#debue thread
Explore tagged Tumblr posts
dstractedstudios · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media
@marvelmyriad [Loki Laufeyson]
Tumblr media Tumblr media
Sigourney Mereanne Pryde, daughter to the Star Lord, Peter Quill, and Earth mutant hero, Kitty Pryde the Shadowcat. Now due to her very unique heritage, her mutation...well it mutated beyond that of her mother's and took on astro properties. For instance, and this would be a good time to tell you of this ability because this situation deals with this one. Sigourney's mutation was simply called Quantum Tunneling, even though there is nothing simple about it. It's basically the same as her mother's but on a really weird levels, in the used lightly it works exactly like her mother's powers, when used more potently it opens a quantum tunnel to a place the wielder can visualize and that mixed with her father's Universal Knowledge & Cosmic Awareness it made it really hard to keep Sigourney in one place for too long. That is unless you ground her mech suit, apply called Queen, which her folks did. So that just means things get a little more.....chaotic. Sigourney has so much less control of her quantum tunneling when she is outside of Queen but that never stopped her before. Sigourney stood back in her father's hanger bay on New Spartax. She held her hands out and reached like she was reaching out for a wall but toward the air, calming herself, slowing her breathing, trying to use some of those Earth techniques that connect you to the universe or some shit. A wave of ethereal energy rippled around in front of Sigourney's hands, making it seem like reality was a shimmered reflection in a once calm pound. Sigourney patted her dad's old elemental guns attached to her hips, scuffing her boots on the ground checking the rocket boot attachments. Sigourney took a deep breath in and stepped forward into the ripple, and into a swirl of information attached to her cosmic connections, it about made her sick. Then just as suddenly it stopped and she was stumbling into somewhere. Sigourney looked around waiting for her eyes to focus. "Where the hell am I?"
Tumblr media
22 notes · View notes
endquire · 9 months ago
Text
Tumblr media
0 notes
elmobsub · 2 years ago
Text
Service Layar LCD MacBook Pro dan Air Blank di Surabaya
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Kerusakan Jalur Flexible Sebagai Pemicu Layar LCD Blank pada MacBook Well! Kerusakan jalur flexible pada layar LCD MacBook adalah permasalahan teknis yang dapat memiliki pengaruh signifikan pada kinerja perangkat. Jalur flexible adalah sejenis kabel yang menghubungkan motherboard dengan layar, dan tugasnya sangat penting dalam mengirimkan sinyal dan data antara kedua komponen ini. Ketika jalur flexible mengalami kerusakan, dampaknya dapat sangat merusak, salah satunya adalah layar yang tampil blank.
Pengaruh utama dari kerusakan jalur flexible adalah hilangnya komunikasi antara motherboard dan layar. Dalam kasus layar LCD MacBook yang menjadi blank, jalur ini adalah jembatan vital yang mengirimkan sinyal gambar dari motherboard ke layar. Ketika jalur ini rusak atau terputus, layar tidak lagi menerima instruksi untuk menampilkan gambar, sehingga hasilnya adalah layar blank.
Selain itu, kerusakan jalur flexible dapat memengaruhi kualitas tampilan gambar ketika sebagian dari jalur tersebut rusak. Ini bisa mengakibatkan munculnya garis-garis atau artefak pada layar yang dapat mengganggu pengalaman pengguna. Dalam beberapa kasus, kerusakan pada jalur flexible dapat berkembang menjadi lebih serius, bahkan merusak komponen lain seperti inverter atau panel LCD itu sendiri.  Dalam threads kali ini kami akan mengajak anda mengenali Kerusakan Jalur Flexible Sebagai Pemicu Layar LCD Blank pada MacBook. Simak terus ulasan kami berikut ini!
Penyebab Layar LCD MacBook Mengalami Blank: Permasalahan Hardware dan Software Layar LCD yang blank pada MacBook bisa menjadi masalah yang sangat mengganggu. Ketika layar tiba-tiba mati atau tidak menampilkan gambar apa pun, ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, baik dari sisi hardware maupun software. Untuk memahami penyebabnya, mari kita bahas secara rinci.
Permasalahan Hardware
1. Kabel Fleksibel yang Rusak - Salah satu penyebab umum layar LCD MacBook yang blank adalah kabel fleksibel yang rusak atau lepas. Kabel ini menghubungkan motherboard dengan layar dan jika terputus atau rusak, maka data tidak akan dapat mencapai layar.
2. Inverter yang Rusak - Inverter berfungsi mengatur daya ke lampu latar (backlight) layar LCD. Jika inverter rusak, layar tidak akan menerima pencahayaan yang cukup untuk menampilkan gambar.
3. Masalah dengan Gaphic Card - Jika kartu grafis MacBook mengalami masalah, maka layar juga mungkin tidak dapat menampilkan gambar dengan benar. Ini bisa disebabkan oleh kerusakan pada kartu grafis atau kesalahan dalam driver.
4. Masalah dengan Panel Layar LCD - Layar LCD itu sendiri bisa mengalami kerusakan fisik, seperti pixel mati atau kerusakan lainnya. Ini bisa mengakibatkan layar tampil blank atau dengan gambar yang cacat.
Permasalahan Software
1. Terjadi Crash pada Perangkat Lunak - Terkadang, konflik antara perangkat lunak, terutama setelah pembaruan sistem atau instalasi aplikasi tertentu, bisa menyebabkan masalah dengan tampilan. Ini bisa diatasi dengan melakukan reboot ke dalam Safe Mode dan memeriksa konflik perangkat lunak.
2. Kerusakan Sistem Operasi - Kerusakan pada sistem operasi macOS juga dapat memengaruhi kinerja layar. Hal ini bisa terjadi akibat pemutusan listrik tiba-tiba atau masalah saat melakukan pembaruan sistem. Memulihkan sistem operasi atau melakukan reinstall mungkin diperlukan.
3. Driver Kartu Grafis yang Tidak Tersedia - Kadang-kadang, masalah muncul setelah pembaruan sistem, dan driver kartu grafis yang diperlukan untuk MacBook anda belum tersedia atau tidak cocok dengan versi sistem operasi yang baru. Ini bisa mengakibatkan masalah pada tampilan.
4. Overheating (Panas Berlebihan) - Jika MacBook mengalami masalah dengan suhu yang berlebihan, layar bisa mati untuk melindungi komponen-komponen internal. Ini bisa terjadi karena debu yang menumpuk di dalam laptop atau pendinginan yang buruk.
Analisa Masalah Kerusakan Jalur Flexible Sebagai Pemicu Layar LCD Blank pada MacBook
Layar LCD MacBook yang tiba-tiba menjadi blank bisa menjadi situasi yang membingungkan dan mengganggu. Kendala ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor kompleks, baik dari sisi hardware maupun software. Dalam artikel ini, kami akan melakukan analisis mendalam tentang masalah ini, dengan fokus pada kerusakan jalur flexible yang seringkali menjadi penyebab utama. Kita akan menjelajahi dampak yang mungkin terjadi akibat kerusakan ini dan bagaimana hal ini memengaruhi kinerja keseluruhan MacBook anda.
Penting untuk memahami bahwa kerusakan jalur flexible adalah salah satu faktor yang sering kali diabaikan ketika layar MacBook menjadi blank. Namun, pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah ini dapat membantu kita mengatasi permasalahan ini dengan lebih baik. Sebelum kita melanjutkan, mari kita lihat apa yang telah diungkapkan sebelumnya, yaitu penyebab layar blank dari segi hardware dan software.
Kerusakan jalur flexible pada layar LCD MacBook adalah permasalahan yang serius. Jalur flexible adalah komponen vital yang menghubungkan motherboard dengan layar, bertanggung jawab atas pengiriman sinyal gambar yang akurat. Ketika jalur ini rusak atau mengalami gangguan, layar dapat menjadi blank, dan ini adalah masalah yang mengganggu pengguna secara signifikan. Pengaruhnya bukan hanya sebatas layar yang mati, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas tampilan dengan munculnya artefak atau garis-garis yang mengganggu.
Seiring dengan itu, penting untuk diingat bahwa perbaikan kerusakan jalur flexible memerlukan keahlian teknis yang tinggi. Sebuah quote dari seorang teknisi berpengalaman, John Smith, yang berkata, "Kerusakan jalur flexible adalah salah satu tantangan terbesar dalam perbaikan MacBook. Ini membutuhkan kehati-hatian ekstrem dan pengetahuan yang mendalam tentang rangkaian elektronik." Dengan kata lain, mencoba memperbaiki masalah ini sendiri dapat berisiko merusak lebih banyak komponen.
Penutup 
And The Last! Dalam menghadapi masalah layar LCD MacBook yang blank, kita tidak boleh mengabaikan kerusakan jalur flexible sebagai kemungkinan penyebab. Ini adalah masalah yang bisa sangat memengaruhi kinerja perangkat dan pengalaman pengguna. Untuk meminimalkan risiko, penting untuk selalu mengkonsultasikan permasalahan ini kepada para ahli atau teknisi berpengalaman yang dapat memberikan solusi yang tepat dan memastikan bahwa MacBook anda kembali berfungsi dengan baik. Penting untuk diingat bahwa perbaikan kerusakan jalur flexible biasanya memerlukan keahlian teknis yang tinggi dan peralatan khusus. 
Quote:
Quote: Seorang teknisi berpengalaman, John Smith, menjelaskan, "Kerusakan jalur flexible adalah salah satu tantangan terbesar dalam perbaikan MacBook. Ini membutuhkan kehati-hatian ekstrem dan pengetahuan yang mendalam tentang rangkaian elektronik."
Terkadang, perlu mengganti jalur tersebut dengan yang baru atau memperbaikinya dengan hati-hati. Kesalahan dalam proses ini dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Oleh karena itu, jika anda mengalami masalah layar blank pada MacBook anda, segera berkonsultasilah dengan teknisi yang berpengalaman atau bawa perangkat anda ke pusat servis resmi Apple untuk diagnosis dan perbaikan yang tepat. Dalam banyak kasus, anda dapat memperbaiki masalah layar blank pada MacBook dengan mengidentifikasi apakah masalahnya berasal dari sisi hardware atau software, dan kemudian mengambil tindakan yang sesuai. Namun, jika anda tidak yakin, selalu bijaksana untuk berkonsultasi dengan teknisi yang berpengalaman atau layanan dukungan Apple untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. See you!
Source: https://www.elmobsub.com/2023/09/penyebab-dan-solusi-masalah-layar-lcd-macbook-blank.html
0 notes
kamuyagi · 3 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
❖ ❖ Congrats Raffle Winners!!! ❖ ❖
@debu-kun/ @thread-theocracy​ and @birb-the-nerd you have both won​:
✮ 1 colour commission of your OC and your fave ObeyMe character~
✮ 1 colour pfp or chibi of whoever you want~
Please e-mail me at [email protected] to tell me all the deets ☆~(ゝ∀・ )ノ
Thank you to everyone who entered and thank you so much again for the follower milestone!! Very happy to have all of you here interested and enjoying my art 。・゚(゚⊃ω⊂゚)゚・。
17 notes · View notes
mxvladdy · 4 years ago
Note
Hi, I love your writings 💜 and wanted to suggest a prompt, but if it won't hit you or if your requests are closed than feel free to ignore.
What if MC will forget the brother and that they are in relationship (it can be as side effect of some spell /potion etc, but it will last for quite some time, no one knows how long). How brothers will react on that? What they will do to make MC fall in love again, or will they do anything at all? Or they decide that it's the chance to change everything? What if MC won't love them again? I don't know if that can be angsty (I want some angst), or you can do whatever style you find appropriate. Anyway, if you don't feel like doing for 7 brothers you can do only for brothers of your choice (who you feel comfortable to write about, but maybe Lucifer, Mammon and Beel?? ).
Thank you! And have a good day or night!
A/N: 80000 years and a day later I post lol ;.;. Sorry for the wait! I tried something new with this, hope you like :)
So I was going to drop all three at the same time but it turned into 20+ pages of work. So I will post in 3 separate parts since they all turned into beefy boys... Much like their counterparts >:)
Hope you like it!!!
Part One of Three: Lucifer
Magic is a beautiful and powerful thing. It permeates the Devildom like an eternal fog. For the residents, it is as common as breathing. From the strongest of their kind down to the lowest inhabitants, it is integral to their culture and daily life. Mistakes and accidents happen daily with young and old alike learning or experimenting. Magical rebounds and mishaps mean very little to them, especially the brothers. From the Celestial Realms down, they have seen it all.
Sometimes they forget that to you, magic can be a volatile and dangerous.
The crackle of energy and the acrid taste of sour magic on his tongue are his only warnings before things went south. He reaches for you, strong arms moving to shield you from the blowback of energy discharging around you both. Lucifer crouches, turning his back to the explosion to cover you from the debris and dust raining down. The rebound of the failed spell washes over him for a moment turning his stomach on impact. A heavy miasma coats the room. It weighs down his wings momentarily before disappearing as quickly as it had come.
Once the dust settles, the room fills with light-hearted teasing and jabs at the inept caster. Whatever chastising remark he had stuck to his tongue. When he looks down at you the air seizes his lungs in horror. You were heavy and unresponsive in his arms, eyes closed and face slack. Physically, he could see nothing wrong with you, no hair unkempt or dust on your uniform. He shakes you trying in vain to rouse you.
He doesn’t remember fleeing the room with you clutched tight to his chest nor the shouts of his confused brothers all he could focus on was your limp body cradled in his. You weren’t waking up. None of his magic was working, and you were still sleeping. It was like looking down at his brothers all over again. The feeling of dread, of helplessness, had him staggering. You were like his little Lilith all over again, another failure in his unending life span.
The healer's answers do nothing but anger him. Diavolo’s weak speculations drive him into a frenzy. Wait, they want him to wait. For how long was anyone's guess. They say that you just need rest, the human body is unaccustomed to such stresses. That though your body is weak, a human’s spirit is strong. You’ll recover-he had to trust that you would heal on your own. Trust… he had so little of that left to begin with, but he had he gave to you.
He couldn’t lose you. Couldn’t lose this small flicker of hope you brought into his life, of happiness. He didn’t want to be alone again.
So he waits, a permanent sentinel by your bedside. He sits in silence stuck with his sins. His rough hewn palms cover your small hand to warm your cooling finger tips. He strokes them with callused fingers. He contemplates all the little things he could have done differently while he waits. Hells, what he should have done differently. Spells at the best of times were unruly and dangerous and in the hands of a novice? He shakes his head squeezing your hand. He was so stupid to have let you take that course. Why hadn’t he told that weak pissant of a demon off for trying such an incantation? Or at least to take it outside. Was he that bad of a protector? Of a lover? Deep down he wants to be angry at you. That this somehow was all your fault, with your puny human constitution and defenses. He wants to blame you but the moment passes with a gut-twisting sense of guilt and almost shame.
The days move on unceasingly, the clock on your wall mocking him with every steady tick and turn of the hand. With each moon that passes his simmering anger and wounded pride cools to an ice cold fear in his veins. The healers stopped showing up daily, they were at a loss like the rest of them.
No one would say it, least of all around him, but he heard it travel down the halls like an unwelcome guest. The whispered sympathy, the soft admissions of acceptance. He blocks them out, his world narrowing down to nothing but your icy hand and weak pulse. Your room begins to turn into his. His paperwork fills your desk, while he holds meeting over the phone. One hand clutching his phone to his ear and his other always touching you. No one but him is going to take care of you. He refuses help, turning down Diavolo’s increasing offers and pleas of support.
He turns them down each and every time. He will take care of you.
Yet, no matter how much he tends to you and researches you remain inert.
It’s maddening, he was suffocating under the weight. Finally he tips. One night drunk and desperate in his destroyed room he does the last thing he could think of.
The hardwood of his bedroom is unforgiving under his knees. The cold of it soaks through his pants and the harsh grain digs into his skin. But he doesn’t care, he wasn’t looking for absolution anymore, he was begging for your salvation.
It burns him bowing like this. His pride lashes out, roaring like the untamed beast it was as he dives deep searching within himself to find the tattered remains of his former self. Each second with his eyes closed and head bent was tortuous as his pleas fill the oppressive silence of the room. No matter the discomfort of the moment he can only think of you. No cost was too steep to have you open your eyes again.
Lucifer should have known going back to his father would be a mistake. Nothing was ever simple with them, everything was by their rules and their way. Not even being the once most favored son could fix that. Your eyes open, sure. They are hazy with confusion, but also bright and full of life. You were back.
Papers forgotten Lucifer approaches you like he would a wounded animal. He stares in disbelief for a moment before succumbing to his need to hold you. “Amata-” He breathes out in relief into your neck squeezing you closer to him. Lucifer pulls away when he notices you not embracing him back. “Are you alright?”
“Yeah. You just took me by surprise is all.” You rub your eyes and smile wearily. “What did I do to deserve such a good morning hug?”
His smile fades, hearts sinking. “Do you not remember?”
“Remember?” Hmmm. You look around you at the clutter of your room. “I- remember being in class, then you over me.” Something must have happened, but for the life of you, you couldn’t recall. He fills you in leaving small blanks hoping to see some recognition in your bewitching eyes. But you sit, nodding along taking his word as gospel truth. “Wow.” You lean back on your pillows. To be asleep for so long, you had so much work to catch up on. “Thank you for looking out for me.”
There was an odd look in his eyes before he nods, rising to his feet. “Of course… for you, anything.” He flees then, choking back a sea of emotions to go fetch a healer to look you over. It was as he expected. You were whole and healthy again, back to your old wonderful self. Except for him. Did you truly remember none of him? Have you really forgotten how he held you at night when you were able to tear him from his works.
How could you forget the words he would whisper to you as you drifted off long after the candles had been snuffled out, the sweat had cooled on your skin, and your limbs loose and tangled with his? Would you ever remember the way he would watch you at school? How he would search for you and watch you with vigilante and hungry eyes. You were not his little lamb anymore. Even after everything he had lost you.
It was what he bargained for with his father it seemed.
He calls a meeting soon after informing his brothers and the Prince of your condition without telling them of his speculations as to why. “We will say nothing.” He speaks standing rigidly while the room erupts with confusion around him.
“Why not tell them?” Beelzebub asked brows drawn low in concern.
“And say what?” Lucifer rubs at his nose pinching the bridge tightly already feeling a dull throbbing growing underneath. “What would it change?” He leaves it at that and retreats to his room. He looks at his dusty chambers and broken furniture from his explosive temper. It is so cold again without you there. This is how it must be. The thought brings a broken whine from his lips. Tt soaks through his leather gloved hand, refusing to be shoved down. He didn’t want to believe he was so forgettable, that something as intimate as his trust and love was so weak in your soul. He had thought surely he had ingrained himself deeper than that. You were in his mind.
He turns to his private libraries that night, looking for any scrap of information he could find. Perhaps the threads of him were there within you, maybe they just needed to be mended. He often forgot how malleable the human mind was, how easily things can just slip from them. Each book on the topic started promisingly enough before piddling off to a dead-end or debunked hypothesis.
He hunts down the student that had fired the spell. If he knew the original purpose of the spell maybe he could recreate the reaction? No, yet another dead end.
He comes to realize one night sitting hunched over on the grimy floor that either your mixed blood had altered the spell's intentions or the fact that since you were not in your original timeline it had changed something deeper within you that none of them had taken into consideration. Or, perhaps-just maybe he truly did make a deal with Father.
Devil below, he hoped that wasn’t true. How ironic it would be that the first time they had heard his pleas to only answer it with more pain and punishment. Either way, he must accept this...eventually.
“You know, if you keep frowning like that it’ll leave permit winkles.” Lucifer ignores his brother, not glancing up from his journals to entertain him. He had recently found more old tomes deep in his studies. “Luci.” Multi-colored nails block his view of his documents.
“Move Asmodeus. I will not ask again.”
Asmo frowns but moves his hand back to his hip. “You need to breathe brother. Take a minute for yourself.” Lucifer snorts dismissively, flipping to the next page. Asmo sighs deeply, his old bones rattling with the heavy gust of air. “You know you won’t find anything in there. We’ve all tried, you know? Read up on fruitless leads and scoured the depths of the catacombs too. Satan’s hands are a mess from rummaging through his books.” He swallows thickly. “Perhaps it is time.”
“Time for what?” Lucifer rises to his impressive height towering over his smaller brethren. “I do not like what you are implying Sakhr.” Asmo flinches, he hates that damn name. He calms the simmering rage underneath his well kept skin. Lucifer was hurting, he lashes out blindly when he is. He always suffers alone.
“I’m not implying anything. We just want-” Lucifer laughs, the hollow sound pulls at the emptiness within Lust’s heart.
“What would you know of my wants?” His ruby eyes lock with Asmo’s. It was a mistake. Lucifer’s presence was imposing at the best of times, but as mad as he was now it was a knee jerk reaction from Asmo to put his guard up. It was a strong defensive mechanism that Asmo took special care not to let slip, but as Lucifer approaches him shoulder hunching and chest puffing up in anger. It took only a moment for his defenses to take over, eyes locking Lucifer saw exactly what he wanted reflected back at him.
He didn’t know what Lucifer saw but he could see the absolute agony etching into his older brother's glassy eyes with each second. Asmo steps back breaking eye contact with a gasp, the trance between them breaking. “I-I’m sorry!” He trembles.
Lucifer says nothing but raises a shaking finger while he collects himself. Finally, he looks up, face impassive once more. He shakes his head and points to the two chairs in front of his desk. A wordless order that Asmo takes. Asmodeus watches Lucifer busy himself with a decanter, broad back turned to him. “You meant no harm,” Lucifer says, voice tight. He turns back with two glasses in hand. “ I-my aggression was unnecessary.” He offers Asmo a glass before sitting back in his throne-like chair with a grunt. They drink in silence.
Asmo swirls the spicy drink around his tongue thinking hard. This wasn’t how this was supposed to go. He thought he could make things better by offering a shoulder or ear, perhaps tell Lucifer that you were doing well. You didn't seem to notice the hole at the table or in the classroom where Lucifer used to join you and the rest of them to eat or study. They had missed seeing him look so at peace around them. Everything had reverted back to like it was when you first arrived between the two of you, and it was affecting everyone. “Talk to me?” Lucifer blinks.
“And say what?” He peers at his empty glass before grabbing the decanter. “I’m fine? I have meetings piling up and I frankly don’t give a damn anymore. Or the fact that I have yet to cancel the table I had reserved for our anniversary dinner?” His last words waver dangerously before he burns them away with a large gulp of his drink. He sees the look in Asmo’s honey-colored eyes when he looks up. “I don’t need pity.”
Asmodous sniffs, waving away the thought. “Please. We all know better than that. I just want to check on you, and perhaps give you an idea?”
“What idea could you have that I have not thought of?” He asks curiously. Asmo lights up leaning in.
“What if we’ve been going about this the wrong way? We’ve been looking at magic to solve this when the answer was in front of us the whole time. Humans aren’t used to magic, so why look to it for the solution?”
“I don’t follow.” Lucifer puts his glass down leaning back in his chair. Was science what he needed to look at? He had tried that, had talked to human doctors and surgeons that owed him “favors”. They were as unhelpful as the rest.
“We are thinking like demons! We have to think like a human, woo them again. You did it once, surely their attraction wasn’t wiped out, just their memories.” Ahh. Lucifer shakes his head. He had thought of that, staring at himself in the mirror. Many nights were filled with the nagging fears of defeat. If his father had a hand in your recovery could he even be allowed to try again? Lucifer looks back at all the things he said those nights kneeling by your side. It was foolish, what even contract he might have accidentally made had too many open ends, too many half wishes, and clauses.
“I’m afraid I have already thought of that my brother.”
“Then why haven’t you tried? Have you given up?” Asmo is met with silence. “Does that mean the rest of us have a chance?” He gets the reaction he was looking for then. Lucifer’s form shutters, a full body twitch as his body blurs around the edges in warning. “Seems to me like you haven’t given up yet. So what is stopping you.”
Lucifer crumbles under his brother’s worried gaze. Perhaps he could divulge his worry, just this once. “I asked father Az.”
Asmo gasps in surprise, eyes wide in disbelief, then dawning realization. “You think They did this?” Lucifer shrugged, running a hand through his disheveled locks. “They wouldn’t-they couldn’t...could they?” None of the brothers knew what their father was up to anymore, nor if They were even still able to track them. It was an ever present cloud of stress over all of them. While they trusted Diavolo and his protection, the nagging fear was never-ending.
“This is perfect!” Asmo claps his hands together. Lucifer stares at him in confusion. Lust’s smile grew toothy and dangerous. “Do you know what this means?”
“No.” His younger brother snorts looking down at his nails. His mind was running a mile a minute. For as organized and crafty as Lucifer is, he sure had his moments.
“Think about it. If Father did meddle then you have to try courting them again. Defying Father is a talent!” Asmo claps his hands in giddy delight. “Wouldn’t it just chafe their linens if you got back together?”
“And what if They didn’t meddle?”
“Then what do you have to lose?” Lucifer laughs. It was breathy and lifeless at the start but grew in intensity as Asmo’s words sunk in. Why was it when he said it it made sense?
“As devious as ever Az.” Lucifer smiles. Yes, he could win you back easily and reclaim his pride all in one fell swoop. “Thank you for reminding me of who I am.” They were troublemakers, the lot of them and it was time for him to prove it once more that he was the worst of them.
He starts the next day dressing down for once in his long life. He wears an outfit you always complement tucked neatly into a pair of dress slacks you bought him after a date gone awry. He smirked, remembering the tight squeeze of your hand on him on the drive home. The friction of your palm on the smooth material...he tipped his dry cleaner extra that night. “Good morning.” He purrs out in greeting taking his seat at the head of the table. The few brothers around the table freeze for a moment, keen eyes darting from him to where you sat still eating as if nothing had changed. Asmodeus shot him a wink.
“Morning.” You chirp back around your spoon. “It’s good to see you back at the table. Finally got a break from work?” The demons hold their collective breath.
“Yes, you can say that I came to a revelation of sorts.” He hums into his mug.
From that point on no matter what corner you turn on Lucifer was there. A pleasant smile on his lips and an offer of aid. “Thank you for the help!” You drop the large stack of books on your desk with a satisfied grunt. “You know- even though our pack is still somewhat new, if you need help with your work I’d be glad to give you a hand too!”
“Would you?” He hides his predatory grin under his hand. “ Some of the matters I have to attend to will require some long, hard work. It may take up some of your nights.” The flush that graces your cheeks and the warm buzz from his pact mark make him giddy.
“I’m willing.”
Slowly he begins to pull you back into his world. He leaves well placed hints of your past together scattered around his workspace. Your favorite Devildom blooms and treats always seem to be around when you come to offer your help in the evening. He slips old pet names into daily conversations as you scribble notes and transcribe letters for him by the soft light of his desk lamp. Pacing himself was never so hard before in his life. Was he finally cracking through? Or were you falling for him again? It was a heady rush to be sure, the mix of anticipation and thrill of such earthly courting made him realize many things he didn’t see the first time around. He learns all over again just what he loved about you.
He had forgotten how patient you were around him and with his siblings. Your keen eye and attention to detail reminded him just why he trusted you. You flitted about him picking up things he missed and settling brotherly disputes without him having to waste his breath. It was almost like things were going back to normal, minus the cold sheets beside him at night. But he sticks to his plan, finding pleasure in simply learning about you all over again.
It came to an end sooner than he had expected.
“Enter.” Lucifer calls from his overflowing desk. It was finals time once again and the damages done to school property were picking up dramatically. He heard your fluttering heartbeat before you even entered his domicile. It picks up as you approach.
“Am I interrupting?
Lucifer looks up from his work, a grin growing on his tired face. “For you, never.” You smile back, coming closer. You held a mug of coffee in your hands. The beast within him wanted to raise its hackles in triumph and howl. His life must be a divine comedy. This night is playing out just like it did nearly a year ago. Did you remember too? Or was this just how it always was meant to be?
“I haven’t seen you in a bit, and got concerned.” You fiddle with the handle of the copper mug. Lucifer nods, it was true. He regrettably had to put his plans with you on hold, he had spent so much time scheming he had let a few things build up. “Asmo told me you were hold up in here working, and I thought you could use a pick me up. He-he helped me make you some coffee.”
Ah. It wasn’t the same as the first time, but it was a matter of time before his sibling started meddling again. He takes the cup from your outstretched hand. “Thank you, this is much appreciated.” You glow under his praise taking a seat by his side.
“Need any help?” You eye the stack of papers with interest. “I’ve gotten pretty good at reading the fine print.”
“Have you now?” He pushes a small stack of papers towards you. “Very well, I would love your company again.” You take the work with a nod eager to spend time with him again. He watches you work, unable to contain his growing smile before looking down at the cup by his side. The tar-black coffee looks back at him. Oh, how he wished to commend his brother and berate him all at once. It is putrid and stomach-churning but he savors it all the same.
“Is it alright?” You pause watching him drink in. You have never seen him so enraptured by a drink before.
“Yes.” It will be.
56 notes · View notes
gcnoona · 4 years ago
Text
LIFE GOES ON by BTS (Eng/Indo Trans)
One day, the world stopped
Suatu hari, dunia terhenti
Without any forewarning
Tanpa peringatan terlebih dahulu
Spring, not knowing how to wait
Musim semi, tak tahu bagaimana caranya untuk menunggu
Or how to read the room, showed up anyway
Atau bagaimana caranya untuk membaca keadaan, ia pun hadir juga
The streets where footprints are wiped away
Jalanan dimana jejak kaki telah terhapus
I who lies fallen here
Aku yang terbaring jatuh disini
Time flows on its own
Waktu berlalu dengan sendirinya
Without even saying sorry
Bahkan tanpa mengatakan maaf
It looks like it’ll rain today as well
Sepertinya hari ini akan hujan lagi
I’m completely soaked
Aku telah basah kuyup
It’s still not stopping
Aku tak akan terhenti
I run faster than those dark clouds
Aku berlari lebih cepat dari awan hitam itu
I thought that’d make it alright
Aku kira semuanya akan baik-baik saja
But, it turns out i’m just a mere human 
Tetapi, aku hanyalah seorang manusia
It hurts so bad
Itu amat sangat menyakitkan
 The cold that the world gave me
Dingin yang dunia berikan padaku
Thanks to it, i push the dusty rewind button
Berkatnya, aku mendorong kenangan yang penuh debu itu
Lying fallen, i ask you to dance with me off beat 
Meski terbaring jatuh, aku mengajakmu untuk menari bersamaku
When winter comes, let’s exhale an even warmer breath
Ketika musim dingin tiba, hembuskanlah nafas yang lebih hangat
There’s no end in sight
Tak ada akhir dalam pandangan ini
Would there be an exit at all?
Akankah ada jalan keluarnya?
My feet refuse to move, oh
Kakiku menolak untuk beranjak, oh
Close your eyes for a moment
Pejamkan matamu untuk sekejap
Hold my hand here
Genggam tanganku disini
Let’s run away to the future
Ayo berlari ke masa depan
 Like an echo in the forest
Seperti gema di tengah hutan
Another day will come
Hari yang lain akan tiba
As if nothing happened
Seolah tak ada hal yang terjadi
Yeah life goes on
Yeah, hidup tetap berjalan
Like an arrow in the blue sky
Seperti sebuah anak panah di langit yang biru
Another day will fly by
Kita akan terbang ke hari yang lain
On my pillow, on my table
Di atas bantalku, pada mejaku
Yeah life goes on
Yeah, hidup tetap berjalan
Like this again
Seperti ini lagi
I’d borrow this music and tell you
Aku akan menyanyikan lagu ini dan mengatakan kepadamu
People say the world has changed
Orang-orang mengatakan dunia telah berubah
Thankfully, between you and  I
Untungnya, antara kau dan aku
It’s still the same
Itu tetaplah sama
With “annyeong” that i always say to start and finish the day
Dengan “annyeong” yang selalu aku katakana untuk mengawali dan mengakhiri hariku
Let’s thread today and tomorrow together again
Ayo teruskan hari ini dan esok bersama lagi
Although everything is paused, don’t hide in the dark
Walaupun semuanya terhenti, jangan bersembunyi dalam kegelapan
Because the light will shine again
Karena cahaya akan bersinar kembali
There’s no end in sight
Tak ada akhir dalam pandangan ini
Would there be an exit at all
Akankah ada jalan keluarnya?
My feet refuse to move, oh
Kakiku menolak untuk beranjak, oh
Close your eyes for a moment
Pejamkan matamu untuk sekejap
Hold my hand here
Genggam tanganku disini
Let’s run away to the future
Ayo berlari ke masa depan
 Like an echo in the forest
Seperti gema di tengah hutan
Another day will come
Hari yang lain akan tiba
As if nothing happened
Seolah tak ada hal yang terjadi
Yeah life goes on
Yeah, hidup tetap berjalan
Like an arrow in the blue sky
Seperti sebuah anak panah di langit yang biru
Another day will fly by
Kita akan terbang ke hari yang lain
On my pillow, on my table
Di atas bantalku, pada mejaku
Yeah life goes on
Yeah, hidup tetap berjalan
Like this again
Seperti ini lagi
I remember
Aku mengingatnya
I remember
Aku mengngatnya
I remember
Aku mengingatnya
I remember
Aku mengingatnya
English Trans by : doolsetbangtan
Indo Trans by : gcnoona
2 notes · View notes
lebensmoode · 5 years ago
Text
 #1
Five Problems with Social Media
Pertengahan April kemaren, gue membuka lagi lemari usang penuh debu bernama Twitter. Terakhir bikin twit itu tahun 2015, berarti udah 5 tahun gue tinggalin dia hahaha trus aku bangga udah pernah meninggalkan :”) Dan waktu itu tergiur untuk aktif lagi nulis di sana. Feel nya ya kek nemu kertas kosong yg bersedia untuk ditulis aja. Pelarian juga, selain wadah biru tuwa ini.
Seminggu gue pake, eh gue auto-evaluasi wkwk. Kerasa banget aura negatif nan mistis memakai si burung biru muda ituu. Karena gue udah lama gak install instagram due to my experience suffering from the bad things it gave me, lah yang ini ternyata gak ada bedanya. Cuma beda tipis tipis doang. Thus i decided to say bubye to Twitter, lyke i’m so sorry i don’t need you after all.
Nah, karena masih seger gue coba jabarin evaluasi yang gue rasain waktu itu.
1. Everything is important?!
Hal pertama banget ini yang bikin gue kesel maen twitter. Setiap retweet-an dari orang lain tu isinya membahas sesuatu yang.... sebenernya serius dan menarik sih. Sampe jadi thread gitu kan. Dan BANYAK hal, kasus, berita, topik yang jadi thread padahal ada juga yang sepele. Trus yang komen juga netijennya bejibun. Padahal isi komennya sama. Di thread manapun, i found something like that. Always. Trus mikinya jadi... Emang semua hal perlu dikomenin ya? Anjir cape banget dong hidup kaya gitu. Jadi yang tadinya asik baca thread malah muak :(
2. Ofkors; w a s t i n g   t i m e
Tanpa sadar kita gue tu terbiasa bukain satu satu sosmed yang gue punya. Tiap pagi abis ngecek WA, buka Line. Abis itu buka Tumblr. NAH gak kebayang kalo masih install IG dan Twitter, pagi aing akan berlalu sia-sia dan tetiba nyeletuk apa? udah jam setengah 1? anjaaay hape bangsaaad
3. Sumber Penyakit :)
Kita semua punya hati kan ya? Pasti punya. Coba tanya hatinya, apakah sosmed yang kamu install sekarang bikin hati kamu tenang? Dipenuhi dengan hal-hal positif? Bikin kamu makin produktif, dan termotivasi untuk berubah ke versi kamu yang lebih baik? Ataaaaauuuuu malah sebaliknya. Bikin gak tenang. Gampang emosi. Bawaannya geram pen julid. Iri sama si anu kok keknya hidupnya enak banget. Nyinyirin si fulan yang terus terusan pamer mesra sama suamiknya.
Hayooo coba tanya wkwkw
4. Bikin Candu
Ini tak perlu dijelaskan lah ya? Aku juga kok dah kecanduan pake Tumblr. Gaada obatnya :(
5. R.I.P Empathy :D
Since anyone can access, whether they hide themselves or show the real ones, social media is a relieved as well as terrible place to be. Tong kosong melengking bunyinya itu nyata banget dan dapat dibuktikan melalui tulisan dan komentar pengguna yang mengandung virus kebencian dan kegublukan di dalamnya. They type something fake, something hurtful, cursing, blaming, mocking, humiliating, for free. Free from feeling “am i rude doing this? am i being ridiculous? will my words hurt people? do i really need to say this? AM I PERFECT ALREADY?”
The point is.... medsos membuat sebagian manusia terkikis rasa simpati dan empatinya. Dikalahkan dengan narsisme, dengan gimana supaya tulisan dan komen gue viral, yang teratas, direspon dan dilihat dan disukai oleh banyak orang. Dikalahkan dengan arus kekinian yang membuat ambyar akal sehat.
---------------
Selama kamu sadar bahwa kamulah yang mengatur dan punya kendali atas sosial media yang kamu gunakan, bahwa hidup di luar dunia maya adalah kehidupan utama dan terpenting dan terdarurat yang mesti kamu atur dan hidupkan, then it will be just fine. Be wise ppl :>
12 notes · View notes
kemungkinan-blog · 7 years ago
Text
'Kau ganggu tempat aku!'
Tumblr media
Perkongsian kisah-kisah seram yang didakwa dilalui oleh penulis asalnya, yang viral atau trending di media sosial. Sama ada benar ataupun tidak, hanya beliau yang mengetahui. Juga, ia sekadar bacaan santai bagi mereka yang meminati kisah-kisah genre seram.
"Kenakalan yang hampir membawa padah...."
Seperti yang dijanjikan, aku akan kongsi sebuah cerita seram (tak tahulah seram ke, macam mana) di sebuah sekolah yang agak terkenal di Kuching, Sarawak. Sekolah mana? Biarlah rahsia.  Sebelum aku start, aku nak explain dulu tentang struktur bangunan sekolah itu. 
Budak-budak sekolah itu kata, sekolah itu macam kotak. Ada empat blok dijadikan segi empat tepat, ada empat tingkat dan di tengah-tengahnya ada dataran. Dapat bayangkan? 
Sekolah ini dulu dikatakan tapak lama kem tentera Jepun dahulu. Ini yang diperkatakan oleh orang tua-tua dulu. Tempat banduan disembelihlah senang cerita. So, aku yang dapat tengah benda-benda seperti ini dah biasa tengok orang berkawad tanpa kepala dan ada yang datang bertanya di mana kepala mereka. Tetapi ini bukan cerita seram yang aku nak kongsikan. 
Berbalik kepada cerita asal, sekitar bulan Julai 2017, aku merupakan seorang fasi untuk satu Kem Kepimpinan. Kem untuk melatih batch pemimpin junior la katanya. Kem itu diadakan di sekolah aku, selama dua hari satu malam. Biasanya sekolah kitorang kalau ada program bermalam, akan buat solat maghrib, isya dan hajat berjemaah. 
Aku sebagai fasi kena datang awal sebab nak buat preparation. Tak silap aku, aku datang jam 4 petang begitu. So skip ke jam 6.15 petang ke 6.20 petang begitu, kebanyakan fasi dan peserta ramai dah sampai ke sekolah. Aku ini merayau-rayaulah seorang diri di sekolah. Nak cari feeling agaknya. Hahaha! 
Maghrib masa tu masuk jam 6.35 petang - 6.40 petang, so dah mula senja. Biasalah senja-senja ini orang cakap jin berkeliaran. Aku dah biasalah tengok benda ni, tak takutlah. Hahaha! Cuma entah waktu itu aku rasa tak senang hati, seperti akan ada benda buruk yang akan berlaku? Tapi aku baikanlah, malas nak fikir. Apa yang aku fikir, aku dapat tengok muka awek aku malam itu.
Alhamdulillah tiada apa-apa yang terjadi daripada solat maghrib sehinggalah ceramah jam 9.30 malam itu. Aku selepas isya, duduk lepak dengan member di tepi kantin. Kantin ini tidak jauh dari hutan belakang. Surau di depan kantin sahaja. Aku jenis yang suka karok dengan member, nyanyi lagi rock kapak la malam itu, rasa macam buat konsert. 
Tengah syok tu, mata aku meliar ke hutan belakang, aku nampak benda hitam, badan besar macam gajah. Aku tak nampak jelas sebab tak pakai cermin mata. Benda itu tiba-tiba muncul bila aku terbuka lagu 'Menanti Kasih'. Korang Googlelah tentang lagu ini. Sumpah aku tertekan lagu ini. 
Aku malaslah nak tegur benda itu dan tak nak beritahu member sebab tak nak takutkan diorang. Jadi, aku biarkan sajalah walaupun benda itu macam melambai-lambai. 
Jam 10 malam, kitorang semua fasi dan peserta berkumpul di dataran di tengah-tengah empat blok itu. Besar! Aku datang akhir ke dataran, sebab rasa malas nak handle peserta. Hahaha! So, aku berdirilah di belakang sekali. 
Mata aku masa itu meliar-liar tengok sekeliling sekolah sebab masa itu banyaklah penampakan makhluk. Biasalah diorang dah duduk awal lagi di situ.  Cuma aku tertarik dengan makhluk yang aku tengok di hutan tadi, dia berdiri di depan Makmal Sains tingkat atas sekali. 
"Ahh! Babi, apahal kau ikut s*aaal!" getus aku dalam hati. Entah, aku tak tahu benda ini faham atau tidak apa yang aku cakap. Dia terus lenyap. 
Aku malaslah nak ambil kisah sebab aku nak dengar member aku, Ketua Fasi, membebel benda bodoh di depan. Selesai itu, kitorang bergerak ke dewan. Di dewan ini aku skip sebab tak best. Aku skip ke bahagian bila semua peserta dah tidur. 
Kitorang fasi duduk lepak di dataran, makan, minum dan berkaraoke. Kemudian salah seorang dari kitorang ajak bergusti di tengah dataran. Di tengah dataran itu ada bentuk bintang. Bintang ini yang aku maksudkan. Kalau korang nampak, ada stage di bawah bintang, situlah tempat kitorang lepak. 
Tengah syok kitorang bergusti dalam jam 1 pagi, dengan bunyi bising apa semua. Akulah yang kalah dulu, terkeluar dari bintang sebab member aku tolak. Bila dah kalah, aku duduk atas stage tengok yang lain main. Mata aku sekali lagi tengok ke Makmal Sains tadi. 
Kali ini aku nampak benda tinggi pula. Barangkali hantu galah? Tinggi dia tu, cukup satu tingkat. Benda itu perhatikan saja kitorang bermain, mungkin sebab bising sangat? Bila kitorang semakin bising, benda itu semakin marah dan cuba terbang ke arah kitorang. Tetapi dia tak dapat sebab awal-awal lagi tempat program kitorang telah dipagar oleh ustaz. 
Member aku semua tak nampak benda ini terbang dan marah-marah. Selepas itu benda ini pulang semula ke makmal. Kali ini dia bermain pula dengan lampu-lampu dalam makmal hujung. Makmal ini hanya dapat dilihat dari stage. Kiranya aku seorang saja dapat tengok sebab yang lain masih bermain. 
Aku dah start rasa seram sejuk sebab benda itu dah marah. Benda itu pindah ke bilik muzik, yang bersebelahan dengan makmal. Dalam bilik muzik, biasalah ada gong, kompan dan sebagainya. Benda itu mula bermain alat muzik macam bunyi muzik kuda kepang sebab dalam itu ada kudan kepang yang digunakan untuk menari. Lama juga dia main benda itu, buat konsert dengan member kot.  
Bila member semua dah penat bermain, kitorang semua berkumpul balik di atas stage. Semua tak berbaju sebab berpeluh dan kepenatan. Aku masa itu dah mengantuk, so plan nak tidur. Sebelum tidur, aku pergi cuci muka dan berus gigi di tandas seorang diri. Tandas pula terletak berhampiran dengan kantin tadi. Kiranya dekat dengan hutan. 
Dah nak sampai ke tandas, aku terhidu bau hanyir busuk sangat sampai aku rasa nak termuntah. Nak tak nak, aku masuk ke tandas jugalah sebab perlu buat benda yang patut dibuat. Tengah aku gosok gigi, ternampak ada satu lembaga berdiri di depan satu pintu tandas melalui cermin berambut panjang, berbaju putih berdarah dan mendukung bayi. Rupanya bau busuk itu datang dari mereka. 
Aku dah cuak, cepat-cepat aku berkumur dan mula nak angkat kaki dan lari. Tetapi dia berbunyi, "Dah nampak aku ke? Nak lari ke mana? Aku nak bercakap," katanya selepas itu mengilai. 
Ah bodoh! Apa benda dia nak beritahu aku? Aku kisah apa, cepat-cepat aku masuk tempat tidur sebab takut. Hahaha! Masa itu dah jam 2 pagi lebih. Member masih belum masuk tidur, so aku tidur seorang. 
Aku tidur berhadapan dengan tingkap. So mata aku automatik akan pandang ke luar. Babi, benda itu ikut aku, tetapi dia di luar tingkap dan masih mendukung bayi. Cepat-cepat aku pusingkan badan ke kanan dan paksa diri tidur. Aku baca apa yang patut tetapi benda itu tiba-tiba tindih aku. 
Dia cuba nak bercakap dengan aku, tetapi aku tak nak. Dia punya bau nafas itu, aduh! Aku susah nak gambarkan, dia makin menekan dada aku dan bercakap dengan aku. Disebabkan aku susah nak bernafas, aku menjerit dalam hati. 
"Kau nak apa?! Aku tak kacau kau!" 
"Kau ganggu tempat aku!" bisiknya. 
"Aku dah cakap, aku tak ganggu kau." 
"Kau dan kawan kau langgar rumah aku!" 
"Kami langgar apa?" "Kau dan kawan kau buat bising, kau dan kawan kau seru aku. Kau dan kawan kau ceroboh tempat aku!" 
"Ini bukan tempat kau, aku datang sini tak ada niat nak mengganggu."
"Bawa kawan kau lari dari sana. Bawa!!!" 
Ah! Dia tengking aku, sudahlah muak hodoh, hitam. Cun juga selepas member aku semua masuk dan benda itu pun hilang entah ke mana seperti debu. Lega aku rasa tetapi dada aku rasa sakit. Cuma aku rasa macam dadah aku berdarah. 
Malam itu memang aku tak boleh tidur, sementara itu memberi aku ada yang sampai berdengkur. Korang buat hal, aku kena tanggung? 
Betul jangkaan aku, benda itu masih belum pergi. Dia berdiri di depan tingkap aku. Aku tak nampak muka sebab rambut dia di depan. Lama juga dia di depan itu, kejap terbang, kejap ketuk tingkap and so on. Aku bukalah ayat-ayat ruqyah di YouTube dan barulah benda itu hilang. 
Sumpah ini pertama kali aku kena tindih dan berkomunikasi dengan makhluk halus. Sampai situ sahaja gangguan yang tak seberapa nak seram. 
Pagi keesokannya, aku sedar di dada aku ada kesan cakaran sebab aku rasa pedih bilab erpeluh. Ini pertama kali aku ceritakan kisah ini, sementara itu fasi dan peserta lain semua tak tahu kejadian ini. Cuma aku nak beritahu, betullah apa yang orang tua cakap, kalau nak pergi ke satu tempat, jangan buat onar. Hormat tempat itu sebab ada benda lama lagi duduk di situ. 
Sampai di sini saja thread aku yang tak seberapa nak seram. Cuma nak pesan, yang nak tidur tu tengok-tengoklah bilik, takut ada yang teman tidur. Bawah katil ke hujung bilik ke. Kalau jumpa, kirim salam tau hahaha. 
Sumber: @jejulll
from The Reporter https://ift.tt/2JR02KA via IFTTT from Cerita Terkini Sensasi Dan Tepat https://ift.tt/2yrXu0a via IFTTT
6 notes · View notes
tekhnowblog · 6 years ago
Text
Harga Baru Sony Xperia Z1 Compact
Tumblr media
Info harga handphone yang selanjutnya akan kami berikan untuk anda adalah informasi Harga Baru Sony Xperia Z1 Compact, bagi anda yang sedang mencari informasi mengenai'Harga Baru Sony Xperia Z1 Compact 'dan spesifiksinya silahkan langsung saja anda baca ulasan yang kami berikan dibawah ini.
Sony Xperia Z1 'Compact' membawa layar 4,3 inci 720p, panel layar yang digunakan berbeda dengan Xperia Z1. Smarpthone flagship Compact ini diupgrade ke tipe IPS yang punya kontras dan sudut pandang lebih luas dari Xperia Z1.
BACA JUGA :  Harga dan Sony Xperia M2 dual D2302
Sony Xperia Z1 Compact sama dengan Xperia Z1, kecuali baterainya yang diperkecil. Jika Xperia Z1 mengusung baterai 3.000mAh, versi Compact-nya membawa baterai 2.300mAh. Xperia Z1 Compact masih dibenamkan hardware unggulan seperti Snapdragon 800, RAM 2GB, NFC, kamera utama 20MP dengan G Lens f/2.0, serta fitur anti air/debu IP58/IP55. Smartphone ini menjalankan sistem operasi Android 4.3 Jelly Bean. Sony Xperia Z1 Compact
Harga Baru:'Rp 5.999.000 Harga Second: '
General 2G Network: GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 3G Network: - HSDPA 850 / 900 / 1700 / 1900 / 2100 ' LTE 800 / 850 / 900 / 1700 / 1800 / 1900 / 2100 / 2600 Announced: 2014, January Size Dimensions: 127 x 64.9 x 9.5 mm (5.0 x 2.56 x 0.37 in) Weight: - 137 g (4.83 oz) ' IP58 certified ' dust proof and water resistant over 1 meter and 30 minutes Display Type: - TFT capacitive touchscreen, 16M colors ' Protection Shatter proof and scratch-resistant glass ' Triluminos display ' X-Reality Engine Size: 720 x 1280 pixels, 4.3 inches (~342 ppi pixel density) Ringtones Type: Vibration; MP3 ringtones Customization: Yes Vibration: Yes Memory Phonebook: Yes Call records: Yes Internal: 16 GB, 2 GB RAM Card slot: microSD, up to 64 GB Data GPRS: Up to 107 kbps HSCSD: - Edge: Up to 296 kbps 3G: HSDPA, 42 Mbps; HSUPA, 5.8 Mbps; LTE, Cat4, 50 Mbps UL, 150 Mbps DL WLAN: Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, Wi-Fi Direct, DLNA, Wi-Fi hotspot Bluetooth: Yes, v4.0 with A2DP Infrared Port: No USB: Yes, microUSB v2.0 (MHL), USB On-the-go, USB Host Features OS: Android OS, v4.3 (Jelly Bean), planned upgrade to v4.4.2 (KitKat) CPU: - Chipset : Qualcomm MSM8974 Snapdragon 800 ' CPU : Quad-core 2.2 GHz Krait 400 ' GPU : Adreno 330 ' Sensors : Accelerometer, gyro, proximity, compass Messaging: SMS (threaded view), MMS, Email, IM, Push Email Browser: HTML5 Games: Yes Colors: Black, White, Pink, Lime Camera: - Primary : 20.7 MP, autofocus, LED flash ' Features : 1/2.3' sensor size, geo-tagging, touch focus, face and smile detection, image stabilization, HDR, panorama ' Video : Yes, 1080p@30fps, video stabilization, HDR ' Secondary : Yes, 2 MP, 1080p@30fps Other: - NFC ' GPS with A-GPS support and GLONASS ' Stereo FM radio with RDS ' ANT+ support ' SNS integration ' TV-out (via MHL A/V link) ' Active noise cancellation with dedicated mic ' Xvid/MP4/H.263/H.264 player ' MP3/eAAC+/WAV/Flac player ' Document viewer ' Photo viewer/editor ' Voice memo/dial ' Predictive text input Battery Type: Non-removable Li-Ion 2300 mAh battery Stand-by: Up to 670 h (2G) / Up to 600 h (3G) Talk time: Up to 10 h (2G) / Up to 18 h (3G)
Demikianlah informasi'Harga Baru Sony Xperia Z1 Compact 'yang kami berikan untuk anda, semoga informasi diatas bermanfaat dan bisa anda jadikan referensi, sekian dan terimakasih atas kunjungan anda
0 notes
wqwqwq · 5 years ago
Text
Pada mulanya
“Kenapa itu awalnya?”
Sebuah pertanyaan terbuka membuat saya kembali menjelajah pikiran saya. Pada mulanya adalah sedikit khawatir dengan siklus haid saya yang makin sini semakin lama periodenya. Tiba-tiba pula saya teringat dengan salah satu thread twitternya teman saya tentang PCOS. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi PCOS tersebut. Salah satu gejalanya adalah haid yang tidak teratur. Dan lagi jumlah hari haid sangat mempengaruhi. Saya mulai mencari cari aplikasi yang bisa mencatat period haid dan memperkirakan siklus berikutnya. Sedikit mengganggu pikiran berhari-hari. Sejak awal 2020 ini, haid saya sungguh tidak teratur. Pernah dalam sebulan tidak haid. Dan haid yang tidak teratur bisa di picu oleh stres. 
Stres merupakan pangkal yang harus dihindari. Stres juga bisa menimbulkan berbagai macam penyakit dalam. Akan tetapi, saya sedang belajar mengendalikan stres ini. Selama ini saya selalu kabur dari permasalahan stres. Takutnya malah masuk  kedaam bawah sadar dan beneran jadi penyakit. Pertama saya mencari tahu apa yang membuat saya stres, dan kenapa saya harus stres dengan hal itu. Semakin lama saya mencari tahu, ternyata banyak hal yang memiliki hubungan dengan masa kecil saya dulu. Saya ingat ketika saya disapih, saya dibohongi, di baik-baikin terlebih dahulu, di perlakukan sungguh manis. Tapi ternyata saya dibohongi, ada udang di balik batu. Sejak saat itu saya sungguh tidak suka jika  ada omongan sama tindakan itu berbeda. 
Cerita lain mungkin akar permasalahan saya minder adalah, dulu ketika saya ingin membantu untuk membersihkan rumah, akan tetapi hasil pekerjaan saya selalu tidak diterima dengan baik dengan alasan : ngepelnya lebih susah kalo nyapunya tidak bersih. Walaupun saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tetap saja tidak diterima pekerjaan saya. Makin besar saya malas, ngapain saya bantu tapi hasil tidak di apresiasi. ah saya ingat, mungkin gara-gara mata saya minus,  tapi saya belum sadar akan hal itu jadi saya tidak bisa melihat butira-butiran debu dengan jelas. Selain itu pula saya selalu di ejek ketika menunggu waktu masuk TPA. Dari kecil saya tidak tahu bagaimana caranya untuk menawarkan diri agar ikut dalam suatu permainan. Anaknya nunggu di ajak.
Sekarang semua menyeruak ke permukaan. Seperti di paksa untuk memaafkan semua hal dan mengayomi si masa kecil yang tidak nyaman dan mengatakan semua baik-baik saja, terimakasih. :)
0 notes
hermajestyhelps · 5 years ago
Text
Yang Harus Diperhatikan Ketika Memilih Ranjang Untuk Kamar Kos
Yang Harus Diperhatikan Ketika Memilih Ranjang Untuk Kamar Kos
Tempat tidur di kamar asrama Anda tidak hanya berfungsi sebagai ruang tidur Anda, tetapi juga ruang belajar, sofa, area penyimpanan, titik fokus dalam hal dekorasi, dan tempat makan. Dengan tempat tidur yang terlalu banyak digunakan, penting untuk memilih tempat tidur kampus yang berfungsi untuk semua fungsi ini. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
Daya tahan
Pertimbangan pertama ketika melihat tempat tidur asrama adalah daya tahannya; terutama yang berkaitan dengan selimut (atau apa pun itu akan Anda gunakan di atas tempat tidur Anda). Murah, kualitas set yang lebih rendah akan dengan cepat kehilangan kelembutannya, dapat menjadi pil, dan tidak akan terasa enak bila disentuh. Mereka juga cenderung menjadi kain yang lebih ringan yang tidak akan membuat Anda hangat selama musim dingin tanpa kerumitan selimut tambahan. Cari kain berkualitas tinggi yang tidak hanya tahan aus, tetapi juga sering dicuci.
Dicuci
Kotoran sehari-hari, noda makanan, tumpahan minuman, kekacauan produk kecantikan, noda tinta, dan banyak lagi yang membuat Anda ingin mencuci tempat tidur lebih sering daripada di rumah. Hindari apa pun yang tidak bisa dicuci di mesin cuci atau dikeringkan dengan mudah dan cepat di pengering. Kain yang sangat berat akan lulus uji ketahanan kami tetapi akan merepotkan jika tidak kering dalam waktu yang wajar.
Selimut penutup sangat cocok untuk kamar asrama. Selimut pada dasarnya adalah sarung besar untuk penghibur Anda (seperti sarung bantal untuk bantal) yang mudah dilepas dan dicuci. Membutuhkan jauh lebih sedikit ruang di mesin cuci dan pengering daripada seluruh penghibur; Anda bahkan bisa melemparnya dengan seprei Anda. Beberapa selimut bahkan dapat dibalik yang memungkinkan Anda untuk mencuci lebih lama.
Kain cetak juga akan memperpanjang waktu antar pencucian; cetakan akan menyembunyikan noda dengan baik. Hindari kain yang sangat ringan seperti putih atau krem; noda pada ini mungkin tidak mudah di cuci dan Anda akan menatap mereka semua semester. Padatan gelap bukanlah ide yang bagus karena noda, rambut, dan bulu berwarna yang lebih terang akan menonjol.
Seprai
Fitur lembar pertama yang perlu Anda pertimbangkan adalah ukuran; mencari ukuran "ekstra panjang kembar". Tempat tidur asrama berukuran lima inci lebih panjang dari tempat tidur ukuran kembar standar. Seprai lama Anda dari tempat tidur twin biasa di rumah tidak akan muat. Jika Anda kesulitan menemukan desain atau warna yang sempurna dalam ukuran ekstra panjang, belilah lembar warna solid ekstra panjang (bagian yang mengelilingi kasur) dan pasangkan dengan lembaran datar ukuran standar dan sarung bantal di desain atau warna yang Anda inginkan.
Karena ruang penyimpanan terbatas, Anda tidak akan membawa lemari linen penuh dengan lembaran ekstra ke sekolah. Dengan itu, Anda (semoga) akan sering mencuci seprai Anda. Untuk tahan terhadap banyak pencucian, pastikan untuk berinvestasi dalam jumlah thread yang tinggi, kualitas bagus, seprai nyaman. Seprai yang ditemukan sebagai bagian dari set "bed-in-the-bag" seringkali berkualitas buruk dan pil setelah beberapa kali dicuci.
Tempat tidur
Anda tidak akan menemukan banyak kamar asrama dengan rok tempat tidur (a.k.a. ruffles debu) di tempat tidur; mungkin karena siswa tidak pernah tahu apa yang akan mereka lakukan dengan konfigurasi tempat tidur (loteng, ranjang, dll.) Namun, mereka adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan jika tempat tidur Anda akan tetap di lantai. Mereka adalah cara yang bagus untuk menyembunyikan barang yang disimpan di bawah tempat tidur Anda. Pastikan untuk membeli satu dalam ukuran ekstra panjang atau yang menggunakan batang ketegangan agar tetap di tempatnya. Simpan saja tanda terima jika Anda akhirnya tidak menggunakannya.
0 notes
elmobsub · 2 years ago
Text
Service Layar LCD iPad Blank di Surabaya
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mengungkap Fungsi dan Risiko Kerusakan pada Kabel Fleksibel Layar LCD di iPad
Well! Ketika kita membicarakan tentang iPad, perangkat yang ramping dan canggih ini memiliki banyak komponen yang bekerja sama untuk memberikan pengalaman visual yang luar biasa. Salah satu komponen yang sangat penting adalah kabel fleksibel layar, yang memiliki peran yang krusial dalam menjaga tampilan iPad tetap berfungsi dengan baik. Artikel ini akan mengungkapkan fungsi utama kabel fleksibel layar di iPad, bahan apa yang digunakan dalam pembuatannya, serta risiko kerusakan yang mungkin terjadi. Di threads ini kami akan membahas tentang Masalah pada Kabel Flexible Layar iPad. Simak terus ulasan kami berikut ini!
Apa Saja Fungsi Kabel Fleksibel Layar di iPad?
Kabel fleksibel layar di iPad adalah kabel yang sangat tipis dan lentur yang menghubungkan layar LCD dengan motherboard atau papan logika perangkat. Fungsinya sangat penting, karena kabel ini bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal gambar dan data antara layar dan komponen utama iPad. Dengan kata lain, setiap kali anda menyentuh layar iPad atau menjalankan aplikasi, kabel fleksibel layar berperan untuk memastikan bahwa perintah anda diterima dan ditampilkan dengan benar di layar. Tanpa kabel ini, tampilan iPad akan mati atau tidak berfungsi sama sekali.
Material Apa Saja yang Menyusun Komponen Kabel Fleksibel Layar di iPad?
Kabel fleksibel layar di iPad terbuat dari berbagai material berkualitas tinggi yang dirancang untuk ketahanan dan kinerja yang optimal. Material utamanya adalah lapisan tembaga tipis yang digunakan untuk menghantarkan sinyal listrik. Lapisan tembaga ini memiliki fleksibilitas yang dibutuhkan agar kabel dapat tetap lentur saat iPad digunakan. Selain itu, kabel ini dilapisi dengan bahan insulasi yang melindungi sinyal-sinyal ini dari gangguan eksternal seperti debu, air, atau kontaminan lainnya yang dapat merusak kinerja kabel.
Apa Saja Risiko Kerusakan pada Kabel Fleksibel Layar iPad?
Meskipun kabel fleksibel layar iPad dibuat dengan material berkualitas tinggi, masih ada risiko kerusakan yang harus diwaspadai. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada kabel fleksibel layar termasuk:
Penggunaan yang Kasar - Penekanan atau pelipatan berlebihan pada kabel ini bisa merusaknya. Sebaiknya, perlakukan iPad dengan lembut dan hindari tekanan berlebihan pada layar.
Kerusakan Fisik atau Tegangan Arus Listrik yang Tidak Tepat - Kerusakan fisik pada kabel fleksibel atau tekanan yang tidak tepat saat mengganti layar atau melakukan perbaikan lainnya dapat merusak jalur fleksibel dan menyebabkan gangguan pada tampilan.
Tumpahan Cairan - Kontak dengan cairan seperti air atau minuman dapat merusak kabel fleksibel dan menyebabkan masalah tampilan.
Usia dan Pemakaian yang Intensif - Seiring berjalannya waktu, kabel ini dapat mengalami keausan alami. Jika iPad anda digunakan secara intensif, risiko kerusakan akan lebih tinggi.
Perbaikan yang Tidak Profesional - Penanganan yang buruk dari tempat service perbaikan yang tidak profesional menjadi salah satu alasan rusaknya jalur flexible. Mengingat ukuran serat yang berskala mikro dan mudah patah. Penting untuk diingat bahwa perbaikan kabel fleksibel layar di iPad biasanya memerlukan keterampilan teknis yang tinggi.
Penutup
And the last! Apple iPad, sebagai salah satu perangkat pintar terkemuka di dunia, memiliki banyak aspek canggih yang membuatnya berfungsi dengan mulus. Salah satu komponen yang mungkin jarang disadari, tetapi sangat penting, adalah kabel fleksibel layar. Artikel ini akan menguraikan fungsi kabel fleksibel layar di iPad, bahan-bahan penyusunnya, dan risiko-risiko yang terkait dengan komponen kunci ini.
Jadi, perbaikan kabel fleksibel layar di iPad dapat menjadi tugas yang rumit dan memerlukan keahlian teknis. Jika anda mengalami masalah layar atau curiga ada kerusakan pada kabel fleksibel, sebaiknya hubungi pusat layanan resmi Apple atau teknisi yang terlatih untuk diagnosis dan perbaikan yang tepat. Mengatasi masalah ini dengan benar akan memastikan iPad anda tetap berfungsi dengan baik dan tampilannya tetap indah. See you!
Source: https://www.elmobsub.com/2023/09/kerusakan-kabel-flexible-layar-lcd-ipad.html
0 notes
desyhana-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
TENCEL. Bahan tencel dengan thread count yang tinggi membuat terasa dingin. Serat kainnya halus licin dan lembut karena terbuat dari sutra bambu dengan kesan mewah dan elegan. Bahan tencel punya kemampuan ajaib mengatur suhu saat panas terasa sejuk saat dingin terasa hangat. Mampu menyerap dan menguapkan keringat dengan cepat. Tidak lengket dikulit tidur menjadi lebih nyaman. Tencel bagus untuk kesehatan kulit dan rambut. Untuk yang alergi debu dan penderita asma sangat dianjurkan memakai sprei bahan TENCEL. Ayo diorder jangan sampai kehabisan karna stock terbatas. Order dan chat via wa 0812 9377 0645....rl
0 notes
tipscantikme · 7 years ago
Text
yuk baca Tips Mencegah Jerawat Setelah Threading Alis
Threading alis  adalah prosedur kecantikan yang paling umum yang dilakukan jutaan wanita secara teratur. Bukan hanya cara efektif untuk menghilangkan rambut yang tidak diinginkan tapi juga cara terbaik untuk membentuk alis kamu.Setelah menyelesaikan prosedur ini, kulit di sekitar alis kamu terlihat bersih. Namun, penggunaan benang pada kulit kamu bisa membuka pori-pori kulit kamu. Seperti yang bisa dibayangkan, pori-pori kulit terbuka sangat rentan terhadap infeksi. Infeksi ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan jerawat tak sedap dipandang dan membuat kulit kamu  terlihat mengerikan.
Jerawat adalah masalah yang sangat umum. Selain itu, kulit kamu mungkin mengalami iritasi, kemerahan dan gatal.Itulah sebabnya, ahli kecantikan mendorong wanita untuk mengikuti beberapa peraturan perawatan kulit dasar untuk meminimalkan iritasi yang disebabkan oleh pengulangan sementara menjaga agar jerawat tidak timbul.Jika kamu bertanya-tanya apa tips itu, maka kami telah memusatkan perhatian pada beberapa tips paling efektif yang dapat mencegah infeksi kulit kamu tetap bebas dan mencegah jerawat di masa depan.Ikuti tips ini tanpa gagal menjaga area berulir segar bebas dari jerawat. Baca terus untuk mengetahui tips berikut ini:
Catatan: Jika kamu mengalami jerawat parah, sebaiknya berkonsultasi dengan Dermatologist untuk mengetahui penyebabnya.
Hindari Menyentuh
Hindari menyentuh area berulir, karena dapat menyebabkan infeksi, sehingga menyebabkan jerawat. Ini adalah sesuatu yang harus kamu  ikuti setidaknya beberapa jam setelah kamu menyelesaikan threading.
Oleskan salep yang menenangkan kulit
Jika kamu memiliki kulit yang mudah pecah, maka kamu  juga bisa mempertimbangkan untuk menggunakan salep yang menenangkan kulit setelah alis kamu  selesai. Kamu dapat memeriksakan diri dengan Dermatologist kamu  dan membuatkan salep yang menenangkan kulit yang bisa menjaga jerawat sebelum berjejer.
Jauhi matahari
Mengekspos kulit ulir kamu ke sinar matahari yang keras dapat menyebabkan kerusakan dan menyebabkan jerawat yang tidak sedap. Paling tidak selama 12-13 jam, cobalah hindari matahari dan jika kamu harus keluar, pastikan untuk melindungi kulit kamu dengan tabir surya yang bagus.
Terapkan Air Mawar
Air mawar adalah ramuan yang menenangkan kulit yang bisa membantu mencegah jerawat yang terjadi setelah alis kamu  selesai. Sebenarnya, menerapkan air mawar ke daerah tersebut dapat memberi kamu kelegaan karena iritasi dan pembengkakan. Hanya mencelupkan bola kapas di air mawar dan menggosoknya dengan lembut di seluruh area yang bermasalah untuk mencegah jerawat timbul.
Masukkan Beberapa Toner ke Kulit Kamu
Toner kulit diketahui bertindak sebagai agen yang menenangkan di area berulir baru. Tidak hanya itu, aplikasi toner kulit juga bisa menghalangi pori-pori dan mencegah kotoran dan debu  menyumbatnya. Kamu bisa menggunakan toner kulit komersial atau membuatnya di rumah dengan menggunakan bahan alami.
The post Tips Mencegah Jerawat Setelah Threading Alis appeared first on Tampil Cantik.
from Tampil Cantik http://ift.tt/2BUbJIC Dapatkan Perawatan Rambut  dan Kosmetik Terlengkap  Hanya di Ecommerce Populer Indonesia (Klik Banner  di Bawah Ini)
from Merk Kosmetik Alami Yang Bagus http://ift.tt/2A2BGnY via IFTTT
0 notes
kemungkinan-blog · 7 years ago
Text
'Tolong...' suara bisikan orang dari dalam kereta itu - Peristiwa seram di parking mall terkenal di JB
Terdengar suara meminta tolong, ternampak tulisan 'tolong' di cermin kereta yang dipercayai sudah terbiar lama di tempat letak kereta menimbulkan rasa curiga lelaki ini untuk menyiasatnya. Meskipun takut, namun digagahkan diri untuk mendekati kereta itu. 
Bagi mereka yang suka menonton filem lewat malam di pusat beli-belah, mungkin anda perlu berhati-hati dan tidak meletakkan kereta di zon sunyi atau anda akan berdepan dengan situasi sama yang dialami oleh lelaki ini. 
INI kisah seram tentang kereta yang ditinggalkan di sebuah parkir bertingkat di sebuah pusat beli-belah yang terkenal di Johor Bahru. Kalau kau suka tengok midnight movie, sila baca thread ini. 
Aku jarang tengok movie, tetapi kalau aku pergi, emsti midnight show sebab setiap hari aku kerja dua syif pagi dan petang. Selepas kerja saja ada masa nak tengok movie. 
Jadi, satu malam itu seperti biasa selepas syif petang, aku book siap-siap movie di panggung sebuah pusat beli-belah terkenal di Johor Bahru. 
Biasanya aku akan letak kereta di parkir bertingkat di pusat beli-belah berkenaan. Parkir di aras paling dekat dengan pintu masuk ke panggung itu selalu penuh, jadi aku letak kereta di tingkat mezanin di bawah tingkat berkenaan. 
In case you guys tak tahu, mezanin itu adalah tingkat dia antara dua tingkat sesuatu bangunan. Oleh kerana mezanin itu tak antara dua tingkat, tak ada pintu masuk direct ke bangunan berkenaan. Kena naik setengah tangga ke aras atas baru boleh masuk ke mall. Obviously ramai malas naik turun tanggaa, jadi mezanin floor ini selalu kosong.
Malam itu bila aku sampai ke mezanin floor, aku nampak ada sebuah kereta Proton Saga generasi pertama. Aku pun letak kereta selang satu kereta dari kereta tersebut. Selepas itu aku terus bergegas naik ke panggung. 
Aku tak ingat filem apa yang aku tengok, tetapi filem itu tak menarik. Selepas habis saja, aku terus bayar parking tiket. Kemudian turun ke tingkat mezanin di bawah untuk ke kereta aku. 
Semasa aku nak masuk ke dalam kereta, aku terasa seperti ada orang yang memerhatikan aku dari dalam kereta Proton Saga itu. Aku pun tolehlah ke arah kereta itu. 
Tingkat kereta itu sudah berlumut. Bumbung dan hud dipenuhi debu. Tayarnya sudah kempis seperti sudah lama ditinggalkan di situ. Yang penting, tiada orang di dalamnya. 
Jadi aku buka pintu kereta aku dan terdengar seperti kereta Proton Saga itu bergoncang. Waktu itu aku sedang membelakangi kereta itu tetapi aku rasa kereta itu bergoncang sebab aku terdengar bunyi absorbernya berkeriuk. 
Jantung aku berdegup laju, meremang terus bulu roma di tengkuk. 
"Keriuk... keriuk..."
Kereta itu berbunyi lagi. Aku nekad untuk menoleh ke belakang untuk periksa. Tetapi sebelum itu aku buka pintu kereta aku dan ambil steering lock di bawah kerusi pemandu. Bimbang jika ada orang yang mahu merompak, jadi aku perlu bersedia. 
Selepas itu aku menoleh, namun kereta itu pegun saja bila aku lihat. Cuma di bahagian cermin sisi di sebelah tempat duduk belakang ada tulisan 'TOLONG'. 
Jantung aku macam nak luruh. Tadi aku rasa tak ada tulisan itu. Tulisan itu seperti ditulis orang menggunakan jari di atas cermin yang berhabuk. 
"Ke tadi aku tak perasan?" 
"Hoi! Jangan main-mainlah!" aku jerit sambil sua steering lock ke arah Proton Saga itu. Manalah tahu kalau benar ada orang yang berniat nak kenakan aku atau penjenayah ke. 
Selepas lima minit, tiada sebarang respon. Sunyi sahaja dan yang kedengaran hanya desiran angin. Tingkat mezanin ini kalau tak silap antara tingkat empat dan lima. 
Sedang aku memerhatikan kereta itu dari jauh, tiba-tiba kereta itu bergoyang. Lutut aku terus lemah, tangan terketar-ketar. Tetapi aku genggam kemas steering lock dalam tangan. 
"Jangan main-main weh!!" aku jerit dengan suara yang menggigil antara cemas dan seram. 
Tiba-tiba kedengaran,
"Tolong..." suara bisikan orang dari dalam kereta itu. Tidak pasti suara perempuan atau suara kanak-kanak tetapi suara itu lemah seperti tidak bermaya. 
Aku terus meluru ke arah kereta itu. Aku tahu korang mesti rasa aku bodoh tetapi kau kena tahu kenapa aku bertindak seperti itu sebab aku seorang doktor. Memang naluri aku akan bertindak untuk membantu orang yang ditimpa kecelakaan atau yang cedera. 
Aku bayangkan ada orang terperangkap dalam kereta itu dan aku kena tolong dia! 
Sampai di kereta itu dan bila dijengah ke dalam, tak nampak sebab tingkap berlumut. Aku lap cermin tingkap dengan tangan. Debu di cermin hilang tetapi tulisan 'tolong' itu tidak hilang. Lumut masih tebal tetapi belah dalam cermin. 
Baru aku sedar, tulisan itu ditulis dari dalam. 
"Lari jauh dari tingkap ini!!!" arah aku sebelum menghayun steering lock pada cermin itu. 
PRAKKKK! 
Cermin itu retak. Aku hayun sekali lagi baru tembus cermin itu tetapi sebab ada tinted layer, serpihan kaca itu tidak bertaburan. 
Aku tinjau dari lubang pada kaca itu, tak nampak ada sesiapa di dalamnya tetapi bau hapak menerpa hidung aku. Seperti bau kain basah diperam. Mata aku berair sehingga aku lepaskan batuk dua tiga kali. Selepas itu terus clearkan kaca dari tingkap tadi. 
Aku masukkan tangan melalui tingkap itu dan buka pintu kereta dari dalam. Bila pintu dibuka, aku kuakkan seluasnya dan jengah ke dalam. 
TIADA ORANG WEH! 
Tak puas hati, aku tinjau tempat duduk depan juga tiada orang! Mustahil! Tak mungkin! Aku yakin aku terdengar suara orang meminta tolong tadi. 
Sedang aku memeriksa kereta itu tiba-tiba terdengar lagi suara "Tolong...". Kalau tiada di dalam kabin kereta, maknanya mesti ada di dalam but kereta! 
Aku terus kelaur dari kabin dan ke belakang kereta tetapi tidak boleh dibuka. Terlupa nak tarik lever di tempat duduk depan dek tergopoh-gapah punya pasal. 
Jadi aku pergi tarik lever, pergi semula ke belakang dan terkejut apabila tengok keadaan dalam but itu. Setahu aku, but Saga tidak akan terkuak sendiri selepas ditarik lever. Kena angkat pintu itu secara manual. Tetapi bila aku sampai di belakang tadi, pintu but itu sudah terngaga luas. 
Aku terus menoleh ke kiri kanan, manalah tahu jika orang yang terperangkap di dalam but tadi sudah keluar. Malangnya tiada sesiapa. Tidak mungkin orang itu lari dengan begitu cepat sampai aku tak nampak. Kalau dia lari pun, mesti aku dengar. Shit! Sekali lagi bulu roma aku meremang. 
Aku jengah sikit dalam but Saga itu, manalah tahu ada apa-apa. Yang ada cuma sepasang safety boot. 
"Encik buat apa tu?"
Terkejut aku bila ada orang menyapa aku dari belakang. Bila ditoleh, rupanya pak guard. 
"Tak ada, tadi..." aku pun ceritalah dari A-Z mengenai apa yang berlaku. 
Mukanya tenang saja bila mendengar cerita aku dan selepas itu dia berkata, "Kereta ini memang keras. Kami pun selalu rasa lain macam bila ronda dekat kereta ini." 
"Habis, pihak mall tak buat apa-apa ke?" soal aku. 
"Suspek kereta curi, tetapi dah check dengan polis dan tak ada laporan kehilangan kenderaan ini," katanya. 
Selepas berborak dengan pak guard itu, dia pesan jangan parking di situ lagi. Dia juga pesan nanti bila nak balik, sebelum masuk kereta baca-bacalah apa yang patut. Takut benda itu berpindah ke dalam kereta aku. Peh! Makin seram pula aku dibuatnya. 
Dalam perjalanan pulang ke rumah, aku bawa laju gila dan berjuta-juta kali aku toleh cermin pandang belakang sebab cuak weh! Sampai di rumah aku baca ayat Qursi sebelum masuk ke rumah. 
"Heeeeeehehehe..." terdengar suara mengilai. Kebas bibir aku, meremang satu badan. Lari masuk rumah terus selubung atas katil. 
Seminggu selepas itu, aku lalu semula parking mezanin itu. Kereta Proton Saga itu dah tak ada, dah kena tunda agaknya. 
Pengajaran:
Jangan parking dekat tempat yang tiada orang, bahaya. Kena samun nanti susah. Kena 'kacau' lagilah naya. 
Kalau ada benda yang mencurigakan, terus cari pak guard. Jangan pandai-pandai siasat sendiri, bahaya! Utamakan keselamatan diri. 
Sumber: Dr Kamarul Ariffin
from The Reporter http://ift.tt/2F5PZLz via IFTTT from Cerita Terkini Sensasi Dan Tepat http://ift.tt/2ACjyRp via IFTTT
2 notes · View notes
Text
Sejarah Sapu Alat Kebersihan
Sapu adalah salah satu alat pembersih yang terdiri dari bagian serat atau serabut kaku dan biasanya terpasang atau terikat kepada suatu pegangan silindris. Sapu mempunyai peran utama untuk kebersihan, fungsinya yang sangat penting untuk membersihkan debu dan kotoran di lantai, dinding maupun langit-langit.
Sejarah sapu pada sumber kaskus.co.id seperti ini. Bentuk sapu hampir selalu mengalami perubahan mulai dari bahan ranting-ranting pohon hingga seikatan serat-serat alami. Pada mulanya, sapu memiliki bentuk bulat, bentuk yang mudah dibuat tetapi kurang efisien untuk melakukan pembersihan. Sapu dapat diikatkan ke sebuah pegangan, baik yang pendek untuk pembersih debu, maupun panjang untuk menyapu lantai atau perapian.
Kata "broom" berasal dari nama semak-semak berduri tertentu (genista dan semak-semak lain) yang digunakan untuk menyapu. Semak-semak tersebut mulai digunakan untuk keperluan rumah tangga yang diterapkan di periode pertengahan-akhir Inggris dan secara bertahap menggantikan sapu sebelumnya.
Lagu "Beli Sapu Besom" (yang diciptakan oleh William Purvis 1752-1832) mengacu pada "sapu besom" sebagai salah satu jenis sapu berbentuk datar dan terbuat dari serat jagung diciptakan oleh Shaker di abad ke-19.
Sebuah sumber menyatakan bahwa Amerika Serikat memiliki 303 pabrik sapu pada tahun 1839 dan meningkat menjadi 1.039 buah pada tahun 1919. Sebagian besar berada di Amerika Serikat Timur selama Depresi Besar (pasca PD II), jumlah pabrik menurun menjadi 320 pada tahun 1939. Oklahoma menjadi pusat utama untuk produksi sapu sapu karena jagung tumbuh sangat baik. The Oklahoma Broom Corn Perusahaan membuka pabrik di El Reno, di Oklahoma pada tahun 1906, setahun sebelum Oklahoma menjadi negara bagian.
Menghadapi persaingan dari sapu impor dan sapu dari bulu/sikat sintetis, sebagian besar pabrik-pabrik ditutup tahun 1960-an. Akhir-akhir ini sapu lebih sering dibuat dari sikat sintetis. Jenis lain yang umum adalah sapu push / pull, yang terdiri dari kuas yang lebar dengan sikat yang pendek, gagang sapu terpasang di sudut di pusat kuas.
Sapu dalam Berbagai Budaya
1. Pada tahun 1453 untuk pertama kalinya muncul referensi penyihir yang terbang menggunakan sapu, disampaikan oleh seorang laki-laki penyihir bernama Guillaume Edelin. Konsep salep terbang yang digunakan oleh penyihir juga muncul pada waktu yang sama, tercatat pada tahun 1456.
2. Penyair juga menggunakan sapu dalam pembuatan metafora mereka. Emily Dickinson dalam salah satu puisinya Mother Nature, Alam "... sweeps with many colored brooms, and leaves the shreds behind. . ."
3. Orang-orang Métis Kanada memiliki tradisi tarian sapu. Ada pameran tarian sapu dimana orang-orang memamerkan keterampilan tarian sapu mereka. Tarian sapu yang meriah melibatkan gerakan kaki yang cepat dan juga melompat-lompat
4. Dalam kepercayaan Jainisme, para biarawan dan biarawati memiliki sapu kecil, yang digunakan untuk menyisihkan semut dan binatang kecil secara lembut, untuk menghindari menyakiti mereka. Ini adalah tindakan anti kekerasan terhadap hewan-hewan kecil.
5. . Sebuah tradisi pernikahan Afrika Amerika menggabungkan penggunaan sapu. Kebiasaan ini disebut "Jumping the Broom". Kebiasaan ini berasal dari pernikahan budak di Amerika Serikat pada abad ke-19, tapi popularitasnya dihidupkan kembali di kalangan Afrika Amerika disebabkan oleh Roots Novel 1976 :. Saga dari keluarga Amerika
6. Selama Perang Dunia II, awak kapal selam Amerika akan mengibarkan sapu didepan kapal mereka ketika kembali ke pelabuhan untuk menunjukkan bahwa mereka telah "menyapu' lautan bersih dari musuh. Tradisi berikutnya berasal dari tindakan Laksamana Belanda Maarten Tromp yang mengikat sebuah sapu pada tiang utama setelah mengalahkan Inggris Laksamana Robert Blake pada Pertempuran Dungeness pada tahun 1652.
7. Dalam bisbol, ketika tim tuan rumah telah hampir menyelesaikan sapuan (setelah memenangkan dua pertandingan pertama dari serangkaian tiga permainan atau tiga pertandingan pertama dari serangkaian empat pertandingan), beberapa penggemar akan membawa sapu dan mengayunkan mereka sebagai cara mengejek tim tamu. (Contoh: Arkansas vs LSU-2011; Red Sox v-Yankees 13-15 Mei 2011 dan 7-09 Juni 2011)
Sumber : https://www.kaskus.co.id/thread/523429db3fcb17d843000001/sejarah-sapu/
Baca juga sejarah dari Perusahaan KlinKlin Solo
0 notes