selamat,
sudah melampaui 2022 yang penuh sesak.
sudah menjangkau bahagia di 2022.
semoga,
akan hadir faham yang lebih bijak.
akan hadir hati yang lebih penuh dengan kasih.
semoga,
ada diri yang lebih sadar,
lebih sadar dari arti kata sadar.
selamat,
berjelajah di diri yang lebih dewasa.
semoga tahun mu lebih banyak arti.
10 notes
·
View notes
Lagi dan Lagi
Berharap mentari datang pada gelapnya malam
Angan ku di antara rentang waktu menolak padam
Meski tertatih melangkah, kuharap mata jangan dulu terpejam
Ku angkat tinggi keris tua penuh karat,
Lalu ku hujam tepat pada rasa rindu dengan amat semangat
Biarkan saja darah ini membanjiri ruang hampa yang sempit
Dan ku kan tenggelam dalam bayang-bayang senyum mu yang mulai pahit
3.0822.454.3
2 notes
·
View notes
Pokoknya disupport 100% sama mae itu dengan bangganya posting foto menghadiri perweddingan bersama kedua mempelai di grup whatsapp keluarga dengan sebuah kepsyen sekiranya begini :
“Alhamdulillah dik fulan didongaake mugo2 enggal ketularan”
Semoga disegerakan oleh yang maha berkehendak, pokoknya hopefull. 😂
0 notes
Partai Buruh Cabut Dukungan, Anies: Semoga Said Iqbal Lurus dan Lempeng
JAKARTA | KBA – Bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan menangapi santai terkait Partai Buruh yang resmi mencabut dukungan kepadanya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
“Kita hormati, hargai, dan semoga perjuangnnya benar-benar bisa lurus lempeng sesuai aspirasinya masyarakat buruh,” ucap Anies ditemui KBA News di Ballroom Hotel Mega Anggrek, Tanjung Duren…
View On WordPress
0 notes
SEBUAH OBROLAN MENJELANG BERTAMBAH USIA
Beberapa waktu yang lalu sempat menonton salah satu video di instagram, video tentang obrolan antara ayah dan anak laki-lakinya. Yang dibahas bukan permasalahan ringan tetapi tentang kehidupan.
Hari Sabtu malam, adikku ada kegiatan mabit yang dilaksanakan oleh pondok tempat dia belajar. Kegiatan mabit ini bertempat di mushola atau masjid yang ada disekitar pondok, kebetulan rumahku dekat dengan pondok tempat adikku sekolah jadilah dia mabit di mushola samping rumah.
Untuk menyuguhkan para santri yang sedang mabit, orangtuaku berencana membelikan sedikit makanan yaitu martabak manis. Sesuai permintaan adikku sih sebenernya hehe. Jadilah setelah sholat isya aku dan ayahku pergi untuk membeli martabak. Dimalam yang sama juga ada sesi healing room dari careerclass, jadi sambil diperjalanan aku sambil mendenngarkan healing room-nya.
Topik yang dibahas di sesi healing room adalah journal dan habbit dimana pembahasannya seputar pembiasaan menuju kehidupan yang lebih teratur. Seperti misal pembiasaan olahraga, makan makanan bergizi, mengurangi karbohidrat, pembiasaan membaca, dan hal-hal positif lainnya.
Secara kebetulan juga (eh gaada yang kebetulan sih yaa, semua sudah Allah atur), sejak beberapa waktu sebelumnya ayahku memulai pembiasaan baiknya, yaitu sholat tahajud dan puasa daud. Untuk sebagian orang yang sudah terbiasa sholat tahajud mungkin tidak akan terasa berat, tapi untuk orang-orang yang baru memulai kebiasaan ini tentu mengalami adaptasi yang cukup berat. Termasuk puasa daud. Orangtuaku sempat menjalankan kebiasaan tersebut tetapi karena satu dan lain hal kemudian berhenti dan baru dimulai kembali sekitar dua bulan yang lalu.
Sebagai orang yang tinggal bersama orangtuaku (ya kan anaknyaa, hehe) tidak mungkin aku tidak termotivasi. Aku memutuskan untuk mengikuti jejak orangtuaku dengan membiasakan sholat tahajud dan puasa. Tetapi karena aku belum pernah puasa daud sebelumnya jadi aku coba dengan puasa senin-kamis (mohon dimaklum yaa), dan amalan-amalan sunnah lainnya (doakan istiqomah yaa).
Dalam sesi healing room itu salah satu insight yang aku dapat adalah dari kebiasaan yang dilakukan sebenarnya tujuannya apa sih? Apa yang memotivasi kita untuk memutuskan untuk melakukan kebiasan baik tersebut. Yang harapannya ketika ada di fase futur kita akan ingat motivasi melakukan kebiasaan itu untuk apa.
Oh iya sekarang kita kembali ke setting dimana aku dan ayahku sedang diperjalanan membeli martabak. Ketika dijalan pulang, aku kepikiran untuk bertanya hal ini ke ayahku,
”Pak, Bapak kan lagi mulai tahajud dan puasa daud, em motivasinya apasih Pak? Bapak mau mencapai tujuan apa atau sedang memperjuangkan apa?”. Setengah berteriak aku bertanya.
Ngobrol dimotor itu gabisa pelan soalnya suaranya bakalan balapan sama angin. Yang biasa naik ojol pasti paham hehe.
Eh iya lagi serius nih,
Kemudian ayahku menjawab, dan ini menjadi kalimat yang akan aku ukir diotak dan hati aku. Selamanya.
“enggak ada, enggak ada motivasi karna ingin dapat sesuatu atau sedang memperjuangkan sesuatu. Bapak hanya berfikir ingin meninggalkan dunia dengan husnul khotimah. Ingin menghabiskan umur Bapak dengan selalu berusaha berada di jalan Allah”
Jawaban yang jauh diluar ekspetasi aku. Aku pikir ayahku akan menjawab karna ingin rejeki yang cukup, pekerjaan yang lancar, kesehatan, dan hal-hal duniawi lainnya, ternyata tidak.
“kita emang gapernah tau yaa Pak kapan akan kembali ke Allah. Tapi kapanpun itu semoga ketika Allah panggil untuk kembali adalah pada saat kita berada dijalan yang lurus. On the track nya Allah.”
“iya betul, masalah duniawi yang Allah kasih itu janjinya Allah, gak perlu kita pikirkan karna Allah akan memenuhi janji-Nya. Pun ketika kita dapatkan kenikmatan duniawi adalah semata-mata karna Rahmat dan kasih sayang Allah, bukan karena ibadah-ibadah yang kita lakukan. Ibadah itu untuk mengabdi sebagai hamba dari Yang Maha Kuasa”
Kalimat ini aku abadikan dalam bentuk tulisan, supaya aku selalu ingat dan semoga bisa membawa kebaikan untuk yang membacanya.
Sekian,
Terimakasih
*btw kalau mau beli martabak di Cilacap pastikan belinya martabak Alaska yaa, super rekomended karna soal rasa masih jadi nomor 1.
1 note
·
View note
Sehat selalu dirimu para ibu dan para perempuan yang bergelar tulang punggung.semoga Allah selalu ridho padamu💐
3 notes
·
View notes