Serah Terima Foto Blok KBA News, Ini Kata Pemilik Kafe Pedjuang! Bandung
BANDUNG | KBA – Tepat hari Jumat, 4 Agustus 2023 Bakal Calon Presiden Anies Baswedan meresmikan Kafe Sosial Pedjuang! Bandung dan Imah Anies di Jalan Arcamanik Endah Nomor 64, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat.
Sebagai bentuk apresiasi, KBA News lalu menayangkan pemberitaan ihwal peristiwa bersejarah ini. Kemudian CEO KBA News Ramadhan Pohan ingin mengabadikannya…
Dittipidsiber Polri Ingatkan Pentingnya Masyarakat Bijak Sebar Informasi
Dittipidsiber Polri Ingatkan Pentingnya Masyarakat Bijak Sebar Informasi
BNews–NASIONAL— Kompol Jeffrey Bram selaku Unit 4 Subdit 2 Dittipidsiber Bareskrim Polri ingatkan pentingnya masyarakat berlaku bijak. Khusunya dalam menyebarkan informasi melalui platform internet maupun media sosial (medsos).
Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan diskusi “Rapat Hansip Hoax” yang dilaksanakan oleh Mafindo Jakarta; dan Kaskus di Kina Kafe Jakarta Selatan, Sabtu…
Warga Adukan Soal Kafe dan Resto Mie Gacoan ke Dewan
BogorOne.co.id | Kota Bogor – Polemik soal kafe dan resto yang tak berizin, menyisakan persoalan yang dirasakan langsung oleh warga. Salah satu warga Kelurahan CIlendek Barat, Kecamatan Bogor Barat, yang menjadi lokasi dibangunnya restoran Mie Gacoan, mengadu ke DPRD Kota Bogor.
Aduan warga ini disampaikan oleh Iank yang mengeluh tidak pernah dilibatkannya kepengurusan wilayah, unsur pemuda dan…
Beberapa tahun terakhir, saat memasuki fase berumah tangga dan menjadi orang tua. Prioritas hidup bergeser, menjadi memahami kenapa di luar sana banyak yang bilang kalau makin dewasa atau setelah berkeluarga/jadi orang tua, circlenya semakin menyempit. Karena memang butuh fokus yang besar. Sampai mungkin tidak sempat untuk nongkrong seperti waktu-waktu muda kemarin.
Dan sebab begitu fokusnya kita sama hidup sendiri, sampai-sampai kita tidak memerhatikan apa yang terjadi di kehidupan sekitar kita, termasuk orang-orang yang pernah kita kenal di waktu sebelumnya. Kita hanya mendengar sedikit kabar tentang kapan dia menikah atau dia lagi kerja di mana, selebihnya kita tidak tahu. Tidak sempat mencari tahu, dan memang tidak ada keperluan untuk mengetahui.
Sampai waktu berlalu begitu saja, lima tahun terlewati, hingga sepuluh tahun berlalu. Saat anak-anak mulai memiliki dunianya yang bisa ia rancang sendiri. Kehidupan kita mulai terasa stabil. Kita mulai memerhatikan kehidupan di sekitar, berusaha mencari tahu kabar dari kawan-kawan lama.
Mereka sekarang tinggal dimana, sedang apa, siapa pasangannya, dan banyak hal lainnya. Berusaha kembali menyambung komunikasi dan silaturahmi. Memang, ternyata ada fasenya lagi untuk begitu.
Tapi di lain sisi, kita mungkin akan mendapati kabar yang tak pernah kita sangka. Mungkin ada yang telah meninggal lebih dulu, ada yang pernikahannya berakhir perceraian, ada yang tidak seorang pun tahu kabarnya, ada yang masih berjuang dengan dirinya sendiri, dan lain-lain. Setidakterduga itu kehidupan berlalu selama sepuluh tahun terakhir.
Terakhir kali sebelum fokus sama dunia sendiri, dulu sempat bertemu terakhir kalinya di meja-meja kafe membicarakan tentang masa dengan dengan optimis, terakhir mendengar kabarnya adalah kebahagiaan bersama orang yang akan jadi pasangannya, naik gunung bersama, diskusi di serambi-serambi masjid tentang impian, dan banyak sekali momen yang kuingat dengan baik, sebelum akhirnya memasuki fase baru yang menuntut prioritas dan fokus yang baru saat itu.
Tidak pernah diduga sama sekali. Kehidupan yang berputar di sekitar kita ternyata sebergejolak itu, hidup kita mungkin juga bergejolak, hanya saja tidak pernah menyangka bahwa di orang lain, gejolaknya adalah hal yang tak pernah kita pikirkan akan terjadi pada mereka.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini. Saat ini, hidup kita yang tak saling mengenal ini sedang berjalan di orbitnya masing-masing. Mungkin orbit kita tidak pernah beririsan, tapi aku selalu mendoakan, kita sama-sama berdoa semoga hidup yang sedang dijalani ini diberikan sakinah, diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin
Hari ini gue lari sore dengan rute kost ke Galaxy Mall. Cukup struggle karena Surabaya bukan kota yang ramah pejalan kaki. Sebenernya gue bisa lari ke KONI atau ITS. Tapi karena gue pengen menikmati jalanan kota sore hari, gue akhirnya random aja lari ke GM.
Setelah sekian minggu tenggelam dalam pekerjaan, sore ini pertama kalinya gue hidup dengan pelan. Dari pagi gue bersih-bersih kost dan meal prep. Sore harinya gue lari ke Galaxy Mall dan nyari buku di Periplus. Udah lama juga gue nggak baca buku. Gue beli Edible Economics-nya Ha Joon Chang. Masih gue baca beberapa halaman sampai kemudian gue harus sholat maghrib. Ini semua gue lakuin tanpa memegang HP.
Senin pagi tuh list kerjaan gue udah banyak banget. Gue udah mikir hari ini bakal ke kafe buat nyiapin kerjaan besok sampai hati gue sendiri bilang:
"Kamu mending istirahat biar besok fit. Udah lama banget kamu nggak istirahat"
And yes, gue akhirnya istirahat.
Lalu apa yang gue rasain di fase istirahat hari ini?
Selama gue bekerja cepat beberapa minggu ini, gue nggak burn out. Tapi mulai ada kebiasaan-kebiasaan baik yang gue skip seperti baca buku, minum vitamin, olahraga kardio, dan masak.
Mana yang lebih nyaman hidup slow living atau fast pace? Dua-duanya boleh asalkan berkah. Asal kita tidak jauh dari Allah.
Gue pelan-pelan masuk ke fase yang demikian. Tidak terlalu memikirkan mau dikasih kehidupan yang slow atau fast. Yang penting Allah ngasih kenyamanan untuk beribadah wkwk karena gue bukan orang yang tahan diuji dalam ketidaknyamanan ~XD
Menata jiwa agar selalu terhubung kepada Allah itu butuh hidayah. Kadang hidayah itu datang di saat kita hidup dengan lambat. Lewat perenungan-perenungan tentang diri kita. Tapi tidak jarang juga hidup yang lambat membuat pikiran kita kemana-mana.
Ada hal menarik yang gue temui ketika gue rutin treatment untuk ADHD. Bahwa memahami jiwa itu sangat bermanfaat untuk tazkiyatun nafs. Dulu gue banyak skeptis karena khawatir pendekatan psikologis itu sekuler. Tapi setelah gue belajar banyak hal, sama sekali tidak. Psikolog itu membantu kita untuk merawat jiwa, memproses trauma, juga memproses emosi. Hingga kita menjadi manusia yang bisa berpikir sehat dan menata kehidupan kita pelan-pelan.
Kehidupan serba cepat terkadang membuat kita kehilangan hubungan dengan diri sendiri. Tapi tidak jarang juga di kehidupan yang serba cepat ini membantu kita untuk memberikan manfaat ke banyak orang.
Jadi mau bagaimanapun fasenya memang perlu disyukuri.
Tapi kalau kelak gue ditakdirkan bisa membuka lapangan kerja sendiri..... gue berharap bisa ngasih gaji yang banyak, ngasih waktu istirahat yang proper, karena kita tidak akan mungkin membantu manusia untuk berkembang tanpa memberi mereka ruang yang cukup dalam memahami diri sendiri. Karena sebesar apapun usaha manusia merawat dirinya sendiri, ia tidak akan bisa terlepas dari pengaruh lingkungan. Semoga Allah menganugerahkan lingkungan yang membantu kita menjadi manusia yang baik dan damai.
Sudah biasa sarapan di pinggir jalan, nasi uduk pakai telor balado atau bubur ayam 13k. Lalu siang makan nasi padang 18k. Malamnya makan nasi goreng 15k atau indomie telor 10k.
Di saat yang sama, saya perlahan menurunkan gaya hidup, terutama dalam order makan online dan ke kafe.
Point Coffee 25k (no) vs kopi susu botolan 5k-9k (yes!)
Seporsi mie blabla di kafe 65k (no) vs makan 2 porsi di warung tenda 42k (yes!)
Gaya hidup ini emang variabel yang bisa ditekan atau bisa juga dibiarkan.
Keinget dulu waktu di Inggris, pengen banget ada abang tukang bubur ayam pagi-pagi atau akang batagor/bakso sore-sore lewat depan rumah. Nah! Ini dia, nikmatilah.
Mungkin juga udah umurnya. Akan tiba saatnya kamu tidak lagi penasaran. Akan tiba saatnya kamu bisa mengatakan dalam hati "toh sama saja kenyangnya". Di level berikutnya, kita akan meniatkan makan banyak di rumah sebelum ke mall biar ga jajan atau menahan ga beli ini itu saat di mall dan nanti cari makan di warteg atau beli minum di minimarket/warung tenda di luar.
Great appreciation to my wife @syofarahals for her big heart to adjust quickly to the culinary life "we wished for when we were abroad".
Senja itu, kita duduk berhadapan. Di sebuah kafe dari gedung menjulang. Belum ada pengunjung lain yang datang. Kita hanya berduaan. Menenggak kopi hazelnut racikan barista berpengalaman. Kamu sibuk menatap layar melanjutkan pekerjaan. Sedang aku sibuk mengagumi; antara senja yang memesona atau kamu yang menawan.
Senja membuatku berdecak pada kesementaraan. Sedang kamu adalah sosok yang semoga membersamai hingga keabadian. Pesona senja yang menjingga hanya dapat dinikmati saat petang menjelang. Sedang pesona kebaikanmu semoga dapat aku sesap hingga waktu yang tak terbilang. Pada kamu dan senja, aku mencintai kalian. Semoga bermakna pula bahwa aku mengagumi Tuhan Semesta Alam 🤍
yang mengerikan dari masih terjaga adalah di malam-malam begini kita sama-sama lari dari perasaan sunyi. di balkon studio room tamansari semanggi, di tempat kesepian kita tak bisa dibagi—sedekat apapun kita hingga menyerupai nadi.
aku datang nyaris dini hari sebelum penerbangan pertama menuju pekanbaru pukul enam pagi. kamu juga baru pulang, tersenyum saat menjemputku di lobi. ada banyak yang ingin aku tanyakan tapi yang keluar cuma, "baik," saat kamu menanyakan kabar. nyatanya memang nyali itu cuma aku punya saat pergi. saat kembali begini, aku kembali jadi pecundang kelas kakap yang tak berani menetap hingga satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah terus menerus memohon ampunan bahkan untuk kesalahan yang tak pernah berani kupikirkan.
kamu ada dia setiap rasa sesal yang kuselipkan di jam pulang kerja.
"lo tahu, di jam-jam ini, semua orang lagi pada ngentot," kamu menunjuk semua unit di seberang balkon tempat tinggalmu. "nggak pernah tidur, ya, jakarta?"
"lo mau?"
"no," kamu menjawab cepat. "lo ada flight jam enam pagi. tugas gue cuma memastikan lo tidur malam ini."
laki-laki gila yang kutemukan di salah satu kafe di kemang beberapa bulan lalu, aku tidak pernah menyesal temanmu mengenalkanku padaku. yang kusedihkan hanya satu; kamu selalu begitu baik hingga aku menggigil saking ngerinya. kamu menyiapkan sepotong roti dan dua gelas kopi dingin, juga keripik yang kamu sodorkan ke mulutku karena bagimu, "asal lo makan sesuatu." dan aku jadi bingung harus bagaimana.
makin kutatap matamu, makin kusadari bahwa hubungan ini seredup langit di hari senin saat orang-orang sibuk bekerja di jakarta. makin juga tinggi keinginanku untuk melarikan diri. meski tetap saja aku berada di sini, minum air dingin dari botolku yang sudah kamu isi penuh tanpa aku minta kamu melakukannya, berharap bisa memberimu semua hal yang selalu layak kamu terima.
apapun itu—yang bukan cinta.
"hei, ngomong-ngomong," katamu. "lo bisa mandi di sini, jangan di bandara."
"hm?"
"iya, soalnya gue udah beliin lo handuk," kamu terkekeh kecil. "waktu itu, 'kan, lo komplain, tuh, karena nggak ada handuk yang bisa lo pinjem. jadi gue beli baru satu, silakan lo pakai dulu."
saat itu, kembali aku menatapmu lamat-lamat seolah baru menemukan mahluk paling langka sedunia. kemudian, kusadari satu sejak empat jam aku berada di tempat ini;
Kucari ia kian kemari. Dalam kotak persegi di layar pintar. Di sepetak meja kafe. Di seluas hamparan laut. Pada senja yang hendak pamit. Tak jua ku temukan. Terus kucari.
Ternyata tenang itu ada dalam sepetak kamar, sehampar sajadah dan segumpal hati yang mengenalNya.
@milaalkhansah
Tidak ada yang lebih menenangkanku, selain prasangka baik dan kepercayaanku pada segala takdir yang telah Allah siapkan untukku.
@disahaura
Hujan dan petrikor
Dua hal berbeda yang saling bersinggungan.
Indah, namun tak bertahan lama.
Seperti kita.
Yang saling, namun hanya sebentar.
@aisyatulr
Tenang bagiku tak lebih tentang pikiran yang tanpa harus berkelana namun menemukan arah pulangnya, mungkin lebih dari sekadar menerima ketetapan yang sederhana tanpa harus berharap apa-apa.
@midnight-thought-and-daydreaming
Dan dalam hening malam yang semakin panjang ku berserah
Derai angin mendayu-dayu seolah memberitakan sesuatu
Dengan gugusan bintang membentuk rasi memberitahu
Ditengadahkanlah wajahku sembari dibalut cahaya rembulan
Damai dan tenang saat ini mungkin tak ada yang mengalahkan
@nonaabuabu
Jika sempat kau mengintip ke kedalaman jiwaku, maka tak ada lagi benci yang kusisakan tentang kita. Setenang danau yang dalam, aku sudah melupakan.
@sitijubaedahputrimanguntur
Ketenangan tidak akan kau dapatkan ketika banyak keraguan-keraguan yang menyelimuti hatimu. Serahkan saja semua jalan ceritamu pada-Nya, sebab ia adalah sebaik-baiknya pembuat skenario.
@sindilestariputrisworld
Aku tidak menemukan ketenangan tatkala mendekap erat inginku, tatkala hanya menggantungkan semuanya pada usaha.
Tetapi, aku menemukan tenang jiwaku tatkala aku beristighfar kepada Allah, tatkala aku menyerahkan urusanku hanya kepada Allah
@yulianti-rh
uara dari segala rasa adalah Tuhan. Pulanglah.... Dekaplah Dia, mengadulah, bergantunglah dan pasrahkan semua hanya pada-Nya.
Ketahuilah, Tidak ada sesuatu yang terjadi selain atas izin Allah. Tetaplah berprasangka baik terhadap takdir-Nya, terhadap apa-apa yang terjadi pada hidupmu.
@penaalmujahidah
Dalam dunia yang ramai, kita tidak akan menemukan rasa damai jika hanya memenuhi pikiran dengan segala andai tanpa pernah membuktikannya secara nyata.
CATAT !! Alamat dan Kontak Lokasi Wisata Serta Kafe Di Magelang
CATAT !! Alamat dan Kontak Lokasi Wisata Serta Kafe Di Magelang
BNews–MAGELANG– Wilayah Magelang memiliki banyak destinasi wisata mulai dari wisata alam, wisata sejarah hingga wisata religi.
Selain itu, juga banyak tempat makan dan kafe yang tentunya Instagramable dan menu makanan yang menggugah selera.
Berdasarkan informasi yang didapat Borobudurnews, berikut daftar destinasi wisata termasuk alamat dan nomor kontak objek wisata dan kafe di Kabupaten…
Saya dan teman, yang punya kanal “pengembangan karakter Muslim” (khususnya Muslimah) dan juga eks manager di suatu start up, mau buat kajian offline di suatu kafe bilangan Jakarta. Mungkin Jakarta Selatan. Konsepnya FGD dengan topik spesifik. Tidak akan banyak orang, maksimal 10 orang. Target utamanya adalah membangun jejaring dan penguatan karakter Muslimah sebagai generasi muda mardika. Sejauh ini free. Tapi bisa jadi ada biaya untuk F&B-nya saja. Pembicaranya akan sangat selektif dan benar-benar mumpuni di bidangnya.
Kira-kira, pada tertarik, tidak, kalian? Khususnya Muslimah. Kalau banyak dari rekan-rekan Tumblr di sini yang mau ikut, kalian prioritas untuk didaftarkan jadi peserta.
*saya hanya membantu di balik layar ya, tidak terlibat dalam pemateri karena memang fokusnya ke Muslimah.
"Saya ada satu soalan nak tanya. Katakanlah, kalau ada seorang perempuan, dengan hati yang berserpih, datang kepada awak, dengan harapan ingin menjadikan awak tempat berlindung. Apa akan awak lakukan?”
“Saya akan mencintai dia dengan setiap serpih yang hancur itu.” Spontan Saif menjawab. Layyin sekadar menundukkan kepala.
“Macam mana kalau nanti serpihnya tu, melukakan awak?”
“Saya tak kisah terluka, asalkan yang saya lindungi tu tak apa-apa.” Saif tersenyum, ikhlas dan manis, menampakkan kedua-dua lesung pipitnya. “Apa pun harapan kita, simpan dalam doa, luahkan pada Dia, Layyin. Yang terbaik itu dalam rahsia-Nya, maka minta pada Dia, bukan pada manusia. InshaAllah Dia akan tunjukkan apa yang terbaik untuk kita.”
Layyin semakin menundukkan kepalanya dan berharap dia boleh menyorokkan kepalanya seperti seekor kura-kura. Kenapa pula Saif guna kata ganti diri ‘kita’, ni? Malulah!
Saif pula baru perasan dia menggunakan kata ganti diri ‘kita’ dalam kata-katanya sebentar tadi. Pipinya terasa hangat walaupun di luar hujan. Mereka berdua membuang pandang ke luar kafe. Seperti titis hujan itu, nikmat Tuhan datang berkali-kali. Jadi jangan berhenti berharap, pada Dia, tentunya. Saif ingin meluahkan kata-kata itu kepada Layyin tetapi Layyin kelihatannya sedang khusyuk membilang titis hujan sambil tersenyum.
p/s : setelah membaca sajak / puisi Swacinta Masa Lalu.
Beberapa hari ini nyobain bikin kopi sendiri. Kalo di kafe biasanya pake latte, belakangan ini minum Americano.
Pas pertama banget mesin kopinya dateng, gue tuh nyoba minum espresso soalnya gue penasaran sama rasa kopi asli. Dulu pas masih sering WFA dari Starbucks, gue tuh kan sering pesen Black Tea pake Peppermint syrup atau Earl Grey Tea no sugar aja. Soalnya eneg banget sama gula.
Nah gara-gara itu, gue beberapa kali dikasih icip espresso sama baristanya. Dan espresso racikan sana tuh beneran kerasa hint buah atau rasa-rasa lainnya.
Makanya pas bikin espresso sendiri, gue beneran pengen nyobain espresso. Tau apa dampaknya?
Langsung pusing dan sakit perut. Mungkin lambung gue kaget. Makanya kalo pengen nyobain rasa kopi tuh jadinya mending ditambah air. Jadi Americano.
Enggak tau apakah sugesti ato ada alasan scientific, belum gue cari. Tapi emang espresso tuh bukan buat semua orang.
Apa yang dirasain setelah beberapa hari minum kopi bikinan sendiri?
Jadi menyadari perbedaan antara Robusta dan Arabica. Meskipun ga bisa dideskripsikan karena gue ga kenal banyak kosakata untuk kopi. Tapi yang pasti, Robusta tuh kafein-nya lebih tinggi. Jadi kalo misal gue minum kopi terus deg-degan dan sakit perut, artinya dalam kopi gue ada banyak biji kopi Robusta. Sementara kalo rasanya ga terlalu strong biarpun double shot dan ga terlalu bikin deg-degan, berarti komposisi arabica-nya jauh lebih tinggi.
Sekian cerita gue tentang kopi.
Kayak gini tuh jadi kebayang bikin Lemon Pound Cake huhu. Kapan hari tuh temen gue bawain Lemon Pound Cake dari resepnya Chef Luvita Ho. Enak banget. Cocok buat minum kopi atau teh.