Tumgik
#explorependaki
feryal-design · 5 years
Photo
Tumblr media
https://www.shutterstock.com/g/Feryalsurel. #explorearizona #explorependaki #exploreitaly #explorebali #exploresolo #exploregeorgia #exploreiceland #explorebandung #explorejogjakarta #exploregarut #explorecharleston #exploreindonesia #exploreasia #explorejakarta #exploretheworld #explorebanyuwangi #explorejogja #explorelampung #disneylandsnapshot #snapshot_canada #snapshot #gosnapshot #interiorsnapshot #edinburghsnapshots #jw_snapshots #toysnapshot #marcjacobssnapshot #snapshots #snapshots_travel #snapshots_daily (Sisli) https://www.instagram.com/p/BxAxjmrpcYZ/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1kaluzcci1sy8
1 note · View note
dikaraisamerta · 6 years
Text
Rindu. Aku. Dan Semeru
Rindu.
Aku.
Dan Semeru.
Prolog. Atau basa – basi.
Ini adalah tulisan pertama yang berani aku bagikan.. Mohon maaf kalo isinya tidak bermanfaat. Tapi tolong jangan dihujat, takutnya nanti terkenal. Baca saja dan ambil yang baiknya. Jangan yang buruk. Nanti aku diciduk. Bagi pihak yang merasa dirugikan atau di jelekan. Aku tidak bermaksud seperti itu. Maaf lagi. Ini cuman pengalaman, pemikiran dan petualangan. Dan aku menulis ini bertujuan untuk berbagi, renungan bahwa di alam kita harus tahu porsi diri. Selain itu, semoga apa yang aku ceritakan bisa menghibur waktu hidup kalian. Terimakasih. Untuk semua yang terlibat.
Jadi ini adalah kesekian kalinya aku pergi ke gunung. Sebenarnya sudah bukan menjadi hal aneh lagi buat aku. Yang membedakan naik gunung sekarang dengan yang sudah – sudah adalah ‘pengaturannya’. Biasanya aku hanya naik gunung bersama sekawanan teman 4-10 orang. Tapi buat sekarang aku naik gunung bersama dengan 100 orang. Ya, aku ikut open trip untuk pertama kalinya. Biasanya untuk naik gunung. Aku selalu mempersiapkan semuanya sendiri. Dari mulai logistik seperti tenda, fly sheet, kompor, alat masak dan masalah administrasi dan transportasi. Sampai masalah pribadi di dalam nurani.
Sebenarnya semeru ini adalah daftar gunung yang ada di daftar terbawah untuk ditapaki. Resolusinya, setelah aku pulang dari gunung di jawa tengah pada tanggal 9 januari 2018 itu, aku memilih merbabu untuk destinasi selanjutnya. Tapi takdir membawa ku keluar dari rencana. Sebelum ke merbabu aku sudah pergi ke 2 puncak tertinggi pulau jawa dalam 1 bulan desember ini. Salah satunya semeru. Tapi tidak apa. Merbabu tetap menjadi daftar pertama ku setelah turun dari gunung. Dan dia tidak akan pindah.
Waktu itu aku sedang menyelesaikan salah satu tugas di kantor. Tidak ada angin di dalam juga tidak ada hujan di dalam, salah satu teman ku di kantor tiba – tiba mengajak aku ke semeru. Tentunya ikut open trip ini. Tidak pikir materi ataupun hati aku langsung mengiyakan dan menghubungi nomor hp dipamflet itu untuk mendaftarkan diri. Berhubung tanggalnya cocok setelah aku lama bekerja 5 bulan. Hitung – hitung reward diri. Tidak salah juga menurut ku. Karena naik gunung adalah hobi.
Siang dimakan senja, malam ditelan fajar. Singkat cerita, keberangkatan tinggal didepan mata. Aneh. 2 hari sebelum keberangkatan. Aku belum mempersiapkan sedikitpun logistic atau yang lainnya. Pikir ku ini open trip, makanan dan logistik sudah disiapkan oleh panitia. Jadi aku hanya tinggal bawa saja alat mandi, baju, celana dalam, dan kopi. Celaka kalo tidak bawa kopi. Mau menikmati apa disana nanti.
Tidak lama setelah berpikir dan sedang mempersiapkan baju kedalam Tas gunung. Aku pikir membawa logistic satu tidak ada ruginya, dan itu bisa meringankan beban panitia sedikit. Jadi aku putuskan untuk bawa satu perlengkapan logistik. Kompor. Ohya dengan gasnya. Aku memilih kompor dan gas karena untuk persiapan diri, jaga – jaga kalo aku kedinginan sendirian nanti. Aku tinggal nyalakan saja kompor ini. Cerdas memang. Padahal pada kenyataanya hanya untuk memenuhi tas saja biar terisi besar dan tidak loyo.
Saat itu, kondisi keadaan hubungan aku sedang tidak baik. Tentu bukan keadaan fisik. Itu membuat aku mau membatalkan kepergianku ini, sampai aku mencari teman yang mau menggantikan untuk bisa mewakili aku pergi. Karna kalo tidak ada yang pergi, mubazir ongkos dan pendaftaranku waktu itu. Padahal semuanya sudah dibayar, tinggal berangkat dan menikmati alam saja. Tapi siapa yang mau? Pergi kepuncak tertinggi di Jawa, tempat para Dewa dengan persiapan kurang dari 24 jam? Bercanda saja aku ini. Setelah menimbang – nimbang anaku sayang. Akhirnya mau tidak mau aku yang harus tetap pergi. Mohon maaf untuk kamu waktu itu. Aku tinggal mendaki dalam keadaan tidak baik. Mau gimana lagi. Mungkin pertemuan aku dengan semeru sudah tidak bisa ditahan. Dan itu sudah ditulis oleh takdir.
Dan akhirnya aku berangkat.
Keberangkatan dilakukan dari kota bandung. aku naik kereta pada pukul 4 sore di stasiun Kiara condong. Bersamaan dengan 3 teman dari cianjur. Umur mereka 2-3 tahun diatas aku. Ya, mereka tua. Atau bukan tua, tapi matang. Sepanjang perjalanan obrolan mereka hanya tentang pasangan hidup, mertua dan menantu. Padahal pasangan hidup itu sama halnya seperti aku dengan semeru. Jika sudah waktunya, pasti ditemukan tanpa tahu waktu.
Kami ber 4 janjian bertemu di stasiun. Luki, orang pertama yang sampai distasiun. Pukul 10 pagi. Padahal keberangkatan kereta enam jam setelahnya. Ohya waktu itu hari jum’at. Berhubung stasiun kiara condong tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku memutuskan untuk berangkat setelah lepas sholat jum’at dari rumah. Sebelum sampai ke stasiun, aku mampir dulu untuk pamit ke teman teman ku yang aku tawari untuk menggantikan aku hari kemarinnya, di asrama kudungga. Asrama khusus orang Kalimantan yang merantau di bandung. Asrama sederhana dengan sejuta cerita orang – orang hebat dari salah satu pulau terbesar di Indonesia. Tentunya aku pamit kepada mereka setelah aku pamit kepada kedua orang tua. Bagaimanpun restu orang tua paling penting. Paling mujarab. Setelah itu, aku langsung menuju stasiun karna waktu sudah menunjukan pukul 13.20. Aku diantar oleh Abot, sebutan salah satu sahabat ku diruma. Umurnya masih muda, masih sebatas umur biji mangga. Sesampainya di stasiun tepat pada saat adzan ashar. Aku yang sudah bertemu 3 temanku dari cianjur ini langsung pergi untuk sembahyang. Karna pintu masuk stasiun pun sudah dibuka. Sayangnya didepan gerbang ada pengecekan barang. Aku lupa. Gas portable yang aku bawa tidak bisa masuk kereta. Alasannya takut meledak. Mungkin gas berukuran 250gram saja bisa meledakan satu isi gerbong kereta. Mau gimana lagi. Peraturan tetap peraturan. Akhirnya aku dipisahkan dengan gas itu. Sedih. Aku berencana membuat mie instant ditengah perjalanan. Hanya berniat berhemat padahal.
Dalam jadwal, kereta tiba di kota Malang pada pukul 7.30 pagi. Namun keterlambatan menjadikannya pukul 8.10 pagi. Total perjalanan jika lebih dan kurang 16 jam dalam kereta. Pantatku bertransformasi menjadi bentuk kursi. Rasanya tulang ekor seperti mati. Tapi tidak apa apa, itu pelajaran buatku nanti biar bisa duduk seharian dikantor pribadiku menunggu transfer uang. Aamiin buatku. Kamu mau? Pergi kemalang dulu.
Sesampainya di Malang. Kota dimana semua orangnya berbeda bahasa dengan ku. Namun tetap ramah dan sopan. Aku bersama 3 teman ku ini kelaparan. Maklum, harga makanan di kereta kurang srek buat diajak berteman dengan dompet. Jadi kami lebih memilih puasa selama 16 jam. Setibanya setelah berpuasa, kami langsung mencari makanan untuk buka. Sebelumnya kami bertemu dulu dengan rombongan trip kami di salah satu pojok depan gerbang stasiun. Disana banyak orang yang berpenampilan sama seperti aku. Membawa tas besar dengan hati besar. Berisikan pakaian dan harapan untuk semeru dan mahameru. Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok. Aku termasuk kedalam kelompok 5. Setelah makan tadi, aku mencari kelompok 5 itu untuk pergi ke basecamp ranupani naik angkot dan naik jeep. Aku satu kelompok dengan orang dari luar pulau. Pulau di sisi barat Indonesia. Tepatnya Lampung. Aku pikir aku akan susah memahami bahasa mereka. Ternyata benar. Setiap kali mereka berbincang dengan bahasa jawa dari lampung. Aku hanya bisa senyum melihatkan gigi kuning setengah putih ini mengisyaratkan ‘heeuh urang ngarti, oh kituuu. Alu alus’. Dan sebaliknya. Bagian aku berbincang dengan 3 temanku, mereka hanya melongo. Teman ku dari lampung ini ber 8. Terdiri dari perempuan dan laki – laki. Tak pikir panjang, setelah bertemu didepan mobil jeep, dan memastikan barang bawaan. Aku dan teman teman ku ini langsung pergi ke basecamp Gunung Semeru, Ranupani. Sebenarnya, keberangkatan aku ini terlambat. Di jadwal, sampai basecamp itu pukul 10 pagi. Tapi aku baru berangkat pukul 12.30. tak apalah pikirku.
Selama diatas jeep. Aku dan mereka disuguhi pemandangan hijau dari gunung Bromo. Terbentang luas savana disana. Terbentuk elok lengkungan bukitnya. Menjulang tinggi bentukannya. Ditepi jalan jeep sementara berenti untuk aku dan teman – teman mengambil foto. Ya sang supir tau kalo kita semua haus dengan foto, lapar untuk meng-upload di social media dan kebiasan kami mengganti foto profil. Mungkin sudah menjadi rutinitas bagi para supir jeep untuk berenti ditepi jalan ini. Tak tau permintaan sang penumpang atau memang ada didaftar trip. Yang jelas, ditepi jalan ini Gunung Bromo sangat sayang kalo kita lewati.
Namun keindahan Bromo ini tidak berangsur lama. Setelah aku dan teman – temanku foto bersama, aku dianjurkan untuk naik jeep lagi dan melanjutkan perjalanan. Diesebabkan oleh kabut yang mulai menyentuh kulit dan rambut dikepala. Pertanda hujan. Rencana aku untuk menikmati indahnya Bromo dari kejauhan sambil meneguk secangkir kopi pun harus diurungkan. Oh ya, ditepi jalan tempat aku berhenti ini memang warga sekitar menyediakan warung sederhana. Ada mie instant, bakso malang, baso tahu dan tentunya, kopi. Minuman hangat yang menjadi popular bagi manusia, khususnya penggiat alam seperti kami. Tak tahu apa yang membuat kopi ini menjadi seperti itu. Mungkin kopi ini cinta. Jadi tak perlu alasan.
Selang 40 menit kira – kira. Aku sampai di ranupani atau ranupane. Basecamp pendakian Gunung Semeru. Setelah membagikan carrier dan turun dari jeep. aku dan yang lainnya mengecek barang bawaan. Takut ada yang tertinggal di jeep. Kemudian aku dengan otomatis harus menunggu kelompok yang lainnya untuk memulai pendakian. Jam menunjukan pukul 1 siang. Dan disini kesenjangan bermulai.
Aku yang pertama kali mengikuti open trip untuk mendaki sebuah gunung, tidak memikirkan hal – hal lain seperti simaksi. Aku hanya berpikir kalo ikut open trip aku tinggal datang dan naik gunung saja. Semua diurus panitia. Seperti itu kan? Ya memang mau enaknya saja. Tapi menurutku itu wajar, aku sudah membayar. Singkat cerita jam sudah menunjukan pukul 3 sore. Loh? Pendakian belum start. Dan para pendaki yang peduli sedang berkerumun di dalam Aula, bersama panitia. Terdengar ribut obrolan mereka. Seperti sedang mencari titik temu antara keinginan A dan keinginan Z. ah… aku tidak mau tahu, yang jelas kapan pendakian ini mulai? Sudah molor dari jadwal.
Jadi setelah menunggu lama dan memerhatikan mereka. Datanglah ketua kelompok kami. Memberitahukan apa yang terjadi. Ternyata eh ternyata, dari 100 pendaki yang sudah daftar dan mengurus semua persyaratan, cuma 2 kelompok saja yang simaksinya lolos dan diijinkan melakukan pendakian hari itu. Artinya 2 kelompok itu berarti 18 orang kurang lebih, karena 1 kelompok terdiri dari 9-11 orang. Sialnya, aku tidak ada dalam tersebut. Dan anehnya teman – teman ku yang dari Cianjur ber-3 ini lolos. Wah wah wah ko bisa? Aku ber-4 bersama mereka daftar bebarengan, surat keterangan sehatnya pun sama – sama. Aku yang awalnya tak peduli, sekarang menjadi khawatir. Karena takut ditinggalkan.
Setelah bertanya kesana kemari dari hulu sampai hilir. Ternyata eh ternyata. Ada 2 orang yang surat keterangan sehatnya tidak ada cap dari dokter atau rumah sakit. Ada juga yang bilang kalo mereka ini dibawah umur, dan tidak memiliki surat ijin dari orang tua mereka. Sisanya semua persyaratan ada. Lalu? Kenapa yang lolos hanya 18 orang saja dari 100 orang? Padahal kan yang persyaratannya kurang itu hanya 2 orang? Lantas aku berpikir, mungkin 18 orang yang lolos itu daftar namanya ada diatas daftar 2 nama orang yang tidak memiliki persyaratan. Sisanya ada dibawah 2 orang tersebut. Lalu panitia yang mengurus ini tidak mau pusing, takut – takut ada orang lain selain 2 ini melanggar persyaratan. Jadi mending semuanya tidak di loloskan saja simaksinya. Mohon maaf, ini hanya pikiran pribadi saja. aku rasa berpendapat itu boleh. Tapi setelah berfikir lagi dan melihat jam ditangan, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 4 lewat banyak menit. Dan simaksi gunung semeru tutup pada pukul 4. Mungkin ini menjadi penyebab lain kenapa aku dengan orang – orang sisa tidak lolos simaksi.
Perdebatan pun muncul. Orang – orang yang nasibnya sama seperti aku, yang dirasa persyaratannya bisa untuk melakukan pendakian hari itu, protes. Protes meminta kejelasan kenapa tidak bisa melakukan pendakian hari itu? Padahal sudah jelas. Tidak lolos simaksi. Ini, ambisi. Egois diri. Lalu kenapa bisa tidak lolos simaksi? Padahal persyaratan sudah terpenuhi. Ahhh… aku tidak mau bingung. Keputusan sudah dibuat, mau protes seberapa kuat pun sudah tidak bisa diganggu gugat. Percuma. Aku rasa.
Kemudian terjadilah diskusi di Aulia hijau. Bagaimana nasib pendakian semeru ini. Pertama, munculah keputusan kalo kelompok yang lolos hari itu boleh melakukan pendakian tapi dengan membawa tenda sendiri. Yah, 3 temanku dari cianjur ini termasuk yang lolos. Sudah aku bilang tadi. Awalnya 2 kelompok yang lolos ini akan melanjutkan pendakian, tapi temanku yang ber-3 ini tidak mau kalo harus menginggalkan aku. Terharu. Tapi aku sudah membolehkan mereka, kalo mereka mau lanjut. Aku bisa besok menyusul. Walaupun aku juga tidak mau sebenarnya.
Kedua, seluruh peserta pendakian open trip ini dijadwalkan besok. Dengan begitu tidak ada yang meninggalkan atau ditinggalkan. Dan kami semua dianjurkan untuk menginap di Danau Ranuregulo semalam. Tapi untuk besok bagi semua yang simaksinya tidak lolos hari itu, harus membuat surat keterangan sehat lagi. Karena pihak Semeru hanya mau menerima surat keterangan sehat itu H-1 atau sehari sebelum melakukan pendakian. Bagi semua pendaki yang tidak lolos tersebut, biaya untuk membuat surat keterangan sehat ditanggung panitia. Begitu keputusannya.
Di danau ranuregulo tersebut susananya enak. Adem. Aku pikir sampai sini saja. tidak usah kepuncak. Disini aku tidur sangat pulas. Tidak peduli tenda basah dan sleeping bag basah. Aku tertidur seperti mumi. Digoyang, dipukuli, diadzani tidak bangun – bangun. Begitu kata teman ku. Ini efek vitamin b-kompleks yang aku minum. Pemberian luki, salah satu teman dari 3 yang berasal dari Cianjur tersebut. Dia perawat. Manjur memang.
Kemudian esok harinya setelah terbangun aku langsung mengurus simaksi bersamaan dengan kelompok 8. Yah, aku termasuk kedalam kelompok 8 untuk kelompok simaksi ini. Sedangkan untuk kelompok pendakian aku termasuk kedalam kelompok 5. Bersamaan teman – teman dari lampung yang aku omongkan diatas tadi. Lama sekali aku menunggu giliran untuk membuat surat sehat ini. Lagi – lagi, aku pikir kertas simaksi untuk membuat surat sehat ini sudah ditangani panitia. Ternyata tidak. Aku harus mengurus sendiri bersama ketua kelompok 8 dan anggota lainnya. Dan ruginya, peserta open trip ini tidak didahalukan. Aku haru mengantri bersamaan dengan pendaki umum yang baru datang hari itu. Aku merasa rugi. Tapi karena aku tidak sendiri, dan ketua kelompok 8 dengan anggotanya yang ramai. Rasa kesal karena ini sedikit terobati. Perbincangan demi perbincangan yang ditengahi oleh kopi, membuat waktu cepat terlewati, sampai pemeriksaan untuk surat sehat masuk giliran kami. Selama menuggu, teman ku yang ber 3 ini melakukan pendakian terlebih dahulu. Tepatnya mereka start pada pukul 9 pagi. Waktu itu aku masih mengantri. Lalu buat apa mereka menginap di Danau ranuregulo walau ternyata besoknya tetap duluan. Tak apa, sama sama mendaki pada hari yang sama.
Pemeriksaan untuk membuat surat sehat kelompok kami ternyata terjadi pada pukul 11 siang lewat. Aku mengantri dari pukul 8 pagi. Sudah tidak apa. Akhirnya kesabaran mengantri membuahkan hasil. Setelah mendapat surat sehat kemudian kelompok kami mengurus simaksi dan dilanjutkan mengikuti briefing dari seorang relawan Gunung Semeru. Mendengar kata relawan. Buat aku sendiri. Mereka adalah orang – orang hebat. Mereka tidak dibayar untuk melakukan semuanya. Dari mulai memberikan briefing sampai melakukan evakuasi apabila sesuatu yang buruk terjadi kepada pengunjung selama di gunung. Mereka tidak meminta bayaran, mereka hanya memiliki rasa kemanusiaan dan kepedulian yang besar terhadap alam. Itulah mungkin kiranya aku yang membuat mereka melakukan semuanya. Terima kasih. Jasamu abadi.
Setelah mengurus simaksi, briefing dan melaksanakan sholat dzuhur yang semua kegiatan itu selesai pada pukul 2 siang. Aku atau kami dengan semangat mulai melakukan pendakian menuju danau Ranukumbolo. Perjalanan dari basecamp sampai ranukumbolo kira – kira 3-4 jam. Jadi kami memperkirakan sampai pada pukul 7 malam. Karena menghitung cuaca yang sudah mendung dari awal pendakian dan kemampuan anggota kelompok. Tak disangka kelompok kami adalah kelompok terakhir yang melakukan pendakian dari 100 orang tersebut. Harus digeber nih.
Langkah demi langkah jengkal demi jengkal helaan nafas diatur sedemikian mungkin untuk memperlambat kelelahan datang. Trek pendakian yang basah setelah dihujani air. Membuat sepatu lengket dan membuat aku harus mengeluarkan tenaga 2x lipat. Ditambah beban carrier dan keinginan cepat sampai. Membayangkan teman – teman yang sedang duduk manis ditenda sembari bercanda menghina satu sama lain. Atau sedang tidur. Atau ada lagi, yang sedang menyeduh mie atau kopi. Itulah mungkin pikiran – pikiran selewat yang selalu terbayang selama perjalanan. Yang menjadi genjotan semangat kaki ini untuk terus melangkah secepat mungkin.
Selama perjalan menuju ranukombolo ini, aku selalu ramai dengan kelompok ini. Asik. Semuanya menyatu seperti sudah lama kenal. Padahal aku dan mereka baru saja bertemu hari itu. Canda tawa, gurauan – gurauan nyentrik dan makanan – makanan yang dibagikan menjadi teman hangat yang tepat selama perjalanan. 4 perempuan dikelompok aku begitu cepat jalannya. Aku sendiri mengaku kalah cepat. Hebat. Tapi naik gunung bukanlah balapan. Jadi santai saja seperti dipantai. Walaupun sebenarnya sedang di gunung.
Pos demi pos aku lewati. Tidak terasa sudah sampai pos 3. Dan waktu sudah menunjukan pukul 4 lewat 5. Senang rasanya. Tak lama lagi aku sampai di ranukumbolo. Sebelum sampai di pos 3 aku melewati 2 jembatan merah. Tidak lupa semua mengambil foto disini. Karena dikota sudah jarang jembatan kayu seperti ini. Setelah melewati jembatan tersebut kita akan sampai di pos 3 yang dimana setelah itu pemandangan kota malang sangat terlihat jelas memanjakan mata. Hijaunya semeru, lengkungan lembah dan bukit yang dilewati. Sangatlah lebar kalo tidak dinikmati. Tapi aku tidak bisa berlama – lama. Aku dikejar waktu. Tidak mau kemalaman dijalan. Takut hujan, dingin.
Begitu senangnya hati ini. Setelah perjalanan melewati hutan dan menyusuri lembah. Aku disuguhkan oleh bukit dengan padang rumputnya yang hijau kekuning – kuningan. Disana tidak terlihat lagi pohon – pohon tinggi. Dan dari kejauahn terlihat genangan air dengan didepannya banyak tenda yang beridiri. Ranukumbolo kata ku dalam hati.
Dan…
Wow. ..
Sejauh mata memandang, sejauh bola mata ini dilirikan. Hanya keindahan hanya ketenangan yang dirasakan. Aku bertanya. Seindah inikah ranukombolo? Menumbuhkan rasa cinta yang beda pada diri ini. Kecintaan tersendiri bagi siapa saja yang datang menghampiri.
Aku berhasil sampai di ranukumbolo saat waktu menunjukan pukul 5.30 sore. Sebelum gelap. Disana sudah berdiri teman ku luki dari 3 orang yang mendahului pendakian. Dia menawarkan untuk membawakan carrier. Tapi aku tidak mau, aku harus sampai dan menyimpan carrier ku sendiri sampai tenda. Disini aku berpisah bersama kelompok 8 dan kembali lagi masuk kedalam kelompok 5. Ya kelompok mobil jeep yang isinya aku dengan 3 orang temanku dari cianjur dan sisanya dari lampung yang aku sudah sebutkan.
Ranukumbolo. Merupakan tempat berkemah pertama sebelum kalimati dan sebelum menuju puncak. Biasanya orang - orang akan berkemah disini terlebih dahulu setelah pulang dari puncak sebelum menuju ke ranupane. Jarang untuk orang – orang menuju puncak dengan diawali pendakian dari ranukombolo. Dan biasanya para pendaki yang akan menuju puncak memilih berkemah dipos terkahir yaitu kalimati. Karena melihat perjalanan dari ranukumbolo ke kalimati cukup lama. Yakni menghabiskan waktu 3-4 jam perjalanan. Dan perlu diketahui, perjalanan dari kalimati menuju puncak menghabiskan waktu 4-6 jam. Jadi cukup memakan banyak tenaga apaabila pendakian menuju puncak diawali dari ranukombolo. Dan berarti pendakian harus diawali setidaknya pada pukul 9-10 malam agar dapat sampai setidaknya pukul 6 pagi dan bisa mengambil foto atau menikmati alam cukup lama. Karena waktu dipuncak dibatasi sampai jam 9 saja. jadi kecil kemungkinan kalau pendakian menuju puncak diawali dari ranukumbolo pada pukul jam 10 malam lewat. Itu akan sampai dipuncak kira – kira pukul 7-8 pagi. Ditambah lagi cuaca malam yang dingin. Memungkinkan sekali terhadap badan terkena kelelahan dan kecapean. Tapi jika fisik dan asupan tercukupi mengapa tidak.
Ini terjadi. Dan ini memang betul – betul terjadi. Akibat dari simaksi yang amburadul dan telat sehari. Pendakian yang dijadwalkan pada tanggal 22 menjadi dilakukan pada tanggal 23. Sedangkan kepulangan dari gunung tidak ditambah. Tetap tanggal 25. Ini membuat 100 orang harus mengejar waktu untuk menuju puncak.
100 orang sudah berada diranukumbolo pada tanggal 25 pukul 7 malam. Keputusan di Aula hijau kemarin bahwa pendakian menuju puncak dilakukan pada pukul 10 malam. Start dari ranukumbolo. Kemudian kembali lagi ke ranukumbolo untuk berkemah semalam sebelum pulang. Bagaimana? Aku sendiri sudah merasa cape. Bukan cape dalam keadaan fisik. Tapi cape dalam hati. Aku melakukan pendakian ke Gunung Semeru ini adalah untuk menikmati alam. Kalo seperti apa yang aku jelaskan tadi diatas. Bagaimana aku bisa menikmati alam tanpa rasa tenang dan dikejar kejar waktu? Buat ku, melakukan naik gunung itu memerlukan ketenangan.
Mendengar kabar seperti itu. Aku memutuskan untuk tidak menuju puncak. Rasanya sampai ke danau ranukumbolo pun sudah bahagia. Rasa cinta dan candu, pada hijaunya alam dan dinginnya embun menjelma menjadi satu. Utuh. Menjadi bagian dari rindu.
Waktu itu sesampainya di tenda. Aku memutuskan untuk langsung menikmati senja dengan secangkir kopi dan semangkuk mie. Biarlah cape – cape diri setelah mendaki tidak dirasa demi menghangatkan diri. Setelah itu, aku lebih memilih di dalam tenda. Mengistirahatkan badan mempersiapkan pagi nanti untuk menyambut sang mentari. Sementara itu, teman ku berdiskusi soal pendakian kepuncak. Salah dua teman ku yang dari cianjur. Fahmi dan luki. Tidak setuju apabila pendakian menuju puncak dilakukan pukul 10 malam. Hasilnya, mereka tawar menawar dengan ketua panitia. Meminta ijin untuk pergi ke kalimati besok pagi dan berpisah dengan rombongan trip. Cekcok. Ada yang tidak setuju saat fahmi dan luki mencari koalisi. Kita harus menghargai panitia, kata salah satu teman. Tapi keputusan fahmi dan luki jauh – jauh dari cianjur untuk menikmati semeru dan mahameru tidak mengurungkan niat untuk menuju kalimati besok pagi. Ketua panitiapun menyanggupi. Dengan syarat yang mendaki besok ke kalimati keluar dari pertanggung jawaban panitia trip. Awalnya, aku tidak mau. Tapi bagaimana lagi. Slot untuk satu orang sayang bila dibiarkan kosong. jadi aku memutuskan untuk ikut pergi.
Pukul 9 malam. Aku terbangun oleh gemuruh diskusi dibelakang tenda. Ternyata itu mereka. Yang akan pergi menuju puncak. Tak habis pikir. Mereka baru sampai kurang lebih 4-5 jam yang lalu. Kemudian mereka memilih untuk melanjutkan pendakian menuju puncak yang kurang lebih membutuhkan 10 jam perjalanan. Ditambah dikalimati nanti tidak ada tenda untuk peristirahatan atau makanan berat yang mereka bawa masing – masing. Aku pikir mereka terlalu berambisi. Yah. Terlalu memaksakan diri. Udara dingin semeru sudah terkenal padadahal. Dan jam yang mereka lalui selama perjalanan nanti merupakan jam – jamnya dingin sedang menjadi. Ah terserah mereka. Aku lalu keluar tenda untuk melihat orang – orang yang penuh dengan ambisi. Tanpa memperdulikan kondisi badan. Mereka dengan yakin bersorak bersama memulai pendakian. Dalam hati aku berkata “hati – hati. Jangan ada kabar tidak mengenakan. Semoga sampai tujuan. Kalo tidak kuat, aku mohon balik kanan. Semeru dan mahameru tidak akan berpindah tempat” setelah melihat rombongan terkahir pergi, aku memutuskan untuk kembali tidur. Menikmati suara tenda yang ditiup angina ranukumbolo. Saat sudah lengkap dengan sleeping bag aku berpikir dan punya keinginan. Andai kamu ada disini, seandainya kamu bisa menikmati indahnya danau ini. Ah rindu ini terus menjelma sampai aku terlelap. Semoga aku bisa membawa kamu kesini.
Pagi – pagi aku terbangun. Kembali seperti malam kemarin. Dibangunkan oleh gemuruh perbincangan orang – orang. Aku keluar. Menyalakan kompor mengambil cangkir lalu menyeduh kopi sambil mangkir. Pagi ini aku ditemani oleh krismon, intan dan novy. Yah. Mereka awalnya merupakan rombongan yang pergi kemarin malam. Namun intan ini tidak kuat menahan dingin. Ditemani temannya novy dan krismon yang berbesar hati. Mereka menemani intan untuk balik kanan dan kembali ke tenda. Tidak apa. Puncak tidak akan pergi dan berpaling. Kesempatan kedua pasti ada.
Pukul 11 siang. Setelah makan dan berbenah. Aku memulai pendakian melewati tanjakan cinta menuju kalimati. Mitos ditanjakan ini sudah terkenal. Kalian pasti sudah tahu. Jadi aku tidak perlu membahasnya. Dari atas tanjakan cinta, bukit yang membelakangi ranukumbolo terlihat lengkungan keindahnnya. Dibawahnya adalah oro – oro ombo. Kalo sedang mekar, disini berwarna ungu. Indah. Tapi tanaman itu sebenarnya adalah parasite. Begini, sesuatu yang indah belum tentu baik dalamnya. Contohnya tanaman ini. Dia membuat ungu, tapi dia memakan kandungan air didalam tanah. Membuat tumbuhan lainnya merugi.
Singkat cerita, setelah melewati turunan dan tanjakan. Menghabiskan waktu kurang lebih 4jam. Aku sampai dikalimati. Ditemani embun dan butiran air yang membasahi pipi. Waktu menunjukan pukul set 4 sore. Tenda sudah berdiri. Aku langsung membuka isi tas. Kembali menyiapkan secangkir kopi untuk menghatkan usus 12 jari. Selanjutnya, aku tidur sampai pukul 9 malam. Tidak sedikit aku terbangun karena dingin dan memasak mie. Ohya diwaktu magrib dan isya aku terbangun dengan mereka yang melakukan shalat berjamaah. Dimanapun kamu berada. Dalam keadaan apapun. Untuk kami, tidak diperboleh kan meninggalkan shalat. Setelah shalat isya selesai. Kembali lagi tidur mengisi tenaga dan pikiran untuk bangun jam 9 mempersiapkan pendakian menuju puncak. Buat aku, yang terpenting untuk memulai sebuah pendakian adalah asupan makanan dan mental yang fresh. Asupan makanan pun harus benar. Utamanya adalah karbohidrat. Yang merupakan sumber energy bagi tubuh bagi jantung. Sayangnya, selama pendakian dari basecamp sampai kalimati ini. Aku tidak begitu banyak makan nasi. Karena tidak kebagian saat jadwal makan. Dan tidak membawa beras sendiri. Sial.
Perjalanan menuju puncak, selalu menjadi trek yang paling berat. Trek yang berpasir membuat kaki ini lebih cepat lelah. Melangkah 1 kali, pijakan ini bisa turun 2 langkah. Dan ini merupakan trek berpasir paling panjang. Kemudian selama didalam trek ini nyawa kita menjadi taruhannya. Sebelah kanan jurang, sebelah kiri jurang. Dari atas khawatir batu jatuh. Itu sebabnya selama dalam perjalan trek ini kita dilarang untuk beristirahat duduk, apalagi tertidur. Pendakian dari kalimati menuju puncak ini menghabiskan 4-6 jam. Selama perjalanan aku hanya membekal 1 botol kecil air minum. Nekad memang. Mungkin kalo tidak ada pendaki lain, aku sudah kehausan.
Sayang, imbauan dari relawan untuk tidak beristirahat duduk dan tidur dijalur berpasir kurang dihiraukan. Aku sendiri sering terlelap untuk mengumpulkan tenaga kembali. Tidak tahu kenapa, baru kali ini aku melakukan perjalan puncak merasa begitu ngantuk. Dan tidak aku saja. hampir semua pendaki. Maafkan aku relawan. Jika terjadi hal – hal yang tidak diinginkan pasti kamu juga yang membantu dan menyelamatkan. Tak tahu diri aku ini.
1 langkah 2 langkah paru – paru semakin sering protes. Memaksa aku buat berhenti dan meregangkan badan. Nampaknya aku sudah mulai kelelahan. Tapi dari tempat aku berdiri, puncak diatas sudah kelihatan. Mau balik kanan pun sudah kejauhan. Tidak ada pilihan lain selain melanjutkan perjalanan. Kemudian tak lama dari situ langit mulai membiru dengan degradasi warna yang menyejukan. Artinya, sang fajar sudah akan mulai keluar. Aku yang melihat, ingin bisa sampai dengan cepat. Semangat. Sedikit lagi sampai. Lalu aku mulai mengebut menerobos kabut.
Bendera merah putih. Menjadi pertanda bahwa aku sudah ada dipuncak. Hal pertama yang aku lakukan adalah bersyukur. Kepada Tuhan. Karena sudah mengijinkan aku untuk bisa beridiri di puncak Gunung Semeru, Mahameru. Setelah itu aku mulai mencari teman teman ku. Berniat untuk meminta air dan makanan. Tapi sial. Melihat sekeliling hanya ada rombongan orang asing yang sedang berofoto ria. Lalu aku putuskan untuk berjalan lebih ke tengah. Syukurlah, disana ada fahmi. Dengan sebungkus makanan atau cemilan dari orang karawang. Beruntunglah aku. Kalo tidak aku bisa kelaparan dan mati kedinginan. Diatas sini cukup buat aku menemukan bahan pikiran. Setelah melewati hari dan malam yang panjang, akhirnya diri ini bisa sampai diatas tujuan. Sambil memakan cemilan yang tadi, lalu aku kebingungan. Diatas ketinggian, diselimuti embun, disinari matahari, keluar pertanyaan. Setelah di puncak kamu mau apa? Nanaonan deui nya da geus nepi. Begitu. Ini menjadi renungan tersendiri. Selain bersyukur. Setelah kita dipuncak, lalu langkah selanjutnya adalah kembali kerumah. Semuanya tergantung kita. Mau pulang dari puncak dalam keadaan sehat atau bahagia membawa cerita. Atau pulang dengan keadaan sakit dengan cara dievakuasi lalu masuk rumah sakit.
Selama berdiam ditengah puncak mahameru ini. Aku memerhatikan orang – orang. Raut wajahnya begitu terlihat senang dan riang. Seperti lupa sudah melewati jalur dengan keluh dan kesah selama pendakian. Mereka terus bersenda gurau, sambil menahan dingin dengan menggunakan jeket andalan. Ada yang berfoto, ada yang meyeduh kopi, ada yang meroko dan ada yang diam mengistirahatkan diri. Selamat. Kalian, aku dan kamu sudah sampai di puncak para dewa. Jangan lupa diri. Perjalanan belum berakhir. Kamu harus bisa menaklukan diri ini sekali lagi. Untuk perjalanan pulang. Sisakan air minum, jangan sampai kehausan. Sisakan makanan, agar tidak kelaparan.
Dari atas sini. Aku berada di atas awan. Kemanapun mata ini memandang. Hanya ada garis langit melintang dengan beberapa gunung menjulang dengan gagahnya. Indah. Dari bawah terlihat hijaunya hutan yang aku lewati. Sama. Bentuknya menyejukan hati. Tidak habis pikir, semua yang di ciptakanNya ini tidak ada yang kurang sedikit pun. Formulasinya sempurna. Luasnya langit, besarnya dunia dan megahnya semesta. Cukup untuk menyadarkan diri bahwa kita ini tidak ada apa – apanya. Dihadapan alam apalagi dihadapanNya. Lalu kenapa aku dan manusia lainnya masih selalu besar kepala? Menantang yang dianggapnya remeh, menyombongkan apa yang sudah diraih. Parahnya, suka menyepelekan hal yang dia bisa itu kecil. Naik gunung misalnya. Atau dikehidupan lainnya. Ahh.. memang susah untuk menjadi manusia yang manusia.
Sama halnya dengan hidup. Kamu mengerjar jabatan, kamu mengejar rumah, kamu mengejar liburan, kamu mengejar kekayaan. Itulah puncaknya. Lalu untuk mendapatkan semua itu kamu perlu kerjaan, disekolahkan, dijatuhkan atau menjatuhkan. Itu adalah perjalanannya. Kemudian semua itu sudah kamu capai. Tak ada lagi yang perlu kamu kejar selain menunggu waktu untuk pulang kerumah karena sudah berada dipuncak. Rumah kita adalah dekapan-Nya. Rumah kita adalah kembali kepada-Nya. Tuhan kita semesta alam. Pencipta gunung dan lautan. Kembali, semua tergantung kita. Mau pulang dalam keadaan sudah membekali diri dengan cerita baik. Atau pulang dengan dievakuasi. Pulang dengan membekali cerita baik disini aku maksudkan dengan hidup yang selalu membantu sesama dengan hal – hal lain yang dianjurkan agama. Dan pulang dengan dievakuasi disini, aku maksudkan pulang dalam keadaan belum melakukan banyak hal yang baik dan sesuai dengan agama, melainkan kebalikannya. Jangan sampai.
Cukup bahas hidupnya. Aku dan kamu punya kehidupan masing – masing, semoga bahagia.
Setelah berdiam cukup lama, badan ini mulai terasa dingin sampai organ. Aku tidak boleh diam terus. Kemudian aku pergi mendekat kejalur pendakian. Disana aku berfoto – foto bersama yang lainnya. Berfoto dengan plank bertuliskan “MAHAMERU 3676 MDPL” senang rasanya. Berhasil menaklukan diri sendiri. Menahan sabar, mengontrol emosi. Mengatur nafas mengatur ambisi. Rasa lelah, rasa kedinginan, rasa putus asa. Semua terbayar tuntas bahkan lebih dari atas sini. Bergantian aku dengan orang – orang lain untuk dapat giliran berofoto di plank tersebut. Setalah aku mendapat foto yang aku inginkan. Terlihat satu moment dimana kedua orang dengan menggunakan dan membawa syal seragam tim kesayangan bola mereka berfoto bersama. Satu dari Jakarta dan satu dari Surabaya. Dimana yang kita kenal kedua belah pihak tersebut tidak selalu dalam keadaan baik baik saja dikota. Disini aku mendapatkan pikiran. Bahwa diatas gunung itu tidak ada perselisihan. Semuanya teman. Semuanya keluarga. Semuanya menyatu tidak ada sengketa. Semoga sampai bawah pun mereka rukun. Karena aku tidak tahu. Apakah mereka akan tetap foto bersama nanti saat kedua klubnya itu bertanding dan mereka dipertemukan distadion. Semoga saja.
Sudah pukul 8 pagi. Artinya tinggal 1 jam lagi waktu diperbolehkan berada dipunak. Karena masuk jam 9 pagi. Wedus gembel dan baunya belerang akan terbawa angina menuju jalur pendakian. Ini membahayakan bagi siapa saja yang mau datang. Aku pun memutuskan untuk turun. Perjalanan turun ini tidak lama seperti perjalanan naik, aku hanya perlu membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai kalimati. Sesampainya, aku langsung mengisi perut dengan nasi. Untuk persiapan tenaga turun sampai ranupani. Yang kira – kira aku akan sampai nanti sore hari. Ditengah perjalanan turun, aku sempat mengikuti proter yang membawa tenda. Penasaran mereka dikenal dengan cepat dan kuat. Aku mengikuti laju jalannya porter. Dan ternyata memang, mereka seperti tidak punya nafas. Tidak ada diam sejenak dijalur, libas terus pos demi pos. oh ya, tanpa minum. Hebat.
Sesampainya di ranukumbolo aku memutuskan untuk diam sejenak. Untuk mengucapkan selamat tinggal. Untuk mengucapkan bahwa kamu akan selalu aku rindukan. Keindahan mu, sejuknya kamu tidak akan bisa ada yang menggantikan. Aku pamit untuk pulang. Baik – baiklah disini. Aku pasi mengunjungi kamu lagi.
Setelah puas dan dirasa cukup. Aku langsung tancap kaki untuk bergegas pulang. Tidak peduli hujan langkah kaki ini terus menapaki tanah semeru dengan semangatnya. Aku berada dibarisan paling depan dan memimpin 5 orang. Ngebut pokoknya. Ingin cepat – cepat mandi. Tidak kuat dengan rasa dingin ini yang sudah mulai masuk kedalam sendi. Karena aku terkena hujan dari ranukumbolo sampai pos 1.
Diperjalanan menuju pos 2 – pos 1. Aku ditemukan dengan kumpulan pendaki yang membuat jalur menjadi macet. Aku kira karena jalurnya yang kecil dan banyaknya orang hal yang menjadikan macet. Ternyata bukan. Ada 1 orang sedang dipanggul oleh 5 – 6 orang. Diselimuti sleeping bag dan dihalangi dari hujan. Ternyata dia terkena hipotermia. Masuk akal. Dari pukul 2 hujan memang tidak berenti mengguyur semeru. Dia kedinginan. Badannya menggigil. Giginya bergetar hebat. Lalu temanku menyarankan untuk dibawa saja ke pos 1. Daripada ditengah jalur, takutnya pakaian kering yang sudah digunakan dia kembali basah terkena hujan. Mengingat pos 1 pun tidak jauh, hanya sekitar 25 meter saja. semoga kamu baik baik saja. aku tidak sempat menolong. Kerumunan orang – orang sudah cukup rasanya. Hanya do’a saja.
Aku sampai di basecamp pukul 5 sore. Tak pikir panjang, aku langsung mencari toilet. Bukan untuk mandi, nanti saja dirumah. Tapi untuk mengganti pakaian basah dengan yang kering. Kemudian aku lebih memilih makan malam dan diam diperapian warga sampai pada pukul 10 malam jeep menjemput. Lalu aku pergi kepenginapan untuk mengistirahatkan diri sebentar sambil menunggu habisnya waktu untuk menyambut kereta kepulangan pada pukul 4 sore di tanggal 26. Aku berpisah dengan 3 temanku dari cianjur pada pukul 10 pagi di stasiun bandung tanggal 27. Dan senangnya, mendengar kabar bahwa aku dan masing – masing temanku sudah sampai dirumahnya masing – masing. Kecuali rombongan yang dari lampung dan kalimantan. Mereka harus masih berjuang mengarungi lautan untuk bisa tidur nyenyak. Semangat.
Sampai sini, perjalanan aku pergi menuju puncak Mahameru. Ada beberapa point yang bisa menjadi garis besar disini. Mari akan aku beberkan.
Pertama.
Kegiatan naik gunung merupakan hal perkara yang terlihat mudah tetapi sulit. Dan terlihat sulit tapi mudah. Karena semua orang bisa melakukannya. Buat ku, naik gunung merupakan kegiatan yang serba ekstra. Disana, kita akan diuji dari segala segi. Kesabaran, pemikiran, pengaturan makanan, mengatur estimasi waktu, memperkirakan cuaca, memperdulikan sesama dan yang terpenting adalah mengendalikan diri sendiri. Selain itu, kegiatan naik gunung ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Soal medan yang akan dilewati, bagaiamana keadaan saat kemarau dan bagaimana keadaan saat hujan. Dimana posisi mata air, dan dimana posisi untuk membuka tenda. Seberapa lama waktu yang diperlukan dan seberapa lama pendakian akan dilakukan.
Kedua.
Selama berada di gunung kita akan diberi pelajaran bagaimana kita mengorganisir waktu agar tidak kemalaman dan bisa pulang dengan tepat waktu. Kita juga akan diajarkan bagaimana cara mengatur makanan dan minuman. Tidak boleh sampai kehabisan sebelum turun kembali. Kemudian, gunung akan memberikan pelajaran bagi siapa saja yang sombong, angkuh baik kepada dirinya sendiri, orang lain dan kepada gunung itu sendiri. Kamu akan diberikan pelajaran berharga itu, yang tidak akan didapatkan selain digunung. Dan pelajaran yang terpenting adalah bagaimana kita mengenali diri kita sendiri. Dari mulai fisik, pikiran dan ambisi serta emosi didalam hati.
Berbicara soal ambisi. Bisa kita lihat di kejadian perencanaan untuk pergi kepuncak diatas. Banyak orang yang memilih untuk mengawali pergi kepuncak dari ranukumbolo. Memang saat itu semuanya dikejar waktu. Tapi rasanya tidak perlu memaksakan diri seperti itu. Kalo seperti itu berarti kamu naik semeru dari basecamp langsung kepuncak. Padahal idealnya. Tempat untuk mengawali pergi kepuncak adalah di kalimati. Kalopun mau dari ranukumbolo perlu persiapan khusus dan tidur nyenyak terlebih dahulu. Mengingat perjalanan malam yang akan dibarengi cuaca dingin dan lapar. Menurut aku.
Hasilnya, banyak orang yang pada saat itu kecapean, kedinginnan dan memutuskan kembali balik kanan. Memang beberapa bisa menggapai puncak. Mungkin itu mereka yang memiliki tekad kuat dan beruntung. Selamat. Mereka yang gagal, turun dengan rasa kecewa, lapar dan kedinginan. Lalu kalo sudah begitu bagaimana? Puncak hanya jadi khayalan. Padahal saat itu puncak tidak pergi kemana – mana. Itulah pentingnya mengenali diri sendiri. Kita harus tau kapasitas diri kita. Terutama keadaan fisik. Kita harus mengerti badan kita. Apakah kuat melanjutkan perjalanan atau tidak. Apakah bisa bertahan atau tidak. caranya dengan memerhatikan perut anda. Hati anda. Pikiran anda. Mental anda. Dan badan anda.
Ketiga.
Selama pendakian berlangsung. Aku ditempatkan dengan lebih dari 100 orang saat itu. Mereka berasal dari ujung timur sampai ujung barat. Yang menjadi sorotan adalah ketidak adaan sekat diantara kami semua. Bahasa, budaya dan muka, tidak menjadikan kami terpecah. Di semeru semua satu. Di semeru semua utuh. perbedaan – perbedaan yang ada justru menjadikan kami lebih akrab. Itu menjadi bahan perbincangan hangat disetiap seruputan kopi ditengah embun. Semuanya saling membantu, semuanya saling bertemu dan bertegur sapa. Senyum selalu ada dan sapaan tidak terlupa. Keakraban ini terasa lebih hangat ketika semuanya saling bersenda gurau sambil membagikan makanan dan minumannya. Tawa dan canda saat itu menjadi hal nomor 1 yang ada dikepala. Benar – benar seperti keluarga. Padahal kami belum pernah dipertemukan sebelumnya. Dan. Inilah yang menjadi kan aku dan gunung jatuh cinta.
Keempat.
Aku mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri, kepada fahmi, luki, septian, krismon, risky, intan, dema, zay, ana, gilang, bowo, rahmat, irfan, rombongan dari Kalimantan, rombongan dari Lampung, mas malem, dan semua yang tidak bisa disebutkan. Otak ini terlalu penuh dengan semeru, sampai aku lupa nama – namanya. Maafkan.
Kelima.
Aku rasa belum semua perasaan kagum ini bisa tertuliskan. Masi banyak hal yang aku rasakan. Namun tak bisa aku dituangkan. Dan aku harus kembali ke semeru. Untuk mencari jawaban dari rasa tersebut satu persatu. Karena itu adalah Rindu. Aku. Dan Semeru
Tamat.
Salam lestari.
2 notes · View notes
sahabat-pendaki · 2 years
Video
instagram
. Ada lagi? . . - - 🔥Follow @sahabat_pendaki 🔥Follow @sahabat_pendaki 🔥Follow @sahabat_pendaki - - #pesonaindonesia #pendakilawas #pendakigunung #explorependaki #pendakihijabers #id_pendaki #pendakiamatir #gunung #pendakikeren #pendaki_id #exploregunung #pendakisantai #jaketgunung #camerapendaki #jejakpendaki #idpendaki #pendakijomblo #visitindonesia #pendakiwanita #sepatugunung #pendakiindonesia #pendakicupu #gununggede #instagunung #gunungprau #pendakigunungindonesia #pendakikusam #pendaki https://www.instagram.com/p/CdVXixHhNl7/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
ianhema · 6 years
Photo
Tumblr media
Rindu ini mulai menggerogoti akal sehat Memalingkan pandangan dari kenyataan Menumbuhkan tekad untuk berani mengambil jalan Melawan nyaman yang menghanyutkan #papandayan #mountain #mdp #garut #indonesia #exploreindonesia #pesonaindonesia #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #exploregarut #garutturunankidul #visitgarut #gunungindonesia #exploregunung #explorependaki #pendakiindonesia #instagunung #instapendaki #instasunda #instanusantara #instanusantarabandung #folk #folknature #folkgreen #livefolk #livefolkindonesia #urbanhikers (at Papandayan) https://www.instagram.com/p/BoZNljAH5bN/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=jpcfwhdw5q1w
1 note · View note
Photo
Tumblr media
Batapa indahnya alam ini Laut kabut berombak-ombak Berangkai-rangkai kata dengan mata memanja Awan berarak-arak Udara segar bertiup-tiup membisikkan pada kedua telinga Aku berdiri di atas gunung Berdiri di bawah langit. Untuk melihat keindahan alam, mempelajari keindahan dunia Aku mempertaruhkan nyawa Bertahan diri di atas gunung Demi melihat keindahan alam Demi mempelajari alam Demi bersyukur nya keberadaan ku atas keindahan ciptaan Tuhan. Pesan hangat yang selalu membuat diri ini agar tidak Vakum dengan belajar di alam bebas Bila anda monoton dalam hidup Maka bersiaplah anda akan menjadi penonton dalam Hidup. 😂 😂 Yakin jadi penonton INDONESIA itu keren lhooo yang sudah pernah ke sini pasti tau kan indahnya 😎 😎 Salam Lestari 🙏 🙌 Location Journey📷 : Top Up Puncak Sejati, Mountain Of Raung 3344mdpl, Banyuwangi, Indonesia. By📷: @mahdi_alamsyah Frame📷: @fajrisyafitri2704 Editor📷: @fajrisyafitri2704 Penulis Journey📷: @fajrisyafitri2704 #journeyfajrisyafitri2704 #salamlestari🙏🙌 #Indonesia #photographer #photography #instapendaki #instagunung #pndkid #pendakiindonesia #id_pendaki #pendakicupu #exploregunung_ #explorependaki #jejak_pendaki #pendakikusam #idpetualang #mountnesia #camerapendaki #raung #gunungraung #gunungraung3344mdpl #3344mdpl #raungmountain #raungsejati #mdplindonesia (di Raung)
1 note · View note
travelayo · 4 years
Photo
Tumblr media
Misi, berjemur dulu sambil cari pencerahan. Ini tas apa kulkas ? Beratnya melebihi rasa sayang ku padamu hahaha • • • Reposted from : @titanluhur_ Loc : Gunung Prau via Wates, Temanggung, Jawa Tengah . #prau #praumountain #idpendaki #exploregunung_ #travel #travelayo #traveling #pesonaindonesia #pendakilawas #wonosobo#wonosobohitz #wonosobozone #backpackerindonesia #pendakijelajahnusantara #pendakiindonesia #suaraalam_indonesia #pendakisenyap #explorependaki (at Base Camp Prau Via Desa Wates) https://www.instagram.com/p/CJZw1H0Dn8f/?igshid=1daypddact1m7
0 notes
giantadvnture-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
🔁 @risnaaputri can not say for this trip ▪ ▪ ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Tag & Follow ➡ @mountracking Hastag ➡ #mountracking Silahkan ➡ Follow, Like, Comments, Mention teman kamu ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ ▪ ▪ #indomountain #exploreindonesia #explorependaki #idpendaki #gunung #pendakicantik #ladiesmountain #like4like #likeforlike #likeforfollow #instagram #instagunung #instapendaki #pendaki #pendakiindonesia #bidadarigunung #mountnesia #pendakisantai #pendakiindonesia #travellerscantik #petualangcantik #mountain #camerapendaki #lensapendaki
1 note · View note
Video
JALUR PENDAKIAN GUNUNG SLAMET MASIH TUTUP SAMPAI PEMBERITAHUAN SELANJUTNYA #Repost @basecamp_kompak3428 • • • • • • Basecamp Kompak 3428 MDPL Video from @irgi_a • • • • • • Gunung Slamet 3.428 mdpl Journey to the Top of Central Java.. Gunung Slamet 3428 mdpl Via Guci, Basecamp Kompak.. in frame :@yafisfazlurrahman @adi.yasri @aan.diansyah @rezarahus @khamdanipan_ @denaay_ska @irgi_a Footage & edited : @irgi_a #kitokamanojourney #basecampkompak3428 #landscape #nature #instanature #mountain #infowisataguci #instamountain #videography #videogunung #pendakiindonesia #pendaki_id #mountnesia #gunungindonesia #exploregunung #jejakpendaki #explorependaki #indotraveller #slametmountain #slametviaguci #beautifuldestinations #pesonaindonesia #indonesia (di Wisata Guci Tegal) https://www.instagram.com/p/CFpMvktlMUz/?igshid=1due9p86heren
0 notes
arifinnz · 4 years
Photo
Tumblr media
Baca bacotan Fiersa Besari cek.. " Aku tertawa sendiri. Kadang sesuatu yang terbaik datang tidak tepat waktu, setelah kita puas bercengkerama dengan rasa kesal dan rasa sesal terlebih dahulu " . . #backpacking #viral #pendakikusam #pendaki #explorependaki #kabutlembut #newnormal #mountains #parapejalan #pendakiindonesia (di Dibawah Langit di Atas Bumi) https://www.instagram.com/p/CERHCJ9g5iC/?igshid=14h520pld7fwg
0 notes
feryal-design · 5 years
Photo
Tumblr media
https://www.shutterstock.com/g/Feryalsurel. #explorearizona #explorependaki #exploreitaly #explorebali #exploresolo #exploregeorgia #exploreiceland #explorebandung #explorejogjakarta #exploregarut #explorecharleston #exploreindonesia #exploreasia #explorejakarta #exploretheworld #explorebanyuwangi #explorejogja #explorelampung #disneylandsnapshot #snapshot_canada #snapshot #gosnapshot #interiorsnapshot #edinburghsnapshots #jw_snapshots #toysnapshot #marcjacobssnapshot #snapshots #snapshots_travel #snapshots_daily (Sisli) https://www.instagram.com/p/BxAxjmrpcYZ/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1rwo3h04zkp8p
1 note · View note
sahabat-pendaki · 2 years
Video
instagram
Tag temen cowo kalian yang suka masak guys 😃 Sumber: @pendaki_hiitz - - 🔥Follow @sahabat_pendaki 🔥Follow @sahabat_pendaki 🔥Follow @sahabat_pendaki - Web : bramakha.com #explorependaki #pendakigunung #instagunung #exploregunung #pendakikusam #gunung #gunungbromo #pendaki_id #pendakigunungindonesia #pendakiwanita #jaketgunung #gununggede #pendakilawas #gunungindonesia #jejakpendaki #id_pendaki #sahabatpendaki #pendakiindonesia #gunungprau #visitindonesia https://www.instagram.com/p/CdTEa5NBg-B/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
ianhema · 6 years
Photo
Tumblr media
Pagi pertama Ramadhan ini Semoga berkah Amiin #ramadan #pangrango #mountain #sunrise #morning #exploreindonesia #visitindonesia #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #instanusantara #instanusantarabandung #instapendaki #instasunda #instagunung #exploregunung #explorependaki #gunungindonesia #pendakiindonesia #folk #folkindonesia #livefolkindonesia (at Gede-Pangrango National Park)
2 notes · View notes
bromoijentour · 7 years
Photo
Tumblr media
KARDUS Relationship Cinta tak mengenal Batas.. Perjuangan tuk menggapai impian apapun akan di lakukan... pendakian tanpa cinta bagai barang tanpa kardus.... Semaaangaaaat.. Raung akan jadi saksi nyata.... RAUNG EXPEDITION 2018 OPEN & PRIVATE TRIPS ========================== RESERVATION. Email [email protected] [email protected] Instagram. @eastjavaexplorer @arie.adventurer Twitter. @eastjavaexplorer Path. Raung Expedition Facebook. Raung X Pedition Pendakian Raung Do Yan Wi Sata Phone. .+62-811-3394-871 Whatsapps. +62-811-3394-871 (Arie Adventurer) BBM. D709902E, ARIE231 East Java Explorer Your Best Friend To Explore www.eastjavaexplorer.com http://pendakiangunungraungkalibaru.blogspot.com http://pendakiangunungraungpuncaksejati.blogspot.com ==================================== @pendakiamatir @puncaksejati @gunungraung @raung @pendakianraung @mountaineering @volunteerguntur #kltrip #singaporetravel #nafaspendaki #登山 #malaysiatrip #instapendaki #igpendaki #diatas1000meter #pastrip_id #indotravel #mountnesia #mdpl #pendakiextreme #pendakiindonesia #pendakikusam #igerpendaki #id_pendaki #gunungindonesia #exploregunung #raung #indomountain #instagunung #explorependaki #sahabatpendaki #idpetualang #parapejalan #backpaker_indonesia #lingkarindonesia #pendakisantai #backpackerjakarta9 (di Puncak Sejati Gunung raung Banyuwangi)
1 note · View note
giantadvnture-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
🔁 @senja_adv Nanti saat ruh dan ragaku telah terpisah, dan jasadku habis dicabik2 hewan didalam tanah. Hanya satu hal yg akan tetap abadi di dunia "Kisah kita yang pernah aku bukukan" -Gentakiswara- ▪ ▪ ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Tag & Follow ➡ @mountracking Hastag ➡ #mountracking Silahkan ➡ Follow, Like, Comments, Mention teman kamu ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ ▪ ▪ #indomountain #exploreindonesia #explorependaki #idpendaki #gunung #pendakicantik #ladiesmountain #like4like #likeforlike #likeforfollow #instagram #instagunung #instapendaki #pendaki #pendakiindonesia #bidadarigunung #pendakihijaber #mountnesia #pendakisantai #pendakiindonesia #travellerscantik #petualangcantik #mountain #camerapendaki #lensapendaki
1 note · View note
wisatabandungutara · 5 years
Photo
Tumblr media
By. @irmanismail11 Malam ini bukan cuma secangkir kopi dan api unggun yang membuat hati berbunga-bunga akan tetapi kehadiran sahabat membuat malamku semakin berwarna . At Gunung Putri Lembang, Bandung, Jawa Barat . If @irmanismail11 @alamfurqon feat @adiragapala . #gunungputri #gunungputrilembang #explorebandungbarat #explorebandung #bandungbanget #infobandung #aboutbdg #bandunginframe #bandungtropic #mampirbandung #visitbandung #ngaprakbandung #jelajahbandung #instagunung #pendakiindonesia #pendakisantai #pendakikusam #exploregunung #explorependaki #mountainesia #mdplindonesia #jelajahgunung #sahabatpendaki #camerapendaki #indonesia_photography #pesonajawabarat (at Gunung Putri Lembang) https://www.instagram.com/p/B6Vxvt6AMjn/?igshid=1himjczgjw4yr
0 notes
iman-hardaningtias · 5 years
Photo
Tumblr media
﷽ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah) #selamatharigurusedunia "Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang sebagai guru." -Ki Hajar Dewantara Setiap buku adalah ilmu”. ― Roem Topatimasang . . . . . . . . #harigurusedunia #exploregunung #exploreindonesia #exploremagetan #explorependaki #lawumountain #gununglawu #mountainesia #pendakiindonesia #pendakicantik #gunungindonesia #inimagetan #magetanbanget #hariguru #harigurusedunia https://www.instagram.com/p/B3P2hPjgMXa/?igshid=4udpgaygs8ik
0 notes