa lho buat haskar buat yg kreatif 😆😉😊 khan kita hidup untuk spt itu berpikir keluar dr kesusahan kesempitan jd itu yg bikin seru sebnrnya 😆😉😊 Tuhan sebaik itu memberi rintangan agar kita bangkit berusaha mencari jalan ga merana nelangsa ga berguna lu hidup mati sono😁😁😁 Dan sorotanku dgn kisah sego campur terluka kecewa nangis bla3...ada di memories bagian keseimbangan karena hidup gitu ga selalu bahagia ga jg sedih trus tp berimbang naik turun berputar spt roda, roda kehidupan ada kalanya kita diatas ada kalanya dibawah😆😉😊
Intinya adl satu "hiduplah dgn pikiran optimis, keyakinan tiada henti dan teruslah bersemangat berjalan menuju tujuanmu" ga peduli org bilang apa monggo silahkan yg menjalani dirimu yg bahagia dirimu, sibuk lah berpikir hny ttgmu bukan ttg org lain😚😚😚😚 jadi kau harus fokus itu penting, maka kebahagiaan akan datang padamu dgn segera😍😍😍
Sekian dan terimakasih Now kutulis Selasa-Rabu, 16-17 Februari 2021 menuju subuh aku kembali dgn Metamorphorest World seru ya ini, minggu dpn aja deh😆😆😆😆
1 note · View note
majalahforbes-blog · 5 years
Text
Anak Puber Belajar Ngentot
Cerita Sex ini berjudul ”Anak Puber Belajar Ngentot” hijab sange,indo sange,sange bokep,sma sange,cewek2 sange,tante sange,wanita sange. Ceritasexindo – Aku bersekolah diJakarta yang ikut saudaraku disana ada 3 orang anak yang satu seusia denganku dan yang terkahir namanya Lena dia masih SD kelas 6, setelah beberapa tahun Lena yang usianya menginjak puber , tubuh Lena semakin hari semakin bongsor melihat dia menggairahkan nafsuku, karena dia ikut wajah mamainya yang cantik dan pintar molek Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan Lena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya mulai terlihat bentuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku akan mendekatinya, pikirku. Dihari berikutnya saat Lena pulang dari sekolah langsung menuju ke kamar tempat cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak ada orang, akupun mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak mengagetkannya. “Len…udah pulang..?” iya kak, sambil melepas sepatunya. “Awas dong…mau ganti baju nih…!” katanya memohon. “Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya…!” pintaku padanya. “Iya…..boleh…” ungkapnya. “Aku masuk ya…!” pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti bidadari Lena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegup kencang seakan tidak percaya akan pemandangan itu. “Len…kamu cantik sekali pakai baju itu..!” ungkapku jujur padanya. “Masa sih..!” kata Lena sambil berputar bergaya seperti peragawati. “Aku boleh bilang sesuatu nggak Len…?” tanyaku agak ragu padanya. “Mau bilang apaan sih kak…serius banget deh kayaknya…!” ungkap Lena penasaran. “A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja…!” ungkapku memberanikan diri. “Aku janji nggak ngapa-ngapain….sungguh..!” janjiku padanya. “Iiih…peluk gimana sih.., emang mau ngapain…, nggak mau ah…!” bantahnya. “Sebentar….aja….ya…Len..” kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi takut padaku. “Ya udah cepetan ah…yang enggak-enggak aja sih…” ungkapnya agak genit sambil berdiri membelakangiku. Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku melingkar di tubuhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku kuletakkan di bagian perutnya, sambil ku usap-usap dengan perlahan. Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Lena yang empuk dan bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku. Langsung saja kugesek-gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu. “Iiih….diapain sih tuh…udah….ah…!” seru Lena sambil berusaha melepaskan pelukanku. “Aku terangsang Len…abis kamu cantik sekali Len…!” ungkapku terus terang. Lena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasaran. “Anunya bangun ya kak…?” tanya Lena heran. “Iya Len…aku terangsang sekali…” ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang sudah tegang. “Kamu mau lihat nggak Len…?” tanyaku padanya. “Nggak ah…entar ada orang masuk lho…!” katanya polos. “Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya…!” ungkapku, sambil beranjak mengunci pintu gerbang depan. Sementara Lena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu. Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Lena masih di kamar itu menunggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran. “Ya udah aku buka ya…..?” ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pelan. Kulihat Lena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit melirik mencuri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng. “Nih lihat….cepetan mumpung nggak ada orang…!” ungkapku pada Lena sambil kuelus-elus kontolku di depannya. Lena pun melihatnya dengan tersipu-sipu. ”Iiih ngapain sih…. Malu tahu…!” ungkapnya pura-pura. “Ngapain malu Len…kan udah nggak ada orang…” kataku berdebar-debar. “Mau pegang nggak….?” Ungkapku sambil menarik tangan Lena kutempelkan ke arah kontolku. Tampak muka Lena mulai memerah karena malu, tapi penasaran. Masih dalam pegangan tanganku, tangan Lena kugenggamkan pada batang kontolku yang sudah ngaceng itu, sengaja ku usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani melihat ke arah kontolku. Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan Lena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya mulai terlihat bentuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku akan mendekatinya, pikirku. Dihari berikutnya saat Lena pulang dari sekolah langsung menuju ke kamar tempat cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak ada orang, akupun mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak mengagetkannya. “Len…udah pulang..?” iya kak, sambil melepas sepatunya. “Awas dong…mau ganti baju nih…!” katanya memohon. “Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya…!” pintaku padanya. “Iya…..boleh…” ungkapnya. “Aku masuk ya…!” pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti bidadari Lena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegup kencang seakan tidak percaya akan pemandangan itu. “Len…kamu cantik sekali pakai baju itu..!” ungkapku jujur padanya. “Masa sih..!” kata Lena sambil berputar bergaya seperti peragawati. “Aku boleh bilang sesuatu nggak Len…?” tanyaku agak ragu padanya. “Mau bilang apaan sih kak…serius banget deh kayaknya…!” ungkap Lena penasaran. “A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja…!” ungkapku memberanikan diri. “Aku janji nggak ngapa-ngapain….sungguh..!” janjiku padanya. “Iiih…peluk gimana sih.., emang mau ngapain…, nggak mau ah…!” bantahnya. “Sebentar….aja….ya…Len..” kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi takut padaku. “Ya udah cepetan ah…yang enggak-enggak aja sih…” ungkapnya agak genit sambil berdiri membelakangiku. Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku melingkar di tubuhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku kuletakkan di bagian perutnya, sambil ku usap-usap dengan perlahan. Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Lena yang empuk dan bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku. Langsung saja kugesek-gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu. “Iiih….diapain sih tuh…udah….ah…!” seru Lena sambil berusaha melepaskan pelukanku. “Aku terangsang Len…abis kamu cantik sekali Len…!” ungkapku terus terang. Lena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasaran. “Anunya bangun ya kak…?” tanya Lena heran. “Iya Len…aku terangsang sekali…” ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang sudah tegang. “Kamu mau lihat nggak Len…?” tanyaku padanya. “Nggak ah…entar ada orang masuk lho…!” katanya polos. “Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya…!” ungkapku, sambil beranjak mengunci pintu gerbang depan. Sementara Lena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu. Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Lena masih di kamar itu menunggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran. “Ya udah aku buka ya…..?” ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pelan. Kulihat Lena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit melirik mencuri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng. “Nih lihat….cepetan mumpung nggak ada orang…!” ungkapku pada Lena sambil kuelus-elus kontolku di depannya. Lena pun melihatnya dengan tersipu-sipu. ”Iiih ngapain sih…. Malu tahu…!” ungkapnya pura-pura. “Ngapain malu Len…kan udah nggak ada orang…” kataku berdebar-debar. “Mau pegang nggak….?” Ungkapku sambil menarik tangan Lena kutempelkan ke arah kontolku. Tampak muka Lena mulai memerah karena malu, tapi penasaran. Masih dalam pegangan tanganku, tangan Lena kugenggamkan pada batang kontolku yang sudah ngaceng itu, sengaja ku usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani melihat ke arah kontolku. Lena terlihat bingung atas tingkahku itu, di belum mengerti apa maksud dari tindakanku terhadapnya itu, dengan sangat hati-hati rabaan tanganku pun mulai keseluruh bagian tubuhnya, sampai sesekali Lena menggelinjang kegelian, aku berusaha untuk tidak terlihat kasar olehnya, agar dia tidak kapok dan tidak menceritakan ulahku itu kepada orang tuanya. “Gimana Len…….?” ungkapku padanya. “Gimana apanya…!” jawab Lena polos. Aku kembali berdiri dan memeluk Lena dari belakang, sementara celanaku sudah jatuh melorot ke lantai, sekalian saja kulepas. Lena pun diam saja saat aku memeluknya, sentuhan lembut kontolku pada daster mini warna bunga-bunga merah yang dipakai Lena membuatku semakin bernafsu padanya. akupun terus menggesek-gesekkan batang kontolku di atas pantatnya itu. Sementara tangan Lena terus menggenggam batang kontolku yang menempel di pantatnya, sesekali dia mengocoknya pelan-pelan. Tak lama setelah itu perlahan kuangkat daster tipis Lena yang menutupi bagian pantatnya itu, lalu dengan hati-hati kutempelkan batang kontolku diatas pantat Lena yang tidak tertutupi oleh daster tipinya lagi. “Len….buka ya celana dalamnya….!” pintaku pelan, sambil membelai rambutnya yang terurai sebatas bahunya itu. “Eeeh….mau ngapain sih….pake dibuka segala…?” tanyanya bingung. “Nggak apa-apa nanti juga kamu tahu… Lena tenang aja…!” bujukku padanya agar dia bersikap tenang, sambil perlahan-lahan aku turunkan celana dalam Lena. “Tuh kan…..malu…masa nggak pake celana dalam sih…!” ungkapnya merengek padaku. “Udah nggak apa-apa….kan nggak ada siapa-siapa..!” aku menenangkannya. “Kamu kan udah pegang punyaku…sekarang aku pegang punyamu ya…Len..?” pintaku padanya, sambil mulai ku usap-usap memeknya yang masih bersih tanpa bulu itu. “Ah..udah dong…geli nih…” ungkap Lena, saat tanganku mengusap-usap selangkangan dan memeknya. “Ya udah….punyaku aja yang ditempelin deket punyamu ya..!” ungkapku sambil menempelkan batang kontolku ditengah-tengah selangkangan Lena tepat diatas lubang memeknya. Pelan-pelan kugesek-gesekkan batang kontolku itu di belahan memek Lena. Lama kelamaan memek Lena mulai basah, semakin licin terasa pada gesekkan batang kontolku di belahan memek Lena, nafsu birahiku semakin tinggi, darahku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang makin cepat. Masih dalam posisi membelakangiku, aku meminta Lena membungkukkan badannya ke depan agar aku lebih leluasa menempelkan batang kontolku di tengah-tengah selangkangannya. Lena pun menuruti permintaanku tanpa rasa takut sedikitpun, rupanya kelembutan belaianku sejak tadi dan segala permintaanku yang diucapkan dengan hati-hati tanpa paksaan terhadapnya, meyakinkan Lena bahwa aku tidak mungkin menyakitinya. “Terus kita mau ngapain nih…?” ungkap Lena heran sambil menunggingkan pantatnya persis kearah kontolku yang tegang luar biasa. Kutarik daster tipisnya lalu kukocok-kocokkan pada batang kontolku yang sudah basah oleh cairan memek Lena tadi. Lantas aku masukan kembali batang kontolku ketengah-tengah selangkangan Lena, menempel tepat pada belahan memek Lena, mulai kugesek-gesekan secara beraturan, cairan memek Lena pun semakin membasahi batang kontolku. “Aaah…Len…enaaaak….bangeet…!” aku merintih nikmat. ”Apa sih rasanya….emang enak…ya…?” tanya Lena, heran. “Iya…Len…rapetin kakinya ya…!” pintaku padanya agar merapatkan kedua pahanya. Waw nikmatnya, kontolku terjepit di sela-sela selangkangan Lena. Aku terus menggenjot kontolku disela-sela selangkangannya, sambil sesekali kusentuh-sentuhkan ke belahan memeknya yang sudah basah. “Ah geli nih…. udah belum sih…jangan lama-lama dong…!” pinta Lena tidak mengerti adegan ini harus berakhir bagaimana. “Iya…Len… sebentar lagi ya…!” ungkapku sambil mempercepat genjotanku, tanganku meremas pantat Lena dengan penuh nafsu. Tiba-tiba terasa dorongan hebat pada batang kontolku seakan sebuah gunung yang akan memuntahkan lahar panasnya. “Aaaaakh…aaaoww…Leenn…aku mau keluaarr…crottt…crott…crottt.. oouhh…!” air maniku muncrat dan tumpah diselangkangan Lena, sebagian menyemprot di belahan memeknya. “Iiiih….jadi basah..nih…!” ungkap Lena sambil mengusap air maniku diselangkangannya. “Hangat…licin…ya…?” ungkapnya sambil malu-malu. “Apaan sih ini….namanya..?” Lena bertanya padaku. ”Hmm…itu namanya air mani…Len…!” jelasku padanya. Dipegangnya air mani yang berceceran di pahanya, lalu dia cium baunya, sambil tersenyum. Aku pun menatap Lena sambil melihat reaksinya setelah melihat tingkahku padanya itu. Tapi untunglah Lena tidak kaget atas tingkahku itu, cuma sedikit rasa ingin tahu saja yang terlihat dari sikapnya itu. Aku sungguh beruntung dengan keadaan di rumah itu sore itu yang telah memberiku kesempatan untuk mendekati Lena gadis kecil yang cantik. Lenapun menurunkan daster mininya sambil mengusapkannya ke selangkangannya yang belepotan dengan air maniku, lalu dipakainya kembali celana dalamnya yang kulepas tadi. “Len…makasih ya…udah mau pegang punyaku tadi…!” ungkapku pada Lena yang masih terheran-heran atas ulahku tadi. “Kamu nggak marahkan kalau besok-besok aku pengen seperti ini lagi..?” pintaku pada Lena. “Iya…nggak apa-apa…asal jangan lagi ada orang aja..kan malu…!” ungkap Lena polos. Setelah itu Lena pun bergegas mengambil tas sekolahnya berlalu ke dalam kamarnya, aku benar-benar merasa puas dengan kepolosannya tadi, pokoknya nanti aku akan bujuk dia untuk seperti itu lagi, kalau perlu kuajari yang lebih dari itu. hijab sange,indo sange,sange bokep,sma sange,cewek2 sange,tante sange,wanita sange Read the full article
3 notes · View notes
Text
Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol
Tumblr media
Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek.
Tumblr media
Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol
Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek.
Aku mempunyai saudara sepupu bernama Monica yang umurnya kurang lebih 45 tahun. Dia sudah menjanda selama tiga tahun. Sekarang dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak terlalu besar maupun kecil. Kebetulan anak dari sepupuku ini sudah di tempat kost, karena mereka lebih dekat dari tempat kuliahnya. Aku kadang-kadang mampir ke tempatnya, untuk mengobrol maupun mendengar keluh kesah dia, karena dari kecil kami sudah sangat akrab. Suatu saat aku mampir, terlihat beberapa teman sepupuku yang sedang bertamu. Biasanya aku langsung ke ruang tamu di belakang, membaca koran, majalah atau menonton televisi. Karena aku pikir mereka sedang mengobrol seputar cowok atau mengenai salon. Lalu aku dipanggil oleh sepupuku ini untuk diperkenalkan kepada teman-temannya. Aku menjabat tangan satu persatu teman sepupuku ini. Karena mereka sepertinya sangat santai sekali cara mengobrolnya, aku agak sungkan lalu aku ke belakang kembali. Kudengar cara mereka bicara seperti anak-anak seumur tujuh belas tahun, mungkin bila di depan anak-anak mereka, tidak begitu cara mereka berbicara. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. Mereka tinggal di perumahan Bintaro, bila dengar cerita sepupuku Mbak Rika baru enam bulan ini ditinggal oleh suaminya karena kecelakaan pesawat terbang, sedangkan Mbak Nita adalah seorang istri pejabat yang sering ditinggal suaminya keluar negeri. Mbak Rika mempunyai tubuh padat, kulit putih, tinggi kurang lebih 165 cm. Sedangkan Mbak Nita agak langsing dengan payudara yang agak lumayan menonjol serta mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak Rika. "Mon aku pulang dulu yach, tuch sudah dijemput anakku, masalahnya aku mau ke Bogor ada acara arisan," kata Mbak Nita. "Lho aku pulang dengan siapa nich?" sela Mbak Rika. "Gampang nanti diantar oleh adik gue," jawab Monica seraya menepuk bahuku. "Wach enggak ngerepotin nich Mas," kata Mbak Rika kembali. "Enggak koq Mbak," jawabku. Lalu aku disuruh menemani Mbak Rika mengobrol, karena sepupuku Monica hendak mandi. Kulihat Mbak Rika memakai rok hitam serta blazer berwarna pink, duduk santai di karpet membaca majalah sambil meluruskan kakinya. Kulihat begitu bening kulit di pahanya. Lalu kami mengobrol panjang lebar, tapi kulihat dari pandangan Mbak Rika agak sedikit genit, sehingga membuatku pusing juga. Setelah Monica selesai mandi, Mbak Rika mohon pamit. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. "Mas tolongin dong, maklum nich sudah tua," sambil minta tolong kepadaku supaya meraih kedua tangannya untuk berdiri. "Ha ha ha Rika.. Rika.. Makanya minum jamu dong," ledek Monica terhadapnya. "Aduch.. Koq begini yach pinggangku," jawab Mbak Rika sambil menunduk memegang pinggangnya. "Nach lho.. Kenapa nich?" tanya Monica. "Enggak tahu nich," jawab Mbak Rika. Lalu aku tuntun Mbak Rika ke dalam mobil. "Ok. Mon.. Sampai lusa yach bye.. bye.." Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. Dalam perjalanan Mbak Rika duduk di depan, menemaniku membawa mobil, dia juga minta izin kalau dia mau rebahan sambil menurunkan sandaran jok ke belakang. Kadang kucuri pandang paha Mbak Rika yang agak tersingkap dari roknya. "Mas sepertinya pinggangku agak salah urat nich saat duduk di karpet tadi." "Wach itu harus cepat-cepat diurut lho.. Mbak," kataku. "Tapi mau cari tukang urut dimana, malam-malam begini," kata Mbak Rika. "Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa mengurut Mbak?" tanyaku memancing. "Mereka semua di Jogya Mas, kuliah di sana," jawabnya. "Yach kalau enggak keberatan, aku bisa sich mengurut pinggang Mbak Rika," pancingku lagi. "Yach udach.." jawabnya mengangguk. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. Singkat cerita aku menunggu Mbak Rika di ruang tamu, karena dia sedang ganti baju sambil membuatkan aku teh manis. Mbak Rika keluar dari ruang tengah sambil membawa cangkir minuman untukku, dengan hanya mengenakan daster yang amat tipis, sehingga secara samar-samar terlihat BH serta celana dalamnya. Wach tambah pusing aku dibuatnya. "Minum dulu dech Mas," sapa dia. Lalu aku diajak ke dalam kamar Mbak Rika, untuk diurut. "Mas bagian sini nich," sambil Mbak Rika mengangkat dasternya hingga ke bahunya dalam keadaan terlungkup di tempat tidur. Memang Mbak Rika ini mempunyai tubuh yang padat, hingga kedua belah bagian pantatnya tampak tersembul ke atas, dan yang lebih gilanya dia memakai celana dalam yang model belakangnya hanya seutas tali yang menyelip di antara kedua belah pantatnya. Tak disangka hari ini aku menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya. Lalu aku mengambil minyak dari keranjang yang telah dia sediakan, di dalam keranjang itu juga ada beberapa botol alat-alat untuk mandi. Aku mulai menggosok bagian pinggangnya dan kadang-kadang tanganku kusentuh pada bongkahan daging pada kedua belah pantatnya. Dia rupanya sangat menikmati urutan tanganku di pinggangnya, hingga dia terlelap tidur. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. "Mbak gimana sudah agak enakan enggak?" tanyaku. Dia kaget terbangun lalu, dia berkata, "Mas bisa tolong sekalian betis kakiku enggak, masalahnya agak pegal-pegal juga nich." "Yups.." jawabku singkat. Tampak Mbak Rika agak merenggangkan kedua belah kakinya dan tetap dalam posisi terlungkup, tampak sekilas kulihat pinggiran lubang vagina Mbak Rika tersembul di antara celana dalamnya yang memang hanya berbentuk segitiga pada bagian depannya. Aku lalu menukar minyak gosok dengan body oil dalam keranjang di atas meja dekat tempat tidur Mbak Rika. Aku mulai menggosok dari betis ke arah paha dengan melumurkan body oil agak banyak. Terus kuurut kedua belah betis Mbak Rika hingga sampai kedua belah pahanya. "Mas urutnya agak ditekan sedikit di bagian sini Mas, soalnya pegel amat sich," kata Mbak Rika sambil menunjuk antara paha dan pantatnya di bagian belakang. Lalu dia juga membuka tali dari celana dalamnya dan menariknya lalu ditaruhnya dekat bantal di kepalanya. Makin jelas sudah kulihat vagina Mbak Rika dari bagian belakang dan tampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih olehnya. Aku mulai menekan pantatnya dengan kedua jempolku, dan kadang-kadang aku sentuh lubang anus Mbak Rika dengan sentuhan halus. "Och.." tampak Mbak Rika mulai mendesah. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. Aku tuang body oil banyak-banyak di kedua bongkahan daging di pantatnya, lalu aku mulai menggosoknya turun naik dari kedua pahanya. Lalu Mbak Rika menyuruhku menaruh body oil di telapak tanganku, lalu dipegangnya tanganku dan ditaruh di sela-sela lubang kemaluannya. "Mas tolong gosok di bagian ini yach Mas," pintanya. Lalu aku mulai menggosok bibir kemaluannya mulai dari lubang anus Mbak Rika. "Och.. Mas teruskan Mas.. Och.." Kulihat Mbak Rika mulai terangsang oleh sentuhan-sentuhan kelima jariku. Tanpa buang waktu sambil menggosok body oil kumasukan jari tengahku ke dalam lubang kemaluannya, terus kulalukan beberapa kali, dan kulihat kedua tangan Mbak Rika meramas keras sprei di tempat tidurnya. Tiba-tiba Mbak Rika bangun dari tempat tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman di bibirku sambil mempermainkan lidahnya. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. Mbak Rika berbisik, "Mas aku buka bajunya yach." Aku hanya mengangguk tanda setuju. Dilepaskannya baju dan celanaku, hingga tak selembarpun benang menempel di tubuhku. "Daster Mbak aku buka juga yach." Diapun mengangguk setuju. Aku disuruhnya duduk di samping tempat tidurnya, lalu disodorkan kedua belah buah dadanya ke mulutku, dan aku sambut dengan melumat kedua belah bongkahan daging kenyal di dadanya. Tangan kananku juga sudah bermain di sekitar vagina Mbak Rika, tampaknya bekas body oil yang tadi sudah bercampur dengan cairan bening di lubang kemaluan Mbak Rika. Dia makin mendekap kepalaku ke dadanya, dan kadang-kadang pinggulnya menghentak-hentak ke arahku, saat jari-jariku keluar masuk ke dalam lubang kemaluannya. Lalu dia jongkok di hadapanku dan mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya, tampak penisku hilang ditelan oleh gumulan mulutnya hingga masuk menyentuh tenggorokannya. Rasa nikmat mulai menjalar ke ubun-ubun kepalaku. Lalu dia permainkan lidahnya pada ujung bagian bawah penisku. 'Wach sangat pintar sekali Mbak Rika ini merangsang laki-laki,' pikirku. "Mas mau khan gantian," pintanya. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. Aku mengerti bahwa Mbak Rika minta dijilati vaginanya. Lalu dia mengambil handuk kecil, disemprotnya handuk tersebut dengan minyak wangi, yang kutahu bukan minyak wangi lokal, lalu dibersihkan selangkangannya dengan handuk tersebut. Lalu diapun tidur terlentang dengan mengganjal pantatnya dengan dua buah bantal tidurnya. Maka tampak jelas lubang kemaluan Mbak Rika yang telah mempunyai bibir di sisi kanan kirinya dengan warna merah kecoklat-coklatan. Dan tampak pula lubang anus Mbak Rika yang sudah berwarna coklat tua, 'pasti dia pernah bermain anal sex juga nich,' pikirku. Dan memang tidak terlihat sehelai rambutpun di sekitar kemaluan dan anusnya. Lalu aku mulai jilat bibir kemaluan Mbak Rika, dan memang tidak tercium bau yang aneh-aneh, berarti memang Mbak Rika sangat rajin merawat tubuhnya. Dia mulai menggelinjang di atas tempat tidurnya, saat kusapu kemaluannya dengan lidahku. Lalu aku oleskan telunjukku dengan body oil, dan kumasukan pelan-pelan ke dalam lubang anusnya, berbarengan dengan lidahku mempermainkan kelentitnya. Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. "Och.. Och.. Och..!!" Tampak teriakan Mbak Rika sepertinya tidak menghiraukan akan ada orang lain yang mendengarkannya. "Teruskan Mas.. Jangan berhenti.. Och.." Terus kupermainkan kedua lubang Mbak Rika, akhirnya dia memintaku untuk memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. "Mas.. Pakai kondom yach.., itu ambil di dalam laci." Sempitnya Burit Mbak Rika Yang Bahenol - Cerita Becek. Ternyata di dalam laci kulihat bukan hanya kondom, tetapi ada beberapa penis yang terbuat dari karet elastis juga terdapat di dalamnya. Setelah kupakai kondom, kumasukan penisku ke dalam kemaluannya, langsung aku hentak keras beberapa kali lubang kemaluannya. Iapun mengimbangi dengan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, terus kulakukan permainan keras tersebut selama tiga puluh menit, hingga kulihat Mbak Rika tidak lagi melakukan perlawanan. Agen Poker Online - Agen Domino99 Online - Agen Capsa Susun Online - Agen AduQ Online - Agen BandarQ Online - Agen Bandar Poker Online - Agen Sakong Online - Agen Bandar66 Online Sedangkan penisku belum ada tanda-tanda mau mengeluarkan pejunya, lalu aku cabut penisku dari lubang kemaluan Mbak Rika. Perlahan-lahan aku masukan ke dalam lubang anus Mbak Rika sambil meneteskan body oil di bagian atas penisku. "Pelan-pelan Mas.." Judi Poker - Judi Domino99 - Judi Capsa Susun - Judi AduQ - Judi BandarQ - Judi Bandar Poker - Judi Sakong - Judi Bandar66 Terus aku tekan penisku hingga terpendam habis di lubang anus Mbak Rika, dan pelan-pelan juga aku tarik, lalu aku masukan kembali, sampai Mbak Rika tidak membuat reaksi tanda sakit di lubang anusnya. Aku mulai menggenjot tanpa henti penisku ke dalam lubang anusnya, dan karena tidak selonggar lubang kemaluan Mbak Rika, pejuku mulai berlomba-lomba ingin keluar. Keris99 - Agen Bandar66 Online | Sakong Online | Capsa Susun | Bandar Poker | Judi Domino99 | BandarQ | AduQ | Poker Texas Indonesia Dan saat pejuku hendak muncrat kutekan penisku dalam-dalam sambil mencium bibir dan merangkul tubuh Mbak Rika kuat-kuat. Setelah itu aku terkulai di sisi tubuh Mbak Rika. Dan kulihat Mbak Rika mencabut kondomku lalu membersihkan penisku dengan handuk kecilnya. Lalu iapun merangkul diriku, sambil berbisik, "Jaga rahasia kita berdua ini yach Mas.." Akupun mengangguk lalu kukecup keningnya, sambil merangkulnya erat-erat.
Tumblr media
Read the full article
9 notes · View notes
vanilachocolate · 2 years
Text
Relakan saja sudaah ....
Mungkin satu hal yang mirip banget plek-plekan antara aku sama Bapak adalah sayang ngebuang barang kalau belum pantes buat dibuang. wk Apa pula ini. 
Bapak punya kaos kesayangan yang mana itu sebenernya kaosku. Kaos polos yang kubeli di giant citra raya seharga 99k. Gaya beud emang. Tapi itu kaos nyamane pol. Sampe akhirnya pas Bapak ke kos pas masih kerja dulu, butuh baju ganti. Ku kasih satu kaosnya dan malah jadi hak milik. Udah 5 tahun berarti. Kaosnya juga udah makin tipis. Tapi Bapak belum mau buang. Padahal udah diprotes sama mamake waktu itu di rumah mbah. Kaosnya dipake lagi dan lagi. Kering terus digosok yaa pasti ngga lama dipake lagi. Kalau kaosnya belum bau solar, kayaknya belum masuk mesin cuci. Bahkan kalau perjalanan bawa mobil kemana-mana, itu kaos ngga pernah lupa dibawa. 
Makanya, kuingin segera lulus, atau minimal punya penghasilan sendiri lagi terus beliin Bapak kaos-kaos yang enak. Karena sesungguhnya, seingetku Bapak nggak pernah minta apa-apa sama aku selama aku masih kerja. Minta dibeliin kaos aja pokoknya. Tapi aku udah ngga inget kaos mana aja yg aku beliin, saking yg sering dipake yg itu-itu mulu. 
Pun, akhirnya aku belajar merelakan pakaian bekas buat dibuang beberapa bulan terakhir. Selain emang udah ngga enak dipake, udah ngatung, keteknya robek dll, yaa emang perlu diperbarui aja itu baju-baju. Ya maklumi sajaa ku jarang shopiing ya Allah ya. Uwangku abis sama jajan, makanya ku menggendudh. ckck. 
Karena alasan itu pula, jadi nyicil beli baju yg pantes buat kuliah. Gocapan weeh alhamdulillah. Pokoknya mentok di 100k. Belum relaaa pisan kalau beli tuh semahal  itu. Bahkan, juga kudu mikir buat memperbaharui kerudung juga. Karena udah banyak yang meleyot, Jelek. Maklumilah sudah bertahun-tahun
Selain baju kuliah, baju-baju butut santai gitu juga, akutuh berat hati mau buang. Kaya yang sayaaaaaaang gitu. Dengan berbagai alasan. Misal ya nyaman kalau dipake pas gerah, ngga sayang kalau bajunya basah kalau misal abis kramas karena emang udah butut dan pada robek-robek. Tapi gimana ya, wk, emang udah wayahnya dibuang kali ya. Dimulai dari daster batik yg nyaman sekale, pingirannya robek, terus kok robeknya malah ketengah. Akhirnya dipake buat bikin sarung bantal ala-ala.Terus Baju butut, baju tidur batik gitu yg gtw taun kapan belinya. Keteknya robek, makin lama makin parah. Udah dijait ulang tetep aja makin butut. Dahlah, dibuang saja.
Menyusul baju barong yang juga bolong sana sini, terus bagian kancingnya juga udah longgar emoh dikancing. Ketek kirinya udah mengenaskan. Tapi belum rela ku buang wk. jadi abis dicuci masih ditumpukan baju. Berlanjut kolor santai abu-abu ntah udah berapa taun, yang kolorannya sudah tidak melar. Tapi masalahnya malah bikin susah dipake naik turun. ck. Udah mikir kalau “nanti aja deh, sayang dibuangnya. kan bisa bebas dipake kalau lagi dabul misal.” Tapi kok mengingat agak susah dipake naik turunnya itu jadi kesel juga sih. Agak ngga nyaman soaleee ... 
Apalagi tadi udah beli kolor 2, di pasar klewer harganya 10k/pc.Beeuh,,, bahagiaaaa. Jadi niatan buat buang si kolor abu mungkin akan dilaksanakan. Atau., didaur ulang saja jadi lap. Tadi juga ada baju barong. 15k/pc. Tapi ya punten, ini wiken. Wang jajanku belum diisi ulang. Jadi harus dipikir-pikir mau beli apa dan apa. 
Yaak. Merelakan barang-barang (butut) yg udah bertahun-tahun bersama aja tuh sulit memang. Apalagi merelakan orang yg udah bersama-sama. Cuma yaa gimana ya, kadang mau ngga mau emang harus direlakan saja apapun itu. Walaupun mau nyari penggantinya, tetep kudu effort banget yaaak. Salah satunya yaa effort uwang, buat mengganti pakaian, kerudung yg sudah tak layak dan tak enak dg yg baru. Dan karena belum jadi konglomerat, selain uwang perlu usaha sabar juga. hihi
0 notes
ceritaseksdewasa18 · 6 years
Photo
Tumblr media
Ngentot Nur Pembantu Ku Yang Seksi
POKERPAIR88 - Perkenalkan nama ku Jonathan (26 tahun). Aku ingin menceritakan pengalaman seks ku dengan pembantu rumah tangga yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu. Kisah ini 100% fakta dan nyata terjadi, ketika seorang pembantu rumah tangga memuaskan hasrat seks ku dan aku dapatkan dengan sedikit paksaan dan ancaman. Beginilah kisah tersebut.
Aku memang hanya memiliki seorang pembantu rumah tangga. Sebenarnya memang tidak sexy dan tidak cantik, hanya saja yang namanya lajang pasti membutuhkan sesuatu untuk menyalurkan hasrat seks.
Pembantuku ini bernama Nur (28 tahun). Daerah asal aku sudah lupa. Kulitnya sawo matang, rambut lurus pendek sebahu, agak sedikit gemuk dan sedikit bantet, ukuran dada kecil dan pantat agak sedikit lebar cuma montok berisi. Nur memang pembantu centil, suka main teleponan dengan lelaki lain, padahal dia sudah mempunyai suami di kampung. Terkadang memang aku suka mengintip dia mandi hanya saja kurang begitu jelas.
Setiap malam, Nur kalau sudah di kamar dan akan tidur pasti melepas bra, karena sudah beberapa kali aku melihat kamarnya dari jendela pas dia melepas bra saat mau tidur. Pernah suatu malam aku nekad masuk kamarnya dan meraba payudaranya (memang kecil) yang merupakan pengalaman pertamaku menyentuh tubuh wanita. Lalu aku raba puting susunya. Tidak lama aku keluar. Sering aku begitu dan tidak pernah ketahuan.
Sampai suatu kali aku melihat handphonenya di meja, karena iseng aku baca saja. Ketika sedang asik membaca dia datang dan berlari berusaha merebut, namun aku lebih cekatan. Ternyata Nur punya selingkuhan. Ia meminta hpnya dikembalikan. Tiba-tiba akalku licik. Aku ancam saja akan kulaporkan suaminya. Nur pucat dan masih dengan nada agak keras berusaha mengancamku balik. Namun aku bilang aku hanya tinggal menelpon suaminya dan memperlihatkan bukti yang tidak dapat terelakan lagi.
Sampai akhirnya dia memohon dan berkata ingin melakukan apapun untuk ku. Langsung saja aku katakan bahwa aku ingin berhubungan seks dengan dia. Dia shock dan memaki aku gila dan sebagainya, aku hanya membalikkan ke persetujuan. Sampai akhirnya nego, dapat kesepakatan bahwa semua bebas tapi tidak boleh hubungan seks.
Aku simpan dulu hpnya dalam brankas kecilku. Saat itu Nur sedang menyapu ruang tamu. Setelah aku simpan hpnya, aku melihat dia masih menyapu. Aku menghampirinya lalu menyentuh payudaranya, dia agak menepis dan menjauh, namun berusaha adaptasi. Sambil dia menyapu aku bebas menikmati meraba toketnya walaupun kecil yang penting ada gundukan dan bisa mainin puting susunya. Nur ternyata sudah melepas bra, mungkin dia berpikir tanggunglah.
Kemudian aku meminta untuk dia tiduran diranjangku tapi hanya mengenakan cd. Nur menuruti, kita berjalan ke kamarku sambil meremas toketnya. Sampai kamar kubuka baju Nur dan celananya, meniduri dia diranjang telentang. Dari samping kuremas toketnya dan memandanginya dimana pertama kali melihat toket asli. Kujilatin puting susunya. Namun karena sudah perjanjian tidak boleh ngentot. Jadi aku hanya petting saja dimemeknya. Sampai aku ‘crot’ dan juga membuatnya basah.
Kemudian aku menyuruh dia mandi sambil aku di dalam melihat dia mandi. Tentu saja membuka semua. Memeknya tertutup jembut lebat dan aku sangat terangsang saat itu. Aku langsung menempel tubuhnya yang basah dari belakang. Hingga kontolku nempel dipantatnya, lalu sebelah tangan menggerayangi toket dan sebelahnya lagi memeknya. Sambil menggesekan kontolku dibelahan pantatnya dan ‘crot’ dibelahan pantatnya. Perjanjian ini berlaku 5 hari. Setiap diperlakukan begitu, wajahnya biasa saja, tidak ada seperti merasakan apapun. Sampai mulai hari ke 4 dan 5 dia mulai lebih kelihatan menikmati.
Hari ke-4 dan ke-5 dibumbui ciuman bibir dan lidah, kontolku disepongin sampai ‘crot’ namun sesuai perjanjian kami tidak ngentot sampai hp kembali. Pada hari kelima, saat dia sedang menarik aku ke kamar lalu memasukan tanganku ke dalam baju daster terusan sampai paha lewat sedikit (mini) dan menaruh ditoketnya untuk diremas seperti biasa, lalu karena itu dress, maka memeknya pun pasti terlihat karena baju diangkat. Aku bilang bahwa ini hari terakhir. Dia hanya diam dan bertanya mana hpnya. Aku bilang saja setelah beres.
Kemudian dia meraba kontolku dan memasukan tangan ke dalam untuk mengeluarkan batang kontolku. Sambil aku meremas toketnya dan dia mengocok kontolku, birahiku semakin bertambah melihat memeknya dan bulu jembutnya yang lebat itu. Kemudian mendadak dia bertanya mana hpnya dan aku keluarkan saja dari kantong dan menaruh di meja.
Betapa terkejutnya aku tiba-tiba dia menyambar tubuhku, lalu dia menempelkan selangkangannya dan mengangkat kaki sebelahnya sambil mengarahkan kontolku ke memeknya. Aku sangat terangsang dan semakin liar mencumbu toketnya. Sesaat kontolku masuk dan dia menggenjotnya naik turun dan bilang kalau selama disita tidak boleh hubungab seks, kalo sudah balik hpnya ya terserah dong.
Dengan posisi aku setengah duduk dan menyandar ke tembok, masih berpakaian namun celana dan celana dalamku sudah di bawah. Lalu dia dengan daster mini terusan yang terangkat sampai ketiak dan tidak memakai bra dan cd lagi menekan menindihku ditembok sambil memasukan kontolku ke memeknya dan tanganku terus ditaruh ditoketnya untuk meremas. Dia menekanku cukup kuat. Sudah selayaknya aku ini disebut korban perkosaan. Nampak aku yang terhimpit tembok dan Nur dengan kaki sebelah diangkat dan memaju mundurkan pantatnya untuk mengocok kontolku keluar masuk. Nur mendesah-desah sampai dia tiba-tiba cipok bibirku dan menekan memeknya ke kontolku kuat-kuat. Lalu dia menghela napas panjang.
Lalu dia mencabut memeknya dan menggenggam kontolku yang masih tegak dan bertanya kenapa belum keluar. Lalu aku jawab saja jujur bahwa tidak lama lagi tadi sebenarnya sudah mau keluar. Dia hanya tersenyum sambil mengocok kontolku perlahan, dan menciumi bibirku mesra. Lalu dia mengajak turun, hanya saja aku tidak boleh memakai celanaku dan cdku. Aku ikuti saja.
Dia membawaku ke kamar mandi lalu dia mengguyur badannya dengan air dan menyabuni tubuhnya dengan centil. Mengusap toketnya lama dan erotis sambil memilin pentilnya, lalu mengusap memeknya dengan erotis. Hingga aku maju dan memasukan penisku ke memeknya. Lalu kuentotin dia dan ketika aku mau keluar dan dia keluar duluan sesaat sebelum aku, dia bilang keluarin dalem karena dia KB. ‘Crot’ sudah spermaku tumpah ke dalam memeknya. Kami cipokan sambil meraba-raba dulu karena kalau ortuku pulang kami harus seperti biasa.
Terkadang malam hari ketika semua udah tidur dia sms untuk ke kamarnya dan dia hanya mengenakan sarung dimana dia bugil total, sambil tidur tengkurep lalu aku naik ke atasnya dan mengangkat pinggangnya untuk doggy style.
Setiap di rumah dan siang hari, ketika aku pulang kerja, aku selalu menemukan dia sendiri. Ketika aku masuk, terkadang dia sedang ngepel dimana dia bungkuk dengan kaos tipis longgar dan tidak pakai bra dan cd. Toketnya yang sedikit lebih besar dari sebelumnya menggelantung dan bergoyang. Setelah menaruh tas kerja aku langsung membuka celana dan tidak basa basi memasukkan kontolku ke memeknya dari belakang.
Sekitar dua bulan kemudian, dia harus pulang ke kampung dan tidak bisa kembali lagi karena ibunya sakit dan meminta dia segera punya anak. Kami berdua begitu sedih. Saat itu dia sedang berada di tempat berjemur baju, kupeluk dari belakang sambil sebelah toketnya kuremas dan kuturunkan cdku untuk ngentot dengannya di teras hanya saja tidak mencolok karena kita masih berpakaian. Aku mengantarnya sampai kampung. Saat dikereta, beberapa kali kami ke WC berdua untuk ngentot. Lalu saat sudah sampai, sebagai perpisahan kita ngentot disemak-semak dekat dengan rumahnya, kami sampai malam hari. Lalu berpisah dengannya dan tidak tau kabarnya lagi sampai sekarang.
Tumblr media
5 notes · View notes
chtiki · 3 years
Text
01. Sleepover
Aku merapikan seprai pada matras yang nantinya bakal jadi tempat tidurku malam ini.
"Kak Ki!" seru Shalza dari ambang pintu kamar mandi. Entah sudah yang keberapa kali. Lalu, dilepasnya sikat gigi dari mulut dalam keadaan yang masih berbusa. Suaranya lantas bergema sampai keluar karena nada bicaranya naik.
"Kak, kenapa malah ngambek sama aku?" ujar Shalza lagi.
Aku masih diam saja seraya menata bantal dan selimut yang kubawa dari rumah, kemudian diletakkan pada matras.
"Sek," Lalu perempuan itu kembali ke dalam kamar mandi. Suara keran yang airnya tengah membasuh terdengar nyaring seakan-akan cuma suara itulah yang mengiringi atmosfir intens yang kuciptakan sejak tiba di kamar ini.
Sekelarnya urusan Shalza, ia naik ke kasur. Duduk bersila menghadapku yang masih berbenah dalam keadaan gusar. "Kak, jangan gini, dong. Apa nggak kasian sama Kak Kun?" bujuknya sambil sedikit mengguncangkan sebelah bahuku. Dengan tak acuh, aku langsung menarik selimut sampai puncak kepala. Menepis semua upaya yang dilakukan temanku ini.
"Yowes, Kak." Ada embusan napas kecewa terdengar keluar dari mulutnya, "Met bobo." Lanjutnya lagi sebelum sempat turun dari kasur untuk mematikan lampu ruangan. Kemudian digantikan oleh lampu tidur yang bersemayam diatas nakas tepat di sebelah kasur.
Sementara itu, aku yang mulai kehabisan napas karena pengap, langsung menyingkap selimut. Beberapa menit kuhabiskan dengan bengong, menatap langit-langit dalam diam. Kala aku melirik ke tempat dimana Shalza berbaring. terlihat cahaya layar ponselnya redup pelan-pelan. Aku duduk terbangun karena punya dugaan bahwa ia baru saja tidur dalam keadaan masih memegang ponsel.
Ternyata benar.
Lalu aku mengambil ponselnya untuk ditaruh pada nakas.
Membenarkan posisi tangannya yang masih dalam keadaan memegang ponsel. Sempat diusap sebentar, sebelum aku menatap wajahnya dalam keadaan damai. "Kamu harus tau, Sal. Kalau dijodohin itu nggak enak. Sekali pun itu terjadi sama orang yang kita suka." Aku menghela napas, "Semoga kamu selalu menjalani apa pun tanpa paksaan." Setelahnya aku kembali rebahan dalam keadaan telentang, menatap langit-langit dan berpikir bahwasanya tak ada di dunia ini—apalagi zaman sekarang—mengerti rasanya terjebak dalam arranged marriage.
Karena ya, siapa juga yang masih melakukan tradisi ini di era yang segala sesuatunya serba bebas?
Takdir setiap insan yang terlahir memang berbeda.
Aku sedari dulu selalu hidup dalam sangkar dan ingin keluar secepat yang aku bisa. Dan menurutku, pernikahan adalah satu-satunya jalan yang bisa ditempuh tanpa harus bekerja lebih keras dari kapasitasku. Tapi ternyata, memang dasarnya seperti burung peliharaan. Setelah keluar sangkar, aku malah masuk lagi ke dalam sangkar baru.
Kayaknya sudah jadi nasibku untuk selalu terjebak dalam satu ruang lingkup yang menyesakkan.
Tiba-tiba badanku basah kuyup dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Hujan.
Aku menengadah untuk memastikan dimana aku berada saat bumi dilimpahkan air begini.
Di tengah hutan, antah berantah.
What am I doing here..?
Aku menunduk, kedua tanganku penuh dengan lumpur dan tanah. Sebab terbasuh air hujan, lambat laun semuanya pudar. Menampakkan bekas sayatan seperti habis menggali tanah dengan tangan.
Kondisinya aku tengah mengenakan daster.
Apa aku tidur berjalan?
Suara hujan membentuk harmoni yang padu dengan para penghuninya. Paling dominan adalah suara burung berkicau.
"LARI!"
Satu teriakan melambung tinggi di udara, memecah damai yang semula menyelimuti hutan ini. Dari belakang, terlihat seorang laki-laki dengan kemeja putih, celana hitam. Berlari ke arahku dengan revolver di tangannya.
Senjata yang sama yang kusimpan di lemari rumahku yang baru.
Begitu sadar akan sosok yang kian dekat, kedua mataku membulat.
Itu Kun.
Ia terus saja mengisyaratkanku untuk terus berlari sebelum akhirnya terdengar tembakan jauh di belakangnya, dan itu membuatku sadar bahwa kami harus terus berlari.
Lelaki itu berhenti, lalu mebalikkan badannya ke belakang. Membalas tembakan tadi.
"Lurus terus. You'll find my car. Nanti aku nyusul." Instruksinya sebelum melancarkan tembakan kedua.
Entah apa yang mengejar kami, tapi yang pasti mereka bersenjata lengkap.
Tepat sebelum pergi, aku sempat melihat kemeja putih Kun merembes suatu cairan berwarna merah. Disinyalir adalah darah.
Please, be safe.
Aku berlari terus sampai di ujung akhirnya menemukan area parkir luas. Ternyata jaraknya lebih dekat dari yang dikira. "Tolong! Please, siapa pun tolong kita!" teriakku setelah keluar dari hutan. Dengan langkah tertatih, timpang sebelah.
Aku pun terjatuh. Merasa ada bagian kaki yang perih. Ternyata darah keluar dari salah satu tumit lumayan banyak, sampai bisa membuat jejak sepanjang perjalananku tadi.
I have no time for this.
Kembali bangkit dengan sisa tenaga yang ada. Aku kembali berteriak sampai tanganku meraih sisi belakang mobil Kun dan menjadikannya topangan untuk berjalan. Noda dari tanganku tertinggal di seluruh badan mobil. Di depan ada gas station, tapi kakiku tak bisa diajak berkompromi lagi hingga yang kulakukan hanya berteriak minta tolong sambil menarik gagang pintu dalam keadaan panik.
Terkunci.
"Of course! Bego banget gue!" gumamku dibawah napas yang masih berderu.
Dengan frustasinya, dalam keadaan basah kuyup, dan tenaga yang entah tinggal berapa persen lagi. Aku terus menarik-narik gagangnya, berharap bahwa akan ada keajaiban.
Tiba-tiba ada sesuatu yang terjatuh dari saku dasterku dari pergerakan agresifku.
Kunci mobil.
When did I pick this up?
It doesn't matter.
Aku langsung membuka kunci dan masuk ke dalam. Pertama-tama berusaha menstabilkan napas. Kalau paru-paruku hidup, mungkin mereka sedang beteriak minta diisi oksigen setelah selama itu aku berlari. Kemudian sudut mataku menangkap sesuatu dari jok pengemudi. Ponsel Kun tergeletak disana dalam keadaan menyala, tersambung pada emergency call entah sudah berapa lama.
"Halo? Halo?!" seperti orang kesetanan aku langsung menyambar benda tersebut.
"Halo? Bu? Are you okay?" suara perempuan terdengar dari seberang sana.
"Yes! Please, kirim polisi kesini secepatnya! Save my husband!" aku mungkin akan terdengar samar, karena bicara dalam keadaan gemetar. Menahan tangis dalam keadaan dingin sekaligus.
"Bapak dimana? Kenapa bisa nggak sama Ibu?" ia berusaha menenangkan.
"He.. he pick me up. Dia nyuruh saya buat duluan ke mobil tapi sampai sekarang belum sampai—"
Mendadak radionya memutar lagu dalam volume kencang secara otomatis. Spesifiknya, lagu Born Too Late yang dilantunkan oleh The Poni-Tails.
Jantungku kembali berdegup kencang.
Kalau volume radio terdengar naik tanpa disentuh tombolnya. Berarti ada transmisi radio dua arah yang sedang berada di dekat kita. Apalagi catatannya dari tadi posisiku membungkuk dengan badan sejajar dashboard. Otomatis aku tidak tahu siapa yang ada di sekitar mobil ini, kecuali kalau aku kembali duduk bersandar pada kursi.
"Bu? Halo? Police is on their way. 5 menit lagi."
Seperti mendapat wahyu. Suara dari pelayan panggilan darurat membuatku berani untuk menggerakan tangan mengambil kunci mobil, dengan ujung jari jemari yang biru, gemetaran, aku berusaha berbicara lagi pada telepon.
"Mbak.. someone is.. around."
"Siapa, Bu? Apa itu suami Ibu?"
"No.. it's one of the bad people."
"Really?"
".... Please tell my husband that I love him so much."
Kemudian aku menekan tombol kunci otomatis yang menimbulkan suara lantang.
PRANG
Suara tembakan dan nyaringnya kaca mobil pecah akibat peluru yang tembus, membuat telingaku berdengung hebat.
Aku langsung terbangun dengan kedua mata yang membulat sempurna.
Napasku memburu.
Terdengar deru hujan di luar, diiringi oleh lagu Born Too Late yang diputar di ruangan lain.
Kun ada disini.
Dengan cekatan aku langsung duduk terbangun. Mendapati tempat tidur Shalza sudah kosong, tertata rapi. Aku mengeratkan selimut seperti orang yang kedinginan. Padahal bajuku sudah basah akan keringan dingin yang bikin bergidik.
Aku tidak pernah mimpi buruk sampai setakut ini.
Dihelanya napas lelah karena akhirnya aku bisa tenang tanpa bantuan orang lain atau air mineral.
"Seriusan, Kak?" kemudian suara Shalza tertawa terdengar. Bercampur dengan alunan lagu.
Aku bangkit dengan selimut yang masih membalut. Ujungnya terjuntai diseret beriringan langkahku menuju pintu kamar.
"Iya, serius. Mark tuh kemarin saking ngebetnya beliin roti ini buat kamu, dia dateng ke kantor. Minta ditemenin beli. Soalnya dia nggak tau tempatnya, padahal udah dikasih rute mapnya." Jelas Kun.
Kamar kost Shalza, dekat dengan dapur dan juga ruang makan bersama. Jadi semua suara yang terjadi disini akan mudah diserap oleh dinding tipis, pembatas setiap kamar.
"Asli. Unpredictable banget dah itu anak." Cibir Shalza.
Kemudian keduanya tertawa.
"Nah, ini dia.. artis kita!" ledek Kun begitu mendapatiku berjalan gontai ke arah mereka, barely feel my feet on the ground. Posisinya ia sedang berdiri di depan kompor, sementara Shalza sudah duduk di meja makan. Suasana tempat ini lagi sepi-sepinya, mungkin semua orang sudah pergi kerja atau ke kelas. Ditambah lagi hujan di luar, jadi bagi yang tak punya jadwal bakal lebih memilih untuk diam di kamar masing-masing dan tidur seharian.
Pagi ini, Kun datang dengan kemeja putih dan bawahan hitam.
Setelan kerja yang biasa dan sama persis seperti yang kulihat dalam mimpi tadi malam.
Kedua tanganku sudah terbentang sampai selimut yang terseret bersamaku jatuh ke lantai. Aku langsung memeluknya dan disambut balik olehnya dengan senang hati.
"Pagi, Kak!" sapa Shalza dengan riang.
"Hmm.. pagi." Jawabku sekenanya karena nyawa belum kumpul semua.
Lalu lelaki ini mengusap dahiku yang sekiranya masih menyisakan peluh dingin sehabis mimpi buruk, "Gimana? Mau bilang kalau kost-an Sal berhantu juga?" katanya yang masih mendekapku. Sementara aku langsung siaga dan melepasnya.
"Hah? Berhantu?" ujar Shalza spontan.
Aku sempat menatap perempuan kecil itu dengan takut-takut. Lalu aku beralih pada Kun yang posisinya ada di depan. "Kok Mas tau kalau aku masih dapat mimpi yang sama?"
"Taulah." Ia tertawa pelan, "Wong, bangun-bangun kamu minta peluk."
Aku merengut.
"Sama itu lho," Kun menunjuk dahinya sendiri, "Kamu keringet dingin."
Yup. He got the point.
"Ada apa ini? Jangan buat takut plis, nanti 'kan aku tidur sendiri." Shalza menuntut penjelasan. Sementara aku membalasnya dengan tatapan nanar, seraya duduk di kursi makan. Tujuannya mau cerita sambil sarapan. Karena di tempat yang kupilih sudah tersedia sepiring nasi dan telur. Lengkap dengan segelas air mineralnya.
Sudah jadi kebiasaan Kun untuk buat sarapan ketika aku unavailable karena suatu alasan.
"Jadi gini—"
"It's okay. Aku aja yang cerita. Kamu sarapan dulu." Potong lelaki itu pelan sambil mengelus sebelah bahuku, kemudian tak dilewatkannya kesempatan untuk mencium puncak kepalaku, "Jadi tuh, Kak Ki akhir-akhir ini suka mimpi buruk setiap tidur malam. Dan mimpinya selalu sama. Dia pikir rumah kita berhantu." Kun tertawa pelan.
"Oh, pantesan dia tidur disini semalem."
"Iya. Benar sekali." Kemudian ia bersedekap, "Tapi ya, besides alasan rumah berhantu, kayaknya alasan masih belum bisa beradaptasi ada aku di rumah itu yang bikin dia masih sering nginep di tempat temen."
"Mana semalem Kak Ki aku tanya 'kenapa' nggak jawab coba. 'Kan ngeselin."
Aku berdeham.
"Kalau udah ada kemauan, mending jangan diprotes. Anaknya emang batu." Tambah Kun.
Shalza menganggu setuju, "Kecuali kalau dia sendiri yang minta pendapat."
"Ih, udah ah! Kenapa malah jadi gibahin aku?" protesku setengah dongkol.
Keduanya tertawa lagi.
"Nggak apa-apa. Selama dia nggak nginep di tempat temen cowoknya, aku rasa nggak masalah sih." Kemudian Kun bergabung duduk di meja ini dengan mengambil kursi kosong di depanku.
"Untung aja jodohnya penyabar, Kak. Sampai mau jemput sana-sini, mana harus kerja juga. Coba kalau enggak, udah berantem mulu kali tiap hari."
"Nah, itu!" Kun mendadak menjentikkan jarinya, "Keuntungannya bisa sekalian jalan-jalan sambil jemput dia.
Aku cuma menggeleng tak percaya sambil mengangkut piring dan gelas ke dalam wastafel.
"Oh iya, Kak Kun. Udah tau belum?" potong Shalza secara tiba-tiba.
"Tau apa, Sal?"
Sempat Shalza melirikku sebentar, "Apa yang Kak Ki mimpiin, omongin, atau tulis. Sering kali kejadian beneran. Apalagi setauku, Kak Ki nggak pernah dihantui mimpi yang sama kayak gini." Kemudian ia beralih padaku, "Dan nggak pernah juga setakut ini sama mimpi." Lanjutnya.
"So, perhaps.. this is a sign?"
"I don't know, Kak. Tapi, please take care of each other."
0 notes
majalahforbes-blog · 5 years
Text
Ngewe Ibu Sekretaris Desa Dan Anaknya
Cerita Sex ini berjudul ”Ngewe Ibu Sekretaris Desa Dan Anaknya ” cerita hot ibu,cerita hot mama,cerita ibu selingkuh,cerita mama,cerita mama hot,cerita mama selingkuh,cerita mesum ibu,cerita mesum mama,cerita sedarah mama,cersek ibu,cersex mama,mama sange,ml sama mama,ngetot mama. Pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di JaTeng (Di suatu desa kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus berjalan kaki selama 2 jam), kukira warganya masih terbelakang dan kurang pergaulan. Maklum di salah satu dusun, yang dihuni sekitar 100 keluarga, hanya satu yang mempunyai TV dengan menggunakan aki. Tetapi kenyataannya lain. Inilah pengalamanku hidup ditengah-tengah penduduk tersebut, tentu saja pengalamanku di bidang seks.Aku kebetulan menginap di rumah Sekdes, yang ternyata seorang ibu muda berumur aku taksir kurang dari 40 tahun. Langsing, kulitnya mulus dan rupawan. Memang lain dibandingkan dengan penduduk kebanyakan di sekitarnya. Dan yang menjadikan aku sangat bernafsu adalah karena statusnya yang janda beranak satu.Di suatu sore, menjelang malam, ketika baru datang dari kampus untuk konsultasi skripsi, kudapati rumah Mbak Yati (begitulah panggilan Sekretaris Desa yang rumahnya kutempati itu) tampaknya sepi. Badanku basah kuyup, karena kehujanan sepanjang perjalanan kaki dari jalan raya. Aku dorong pintunya dan ternyata tidak terkunci. Aku segera menuju ke kamarku, kulepas semua pakaianku dan kukeringkan dengan handuk. Tiba-tiba ada suatu langkah mendekati kamarku, kuintip dari balik korden, Mbak Yati mendekat ke kamarku. “Ini kesempatan,” pikirku. Aku terus mengeringkan kepalaku dengan handuk sehingga mataku tertutup dan pura-pura tidak tahu kalau Mbak Yati mendatangi kamarku. Tanpa kusengaja kemaluanku jadi bertambah besar. Tergantung kesana-kemari ketika tubuhku tergoncang karena gosokan yang keras di kepalaku.Benar saja Mbak Yati menyingkapkan korden, namun aku pura-pura tidak melihatnya, walaupun dari pori-pori handuk aku melihat Mbak Yati dengan raut wajahnya agak terkejut, tetapi dia diam saja. Bahkan sepertinya dengan seksama memperhatikan alat vitalku yang makin lama makin besar oleh tatapan Mbak Yati. Aku pura-pura terkejut ketika kulepas handukku dari kepalaku. “Oh, Mbak Yati, kirain siapa,” Aku sengaja membiarkan kemaluanku tidak kututupi, ada perasaan bangga mempertontonkan kemaluanku disaat sedang gagah-gagahnya.“Dik Windu, datang kok nggak bilang-bilang,” bicaranya cukup tenang, seakan-akan tidak melihatku aneh. “Iya Mbak, baru datang terus kehujanan.” “Aduh, nanti masuk angin, aku ambilkan minyak angin ya.” “Nggak usah Mbak, takut panas.” “Lha iya biar anget gitu lho.” “Maksud saya, takut panas kalau kena ini, lho Mbak.” “Ah Dik Windu bisa aja, mikiran apa sih kok ngacung-ngacung kayak gitu,” kali ini Mbak Yati mau melihat terpedoku, aku bahagia sekali. “Ih, gede banget sih Dik.” “Pernah aku ukur 17 cm kok Mbak,” Aku berjalan mendekatinya. “Dik Windu bisa aja, pake diukur-ukur segala,” kupegang pundaknya, dan dia diam saja. “Kok sepi Mbak, kemana anak-anak lain.” “Anu.. khan, lagi bertemu Bapak Bupati,” tampaknya ia agak gugup dan seperti mau melangkah ke belakang. Tetapi kutahan dia, bahkan ketika kucium pipinya ia diam saja. Kulanjutkan dengan bibirnya, ia juga diam saja. Bahkan memberikan sambutan yang hangat.Kini Mbak Yati yang aktif menciumi tubuhku dengan gemasnya, aku diam saja, dan kulucuti pakaiannya. Ketika kubuka BH-nya, aku tertegun, payudaranya masih kencang dan mulus, ukurannya sedang. Perutnya ramping, cembung di bawah, sedikit di atas jembutnya. Mbak Yati terus menyerangku dengan kecupan-kecupan yang membuatku kelabakan dan jatuh ke tempat tidur karena terdorong oleh kuatnya desakan Mbak Yati yang sudah telanjang bulat itu. Aku hanya bisa memegang payudaranya sambil memijat, mengelus dan memelintir putingnya.Mbak Yati terus mengecup setiap inci dari tubuhku, dadaku, lenganku, perutku dan pahaku. Kejantananku yang sudah sangat keras dipegangnya terus seakan sudah menjadi hak miliknya saja. Dikecupnya ujung kemaluanku, aku mengelinjang kegelian. Namun Mbak Yati tidak meneruskan. Sambil tersenyum manis ia berkata, setengah berbisik, “Nanti saja..” Sambil memeluk dan menciumku dengan hangat dan membalikkan posisinya sehingga aku berada di atasnya. Kini posisiku lebih leluasa, aku bisa pandangi kemolekan tubuh Mbak Yati, setiap senti dari permukaan tubuh itu kuciumi dengan penuh nafsu. Nafas Mbak Yati makin memburu, lama kutempelkan pipiku pada perutnya. Perasaan senang luar biasa menyelimutiku. Sambil tanganku terus meremas-remas payudaranya. Kuturunkan kepalaku ke bawah, kuciumi paha sebelah dalam Mbak Yati, hingga sampailah ke jaringan lunak yang berada di tengah selangkangannya. Kujilati benda itu, hingga Mbak Yati menjerit kecil sambil mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, seakan-akan menginginkan aku menjilatinya. Liang kewanitaan Mbak Yati sudah sangat basah, aku terus menjilati daging kecil yang ada di bagian atas kemaluannya, yang menurutnya bernama “itil” ya mungkin bahasa kerennya ya “klitoris” itu.Setelah jenuh aku menjilati liang kewanitaannya, aku bersiap-siap mengarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, Dengan cekatan ia bimbing batang kejantananku hingga di depan gerbang kewanitaannya. Dengan sekali sentak masuklah kepala burungku. Tampak masih lumayan seret, sehingga tidak semuanya langsung bisa menghujam ke dalam liang kewanitaannya. Setelah beberapa kali maju mundur barulah semuanya tenggelam hingga kurasakan ujung kemaluanku menyentuh dinding kewanitaannya yang paling dalam. Mbak Yati melenguh, menjerit dan makin memelukku dengan kuat. “Terus Dik.. terus Dik.. Tahan Dik, aku.. mau.. keluar, Ohh..” Dia memelukku dengan kuat sambil meluruskan kakinya, hingga batang kejantananku terasa terjepit. Dengan nikmatnya. Hingga akupun tidak tahan lagi membendung air maniku bertahan. Aku segera mencabut kejantananku dan kukocok-kocok hingga muncratlah air maniku di atas perutnya.Beberapa detik kemudian heninglah suasana di kamar itu. Tampaknya hari sudah mulai malam, hujan terus turun dengan derasnya. Namun nafas Mbak Yati yang memburu dan tubuhnya terbaring dengan lunglai. Aku terlentang di sampingnya. Dia segera tertidur dengan kepala di atas perutku, menghadap ke kemaluanku. Akupun tampaknya terlena juga. Pada waktu Mbak Yati membangunkanku, untuk makan malam. Aku memakai piyamaku dan menuju ke ruang makan, Mbak Yati mengenakan daster yang tipis. Ketika kurogoh dari bawah dasternya, ternyata ia tidak memakai celana dalam. Mbak Yati mengelak dengan genit meskipun sempat tersentuh juga. Dalam percakapan selama makan malam, baru kutahu bahwa dia mempunyai anak perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Pekerja Sosial di Semarang. Setiap minggu ia pulang ke rumah. Nani, anak Mbak Yati, memang manis dan supel. Pada suatu hari minggu ia memang datang dan aku sempat ngobrol dengan Nani. Waktu itu ibunya sedang ada tugas mendampingi Pak Kades menerima kunjungan anggota DPRD. Saking akrabnya aku ngobrol dengan Nani, hingga tidak canggung-canggung lagi ia masuk keluar kamarku maupun sebaliknya. Bahkan ketika Nani memintaku untuk membuat salah satu tugas teks pidato, aku tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamarnya. Secara tidak sengaja aku menemukan amplop kecil di atas meja belajarnya. Ketika kubuka ternyata gambarnya adalah gambar porno kategori XX. Nani cuek saja ketika kuamati gambar-gambar tersebut. Tidak terasa bagian bawahku mulai berontak.Tiba-tiba Nani membungkukkan badan di depanku, sambil ikut melihat gambar-gambar porno tersebut. “Nani, nggak pakai BH lho..” Aku kaget bukan kepalang, mendengar suara manja itu, dan kulihat wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku. Dan yang lebih dahsyat lagi adalah, dengan posisi menduduk itu maka payudaranya yang bebas tidak terbungkus BH itu tergantung indah.Aku segera meraihnya, sambil kucium bibirnya. Sebagai tindakan naluri dan refleks priaku saja. Nani membalasnya dengan tidak mau kalah lahapnya. Kubuka T-shirtnya, dan kuciumi putingnya yang kecil tetapi panjang, seperti puting ibunya. Dan kulepas semua pakaiannya, terakhir adalah celana dalamnya. Kuraih kemaluannya, jembutnya masih jarang, sehingga belahan liang kewanitaannya yang berwarna merah jambu dapat terlihat dengan jelas. Ia susupkan tangannya ke dalam celana pendekku. Begitu menemukan batang pelerku yang sudah sangat tegang ia lemas dan menarikku ke tempat tidurnya.Aku melepaskan pakaianku, hingga telanjang bulat. Aku baringkan di tempat tidurku, dengan posisi telentang, memberikan kesempatan bagi Nani untuk menikmati bagian tubuhku yang sangat kubanggakan itu. Benar saja, ia dengan sigap meraih kemaluanku dan mengulumnya, meskipun masih sangat tidak profesional, tetapi kuhargai juga keberaniannya. Barangkali ia hanya ingin mempraktekkan apa yang pernah ia lihat pada foto porno. “Jangan kena kena gigi,” seruku ketika giginya menggesek ujung kemaluanku, yang membuatku nyengir. “Eh sorry, Mas..” Lalu ia jilati seluruh permukaan batang kejantananku, hingga kedua pelerku tidak luput dari serangan ini. Aku hanya meringis menikmatinya.Setelah tidak ada lagi variasi darinya memperlakukan kemaluanku, kubimbing dia untuk terlentang. Ia menurut ketika kubuka pelan-pelan pahanya, kini dengan jelas liang kewanitaan yang manis bentuknya itu. Ketika kusibakkan, kulihat warna merah menantang, sedangkan lendirnya sudah banyak mengalir ke sprei batiknya. Posisiku sudah siap untuk menyetubuhinya. Batang kemaluanku sudah tepat di depan mulut liang kewanitaannya.“Nan, masih perawan nggak, aku masukin ya?” pintaku. Nani tidak menjawab namun dengan kuat ia menarik bokongku, hingga amblaslah batang kejantananku memasuki wilayah terlarangnya. Memang baru separuh, sempit sekali, aku hampir tidak tega ketika Nani meringis sambil memejamkan matanya. “Kenapa Nan, Mas cabut ya..” “Jangan,” bisik Nani sambil menjepit punggungku dengan kedua kakinya. Kugerakkan maju mundur pelan-pelan, karena sempitnya liang kewanitaannya. Membuat Nani mengeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kekanan hingga sebuah jeritan panjang. Namun segera kuciumi mulutnya agar jeritan itu tidak terdengar tetangga.Orgasme Nani lama sekali, seperti orang kesurupan, kepalanya kupegangi kuat-kuat agar mulutnya tidak lepas dari ciumanku. Sehingga suara jeritan itu tertelan sendiri. Badannya kejang, pelukannya kencang sekali. Akhirnya tumpahlah kenikmatan Nani. Aku sangat gembira bisa memuaskannya. Biarpun maniku belum keluar, aku puas sekali. Nani tertidur, aku segera berpakaian, dan dengan berjingkat ke arah kamarku dekat kamar Mbak Yati. Di depan kamar Mbak Yati kudengar suara, saat kusingkap dan aku terkejut ternyatan ada Mbak Yati. Aku ketakutan dan hampir tidak bisa bicara. Dengan suara seadanya aku mendesis, “Oh, Mbak kok sudah pulang.” Tidak kusangka Mbak Yati tersenyum manis, mendekatiku dan mencium bibirku. “Jangan buat anakku hamil, ya.” “Jadi, Mbak tahu kalau akau habis begituan sama Nani?” “He eh, anak sekarang memang lain dengan jaman saya dulu, baru kenal sudah tidur bareng.” Aku hampir tidak percaya ini, kemaluanku masih belum lemas, karena memang belum keluar. Mbak Yati tahu itu. Ia lepaskan celanaku dan segera dihisap-hisapnya kejantananku dengan lihainya hingga keluarlah maniku ke dalam mulutnya. Mbak Yati tersedak, dan segera menuju dapur meminum air kendi. Aku hanya bengong saja. Lama tidak bergerak dari tempatku berdiri. Kemaluanku tergantung dengan santainya. cerita hot ibu,cerita hot mama,cerita ibu selingkuh,cerita mama,cerita mama hot,cerita mama selingkuh,cerita mesum ibu,cerita mesum mama,cerita sedarah mama,cersek ibu,cersex mama,mama sange,ml sama mama,ngetot mama Read the full article
5 notes · View notes
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
PENJUAL DASTER WANITA BALIKPAPAN, KLIK https://wa.me/6285875109000, Daster Wanita Balikpapan Baju Tidur, Model Daster Wanita Balikpapan, Model Baju Daster Wanita Balikpapan, Baju Daster Wanita Balikpapan, Jual Baju Daster Wanita Balikpapan
Kami adalah pengrajin dan produsen sekaligus distributor daster & Piyama grosir online dan Kain Batik dari Kota Purwokerto.
Keunggulan Daster di Tempat Kami : 1.Kami Memilih Katun Rayon Sebagai Bahan Baku Utama Karena Memiliki Bahan Yang Nyaman, Lembut Dan Adem 2.Terkenal Dengan Kelembutan Dan Kehalusannya 3.Katun Organik JUST Sleepwear Terbuat Dari Serat Alami Tanpa Bahan Kimia, Aman Digunakan, Terasa Lebih Lembut Dan Nyaman Di Kulit 4.Mengandung Zat Antibakteri, Membuat Katun Organik Tidak Panas Saat Dipakai 5.Sangat Cocok Digunakan Di Daerah Tropis Seperti Indonesia
Pusat Grosir Daster dan Piyama : "FARAH FASHION" Jl. Patriot No. 39 Purwokerto - Jawa Tengah (Perempatan Kantor Samsat ke Utara)
Telp/WA : 089875109000 Telp/WA : 089875109000 Telp/WA : 089875109000
Atau WA kami tanpa menyimpan nomer HP
KLIK https://wa.me/6285875109000 KLIK https://wa.me/6285875109000 KLIK https://wa.me/6285875109000
Untuk Informasi lebih Lanjut bisa Klik
https://goo.gl/maps/B7NsoZbKz4XKhcqL6
Daster Tipis, Jual Daster, Daster Kekinian, Daster Panjang, Gambar Daster, Daster Remaja Kekinian, Daster Murah, Daster Cantik Modern, Daster, Daster Kelelawar
0 notes
theghoniyadaster · 4 years
Photo
Tumblr media
TERLENGKAP !!! Order WA 0812-2961-7701, Baju Tidur Daster Cantik S
Baju Tidur Daster Cantik S, Daster Tipis Tante Cantik, Toko Daster Cantik, Daster Cantik Unik, Daster Cantik Untuk Bumil, Www.Daster Cantik.Com, Gambar Daster Yg Cantik, Daster Cantik 2019, Daster Cantik 2018, Daster Kaos Bumil
Daster adalah model baju potongan longgar selutut berlengan pendek atau panjang untuk tidur yang dibuat dengan bahan katun ataupun linen, yang biasa dikenakan di rumah sehari-hari. Harga daster terbaru sangat bervariasi.
Distributor Daster dan Babydoll Anak, Remaja, Dewasa dengan berbagai Merk ANNE CLAIRE, AMRO, FOREVER, KENCANA UNGU, LILY WHITE, Dan Sebagainya
Pengiriman ke seluruh Indonesia dengan ongkir termurah
Reseller Tanpa Syarat,
Dropship Aman,
Bisa Beli Eceran,
Bisa Pilih Ekspedisi
Subsidi Ongkir
Bonus
MELAYANI PARTAI BESAR & SATUAN.
Hub Sekarang WA 0812-2961-7701
By:Dini Kurniasari
https://www.instagram.com/ghoniyadaster/
0 notes
sexflu2030 · 4 years
Text
Story 5: Zoom (Part 1)
Tumblr media
Sejak diberlakukannya PSBB Sexflu, berbagai perusahaan mulai memberlakukan cara kerja dari rumah atau WFH (work from home), meskipun banyak juga yang tetap masuk kerja secara bergantian. Tempat kerja Rian adalah salah satunya yang memberlakukan WFH. Sebagai pimpinan sebuah tim kecil yang bertugas mengelola digital marketing, seksi yang dipimpin Rian kini menjadi lebih sibuk dari biasanya. Dengan dibatasinya perjalanan dan ditutupnya berbagai ruang publik, seluruh kegiatan pemasaran dibebankan pada seksinya.
Andai saja memungkinkan, sebenarnya Rian ingin meminta seluruh stafnya untuk tetap masuk kantor agar koordinasi menjadi lebih mudah. Namun itu tak mungkin. Seluruh stafnya hanya terdiri dari lima orang, dan semuanya perempuan yang selalu menggunakan kendaraan umum dan tinggal di area yang cukup jauh. Untunglah, pekerjaan mereka dapat dilakukan secara remote, asalkan dilakukan meeting harian melalui Zoom agar tidak terjadi miskomunikasi.
Pagi ini, Rian sudah duduk di depan laptop di meja kerjanya. Sebagai duda yang hidup seorang diri, ia tidak kesulitan bila harus bekerja dari rumah. Tidak ada keluarga yang menuntut perhatiannya atau mengganggu konsentrasinya. Soal kesepian, ia sudah biasa.
Setelah lima menit menunggu, akhirnya salah satu stafnya muncul juga di waiting room aplikasi.
"Pagi, Pak. Suara saya kedengeran?" ucap Karin, gadis berkacamata, anggota timnya yang paling junior dan berstatus fresh graduate.
"Pagi, Kar. Kedengeran, kok," jawab Rian sambil melambaikan tangannya.
"Masih kosong, ya Pak?" tanya Karin sambil membetulkan kacamata. Ia mengenakan kemeja kotak-kotak, rambutnya panjang terurai. Di latar belakangnya, terlihat rak buku berisi novel dan komik.
"Iya, nih. Santai aja deh. Kita tungguin, ya," jawab Rian.
Sambil menunggu, Rian menanyakan keseharian Karin. Anak kost itu mengeluh tak bisa pulang ke kampung halamannya dan hanya bisa menelepon ibunya.
Lima menit kemudian, dua orang stafnya yang lain log in. Pertama adalah Fitria, wanita berjilbab yang dianggap paling alim dan anggun di dalam timnya.
"Assalamualaikum. Maaf saya telat," ujar Fitria sambil melambaikan kedua tangannya. Setiap kali Fitria datang, suasana tiba-tiba saja menjadi tenang dan sejuk.
"Nggak apa-apa, baru lima menit," jawab Rian.
Kemudian, staf berjilbabnya yang lain juga muncul, namanya Shaly. Berbeda dengan Fitria yang terkesan tenang dan anggun, Shaly adalah wanita mungil dan humoris.
"Sori, aku ketiduran tadi! Tapi udah cuci muka, kok!" ujar Shaly sambil tersenyum.
Orang keempat yang masuk adalah Ajeng, wanita muda yang paling smart dan inovatif di timnya.
"Selamat pagi, Bapak dan rekan-rekan semua. Maaf baru hadir, tadi saya baru ada meeting lain," ucap Ajeng.
"Lho, meeting apa Jeng? Kok saya nggak tau?" tanya Rian.
"Oh, bukan meeting kantor kita, Pak. Meeting sama relawan untuk bagi-bagi masker dan dildo," jawab Ajeng.
"Oh, saya kira kamu diajak meeting sama divisi lain, kok saya nggak tau," ujar Rian. Selama ini, Ajeng memang sering disebut-sebut sebagai kader yang akan menggantikan Rian di tim itu. Meski usianya jauh lebih muda, tapi Ajeng adalah lulusan S2 luar negeri dengan sederet prestasi.
"Tinggal satu lagi, ya? Mbak Erlin telat terus, nih," ujar Karin.
"Mungkin lagi repot sama anaknya," tambah Fitria.
"Maklum, ibu mudaaaa," celoteh Shaly.
Mereka pun melakukan pembahasan ringan sambil menunggu kemunculan Erlin, staf Rian yang terakhir. Obrolan mereka tak jauh dari traffic media sosial dan analisis berita terkini.
Saat sedang asyik berbincang, tiba-tiba saja Erlin log in. Wajah ibu satu anak itu muncul di layar sambil tersenyum. Samar-samar terdengar suara anak balita yang sedang mengoceh.
"Selamat pagi. Pak Rian, maaf saya terlambat. Tadi si kecil rewel terus," ujarnya.
"Nggak apa-apa, Mbak. Kita baru ngobrol aja kok."
Pembicaraan pun mulai berlanjut kembali, sementara Erlin hanya menyimak. Saat ia memundurkan posisi duduknya, tiba-tiba saja ada sesuatu yang membuat mata peserta lainnya teralih.
"Mbak Erlin," kata Fitria, "Maaf, itu Mbak."
"Hah? Apa?" Erlin bingung.
Ajeng mengetik di chat personal: payudaranya, Mbak.
Tiba-tiba saja Erlin tersipu malu. Ia baru menyadari bahwa sejak tadi kaos busui-nya belum ia tutup. Dari sela lipatan kaos, payudara kirinya masih menyembul keluar. Rian dapat melihat putingnya yang keras serta sebagian bukitnya yang masih kencang serta mulus milik ibu muda ini.
"Wah, maaf, maaf, saya nggak ngeh!" ucap Erlin sambil menutupi payudaranya.
Peserta rapat yang lain tertawa, sementara Rian hanya senyum-senyum saja melihat kelakuan anak-anak buahnya. Rian sadar bahwa meski mereka terbiasa menggunakan teknologi, tapi mereka belum terbiasa melakukan video conference. Soal teknologi, mereka semua tak ada yang gaptek, tapi soal etika, itu beda lagi.
Untungnya, budaya di tempat kerjanya memang casual. Oleh karena itu, saat memutuskan meeting lewat vidcon pun mereka menjadi lebih santai. Tidak ada aturan harus memakai kemeja atau baju formal. Mereka bebas memakai kaos, daster, atau bahkan tanktop.
Pada salah satu meeting, Karin malah mengenakan tanktop tipis tanpa bra yang membuat sepasang putingnya tampak menonjol. Rian sering kali gagal fokus, tapi sebagai pimpinan yang dihormati oleh para stafnya itu, ia berusaha tetap profesional dan open minded. Ia merasa tak punya hak mengatur cara berpakaian para stafnya, yang penting mereka bekerja dengan baik dan taat deadline.
Dalam meeting yang lain, Ajeng telat log in sementara anggota yang lain sudah lengkap. Rian sempat mengira bahwa Ajeng sedang sibuk dengan aktivitasnya sebagai relawan, tapi rupanya ia salah. Ajeng ternyata bangun kesiangan dan baru selesai mandi. Ia pun login Zoom dengan masih mengenakan handuk. Rian berusaha cuek, bahkan ketika saat sedang presentasi handuk Ajeng tanpa sengaja terlepas. Dalam sekian detik, payudara ajeng yang kecil tapi menggemaskan itu terlihat di layar. Stafnya yang lain tertawa sambil meledek Ajeng.
Rian hanya bisa menepuk jidatnya sendiri sembari mengeluh: "Aduuh, begini nih kalau punya staf cewek-cewek muda semua. Bikin pusing. Tapi mereka semua punya potensi yang bagus, cerdas dan loyal juga."
Suatu hari, Rian merasa pusing dan demam, tapi ia memutuskan untuk tetap mengikuti meeting. Meeting kali ini sangat penting, karena mereka harus mengevaluasi hasil pekerjaan masing-masing selama masa PSBB Sexflu ini. Hasil dari evaluasi itu harus dilaporkan ke atasannya lagi. Nasib tim mereka ada di ujung tanduk.
Ajeng, Karin, Erlin, Fitria, dan Shaly sudah hadir di Zoom ketika akhirnya Rian log in. Rian berusaha untuk duduk dengan tegap meski tubuhnya entah kenapa terasa lemas. Wajahnya di kamera terlihat lesu dan pucat, dan tampaknya para stafnya menyadari hal itu.
"Maaf, Pak Rian sedang kurang sehat, ya?"tanya Fitria. Hari ini ia mengenakan jilbab berwarna abu-abu dan baju lengan panjang senada. Tetap cantik dan anggun seperti biasa.
"Iya, mukanya kok lesu gitu?" tanya Shaly sambil mendekatkan wajahnya ke layar dan memanyunkan bibir. Jilbab pink-nya tampak cerah ceria.
"Kalau lagi nggak enak badan, bagaimana kalau kita tunda aja meeting-nya?" usul Erlin. Ia tampak santai hari ini mengenakan daster hijau longgar, sepertinya anaknya sedang tidur.
"Iya, Pak. Kasihan Pak Rian, istirahat dulu Pak. Ditunda aja, jadi aku bisa nyiapin presentasi aku lebih baik lagi. Hehe," kata Karin sambil terkekeh.
Rian menarik napas dalam. Ia merasa napasnya mulai terasa sesak.
"Saya nggak apa-apa, kok. Teman-teman jangan khawatir. Kalau ditunda, nanti saya nggak punya waktu untuk bikin laporan ke atasan."
"Yakin, Pak?" tanya Shaly.
"Iya, Pak. Gimana?" timpal Fitria.
"Yakin, kok. Sa… saya nggak a… apa-apa. Hah..," jawab Rian dengan suara yang semakin terbata-bata.
Tiba-tiba saja, Ajeng yang sejak tadi hanya diam menyimak, ikut angkat bicara. Ia memasang tangannya ke bawah dagu, memperhatikan Rian dengan tatapan menyelidik.
"Pak Rian," tanya Ajeng.
"Ya…, Jeng?"
"Saya mau tanya. Tapi tolong jawab jujur, ya," ujar Ajeng.
"Ya… silahkan…."
"Pak Rian…. Bapak … lagi pengen, ya?" tanya Ajeng.
Para staf yang lain mengerutkan dahi, bingung dengan pertanyaan Ajeng.
"Pengen?" Rian bertanya.
"Maksud aku, horny. Bapak ngerasa horny, nggak?" tanya Ajeng lagi. "Sebagai relawan Sexflu, aku udah beberapa kali ikut sosialisasi. Tanda-tanda Bapak sepertinya mirip dengan gejala Sexflu tahap menengah."
Rian tidak menjawab. Ia hanya bersandar di kursinya dan berusaha mengatur napas.
"Astagfirullah," gumam Fitria. Wajahnya tampak khawatir.
"Pak, Bapak nggak apa-apa?" tanya Karin.
"Pak, coba dicek," kata Ajeng lagi, "coba cek penis Bapak, gimana kondisinya, coba liat, Pak."
Rian merasa agak canggung mendengar permintaan itu dari Ajeng, seorang stafnya yang cantik, cerdas, dan berpotensi. Ia perlahan-lahan membuka ritsleting celananya, kemudian mengeluarkan penisnya. Benar, memang penisnya sangat tegang dan keras, urat-uratnya menonjol hingga terasa agak nyeri. Tapi ia masih merasa malu untuk menunjukkannya ke kamera. Ia bukan orang gila, apalagi cabul, ia adalah pria yang profesional dan selalu menjaga kehormatan dirinya maupun orang-orang di sekitarnya.
"Nggak apa-apa, Pak. Jangan malu," ujar Ajeng lagi.
"Iya, Pak. Siapa tau Kak Ajeng bisa liat kalau sampai ada apa-apa," timpal Karin sambil menggigiti kuku tangannya sendiri.
Benar juga, Rian pun khawatir bila terkena Sexflu. Ia tinggal seorang diri. Tidak ada yang merawat atau melayaninya. Tidak ada yang sadar apakah selama ini memperlihatkan gejala-gejala yang mengarah ke sana. Akhirnya, dengan jantung yang berdetak kencang, Rian pun mengarahkan webcam-nya ke arah penisnya. Batang yang keras dan panjang itu tampak di layar Zoom.
Para wanita muda di layar tampak menganga, entah khawatir atau terkesima. Ini pertama kalinya mereka melihat batang penis milik bos mereka sendiri. Tampak Shaly menggigit bibir bawahnya, sementara Fitria mencoba menutupi matanya tapi tetap mengintip dari sela-sela jari.
"Ternyata gede juga punyanya Pak Rian... wow...," gumam Karin sambil memajukan posisi duduknya.
"Norak ih, dasar perawan," ujar Erlin terkekeh.
"Hush, bukan saatnya ngomentarin itu. Pak Rian sedang dalam bahaya. Kemungkinan ini gejala Sexflu!" kata Ajeng.
Para staf yang lain tampak terkejut mendengar diagnosa Ajeng. Sementara itu, Rian masih bersandar di kursi, pasrah membiarkan batang penisnya diamati, diobservasi, dan dikomentari oleh para wanita bawahannya.
Dengan sigap, Ajeng segera menelepon 6969 untuk meminta pertolongan darurat. Sayangnya, hampir semua tenaga medis saat itu sedang bertugas di tempat lain. Beberapa orang yang tersisa berada di lokasi yang cukup jauh sehingga membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai di rumah Rian.
"Tim medisnya masih satu jam lagi baru sampai sana," kata Ajeng.
"Waduh, gimana nih? B3 dong?" tanya Erlin.
"Siapa yang bisa nolongin Pak Rian?" tanya Karin.
Mereka terdiam selama beberapa saat. Lokasi mereka berlima semuanya cukup jauh dari rumah Rian. Akan memerlukan waktu lebih dari satu jam untuk pergi ke sana. Sama sekali tidak efektif.
"Pak, Pak Rian?" tiba-tiba saja Ajeng kembali angkat suara. "Bapak masih bisa coli sendiri nggak Pak?"
Meski lemas, Rian mencoba menggerakkan tangannya dan menyentuh penisnya sendiri. Kemudian ia mengangguk.
"Masih bisa tuh Jeng!" ujar Erlin.
"Kalau gitu berarti masih bisa A1 atau A2!" kata Ajeng. "Pak, sambil nungguin tenaga medis, Bapak tolong coli ... ngg.. onani sendiri. Bisa kan Pak?"
Rian mengangguk lagi. "Iya... akan saya coba. Kalau gitu .... saya sign out dulu... ya?"
"Eh jangan! Jangan Pak!" kata para staf, nyaris bersamaan.
"Kalau Bapak sign out nanti kami nggak bisa ngawasin keadaan Bapak!" kata Karin.
"Iya, kalau kenapa-kenapa gimana?" ucap Shaly dengan mata berkaca-kaca.
Rian terdiam. Dalam hati dia merasa terharu dan bersyukur sekali. Selama kariernya di dunia kerja, baru kali ini dia memiliki para staf yang begitu perhatian dengan dirinya. Mereka memang masih hijau dan terkadang kekanak-kanakan, tapi rasa kekeluargaan di antara mereka terasa sangat kuat.
"Terus... saya harus .... gimana ini?" tanya Rian sambil memperhatikan penisnya yang masih tegang maksimal.
"Bapak Onani aja di depan kamera. Kami akan bantu sebisa kami dari jauh. Please, Pak. Ini demi keselamatan Bapak sendiri," ujar Ajeng sambil memohon.
Bersambung....
0 notes
liliputmini · 4 years
Text
Tumblr media
Swafoto dengan rambut setengah digerai agar meningkatkan kesan feminin. Jangan gunakan aksesoris berlebih. Kalung choker, anting pesta, atau tindik hidung jangan sampai ada. Tidak berdandan berlebihan, pensil alis dan eyeliner tidak, lipstik merah menyala juga tidak agar tidak dikira sedang menggoda suami orang. Cukup menggunakan lip balm tipis-tipis agar tidak pucat tapi tetap natural. Jangan lupa kenakan daster supaya makin menambah kesan feminin atau juga kesan keibuan. Kenakan dengan baik dasternya, jangan sampai tali bh terlihat apalagi isinya, sebab tidak elok karena dapat dianggap membangkitkan syahwat. Lalu jangan lupa tersenyum manis, jangan terlihat berpura-pura, jangan terlalu lebar apalagi terlihat gigi agar tidak mengurangi keanggunan. Jangan berpose dengan muka angkuh atau menantang sebab yang demikian dianggap terlalu superior. Tak baik. Jangan memakai filter yang berlebihan, gunakan pencahayaan yg cukup.
Jangan lupa bila ada yang mengetik komentar "cantik banget sih kak" atau semacamnya balas dengan kalimat yang intinya "makasih kakak yang lebih cantik"
Begitu kira-kira cara dipuja mahkluk penganut paham patriarki yang berlebihan.
0 notes
radenexry487 · 4 years
Text
Pelajari Ini, Sebelum Mencari Lingerie
Apabila baju tidur yang Saudara kulak tidak memiliki tingkatan atau sahaja se- barometer pun, pastikan parameter bajunya. Ada banyak sekali piama satin dijual di marketplace, namun kali ini fokusnya berburu ornamen yang lucu cuma, ya. Dilengkapi lewat kasur dasar besar menambah bekas keren ditambah bersama-sama ranjang yang memiliki trek klasik. Setelah erak beraktivitas seharian, tentunya Anda membutuhkan tidur yang lelap bagi menggalang daya baru buat kembali beraktivitas keesokan harinya. Piama naif nan ksatria yang tentang buat tidur Kamu nyenyak sepanjang malam! Pomelo Fashion menganjurkan busana tidur superlucu melalui acuan romper berkancing depan yang visibel bersusila maka cantik.
Selain bahannya yang adem lalu serindai oleh terbuat sebab rayon, tampilannya serta banyak ksatria. Tentunya, baju tidur yang ternyaman kepada ibu bertian yaitu daster! Sstt, situ bisa mix and match night gown ini dengan seluar jeans atau gaun yang cocok buat berpergian sehabis pandemik usai. Flowy carik dress ini cocok bagi engkau yang suka baju tidur panjang yang modern serta simpel (menafsirkan: nggak bak daster pakaian jawa ibu-ibu). Rakitan ini maha- cocok untuk Saudara yang kadang kala merasa beringsang alias berkeringat. Baju https://shopee.co.id/lili_bigsize tidur ini hebat bugar seraya congkong satin yang lirih beserta dingin. Setelah menyelami pokok-ayat bernilai dalam menunjuk baju tidur, saya tentu menyambung seluruh rekomendasi baju tidur terbaik.
Tumblr media
Pastikan tanpa sungguh-sungguh sepan sehingga merupakan nafkah Situ tertindih atau mencetak sakit saat dikenakan. Bahannya tidak terlalu tipis lalu membayang, kenapa, jadi awak tengah bisa WFH serta sip sekiranya memakainya dalam rumah! Senyampang embuh WFH memakai baju tidur sebagai putri malik, nih, saudara bisa memilihnya. Lazimnya baju-baju tidur dekat market place tetapi ada 1 size, tapi andaikata dalam sini ada size M hingga XXL. Pola kimononya pun bagi membina Engkau tampak feminin dengan cantik. Walakin, kita nggak bisa tampak seadanya dengan baju yang lusuh bersama gitu-gitu aja. Tidak ada serpih rumit pada dress ini. Kimono set ini sahaja tersaji dalam homo- size lewat gelung depan maksimal 104cm, simpai pinggang maksimal 61cm, dengan lintar pukang maksimal 70cm. Detail kerawang pada butir sadar serta seluar cengki pegari tampan sekali per komplemen kimono berbahan semerawang.
Umumnya baju tidur, si, benar standar piyama ataupun daster berkepanjangan. Senar pundaknya tipis pakai kopi spaghetti hukuman yang bisa disesuaikan. Jenis piamanya saja beragam. Bentuknya yang bagai dress seraya barometer yang beragam mulai tentang long, midi, hingga mini. Bahannya terbuat tentang katun jepang yang terus tidak mudah melar. Kebanyakan baju tidur sepanjang ibu meneteki sama dengan daster kedaluwarsa yang klop sekali tidak trendi. Saat membelinya situ dapat hoskut jenaka plus G-string berona senada. Ini berkenaan menjadi baju tidur yang pas kepada Dikau yang hendak berkepanjangan tampil maksimal, apalagi saat tidur sekalipun.
Terbuat per benih katun yang remik beserta dingin ketika dipakai pakai size fit to L. Uniknya lagi, nih, dekat distribusi tank top sudah dilengkapi cup bra. Panjang gaun ini menjuntai hingga betis pula luas sehingga dasar betul-betul sejuk dipakai. Selain benar-benar cute, tuh, busana ini all size (hingga XL!) per bingkai dada maksimal 100cm. Karetnya bisa melar serta rendanya agak nggak jelingah. Piama ini berdosis all size maka prospek sekadar sedikit sampai pemilik size L juga. Gunakan serupa baju tidur per Meliana Liu. Ukurannya kendati maha- besar sehingga dapat digunakan melalui awal sampai akhir kehamilan Tuan. Tidak tetapi bakal ibu-ibu, daster agak dapat merakit Sampeyan terpandang modis! Baju tidur ini semata-mata mempunyai tunggal tolok ukur serta berbagai tin-tingan bunga-bunga merupakan, biru, hitam, navy, pink, merah, pula tosca.
0 notes