Tumgik
#Hubungan Gerindra dengan PDIP
bantennewscoid-blog · 4 months
Text
Elite Gerindra Kembali Singgung Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati
JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani kembali menyinggung soal rencana pertemuan presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri Ahmad Muzani mengatakan, pertemuan Prabowo dengan Megawati hanya persoalan waktu. “Hubungan kami dan PDIP berjalan baik. Pertemuan antara Pak Prabowo dengan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ayojalanterus · 3 years
Text
Ahmad Muzani Sebut Gerindra Ingin Bekerja Sama dengan PDIP Bangun Indonesia
Tumblr media
 KONTENISLAM.COM - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta kadernya terutama di Jawa Tengah belajar dengan PDIP tentang cara mempertahankan kepercayaan rakyat. “Gerindra Jateng harus belajar dari bagaimana PDIP Jateng mengelola kepercayaan rakyat sehingga selalu menang dalam setiap pemilu,” kata Muzani saat peresmian kantor DPC Gerindra Kota Semarang, Minggu (28/11).Peresmian kantor DPC Partai Gerindra Kota Semarang itu dihadiri oleh Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Abang Baginda Hasibuan dan pengurus DPC PDIP Kota Semarang Rukiyanto. Hadir pula elite Partai Gerindra seperti Waketum Sugiono, Ketua OOK DPP Prasertyo Hadi, Ketua DPD Jateng Abdul Wachid, dan sejumlah anggota DPR RI Gerindra dari dapil Jateng. Muzani mengatakan Jateng adalah provinsi yang memiliki geopolitik yang khas. Sejak Pemilu 1999 sampai 2019, PDIP selalu mendominasi di Jateng dan tampil sebagai pemenang pemilu. Berbeda dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa yang selalu bergantian pemenangnya dalam setiap pemilu. Muzani pun menyampaikan bahwa Gerindra pernah mengalami fase naik turun dalam hubungan dengan PDIP.Dia menjelaskan Gerindra perna bekerja sama dengan PDIP pada 2009. Namun, pada 2014 berpisah karena Gerindra sebagai oposisi. Kini, Gerindra dan PDIP kembali bersama dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. “Ke depan, kami ingin bekerja sama lagi untuk membesarkan dan membangun Indonesia,” kata Muzani dalam siaran persnya. Dia mengatakan secara geografis, Indonesia adalah negara besar dengan 270 juta penduduk, dan memiliki 17 ribu pulau, sehingga tidak mungkin satu kekuatan bisa menjangkau seluruhnya. “Itulah yang menyebabkan semua kekuatan politik harus bekerja sama membangun masa depan Indonesia dan menyatukan diri dalam satu kekuatan. PDIP dan Gerindra adalah kekuatan besar,” imbuhnya. Lebih lanjut Muzani mengatakan cita-cita partainya yang belum terwujud ialah menjadikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai presiden. Muzani menyampaikan harapannya supaya Partai Gerindra dapat bekerja sama dengan PDIP untuk maksud tersebut. “Kita sama-sama bercita-cita membangun Indonesia dan sama-sama membela kepentingan rakyat. Kenapa tidak bekerja sama untuk mencapai tujuan itu. Untuk apa kita pengkerengan yang membuat kegaduhan, padahal kita bisa bekerja sama,” kata Muzani. (fajar)
from Konten Islam https://ift.tt/3nZkZVQ via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/11/ahmad-muzani-sebut-gerindra-ingin.html
0 notes
satukanal · 5 years
Text
Bermuara Kemana Suara Nahdliyin di Pilkada Malang 2020?
https://www.satukanal.com/bermuara-kemana-suara-nahdliyin-di-pilkada-malang-2020/
Bermuara Kemana Suara Nahdliyin di Pilkada Malang 2020?
Tumblr media
Suara Nahdliyin di kancah perebutan kursi pemerintahan selalu seksi. Baik di tingkat pusat sampai daerah, keberadaan suara warga Nadhlatul Ulama (NU) ini telah jadi kunci sebuah kemenangan dalam berbagai kontestasi politik di negeri ini.
Terbaru, adalah melenggangnya Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi presiden setelah menggaet Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presidennya.
Dari jejak Pilpres 2019 lalu, Jokowi-Ma’ruf meraih suara perkasa Nahdliyin di Jawa Timur (Jatim) yakni di 32 kabupaten/ kota. 6 kabupaten/ kota di Jatim berada di pihak Prabowo-Sandiaga. Kemenangan itu tak lepas dari pengaruh NU sebagai organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, serta yang paling solid dan banyak anggotanya di Jatim.
Jejak itu pun dimungkinkan berlanjut dalam Pilkada serentak 2020 di Jawa Timur (Jatim) umumnya dan Kabupaten Malang pada khususnya. Terutama setelah PKB Kabupaten Malang yang memiliki sejarah lekat dengan NU mampu bersaing dengan PDI-Perjuangan dalam perebutan suara legislatif di tahun 2019 lalu, yakni sama-sama mendulang 12 kursi.
Kedua parpol inilah yang memiliki hak mengusung pasangan calonnya tanpa perlu berkoalisi di Pilkada Malang 2020.
Tapi, mungkinkah kedua parpol itu, khususnya PDI-Perjuangan tak menggandeng Nahdliyin serta melaju hanya dengan mengandalkan kader internalnya sebagai calon bupati dan wakil bupatinya? Cukupkah kekuatan nasionalis meraup suara masyarakat tanpa menggandeng Nahdliyin yang bukan sekedar struktural lewat NU?
Mengutip pernyataan M Faishal Aminudin, pengajar Ilmu Politik di Universitas Brawijaya (UB) Malang, dengan melihat jejak Pilpres 2019 lalu, kemenangan Jokowi-Ma’ruf di Jatim sebagai basis NU bukan ditentukan oleh PBNU secara struktural.
“Melainkan oleh patron-patron yang mengakar di masyarakat. Bagi warga Nahdliyin hal tersebut memang lumrah, karena bagi mereka kiai adalah teladan yang amat dihormati,” ucapnya yang dikuatkan dengan hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Patron Nahdliyin yang berada di berbagai pondok pesantren di Kabupaten Malang inilah yang juga menjadi kekuatan utama NU selama ini. Walau pilihan politik NU dalam sejumlah pilpres biasanya bersandar pada kesamaan amaliyah, fikrah (pemikiran), dan harakah (gerakan). Tapi, keberadaan kharisma para patron yaitu kiai inilah yang membuat suara Nahdliyin mengerucut pada sosok yang akan dipilihnya.
Tak heran Prabowo-Sandiaga pun di Jatim, waktu pilpres, masih mampu memenangkan suara nahdliyin di Bondowoso, Pacitan, Pamekasan, Sampang, Situbondo, dan Sumenep. Dikarenakan para kiai dan pondok pesantren di wilayah itu memiliki hubungan historis dan emosional yang dekat dengan Prabowo. Seperti yang pernah juga diungkapkan Hasanuddin Ali pendiri Alvara Research Center.
Para patron Nahdliyin dan pondok pesantren inilah yang menjadi kekuatan suara pada nantinya. Walau mereka tak berpolitik praktis, tapi hak politik mereka sama dengan warga lainnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang mencatat, keberadaan pesantren mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sebut saja dari tahun 2013 hanya 590 ponpes di Kabupaten Malang, meningkat dalam kurun waktu 4 tahun (2017) menjadi 638. Dimungkinkan besar di awal tahun 2020 ini pun angkanya semakin naik.
Peta inilah yang menjadi seksi di mata parpol di Kabupaten Malang. Walau Nahdliyin tersebar di berbagai organisasi maupun parpol itu sendiri, tapi peran para kiai dan pondok pesantren tak mungkin diabaikan oleh parpol yang akan berkontestasi di tahun ini. Bila ingin mendulang kemenangan dalam Pilkada 2020 yang masih terkesan saling intai dan tunggu antara para kontestannya.
“Kantong NU tentu akan jadi rebutan dalam Pilkada Kabupaten Malang. Baik PDI-Perjuangan maupun PKB nantinya. Karena suara Nahdliyin ini besar dan menentukan,” ujar Maulidin dari lembaga studi agama dan demokrasi (eLSAD).
Maulidin melanjutkan, dalam pengamatannya PDI-Perjuangan dan PKB dimungkinkan mengusung calonnya sendiri. Atau tak mungkin berkoalisi karena kalkulasi politik yang relatif berimbang.
“Kalau berdasar otak-atik politik, kedua partai yakni PDIP dan PKB tidak mungkin berkoalisi. Keduanya mempunyai ego besar karena basis massa yang kuat,” ujarnya.
Dengan posisi itu pula, maka pertarungan memperebutkan suara Nahdliyin yang tak bisa begitu saja diikat oleh NU secara struktural dan parpol, akan sengit pada nantinya. Kemahiran menaklukkan hati para patron dan pondok pesantren oleh para calon yang diusung parpol akan menjadi penentu, bila PDI-Perjuangan dan PKB benar-benar saling berhadapan.
Ada beberapa opsi yang sempat juga dilontarkan oleh petinggi PKB terkait hal itu. Seperti yang disampaikan Sekretaris DPC PKB Kabupaten Malang Muslimin, beberapa waktu lalu, yang menegaskan bila memang NU bisa menjadi pendulang suara dan bisa memberikan dukungan all-out ke PKB, maka tentunya tak perlu berkoalisi dengan yang lain (parpol lain, red).
Pernyataan Muslimin tentunya juga tak lepas dari para kader NU potensial yang ikut menumpang ke parpol lain dalam Pilkada tahun ini. Seperti Hasan Abadi dan Umar Usman yang merupakan Ketua PCNU Kabupaten Malang yang mendaftar ke PDI-Perjuangan dan partai NasDem.
Kontelasi politik itulah yang membuat PKB pun gencar mendekatkan diri dengan NU dalam berbagai kegiatan. Tak terkecuali Sanusi yang digadangkan menjadi calon Bupati dari PKB, intens melakukan berbagai komunikasi. Tak hanya di tubuh NU tapi juga diberbagai kegiatan pondok pesantren di Kabupaten Malang.Lantas akan kemana suara Nahdliyin pada nantinya bermuara?
Maulidin mengatakan, bila memang PDI-Perjuangan dan PKB jadi seteru, maka jejak para calon yang diusunglah yang akan jadi kunci merebut suara Nahdliyin Kabupaten Malang. Misalnya, Sanusi selama menjadi pejabat teras, baik sejak di DPRD, Wakil Bupati hingga Bupati Malang.
“Apakah Sanusi cukup memberikan kontribusi yang benar-benar bisa dirasakan oleh basis massa NU atau tidak selama menjadi pimpinan selama ini,” ujarnya yang melanjutkan, roda parpol untuk menggandeng para patron dan pondok pesantren dalam lingkarannya akan slbisa menguatkan posisi.
Hal senada juga disampaikan beberapa pengamat dengan melihat manuver para kader potensial di tubuh NU. Saat Hasan Abadi secara tegas juga menyampaikan, dirinya tetap mengajukan diri sebagai calon N-1 dalam Pilkada tahun ini. Sehingga tentunya akan sulit bagi PKB yang suaranya telah bulat mendukung Sanusi untuk melenggang jadi calon bupatinya.
Umar Usman yang melabuhkan diri di PDI-Perjuangan maupun NasDem yang merupakan basis pemilih nasionalis, memiliki peluang lebih besar bila bersedia menjadi tandem calon bupati. Peluang ini tentunya membuka lebar pintu suara Nahdliyin ke PDI-Perjuangan, bila memang dimanfaatkan secara matang oleh partai banteng moncong putih ini.
Hal ini kalau kita melihat jejak pilpres 2019 yang berhasil menggulingkan lagi Prabowo, dimana PDI-Perjuangan menggandeng kader NU Ma’ruf Amin dan bermanuver secara lincah dengan merangkul berbagai patron NU di pondok pesantren.
Maka, suara Nahdliyin memang ditentukan nantinya pada sosok calon yang diusung dan kemampuan mesin parpol dalam merangkul hati para kiai dan pondok pesantren. Sedangkan warga NU yang tersebar diberbagai parpol lainnya pun tentunya akan menyamakan pilihannya dengan berkoalisi pada nantinya. Karena, suara di Kabupaten Malang sampai saat ini, melihat jejak perolehan suara di pemilu 2019, masih dikuasai oleh suara nasionalis dan religius.
Tak heran, Partai Golkar pun kini sedang masif menggiatkan corak warnanya. Dimana, Siadi sebagai calon yang digadangkan Golkar pun merangkul aktivis nasional dalam kegiatan internal partainya. Seperti kegiatan sarasehan yang digelar DPD Partai Golkar dengan menghadirkan mantan Bupati Malang Sujud Pribadi yang dikenal sebagai sosok kuat di eranya bahkan sampai saat ini di tubuh banteng bermoncong putih ini.
Partai lainnya Gerindra, Demokrat, NasDem, dan Hanura juga kental dengan ideologi nasionalis-nya. Sehingga kemungkinan untuk berkoalisi dengan ideologi yang dianut akan semakin mengerucut.
Maka, PKB tentunya sangat membutuhkan sekutu potensial dalam menghadapi Pilkada tahun ini. Suara Nahdliyin akan sangat menentukan, saat warga berideologi nasionalis yang berkarakter militan dalam setiap pemilu telah juga bersiap mengawal jagoannya.
0 notes
dailymailcoid · 5 years
Photo
Tumblr media
Isu Elite Gerindra Masuk Kabinet, Fadli, Edhy Prabowo atau Sandiaga? Jakarta - Mesranya hubungan Gerindra dengan PDIP memunculkan spekulasi akan bertambahnya kekuatan di barisan partai pendukung Presiden Jokowi.
0 notes
andreijeijkov · 7 years
Text
5 Reasons Why I Like Game of Thrones
Tumblr media
Gue ngikutin serial Game Of Thrones boleh dibilang telat banget ... orang laen dah nyampe season 5 gue baru donlot season 1 ... hehehe ... Tapi ternyata serial ini nyandu, terutama kalo lagi ga ada kerjaan, bisa maraton nonton 1 season sekaligus ... Dan belakangan bisa ngebahas serial ini secara asik bareng Cecil gara gara wardrobe sama karakternya ... jarang jarang kan serial tv diobrolin sampe kayak gini
1. Bacok Bacokan ... Bugil Bugilan ... Repeat
Layer lapis pertama yang pasti bikin kecanduan tuh ini ... kekerasan, ketelanjangan ... Yup, secara visual, hal hal kayak gini banyak bertebaran di serial ini, jadi ya harap maklumlah ... Scene 1 episode 1 di season 1 diisi dengan adegan motong kepala orang, trus beberapa scene berikutnya di episode ini penuh bugil bugilan, maximum skin showcase ... Apalagi kalo yang nonton otaknya encer kayak gue, isinya lendir melulu, ya pastinya nagih melulu ... hahaha
nb : gue jadi penasaran lho, kenapa cewe2 Eropa yang non bangsawan, di abad pertengahan sono gak ada yang pake pakaian dalam sama sekali ... sementara kalo nonton serial atau film Asia abad pertengahan, cewe cewenya pada make pakaian dalam, walau sederhana ... padahal kan katanya pakaian dalam cewe di Asia tuh justru diperkenalkan dari Eropa ... jadi di Game Of Thrones, kalo mo bersetubuh, tuh cewe tinggal plorotin baju sekali trus gebres, gak ribet kayak serial atau film Asia bersetting abad pertengahan ... di konteks ini, cewe favorit gue Sibel Kekili alias Shae ... wkwkwk
2. Makhluk Mitologis & Imajinatif
Direwolf ... ini makhluk mitologis, serigala raksasa, ya tentunya gak seraksasa itu, tapi lebih jauh besar ketimbang serigala biasa ... gue ketemu Siberian Husky sama Alaskan Malamute aja udah seneng, gua unyel unyel ampe anjingnya sebel gitu ... trus pas ngeliat Direwolf di Game Of Thrones bisa langsung aja hepi banget gitu
Naga ... ini juga makhluk mitologis, naganya Eropa jelas beda bangetlah sama naganya Asia, Eropa keliatan kayak kadal bersayap yang bisa terbang, kalo Asia keliatan kayak ular terbang ... dan naga di Game Of Thrones ini juga keliatan real banget, keliatan kalo bikin CGInya niat dan production valuenya juga bener ... jadi jangan dibandingin sama naga naga di sinetron Indosiar ya ... wkwkwkwk
Raksasa ... Eropa itu juga sebenarnya obsesif sama mitos mitos soal raksasa kok, googling aja teori teori konspirasi seputar penemuan arkeologi kuno, pasti banyak nemu ... nah di Game Of Thrones, raksasa ini dibikin jadi nyata, jadi salah satu klan dari kaum Wildlings, gede banget, tinggi banget, dan mukanya kayak bebatuan raksasa yang dipahat gak sempurna ... wkwkwkwk
Zombie ... jangan bayangin zombie kayak di kebanyakan film horor atau thriller yang tercipta karena percobaan biologis atau karena virus dan pencemaran ... zombie zombie alias kaum White Walkers disini awal mulanya dibikin sama The First Men (analogi dari Adam dan Hawa), guna mengendalikan populasi manusia yang mulai merusak alam, namun kemudian malahan gak terkendali dan jadi musuh bersama para manusia di Game Of Thrones ... jadi emang The White Walkers di Game Of Thrones ini kisah environmentalist, sama kayak kisah kisah zombie di film film laen, cuma bedanya storytellingnya menggunakan pendekatan mitologis ... nah di season 7 Game Of Thrones ini, The White Walkersnya maksimal banget ... ada zombie naga, ada zombie raksasa, ada zombie serigala raksasa ... pecah banget kan
3. Mix and Max Culture
Game Of Thrones ini emang serial yang mengimajinasikan kerajaan kerajaan di Eropa pada abad pertengahan ... jadi set kulturnya ya sekitar abad pertengahan gitu ... Tapi kerennya, mereka bisa mix n max kultur dengan baik ... contoh
Dothraki ... kaum penunggang kuda yang nomaden ini kalo gua bilang pola hidup, cara berkuda, tata rambut, dan persenjataan ini mirip suku suku di pegunungan Mongol jaman dulu yang juga penunggang kuda, doyan perang dan hidup berpindah pindah ... Tapi tata busana, dan tari tarian mereka justru kayak suku suku nomaden Persia kuno yang hidup di pegunungan sekitar Pakistan, Afganistan, Kazakhstan, Turkmenistan, dll ... Dan bahasa yang dipake mirip sama bahasa Mesir kuno
Wildlings ... ini kaum freeborn, hidup di hutan belantara di utara The Wall, nama nama mereka itu khas nama nama orang orang Skandinavia kayak Thormen, Thommun, Olaf, dll ... Tapi tata busana, dan pola hidup mereka lebih kayak orang orang di Eropa Utara kayak Islandia, Finlandia, Eskimo ... Kalo kaum Skandinavia kan kebanyakan jadi nelayan, sementara orang orang Eropa Utara kebanyakan berburu dan meramu
Arsitektural ... salah satu yang gua suka secara visual disini adalah bangunan bangunannya ... Westeros, bangunan bangunannya gothic banget, kastil kastil tua di Kings Landing, Casterly Rock, Dragoncastle, Harenhall, Winterfell, dll itu keliatan banget nuansa gothicnya, coba deh googling kastil kastil di Inggris, Skotlandia, Jerman, Ceko, itu kan mirip mirip kayak gitu ... Trus Oldtown Bravos, itu bangunannya malah kayak bangunan bangunan Yunani kuno yang berada di sekitar pesisir pantai, kapal masuk pelabuhannya aja pake ngelewatin gerbang Poseidon, dimana dua kakinya Poseidon berdiri ngangkang diantara 2 pulau gerbang tersebut ... Trus bangunan bangunan di Qarth, Yunkai, dan Meeren lebih mirip arsitektural Assyria, Summeria, Babylonia ataupun Mesir kuno
Desain Kapal ... kapal kapal yang dipake kaum Ironborn adalah kapal layar tiga tiang berukuran besar sehingga mampu memuat banyak perlengkapan persenjataan kayak pelontar api, cracking bridge, dll ... Mirip desain kapal kapal niaga Inggris atau Spanyol jaman dulu, tapi minus perlengkapan perang ... Beda lagi sama kapal yang dipake pasukannya Dhaenerys Thargeryen pas nyebrang dari Meeren ke Dragoncastle ... Desain kapal mereka mirip kapal kapal Yunani kuno, kapal layar tiga tiang, tapi ramping dan ujung depan kapalnya ada pemecah ombak di bagian bawah yang dihias dengan gambar mata besar banget, padahal kapal kapal ini disuplai orang orang Meeren, Qarth dan Yunkai yang notabene mirip orang orang Assyria, Summeria, Babylonia
nb : gue penasaran lho ... di beberapa scene, jubah atau jaket panjang yang dipake Jamie Lannister itu mirip jubah atau jaket panjang koboi koboi era Wild Wild West gitu lho ... kok bisa ya ... hehehe
4. Relatable Character
Nah ini salah satu yang bikin gue bisa suka banget sama Game Of Thrones, ada karakter karakter yang relate banget sama hidup ... Kalo menurut teori teori komunikasi film, maka film yang baik itu film yang tokoh tokohnya memiliki karakter yang dekat dengan audiensnya ... ini contohnya
Khal Drogo ... salah satu Khal atau pemimpin kaum Dothraki ini gue suka banget karakternya, dan ternyata banyak temen temen lama gua yang juga suka, terutama mereka yang dulunya hidupnya “nyetreet” juga sama kayak gue ... Khal Drogo ini pendiam, gak banyak omong, sekali ngomong pasti aksinya parah, tipikal “man of action” dan bukan “man of talk”, kasar karena bentukan kultural, tapi sekaligus punya soft side yang jarang bisa ditunjukkan karena emang dia tipikal orang yang lack of communication skill ... Gue punya teori kalo gue sama temen temen lama gue ini bisa suka sama karakter Khal Drogo ini gara gara dia ngingetin jaman jaman hidup di jalanan, keras, kasar, ga kebanyakan omong (istilah arema, gak kakean cocot), lack of communication skill, dan rata rata tipe man of action
Tyrion Lannister ... ini juga salah satu karakter favorit banget ... unwanted character tapi ahli strategi dan diplomasi ... I also relate with this things ... unwanted feeling, scheming, strategic planning walo untuk diplomasi juga gak seahli itu ... dope bangetlah !
Arya Stark ... kalo di cerita Game Of Thrones nih si Arya perempuan anak bangsawan, terbuang, hidup menggelandang di berbagai tempat demi satu tujuan ... balas dendam ! Boleh dibilang kalo Arya Stark ini representasi dari survivalitas, kemarahan, dan dendam ... Itu kombinasi karakter mematikan dari cewe kecil ini ... dope !
Cersei Lannister ... iblis perempuan ... kalo kata Cecil, si Tywin Lannister,  bapaknya si Cersei aja karakternya udah charismatic evil, segala kombinasi kejahatan dan tipu muslihat jadi satu tapi tetep terlihat karismatik ... nah hal ini dipelajari juga sama Cersei, si anak perempuan yang jadi ratu di Kings Landing, dan lebih gilanya, si Cersei nambah 1 lagi daftar kejahatannya, incest sama sodaranya, si Jamie Lannister ... strong charismatic evil, boleh dibilang kalo dia nih ratu iblis ... hahaha
tentunya emang ada juga sih karakter karakter yang gue gak suka, atau emang gue ngerasa miss cast aja ... kayak karakter Sansa Stark, yang terlihat kayak jenis cewe2 yang nurut nurut aja sama apapun kata lelaki (jenis jenis cewe membosankan ... huh) ... atau karakter Dhaenerys Thaergyen yang nurut gue miss cast karena walo rambutnya udah dibikin platinum blonde tapi muka sama bodinya kayak kurang “viking” aja plus di beberapa scene juga kayak miss wardrobe, masa di perbukitan pake high heels boot, keliatan gak fungsional banget, kalo gue yang jadi casting director, pemeran Dhaenerys bakalan gue ganti sama pemerannya Ygritte, soalnya pemeran Ygritte lebih dapet gestur sama bentukan wajahnya ... oiya, gue juga relate banget tuh hubungan antara Jon Snow sama Ygritte, tipikal depressive lover yang kadang kala saling abuse satu sama lain, sama sama punya prinsip tapi juga suka naif, suka berantem satu sama lain tapi sekaligus juga doyan bersetubuh ... hahaha
5. Storytelling OK
Game Of Thrones ini serial politik, tentang konflik dan kekuasaan ... tapi dia ngemasnya ok banget ... setting abad pertengahan, mix n max culture, banyak drama drama menarik, banyak dialog dialog yang wokeh dan gak bosenin, banyak kekerasan dan ketelanjangan, banyak ngambil pendekatan mitologi, banyak makhluk makhluk imajinatif, visualisasinya ok banget untuk sebuah serial tv ... sepanjang gue nonton serial Game Of Thrones ini secara maraton, dari season 1 sampe season 7, boleh diitung sama jari aja saat saat gue ngantuk gara gara bosen
gue jadi ngebayangin semisal perpolitikan di Indonesia dibikin cerita kayak Game Of Thrones ... pdip dibilang house of raging bull, gerindra dibilang house of golden eagle, demorat dibilang house of blue triangle, dll ... geblek, hahaha
1 note · View note
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Pengamat Menilai Empat Partai Ini Berkoalisi untuk Mengadang Gerindra
Ray Rangkuti. Foto: dok jpnn
jpnn.com, JAKARTA – Pengamat politik Ray Rangkuti menilai hubungan yang dibangun antara NasDem, Golkar, PKB dan PPP bersifat koalisi tematik.
Keempat partai itu punya satu kepentingan yang sama, yaitu menolak Gerindra untuk bergabung dengan koalisi Jokowi – Ma’ruf Amin dan mengamankan kursi Ketua MPR RI.
BACA JUGA: Respons Politikus PKS Soal Rencana Pemerintah Impor Rektor
“Setiap partai sekarang mencari posisi masing-masing sangat mungkin. Oleh karena itu, koalisinya menurut saya koalisi tematik tergantung kepentingan masing-masing. Empat parpol ini berkoalisi dalam rangka misalnya mengadang Gerindra sampai ke unsur pimpinan MPR,” kata Ray kepada JPNN.com, Selasa (30/7).
Ray melanjutkan, PDI Perjuangan tidak keberatan Gerindra masuk dalam koalisi bahkan legawa memberikan kursi Ketua MPR RI.
Karena itu, NasDem melalui Surya Paloh mengusung kekuatan baru untuk melawan PDI Perjuangan.
BACA JUGA: Ibu Kota akan Pindah ke Kalimantan, di Mana Persisnya? Ini Penjelasan Jokowi
“Begitu juga nanti, tergantung isunya masing-masing. Hari ini, empat partai, minus PDIP. Besok bisa saja tiga partai berbanding tiga partai,” jelas Ray.
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/pengamat-menilai-empat-partai-ini-berkoalisi-untuk-mengadang-gerindra/
MalangTODAY
0 notes
harianpublik-blog · 7 years
Text
Ketulusan yang Tersakiti Itu Kini Melahirkan Karma
Ketulusan yang Tersakiti Itu Kini Melahirkan Karma
Tumblr media Tumblr media
Ketulusan yang Tersakiti Itu Kini Melahirkan Karma
Harianpublik.com – Karma atau apalah bahasa kalian, saya hanya ingin menulis sebuah kisah dimana saya menjadi saksi dari sebuah pengkhianatan.
Saya tidak akan menulis detail, saya akan persingkat saja. Jadi ketika Pak Jokowi sudah mulai dilirik Bu Mega, persoalan muncul karena PDIP hanya punya 11 kursi ( kalau tdk salah) jadi tidak bisa mendafatar sendiri , diperlukan 4 kursi lagi. Pak Jokowi yg tdk begitu mengenal orang politik dan punya uang utk memberi mahar partai politik, akhirnya menghubungi Hasjim Djojohadikusumo yg tak lain adalah adik Pak PS, untuk mendukungnya karena Gerindra punya 6 kursi.
Ternyata meski kursi sudah cukup utk mendaftar, namun Bu Mega masih belum memberikan restu untuk Jokowi ( kala itu belum ada pasangannya). Lalu Prabowo-lah yg berjibaku melobi Megawati agar PDIP mau mencalonkan Jokowi.
Untuk meyakinkan Bu Mega, Prabowo kemudian mengajak JK utk memastikan bahwa, ia ( Prabowo yg akan mencari dananya) , karena waktu itu alasan Bu Mega tidak mencalonkan Jokowi karena PDIP gak punya modal untuk membiayai Jokowi.
Saat restu Megawati sudah dikantongi, persoalan muncul , siapa yg jadi wakilnya Jokowi? Dan atas rekomendasi Hasjim Prabowo akhirnya menerima nama Ahok yg kala itu hanya anggota komisi II DPR RI dari fraksi Golkar , yg juga mantan Bupati Belitung Timur yg pernah Nyagub di Babel tapi gagal.
Saat nama Ahok disodorkan Pak PS ke Bu Mega sebetulnya kurang sreg, dan lebih sreg memilih satu nama (maaf tidak saya sebutkan). Bahkan Jokowi terang -terangan keberatan berpasangan dengan Ahok . Kok saya tahu ? Sekitar pukul 10 malam sebelum esok mendaftar ke KPU. Jokowi menilpon saya dan curhat soal keberatannya berpasangan dengan Ahok. Lalu saya mendorong dia (Pak Jokowi) utk menerima, karena dia pilihan Prabowo, saya khawatir kalau Pak Jokowi pilih sendiri, nanti Gerindra batal memberikan kursinya. Setelah panjang lebar saya bicara dengan Pak Jokowi ( nomer tlp saya masih sama, kalau saya bohong pasti masih ada rekamannya yg bisa dibuka), akhirnya Pak Jokowi legowo menerima Ahok sebagai pasangannya.
Sekedar informasi teman, sebelum akhirnya Prabowo pindah ke lain hati dukung Jokowi dan bawa Ahok sebagai wakilnya, Gerindra sudah mendukung (menandatangani surat dukungan ) untuk mendukung Foke dengan janji mahar yg tidak kecil.
Sikap Prabowo yg malah mati -matian mendukung Jokowi dan Ahok, membuat pengurus DPP Gerindra kalang kabut, karena sudah berjanji dan teken mendukung Foke.
Prabowo ngotot mendukung Jokowi dan Ahok, dengan alasan karena keduanya masih muda , berasl dari daerah , dan dalam kaca mata Prabowo memiliki hati “merah putih” , dimana Prabowo berharap bisa membawa kemajuan bagi Jakarta.
Puluhan milir uang Hasjim (adik Prabowo) dan juga uang pribadi Prabowo digunakan untuk memenangkan pasangan ini. Dan luar biasa dengan dana yg tidak apa-apanya dibanding Foke, lewat tangan dingin Prabowo yg kala itu masih punya hubungan “mesra” dengan Megawati, maka pasangan ini akhirnya menang.
Namun apa akhirnya yg diterima Prabowo ??? Sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan pertama terjadi saat Ahok keluar dari Gerindra dengan statement-statment yg sangat menyudutkan Gerindra, kemudian yg kedua, Ahok yg tadinya NOTHING dan diangkat derajatnya oleh Prabowo jadi Wakil Gubernur DKI, ternyata tidak mendukung Prabowo saat Pilpres, tetapi malah mendukung Jokowi saat Pilpres.
Lihat di foto yg saya sertakan, betapa tulus dan bangganya Prabowo saat menerima Ahok di rumahnya, tak lama setelah Ahok dilantik jadi Wagub. Dan saat Ahok datang ke Hambalangkemudian bertanya pada Prabowo, Pak Prabowo minta apa karena sudah membantu dia jadi Wagub ? Prabowo menggeleng tegas sambil mengatakan, “Saya tidak minta apa-apa, jadilah Anda Pejabat yg baik , pejabat yg tidak korup dan mencintai rakyat ” ujar Prabowo dengan suara luar biasa tulus dan bijak bak seorang ayah pada anaknya. Tak hanya itu, Prabowo juga berpesan bahkan kalau ada orang2 Gerindra yg minta proyek , ia minta Ahok lapor kepadanya.
Teman, namun ketulusan itu akhirnya dibalas air tuba, namun Prabowo tidak pernah marah atau membalas atas pengkhiantan itu, bahkan saat kemarin Ahok sudah kalah, dia meminta pendukungnya untuk tidak mengolok -olok Ahok.
Ahok yg bukan siapa-siapa kemudian menjadi legendaris karena ketulusabn Prabowo yg mengangkatnya, namun kemudian mengkhianati Prabowo dan keluarganya, kini berada di Cipinang.
Ini pembelajaran kita semua, jangan pernah menjahati atau berkhianat pada orang yg tulus ikhlas membantu kita.
Dalam hal ini Prabowo sendiri tidak memiliki dendam, karena dia pernah bilang saking sering dikhianati ia sudah resisten terhadap rasa sakit. Bahkan ia selalu memaafkan siapa saja yg menyakitinya. Namun Allah tentu tidak begitu saja menerima hambanya yg tulus dikhianati, apakah kini Ahok menerima sebuah KARMA atas kebaikkan dan ketulusan seorang Prabowo? Allahualam…
Pesan saya hati-hati saja yg sudah berkhianat pada Pak PS, siapa tau akan menyusul seperti halnya Ahok….
Oleh Nanik S Deyang
Sumber : Source link
0 notes
bagibagiinfo · 4 years
Text
Ampuhkah Strategi 'Melukai Diri' Dalam Pilkada Jember?
Oleh:Hermanto Rohman  PENDAFTARAN ke KPU telah usai diikuti oleh tiga pasangan calon. Dua pasang kandidat menggunakan kendaraan parpol, dan satu pasang lagi ambil jalur perseorangan. Pasangan pertama Hendy Siswanto-KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman yaitu pasangan yang diusung oleh Partai Nasdem, Gerindra, Demokrat, PPP, dan PKS yang bermodal 28 kursi DPRD. Pasangan kedua adalah pasangan Abdus Salam-Ifan Ariadna Wijaya yang diusung PKB, PDIP, Golkar, Perindo, PAN, dan Partai Berkarya terakumulasi 22 kursi DPRD. Pasangan ketiga adalah petahana Faida yang menggandeng  Dwi Arya Nugraha Oktavianto melalui jalur perseorangan dengan  146.687 surat dukungan yang terverifikasi untuk mendaftar. Jika melihat ketiga pasangan calon ini, Pilkada di Jember terbilang unik. Keunikan pertama adalah kebiasaan calon petahana yang awalnya didukung oleh partai maka pada periode kedua pencalonannya mestinya berangkat dengan partai yang sama untuk melanjutkan programnya. Namun pada Pilkada Jember ini justru partai pendukung bahkan  hampir semua partai tidak mau memberikan rekomnya pada petahana. Padahal petahana sempat mendaftar ke salah satu parpol besar  juga sebelum memilih jalur perseorangan. Keunikan kedua adalah dengan kompisisi dukungan partai pada dua calon pertama dan satu calon persoarangan (petahana) ini menjadikan persepsi bahwa pilkada Jember adalah kekuatan parpol vis a vis kekuatan rakyat pada petahana. Hitungan politik di banyak daerah biasanya kalau petahana maju kembali pasti diperhitungkan sebagai calon kuat termasuk di Jember kecuali kalau figur petahana bermasalah. Keunikan ketiga Pilkada ini dimulai dengan konflik berkepanjangan hubungan tidak harmonis antara eksekutif dan legislatif sehingga muncul putusan mufakat secara politik melalui HMP untuk melengserkan petahana. Dari keunikan tersebut serta dengan melakukan hitungan secara matematis mestinya nilai dukungan calon parpol akan lebih kuat daripada calon perseorangan melihat angkanya di Jember,  dengan catatan mesin partai solid dalam menggerakkan konsitutuen (hasil Pileg) yang terepresentasikan dari kursi di DPR. Namun dalam politik Pilkada adalah politik figur apalagi calon perseorangan yang muncul adalah petahana yang masih berkuasa dalam pemerintahan pasti hitungan matematis ini hasilnya bisa berbeda. Apalagi kalau kemudian diimbangi dengan strategi politik jitu maka hitungan matematis yang kecil dan lemah bisa berbalik menjadi besar dan pemenang. Dalam teori perang Sun Tzu, ada 3 hal yang harus kita kenali dan kuasai sebelum melakukan peperangan, yaitu kenali diri sendiri, kenali lawan dan kenali kondisi wilayah atau arena perang (wilayah). Setelah mengenali 3 hal tersebut, hal selanjutnya yang mesti dilakukan adalah bagaimana mengemas sebuah situasi agar kelemahan kita tertutupi dengan mendongkrak sisi baik (kekuatan) yang kita miliki, sebaliknya juga menguatkan sisi lemah lawan dengan menutupi sisi–sisi baiknya. Selanjutnya, mengemas situasi arena perang agar lebih menguntungkan kita secara politik. Mengenai bagaimana cara dan taktis yang harus dilakukan guna menyusun strategi tersebut, Sun Tzu kemudian mengemasnya melalui buku 36 Strategi yang dikarangnya beberapa abad yang lalu, yang kemudian memaparkan secara lebih detail bagaimana cara dan taktik yang harus dilakukan guna mewujudkan kemenangan dalam peperangan. Jika Pilkada itu adalah ibarat perang (strategi) merebut kekuasaan, maka menarik jika membaca kembali apa yang diajarkan oleh Sun Tzu. Strategi menarik diajarkan Sun Tzu salah satunya yang  dikenal istilah  Playing Victim, yaitu teknik memposisikan diri sebagai korban atau orang yang terluka demi mengelabui musuh dan lingkungan. Strategi ini ditulis pada nomor 34 yang secara taktis berbunyi “Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Masuk pada jebakan dan jadilah umpan. Berpura-pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, mengelabui musuh bahwa pihak yang lemah tidak menjadi ancaman sehingga musuh akan bersantai. Yang kedua adalah jalan untuk menjilat dengan mempengaruhi kekuatan musuh dan publik bahwa dengan berpura-pura luka akibat dari perlakuan musuh yang kuat. Strategi ini masuk dalam politik dan populer di Indonesia pada saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mengalahkan Megawati saat Pilpres masa itu yang didukung kekuatan partai yang besar. Bahkan strategi ini menjadi populer dimainkan beberapa calon Pilkada tentunya dengan isu dan taktis yang jitu dan biasanya konsultan politik akan banyak bermain dalam meramunya. Kembali dalam kasus Pilkada di Jember subjektifitas saya jika memakai strategi Sun Tzu ini maka saya memetakan bahwa petahana pasangan Faida adalah calon yang lemah baik secara hitungan matematis dukungan maupun hitungan politis. Apalagi adanya konflik hubungan politik pemerintahan yang berkepanjangan calon yang petahana ini sudah habis secara politik di pemerintahan. Namun nilai lebih calon ini adalah masih menjabat dan di dukung suara dari rakyat untuk maju Pilkada. Sudah pasti dapat ditebak nilai lebih inilah yang akan dikapitalisasi menjadi modal untuk menjadi pemenang. Jika demikian jurus 34 Tsu pasti menjadi pilihan menarik dan akan digunakan yaitu lukai diri sendiri untuk menarik simpati. Analisis saya jurus ini ternyata sudah dimainkan kubu petahana  dengan kita melihat rentetan suguhan opini dan pemberitaan, mulai dari opini bahwa bupati dikalahkan DPR demi pemerintahan tegak lurus untuk rakyat, opini bahwa bupati di dzolimi gubernur dengan sanksi tidak diberikan hak keuangan demi menyelamatkan uang rakyat. Narasi lain yakni opini bahwa mengambil  jalan perseorangan karena pingin Pilkada bersih menolak mahar politik yang mahal, serta opini perseorangan adalah kekuatan rakyat. Semua opini yang dibangun ini jelas bidikannya adalah menyerang dan melemahkan  kekuatan besar politik dalam hal ini partai. Strategi "melukai diri sendiri" ini tidak cukup hanya dipoles dengan pemain tunggal pasti ada pemain figuran dan  pemain "perias" yang banyak akan dimunculkan. Tentunya bukan tidak mungkin akan muncul figur figur populer berbagai latar belakang dan sifatnya muncul dadakan dengan membuat opini pernyataan meskipun tidak ada bahan signifikan dalam mengikuti dinamika politik yang berkembang. Inti strategi ke 34 Tsu ini adalah bermain "drama" maka bermain peran lebih penting dari pada bermain data. Apa demikian? Gambaran sederhana stategi Tzu ke 34 ini diulas secara apik dalam novel Angel and Demons karya Dan Brown, dalam cerita novel tersebut taktik politik ini  ditunjukkan oleh salah satu tokoh antagonis di dalam novel tersebut. Dalam salah satu bagian novel diceritakan bahwa menjelang pemilihan Paus yang baru, salah satu Pastor Muda yang memiliki ambisi politik untuk merebut kursi kekuasaan. Pastor muda tersebut diceritakan tengah melukai dirinya sendiri dengan besi panas bersimbol illuminati dan tertangkap basah polisi yang mengetahui niat jahatnya tersebut. Namun, saat polisi lainnya datang, justru sang pastor langsung memfitnah polisi tersebut dengan menuduhnya sebagai antek–antek Illuminati (pengkhianat gereja) dan telah melukainya dengan besi panas, yang akhirnya berujung pada penembakan polisi tersebut oleh beberapa polisi yang belakangan datang. Diakhir cerita novel digambarkan bahwa niat jahat pastor muda yang ambisius itu akhirnya terkuak melalui rekaman CCTV (fakta atau data)  yang ditemukan oleh sang tokoh utama di novel tersebut. Jika melihat novel ini jelas bermain playing victims itu tidak butuh data namun cukup bermain peran dan acting dan strategi ini akan masih efektif pada masyarakat awam (irasional) dan bisa tidak mungkin akan mengelabui dan mengurangi kekuatan lawan untuk berbalik mendukung pemain strategi tersebut.  Namun kembali dalam cerita novel tersebut bahwa semua pengelabuan itu akan terkuak jika ditemukan data dan fakta dan tentunya dapat dibeber kepada banyak pihak sebagai kebenaran. Kuncinya strategi ke 34 Tzu ini akan tidak efektif jika lawan yang kuat senantiasa selalu waspada dan tidak merasa aman dengan selalu mencoba bermain data dan fakta. Jika strategi ini masif dijalankan dalam Pilkada jember jangan kaget kalau opini publik selalu disuguhi dengan perang drama versus fakta atau data. Manakah yang akan menjadi pemenang?  Masyarakat rasional pasti akan melihat fakta dan data dalam masyarakat awam pasti akan lebih senang dan iba dengan drama. Tapi ini masih dugaan subyektif saya dan kita lihat nanti hasilnya di Jember. (Penulis adalah Dosen FISIP Unej dan Pemerhati Politik dan Kebijakan Jember) from Blogger https://ift.tt/3mp6mZc via IFTTT
0 notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
tobasatu · 5 years
Link
tobasatu.com, Medan | DPRD Medan menggelar rapat paripurna penetapan nama-nama pimpinan defenitif masa jabatan 2019-2024 di Gedung DPRD Medan, Selasa (8/10/2019).
Dalam rapat yang dihadiri Wakil Wali Kota Medan Ir H Akhyar Nasution MSi, ditetapkan empat nama unsur pimpinan. Selanjutnya, keempat nama itu akan disampaikan kepada Gubernur Sumut melalui Wali Kota untuk ditetapkan sebagai pimpinan defenitif.
Adapun keempat nama unsur pimpinan dewan itu yakni Hasyim SE dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai Ketua DPRD Kota Medan. Kemudian, H Ihwan Ritonga dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Rajuddin Sagala SPdI  (Partai Keadilan Sejahtera)  serta H T Bahrumsyah SH MH (Partai Amanat Nasional) masing-masing sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Medan.
Penetapan nama unsur pimpinan berlangsung di ruang rapat paripurna DPRD Medan dipimpin Ketua DPRD Medan Sementara Hasyim SE didampingi Wakil Ketua DPRD Sementara H Ihwan Ritonga SE.  Sebelum penetapan dilakukan, Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Abdul Aziz lebih dulu menyampaikan nama-nama calon pimpinan defenitif DPRD Kota Medan yang diusulkan Partai Politik dengan kursi terbanyak di DPRD Medan.
Setelah mendapat persetujuan dari seluruh anggota DPRD Medan, keempat nama unsur pimpinan itu akan disampaikan kepada Gubsu melalui Wali Kota Medan agar segera ditetapkan secara defenitif.
“Kita harapkan prosesnya berjalan lancar dan segera dilakukan pelantikan sehingga menjadi defenitif,” kata Ketua DPRD Medan Sementara Hasyim.
Usai menghadiri rapat tersebut, Wakil Wali Kota didampingi Sekda Kota Medan Ir Wiriya Alrahman MM berharap Pemko Medan dan DPRD Kota Medan agar dapat terus bersinergi dalam membangun Kota Medan dan melayani masyarakat Kota Medan.
“Saya harap kedepannya Pemko Medan bersama DPRD Kota Medan dapat saling bersinergi dalam membangun Kota Medan agar menjadi lebih baik lagi,” harap Akhyar.
Kemudian Wakil Wali Kota menginginkan, hubungan kemitraan yang telah terbina dengan sangat baik selama ini dapat dipertahankan serta ditingkatkan lagi, terutama dalam kerangka untuk mendorong penyelenggaraan pemerintah, pembangunan dan sosial kemasyarakatan agar berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Mari kita curahkan tenaga dan pemikiran kita untuk kepentingan masyarakat,” ajaknya. (ts-02)
The post DPRD Medan Paripurnakan Penetapan Empat Calon Pimpinan Defenitif Periode 2019 – 2024 appeared first on tobasatu.com.
0 notes
dailymailcoid · 5 years
Text
Demokrat Tak 'Cemburu' Hubungan PDIP - Gerindra Makin Mesra
Demokrat Tak ‘Cemburu’ Hubungan PDIP – Gerindra Makin Mesra
Dailymail.co.id, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan enggan ambil pusing soal kedatangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke Kongres V PDI Perjuangan di Bali, Kamis 8 Agustus 2019.
Dia menegaskan Demokrat tak cemburu meski PDIP kini lebih dekat dengan Gerindraketimbang partainya yang sudah lebih dulu menjalin kedekatan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati…
View On WordPress
0 notes
liputanviral-blog · 5 years
Text
Soal Pancasila Versus Khilafah di Pilpres, BPN Sebut Kubu Jokowi Panik dan Stres
LiputanViral - Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade tak sependapat dengan pernyataan mantan Ketum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) AM Hendropriyono yang menyatakan Pilpres ini adalah ajang pertarungan ideologi Khilafah dan Pancasila. Menurutnya, pernyataan Hendropriyono itu hoaks. Dia mengatakan, Prabowo memegang teguh ideologi Pancasila. Sebab, sejak umur 18 tahun, Prabowo menandatangani kontrak dengan negara untuk mempertahankan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. "Jadi bagi kami Pancasila itu sudah final. Saya ingin menjawab sekaligus pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan dan juga saudara Hendropriyono, kedua orang tokoh pendukung Pak Jokowi yang terlihat panik. Luhut membangun narasi yang menyatakan akan ada upaya mengganti ideologi Pancasila, lalu ditambah Hendropriyono bilang Pilpres ini adalah pertarungan khilafah dan ideologi Pancasila. Saya rasa pernyataan mereka berdua adalah publik hoaks kalau menuduh kami akan mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi khilafah," kata Andre ditemui di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (29/3). Dia menilai pernyataan kedua tokoh itu menakuti rakyat dan berbahaya. Menurut Andre, keduanya menciptakan narasi sehingga muncul ketakutan di tengah masyarakat. Andre juga menuding sejumlah pengurus TKN Jokowi-Ma'ruf pernah menuding Prabowo didukung HTI dan mendukung Islam radikal. "Mulai Rommy, siapa tuh Ketua Umum PPP yang teman Pak Jokowi ditangkap oleh KPK itu itu juga dia juga menuduh Pak Prabowo didukung oleh HTI. Lalu Hasto Sekjen PDIP bilang kami didukung oleh Islam radikal. Ini mengonfirmasi bahwa ada strategi yang terstruktur, masif yang direncanakan oleh kubu Pak Jokowi untuk membangun narasi dan opini bahwa kami didukung Islam radikal dan HTI," kata Andre. "Ditambah pernyataan Luhut dan Hendropriyono. Ini menunjukkan bahwa ada yang panik, ada yang stres dan takut kalah sehingga mem-framing, melakukan fitnah keji kepada pihak kami," tukasnya. Andre menambahkan, masyarakat saat ini cukup objektif dan tahu bahwa Prabowo tidak mungkin seperti yang dituduhkan tersebut. Partai Gerindra, kata dia, di mana Prabowo menjabat Ketua Umum adalah partai yang sangat majemuk di mana ada sayap Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Terkait hal ini juga akan disampaikan dalam debat capres pada Sabtu (30/3) besok karena sesuai dengan tema salah satu debat yaitu ideologi. Sementara mengenai tema pertahanan, Andre mengatakan Prabowo akan menyampaikan bahwa jika terpilih menjadi presiden, Prabowo tak akan mengembalikan dwifungsi TNI. Hal ini dinilai sebagai sebuah kemunduran terhadap demokrasi dan reformasi. Seharusnya, kata dia, pemerintah meminta Panglima TNI maupun Kementerian Pertahanan untuk mengembangkan struktur TNI. Kemudian pemerintah menyiapkan anggarannya untuk TNI sehingga bisa dikembangkan strukturnya. Termasuk menyiapkan dana agar TNI bisa memperbanyak latihan, membeli alutsista, logistik serta peluru. "Itu adalah yang akan disampaikan oleh Pak Prabowo bagaimana TNI ke depan menjadi tentara yang dicintai rakyat yang juga mempunyai efek gentar di negara kawasan dan bagaimana pendekatan soal kasus separatis," jelasnya. Terkait tema hubungan internasional, Andre menilai dalam beberapa tahun terakhir Jokowi terkesan menghindar dari KTT maupun forum internasional. Pihaknya pun mengaku tak tahu penyebabnya. "Bahkan sidang umum PBB Pak Jokowi tidak pernah datang dan kita melihat berbagai rekaman yang ada kalau Pak Jokowi datang ke forum internasional itu beliau terkesan diam, tidak komunikatif dengan pimpinan-pimpinan yang ada di sebelah beliau. Misalnya dalam sisi foto bersama atau sisi makan kan videonya sering viral kita nonton mohon maaf nih ada kesannya Pak Jokowi plonga-plongo di situ," kata Andre. "Apakah karena tidak mampu berbahasa Inggris menyebabkan Pak Jokowi menghindari untuk tampil dalam forum internasional? Yang jelas Pak Prabowo dan Bang Sandi berkomitmen akan tetap mengedepankan politik Indonesia bebas dan aktif. Serta akan berperan aktif di berbagai forum-forum dan KTT negara. Bagaimanapun Indonesia juga harus aktif menyampaikan pemikiran dan gagasan yang menguntungkan bangsa kita dan menguntungkan perdamaian dunia," pungkasnya. Pernyataan Hendropriyono Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono sebelumnya menilai Pemilu 2019 yang digelar serentak 17 April mendatang sangat berbeda dari Pemilu pernah dilaksanakan di Indonesia. Menurut dia, pertarungan Pemilu sekarang ini adalah dua ideologi berbeda. "Pemilu kali ini yang berhadap-hadapan bukan saja hanya subjeknya. Orang yang berhadapan bukan hanya kubu, kubu dari Pak Jokowi dan kubu dari Pak Prabowo, bukan. Tapi ideologi," kata Hendropriyono di Gedung Pertemuan Kesatrian Soekarno Hatta, BIN, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (28/3). Hendropriyono mengatakan, yang bertarung pada Pemilu kali ini adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat harus mulai menentukan pilihan dan memahami calon pemimpin dipilih pada Pemilu 2019. "Bahwa yang berhadap-hadapan adalah ideologi Pancasila berhadapan dengan ideologi khilafah. Tinggal pilih yang mana. Rakyat harus jelas mengerti. Bahwa dia harus memilih yang bisa membikin dia selamat," ujar dia. Hendropriyono menjelaskan, selama ini, ideologi Pancasila telah membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya. Namun, dengan adanya ideologi khilafah yang sekarang ini sedang marak, masyarakat pun harus lebih memahami apa yang benar-benar menjadi pilihannya. Hal ini kata dia, karena ideologi khilafah sendiri sudah tidak berfungsi sejak abad ke-13, tepatnya sejak tahun 1258. Menurut Hendropriyono, negara-negara Islam dan Arab sekalipun lebih memilih tata negara kerajaan. "Tidak ada lagi yang memilih khilafah ini. Karena juga secara resmi sudah tidak diikuti, dibubarkan. Itu 1924. Masa sekarang mau kesana. Jangan coba-coba. Kita tau apa yang terjadi di Suriah dan Iraq adalah karena coba-coba," kata dia. "Jadi tolong jangan salah pilih. Saya tidak nakut-nakutin," tambahnya. Jangan Golput Hendropriyono turut mengatakan, Indonesia sebagai negara yang kaya budaya atau heterogen sebenarnya tidak memiliki peluang untuk menganut ideologi khilafah yang hanya berlaku bagi penganut agama Islam. Ia pun mengimbau agar masyarakat benar-benar yakin dengan pilihan yang dianggapnya sebagai yang terbaik. Karenanya, golput pun sebaiknya dihindari. "Kalau pada golput ya berarti kita terima nasib. Kita kan tidak lagi bicara cuma mencari pemimpin terbaik. Tapi jangan sampai kita dipimpin oleh orang terburuk. Itu saja. Kalau sampai kita dipimpin sama orang terburuk, kita sampai ada satu titik kita tidak bisa kembali lagi. Maju kena, mundur kena, dan ini nasib kita sekarang tinggal beberapa hari lagi," ujarnya. "Silakan pilih dan ketahuilah bahwa saudara-saudara akan memilih satu negara yang dari proklamasi sampai sekarang ideologi Pancasila atau ideologi yang lain," tandas Hendropriyono. Read the full article
0 notes
sumutberitaaja · 6 years
Text
Divestasi Saham Freeport Belum Terealisasi, Gerindra-PDIP Memanas
JAKARTA, Waspada.co.id – Hubungan PDI Perjuangan dengan Gerindra terkait proses divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) memanas. Ini setelah Hasto Kristiyanto mencurigai manuver Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu di Senayan. Hasto yang juga sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin (TKN Jokowi – Ma’ruf) menduga Partai Gerindra punya agenda tersembunyi ... http://dlvr.it/Qp1ZWJ
0 notes
malangtoday-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
So Sweet! Megawati Diam-diam Sering Kirim ‘Hadiah’ untuk Ahok di Penjara
MALANGTODAY.NET – Jelang kebebasan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dari tahanan akibat kasus penistaan agama menyisakan kisah-kisah menarik. Salah satunya adalah kabar yang menyebutkan bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kerap mengirimi mantan suami Veronica Tan itu hadiah saat mendekam di Mako Brimob. Dilansir dari CNN Indonesia, Rabu (23/1/2019), kisah ini diutarakan oleh mantan tandem Ahok saat memimpin DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Djarot menyebut partnernya itu masih menjaga komunikasi dengan Megawati.[irp] “Dan Ibu Mega diam-diam ngirim makanan-makanan kecil seperti kue-kue (kepada Ahok),” kata Djarot. Mantan Bupati Blitar itu menyebutkan bahwa hubungan Ahok dan Megawati layaknya ibu dan anak. Meski tak pernah menyambangi secara langsung di penjara, namun sosok yang kini ingin dipanggil BTP itu mengaku dekat dengan PDIP karena beberapa kali ditawarkan bergabung. Salah satunya melalui suami Mega, mendiang Taufik Kiemas.[irp] “Dia menganggap Bu Mega kayak ibunya sendiri. Selama ini kan usianya sama kayak mama saya (...) Pak Ahok sebetulnya sudah lama mau masuk PDIP sejak di Belitung Timur. Ingat enggak? Ditawari Pak Taufik, artinya kedekatan sudah lama,” tutur Djarot mengisahkan. Megawati sebelumnya juga merupakan salah satu pihak yang mendukung Ahok saat menjabat sebagai Gubernur hingga dirinya ditahan karena kasus penistaan agama. Besok pada tanggal 24 Januari 2019, mantan politikus Gerindra itu dinyatakan bebas murni setelah mendapatkan tiga remisi selama masa tahanan. (sig)
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/megawati-kirim-hadiah-untuk-ahok/
MalangTODAY
0 notes
wartakanlah · 6 years
Text
PDIP Tawarkan Ahok Jadi Kader Setelah Bebas dari Penjara
JAKARTA, dawainusa.com – Partai Persatuan Indonesia Perjuangan (PDIP) menawarkan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi kader partai berlambang moncong putih itu setelah bebas dari penjara.
Tawaran itu disampaikan PDIP menyusul permintaan Ahok yang menyarankan salah satu mantan stafnya, Ima Mahdiah maju sebagai calon legislatif (caleg) di Pileg 2019 dari PDI Perjuangan. Namun PDIP menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Ahok sendiri.
“Ya itu sudah pasti (ditawarkan masuk partai), tapi segala sesuatu keputusannya tergantung sama Pak Ahok. Artinya Pak Ahok insan politik juga,” kata Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI, Pantas Nainggolan di Jakarta, Senin (3/9).
Baca juga: Polri Terbitkan Pedoman Tangani Deklarasi Tagar Jelang Pilpres
Menurut Nainggolan, Ahok memiliki visi dan misi dalam kehidupan politiknya dan akan menilai seluruh partai yang ada di Indonesia yang kemudian dianggap selaras dengan pandangan politiknya.
“Mungkin dia belum punya KTA (kartu tanda anggota), tapi dia punya visi politik. Dari visi politik itu tentu dia bisa liat dari partai-partai yang ada di Indonesia ini,” ujarnya.
Nainggolan mengatakan, dirinya memang belum menawarkan hal itu secara langsung kepada Ahok. Namun ia menduga ada elite PDIP yang sudah melakukan hal itu. Dia tak memungkiri bahwa PDIP terus berkomunikasi dengan Ahok yang sedang menjalani hukuman di penjara.
“Saya enggak lakukan itu, tapi mungkin ada pimpinan partai yang lakukan. Tapi itu tadi prinsipnya setiap orang bebas menentukan pilihan politik. Pak Ahok ya dengan segala pengalaman, akan melihat parpol mana yang akan dia singgahi,” kata dia.
Diketahui Ahok yang dipenjara karena kasus penodaan agama mendapatkan pemotongan masa hukuman dua bulan pada HUT ke-73 Republik Indonesia.
Adik sekaligus pengacara Ahok, Fifi Lety Tjahaja Purnama mengatakan dengan adanya remisi tersebut Ahok bisa bebas murni pada 24 Januari 2019.
“Jadi karena vonis pak Ahok 2 tahun, tanggal masuk 9 Mei 2017, maka tanggal bebas murni 24 Januari 2019,” kata Fifi melalui akun Instagramnya seperti dipantau Jumat 17 Agustus 2018.
Ahok Pernah Menolak Tawaran PDIP
Bukan kali ini saja Ahok ditawarkan menjadi kader PDIP. Tawaran yang sama pernah ia terima pada tahun 2016 lalu.
Namun ia menolak tawaran tersebut meski mengaku dekat dengan Ketua Umum PDIP Perjuangan, Megawati Soekarno Putri. Ahok mengatkan waktu itu ia ditelepon langsung oleh Taufik Kiemas, salah satu tokoh penting PDIP.
Baca juga: Ketua Tim Sukses Prabowo-Sandi di Pilpres 2019 Sudah Final
“Saya dari dulu, pertama kali minta saya masuk parpol itu setelah PDIP ada lawan PDIP-nya Suryadi ya. Bang Taufik Kiemas telepon saya langsung, sekarang saksinya Gubernur Bangka Belitung Rustam Efendi. Dia telepon saya ‘Hok dicari bang Rustam sama Taufik, minta kamu jadi ketua DPC Belitung Timur PDIP’,” kata Ahok.
“Terus aku jawab Duh engga deh, aku kan bukan orang partai, kita bisnis kok’. Jadi hubungan baik, tapi saya engga pernah pegang kartu,” lanjutnya.
Selain itu pada tahun 1999, Ahok mengaku pernah ditawari jadi caleg DPR RI wakil Belitung dari PDIP, karena sistemnya distrik.
Namun waktu itu, Ahok mengaku tidak minat politik, dan sampai tahun 2004 ditawarin lagi, dan Ahok memilih pakai Partai Indonesia Baru (PIB).
“2016 juga ada tawaran jadi kader PDIP. Ya saya kan selalu terbuka kapan pun diusung PDIP, tapi beliau (Megawati) sudah tahu kalau saya sudah tidak mau masuk partai lagi,” jelasnya.
Sementara itu ketika disinggung tak mau masuk PDIP, dan lebih memilih masuk partai Golkar maupun Gerindra, Ahok memaparkan alasannya.
“Dulu kan permisi, waktu Golkar permisi, waktu PIB juga saya permisi, terus waktu Gerindra, orang Gerindra ngomong, masa dua-dua PDIP (Pilkada 2012) satu bagi kami dong. Saya juga permisi, yaudah lah pakai kartunya Gerindra,” katanya.*
Selengkapnya: PDIP Tawarkan Ahok Jadi Kader Setelah Bebas dari Penjara
https://www.dawainusa.com/pdip-tawarkan-ahok-jadi-kader-setelah-bebas-dari-penjara/#utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=pdip-tawarkan-ahok-jadi-kader-setelah-bebas-dari-penjara
0 notes
bagibagiinfo · 4 years
Text
Refly Harun Kritik Puan yang Minta Sumbar Dukung Pancasila
Ahli hukum tata negara sekaligus tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Refly Harun mengkritik pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang meminta Sumatera Barat (Sumbar) mendukung Pancasila. Ia menilai Puan tidak seharusnya mempertentangkan Pancasila dengan masyarakat Sumbar yang dianggap religius. Refly berpendapat makin seseorang religius, maka semakin pancasilais. "Dalam pernyataan Puan Maharani tersebut masih terkandung logika untuk mempertentangkan antara masyarakat religius dengan Pancasila," ungkapnya melalui akun Youtube Refly Harun, Jumat (4/9). Refly mengatakan hubungan antara sikap religius dan pancasilais tertuang pada sila pertama Pancasila, yakni "Ketuhanan yang Maha Esa". Ia mengatakan hal ini berhubungan dengan sejarah pembentukan Pancasila. Pembentukan dasar negara yang dirapatkan pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1945 itu, kata Refly, melibatkan sembilan tokoh yang datang dari kalangan nasionalis maupun religius. Ia menyebut beberapa kalangan nasionalis tersebut adalah Sukarno, Mohammad Hatta, dan Mohammad Yamin. Sedangkan kalangan religius misalnya diisi Abikoesno Tjokrosoejoso, Agus Salim, dan KH Abdul Wahid Hasjim. Dari situ, sila pertama Pancasila bahkan sempat disepakati menjadi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya". Namun sila ini diubah karena permintaan dari masyarakat Indonesia timur. "Jadi seharusnya sudah selesai tahun 1945. Kita tidak perlu mempertentangkan agama dengan Pancasila. Atau orang yang menjalankan agamanya, dan orang yang menjalankan Pancasila," ujarnya. Refly menilai Pancasila dan agama menjadi satu-kesatuan yang tak bisa dipisah, sehingga jika seseorang menjalankan Pancasila, maka akan menjalankan agamanya dengan baik. Begitu pula sebaliknya. Di samping itu, menurutnya setiap golongan masyarakat dan daerah memiliki budaya, sejarah dan kondisi yang berbeda. Sehingga pemerintah tidak bisa memaksakan pendekatan aspirasi politik atau budaya yang sama di semua daerah. "Misalnya di Aceh dipaksa menerima ajaran toleransi ala Jakarta. Ya, mungkin enggak kena. Bali ingin dinaturalisasi agar penganut agama lain dilakukan setara, mungkin juga enggak kena," lanjutnya. Sebelumnya Puan menyatakan harapannya agar Sumatera Barat menjadi provinsi yang mendukung negara Pancasila ketika mengumumkan bakal calon kepala daerah yang didukung PDIP di Pilkada Serentak 2020. "Untuk Provinsi Sumatera Barat, rekomendasi diberikan kepada Ir. Mulyadi dan Drs. H. Ali Mukhni. Merdeka! Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," kata Puan dalam acara yang digelar DPP PDIP secara virtual, Rabu (2/9). Pernyataan ini kemudian menuai kritik dari berbagai pihak, salah satunya dari partai politik lain seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra. from Blogger https://ift.tt/3jL9WKU via IFTTT
0 notes