Tumgik
#faizkurn
faizkurn · 4 months
Text
Bertanya-Tanya pada Rumput yang Bergoyang, Tak Dapat Jawaban Malah Kelilipan
Orang-orang yang mengais kehidupannya dari sudut jalan ke jalan lainnya
Dari tumpukan emas berwujud barang tak berguna
Atau dari lembar-lembar kertas lama
Nan begitu sulit kehidupannya
Apa ya yang dipikirkannya?
Dan orang-orang yang tetap bersikeras melawan derai hujan atau teriknya matahari
Dari sepotong-dua potong penganan buatannya
Atau dari sebungkus-dua bungkus titipan tetangga
Nan begitu pelik nasibnya
Apa ya yang dipikirkannya?
Atau orang-orang yang terus berbuat meski tak bebas bergeraknya
Entah sejak lahir atau digigit takdir
Atau dijangkit sakit sekujur tubuhnya
Nan sakit sekali rasa-rasanya
Apa ya yang dipikirkannya?
Depok, 21 Mei 2024 | Faiz Kurn
8 notes · View notes
mnafif · 3 years
Text
Anai-anai
Dua hari lalu, salah satu kusen jendela asli dari rumah ternyata berisi banyak rayap. Entah dari bagian mana, ga sampai 5 menit tiba-tiba banyak rayap yang keluar dari jendela.
Keos.
Satu kata yang rasanya menggambarkan bagaimana keadaan malam itu, kita ga bicara puluhan atau ratusan. Ini mah sesarang-sarangnya deh, ribuan lebih. Singkat cerita langsung gercep matiin semua lampu kecuali lampu depan, biar mereka pada pindah ke luar ceritanya.
Dalam prosesnya, karena lokasi rayap ini di tengah rumah maka mau ga mau harus mancing dulu pake senter dan meja belajar. Dannnn bro n sis, itu horror.
Tiap kali lampu disorot ke mereka, mereka datang dan mengerubungi lampu tersebut beserta tangan kita. Hal itu harus berulang kali dilakukan, sorot lampu-bawa sampe ke luar-matiin senter-biarkan mereka cabs ke luas. Berkali-kali.
Sekali lagi, keos.
Gegara @faizkurn yg lagi-lagi berbagi hikmah tentang badday (dibaca : badai) di Depok kemarin sore yg juga bikin commuter line terhambat, rasa-rasanya perlu juga untuk berbagi hikmah di sini.
Dalam proses sorot-mati-sorot-mati itu, sempet keinget saat negaranya Firaun diserang azab belalang dan katak. Da tangan saya dikerubungi laron n kasur ada satu-dua laron aja udah keganggu banget, apalagi mereka yang disamperin belalang dan katak?
Daan kalau Faiz diingetin lagi tentang takut dan harap, saya jadi kepikiran tentang kiamat nanti. Manusia yang jadi 'anai-anai yg bertebaran' di hari kiamat.
Allah... da emang manusia itu pelupa (nasiya), makanya kita kudu sering-sering cari pengingat dan berbagi nasihat.
3 notes · View notes
faizkurn · 3 days
Text
Pergi Berlibur ke Pantai Hanya Untuk Sedih yang Lebih Estetik
Pergi ke pantai
Memandikan anak sapi
Tubuhnya legam
Bau tanah dan tahi
Namanya Fred Dras
Diambil dari nama musisi
Aku iri padanya
Pada gembala sapi
Kasih sayangku bahkan dak cukup untuk memandikan siapa-siapa
Miliaran pasir gelap menertawakanku
Sementara miliaran lainnya hanya diam
Karena mulutnya tersumpal air laut
Bunga pasir nan indah dan mewangi aromanya
Masih segar dan hangat
Masih ada sidik pantat empunya
Masih lebih baik dari diriku
Depok, 20 September 2024 | Faiz Kurn
2 notes · View notes
faizkurn · 5 days
Text
Cerpen : Bulatnya Rembulan Menemani Pasangan Manusia yang Tengah Memadu Kasih
Bulannya lagi cantik dan ada pasar malam di sana. Kita ke sana dengan harapan bahwa pasar malam tidak terlalu ramai. Karena ini hari kerja dan tanggal tua
Angin membawa doamu menuju langit dan Tuhan mengizinkan pengabulannya. Pasar malam hanya berisikan segelintir orang yang mungkin bukan pegawai. Beberapanya mungkin pegawai, tetapi memaksakan diri karena anak mereka yang cengeng tidak akan tidur nyenyak jika belum puas rasa penasarannya
Wahana pertama yang minta kamu datangi adalah penjual kembang gula. Lebih tepat dibilang pedagang dibanding wahana. Kembang gula terasa begitu manis. Mari kita nikmati sebelum nanti menua dan apa-apa harus pakai stevia
Berikutnya kamu memilih untuk mewarnai. Aku hanya menonton karena berurusan dengan hal itu adalah makananku sehari-hari. Kamu pulaskan warna biru di salopette, merah di baju dan hitam di kumis. Diam-diam kemudian muncul kemerahan di pipimu. Katamu karakter marionya lucu seperti aku. Padahal tebalku bukan di kumis, melainkan di dompet, penuh berisikan kertas catatan dan sketch ide-ide harian
Angin mengembus kencang menggandeng awan pelan-pelan. Hujan gerimis datang menambah kemewahan. Kita beranjak pergi sebelum penuh kebasahan. Teh hangat sudah menunggu untuk diseruput sepulang nanti
Bulannya cantik tertutup kabut. Wajahmu cantik tertutup cemberut. Lukisan mario setengah jadi tadi lupa diselamatkan. Mungkin beberapa tetes air hujan sudah menggangu warnanya. Perpaduan merah dan biru bercampur jadi ungu. Mario dilukis lebam-lebam
Bulan yang cantik, pasar malam, kembang gula, dan lukisan murah mungkin terasa sederhana. Tapi aku ingin otak kecil yang pelupa ini selalu mengingatnya
3 notes · View notes
faizkurn · 10 days
Text
Cerpen : Lucunya Ada Tiga, Rupa-Rupa Warnanya
Lucu memang rupa-rupanya. Lahir sebagai manusia. Tumbuh sebagai manusia. Tetapi mesti tetap belajar supaya kelak jadi manusia
Lucu juga rupa-rupanya. Mendewasa menumbuhkan insting binatang kita. Si a lama-lama tingkahnya kaya kera. Si be semakin jadi gelagatnya macam embe
Lucu sekali rupa-rupanya. Hidup di dunia merasa berkuasa. Panjang lidah panjang tangan. Jilat ludah sikut lengan. Giliran mau mati baru kelimpungan
3 notes · View notes
faizkurn · 11 days
Text
Cerpen : Apakah Kamu Memikirkan Hal yang Sama Denganku?
Tulisannya hanya sebaris. Dalam bahasa korea pula. Aku membacanya dengan bayang-bayang. Ketika senang bayang-bayangnya senang. Ketika marah bayang-bayangnya marah
Karena hanya sebaris, dan dalam bahasa korea pula. Aku membebaskan diriku mengkhayal. Kuserahkan sejauh mana interpretasi itu bisa dimunculkan dalam ruang kecil sel-sel kepalaku
Karena hanya sebaris, dan aku tak mengerti bahasa korea. Rasa-rasa yang tumbuh terkadang perlu dikhawatirkan. Pada batasan-batasannya, mungkin takdir menyengaja mempertemukan kita pada tulisan-tulisan itu selalu dalam kondisi bahagia. Sehingga tak tercium perasaan-perasaan. Sehingga tak terasa dendam-dendam. Sehingga tak terlihat bara api yang berusaha disembunyikannya
Karena hanya tulisan. Tulisan yang tak bisa dihakimi dari mana asalnya. Mungkin saja bermata dua. Bermuka dua. Puluh lima. Ratus juta. Membacamu menyulitkanku. Menerkamu apalagi. Tapi mencintaimu sudah pasti
3 notes · View notes
faizkurn · 11 days
Text
Cerpen : Seperti Biasanya
Badan mungil menggigil. Meringkuk dalam onesie kelinci warna merah muda. Hadiah ulang tahun dariku kesukaanmu. Sesekali minta dipeluk. Sesekali minta diusap di pipi. Pucat, tetapi tetap menggemaskan sekali
Maafkanku tadi siang. Walau di tengah demam yang menyiksa kamu tetap memaksakan diri. Memasak telur dadar. Diramu dengan wajar. Ditutup sedari hangat sampai dingin
Sungguh
Bukan masakanmu tak enak. Hanya saja takdirku tak mau diajak bekerja sama
Hanya saja aku terlanjur bilang iya waktu pak bos minta ditemani makan sushi kesukaannya. Kamu tahu, aku masih ada di level harus sedikit-sedikit cari muka. Harus selalu bilang iya pak, siap pak, noted pak
Bukan berarti aku lebih memilih pak bos ketimbang dirimu. Karena kalau isi kepala ini tidak lurus pun, sudah pasti bukan pria kumis tebal setengah baya seleraku. Dia kaya sih. Tapi kalau marah, galaknya lebih-lebih darimu
Dan sungguh
Telur dadarmu tetap terasa enak. Meski dingin. Meski sedikit kurang garam. Yang baru kutahu kemudian ternyata kamu lupa memasukannya
Entah ini telur dadar ke berapa yang kurang garam. Cinta di hatiku selalu membisikkan bahwa itu adalah sengajamu untuk menjagaku dari hipertensi dan dehidrasi. Dan entah ini rajukmu yang keberapa. Rindu di kepalaku akan selalu membawamu kembali ke pelukan
2 notes · View notes
faizkurn · 18 days
Text
Aku Ingin Selamat dari Napas Buatan Paru-Paru Ikan
Aku menunggangi waktu begitu cepatnya hingga melewatkan banyak hal
Napas pertama meri yang baru menetas dari cangkangnya
Ting-ting tukang bakso yang berjalan pincang setiap siang
Amukan angin pemarah saat hujan semalam
Dan kekhawatiranmu
Aku ingin, hanya saja tak tahu cara menghentikan lajunya tungganganku
Ia berlari begitu cepatnya meninggalkan penyesalan demi penyesalan
Dan kamu
Depok, 5 September 2024 | Faiz Kurn
2 notes · View notes
faizkurn · 3 months
Text
Cerpen: Kentang Hangat, Mayones, dan Pesan Orang Tua yang Mati Sejak Umur 20 Tetapi Baru Dikubur Puluhan Tahun Setelahnya
Ketika doa ibu tak lagi menghangatkan hatimu, atau ketika kerja ayah tak mampu lagi menyalakan jiwamu, mungkin kamu perlu berlari jauh. Keluar. Kepada ramai dan sepinya kota. Kepada pasang-pasang mata yang bercerita. Dan kepada episode-episode hidup yang tak kamu punya
Atau kamu bisa duduk diam dan memberi telingamu padaku. Akan kusajikan beberapa kudapan untuk menemani ceritaku tentang orang tua yang mati sejak umur 20 tetapi baru dikubur puluhan tahun setelahnya. Duduklah yang nyaman karena cerita ini akan amat membosankan adanya
Kubikel panas berukuran tiga kali tiga adalah tempat di mana mimpi terlihat, terdengar, dan terasa nyata. Sebuah ruang gelap kecil untuk bersembunyi; pelarian dari kerasnya dunia
Aku di sana berhari-hari. Ralat, bertahun-tahun. Menghangatkan kentang, lantas mengolesinya dengan mayones. Melakukannya berulang-ulang sepanjang hari. Bukan karena aku suka, melainkan cuma ini yang aku bisa. Ralat lagi, cuma karena takut menghadapi kenyataan di luar jendela
Mungkin aku tengah berkilah ketika aku berkata aku tidak berharap apa-apa. Tetapi mungkin ada juga sedikit benarnya. Karena aku tahu berharapku selalu berujung pada kecewa
Dua setengah tahun yang pernah kujanjikan padamu di masa itu rupanya telah terbakar sia-sia sebagiannya. Aku bahkan bisa mengetahuinya tanpa melirik kalender sekali pun. Karena aku selalu menghitungnya setiap hari. Bersamaan dengan datangnya kekecewaan dan ide bunuh diri
Tapi keraskan hatimu, jangan jadi lembek seperti aku. Bila kelak di kemudian hari bilangan-bilangan imajiner menakutimu. Atau bayangan akan takdir-takdir yang belum sempat disematkan datang mengunjungimu. Keraskan hatimu sekali lagi
Ingatlah pada kisah pedagang quran dan kopiah yang selalu jalan beriringan. Mereka berdua bersahabat, dipertemukan oleh kemiskinan. Biar seringnya kepanasan, kedinginan, dan sulit makan. Mereka tetap percaya bahwa Tuhan tengah tersenyum di sana, merencanakan sesuatu yang indah
Mungkin bukan untuk sekarang. Mungkin pula bukan untuk mereka. Melainkan untuk orang-orang bodoh yang membodohi kaum di bawahnya. Melainkan untuk orang serakah yang selalu membuat iri orang disekitarnya. Atau untuk para pemimpin yang meludahi janjinya, rakyatnya, pengikutnya. Atau untuk yang beruntung, nasib baik telah tergariskan padanya sejak dahulu
Yang jelas bukan untuk pedagang quran dan kopiah yang berjalan beriringan. Di dunia jelas tersiksa hidupnya. Berita baik akan sampai pada mereka di surga
Maka ingat-ingatlah pesan orang tua yang mati sejak umur 20 tetapi baru dikubur puluhan tahun setelahnya ini. Mungkin tak akan membuat hatimu nyaman atau memperbaiki hari. Tapi setidaknya kamu sekarang tahu bagaimana menjalani hidup yang lebih baik ketimbang menghangatkan kentang, mengolesinya dengan mayones, dan melakukannya terus menerus sepanjang hari. Lantas terjebak di kubikel tiga kali tiga sampai mati
3 notes · View notes
faizkurn · 1 month
Text
Tumblr media
Merepotkan sekali ketika dua orang keras kepala yang sama-sama benci rumah sakit dan segala urusan tetek bengeknya ini, mau ga mau harus berurusan sama rumah sakit hari ini, eu
2 notes · View notes
faizkurn · 1 month
Text
Cerpen: Sama Tololnya Eh, Enggak Deng, Ternyata Lebih Tolol Aku
Biar pun tempat ini ga ada romantis-romantisnya, otak kecilku tetap memaksa memutarkan lagu Maliq & D'essentials yang judulnya Begini Begitu. Di antara ratusan manusia berwajah letih menunggu kereta datang, lembutnya suara Mas Angga asyik sekali mengalun di kepala
Duhai rembulan, tahan dulu matahari datang
Malamnya indah ku tak ingin cepat berakhir sudah
Momen romantis ini muncul bukan tanpa sebab. Melainkan disponsori takdir Tuhan yang begitu lucu mempertemukanku denganmu di antara lepeknya keringat dan desakan para pekerja ibukota. Sialnya, wajahmu yang selalu manis seperti dulu malah ketambah bumbu sexy dengan rambut yang acak-acakan itu. Dan matamu. Haih. Sejak sepuluh tahun lalu, masih tetap jadi sorot mata terbaik bagiku. Asli. Udah bertahun-tahun lamanya, meskipun kadang lupa, tapi ternyata aku tetap mencintaimu
"Hahaha, kamu sendiri gimana? Masih suka nonton kartun?" tanyanya
"Masih atuh"
Satu, dua, tiga
"Biiig chiiilll" ucap kami berbarengan sembari tertawa kegelian menirukan gaya bicara salah satu karakter alien di kartun Ben10 favoritku
"Najis banget punya temen udah brewokan tapi masih nonton kartun" ucapnya dengan nada bercanda
"Najis-najis gini, tapi kamu tembak sepuluh tahun lalu"
"Haha iya lagi, udahlah jadi satu-satunya cowok yang gue tembak seumur hidup, ga dijawab pula sampe sekarang udah sepuluh tahun ga ketemu. Tolol banget gue dulu"
Sebenernya kita sama tololnya tau. Kamu dengan tololnya nembak aku yang loh kok gini amat bentuk manusia. Sementara aku dengan tololnya punya rasa yang sama, tapi ga berani ngutarain perasaan, bahkan sampai sekarang
Eh, sebentar. Apa jangan-jangan, Tuhan emang sengaja random banget mempertemukan kita di sini supaya aku bisa ngutarain perasaan yang udah terpendam lama banget itu ya?
"Emangnya kamu masih nungguin jawabannya?" tanyaku harap-harap manja
Plis jawab iya.
Plis. Kasian ini Mas Angga udah capek-capek nyanyi ngiringin momen romantis ini di kepala. Plis jangan jawab enggak dan bikin lagu-lagu Maliq jadi bikin sedih waktu didenger karena bakal ngingetin sama momen ini
"Ya enggak lah," Ia mengeluarkan tangan yang sedari tadi terselip di kantongnya
"nih, aku insya Allah nikah akhir tahun nanti, kamu dateng dong" jawabnya sambil menunjukkan cincin di jari manisnya
Ah.
Sial.
Walaupun mungkin sama-sama tolol. Ternyata fix, aku jauh lebih tolol daripada kamu
2 notes · View notes
faizkurn · 2 months
Text
Cerpen: Es Potong Seharusnya Dinamai C Kalau Dipotong Tepat di Tengah dan Dinamai Dolar Kalau Tidak Dipotong Tetapi Ditusuk dari Bawah
"Liat deh, pangsitnya keliatan enak ya"
"Iya"
"Iya doang?"
"Iya"
"Ga ada yang lain selain iya"
"Mau?"
"Yuk! Ternyata peka juga walaupun harus dipancing dulu"
Tapi kemudian mereka melipir ke tukang es potong dan malas beranjak. Yang satu senang makan es potong. Yang satunya lagi tidak kecewa karena makan es potong
Pangsit tadi? Lupakan saja, muda-mudi yang sedang jatuh cinta kadang memang sulit ditebak pikirannya
5 notes · View notes
faizkurn · 2 months
Text
Tanda Tanya Bernilai Seratus Juta
Tidak sadarkah kita, bahwa kita sedang sama-sama dalam posisi yang salah?
Pijakmu begitu sibuk di dataran penuh angin mabuk
Sementara aku terlalu santai di tepian pantai
Aku melihat kawanan dugong asyik berselancar pada ombak yang samar
Tatkala yang terlihat olehmu adalah ramainya tarian awan pemanggil hujan
Entah seberapa jauhnya jarak antara kita karena tak ada yang rela untuk mengukurnya bahkan bila dibayar seharga mata
Tidakkah dulu kita saling berencana untuk bertemu di tengah?
Sebagaimana impian untuk duduk bersebelahan sembari nyeruput teh bandulan
Walau mungkin nyanyian cicak-cicak yang lucu sesekali mengganggu khusyuknya obrolan kita
Dan tawamu yang pemberani tak memaksaku untuk mengusirnya
Dan candaku yang tak lucu membuat mereka jengah dan enyah menyisakan kita
Tidak cemaskah kita pada waktu yang menggerogoti laiknya kanker stadium tiga?
Tidakkah cemas itu terkubur tapi setiap sabtu malam kembali juga?
Tidakkah kita benar-benar ingin bersama?
Percayalah, pada detik-detik yang tak bisa dihentikan, barisan takdir itu bersumpah atas mata yang ditelingakan, bahwa payahnya kita melihat situasi ini melebihi orang buta
Depok, 3 Agustus 2024 | Faiz Kurn
2 notes · View notes
faizkurn · 2 months
Text
Cerpen: Sepeninggalnya
Lembar-lembar kelopak bunga yang terbakar mungkin telah sampai harumnya padamu. Pada bakaran yang alirannya melawan gravitasi itu kutitipkan secarik pesan. Semoga, meski sudah lama sekali tak bersinggungan dengan pramuka, kamu tak lupa bagaimana menerjemahkan sandi asap yang kusimbolkan di dalamnya
Kehilanganmu di dunia memang menyakitkan bagi banyak orang. Dan aku tak mau merasa paling menderita akan hal itu. Kulihat ibumu masih tak enak makan sampai sekarang. Kunjungilah beliau dalam mimpi bila sempat, hibur dengan kabar suasana surga tempatmu berada sekarang. Aku juga merasa kehilangan. Tapi harus kupaksakan tetap makan. Karena kamu tau, maagku sudah di tahap yang mengerikan. Aku tak mau ibu kita sama-sama tidak enak makan kalau kususul dirimu secepat itu
Di hari kelima kepergianmu rupanya ada yang lucu. Kelenjar air mataku minta resign karena lelah kerja lembur melulu. Mungkin mereka sama kagetnya denganku. Semasa ada kamu, boro-boro menangis, aku bahkan lupa hari di mana kita absen tertawa bersama
Pesanku tak akan panjang karena menulis dengan sandi asap ternyata melelahkan. Yang terakhir mau aku sampaikan adalah, aku akan berusaha tidur nyenyak setelah ini. Bila sempat, berkunjunglah ke mimpiku juga setelah berkunjung ke mimpi ibumu. Kamu akan senang karena namamu kusimpan di bawah bantal. Di sana sejuk, tak seperti kontrakan murah kita yang terkadang kamu keluhkan. Hehe, maaf ya, ternyata selain banyak gagal untuk diriku sendiri, aku juga gagal untuk memberi tempat tinggal yang nyaman sebelum kamu benar-benar pergi
2 notes · View notes
faizkurn · 3 months
Text
Cerpen: Menuju Puncak Gemilang Cahaya Mengukir Citra Seindah Asa, Menuju Puncak Impian di Hati Bersatu Janji Kawan Sejati, Pasti Berjaya di Akademi Fantasi (Yusingyulus)
Aku tak pernah bisa menuliskan tentangmu di episode kehidupanmu yang satu ini. Tas carrier yang berat, langkah kaki yang kuat, mulut yang terkunci rapat, dan hati yang terus terpatri untuk meraih puncak dengan giat. Aku belum pernah merasakannya. Aku tak tahu bagaimana menuliskannya
Ingin rasanya kubertanya langsung padamu. Bagaimana rasanya di ketinggian? Maniskah gumpalan-gumpalan awan itu? Jelaskah garis-garis pelangi di atas sana? Sehangat apa sapaan mentari di detik pertama? Adakah sejuknya angin memelukmu di sana?
Tentu aku tak akan menanyakan padamu sekarang. Mungkin nanti. Mungkin juga tidak. Aku akan menunggumu beristirahat dari lelahmu. Terutama dari lelah di kepalamu yang entah-sengaja-atau-tidak kamu gendong sedari dulu
Kudengar banyak bebatuan di atas sana. Di tajam-tajamnya batuan itu, kuharap lelahmu nyangkut di sana. Dan beban-beban yang memberatkan kepalamu itu tertinggal selamanya. Hanya kabar dan memori baik yang kamu bawa pulang sebagai cinderamata
Maafkan aku belum bisa menjadi gunung tempat melepas semua penatmu. Jangankan untuk dibandingkan dengan gunung, menjadi telinga saja aku banyak mangkirnya. Itu pun masih harus terpisahkan jauhnya jarak takdir adanya
Di beberapa tahun yang kupandang di masa mendatang nanti, kurasa aku akan sudah bisa menuliskan episode kehidupanmu yang satu ini. Setelah kutanyakan semua pertanyaan tadi
Bagaimana rasanya di ketinggian? Maniskah gumpalan-gumpalan awan itu? Jelaskah garis-garis pelangi di atas sana? Sehangat apa sapaan mentari di detik pertama? Dan adakah aku di antara sejuknya angin, memelukmu, membagi hangatku padamu di sana?
4 notes · View notes
faizkurn · 2 days
Text
Tulisan: AA Lebih Besar Dari AAA
Tumblr media
Punya satu abang yang gue panggil dengan sebutan "aa", yang entah panggilan ini dari mana datengnya karena bokap gue lahir dan besar di pekalongan sementara nyokap lahir di jogja dan besar di lampung, ga ada sunda-sundanya acan
Gue sama dia beda lima tahun. Beda hobi, interest dan beda karakter. Beda semua-muanya lah. Bingung juga sih kalau ditanya apa kesamaannya selain sama-sama berbatang apa lagi
Tapi, terlepas dari perbedaan karakter yang jauh banget itu, tanpa dia ketahui, i really look up on him. Asli. I adore him more than he knows
Kami deket banget. Mungkin emang cara kami deket itu bukan yang ngobrol deep dan semacamnya. Tapi kami saling mikirin, saling merjuangin dan saling support. Ehm, mungkin bagian saling merjuangin dan saling supportnya agak ga imbang sih ya, karena doi lebih banyak berjuang buat ngesupport adeknya yang terlalu ugal ini. Tapi gue juga pernah berjuang buat dia kok, sungguh, ehehe
Terakhir, ada satu bucket list yang gue tulis khusus buat dia. Ga berani cerita karena kalau ga sampe gue takut kecewa, tapi yang satu ini, plis banget semoga bisa kesampean, aamiiin
Tumblr media
Bonus : AA dan AA versi AAA
1 note · View note