Tumgik
#cumbu
thenpennainaturals · 1 year
Photo
Tumblr media
Cumbu #cumbu #pearlmillet #millets #thenpennainaturals #thenpennaifoods #thenpennainatural #Tiruvannamalai #milletsnacks #milletsecond (at Tiruvannamalai) https://www.instagram.com/p/CnSD5BLyNOZ/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
isabelleneville · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
♕ @dailytudors​: TUDOR WEEK 2023 ♕
Day Seven: Favourite Tudor Mentor and Mentee relationship >> 2/2 - Cardinal Thomas Wolsey and King Henry VIII
59 notes · View notes
quietparanoiac · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
He is a very proper man.
Much Ado About Nothing (2011) [Globe; dir. by Jeremy Herrin]
92 notes · View notes
rosalie-starfall · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sue & Andrew Thackery
Girlfriends - 2018
4 notes · View notes
fideidefenswhore · 2 years
Text
oooh, she’s done a lot of theatre before this, that’s why she’s so good....
1 note · View note
helena---ish · 2 years
Text
oh my god. i need a phil poster
0 notes
wormsermonizer · 1 year
Photo
Tumblr media
cumbus  o7
40 notes · View notes
xxlovelynovaxx · 19 days
Text
I'm naming my dick Big Cumbus
3 notes · View notes
aisyatulr · 9 months
Text
Narasiku Tentang Kamu
Banyak sekali perasaan tertekan disimpan dalam kesunyian, jika dikumpulkan sudah menjadi gumpalan yang besar. Perasaan sepi, sedih, marah dan rindu semuanya menyatu. Lebih parahnya perasaan ini tidak di izinkan terbakar menjadi abu.
Padahal menjadi abu adalah satu-satunya harapan agar menemui kelegaan. Bahkan terkadang kehangatan dari kapan lalu menghilang tanpa aba-aba, ia tidak abadi sebab hanya sebuah perasaan yang sewajarnya ditimbulkan.
Hingga muncul sebuah rasa yang teramat baru yang tak terkira sebelumnya, sebuah kehampaan yang melukai palung jiwa. Jika saja kehangatan ini ditumbuhkan kembali, mungkin tidak bisa tumbuh dengan baik bahkan gagal sebab sudah tidak ada yang mau mencoba membenahinya, entah itu dimulai dari kamu ataupun aku.
Tulisan ini kosong tanpa maknanya seperti katamu tidak menyukai tentang kata-kataku. Semenjak itu tulisanku seperti malam yang suram hingga kehilangan harapan di dalamnya. Sepantasnya kita memang sepasang yang sudah putus asa, maka sudahi saja.
Seperti inilah rasanya diabaikan dalam kesenduan, sehingga sepinya mengadu tanpa dibalas lembut cumbu darimu, dan aku kelelahan menunggu menahan amarah dengan rasa bersalah, namun kau tetap saja memilih untuk keras kepala.
10 notes · View notes
quietparanoiac · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Much Ado About Nothing (2011) [Globe; dir. by Jeremy Herrin]
39 notes · View notes
coffilosofia · 2 months
Text
MEMORABILIA
Selama ini aku hanya bisa bertanya-tanya pada diriku saja; bagaimana kelak bila kita bertemu pada sisi jalan yang berbeda, akankah kita sanggup bertegur sapa? Seperti sekarang ini, saat kita saling berhadapan pada sebuah persimpangan. Nyatanya tatap kita membeku, seolah tengah menyingkap rindu yang tak pernah usai oleh waktu.
Kenangan-kenangan beterbangan memenuhi udara. Sekelibat hangat pelukan, aroma tubuh yang saling menggoda, tangan yang tak henti saling menjamah serta cumbu ciuman-ciuman liar berhamburan dalam ingatan. Jarak di antara aku dan kamu masih sama. Ada senyum yang rupanya ingin kita bagi, akan tetapi, sayang, pertama-tama izinkan aku mengerjapkan airmata saja.
Kembali menemuimu mengingatkan aku pada luka lama yang hingga kini aku belum mampu sembuhkan. Aku bukan tidak cinta. Aku hanya seseorang yang melakukan apapun untuk kebaikanmu, termasuk merelakan engkau dari hidupku.
Teguh pada sorot matamu selayaknya teka-teki yang tak dapat aku maknai. Sayang, apakah itu cinta atau kau setengah mati menahan pedih dalam dada? Maafkan aku, sayang. Aku harus pergi saat hari tengah hujan. Kala itu aku tak sempat memenuhi janjiku untuk melihat pelangi bersamamu.
Aku minta maaf kita tak lagi bisa menjadi tempat saling berpulang untuk berbagi damai dan nyaman. Aku tahu kau tak berkenan dengan apa yang akan kuucapkan, tapi pada beratnya hidupmu aku sungguh tidak ingin menambah beban.
Sayangku, bila membenciku dapat membuatmu menepis semua khayalan tentang kita, baiknya genapkan amarahmu dengan leluasa. Bila nantinya akan sama menyakitkan, bukankah melepas lebih awal adalah sebuah bijaksana? Aku harap engkau mengerti kita tak lebih dari dua orang yang tengah berandai-andai saja.
Bulir-bulir airmataku berjatuhan memenuhi ruang pandang. Tak apa sayang, aku hanya sangat bersedih saja. Jika engkau hendak melanjutkan perjalanan, melangkahlah, sayang. Pergilah pada hati yang seharusnya kau kasihi. Aku pasti tersakiti tapi ini hanya sesuatu yang harus kulalui.
Teruslah menjadi baik, searif engkau senantiasa pada masa hidupmu sebelumnya. Tak perlu lagi kau tasbihkan sesuatu yang kau sebut rasa, jangan. Aku pun akan berusaha untuk tak lagi menyebut namamu dalam doa.
Hingga takdir mempertemukan kita kembali dalam kisah yang entah nantinya bagaimana. Untuk sekarang, sayang, sampai jumpa....
3 notes · View notes
dexter-the-geep · 9 months
Text
If I was topher I’d make my last name cumbus
Tumblr media
5 notes · View notes
Text
Air mematikan api.
Peluk mematikan jarak.
Cumbu mematikan waktu.
6 notes · View notes
rhestyresse · 2 years
Text
Kepada Sang pemilik semesta,
Tiap tiap masalah saling cumbu dalam kepala
Tiap tiap kejadian adalah skenario terbaikMu
Kepada Sang pemilik semesta,
Mudahkan segala yang aku rasa berat
Cukupkan segala yang aku rasa butuh
Kepada Sang pemilik semesta,
Jadikanlah lillah dalam setiap keluh kesah
katarst, 160822 - 00.30
8 notes · View notes
solaceoflove · 2 years
Text
O’ lembayung jagat, pada ratapan dan sujud-sujudku semoga kau dengar per kata inginkan diri melaung bebas. Pada negeri komedi nan pertiwi, tersengal-sengal hembus napas mengejawantah asa.
Pada malam gelap nan saling lelap, aku masih kerap lempar tanda tanya dan jutaan tanda seru seperti duka dan lara yang seharusnya segera ’ku tutup sempurna.
Dengung telinga t’lah mafhum perihal maki dan caci namun lolong kepala selalu lukis kapan ia turun dari atapnya. Masih pula bersimbah peluh dengan sayup-sayup tubuhku yang ingin merdeka dari jajah dan jamah lelaki hidung belang.
“Jalang! Jalang! Jalang!”
Itulah aku yang merupa besuta juita paling syahda dan berkawan dengan jahanam. Pada mahligai asmaragama aku sang empu geta paling mulia; segala adikara.
Denyut tiap-tiap nadiku bak dipompa biram pesta pora; penuh ricuh, penuh riuh, kentalnya anggur merah dan jauhar seputih susu. Takhta dan mahkota lekat dengan indah sebab sebut aku paling merona, sang kupu-kupu malam.
Ihwal lain-lainnya, aku tetap berada pada yang paling hina. Najis seluruh tubuhku diicip oleh hampir semua variasi wira. Diucap mereka akulah wanitanya, lampiasan berahi, aku si binal juga lacur bayaran.
Seperempat lagi ujar aku ini sundal, perebut lelaki orang juga perusak rumah tangga. Setuju mereka sebab anggap aku tak miliki barang nol koma sekian harga. Seperti disemen yang kokohnya paten, julukan tak beradab jadi nama belakang merupakan lekat-lekatku pada mereka tetap si buruk rupa.
Serupa petir; menyambar-nyambar, mendebar-debar. Calar-calar sampai ke tulang tak sebanding dengan setan yang aku paksa diam.
Biarlah sudah, lapangku semoga jadi penebus segunung dosa, memang tahu apa mereka tentang kobar api yang aku cumbu seorang diri? Yang tak peduliku tentang luka bakar di sekujur badan.
Itu yang selalu aku sayangkan, manusia makhluk paling mulia namun tak punya nurani terhadap sesama.
Mereka kira aku selamat,
Jalangmu,
sekarat.
4 notes · View notes
earcandle · 13 days
Video
youtube
ECP0748 J Neo Marvin and The Content Providers, Make Out Room 052003
J Neo Marvin and the Content Providers are seen here playing the CD release party for the album What Is Truth? The lineup that night was:
J Neo Marvin: Vocals, Guitar Alan Korn: Bass Glenn Stevens: Guitar, Cumbus Pam Davis: Guitar, Keyboard, Vocals Davis Jones: Keyboard, Vocals Terri Manning: Saw, Melodica, Vocals Michael Walsh: Percussion James Oterreau: Cornet, Keyboard Franco Reguzzoni: Keyboard Nik Phelps: Soprano Sax
Songs played:
 1. At Last I Am Free 2. Formerly Boomtown 3. Dear Emma 4. Unforgivable 5. Take Me By Surprise 6. Stick Figure 7. Fiscal Year Zero (Charge Of The Lite Brigade)
Ear Candle Productions is a small music label, video production, and eLearning website designed to be a place for the arts to stay and to be a venue for the creative products of the owners, John Bassham (AKA J Neo Marvin) and Debra Nicholson Bassham (AKA Davis Jones). We live in San Francisco. Come visit our website, check out our YT, Bandcamp, Ear Candle Radio, and other pages at https://earcandleproductions.com
0 notes