Tumgik
#YAAU
nishikitty · 10 months
Text
Tumblr media
freed from this now
0 notes
yakazakalb · 1 month
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Bi bakın yaau. Bi bakın. Ben yârin uzağına düştüm. İki gündür Kabe'deyim ama gidip de doyasıya bakamadım hiç. Avluya girip de namaz kılamadım. Üçüncü katta insan hiç tavaf mı yapar derken üçüncü kata girebildiğime şükrettim.
Bi de tavaf esnasında tesbihimin imamesindeki yuvarlak püsküllü gibi şey bi başkasının tesbihine takılmış nasıl olduysa. Tesbihi salladım yok çıkmadı. Bi daha salladım yine çıkmadı. Tesbihi bıraktığım gibi kaçmayı düşündüm. iki-üç saniye kadar bekledim hiç başımı yana bile çevirmeden.sonra baktım adam çıkarmış tesbihi aldığım gibi pırrr... (Amma rezalet bişeydi. Hala gülüyorum.)
He bir de yine tavaf esnasında baktım yüzüme ve telefonuma su kaparcıkları yağıyor. (Telefondan Kur'an okuyordum tavaf esnansında) Yaww dedim birisi ağzını kapatmadan mı hapşurdu diye yüzümü buruşturup bi hoş oldum. Bu su nereden geliyor diye etrafıma bakıyorum. Kaynağı görünce rahatladım. Birisi eline şu camsil kaplarından almış etrafa su püskürtüyor serinletme amacı ile. Bhhgbg
Bi kaç hadise daha oldu. İşte böyle şeyler. Hayatımın en komik tavafı oldu.
He bi de önceki tavaflardan birinde çöp kutusu ile minik bi çarpışma hadisesi gerçekleştirmiştim. O da unutamayacaklarım arasında...
.
40 notes · View notes
darlingpwease · 11 months
Note
Yes, Teacher??? /t /why must u bully me 😔😔
Oh shit– I guess they really don't like swan lake then lmao Thank you for bringing it here to tumblr,, it wasn't only cool to learn but also just really interesting too!! :DD /gen
Yes yes,, thank you for teaching information, Dove <33 I'm looking forward for the next one!! /ht /hgen /I do think it's cool when u do that tho
Ahhh okok,,, then make sure to rest well. I can only imagine how nerve-wracking that must've been. I can't really do anything, but I really do hope that everything's good now and that you and others are feeling better now.
Yeah,, where I am tensions are rising with both the government and it's citizens, it's like there's no middle ground abdhdks. I'm just hoping that it will stay somewhat calm until I'm able to leave lmao,, it just seems like there's not much rest for anyone recently ha ha... I can't imagine life like that tho, it sounds exhausting.. (not meant in any offense) however, I can definitely relate to some things losing their points of "joking" tho,,,, its... it's not enjoyable <//33
Uwwhhh thank you,, unfortunately I'm still gonna fluctuate like this for the next 2-ish weeks I'm so sorry I'm so sorry <//3333 I'll also reply to the other post when I can I promise aaahdbskd
-panna cotta
hehe, good pamna, good~ mwah♡ as they said in one highly social advertisement about how relatives bully children with their 'attempts' to help them, "bullying begins at home"<3333 /t /j /nsrs
you know, but not even everyone in the country knows about such a feature with the term "swan ballet", especially among young people, since they simply did not find that time and none of the adults told them how this ballet was played immediately after the coup - also, it is associated with the death of the general secretary of the CPSU, so as on the day of his mourning, only this ballet was played on TV. I do not know if you have watched it, but it is a very calm and even quiet, serene ballet, completely unrelated to politics, but now it is quite politicized due to the connection with the August coup and the "purge". you look at him,,, what a charmer<33333 /affectionate
yaau~ then next time I'll tell you something more exciting, considering that events are getting more and more tense and bad ☆〜(ゝ。∂)/ht /ht /pos
I mean, unlike almost all the people in my environment, I don't even take pills yet, so I'm still very fine<333 after all, I can still be joyful even without antidepressants, so!!! a very sanguine person!!! hold my malewives tight!!!
the same, babyboo<///3 I only hope that something will happen when the elite dies out, because I don't see any other ways to solve the current socio-political problems. at least let them not close all borders and there will be at least some way to leave, and then everything will be fine. sometimes they say that it will only get worse in other countries, but I will be glad if I don't participate in an absolutely serious dialogue in the style of "do you think there will be a nuclear war or not?" for at least a couple of months. however!!! don't take it as a complaint, I don't think my situation is worse or better than yours;;; maybe the world is just changing and we need to follow if we are not at the helm, but sometimes I would like to stop following and just stop sjdhhd /ht I agree; especially when it becomes difficult to understand if it's just a joke or if it's serious, because laughter is the only thing that,,,, remains</3
everything is fine!!! fortunately, next week I have the last final and I'm all through August<3333 of course I have a little more study here and there for additional education, but these are small things~ well well well...🤨🤨🤨 /t /j /pos
0 notes
defness · 2 years
Note
I DONT KNOW WHAT THAT MEANS BUT IM HAVING FUN
GDGF YAAU
1 note · View note
shadowsfascination · 3 years
Photo
Tumblr media
Couldn’t help myself from coloring the sketch ^^  Also gave them a slightly different look, you know, because it’s me and I tend to do that xD BTW: Amy’s looks are based on her appearance in my AU. (Young Adults AU)
Idea based on this headcanon from @shadamyheadcanons. If you’re a Shadamy lover, go check them out! Their headcanons are awesome! (: 
132 notes · View notes
berenimooo · 3 years
Text
Bir şey söyleyim mi ben aşırı aptalım saflik değil aptallık bu beni yine ayakta uyutmuslar dün sabaha karşı rastgele düşünürken "agbii yaau" diye fark ettim.agladim sonra. insanlar kudurmuş malesef ki. Biz kudurmadik. Ete aç kopekler
2 notes · View notes
acid-gramma · 3 years
Note
ne mal insan var yaau biri gelip iste sunu anlatayim sana bunu biliyon mu gibi sorularla geliyor o aminakodumun delisi bir sey bilmiyordur
hshfidjdjd sasmaz
3 notes · View notes
zenginamagurursuz · 4 years
Text
tüm postları tek tıkla silme şansımız yok mu yaau
2 notes · View notes
nasiinsansinmubarek · 5 years
Text
Aynen yaau
Tumblr media
2 notes · View notes
kafaminguzelligi · 2 years
Note
kedi paylasimlarinla kedi aldiracaksin yaau
Sahiplen tabii ya çok iyi olur
1 note · View note
najmanhuda · 3 years
Text
Buletin Jum'at Maarif Institute #5
Tumblr media
Toleransi dan Kearifan Lokal Tanah Air
Oleh Ust. Ahmad Imam Mujadid Rais
“Hai seluruh manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.al-Hujurat ayat 13).
Keragamaan dan kekayaan khazanah bangsa Indonesia merupakan asset berharga yang harus dirawat oleh segenap anak bangsa. Keragaman yang ada di tengah bangsa, mulai dari suku, etnis, dan agama merupakan anugrah Allah Swt agar kita saling mengenal, saling menghormati dan berlomba dalam kebaikan. Keragaman yang ada bukan malah justru memecah belah. Andai Allah menginginkan, tentu umat manusia akan dijadikan satu umat saja. Tapi Allah Swt tidak menghendaki hal demikian upaya umat manusia berpikir dan mencari hikmah d baliknya.
Keragamaan dan kekayaan khazanah bangsa Indonesia merupakan asset berharga yang harus dirawat oleh segenap anak bangsa. Keragaman yang ada di tengah bangsa, mulai dari suku, etnis, dan agama merupakan anugrah Allah Swt agar kita saling mengenal, saling menghormati dan berlomba dalam kebaikan. Keragaman yang ada bukan malah justru memecah belah. Andai Allah menginginkan, tentu umat manusia akan dijadikan satu umat saja. Tapi Allah Swt tidak menghendaki hal demikian upaya umat manusia berpikir dan mencari hikmah d baliknya.
Keragaman etnis dan suku bangsa ini sejatinya memperkaya khazanah bangsa dalam hal toleransi, tepa selira, dan hormat menghormati baik antar umat beragama ataupun antar suku dan etnis yang berbeda. Setidaknya ada dua modal utama bangsa Indonesia yang dapat menjaga dan merekatkan ikatan bangsa yang besar dan majemuk ini. Pertama adalah agama-agama yang mengajarkan kerukunan dan harmoni. Kedua adalah kesepakatan dasar bangsa yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Keragamaan dan kekayaan khazanah bangsa Indonesia merupakan asset berharga yang harus dirawat oleh segenap anak bangsa. Keragaman yang ada di tengah bangsa, mulai dari suku, etnis, dan agama merupakan anugrah Allah Swt agar kita saling mengenal, saling menghormati dan berlomba dalam kebaikan. Keragaman yang ada bukan malah justru memecah belah. Andai Allah menginginkan, tentu umat manusia akan dijadikan satu umat saja. Tapi Allah Swt tidak menghendaki hal demikian upaya umat manusia berpikir dan mencari hikmah di baliknya. Keragaman etnis dan suku bangsa ini sejatinya memperkaya khazanah bangsa dalam hal toleransi, tepa selira, dan hormat menghormati baik antar umat beragama ataupun antar suku dan etnis yang berbeda. Setidaknya ada dua modal utama bangsa Indonesia yang dapat menjaga dan merekatkan ikatan bangsa yang besar dan majemuk ini. Pertama adalah agama-agama yang mengajarkan kerukunan dan harmoni. Kedua adalah kesepakatan dasar bangsa yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Materi ini akan lebih memberikan penekanan pada aspek modal kedua, terutama Bhinneka Tunggal Ika yang mewujud pada kearifan local (local wisdom) yang ada di tengah masyarakat. Khazanah kearifan local ini menjadi modal sosial yang secara substansi merupakan objektivasi nila-nilai universal. Alih-alih menggunakan konsep atau kosa kata agama masing-masing yang mungkin sulit diterima oleh kelompok agama yang berbeda, dengan adanya objectivasi khazanah local justru nilai-nilainya menjadi universal dan dapat diterima oleh banyak pihak. Sebagai contoh misalnya di Sumatera Utara, struktur kekerabatan di Suku Batak (Tarombo) merekatkan hubungan kekeluargaan dan persaudaraan walau berbeda agama antara satu dengan yang lain. Toleransi dan sikap saling menghormati bukan sekedar menjadi kewajiban, namun sudah menjadi norma dan tradisi yang lazim ditemukan dalam hubungan intra Suku Batak. Keragamaan dan kekayaan khazanah bangsa Indonesia merupakan asset berharga yang harus dirawat oleh segenap anak bangsa. Keragaman yang ada di tengah bangsa, mulai dari suku, etnis, dan agama merupakan anugrah Allah Swt agar kita saling mengenal, saling menghormati dan berlomba dalam kebaikan. Keragaman yang ada bukan malah justru memecah belah. Andai Allah menginginkan, tentu umat manusia akan dijadikan satu umat saja. Tapi Allah Swt tidak menghendaki hal demikian upaya umat manusia berpikir dan mencari hikmah d baliknya.Keragaman etnis dan suku bangsa ini sejatinya memperkaya khazanah bangsa dalam hal toleransi, tepa selira, dan hormat menghormati baik antar umat beragama ataupun antar suku dan etnis yang berbeda. Setidaknya ada dua modal utama bangsa Indonesia yang dapat menjaga dan merekatkan ikatan bangsa yang besar dan majemuk ini. Pertama adalah agama-agama yang mengajarkan kerukunan dan harmoni. Kedua adalah kesepakatan dasar bangsa yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Materi ini akan lebih memberikan penekanan pada aspek modal kedua, terutama Bhinneka Tunggal Ika yang mewujud pada kearifan local (local wisdom) yang ada di tengah masyarakat. Khazanah kearifan local ini menjadi modal sosial yang secara substansi merupakan objektivasi nila-nilai universal. Alih-alih menggunakan konsep atau kosa kata agama masing-masing yang mungkin sulit diterima oleh kelompok agama yang berbeda, dengan adanya objectivasi khazanah local justru nilai-nilainya menjadi universal dan dapat diterima oleh banyak pihak. Sebagai contoh misalnya di Sumatera Utara, struktur kekerabatan di Suku Batak (Tarombo) merekatkan hubungan kekeluargaan dan persaudaraan walau berbeda agama antara satu dengan yang lain. Toleransi dan sikap saling menghormati bukan sekedar menjadi kewajiban, namun sudah menjadi norma dan tradisi yang lazim ditemukan dalam hubungan intra Suku Batak. Demikian halnya bila kita menuju Indonesia Timur, mulai dari Sulawesi Utara, Maluku, hingga Tual. Di Sulawesi Utara, titik temu toleransi ada pada nilai-nilai kearifan lokal atau bahkan genius local yang hidup di tengah masyarakat. Di antaranya adalah penghormatan kepada orang tua, filosofi “Sitou Timou Tumou Tou” yang berarti “manusia hidup untuk menghidupi sesama”. Selain itu ada pula ungkapan “Torang Samua Basudara”. Kerukunan di Minahasa juga terkait dengan asal nama Minahasa yang artinya ‘Mina Esa atau ‘yang dipersatukan’. Banyak nilai-nilai baik yang telah berkembang sebagai kearifan local di Minahasa. Bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka hubungan antar etnis dan suku melalui temali perkawinan merupakan hal yang biasa dan mudah ditemukan. Saat Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado, banyak dari anggota pasukannya yang menikah dengan warga setempat.
Demikian pula di Tanah Maluku bagaimana kearifan lokal menjadi metode yang efektif untuk bangkit setelah konflik horizontal di awal tahun 2000-an. Memori kolektif orang maluku punya prinsip bahwa walaupun berbeda tapi semua merasa bersaudara (Katong Samua Basudara) atau orang-orang basudara betapapun berbeda Beta tetap Maluku dan tingginya rasa saling memiliki di antara mereka. Hal ini sebagaimana petuah-petuah tetua orang Maluku ale rasa beta rasa, yang artinya apa yang kamu rasa saya turut merasakannya. Lalu ada filosofi yang artinya senada dengan sebelumnya, yaitu potong di kuku rasa di daging. Ada pula sagu salempeng bagi dua yang bermakna sepotong sagu dibagi dua atau ain ni ain yaitu satu untuk semua, semua untuk satu. Kearifal local lainnya adalah pentingnya merawat persaudaraan sejati seperti janji-janji leluhur Maluku di Nunusaku Nusa ina Pulau seram yaitu Nunu pari hatu, hatu pari Nunu yang artinya bersatulah seperti pohon beringin melingkari batu karang dan batu karang mendekap akar beringin.
Prinsip atau petuah adat yang memiliki substansi yang sama juga akan ditemukan di Tanah Kei atau Tual. Bahkan, menurut para tokoh agama dan adat di Tanah Kei, jauh sebelum Pancasila dilahirkan, filosofi Kei telah mewarnai denyut nadi kehidupan sehari-hari rakyat Kei. Hal ini semakin meneguhkan bahwa kearifan dan kebijaksanaan lokal di Tanah Air sangat kaya dan sudah seharusnya terus menerus dihidupkan dan diperkaya untuk konteks kebangsaan secara lebih luas. Kekayaan khazanah lokal inilah yang terus menerus menjaga Indonesia untuk terus tumbuh-berkembang dan maju secara toleran, demokratis dan penuh kemajemukan.
Tanah Kei, yang dikenal sebagai, Tanah Evav atau Nuhu Evav merupakan daerah yang mencakup Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual—setelah keduanya dimekarkan pada tahun 2007. Daerah ini merupakan daerah yang cepat pulih dan bangkit saat terjadi konflik sosial di Maluku dan sekitarnya pada tahun 2000an. Faktor kearifan lokal inilah yang turut menjaga harmoni di Tanah Kei.
Dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama Untuk Kerukunan Bangsa 2018, beberapa kesepakatan penting dilahirkan oleh para pemuka agama. Salah satunya adalah terkait etika kerukunan antara dan intra umat beragama. Dalam etika antar umat beragama dijelaskan bahwa masing-masing pemeluk umat beragama diminta untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga masing-masing. Persoalan doktrin, konflik internal di agama lain tidak perlu dicampuri oleh penganut agama lain. Kerapkali, hal inilah yang menjadi persoalan dalam hubungan antar agama. Terlebih, dengan penggunaan media sosial yang kian luas, ujaran kebencian atau ceramah yang sudah mengalami plintiran turut memperburuk situasi. Merujuk kepada filosofi di Tanah Kei, Umat Rir Rahan Raan (ada larangan adat untuk mencampuri urusan dalam rumah orang).
Selain filosofi di atas yang menasehati untuk tidak mencampuri urusan dalam rumah orang, beberapa filosofi yang dapat ditemukan di Tual antara lain Roan Kain Yaau Ning, Vuan It Bisa Did yang bermakna daun dan batang saya punya, tapi buahnya kita semua punya; Manut Ain Mehe Tilur, Fuut Ain Mehe Ngifun yang artinya telur dari satu ayam dan telur dari satu ikan, yang artinya Kita Semua Bersaudara, punya satu asal-usul yang sama; It Fau Fo Banglu Vatu, ne It Foing fo Kut Ain yang secara harfiah artinya “Kita dibentuk menjadi seperti sebutir peluru dan diikat erat menjadi seperti satu berkas sumbu api dari seludang kelapa”. Makna secara luas adalah artinya kesatuan yang erat yang tak bisa terpisahkan dan memiliki semangat kebersamaan dan kekuatan yang bertahan terus. Bahkan melihat sistem hukum dan masyarakat di Kei, maka kita akan mengenal apa yang disebut dengan hukum adat Lar Vul Nga Bal, yang mrupakan kearifan lokal yang luar biasa. Lar Vul Nga Bal merupakan dasar/panduan/pegangan, nilai dan norma hukum, bagi perilaku, perbuatan dan tata hidup masyarakat Kei, baik dari segi susila/etik maupun moral, serta pidana maupun perdata, secara adat.
Tanah air Indonesia tidak saja memiliki keindahan yang memesona. Ketinggian filosofi dan nilai hidup yang dianut masyarakatnya juga demikian memukau. Nilai-nilai inilah yang terus dirawat oleh para tokoh dan masyarakat di tanah air sehingga kerukunan dan harmoni dapat terus dijaga. Kearifan local yang tercantum dalam materi khutbah kali ini hanya sebagian kecil saja dari kekayaan kearifan local di tanah air. Benang merah kearifan local ini senada dengan nasihat suci dari al-Quran dan Hadist yang memerintahkan untuk menjaga persaudaraan dan silaturahmi antar sesama, saling menghormati walau berbeda agama dan keyakinan, serta menjunjung solidaritas yang tinggi antar sesama manusia. Wallahu a’lam bi ash-showab. []
—Ust. Ahmad Imam Mujadid Rais, pengurus Lembaga Hubungan dan Kerja Sama Internasional PP. Muhammadiyah.
Keragamaan dan kekayaan khazanah bangsa Indonesia merupakan asset berharga yang harus dirawat oleh segenap anak bangsa. Keragaman yang ada di tengah bangsa, mulai dari suku, etnis, dan agama merupakan anugrah Allah Swt agar kita saling mengenal, saling menghormati dan berlomba dalam kebaikan. Keragaman yang ada bukan malah justru memecah belah. Andai Allah menginginkan, tentu umat manusia akan dijadikan satu umat saja. Tapi Allah Swt tidak menghendaki hal demikian upaya umat manusia berpikir dan mencari hikmah d baliknya.
Sosial Media MAARIF Institute. instagram, twitter: @maarifinstitute
0 notes
heldersequeira · 4 years
Photo
Tumblr media
Gato. #cat #cats #gato #animaisdecompanhia #heldesequeira https://www.instagram.com/p/CEzvN-yAAUs/?igshid=lne7q6lwl2dx
0 notes
ioanaivan12 · 4 years
Text
YTP Yaau #2
0 notes
royamitiyas · 7 years
Note
Çok uzaklardasın halbuki ben seni çok sevmiştim
yaau kader böyle yollarımızı ayırdı demekk
4 notes · View notes
gainsborostudio · 5 years
Link
0 notes
shadowsfascination · 3 years
Photo
Tumblr media
Happy new year!
Been inspired by the awesome story "Holding on to tomorrow" of
w0lp3rtinger. If you like Sonic related fanfiction with characters that have matured over time and is really well written: check it out
I'm really into Shadamy lately, more than Sonamy at the moment. I still ship both though. I feel like Shadow wants to protect Amy from herself sometimes- like when she's drunk.
Also tried a little something with the shading here.
Anyway; here's the story behind it:
“Hey there, sugar.” Amy was pulled out of her mind numbed state by Rouge’s voice, even though she had been sitting in a crowded, noisy Club Rouge for an hour or so. The voices had faded into a comforting cacophony in the background while she was wasting both her time and money on getting wasted. It was pathetic. She looked up to glance at Rouge with cheeks and eyes as red as her childhood dress once was, realizing the greeting wasn’t meant for her. And that made sense because… well.. it would be a little late. “How many drinks did you already pour her, Rouge?”
A gloved hand was put on the bar from behind her, accompanied by the familiar scent of a mixture of smoke, alcohol, a little sweat and a smell she couldn’t name- a pleasant, masculine one though. Shadow. His voice was firm and deep and… a little agitated. She was feeling a little agitated herself and wondered if things would get ugly tonight, sensing both their moods and well aware of their tempers.
“Just a few!”
Rouge smirked at her pal, trying to lighten the mood that had tensioned up with his entrance and lied about the number of drinks they’d already had.
“Care for a drink yourself?” She added and handed him a glass when he nodded once- scotch on the rocks.
“Hey! Hello to you too!”
Amy mingled in the conversation, somewhat on edge and sounding slightly more overconfident than she anticipated. She turned towards Shadow and eyed him while he audible took a sip of his drink. The tingling of the ice cubes in his fancy glass entering her hearing system louder than any other sound in the room. Her head ached a little from it. When he did not respond in any way she crossed her arms, turned her head away from him and held her half-empty glass out for a refill. “How rude,” she hissed at Shadow.
“Same?” Rouge asked Amy.
“Yes, please.”
“I think she’s had enough, Rouge.”
“Amy’s a big girl. She can handle herself, Shadow.” Rouge concentrated on the cocktail she was mixing and purposely didn’t make eye-contact with the dark hedgehog.
“Yes. Mind your own business. Especially when you’re not gonna talk to me.”
Amy aimed for the glass on the counter, missed and yelped after it shattered on the floor, leaving splashes of the berry-coloured drink on her dress. The Mobians partying behind them were silenced for a bit, but shouted aloud shortly after and continued their conversations. Rouge grunted a little, flying up from behind the counter to clean up the mess. “I’m sorry,” Amy softly mumbled in shame and rolled her eyes, annoyed by everything and everyone but mostly herself. She eyed Shadow who appeared somewhat smug about her blunder. He put down his drink with sudden determination and said:
“Fine. I’ll talk to you then: Hello Amy. I think you’ve had more than enough drinks and as a matter of fact; I’m going to take you home.”
“What?! Hey!”
Before she knew what was happening, she was lifted off her seat as Shadow nonchalantly pulled her over his shoulder and footed away.
“SHADOW! I DON’T WANNA LEAVE! PUT ME DOWN!”
“Not a chance, Rose.”
“Shadow! Get back here! Your shift isn’t over yet!”
“I’m sure you’ll handle things here, Rouge!”
Her protest screams gradually faded into softer resistance as she gave in and finally screamed: “Wait! My phone’s still here!”
45 notes · View notes