Tumgik
#Persidangan
wartatrencom · 1 year
Text
Tumblr media
Kasus tindak pidana yang dilakukan oleh tukang becak bernama Setu, yang membobol rekening BCA milik nasabah Muin Zachry, telah diproses di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, pada hari Selasa, 24 Januari 2023 Kemarin. baca selengkapnya...
0 notes
guide-saveurs · 1 year
Text
Top News Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan
Tumblr media
Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/bacakan-fakta-hukum-terungkap-di-persidangan-jpu-pc-bohong-soal-pelecehan/
0 notes
ghostlysongbeard · 1 year
Text
Top News Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan
Tumblr media
Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/bacakan-fakta-hukum-terungkap-di-persidangan-jpu-pc-bohong-soal-pelecehan/
0 notes
forresthom · 1 year
Text
Top News Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan
Tumblr media
Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/bacakan-fakta-hukum-terungkap-di-persidangan-jpu-pc-bohong-soal-pelecehan/
0 notes
foodmucem · 1 year
Text
Top News Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan
Tumblr media
Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan adalah artikel yang trending di Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam. Untuk itu kami akan membahas Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan yang bisa kamu baca nantinya. Penasaran dengan Bacakan Fakta Hukum Terungkap di Persidangan, JPU: PC Bohong Soal Pelecehan? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/bacakan-fakta-hukum-terungkap-di-persidangan-jpu-pc-bohong-soal-pelecehan/
0 notes
borobudurnews · 2 years
Text
Terungkap Di Persidangan, Pertemuan Empat Mata Putri Sambo dengan Brigadir J di Magelang
Terungkap Di Persidangan, Pertemuan Empat Mata Putri Sambo dengan Brigadir J di Magelang
BNews–MAGELANG–  Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J sempat bertemu empat mata di rumah Magelang. Hal itu terungkap dalam petikan dakwaan kasus kematian Brigadir J yang diunggah dalam lama Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Pertemuan itu terjadi pada Kamis 7 Juli 2022. “Pada…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gosulsel · 2 years
Text
45 Anggota DPRD Gowa Tuntas Laksanakan Reses ke-2 - Gosulsel
GOWA, GOSULSEL.COM — Sebanyak 45 anggota DPRD Kabupaten Gowa telah melaksanakan reses di tujuh Daerah Pemilihan (Dapil). Kegiatan reses dimulai pada tanggal 18-26 Agustus 2022 lalu. Reses ini merupakan reses kedua masa ketiga. Kabag Persidangan DPRD Gowa, Natsir Arief menyebutkan ada dua a...
http://gosulsel.com/2022/08/27/45-anggota-dprd-gowa-tuntas-laksanakan-reses-ke-2/
#DprdGowa #KabagPersidanganDPRDGowa #Reses
0 notes
andromedanisa · 2 months
Text
tak sama..
"rumah tanggaku tahun ini sudah 10 tahun, Bu." aku mengatakan itu dalam telpon beberapa waktu lalu kepada Ibu.
"mangkanya kamu itu seharusnya mikirin buat punya anak. kalau kamu nggak punya anak siapa yang akan doain kamu, siapa yang akan ngurus kamu nanti waktu tua, siapa yang akan nerusin aset-aset berharga kamu. anak itu yang bikin rumah tangga reket antar suami dan istri. kalau kamu nggak punya anak gini, kamu gampang dilepasin suamimu kan." dan hal lainnya yang keluar dari lisan ibu ku yang tidak ingin ku dengar.
beberapa waktu lalu aku ada konflik dengan suamiku, dek. selama 10 tahun kami tak pernah ada konflik besar, baru pertama kalinya selama pernikahanku dengan suamiku kami bertengkar hebat. sampai di titik kalau aku gak mikir panjang dan tenang saat itu mungkin saat ini kami sedang menghadapi mediasi di ruang persidangan.
sesaat aku dan suami bertengkar hebat, aku menangis dan menelpon ibuku yang kebetulan saat itu sedang ada di desa. dalam telpon aku menangis seperti anak kecil yang butuh untuk ditenangkan. aku pikir dengan menelpon ibuku, aku dapat pembelaan. aku dibela sebagaimana aku ingin ada satu orang yang setidaknya berdiri untuk memihakku meski saat itu suamiku pun tak berada di pihakku.
alih-alih mendapat dukungan, ibuku justru mengatakan sesuatu yang membuatku semakin sedih, menangis dan kecewa. saat itu aku merasa tidak ada lagi tempat untukku pulang. tidak ada lagi tempat yang setidaknya mau mendengarkan kronologi yang sebenarnya mengapa aku melakukan demikian. tidak ada yang membelaku. jangankan membelaku, mendengar kebenarannya seperti apa saja tak ada yang mau.
aku nggak tahu saat itu harus seperti apa, karena aku tak pernah sekacau itu. 10 tahun lamanya aku merasa berjalan sendiri, aku bekerja hanya untuk menyenangkan orang lain. orang-orang selalu menanyakan kapan punya anak, kapan hamil, dan pertanyaan yang menurutku tak seharusnya ditanyakan. nggak ada yang mau dalam keadaan seperti ini. 10 tahun menunggu itu bukanlah waktu yang sebentar.
10 tahun aku tinggal bersama mertuaku, setiap ada ucapan atau tindakan yang tidak menyenangkan hatiku, aku mencoba untuk tetap berlapang dada tidak memasukkannya ke dalam hatiku agar aku tidak merasakan sakit. sebab aku pernah mengadu kepada suamiku namun malah aku yang disalahkan, sejak saat itu aku tak pernah lagi menjadikannya tempat pulang untuk bercerita.
diawal pernikahan kami sampai di tahun ke 5. aku dan suami mencoba program hamil, namun belum ada tanda-tanda berhasil. lalu aku memutuskan untuk berhenti program sebab aku merasakan lelah secara fisik dan mental. aku fokus bekerja, menabung, dan membeli beberapa properti seperti emas, sawah, dan tanah. agar nanti meski tidak punya anak setidaknya aku sudah mempersiapkan hari tuaku nanti dengan beberapa aset. opsiku adalah jaga-jaga kalau memang nantinya di panti jompo.
ketika aku fokus bekerja, mengumpulkan aset. orang-orang melihatku bahagia tidak punya beban sebab belum punya anak. dan mereka selalu berpikir bahwa aku tidak ingin punya anak hanya karena aku berhenti untuk program hamil. mereka selalu mengasihaniku dengan mengatakan percuma banyak harta tapi kalau nggak punya anak. kan kasihan. omongan seperti itu sudah menjadi vitamin yang selalu aku konsumsi setiap harinya.
aku mencoba menutup telinga dan melapangkan hatiku dengan selapang-lapangnya. sampai aku menyadari dan berdoa hingga mataku sembab kepada Allaah. "ya Allaah, aku pikir tidak ada seorangpun yang ingin hidup seperti ini. menanti itu tidak mudah ya Allaah. mengapa rasanya aku seperti berjalan sendiri di muka bumi ini."
aku menangis sambil makan es krim, semua mata pengunjung menatapku. aku sudah tidak peduli akan hal itu. makan es krim yang paling mahal membuatku sadar kemana saja aku selama ini, mengapa aku begitu abai dengan diriku sendiri sampai di menangis seperti ini.
aku bekerja, suamiku bekerja. aku bekerja dan gajiku sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan keluargaku sendiri. mencukupi semua kebutuhan ayah dan ibuku. yang bikin aku sedih rasanya jerih payahku selama ini tak pernah terlihat dimata ibuku. padahal kalau aku punya anak itu artinya aku tidak bisa memenuhi kebutuhan keluargaku dengan utuh. itu yang selalu aku pikirkan.
banyak orang mengatakan kalau aku terlalu lelah dalam bekerja. aku juga pengen resign, aku juga pengen jadi ibu rumah tangga. tapi itu nggak mungkin. bagaimana dengan keluargaku, bapak ibuku? ibuku selalu menuntut ini dan itu. selalu bilang untuk program hamil inseminasi dan lainnya. iya, aku paham, aku jangan ingin. tapi uang darimana? program hamil itu gak murah.
rasanya semua bertarung dalam kepalaku. dan itu membuatku lelah. rasanya aku ingin sekali ke psikiater atau psikolog. tapi aku tahu untuk menemui mereka saja itu juga butuh uang yang tidak sedikit. lalu bagaimana jika aku melakukannya dan meminum obat yang diresepkan? karena katanya obat anti depresan membuat sebagian kenangan kita juga ikut memudar. aku takut itu terjadi. bagaimana jika aku mudah lupa dan hal itu menyangkut dengan pekerjaanku? apakah aku masih bisa bekerja? dan banyak hal ketakutan serta pertanyaan dalam diriku.
aku menonton film, dan terlihat mager tidak melakukan apapun kala sedang libur. selalu dikira aku sedang bermalas-malasan. padahal aku melakukan demikian sebab aku sudah terlalu lelah dengan pekerjaan. kini aku merasa ya Allaah sampai kapan ini akan berakhir? rasanya lelah sekali..
dia mengatakan itu kepadaku dengan menangis dan tatapan yang kosong. kepedihan dalam hatinya rasanya sampai ke hatiku. ya Allaah, tolonglah dia. tolonglah siapapun orang-orang yang sedang mengalami kelelahan dalam hidupnya.
69 notes · View notes
itsjournalfi · 20 days
Text
Perumpamaan GHIBAH sangatlah hina. Namun ada pengecualian, boleh saat:
1. Persaksian di persidangan
2. Mengkritik suatu kepemimpinan (yang merugikan hak umum)
3. Dosa terang-terangan dan yang melakukan bangga (dan niat membicarakannya untuk menasihati)
4. Mencurahkan masalahnya kepada yang berkompeten untuk dicarikan solusi.
-Ust Salim A Fillah-
2 notes · View notes
coklatjingga · 11 months
Text
Hidup hanya Tentang Kita
Makin ke sini makin sadar bahwa hidup ini, apapun yang dilakukan, apapun yang dirasakan dan diputuskan, semua kembali tentang kita. Tentang diri sendiri.
Berulang kali disampaikan dalam surat cinta Allah, bukan? Bahwa apa yang kita perbuat nantinya akan kembali pada diri sendiri. Baik ataupun buruk, hanya kita yang akan menanggung akibatnya.
Dan, hanya kita yang akan mempertanggungjawabkannya. Kita tidak ditanya perihal perbuatan orang lain. Sama sekali tidak.
Pertanyaannya hanya tentang "apa yang kamu lakukan?"
Bukan tentang kenapa sahabatmu begini? Kenapa anakmu begini? Tidak. Tidak akan dibahas tentang yang dilakukan orang lain.
Perintah mengingatkan orang lain, saling nasehat menasehati, perintah berbagi dan membantu orang lain, sejatinya bukan ditujukan untuk membahas orang lain, melainkan diri kita sendiri.
Diri yang akan berdiri di persidangan akhirat tanpa lisan yang mampu membela sama sekali.
Lagi-lagi, semua ternyata tentang diri sendiri.
Tentang menyelamatkan diri sendiri dari hisab dan azab. Tentang menonjolkan diri sendiri di hadapan Allah, agar Dia ridho.
----
Sepanjang tulisan di atas, mungkin terdengar egois. Diri sendiri. Diri sendiri. Diri sendiri. Akan tetapi, kesadaran itu membuatku lebih berhati-hati. Dalam bertindak dan mengambil keputusan.
Membuatku tidak lagi menaruh harapan dalam setiap amalan agar dibalas oleh bersangkutan. Cukup lakukan dengan keyakinan, "semua akan mendapat balasan atas diri sendiri".
13 notes · View notes
truegreys · 1 year
Text
Kabar dari Kamar Kecil
Bagian Terakhir - Keputusan Kecil yang Amat Gemilang
Tara akhirnya menceritakan kondisinya dengan Moy kepada ibunya. 
“Ibu gak akan ngehalangin kamu. Hanya kamu dan Kismoyo yang bisa memutuskan. Pilihlah pilihan yang menurut kamu paling mendekatkan diri kamu dengan Allah.” 
Mendengar saran dari ibunya, Tara langsung menghubungi Moy–menanyakan kabarnya–karena ia tidak mungkin terus-terusan berada di rumah ibunya. Ia sudah memasrahkan semuanya. Apapun keputusan yang mereka berdua ambil nanti, Tara akan menerima dengan kelapangan hati. Tara hanya akan berusaha memperjuangkan pernikahannya jika memang Moy ingin juga. Ia tidak mau memaksakan apapun.  
Tanpa diduga, Moy langsung mengajak Tara untuk bertemu di tempat pertama mereka bertemu–-sebuah café  di tengah kota. Moy berniat untuk mengakhiri pernikahan mereka di tempat mereka memulai semuanya, di tempat ia pertama memulai semuanya.
“Kamu gak cukur kumis?” Tanya Tara berbasa-basi.
“Iya. Lebih keren, kan?”
“Menurut aku, kamu keren, kok, mau gimana juga.” Jawaban Tara tulus. Ia memang tak pernah memandang fisik sebegitunya. Ia hanya perlu kebaikan dan ketulusan hati, yang ternyata selama ini ia keliru kenali.
“Aku mungkin pernah cerita ini. Pilihanku untuk ambil jurusan di SMA, jurusan di kuliah, sampai kerja adalah saran dari Bunda. Tapi, belakangan aku jadi saran bahwa keputusanku selama ini selalu dipilih Bunda…termasuk nikah sama kamu.”
Tara menahan hatinya yang bergejolak. Ia tahu bahwa percakapan ini akan dan harus terjadi sekeras apapun ia ingin kabur.
“Waktu kita berantem, Bunda nyaranin untuk nikah lagi. Pilihannya adalah selesai sama kamu terus nikah lagi atau punya istri dua.” 
Tara masih memberikan Moy ruang untuk bercerita. Setidaknya ia kini tahu bahwa Moy disuruh menikah oleh Bunda denganya, dan Bunda pula yang menyuruh anaknya untuk mengakhiri pernikahannya. Seseorang memang bisa berubah sebegitunya. Tara kesal, tapi kekesalannya tak akan membawanya ke manapun.
“Tujuanku nikah dari awal udah salah. Bunda ingin punya banyak cucu. Kejadian yang kita alami selama ini, bikin aku sadar kalau…ini semua salahku.”
Tara meneguk air mineral yang barusan ia pesan. Seolah diteguknya pula semua kata-kata Moy. Tara memang pasrah, tapi bukan berarti semua itu tidak menyakitkan.
“Aku gak bisa terusin pernikahan ini. Aku merasa perlu beresin masalah aku dengan Bunda.”
“Aku punya satu syarat.” Tara menjawab segala pernyataan Moy dengan persetujuan berupa syarat.
“Aku ingin kamu cek kesuburan.” Mendengarnya, Moy langsung setuju. Moy paham bahwa Tara yang selama ini disebut bermasalah karena PCOS-nya. Setidaknya, dengan dilakukannya tes kesuburan yang saat itu tak Bundanya izinkan, Moy bisa meringankan rasa penasaran Tara selama ini.
“Kamu bener-bener gak pernah bahagia sama aku?” Tanya Tara.
“Pernah, kok. Waktu aku nungguin kamu keluar dari kamar kecil buat cek kehamilan dan ternyata kamu hamil.” 
Pertemuan itu ditutup dengan senyum getir Moy dan Tara.
***
Hasil tes kesuburan menunjukkan sperma Moy abnormal. Wajar karena Tara tahu selama ini suaminyalah yang banyak merokok dan pola hidupnya tidak sehat. Hasilnya Tara kirim langsung ke alamat Bunda. Tara ingin menyampaikan kepada Bunda bahwa kehamilan  bukan hanya peran perempuan, tapi juga laki-laki. 
Awalnya Bunda menyambut perpisahan Moy dan Tara dengan riang. Semua berubah ketika paket dokumen yang dikirim Tara sampai di tangannya. Ditambah, Moy memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan pindah kota untuk memulai hidup baru tanpa bayang-bayang Bunda.
Moy menjual rumah yang ia bangun bersama Tara, lalu membagi hasilnya dengan Tara. Proses perceraian berjalan lancar. Moy maupun Tara hanya perlu menandatangani berkas-berkas dan hadir di persidangan. Sekilas Tara merasa perpisahan ini begitu lucu. Perjalanan yang kata orang begitu rumit, tapi ternyata Tara jalani dengan begitu ringan. Seolah keputusan untuk berpisah adalah persoalan kecil. Sebaliknya, Moy merasa keputusan kecil yang dirasakan Tara adalah langkah paling berani yang pernah ia tapaki. Semuanya memang tergantung pada sudut pandang masing-masing pelaku.
Selepas semuanya selesai, Moy mulai menemukan lagi tujuan-tujuan yang selama ini diabaikannya. Ia tetap menghubungi Bunda karena tidak mau menjadi anak durhaka. Tapi, ia mulai membatasi dirinya. Ia mulai memutuskan banyak hal untuk dirinya sendiri. Moy mulai merubah sebutannya untuk kamar kecil dengan toilet. Ia tak lagi menggunakan kata-kata ‘kamar kecil’ seperti yang diajarkan Bundanya.
Moy sesekali melihat Tara di media sosial.  Tara ternyata membuat komunitas yang mendukung perempuan dengan PCOS. Ia bisa melihat bagaimana gemilangnya Tara seperti sebelum Tara bertemu dengannya. Binar itu kembali hadir selepas perpisahan  mereka.
Keputusannya kini sudah tepat. Moy tidak akan lagi menanti kabar-kabar dari kamar kecil yang selama ini tak pernah benar-benar ia inginkan.
TAMAT
Klik ini untuk baca Bagian 1!
13 notes · View notes
audinne · 8 months
Text
Renungan malam ini, tiba-tiba aku kepikiran gini,
Dari Palestina aku belajar, menurutku bukan sekadar tentang menang atau kalah konflik yang terjadi di sana. Kita sebagai muslim juga sudah tau endingnya seperti apa. Siapa yang menang dan siapa yang kalah. Tapi menurutku konflik itu merupakan bentuk representasi tentang surga dan neraka yang sedang Allah buka tirainya lebar-lebar untuk tunjukin ke kita. Mudah sekali bagi Allah untuk menyegerakan akhir dari konflik ini, seperti menenggelamkan Israel seketika. Tapi bukan itu caranya. Pun mudah bagi Allah mematikan Fir'aun dan bala tentaranya sesegera mungkin. Tapi juga bukan sekonyong-konyong Allah matikan mereka. Ada proses yang Allah mau tunjukan ke manusia. Ada jalan yang Allah mau kita sebagai manusia bisa mengambil pelajaran dari itu semua. Makanya Allah datangkan Nabi Musa as, Allah perintahkan Nabi Musa yang punya keterbatasan dalam kemampuan komunikasinya untuk mendakwahkan Islam ke seorang raja kala itu. Allah mau nunjukin prosesnya ke kita agar kita semua paham.
Sama seperti yan terjadi hari ini. Allah sedang membuka tirai pembelajaran ke kita selama 70th terakhir. Agar kita paham. Agar kita bisa mengambil pelajaran dari itu. Mungkin kita memang nggak hidup di zaman nabi, yang tentunya ada tokoh yang bisa kita lihat secara jelas, menasihati kita secara langsung dan terang-terangan, tentang mana yang baik dan buruk, benar dan salah, mana yang harus dilakukan dan ditinggalkan. Ada sosok tokoh yang menginsipirasi kita secara nyata, yang kita bisa belajar darinya dengan mendengar, melihat, dan merasakan atmosfer ketika bersama nabi. Tapi sekarang kita memang nggak ada sosok tersebut dan kita hanya bisa belajar kisahnya dengan membaca lalu membayangkan tanpa mendengar suaranya, melihat rupanya, dan merasakan atmosfer kehadirannya. Makanya kita dihadirkan Palestina, konflik yang bisa kita analogikan sebagai representasi surga dan neraka. Pelajaran yang benar-benar ada secara real life. Bisa kita lihat perjuangan mereka, dengar tangisan mereka, dan merasakan penderitaan mereka.
Sekarang Allah sedang membuka tirainya untuk menunjukkan ke kita tentang, kamu mau surga atau neraka? Kalau mau surga maka lihatlah perjuangan Palestina, tiada tanding. Kalau mau neraka, lihatlah perilaku dan perbuatan Israel. Bengisnya juga tiada tanding. Kita bisa lihat sebaik-baik orang dan seburuk-buruk orang di muka bumi saat ini dalam satu frame kehidupan. Nggak perlu jauh-jauh bayangin gimana perjuangan orang-orang pada zaman nabi untuk perang membela agamanya dan bayangin jahatnya perlakuan orang-orang Bani Israil kepada Nabi dengan seburuk-buruknya perbuatan. Ngga perlu jauh-jauh bayangin kayak gitu. Sekarang kita cuma perlu buka mata hati kita lebar-lebar, kita bisa lihat langsung gimana licik dan bejatnya orang-orang Israel dan gimana sabarnya, yakinnya, taatnya orang-orang Palestina sama janjinya Allah.
Beruntungnya kita, sekarang masih dikasih kesempatan untuk berpikir dan memilih sebelum tiba hari persidangan nanti.
4 notes · View notes
lucifermorningstark · 7 months
Text
November 25 2K23 Maka persidangan....
macam apa yang hendak kau haturkan sebagai tontonan bagi seluruh hadirat khalayak?
oleh hakim mana dan penjurian yang bagaimana?
Toh! Meski dihari - hari ini,
semakin banyak kebenaran - kebenaran
yang terungkap.....
Sedari awal kisah, kalian memang telah menempatkanku
dalam barisan para penjahat bin pengkhianat ini
jika sudah begini....
apalagi dengan cap neraka terstempel abadi di dahi
maka Keadilan versi sesiapa pula yang masih dapat kuperjuangkan?
Bukankah aku telah dianggap sebagai beban dosa oleh semua pihak?
3 notes · View notes
negesindonesia · 8 months
Text
Pria Tuban Nekat Mencuri Kabel untuk Resepsi Anaknya
Negesindonesia.com – Hadi Sutrisno, seorang pria asal Tuban, dihadirkan di Pengadilan Negeri Gresik dalam sebuah persidangan yang tindak pidana pelaku pencurian.senin(23/10/23). Terdakwa mengaku nekat mencuri kabel untuk mendanai resepsi pernikahan anak perempuannya yang sedang mendekat. Menurutnya, dia terpaksa melanggar hukum demi mengumpulkan uang yang diperlukan. “Saya butuh biaya pak , untuk…
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes
benzbarabwc · 1 year
Text
"Ifrit vs Narcissus"
"Berengsek! " Seru Narcissus. "Aku pikir aku sedang melihat bayanganku sendiri. Ternyata kamu, Ifrit! "
"Bantu aku menjelaskan ke dua belas Muses bahwa aku tidak membunuh Echo. Aku hanya kebetulan berada di dekatnya ketika dia meninggal. "
"Apa untungnya bagiku? Kau sudah merusak kehidupan pribadi dan sejarahku yang konsekwensinya adalah rusaknya sejarah peradaban manusia. Mereka akan membaca sejarah yang salah gara-gara kelakuan busukmu ini. "
"Nanti aku akan bantu koreksi sejarahnya. Tapi tolong untuk sekarang ini bantu lah aku dulu. Aku tidak mau dihukum. Aku masih butuh inspirasi untuk hidup. Kalau tidak, aku akan terbelenggu kembali di neraka jahanam sampai Echo memanggilku dan kehidupan kami akan diulang kembali, dan aku akan dituduh membunuh Echo lagi, dan kamu akan aku kerjai lagi. Kamu tidak mau semua ini berulang lagi, kan? "
"Sial."
-
"Aku bersaksi bahwa Ifrit tidak membunuh Echo. Echo membunuh dirinya sendiri menggunakan cara-cara yang menggiring kita semua untuk mempercayai Echo bahwa Ifrit lah yang membunuhnya, padahal Ifrit jelas-jelas sedang berada di dekat Britomartis, makan martabak manis. Saya masih ingat rasanya: ketan hitam, kelapa, dan susu kental manis. "
"Tahu dari mana kau semua ini? Kau kan sedang bercermin di sungai yang biasa. " Tanya Melpomene.
"Yang bercermin itu bukan aku. Itu tipuan Echo agar kalian mengira itu aku. "
"Bagaimana Echo melakukannya? " Tanya Urania.
Narcissus melirik ke Ifrit. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa membohongi keduabelas Muses.
"Kau tahu, kau tidak bisa bertanya ke Ifrit, dia tersangka dalam persidangan ini. "
Narcissus kembali menghadap Melpomene. "Aku tidak tahu. "
Dan siklus pertemuan Echo dan Ifrit pun kembali dimulai.
2 notes · View notes
borobudurnews · 2 years
Text
Sidang Perdana Kasus Pembunuhan Antara Pelajar Di Grabag Digelar Tertutup
Sidang Perdana Kasus Pembunuhan Antara Pelajar Di Grabag Digelar Tertutup
BNews-MAGELANG– Kasus pembunuhan antar pelajar di Grabag Kabupaten Magelang sudah mencapai tahap persidangan. Dimana persidangan perdana dengan terdakwa IA, 15, digelar di Pengadilan Negeri Kabupaten Magelang (25/8/2022). Diketahui bersamaIA, 15, didakwa telah melakukan pembunuhan berencana dengan korban berinisia WA, 13, asal Grabag Magelang. Dimana pelaku dan korban ini merupakan teman sekolah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes