#Pancingan
Explore tagged Tumblr posts
Text
Mancing mania, siapa yang mau ikut..
youtube
0 notes
Text

Dapatkan hasil maksimal di setiap sesi memancing! Telur jangkrik siap untuk Anda!
Telur jangkrik adalah umpan mancing unggulan yang dapat meningkatkan peluang Anda mendapatkan ikan besar. Kaya akan aroma dan rasa yang disukai ikan, telur ini merupakan pilihan alami yang efektif. Mudah digunakan dan praktis, telur jangkrik siap membantu Anda meraih hasil tangkapan yang lebih baik di setiap petualangan memancing. Dapatkan sekarang dan buktikan sendiri keampuhannya!
#TelurJangkrik#UmpanMancing#Memancing#HobiMemancing#TangkapIkan#IkanBesar#UmpanAlami#FishingGear#PetualanganMemancing#Pancingan
0 notes
Text

Tangkap ikan besar dengan umpan terbaik! Telur jangkrik kami siap meningkatkan hasil mancing Anda!
Telur jangkrik kami adalah umpan berkualitas tinggi yang dirancang untuk meningkatkan peluang Anda menangkap ikan. Dengan daya tarik alami dan nutrisi yang kaya, telur ini sangat efektif untuk menarik berbagai jenis ikan. Coba sekarang dan buktikan sendiri hasilnya!
1 note
·
View note
Text
Beda didikan, beda kekuatan.
Mungkin anak-anak hari ini bisa dengan mudah makan dengan ikan, sedangkan anak-anak jaman dulu malah dikasih pancingan kalau pengen makan dengan ikan.
Itulah yang membedakan kenyataan dulu dan sekarang. Dimana anak dulu boros pikiran, sedangkan anak sekarang boros penampilan.
Anak dulu secara pisik terlihat muda, tapi pikirannya dewasa. Anak sekarang secara pisik terlihat tua, tapi pikirannya belia.
33 notes
·
View notes
Text
Dulu paling anti sama UPF. Sejak anak GTM, idealisme mulai kendor. Awalnya ga mau banget beliin camilan macam cracker buat si bayi. Sejak awal MPASI sampai usia delapan bulan, si bocil 99 persen makan makanan real food.
Namun sekarang, tengoklah meja kami. Isinya kotak-kotak snack cracker. Maafkan saya Ya Allah :(
Sebenarnya beli macam-macam cracker niatnya cuma buat pancingan si bayi agar mau mangap. Terkadang agak berhasil, terkadang gagal total aja tuh.
Segala macam jurus sudah dicoba. Mulai dari naik-turun tekstur, masak tiga kali sehari menu beda, finger food, makan bersama, dan yang paling utama feeding rules pun sudah diterapkan sejak awal MPASI.
Ada hari ketika saya tidak berharap apa pun, si bayi ternyata bisa menghabiskan separuh isi piring. Namun episode kebahagiaan itu terlampau singkat. Esoknya GTM lagi.
Sekian pekan mencoba damai dan perang secara bersamaan dengan fase GTM ini. Namun saat hari penimbangan berat badan tiba, naiknya cuma satu ons bund... Rasane dunanges 🥲😭
Ya Allah, mudahkanlah rezeki anak ini yang Engkau berikan lewat makanan...
4 notes
·
View notes
Text
TURISIAN.com - Kadin-nya Malaysia menyatakan mendukung penuh terhadap upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membuka kembali Bandara Internasional Husein Sastranegara. Pembukaan bandara bisa menjadi pintu masuk penerbangan domestik dan internasional, khususnya untuk rute langsung ke Malaysia.. Dukungan ini disampaikan secara resmi oleh Dewan Perniagaan dan Perindustrian Malaysia. Atau Malaysian Chamber of Commerce and Industry (MCCI). Surat MCCI tersebut ditujukan kepada Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal MCCI, Zaha Izrin Zahari, tertanggal 25 Juli 2025. “Bandung merupakan salah satu kota terpenting di Indonesia dalam hal ekonomi, pendidikan, dan pariwisata," ujar Zaha dalam surat tersebut seperti dikutip dari situs resmi Pemkot Bandung, Selasa 29 Juli 2025. Menurut Zaha konektivitas langsung antara Bandung dan kota-kota utama di Malaysia akan memperkuat kerja sama antarnegara. Hal ini juga membuka peluang baru di berbagai sektor. Ditambahkan Zaha, keberadaan jalur penerbangan langsung antara Bandung dan Malaysia sangat mendukung peningkatan mobilitas pelaku usaha. Khususnya ke Kuala Lumpur International Airport (KLIA) dan Sultan Abdul Aziz Shah Airport (Subang Selangor). Selain peningkatan mobilitas perniagaan, juga bagi pelajar, wisatawan, hingga investor dari kedua negara. Ia juga mengingatkan soal hubungan historis antara Bandung dan Malaysia dalam dunia penerbangan bukan hal baru. Pada tahun 2004, AirAsia maskapai berbiaya rendah asal Malaysia menjadikan Bandung sebagai kota tujuan internasional pertamanya di Indonesia. Yakni, melalui rute Kuala Lumpur–Bandung. BACA JUGA: Bandara Husein Sastranegara Bandung Dibuka Lagi, Susi Air Jadi Penerbangan Pancingan Penerbangan per minggu “Rute tersebut saat itu hanya melayani satu kali penerbangan per minggu. Namun menjadi tonggak sejarah dan membuktikan posisi strategis Bandung dalam peta konektivitas regional Asia Tenggara,” jelasnya. Sementara itu, MCCI meyakini bahwa pembukaan kembali Bandara Husein untuk penerbangan internasional akan memberikan dampak luas. Utamanya, terhadap kemajuan sektor perdagangan, UKM, pariwisata halal, pendidikan, hingga ekonomi digital. “Kami siap menjadi mitra aktif yang menjembatani komunikasi antara Pemerintah Kota Bandung dengan mitra-mitra potensial dari Malaysia. Termasuk maskapai dan investor sektor pendukung," tegas Zaha. "Ini adalah momentum strategis yang harus dimanfaatkan secara optimal,” sambungnya. Sedangkan MCCI juga berharap kerja sama antara Kota Bandung dan Malaysia terus diperkuat secara berkelanjutan demi kemajuan kedua pihak. Zaha menyebut, pihaknya juga akan mengupayakan komunikasi lanjutan dengan maskapai penerbangan. Diantaranya, AirAsia dan Batik Air Malaysia. Ini untuk melihat peluang pengaktifan kembali rute ini. Bandara Husein Sastranegara Bandung sebelumnya menjadi salah satu pintu utama wisatawan. Tak terkecuali pelaku bisnis dari Malaysia ke Jawa Barat. Namun pascapandemi Covid-19, sebagian besar penerbangan dipindahkan ke Bandara Kertajati pascapandemi Covid-19. Usulan pembukaan kembali bandara untuk rute internasional kini tengah dalam proses pengkajian lintas otoritas terkait. ***
0 notes
Text
🌞
LILIN SAMAK
adalah tentang Bagas yang tiba-tiba ngajak geng cewek ikut mancing.
Tentang Gopar yang ngedumel karena takut repot.
Tentang Neng Dewi yang bilang:
"Tenang, aku bawa bolu marmer kok." 🍰
Dan tiba-tiba,
hari Minggu jadi petualangan kecil
dengan tawa, nyamuk, dan bekal yang selalu kurang.
---
📘 Lilin Samak adalah novel anak penuh warna
yang mengajak kita menyelami dunia sederhana anak-anak:
persahabatan, spontanitas, dan rasa ingin tahu yang tulus.
📚 Cocok untuk:
👧 Anak usia 9–13 tahun
👩🏫 Guru dan pegiat literasi
🧡 Kamu, yang diam-diam kangen masa kecil
🛒 Tersedia di:
📌 Tag #LilinSamak kalau kamu pernah rebutan bekal pas piknik 😄
---
#LilinSamak #NovelAnak #TumblrBooks #LiterasiAnak #CeritaMancing #PersahabatanAnak #BoluMarmerClub #PetualanganAnak #SastraAnak #BukuAnakIndonesia
0 notes
Text
Tentu! Berikut adalah materi "Jumlah Ismiyah" yang disusun dengan pola presentasi H.A.P.I, yaitu:
H – Hook (Tarik perhatian)
A – Ajar (Sampaikan materi)
P – Praktik (Latihan langsung)
I – Inspirasi (Penutup yang memotivasi)
🟢 Materi: Jumlah Ismiyah (الجملة الاسمية)
📚 Tema: "Belajar Kalimat Arab yang Padat & Kuat dengan Pola H.A.P.I"
🔹 H – Hook (Tarik Perhatian)
🎯 Tujuan: Bangkitkan rasa ingin tahu & perhatian sejak awal
Pembukaan:
“Kalau saya bilang: العلمُ نورٌ — kamu tahu artinya? Hanya dua kata, tapi maknanya dalam sekali: Ilmu adalah cahaya!
Bahasa Arab punya cara istimewa menyampaikan pesan hanya dengan dua atau tiga kata. Yuk, kita pelajari rahasianya: Jumlah Ismiyah!”
Pertanyaan Pancingan:
“Apa kamu pernah memperkenalkan diri dengan bahasa Arab?”
“Pernah dengar kalimat seperti اللهُ غفورٌ?”
🔸 A – Ajar (Sampaikan Materi)
🎯 Tujuan: Beri pemahaman ringkas, jelas, dan aplikatif
📘 Apa itu Jumlah Ismiyah?
Kalimat yang dimulai dengan isim (kata benda/kata ganti)
Digunakan untuk menyatakan identitas, sifat, atau keadaan yang tetap.
🔧 Struktur:
Mubtada’ (المبتدأ): Subjek — biasanya di awal
Khabar (الخبر): Predikat — menjelaskan mubtada’
✅ Syarat:
Kedua bagian harus marfu’ (berharakat dhammah atau bentuk raf’)
🧠 Contoh Kalimat:
الطالبُ مجتهدٌ
Siswa itu rajin.
→ Mubtada’: الطالبُ
→ Khabar: مجتهدٌ
السماءُ صافيةٌ
Langit cerah.
أنا مسلمٌ
Saya seorang Muslim.
🔹 P – Praktik (Latihan Langsung)
🎯 Tujuan: Bantu peserta menerapkan konsep secara aktif
✍️ Latihan 1:
Tentukan mana mubtada’ & mana khabar dari kalimat berikut:
المعلمُ نشيطٌ
السيارةُ جديدةٌ
القهوةُ لذيذةٌ
✍️ Latihan 2:
Buatlah kalimat jumlah ismiyah tentang:
Diri sendiri (أنا ...)
Keluarga kamu (أبي ...)
Sekolah kamu (مدرستي ...)
🎤 Ajak tampil:
“Siapa yang mau membaca kalimatnya ke depan?”
🔸 I – Inspirasi (Penutup Memotivasi)
🎯 Tujuan: Beri makna dan semangat untuk terus belajar
Pesan Inspiratif:
“Jumlah ismiyah itu ibarat kartu nama dalam bahasa Arab: ringkas, tapi langsung memberi kesan. Kalau kamu bisa buat kalimat seperti أنا ناجحٌ — maka kamu sedang menyatakan identitas positifmu.”
“Mulailah setiap harimu dengan kalimat yang membangun seperti:
اليومُ جميلٌ – Hari ini indah.
أنا قادرٌ – Aku mampu.”
📎 Ringkasan Cepat (Slide Penutup)
KomponenArtiContohMubtada’SubjekالطالبُKhabarPredikatمجتهدٌJumlah IsmiyahKalimat yang dimulai dengan isimالطالبُ مجتهدٌ
Kalau Anda ingin versi:
PowerPoint
Handout latihan
Kartu Tanya Jawab (Flashcard)
Saya siap bantu buatkan! Mau dilanjutkan ke versi tersebut?
0 notes
Text
Wanita Tewas Dipalu Pacar di Hotel Trenggalek, Anaknya Luka Parah

Trenggalek - YN (34) wanita asal Ponorogo, tewas mengenaskan setelah dipukul pakai palu oleh pacarnya, Slamet Efendi (41) di sebuah kamar hotel di Trenggalek, Jawa Timur. Anak korban, AMN (9) juga luka parah dianiaya pelaku dengan alat yang sama.
Kasus pembunuhan ini mengungkap sisi gelap dari hubungan asmara antara korban dan pelaku. Pelaku yang diduga cemburu itu ternyata telah membawa palu dari rumahnya di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, Trenggalek.
Motif awal karena cemburu, namun palu sudah dibawa dari rumah, artinya sudah ada niatan sejak awal," ungkap Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Eko Widiantoro, dilansir detikJatim, Kamis (10/4/2025).
Pelaku awalnya menjemput anak korban dari sekolahnya di Desa Dermosari, Kecamatan Tugu, Trenggalek, pada Rabu (9/4/2025) pagi. Bocah malang itu kemudian dibawa ke kamar 723 Hotel Bukit Jaas Permai. Pelaku menjadikan anak korban sebagai umpan agar YN mau menemuinya.
Pancingan itu berhasil, sehingga YN datang ke hotel untuk menemui pelaku," imbuh Eko.
Sekitar pukul 09.00 WIB, YN tiba di kamar hotel dan terjadi pertengkaran hebat. Pelaku yang cemburu karena menduga YN masih berhubungan dengan mantan suaminya, mulai menginterogasi.

Korban tidak mau mengakui hubungannya dengan mantan suaminya. Hal itu membuat tersangka marah memukul anaknya dengan palu yang telah disiapkan oleh tersangka dari rumahnya," lanjut Eko.
Saat itu, AMN menerima kekerasan fisik kejam. Ia dipukul sebanyak 12 kali, delapan kali di kepala dan empat kali di tubuh, hingga mengalami luka serius.
Setelah melukai anak itu, pelaku kemudian berbalik menyerang YN. Korban dipukul berulang kali pada kepala, wajah, dan tubuh hingga ditemukan meninggal dunia dengan 21 luka terbuka di bagian kepala.
Korban YN sempat dipukul berkali-kali pada bagian kepala, wajah, dan tubuh, hingga ditemukan meninggal dengan 21 luka terbuka di kepala," jelas Eko.
Setelah melakukan aksi sadis itu, pelaku meninggalkan korban dalam kamar yang terkunci. AMN yang mengalami trauma berat sempat bersembunyi di balik selimut yang berlumuran darah.
Dua jam setelah kejadian, pelaku akhirnya menyerahkan diri ke Polres Trenggalek. Dari pengakuan pelaku, polisi langsung bergerak ke lokasi kejadian dan menemukan korban YN sudah tak bernyawa, sementara AMN masih hidup meski dalam kondisi terluka parah.
0 notes
Text
Nyut-Nyut
Hari ini Ibu menanyakan kabarmu. Katanya sempat mampir di ingatannya. Tingkah lakumu baik dan bicaramu ramah, katanya. Sekejap bahkan berpikir bagaimana kalau disempatkan mampir.
Di waktu yang sama, aku memikirkan kabarmu. Aksesmu terbatas jadi cuma sekadar apa yang diasumsikan; seharusnya baik namun capek, kan? Aroma sekelilingmu suka lewat dan arsipmu masih kusimpan baik. Sekejap bahkan bertanya apakah bisa diagendakan kembali kehadiranmu.
______
Seperti biasa kunyalakan harapanku, agak pick me yaa. Namun aku merasa ini sudah tidak seintens dulu. Beberapa bagian dapat kuminimalisasi; kangennya tidak, tapi. Ya sudahlah, toh ini selalu kuanggap pancingan emosi biar tidak mati rasa.
0 notes
Text
HudaZuya || Put Some Weight
tags ; bxb, implicit sex, avoidance, harshwords, kissing, sparring, mention of violence, power-use, element-use, dirty talk, getting together, established relationship.
“Bangun anjir, lu berat!”
Sudah kedua kalinya hari ini Huda menjatuhkan dirinya ke atas tubuh Azuya, entah sengaja atau tidak, entah hanya jail atau menginginkan perhatian lebih.
Sebenarnya tidak seberat itu, kok. Hanya karena Huda melakukannya dengan mendadak, membuat Azuya terkejut. Sementara pemuda diatasnya cekikikan, tidak terlalu peduli terhadap perkataan Azuya.
Pemuda bersurai hitam itu menghela nafas, kedua tangannya berusaha memposisikan dirinya agar lebih nyaman, lalu salah satu tangannya ia taruh di pinggang si surai coklat.
Merasakan ada 1 tangan di pinggangnya, Huda menyenderkan tubuhnya agar punggung dirinya menyentuh dada Azuya.
Mereka tetap dalam posisi tersebut selama satu jam kedepan.
. . . .
Sepasang mata merah milik Azuya menelusuri perpustakaan tua berdebu, mencari satu kata yang setidaknya akan membuat dirinya tertarik untuk membaca. Berbeda dengan pemuda sebelahnya yang sedang melayang, beberapa buku mengelilingi jangkauannya.
Yang lebih tua mengalihkan pandangannya ke arah Huda, “Mau baca semuanya, disini?” Ia bertanya, Huda mengangkat bahunya, “Nggak tau juga sih, ga yakin bakal dibawa pulang juga.”
Azuya mengangkat salah satu alisnya, “Kenapa ga yakin?”
“Biasanya perpustakaan kayak gini sakral, udah tua, banyak yang jagain.” Balas Huda, masih fokus mencari lebih banyak buku yang menurutnya menarik.
“Asal dijaga baik-baik, ga akan kejadian, kan?”
Huda hanya terkekeh, “Ga mau ambil resiko, kalo beneran kejadian bisa-bisa kalian kena juga.”
Setelah beberapa saat, si surai coklat akhirnya menaruh semua buku yang sudah ia ambil ke meja, lalu mulai membaca satu-persatu. Azuya hanya memperhatikan Huda yang sedang fokus, tidak mempunyai niat untuk membaca dan melakukan hal lain.
Sepasang tangan Huda rasakan kembali di pinggangnya, lalu dengan satu gerakan cepat, ia sudah duduk di pangkuan Azuya. Tak sempat mengatakan apa-apa, yang lebih tua sudah memeluk pinggangnya dan menyenderkan kepalanya di bahu Huda.
“Kalo udah, bilang. Gue mau tidur dulu.” Ujarnya, Huda saat ini sedang berusaha menahan bibirnya untuk mengukir senyuman.
. . . .
Huda membaringkan tubuhnya di atas rumput hijau, menatap langit dengan sinar matahari menyapa wajahnya. Ia menarik nafas panjang dan menutup matanya, berusaha membantu tubuhnya kembali rileks karena latihan tadi.
Pasalnya, karena hari ini desa terlihat adem dan tidak ada yang memperlukan bantuannya, Huda dan yang lain memutuskan untuk melatih kemampuan mereka di hutan dimana mereka bertemu Eben pertama kali.
Roman sedang berlatih menggunakan alat canggihnya, sesekali memperbaiki alat tersebut jika ada kerusakan minor. Blane tengah berdiskusi tentang strategi baru bersama clone-nya. Eben sibuk melatih bela dirinya karena dia hanya mempunyai pancingan, tapi sesekali berayun dari pohon ke pohon, mencoba pancingannya yang sudah di tingkatkan ketahanannya.
Huda sendiri belum melihat Azuya lagi semenjak mereka berpencar, kemungkinan Azuya lah yang paling jauh diantara yang lain, sejak dia memiliki 4 elemen di dalam pedangnya, ia harus mencari area yang bisa menyesuaikan agar tidak membuat masalah kecil.
Setelah dirasa ia selesai dengan istirahatnya, Huda membawa dirinya terbang ke atas, melatih kecepatan dalam menghindari serangan di udara, sambil mencari Azuya juga, tentunya.
Dan disitulah dia, pemuda yang dicarinya tengah menggunakan elemen air, lalu tidak lama kemudian menggantinya ke elemen angin. Dalam satu kedipan mata, Huda samar-samar melihat dan merasakan ada titik kuat yang sedang mengarah kepadanya.
Huda menghindar dengan cepat dengan terbang lebih tinggi, lalu saat ia lihat ke bawah, seperti yang diduganya, Azuya menyeringai licik. Undangan sparing sudah tersampaikan lewat udara, dan mata mereka.
Si surai coklat menembakkan anak panah yang sudah disentuh olehnya ke arah Azuya, tapi meleset. Tidak cukup cepat untuk Azuya yang sedang dalam mode bertarung.
Melakukan strategi yang sudah beberapa kali ia terapkan tadi, Huda melayang cepat dari sini ke sana, dari arah kanan ke kiri, berusaha membuat sang lawan fokus dengan gerak cepatnya sementara ia menyiapkan kembali anak panah.
Berhasil. Anak panah tersebut menyentuh pipi kiri Azuya, membuatnya sedikit terluka. Efek kekuatan Huda sendiri mulai bekerja, tubuh Azuya kini melayang tanpa kendalinya sekalipun si surai hitam menggunakan elemen anginnya, karena kini fungsi tubuh Azuya berada di tangan Huda.
Azuya menatap Huda dengan malas, “Turunin, Hud. Gue udah nggak bisa ngapa-ngapain.”
Sementara Huda sendiri tidak terlihat peduli, “Minta yang baik, dong. Males banget bantuin orang tapi kata-katanya jelek.” Balasnya, Azuya menghela nafas kasar.
“Huda, boleh tolongin turunin gue nggak?” Azuya mengubah tatapan serta nada bicaranya, membuat Huda tersenyum lalu menurunkan Azuya dengan lembut, “Makasih cil.”
Kepala Azuya sedikit terhuyung karena batu yang dilempar ke arahnya, ia melihat kepada Huda yang sudah melayangkan beberapa batu, siap melemparnya jika Azuya mengatakan hal seperti itu lagi.
Yang lebih tua mengambil pedangnya lalu menggunakan elemen angin, membuat angin yang cukup kencang untuk membuat Huda dan kekuatannya goyah.
Saat Azuya melihat Huda membenarkan topinya, ia segera mendorong Huda sampai punggungnya menyentuh tanah, lalu mengurungnya dalam tangannya sendiri.
“Udah curang lagi, tadi. Bukannya langsung turunin malah nge-tease.” Ujar Azuya, Huda tidak terima, “Curang gimana?! Kekuatanku emang gini, kok malah protes yang aneh-aneh!”
Huda tak mau kalah, ia dorong Azuya dengan kuat menggunakan setengah kekuatannya lalu duduk tepat di bagian pinggul Azuya, tangannya bertumpu pada dadanya.
“Kalo ga terima dan bilang gue curang, berarti lo yang payah.” Huda tersenyum mengejek sembari melihat ke arah Azuya, tidak sadar dengan posisinya saat ini.
Telinga si surai hitam dengan perlahan memerah, dialah yang pertama sadar dengan posisi ambigu mereka. Berusaha tenang, ia menaruh kedua tangannya di pinggang Huda seperti kemarin, lalu mengubah posisinya menjadi duduk.
Huda perlahan mulai sadar posisinya, melihat Azuya segera duduk dengan sepasang tangan di pinggangnya membuat dirinya terdiam, tidak berani mengatakan apa-apa. Nafasnya tercekat saat wajahnya benar-benar berhadapan dengan wajah Azuya, bisa ia rasakan hembusan nafas Azuya.
Jarak kedua wajah semakin terkikis, salah satu tangan yang dibalut sarung tangan hitam mengusap pipi Huda, sementara yang satunya lagi mengeratkan pegangan yang diam di pinggang. Huda sendiri menaikkan tangannya hingga sampai di bahu Azuya, sedikit demi sedikit mengusap lehernya.
Bibir mereka bersentuhan, mata tertutup, tubuh saling menyentuh satu sama lain. Tidak hanya bibir, lidah pun ikut bekerja, menari bersama dalam rongga mulut.
Ciuman itu terputus beberapa saat kemudian, dengan wajah merah dan pasokan nafas yang menipis, mereka masih diam, hanya menatap, membiarkan mata yang mewakili mereka berinteraksi.
. . . .
Seminggu setelah latihan kemarin, Azuya dan Huda sedikit menjaga jarak, meminimalisir sentuhan yang tidak perlu.
Lebih tepatnya, Huda yang menghindari kontak fisik tersebut. Merasa wajahnya akan memanas lagi karena teringat hari di hutan yang lalu. Sementara Azuya sendiri masih ingin seperti kemarin, mengeratkan kembali kontak fisik yang biasa dilakukan Huda.
Azuya sadar, Huda menghindari bersentuhan karena kemarin. Niatnya yang ingin membicarakan hal ini selalu gagal karena ada teman mereka yang selalu ada di sekitar, atau ada pertemuan mendadak di kota, dengan kelompok lain.
Sampai sekarang.
“Zuya, Huda. Jaga rumah, ya. Aku sama Eben ke kota dulu.” Ujar Roman, Eben disampingnya tersenyum sembari melambaikan tangan.
Huda mengernyit, “Lah, Blane kemana?” Tanyanya. Yang di panggil hanya memeluk bahu Huda sekilas, “Aku ada janji sama Faris, duluan ya!”
Dengan Roman, Eben, dan Blane pergi menyisakan Huda dan Azuya, suasana rumah mendadak canggung dan berat. Si surai coklat tidak berani menatap Azuya sepanjang ia diluar kamar, bahkan saat makan siang pun ia hanya menatap ke makanannya, walaupun Azuya tepat berada di seberangnya.
Masuk ke kamar bukanlah pilihan yang bagus, bisa saja Huda melakukan hal tersebut sampai ketiga teman mereka kembali lagi, tapi suasana akan makin runyam, dengan resiko yang lain pun akan terseret karena kesalahpahaman mereka berdua.
Yang lebih muda kini berada di sofa ruang tamu, memegang ponselnya. Azuya sendiri sedang melakukan olahraga ringan seperti sit-up dan pull-up di dekatnya.
Tidak ada kata saat ini, hanya suara dari ponsel Huda, nafas berat Azuya dan samar-samar suara hujan menemani mereka.
“Hud,” Panggil Azuya, yang dipanggil terpaksa menoleh, berusaha menyembunyikan ekspresinya, “Duduk atas gue sini, butuh beban buat push-up.”
Azuya memberi lirikan ke punggungnya, mengundang (menyuruh) Huda untuk duduk disana.
“Gila lo ya? Patah punggung lo kalo kayak gitu!” Huda menolak mentah-mentah, setengah takut akan permintaan Azuya.
“Nggak akan, cepet sini duduk.”
Si surai coklat menggeleng keras, menggambar tanda ‘X’ dengan kedua tangannya. Azuya menghela nafas kasar, “Lo yang kesini atau gue yang kesana?”
Mendengar perkataan Azuya, Huda hanya bisa patuh, tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Azuya jika ia tidak melakukan permintaannya. Ia duduk di atas punggungnya seperti yang diminta oleh Azuya, setelah dirasa cukup nyaman, Huda memberi sinyal untuk Azuya melanjutkan push-up nya.
Hampir 5 menit berlalu, Azuya masih tetap melanjutkan, tidak terlihat lelah, energi serta kekuatan tangannya masih stabil. Huda meneguk ludahnya.
Yang ia baru sadari, otot punggung Azuya sangatlah bagus, walaupun dibalut oleh kaos hitam longgar, tapi dengan keringat yang membuat kaos tersebut sedikit basah, Huda bisa melihat samar-samar.
Seiras dengan lengan Azuya, cukup besar, lebih besar dari ukuran lengan Huda, tentunya. Jari jemari Azuya pun panjang, tidak terlalu panjang, mungkin cukup dalam untuk meraih pros―
Lamunan Huda buyar seketika saat pikiran kotor mulai memenuhi kepalanya, wajahnya memerah, salah satu tangannya berada di mulut, tidak percaya ia akan memikirkan hal seperti itu, tentang Azuya sendiri.
Tak lama kemudian, Azuya memberi sinyal untuk Huda turun dari punggungnya sembari mengucapkan ‘Terima kasih’ dengan nada lelah.
Huda kembali duduk di sofa, berusaha menyibukkan dirinya dengan ponsel, berusaha untuk tidak mencuri pandang kepada Azuya yang sedang mengelap keringatnya dengan baju diangkat sampai ke wajahnya, memperlihatkan otot perut― abs yang cukup terpampang jelas, cukup untuk membuat Huda terdiam.
Si surai coklat sudah merasa cukup untuk melihat Azuya hari ini, ia segera bangun dari posisi duduknya, berniat untuk melarikan diri dari tempat itu. Sampai lengannya ditarik kebelakang, membuatnya terduduk― di pangkuan si surai hitam.
Ia merasa sepasang mata merah menatapnya dengan intens, namun tidak berani membalasnya dengan tatapan lagi. Huda tetap diam, sampai saat dimana Azuya kembali mengurungnya di dalam kedua tangan kokoh yang ia perhatikan tadi.
“Kenapa ngehindarin gue?”
Tidak ada basa-basi, Huda yang dilempar pertanyaan tersebut hanya bisa melihat ke arah lain selain arah lawan bicaranya. Ia kembali meneguk ludahnya, “Siapa yang ngehindar? Lo yang ngerasa kali...” Ada sedikit keraguan (kebohongan) di akhir kalimat, membuat Azuya mendengus kasar.
Dalam satu gerakan, Tubuh Huda sudah diangkat di bahu Azuya bak karung beras, membawanya ke dalam kamar miliknya sendiri.
Dilemparnya Huda ke atas kasur membuat nafasnya tercekat sekaligus terkejut, apalagi dengan Azuya yang sudah mengunci pintu kamar sembari melangkah mendekat. Huda mundur sampai punggungnya sendiri menabrak dinding yang dingin.
Tangan Azuya memegang pergelangan kaki Huda dan menariknya hingga kedua kaki Huda berada di pinggang Azuya, dan Azuya di tengah-tengah Huda.
“Mau atau enggak?” Tanya Azuya sebelum kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Huda, yang ditanya mengernyit, “Lo masih bisa milih, mau atau enggak ngelakuin hal ini sama gue.”
Huda tidak sebodoh itu, kok. Ia tahu benar apa yang dibicarakan Azuya. Yang lebih tua menanyakan persetujuan terlebih dahulu kepada dirinya, agar nantinya tidak akan ada masalah dan kesalahpahaman lagi.
Dengan Huda mengangguk dan mengatakan ‘Iya’ Azuya kembali mendekatkan wajah mereka dan mempersatukan bibirnya dengan bibir Huda.
[ 🍓 🍓 ]
Lidah mereka kembali menari lagi seperti kemarin, sudah merasa lebih familiar terhadap sensasinya. Kedua tubuh mereka saling bersentuhan, Azuya lagi-lagi memposisikan Huda agar dia berada di pangkuannya
Tangan Azuya menyusup ke dalam baju hitam Huda, mengelus perlahan punggungnya, sesekali mengusap perut dan pinggangnya. Azuya worship Huda fully, like he's a kind of rare diamond he found by fate.
Yang lebih tua memberanikan dirinya untuk membuka kaos yang lebih muda, memperlihatkan tubuh ideal pada umumnya. Walaupun pinggang Huda terbilang kecil bak wanita, bahunya terlihat lebar, mungkin lebih dari milik Azuya sendiri.
“Buka bajunya juga, jangan cuman gue doang.”
Ucapan Huda membuyarkan lamunan Azuya. Ia tersenyum, merasa tersanjung akan kata-katanya. Tidak berani menggodanya lagi, Azuya menuruti perintah Huda, membuka bajunya dan memperlihatkan hasil kerja keras dan workout yang dilakukannya beberapa bulan kebelakang.
Hampir Huda terdiam saat Azuya memperlihatkan tubuh bagian atasnya. Tepat seperti apa yang ia imajinasikan kemarin, otot tubuh sang lawan main terlihat jelas. Dadanya bidang, sedikit berisi, begitu juga dengan lengannya.
“Suka?” Azuya kembali membuka suara setelah Huda melihat tubuhnya selama hampir 5 menit.
It's a slow and tender sex, if you ask. Azuya tidak bercanda saat ia mengatakan akan mengagung-agungkan tubuh Huda bak malaikat di langit ke 7.
Si surai hitam melakukannya dengan lembut, walaupun niat awalnya akan sedikit kasar, tetapi setelah melihat wajah Huda yang terlihat memohon, Azuya tidak bisa membiarkan nafsunya mengambil alih. Sudah ia sadari bahwa Huda adalah manusia yang selalu ada di sisinya, manusia yang tidak pernah lelah dengan dirinya dalam keadaan apapun.
Mungkin akan ada saatnya nanti, saat dimana ia membiarkan nafsunya mengambil alih.
Untuk saat ini, biarlah Huda menikmati sepenuhnya apa yang Azuya berusaha berikan.
[ 🍓 🍓 ]
Merasa ada sinar matahari yang menerpa wajahnya, Huda menarik selimut untuk menutupi semua bagian tubuhnya. Tidak cukup dengan menarik selimut, ia berusaha merubah posisi tubuhnya agar lebih jauh dari jangkauan sang mentari, Huda malah merasakan rasa sakit yang menyerang mendadak, tepat di bagian pinggang.
Lalu ia ingat semuanya.
Matanya melihat sekitar, ia mendelik saat menemukan samurai tersimpan rapih di antara sisi meja dan kursi, serta jubah putih tergantung di pintu.
Sialan. Batinnya, tidak bisa berpikir jernih saat menyadari bahwa kejadian kemarin bukanlah sekedar mimpi.
“Mau sarapan apa?” Huda mendengar suara setelah ia menyembunyikan dirinya dalam selimut, tidak ada gunanya untuk berpura-pura, Azuya selalu tahu jika seseorang membohonginya.
“Apa aja, terserah lo aja.”
Si surai coklat tidak mendengar apapun sampai ia rasakan wajah dan tubuh Azuya berada tepat di dekatnya, “Sarapan yang kayak tadi malem, mau? Lumayan bikin perut lo kenyang.”
Tahu benar apa yang Azuya katakan, wajah Huda memerah sembari mendorong ringan tubuh Azuya agar tidak mendekat. Sementara yang di dorong hanya tersenyum kecil, lalu merubah posisi mereka seperti tadi malam, Huda dipangkuan Azuya.
“Kenapa harus gini sih, posisinya?!” Ujar Huda, segera protes karena pinggangnya yang masih sakit.
“Boleh nggak, gue yang tanya dulu,” Azuya mengelus pinggang Huda untuk meredakan rasa sakitnya, “Kenapa lo ngehindarin gue selama seminggu penuh?”
Huda terdiam karena pertanyaan Azuya. Lidahnya kelu, kedua matanya tidak bisa kabur dari tatapan tajam Azuya, lari pun bukan hal yang tepat untuk dilakukan, apalagi dengan kuncian tangan Azuya melekat di pinggangnya.
Si surai coklat menghela nafasnya, “Gue bingung, dari bulan-bulan kemarin, kita pangku-pangkuan udah kayak pasutri, tapi lo ga ngasih interest lebih dari sekedar itu aja. Gue bingung lo maunya gimana? Setelah kita ciuman kemarin lo nggak keliatan punya niat buat reach out, gue gamau kalo misalnya kita nggak ada titel, gue gamau kalo misalnya lo nganggep kejadian kemarin cuman main-main.”
“Jadi gue ngehindar, buat liat lo, merhatiin lo, ada niat atau enggak?” Tanyanya mendadak, sebelum Azuya mengatakan sesuatu Huda sudah melanjutkan perkataannya lagi, “Tadinya gue mau reach out setelah semingguan ini kalo lo bener gaada langkah, tapi lo malah ngajak ngewe!”
Kalimat terakhir Huda membuat Azuya tertawa, ia menyenderkan kepalanya di pundak Huda, menghindari cubitan di pipi.
Sebelum mengatakan sesuatu, Azuya mencium bibir Huda, “Maaf, kalo bikin lo nunggu. Semingguan kemarin gue udah ada rencana buat reach out, tapi gara-gara 3 orang itu di sekitar, susah ngajaknya. Kalau pun gaada mereka, kita tiba-tiba dipanggil ke kota buat rapat mendadak. Jadinya gini, nunggu takdir.”
Huda mendengus, “Malah nunggu takdir, oon.” Ujarnya, Azuya terkekeh lagi, “Kalo melawan takdir nanti makin runyam.”
Setelah merasa suasana kamar yang sudah tidak canggung, Huda sudah berani menyunggingkan senyuman kecil sembari melihat ke arah Azuya.
“Pacaran, yuk?” Ajak Azuya, sudah seperti ngajak jajan cimol. Huda hanya mengangguk, “Yuk. Tanggung jawab lo bikin pinggang gue sakit.”
Azuya mengecup bibir Huda sebelum tangannya menyusup ke dalam bokser yang ia pakai dan sengaja menekan lubang masuknya, “1 ronde lagi tapi, ya?”
0 notes
Video
youtube
3 Cara Mendapatkan Pancingan di Harvest Moon Back to Nature
0 notes
Video
youtube
Pancingan/#pikat #tekukur gacor AMPUH dijamin yang lain ikut berbunyi
0 notes
Text

Persis pas taun baruan kemarin baru tau kembang api, langsung kaya kaset rusak diucap teruus. Setiap kami gak sengaja bilang kembang api, langsung diucap terus2an haha lucu sih jadi bahan pancingan dia biar bawel pas video call para kakek nenek
0 notes
Text
TURISIAN.com – Bandara Halim Perdanakusuma atau bandara HLP bakal sedikit lebih lengang mulai awal Agustus. Kementerian Perhubungan memutuskan memindahkan sebagian penerbangan berjadwal Batik Air dan Citilink dari Halim ke Bandara Soekarno-Hatta (CGK), Cengkareng. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, mengatakan pihaknya telah menyampaikan rencana ini kepada operator penerbangan. “Pada prinsipnya mereka menyetujui,” ujar Lukman dalam siaran pers yang dikutip Rabu, 16 Juli 2025. BACA JUGA: Bandara Husein Sastranegara Bandung Dibuka Lagi, Susi Air Jadi Penerbangan Pancingan Kebijakan pemindahan ini, kata Lukman, ditempuh demi meningkatkan kualitas pelayanan publik, baik di Bandara HLP maupun Soekarno-Hatta. Kementerian meminta maskapai dan operator bandara aktif menyosialisasikan perubahan ini. Yakni, melalui seluruh kanal informasi, agar tak menimbulkan kebingungan di kalangan calon penumpang. Batik Air Indonesia dan Citilink disebut siap menindaklanjuti perpindahan rute. “Kami berharap masyarakat, khususnya penumpang yang biasa terbang dari Halim, mengikuti perkembangan informasi ini secara berkala,” ujar Lukman. Pemindahan penerbangan akan berlaku efektif per 1 Agustus 2025. ***
0 notes
Text
27 April 2015 #ThrowbackSMA
Saya kira buku-buku tulis jaman SMA sudah masuk kardus semua, ternyata masih ada beberapa yg trtinggal. Salah satunya buku catatan Bahasa Indonesia. Saat dibolak-balik tdk ada yg trlalu menarik pd awalnya, smpai saya mnemukan tulisan tngan 'Partner in Crime' saya a.k.a F :v Dia menulis sebuah judul analisis kasus : '' Tawuran Pelajar, sejumlah Polisi awasi Gereja''. Ingatan saya melayang duileh ke masa 3,5th lalu bner gak sih? --' di kelas XG. Pd wktu itu, pak Jumadi (guru bahasa kami) mnyuruh kami sekelas utk brklompok 4org klo tdk salah lupa utk diskusi masalah dan presentasi. Pembagian tugasnya; 1 moderator (saya) , 1 notulen (F yg lain), dan 2 penyaji (F&H) . Oke, akhirnya kami brempat brdiskusi dgn judul kasus diatas--kasus tawuran yg trjdi di area gereja kepunton thn 2011 sepertinya lupa. Setelah diskusi panjang, guru kami mmanggil klompok scara random utk presntasi. Entah diurutan brp, klmpok kami dipanggil. Kelompok kmi mnyisakan [F yg lain] sbg notulen utk mncatat prtnyaan dimeja, smentara kami brtiga maju kdepan. Pengenalan kasus brjalan lancar karena F memang 'Master' soal presentasi. Tibalah, sesi prtnyaan. Saya lupa siapa saja yg brtnya namun prtnyaan2 itu mampu dijawab lugas oleh F. Nah, disini poin yg mnurut saya lucu. Saat mnanggapi prtnyaan, pnyaji prtma sangat cepat dan tangkas, smentara pnyaji kdua diam sekali. Sbagai moderator amatir, saya tdk suka mlihat pnyaji kdua 'has nothing to do', makanya saya pancing dgn prtnyaan 'bagaimana dgn pndapat pnyji kdua?' (prtnyaan bgini masih kurang efektif lho kata pak guru) :D . Alih2 mndapat tmbhn jwbn yg mmuaskan dri pnyaji kdua, trnyta jwbn yg diucapkan oleh si penyaji pendiam ini cuma 'saya sependapat dgn pnyaji prtama. . . .(dan sdikit pendapat hasil parafrase dri pndpt pnyaji prtama)'. Wkwkwk saya tdk prnah lupa bgaimna ingin rasanya memaki penyaji kdua krn trllu diam dan trllu tdk kreatif dlm mnjawab. :v Hah, tp yasudahlah, keinginan memaki ttap tak bisa terealisasi. :v Presentasi kami kala itu dinilai ckup bagus, pnyji prtma tdk ada kritik (dia 'master of presentation' coy!) :), saya dikritik krn prtnyaan pancingan itu smntara pnyji kdua dikritik entah apa wktu itu, mgkin keaktifannya sbg penyaji kali ya wkwk lupa (lagi) :v . Dan begitulah, sebuah judul kasus pd buku catatan yg kumal telah membawa ingatan pada kilas balik cerita jaman kelas X :'))
0 notes