Tumgik
#cinta beda agama
edyyanu · 1 month
Text
Dimulai dari Aku
Aku tidak perlu menyalahkan keadaan, bagaimanapun kondisi saat ini, kondisi keluarga saat ini adalah takdir terbaik, saat ini.
Buah dari keputusan-keputusan di masa lalu, pemikiran, pemahaman kita dan orang tua kita membentuk kondisi kita saat ini.
Jika aku dulu tidak dibekali ilmu agama secara dalam, tidak apa-apa, itu bisa dimulai dari aku, atas rahmat Allah, Allah mudahkan untuk belajar memperdalam ilmu agama.
Jika dikeluargaku tidak ada yang menempuh pendidikan tinggi, tidak apa-apa, itu bisa dimulai dari aku, atas rahmat Allah, Allah mudahkan menempuh pendidikan tinggi.
Jika aku dulu tidak dibesarkan dengan keluarga yang cinta literasi dan keilmuan, tidak apa-apa, itu dimulai dari aku, atas rahmat Allah dimudahkannya untuk cinta literasi, cinta ilmu pengetahuan.
Aku tidak mengatakan keluargaku kurang ideal, tetapi bahasa cinta orang tua kepada anak itu berbeda, dibesarkan dengan cara yang berbeda-beda,
Ketika memasuki usia remaja hingga sampai usia dewasa, kita banyak belajar dan kita bisa menentukan mau seperti apa kehidupan yang ingin kita jalani. Proses yang panjang memang, kadang perlu pembimbing, perlu mentor atau banyak belajar dari buku-buku yang kita baca.
Kalau ada yang kurang, bisa diperbaiki.
Semua dimulai dari aku, tapi tidak berhenti di aku, tapi untuk keluarga yang kubentuk kelak.
23 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
MANHAJ KITA BERBEDA.
Pagi tadi ada pesan masuk via WA dari seorang adik senior. kami cukup dekat, dan dia meminta saranku perihal menerima seseorang yang berbeda jalan.
"Kasih saran mbak, buat nggak ngelanjutin soal beda manhaj. Aku sedang ta'aruf sama temennya temenku, semuanya bagus mbak, pendidikannya terus status sosialnya, tapi rupanya kita beda manhaj mbak."
Aku tertegun sejenak dengan pesannya. Teringat dengan seorang teman yang beberapa tahun lalu pernah merasa kelelahan sebab jalannya dengan pasangannya yang berbeda.
"Nis, kenapa kamu harus pilih yang semanhaj?" Tanya dia kepadaku
"Sebab untuk menempuh suatu tujuan kita harus berada dalam satu jalan. Jalan yang lurus, bukan jalan yang berkelok, ataupun berliku-liku. Karena jalan kebenaran itu adalah jalan yang lurus. "Tunjukilah kami jalan yang luru" (QS. Al-Fatihah: 6). Dan pada petikan ayat tersebut jelas sekali bukan petunjuk dariNya?" Jawabku padanya kala itu
"Kau benar, nis. Tidak semanhaj itu melelahkan. Dan aku memahami perihal ini setelah menikah. Kita tetap jalan, namun hanya untuk urusan dunia saja. Untuk urusan akhirat, rasanya aku berjalan sendiri. Dan ini melelahkan sekali."
Beberapa pertanyaan yang masuk di DM perihal "mengapa sih harus memilih pendamping yang sejalan, sepemahaman, semanhaj apalagi. Bukankah cukup dia agamanya baik, sholatnya rajin, ngajinya rutin?"
Maka kutuliskan sekali lagi, bagaimana mungkin kau bisa membersamainya sementara kau dan dia berbeda jalan? Tujuan sama tidaklah cukup, jika kau dan dia harus berjalan sendiri-sendiri, tidak saling membersamai.
Karna dalam pernikahan itu akan ada banyak perbedaan diluar manhaj. Jadi jika perihal manhajnya udah beda, lalu nanti dihadapkan pada perbedaan yg lain. Apa masih kuat untuk bertahan? Apa masih kuat utk nggak capek? Inilah mengapa nggak cuman baik agama, akhlaknya dan semanhaj? Agar nantinya tidak lelah. Sudah tidak ada PR yang harus diselesaikan setelah menikah. Tinggal bersama-sama melakukan kebaikan dan ketaatan. Sudah nggak ada perbedaan dalam urusan agama, urusan akhirat yang perjalanannya akan lebih panjang lagi. Tinggal menyamakan urusan dunia. Udah nggak capek mengajak dia bermajelis ilmu, udah nggak capek mengajak dia buat ke masjid (untuk laki-laki) sebab dia sudah tahu perihal wajibnya sholat dimasjid. Kalaupun ada beda, bisa diskusikan bersama, tanyankepada para asatidz, dasar beragamanya sudah sama, sudah sejalan. Kalau beda manhaj, apakah bisa menyamakan seperti itu?
Contoh sederhananya begini:
Ikhwan: Allaah dimana-mana.
Akhawat: Allaah di Arsy.
I: Bid'ah Hasanah
A: Kullu Bid'atin dholalah.
I: Khawatir rezim pemerintah
A: Taat pemerintah
I: Mengutamakan akal
A: Mengutakaman wahyu
I: harus sufi bertarekat
A: syariat sudah sempurna.
Bisa dilihat perbedaannya, bukan? Belum lagi kalau nanti beda dalam menentukan pendidikan anak. Maka sudah cukup jelas kelelahan seeprti apa yang akan kita temui nantinya jika harus berbeda dalam banyak hal.
~*
Kini aku paham, sedih itu apa, pedih itu apa. Saat aku harus mengatakan, "Mas, manhaj kita berbeda."
Benarlah, cinta saja tak cukup rupanya.
Meminta kebaikan dipenghujung waktu mustajabahnya doa || 13.08
*semua percakapan diatas sudah meminta izin dari yang bersangkutan untuk saya tulis disini.
142 notes · View notes
yasmijn · 2 months
Text
Terjun bebas (1)
Di umurnya yang hampir 24 tahun, hampir semua keputusan yang Isla ambil didasarkan pada metriks pengambilan keputusan yang rinci dan tegas. Tak terkecuali tentang cinta. Menurutnya, tidak ada sumber daya yang boleh terbuang percuma, termasuk waktu yang akan dihabiskan dalam membangun sebuah hubungan. Jika hubungan itu tidak bisa berlanjut ke jenjang yang lebih serius, maka tidak ada faedahnya untuk dimulai.
Isla punya serenceng syarat. The bare minimum, kalau kata orang. Terlalu ribet, nanti susah nyarinya - itu kata orang lainnya. Practising muslim, nomor satu. Bisa nyambung dan seru kalau diajak ngobrol, nomor dua. Nomor tiga dan seterusnya akan dijawab Isla sesuai mood. Cuma semuanya bisa dirangkum dengan satu kata: sekufu. Isla memutar bola matanya. Cari kandidat yang memenuhi syarat pertama saja susah setengah mati - ternyata kata muslim tidak selalu hadir berdampingan dengan kata 'practising'. Sudah susah-susah ia mencari beasiswa ke luar negeri, berangan bisa cinlok dengan sesama pelajar Indonesia sambil mengejar gelar tambahan - nyatanya ketika sampai di lokasi, demografi suplai dan permintaan saja tidak cocok.
Yasudahlah. Toh ternyata kuliah yang sistemnya kuartalan ini memang tidak memberinya banyak ruang untuk sibuk cari jodoh. Pilihannya cuma dua: lulus tahun pertama atau pulang karena visa tak diperpanjang.
Sampai akhirnya Isla bertemu dengan Johan. Waktu pertama kali berkenalan sambil lalu di perpustakaan, Isla sudah mencoretnya dari shortlist kandidat percintaan. Johan, paling nama panjangnya Johannes. Pasti bukan muslim. Isla menatap sepasang mata sipit Johan dan menghela nafas dalam hati. Bentengnya dobel-dobel.
Lalu tiba-tiba ada ajakan roadtrip ke Selatan Perancis menjelang liburan musim panas. Hanya ada satu slot yang ditawarkan oleh Dana, dan Isla yang tak punya rencana dengan semangat langsung mengajukan diri untuk bergabung. Dua hari sebelum keberangkatan, Isla baru sadar bahwa grup ini adalah grup yang aneh - Dana si cowo Batak, ibunya Dana, dirinya, dan Johan. Isla sendiri baru pernah ngobrol 1-2 kali dengan Dana karena mereka satu apartemen beda lantai, dan Johan yang baru berkenalan tak lebih dari seminggu. Lebih-lebih lagi ketika Isla tersadar bahwa agenda utama mereka roadtrip adalah untuk ziarah Katolik ke Lourdes.
Begitu sampai di lokasi, Isla baru tahu bahwa Johan - meskipun sama-sama Katolik seperti Dana - terlihat sangat antipati dengan ritual dan agama secara umum. Ajakan misa dari Dana dan ibunya ia tolak dengan wajah tidak enak. Isla yang awalnya penasaran ingin hadir ke misa sebagai pengamat, akhirnya menghabiskan waktu satu jam lebih berkeliling kompleks suci sambil mendengarkan Johan berbicara.
Menurutnya, agama itu tidak penting. Ritual itu tak ada artinya. Petinggi-petinggi agama banyak yang busuk dan hanya ingin memperkaya dirinya sendiri. Isla manggut-manggut, teringat film Spotlight yang dulu ia tonton di bioskop. Sambil bertanya-tanya dalam hati, apa saja sih yang dia alami sampai bisa memandang agama seperti itu?
Matahari siang itu berkilau keemasan, dan tiba-tiba Isla merasa bahwa Johan di hadapannya, yang tiba-tiba ikut berpendar terkena sinar matahari, adalah salah satu manusia paling menarik dan penuh tanda tanya yang pernah ia temui. Yang jelas, semua pemikiran Johan tentang agama, pilar nomor 1 penyokong kehidupan, bertolak 180 derajat dengan miliknya. Dan Isla ingin tahu pendapat Johan mengenai beragam topik lainnya. Antitesis dari pemikirannya.
Sepanjang jalan pulang di mobil kembali ke Belanda, Isla tak henti berpikir. Menimbang-nimbang. Dan memutuskan. Bahwa untuk kali ini, ia ingin mencoba dengan seseorang tanpa banyak tanya, tanpa banyak syarat, dan tanpa banyak pikir.
8 notes · View notes
tadikamesra · 2 years
Text
WP #54 TADIKA MESRA
Tumblr media
Pict: pinterest
Benarkah ilusi?
~~~~~~~~~~~~
Engkaulah rasi bintang yang menunjukkanku jalan pulang ketika aku terhilang.
Engkaulah matahari yang bercahaya terang ketika langitku diselimuti oleh temaram.
Engkaulah sayap yang membawaku terbang tinggi menuju tempat yang belum pernah kuketahui.
Tetaplah di sini.
Menemaniku menghapus sepi yang tiada bertepi.
Melewati malam yang kelam tanpa ikut tenggelam.
Bangunkan aku dari ilusi, tetapi jangan pernah pergi.
Tunggulah aku.
Yang belum ingin menyerah menemukanmu.
@hardkryptoniteheart
———
Di semesta raya
Biar cintaku mati saja
Namun rinduku tetap ada
Hidup di kepala masing-masing kita
Tak perlu ada temu
Biar waktu-waktu menjemu
Di antara doa-doa yang beradu
Saling menempuh tunggu
Berdampingan mencipta delusi
Terselimuti syair-syair patah hati
Semoga selalu saja begini
Sampai menemukan pelangi baru lagi
@by-u
———
Aku pikir rindu hanyalah bagian ilusi yang mengada-ngada. Namun, pikiran itu terbantahkan saat ku dapati aku rela menempuh jarak yang sangat jauh hanya untuk dapat bertemu denganmu.
Aku pikir, rindu hanyalah tubuh tanpa ruh—bagian dari Ilusi orang-orang yang kesepian. Namun, rindu ini memberi harapan dalam keputusasaan. Memberi waktu untuk menunggu. Memberi warna untuk segala lembaran ingatan yang kelabu.
Aku pikir, rindu hanyalah ilusi yang tersesat di dalam bilik kepalaku. Namun ku dapati karena ketersesatannya itu...hatiku selalu terketuk dan tanganku senantiasa menengadah untuk mendoakan keselamatanmu
Rupanya, rindu melampaui ilusi, ia nyata. Hidup dalam setiap jiwa yang mencintai.
@kkiakia
———
Dalam waktu aku mengenangmu engkau hadir sebagai kisah terindah dalam hidupku.
Saat bayangmu semakin nyata dirimu kian sirna di telan kenyataan.
Peluklah aku walau  hanya sementara , dan biarkan aku merasakan cinta yang sama lagi.
Ceritamu selalu tertulis indah dalam ruang imajiku.
bagai sajak yang tak bisa ku pahami.
Seperti puisi yang tak pernah bisa aku rangkai.
Saat semua tak lagi sama kau hidup dalam anganku sebagai ilusi yang terindah.
Buatlah semu menjadi nyata karna di dalam ilusi dirimu adalah sebuah kenyataan.
@kevinsetyawan
———
Para perempuan itu jadi sering berilusi, karena seorang lelaki.
Ia berbaik hati kepada semua orang, katanya. Karena pendidikan yang baik, karena itu ajaran agama, karena memang begitulah ia sejak masa kanak-kanak, _katanya lagi._
Karena sebab-sebab yang sama, ia mencari pembenaran dengan melakukannya secara terus-menerus kepada semua teman ~perempuan~ nya, ialah yang sebenarnya telah menciptakan berbagai ilusi di kepala semua orang yang menerima kebaikan hatinya. Bagi beberapa yang paham, ia berlebihan, dan memang begitu kenyataannya.
Ia seakan sengaja memberi kesempatan bagi banyak orang untuk menafsirkan bahwa kebaikannya punya maksud yang berbeda-beda. Kawan lamanya membela, "Ia hanya ingin mencari kemana arah kompas perasaannya. Ia mudah terbawa perasaan, (meski ia seorang lelaki) karena hal-hal yang sederhana, karena pertolongan kecil, karena kata-kata yang bijak dan satu lagi, ..."
"Rupa." Sela salah satu perempuan yang mulai paham.
"Ternyata kau sudah tahu jawabannya"
Dan meski sudah tahu bahwa kebaikannya milik semua orang, mereka, para perempuan yang telah berkali-kali kelimpungan dengan perasaan, masih menyimpan benih perasaannya pada tempat yang dikhususkan. Sembari berharap, pengharapan yang buta, semoga perasaan yang dirawatnya itu berhasil menjadi indah.
Padahal pengharapan mereka seperti pengharapan kepada matahari untuk menyinari rumahnya seorang."
Tapi para perempuan itu tidak menyadari, mengapa menjerumuskan diri mereka sendiri dengan mempercayai ilusi yang timbul karena kebaikan seperti ini?
@haloinifaiq
———
Bahwa di jaman baru ini,
Kita diharuskan untuk bertahan....
bertahan hidup dengan seluruh kemampuan yang ada
berusaha dengan segala daya dan sisa percik cahaya
menembus gelap yang entah sampai kapan....
entah ada ujungnya atau tidak....
lantas entah karena aku memang bodoh atau terlalu banyak menelan bualan para filsuf
aku semakin tak peduli dengan semua yang dikatakan "kebiasaan - kebiasaan baru" ini
aku justru merasa takut....
bahwa pada akhirnya, jika-pun aku sanggup bertahan aku akan terjebak dalam ilusi sesat ini....
Bahwa aku bertahan karena aku berusaha! Atas usahaku sendiri! Bukan karena memang masih direstui-NYA....
dengan demikian aku menjadi binatang kufur yang pongah
dan lantas untuk apa lagi aku bertahan lama-lama
@lucifermorningstark
———
"GITA CITA"
Tenang
Biar kutemui bapakmu
Kutanyai mau tidak dia jadi bapakku
Ibumu? Oo sudah tentu dia juga
Pasti mereka mau?
Oo belum tentu
Pokoknya kamu tenang saja.
Meski ini baru sebatas ilusi adanya.
@barakelana
———
Serangkaian takdir yang menyapa, terikat doa hingga mewujud menjadi nyata.
Banyak nyata yang terlewati begitu bermakna.
Meskipun pada akhirnya, menyublim sampai tidak ada lagi yang tersisa.
Harus kemana lagi kubagikan intuisi yang selalu menyala ini?
Terlalu lama disimpan sendiri yang ada malah membuatnya tidak lagi menyala.
Hingga akhirnya—
Intuisi yang menyala ini, menyumblim juga menjadi ruang tanpa suara.
Bagaimana bisa?
Intuisi. Resonansi. Senada-seirama pernah begitu apik menjalankan perannya dengan nyata—
Tetapi, kenapa nyata-nyata yang sudah terlewati menjelma menjadi cerita-cerita yang tidak bisa lagi kuraba?
Ilusi—Delusi.
Padahal sebelumnya Intuisi—Resonansi.
@aksara-rasa
———
Besok, akan ku masuki duniamu yang sepi.
Akan ku jadikan diriku nyala pijar di tengah sunyi.
Akan ku warnai harimu dengan warna-warni.
Masih besok belum hari ini, ketika mencintaiku bagimu sudah bukan ilusi.
@langitawaan
———
Atau memang benar adanya?
~~~~~~~~~~
Ruang Kelas Tadika Mesra, 29 Januari 2023.
66 notes · View notes
zlwqt · 5 months
Text
Akhirnya, lafadz "qabiltu nikaahaha wa tazwiijaha bil mahril mazkuur haalaan." terucap lantang dari lisannya.
Bismillah ya Allah. Pintu menuju perjalanan baru sudah terbuka. Semoga Engkau mampukan kami dalam mengarungi indahnya kehidupan.
...
Aku salting cobaa pas dia datang ingin menyodorkan berkas2 untuk ditandatangani. Lucunya, aku masih ketawa, padahal umi udah bilang jangan tertawa. Duh, mana aku tarik lagi tangannya pas mau salim. Tangannya dingin, beda sama tanganku yang udah panas, kasar, gara2 setrika kemarin, wkwk.
Nasihat dari abi, kita usahakan keluarga ihsan itu yaaa. Kita usahakan juga untuk selalu patuh dan taat menjalankan syariat-Nya yaa. Kita usahakan mewariskan perjuangan membela agama Allah pada anak-anak kita nanti. Semoga Allah mampukan kita.
"Abi, nggak akan ninggalin kamu. Abi selalu ada di sisi mbak Mia." Ya Allah, seluas itu ternyata cinta orang tua pada kita.
Aku masih nggak nyangka abi bakal nangis, dan akupun ikut nangis. Abi, umi, doakan putri sulungmu yaaa. Putri abi dan umi akan selalu berusaha menyayangi dan mentaati abi dan umi...
Sesi break sholat zuhur juga ga kalah kocak sebenarnya. Itu momen aku jamaah sama kamu, padahal aku udah sholat jamak takdim qashar zuhur, akhirnya jadi i'adah zuhur gara-gara kamu sholat di sampingku. Hahaha...
Maaf ya, aku ga bisa liat wajah kamu lama-lama. Salting akunya, wkwk. Terimakasih sudah mau menjabat tanganku, mendoakan kebaikan untukku, dan menungguku. Semoga aku bisa melakukan hal yang sama...
Barakallah untuk kita 🤍
Untukmu, semangat berjuang menahkodai kapal. Kalau butuh apa-apa, aku akan berusaha selalu hadir untuk itu. Apapun itu, semoga Allah kuatkan kita...
Momen terindah yang Allah beri untuk kita,
20 April 2024 09.44 / 11 Syawal 1445
3 notes · View notes
cocotangaje · 1 year
Text
4 Oktober 2023
Gue mau sedikit berbeda di postingan kali ini.
Jadi sebulan kemaren gue mengamalkan baca yasin 13 kali selama 10 hari setelah konsul sama ahli hikmah (?) gitu soal kenapa gue gagal mulu sepanjang proses rekrutmen kerja. Gue agak 50-50 sih soal hasil yang dibilang beliau. Katanyatuh ada satu makhluk yang menghalangi gue lah dari segala hal yang katanya bisa gue dapatkan. Dan si makhluk inituh cukup powerfull gitu, makanya gue dikasih tugasnya juga gak kaleng-kaleng nyampe bikin bengek setiap ngejalaninnya.
Guemah ya yaudalah gak ada salahnya juga dijalani yakan. Itung-itung mendingan capek berusaha daripada capek stress karena bingung harus melakukan apa. Setidaknya kalo setelah ini gue masih gagal terus juga, orangtua gue gak ada celah buat menyalahkan gue atas kegagalan gue karena mereka udah ngeliat seberapa keras gue sabar dan berusaha. Guemah kalo soal mengusahakan sesuatu biar gak dijadikan kambing hitam atas suatu peristiwamah semangat-semangat aja (keliatan banget gak tuh saking seringnya gue disalahin padahal gak salah apa-apa).
Tapi emang gue ngerasa beda banget waktu sebelum laksanain challenge 10 hari baca yasin itu. Gue emang inget waktu kecil gue punya pengalaman hampir modar gegara diajak main bocil yang padahal bukan manusia. Cuma seiring waktu ya gue jadi biasa lagi aja gitu. Kata mamah sih ya karena diobatin ke orang pinter gitulah, gak begitu paham juga gue kata gue teh. Ngikut aja ya kan kita mah biar aman.
Yang gue rasain sekarang adalah, gue jadi lebih ngerasa deket sama agama dan mulai tau gimana cara pakenya. Sebelumnya, guetuh kalo stress ya stress aja. Nangis, ke psikolog, nulis, gambar, nyampe olahraga. Ngaji sama doa juga, tapi seringnya nggak mempan nyampe gue frustasi banget gatau lagi harus ngelakuin apa. Nah setelah challenge inituh, doa dan ibadah jadi works di gue, surprisingly.
Anjay, ini jadi akun dakwah banget gak tuh.
Tapi serius, meskipun tetep gue masih enggan dengerin dakwah lokal karena menurut gue kebanyakan intonasi atau tendensi dakwah lokaltuh diktator yang 90% bahasannya gak jauh-jauh dari neraka, ancaman, azab, dan malapetaka, seolah sosok Tuhan-tuh sangat menyeramkan dan tidak approach-able dan sinners-friendly, sekarang gue jadi lebih ada keinginan buat dengerin pendakwah American-based kayak Nouman Ali Khan yang lebih universal pembahasannya. Gue juga suka banget kalo udah ada pembahasan sains dalam dakwahtuh. Makanya heran sih sebenernya kenapa di lokal gak ada gitu pendakwah yang sekolah tinggi nyampe level doktoral, atau pendakwah pake pendekatan sains dengan bahasa awam friendly jadi bisa lebih balancing antara Dunia dan Deen gitu. Kek ayolah udah bosen banget nih guys sama narasi-narasi dakwah neraka-azab gitu tuh. Bukannya nantangin ya, tapi jadinya muak aja. Gue yang awalnya niat pengen mendekatkan diri sama Tuhan ya kalo branding Tuhan-nya serem terus gitumah jadi rada gimana gitu. Mendingan kuatin branding di cinta damai aja gak sih gituuu.
Buset kenapa pembahasannya jadi kemana-mana. Ya intinya gitu lah.
Sekarang gue lagi persiapan daftar CPNS nih guys, doain ya siapa tau masih ada tiket beruntungnya di gue wkwk.
8 notes · View notes
innnnna · 9 months
Text
Terkadang bahasa cinta ataupun bahasa sayang tiap orang tua terhadap anaknya ataupun sebaliknyaa pasti akan sangat berbeda dengan berkembangnya zaman.
Semakin kesini saya semakin jarang untuk hanya sekadar membuat story atau ucapan selamat ulang tahun selamat hari ibu selamat selamat yang lainnya. Sempat berpikir ulang apaa saya sedang menghilangkan diri sejenak dari hal-hal tersebut atau yaa emang lama lama males aja ngikutin apalagi sampai terbawa arus dunia yang kayaknya ko cepet banget yaa berubahnya?
Hari ini ada kejadian apa besoknya udah beda, mana terkadang bedanya bisa hampir 180°.
Bagi saya biasanya ucapan² itu jarang sekali saya ucapkan bahkan kalaupun lupa yaa sudahlah, toh pun mendoakan dan didoakan itu barang mahal dan lebih daripada cukup dan mungkin terpengaruh jugaa dari cara didik orangtua sendiri yang tidak pernah mengucapkan hal² tsb. Ya paling ditanya mau makan apa di hari spesial. Itupun kalau ingat wkwkw kalau tidak yaa sudah seperti hari hari biasa.
Karena bapak pernah bilang," mbak bukannya doa yang diam² serimg dipanjatkan dan tanpa diminta itu (kemungkinan besarnya) akan dikabulkan ya?"
Apapun harinya, akan lebih baik kita menanyakan keadaan dan berterimakasih kepada orangtua selagi masih ada tak harus di hari-hari tertentu, karena bagi saya itu akan memberikan kesan yang berbeda di hari tersebut, toh pun agama kita sendiri mengajarkannya begitu bukan?
(Ini bukan karena saya tidak setuju atau rewel yaa, tapi hanya saja sebuah renungan pribadi)
6 notes · View notes
kamilapermata · 1 year
Text
Orang Tua yang Baik
Saat kecil, aku heran kenapa ibuku suka nonton ceramah atau kajian Islam di TV. Apa sih serunya nonton ceramah? Aku juga heran kenapa setelah melakukan salat wajib, ibu menambahnya dengan salat rawatib. Kenapa ibu mau capek-capek menambahkan lagi salat sunah setelah melakukan salat wajib?
Bacaan Quran ibuku bagus. Ibu pernah menang lomba MTQ saat SMA. Ibu seringkali diminta untuk membaca Al-Quran saat ada acara keluarga atau acara pernikahan keluarga. Ibu juga pernah mengajar mengaji ibu-ibu lainnya, walaupun memang bukan di lembaga profesional. Kalau untuk yang ini, perasaanku lebih kepada kagum, kok bisa ya ibu membaca Quran dengan tartil dan enak didengar?
Kemudian di masa SMA, entah kenapa, perasaan untuk belajar agama lebih dalam tiba-tiba muncul dalam diriku. Aku jadi suka mendengar kajian, mulai menjalankan salat yang sunah-sunah, juga mulai belajar tahsin. Di masa kuliah, aku pun ikut organisasi keislaman di Salman yang membuatku pada akhirnya harus mengajarkan Al-Quran.
Jika dulu aku heran kenapa ibu suka nonton kajian di TV, sekarang aku merasakan bahwa mendengarkan kajian adalah hal yang menenangkan dan menjadi hiburan bagiku.
Di masa dewasa aku banyak melakukan apa yang dulu ibu lakukan. Dorongan untuk melakukan itu datang begitu saja. Lalu aku berpikir, bisa jadi berbagai kebiasaan baik yang mudah kita lakukan, bersebab dari orang tua kita yang dulu membiasakan diri melakukan kebaikan-kebaikan tersebut. Kita sebagai anak yang melihatnya setiap hari, kemudian merekam di alam bawah sadar, lalu kebiasaan itu akan muncul suatu saat.
Aku juga ingat, saat SMP aku selalu ingin mengikuti hal-hal yang sedang tren di kalangan remaja. Mulai dari gaya berpakaian, gadget, tempat jalan-jalan, film, lagu, hingga ingin juga merasakan punya teman dekat laki-laki (pacaran, ewh). Tapi saat SMA, tiba-tiba keinginan-keinginan itu hilang. Aku juga jadi tidak berminat punya pacar karena aku tidak mau ribet dengan drama percintaan remaja yang menguras emosi dan menghabiskan waktu. Kemudian suatu hari, ibu bilang padaku bahwa saat aku SMA, ibu sering mendoakan agar pergaulanku terjaga dan aku tidak pacaran. Ternyata, ketidakminatanku pada pacaran dan menganggap bahwa pacaran itu merepotkan, disebabkan oleh doa-doa ibu yang menjagaku.
Sekarang aku sudah menjadi seorang ibu. Ada banyak sekali teori parenting yang mendefinisikan bagaimana menjadi orang tua yang baik. Tapi dari berbagai teori parenting yang berbeda-beda itu, aku kini paham bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang taat pada Allah, yang banyak mendoakan anaknya, dan yang banyak bertaubat.
Pun sebagai orang tua, kita harus ingat bahwa kebiasaan buruk kita juga akan berdampak pada anak-anak kita. Maka jika suatu saat ada sikap anak yang tidak sesuai harapan, yang pertama-tama dikoreksi adalah diri kita sendiri. Yang pertama ditaubati adalah dosa-dosa kita sendiri.
Pada akhirnya, teladan dari orang tua yang ikhlas dalam beribadah dan penjagaan dari Allah-lah yang akan menjaga seorang anak agar selalu dimudahkan dalam menjalankan kebaikan dan ketaatan pada Allah.
---
"Bagaimana cara mendidik anak? Ibunya terus berusaha jadi baik dulu untuk Allah, karena anak-anak sangat membutuhkan doa ibunya. Anak tidak butuh ibu yang keren, cantik, gaul, famous. Anak butuh ibu yang mustajab doanya. Tapi kalau ibunya suka maksiat seperti masih suka ngomongin orang, kepo sama urusan orang lain, seneng kalau lihat orang berantem, suka ngomporin bukan ngademin, lisannya yang keluar kata-kata yang tidak baik, apa iya Allah mau mengabulkan doa dari lisan yg tidak baik? Ibu juga harus jadi seseorang yang bisa dipercaya oleh anaknya, yang selalu ada di setiap keadaan, agar anak menjadi cinta. Sebab bukankah kita akan mudah mengikuti siapapun yang kita cintai?" (Umi Tavi Alhasani)
"Sesungguhnya dosa orang tua itu sangat berefek kepada anaknya. Maka kita kembalikan lagi pada surat Al Ahqaf ayat 15, kita menjumpai ketika kita memohon pada Allah wa aslih li fi zurriyyati, maka kata setelahnya adalah inni tubtu ilaika 'saya bertaubat ya Allah'. Orang tua yang hebat itu bukan yang tidak melakukan kesalahan, tapi yang banyak bertaubat kepada Allah terhadap dosa dan kemaksiatan yang pernah dilakukan. Karena taubat itulah yang akan memutus mata rantai kemungkinan dosa yang pernah dilakukan orang tua menurun pada anaknya. Karena tidak ada yang mampu memutuskan mata rantai dosa dan kemaksiatan yang dilakukan orang tua untuk tidak turun kepada anaknya kecuali atas kehendak Allah. Dan itu tidak bisa kita dapatkan sampai kita bertaubat kepada Allah." (Ust. Oemar Mitta)
7 notes · View notes
paper-and-poems · 1 year
Text
Tumblr media
Sedang bertanya-tanya ke diri sendiri tentang perjananan menulis kisah cinta beda agama ini…walaupun ini cuma cerita-cerita isengku saja tp kenapa rasanya…pilu bgt ya?
Ada teman dekatku, bahkan saudaraku sendiri terjebak di percintaan beda agama…bukannya buntu, tapi jadi berhenti sejenak. Am i sure enough to write about this?!
8 notes · View notes
aishmejik · 2 years
Text
15 Ke 26
Ah aku sudah tua ternyata, gakerasa udah ketemu 15 februari ke 26 lagi aja. Kata orang umur 25 itu masa-masa quarter life crisis. Tapi, aku malah ngerasa banyak banget magic diumur 25. Banyak banget hal yang disyukurin di umur 25. Mari kita flashback memori yang kerekam di otak sama hati aku setaun kemaren!
Teman. Aku selalu ngerasa kalau hidup aku kesepian, tapi ternyata ngga. Banyak banget temen-temen baru yang dateng ke hidup aku, sebenernya ngga sih, cuma itu-itu aja. Tapi kaya semakin ke filter aja semuanya, temen-temen aku jadi sedikit tapi menyenangkan.Tapi iya juga si, kapan juga aku punya temen banyak. Temen-temen kuliah aku satu persatu mulai punya hidup masing-masing, ada yang menuju lebih baik, ada yang disitu-situ aja, ada yang semakin suram. Tapi aku selalu berdoa buat kalian agar tetap bahagia dan galupa sama aku. Temen-temen kuliah aku mulai pada nikah,  ada yang ngejar karir di kota orang, ada yang berbunga-bunga karna cinta. Sedangkan aku yang masih hidup ngikutin aliran sungai yang ada. Di  Banjaran, walau kadang banjir, tapi aku punya temen-temen yang menyenangkan di kantor. Kaya balance aja hidup aku kalo udah cape, tiba-tiba menyenangkan lagi. Aku selalu ngerasa kalau aku tidak unworthy untuk jadi tempat cerita temen-temen aku, tapi ternyata ngga. Ganyangka aja yang awalnya cuma mau bengong ke kopisop sama curhat dikit ke temen-temen, tiba-tiba mereka cerita tentang keluarganya, tentang masalah pribadinya. Dan aku yang beku, bingung mau ngerespon apa, dan akhirnya minta maaf karna aku bingung mau respon apa. Tapi mereka ngerti dan mereka hanya butuh didengar, karna mereka gabisa cerita ke banyak orang tentang masalah pribadi mereka. Aku banyak belajar banyak dari sifat-sifat dan cerita temen-temen aku yang unik-unik. Walaupun, pada akhirnya semua itu gaada yang abadi, aku tau kalau ada waktunya mereka bakal ngejar sesuatu yang mereka ingin atau butuh.
Kerja. The perks of gaji dua digit. Hehe. Taun ini aku dipromosiin jadi direktur, kalau di perusahaan lain namanya manajer sih. Seneng banget, akhirnya aku bisa megang tim yang solid. Yang percaya sama aku. Probation 6 bulan,diangkat jadi manajer percobaan di bulan Juni, banyak banger naik turun yang aku rasain, ternyata tidak mudah menjadi manajer di pabrik dengan pimpinan lulusan SD. Pulang malem tiap hari, badan rontok, pernah pulang jam 11 malem, dimarahin tiap hari,dianggap remeh sama senior-senior. Dan sadar kalau pendidikan itu penting buat seorang pimpinan, biar mereka bisa ngeliat secara luas. bukan cuma satu garis lurus. Akhirnya, aku yang harus adaptasi dengan gaya kerja pimpinan-pimpinan aku. Sempet mikir kalo aku bakal ga passed probation, dan balik lagi jadi engineer. Dan seiring waktu, aku bisa ngikutin alur kerjanya  Dibulan Januari, aku passed probation, dan gajiku naik drastis jadi dua digit. Yeay! Yang bikin bangga, aku passed probation atas rekomendasi pimpinan aku untuk mempercepat masa probation aku dan segera di passed-kan. Aku bangga, aku baru 3 taun kerja, diumur 26, gajiku menyentuh dua digit. Semoga ini bisa jadi pecutan agar aku tetap belajar, banyak melihat, banyak mendengar, dan mudah berbagi. Karna aku masih belum puas, masih banyak yang bisa dikembangin. Aku gamau berakhir sama kaya pimpinan aku. Aku mau menjadi lebih baik, jauh lebih baik. Dan semoga terjadi. 
Agama. Aku ngerasa aku yang dikasih berkah banyak banget, malah jauh banget dari agama. Jarang solat entah gegara sibuk atau emang males. Jadi banyak minum alkohol. Aku percaya kalau uang bisa merubah seseorang, dan itu kejadian di aku, aku merasa duniawi aku meningkat, tapi akhirat aku menurun. Aku tau apa yang aku lakuin salah, tapi aku masih tetep ngelakuin itu. Memang bodoh. Wish aku taun ini cuma semoga aku bisa rajin solat, puasa tamat, dan ngurangin minum alkohol.
Ci-cintaan. Untuk bagian ini kayanya gaada yang beda dari taun-taun sebelumnya. Tetap saja begitu. Main bumble-chat-ketemu-ilfil-udahan on repeat. Sampe akhirnya aku ketemu cewek dari bumble yang sebenernya menarik, tapi ya namanya juga manusia, ada lebih ada kurang. Dia cantik, manis, lucu, stylish, tapi di hari pertama ketemu dia cerita tentang keluarganya yang buat aku shock karna aku dari keluarga cemara. Dan pada akhirnya keluar statement ”Kenapa  ya kalau cewe dari bumble rata-rata broken home semua”. Dan akhirnya aku ninggalin itu semua, hapus bumble dan nyari di real life. Aku dikenalin sama temennya temen aku. Aku excited bgt karna akhirnya bisa deket sm cewe yg real. Silky namanya. Dimulai dengan paksaan aku buat ke gija buat bawa silky ketemu aku, sampe akhirnya tukeran wa, dan main bareng. Tapi, aku ya tetep aku yang sulit bgt buat ngerasa. Tapi aku try hard biar bisa deket sama dia, soalnya kata dewa “beri sedikit waktu, biar cinta datang karna telah terbiasa”. Tapi, akhirnya dia ternyata gabisa terbiasa dengan usaha aku yg udh aku anggap maksimal. Akhirnya, dia cuma nganggep aku temen. Padahal aku gamau nambah temen baru, temen aku dah banyak, cape. aku gaada sparks sama dia, tapi aku gamau kehilangan orang itu. Yah aku tau, aku egois. Dan pada akhirnya kita jadi temen yang gapernah komunikasi sama sekali. People come and go, right?
Aku selalu mikir hidup yang sekarang itu buat masa depan yang lebih indah. Tapi, aku lupa buat hidup lebih pelan. Hidup aku terlalu fast forward. Kaya nonton film drama tapi speednya x3, gaenak kan. Aku belajar kalo hidup itu buat hari ini. Aku gatau apa yang bakal terjadi besok, lusa, dan seterusnya. Bisa aja aku naik jabatan lagi, atau malah demosi. Ketemu orang yang bakal jadi temen hidup aku selamanya atau cuma buat belajar lagi tentang hidup. Aku gamau terlalu banyak mikir untuk sesuatu dengan sifat yang ga pasti. Aku mau kerja, pulang, main, dan ngelamunin hari itu sebelum tidur sebelum akhirnya tidur. Tanpa mikirin apa yang belum terjadi. I am 26 and i am ready for tomorrow.
10 notes · View notes
zahrahart06 · 2 years
Text
Nilai-nilai Pancasila dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Pancasila adalah dasar negara, filosofis dan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari 5 prinsip yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila merupakan landasan moral dan spiritual bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Setiap warga negara Indonesia diharapkan untuk memahami, menghargai, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila pertama sampai Sila ke lima yang harus diaplikasikan dan diuraikan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan atau penanaman nilai- nilai setiap butiran pancasila yang harus diajarkan agar individu memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan karakter luhur bangsa dan tidak menyimpang dari nilai pancasila yang sesuai dengan sila-sila dalam pancasila adalah sebagai berikut :
1. Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu selalu tertib dalam menjalankan ibadah, tidak berbohong kepada orang lain, bersyukur kepada Tuhan karena Tuhan selalu menyayanginya, tidak mengganggu orang lain yang berbeda agama dalam beribadah, percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apapun, karena Tuhan sudah memberikan kelebihan dan kekurangan kepada setiap manusia.
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu menolong orang yang sedang kesusahan, tidak membeda-bedakan dalam memilih teman, berbagi makanan dengan orang lain jika sedang makan didepan orang lain, mengajarkan orang lain yang belum mengerti dengan hal hal-hal yang bermanfaat, memberikan atau mempersilahkan duduk di tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih membutuhkan saat ada di kendaraan umum, tidak memaki-maki orang lain yang bersalah kepada diri sendiri, selalu meminta maaf atau memaafkan apabila melakukan kesalahan, hormat dan patuh kepada yang lebih tua serta menyayangi yang lebih muda.
3. Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa perlu diperhatikan aspek-aspek yaitu Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme), pengakuan terhadap Ke Bhinneka Tunggal Ika dan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa, cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme). Dalam penerapan kehidupan sehari-hari antara lain dengan melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan di sekitarnya.
4. Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan meningkatkan kemitraan, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu membiasakan diri bermusyawarah dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah, memberikan suara dalam pemilihan, tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersaing dengan orang lain, mempunyai iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah, berani mengkritik orang lain dalam hal-hal yang buruk, berani mengemukakan pendapat di depan umum, melaksanakan segala aturan dan keputusan bersama dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
5. Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek yaitu penerapan sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan hidup. Dalam penerapan kehidupan sehari-hari yaitu berlaku adil kepada siapapun, Seorang pemimpin memberikan tugas yang merata dan sesuai dengan kemampuan anggotanya, tidak memilih orang lain dalam berteman, tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras.
Untuk membentuk generasi bangsa yang bermoral dan berkualitas tentunya memerlukan beberapa proses salah satunya dengan membekali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila karena Pancasila merupakan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa dalam menjalankan kehidupannya, harus memahami, memaknai dan mengamalkan keseluruhan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila karena nilai-nilai itu dapat menjadi fondasi dan benteng dari berbagai pengaruh yang dapat merusak moral. Dengan penerapan nilai-nilai Pancasila maka sikap dan perilaku yang menyimpang akan menjadi lebih baik dan bentuk penyimpangan-penyimpangan tidak akan terjadi baik pada individu yang memiliki karakter dan jiwa yang nasionalis dan patriotis.
6 notes · View notes
henratno · 1 year
Text
Selamat memperingati hari lahirnya Pancasila. 🇮🇩🤙🏼
*BUTIR-BUTIR PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA*
Lima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.
Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.
*I. SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA*
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
*II. SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB*
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
*III. SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA*
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
*IV. SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN*
1.Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
*V. SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA*
1.Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
4 notes · View notes
zhitaav · 1 year
Text
berdebar
Belakangan ini ingin jatuh cinta dengan ugal-ugalan (mungkin karena permasalahan sedih bertepuk sebelah tangan lebih menyenangksn dibanding rumitnya masalah dengan diri sendiri sekarang) Hahaha kalau bisa sih jangan bertepuk sebelah tangan dan beda agama terus, capek euy. Tapi asli, kangen banget merasakan debar-debar membuncah sampe sedikit sesak kalau dekat-dekat dengan orang yang disuka. Udah nyoba banyak cara tapi nyatanya jatuh cinta tuh nggak bisa diatur dengan sengaja. Kalau kayak gini, bingung juga dapetnya kapan. Mana ternyata bener, susah banget sreg sama orang. Mungkin, memang diminta selesai sama diri sendiri dulu meskipun rasanya butuh pendukung dan usapan kepala untuk menjalani masa sekarang. Jadi penasaran, siapa orang yang akan saling membuat berdebar dalam waktu dekat :)
3 notes · View notes
jenarjenur · 1 year
Text
Sesekali aku masih mengintip akun instagram mu.
Bukan karna aku masih rindu padamu. Bukan. Aku serius.
Aku hanya memastikan kamu baik-baik saja setelah aku meninggalkanmu.
Menggunakan fake account yang kubuat khusus menstalking akun Instagramu, aku menelaah setiap story yang kau bagikan setiap hari. Aku memastikan kamu tidak kembali terjebak oleh lelaki sepertiku.
Tunggu, siapa lelaku itu?
Aku melihat kamu membagi story dengan seorang lelaki. Dari namanya yang ke arab-arab an aku mengansumsikan dia adalah muslim yang taat.
“Apakah kamu kembali terjebak dengan cinta beda agama?”
Pikirku mulai berimajinasi, bagaimana sulitnya kamu nanti ketika hendak melakukan resepsi. Bagaimana sulitnya menentukan siapa yang nanti hendak pindah agama, belum lagi kamu harus mencari marga yang cocok untuk calon kekasihmu itu.
Ctak..Ctak!! Aku menjentikan jariku sendiri di depan mukaku.
Pikiranku kembali, aku berhenti berimajinasi. Bagaimana bisa aku berasumsi tentang masa depanmu? Toh lelaki tadi bisa saja hanya salah satu kawanmu di kantor kan?
Seluruh kekepoanku malam ini kututup dengan sebuah doa singkat kepada Tuhan, ”Semoga kamu akan terus bahagia dan mendapatkan seorang lelaki yang jauh lebih baik dariku. Dan satu lagi, semoga mimpimu pergi ke negeri Belanda bisa terwujud. Amin.”
5 notes · View notes
soekempet · 1 year
Text
Ramadhan dan Spiritualitas Kita
Pagi Nduk, alhamdulillah ramadhan kembali lagi bertemu kita ya. Bulan yang penuh dengan tambahan kebaikan, pengampunan dari banyaknya kelalaian kita dan suasana yang teramat nikmat untuk kembali berbincang dengan Tuhan.
Nduk, ramadhan ini terasa berbeda namun sama haha. Jangan bingung, meskipun kamu tahun Bapakmu ini suka plin plan, tapi kali ini terimalah itu sebagai kenyataan haha
Ramadhan ini sama, karena bapak masih jauh dari kamu nduk. Kita masih berjarak namun semoga hati kita tetap sesak dengan cinta yang terus beranak pinak menjadi rindu.
Ramadhan ini beda, iya beda nduk, karena Bapak sudah mulai ditinggal teman-teman bapak pada pekerja proyek yang dulunya sering bawa anak ke kosan Bapak. Biasanya mereka main dan ngaji di kamar bapak. Ya, mereka sudah pulang dan menuntaskan kerinduannya kepada kampung halaman.
Apa giliranmu? Haha. Nanti ya nduk, bukannya semakin berjarak semakin rindu dan pertemuan denganmu nduk selalu saja menumbuhkan kerinduan baru yang lebih akut. Uluu uluu uluuu wkwk
Nah nduk, pagi ini Bapak akan cerita tentang puasa dan apa manfaatnya untuk batin kita ini.
Kita tahu nduk, bahwa namanya hati itu mudah goyah, namanya iman bisa jadi kokoh, bisa jadi tumbang karena keadaan dan jiwa kita bisa menjadi hampa, bisa jadi semarak bahagia. Kita sadar itu ya nduk. Apalagi kalau sudah perkara agama, tentu genduk merasakan. Kadang kamu semangat banget ngaji karena mau dapat nilai bagus waktu imtihan. Kadang kamu males banget ngaji kalau lagi seneng-senengnya main bola. Haha ya begitulah rohani kita ya nduk. Gampang dibolak-balik kaya martabak. Tapi itulah mahalnya istiqomah ya nduk. Kalau dulu Kyai Ahsin pernah bilang
"Al-Istiqomah khoirun min alfi karomah"
Istiqomah itu lebih dari seribu kebaikan
Nah nduk, ternyata kita bolak-baliknya hati kita seperti ini sudah ada dari zaman dahulu nduk. Kalau lagi seneng ibadah bisa lama banget tapi kalau lagi sumpek, bisa engga mau ngaji walau se-ayat heuheu
Dulu ada sahabat nabi yang namanya Sayyidina Hanzhalah bin Rab'i yang ketika ditanya kabarnya oleh Sayyidina Aku Bakar tentang kabarnya, Sayyidina Hanzhalah berkata,
"Aku sudah menjadi orang yang munafik"
Beliau berkata demikian, karena beliau merasa bahwa ketika dekat dengan Kanjeng Nabi dia sangat bersemangat untuk ibadah namun ketika keluar dari majelis Kanjeng Nabi, beliau merasa sangat jauh dari suasana kebatinan atau orientasi akhirat seperti di majelis.
Nah nduk, sama to. Kalau kita lagi ngaji sama kyai, kita bisa sangat tentram tapi kalau sudah kerja bisa aja kita emosi terus haha tapi itulah manusia ya nduk dan Kanjeng Nabi memberikan pesan kepada Sayyidina Hanzhalah bahwa
"Seandainya kalian bisa menjaga ritme kehidupan (istiqomah) seperti ketika berdapan dengan saya, malaikat pasti mencium tangan kalian"
Artinya nduk kita manusia itu memang dibekali nafsu, juga dibekali ruh. Ada unsur Tuhan dan ada unsur setan dalam diri kita. Ketika kita berhasil menang dari nafsu, maka kedudukan kita menjadi lebih tinggi dari malaikat. Artinya ada sedikit kewajaran ya nduk. Yang perlu digaris bawahi adalah Gusti Allah tidak meminta kita untuk selalu menghadap dan menyingirkan perkara dunia kita, Kanjeng Nabi dawuh bahwa kita perlu membagi waktu untuk beribadah dan bekerja atau melakukan aktivitas lain ya Nduk. Kuncinya adalah membagi agar selalu ada nilai spiritual dalam diri kita disetiap langkah hidup kita ini nduk. Iya, kita berusaha agar Allah selalu membersamai kita yang terlampau banyak tingkah dalam hidup kita ini.
Nah nduk, Ramadhan ini cara agar kita mampu untuk membagi waktu dan tentu mendidik diri kita agar dekat kembali ke Gusti Allah. 11 bulan kita sudah ketawa-ketiwi dan jarang meluangkan waktu buat sowan ke Ilahi. Sekarang waktunya kita ya nduk buat manfaatin waktu buat latihan istiqomah. Ramadhan datang untuk menjaga aspek spiritualitas kita nduk, biar otak kita ndak jadi raja sendiri. Pikiran bisa buntu, hati bisa bikin kita gila dan perilaku kita kadang membuat orang luka. Kita didik diri kita sebulan ini ya nduk biar seimbang hidup kita. Akal, hati dan laku semoga menjadi satu dalam ketaatan dan perjalanan mendapat ridha-Nya Gusti Allah.
Amiin.
Jakarta, 25 Maret 2023
*Tulisan ini adalah saduran dari ceramah Gus Faiz dari Pondok Pesantren Daarul Rahman melalui kanal Mata Hati TV. Lengkapnya bisa disimak pada tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=iBf5m2AN-Jo
5 notes · View notes
dinisuciyanti · 2 years
Text
Watch Mangu on YouTube Music
youtube
Gak pernah ngerasain cinta beda agama, tapi lagu ini bikin hati terpotek-potek maksimal tiap dengerin khusyu 💔💔
Semalem nonton konser live dan lagu ini dibawainnya se-emosional itu 😭 bang ari gak pernah gagal bikin aku terbawa arus...
5 notes · View notes