#gui selau
Explore tagged Tumblr posts
thebuffbaldwin · 3 months ago
Text
Bodybuilders in glasses are my kryptonite
Gui Selau
1K notes · View notes
superiorstr8men · 2 months ago
Text
Tumblr media
46 notes · View notes
muscularmass37 · 3 months ago
Text
instagram
Magnificent Gui Selau
1K notes · View notes
schoonheid-1229 · 4 months ago
Text
Tumblr media
Gui Selau
146 notes · View notes
janatunrahmilah · 6 years ago
Text
Mahalnya Sebuah Kepercayaan
Tadi siang, seperti biasa saya dan Ibu terlibat obrolan. Lebih cocoknya gosip yang ujungnya jadi nasehat buat saya. Hahaha
Jadi ada tetangga kosan yang membawa teman main (lelaki) dan mempersilahkan masuk sekaligus si pintu ditutup. Sebetulnya ini bukan urusan saya ya. Saya gak mau bahas tentang mereka. Ada yang lebih penting dibalik obrolan saya dan Ibu.
“Ini sebetulnya yang Mamah khawatirkan dari anak perempuan”
“Berarti Mamah khawatir Atun begitu?”
“Insya Allah kalo Atun mah Mamah percaya”
“Kita husnudzon aja lah Ma”
“Iya husnudzon itu perlu, tapi jangan juga bikin orang lain suudzon”
“Iya juga sih...”
Buat saya ini kepercayaan besar dari Ibu. Mungkin sebetulnya dalam hati mah belum begitu yakin juga, ini anaknya bisa gak yah jaga diri hha. Tapi kalimat Mamah seolah menitipkan, ya kamu harus bisa lah jaga diri.
Ternyata jauh dari orang tua itu ada banyak kepercayaan yang harus dipegang erat. Asli kudu erat banget. Dan jauh lebih banyak tanggung jawabnya ketimbang saat serumah dengan mereka. Jangan sampai kita mengecewakan orang tua. Mungkin bagi sebagian teman-teman ada yang terbiasa ‘tidak apa-apa’ membawa teman main (lawan jenis) ke dalam kosan. Tapi bagi sebagian yang lain menjadi ‘apa-apa’ dengan hal itu. Buat saya, kosan yang seuprit gini tuh kaya kamar, bukan rumah yang ada ruang tamunya. Kalo saya pribadi mah risih, mamang galon aja cuma sampe pintu kosan. Wkwk. Saya mikirnya, kosan tuh kaya kamar dan itu privasi. Pengalaman saya sebagai anak kosan masih cetek guys, jadi ribet sendiri. Tapi sangat diperlukan sih keribetan ini, biar aman!
Orang tua kita sudah cukup lelah melepas anaknya di perantauan. Sudah cukup gundah mengantarkan sampai tujuan. Sudah banyak pengeluaran untuk memberi bekal. Jangan sampai menambah lelahnya dengan sesuatu hal yang salah dari perbuatan kita. Bahkan jangan sampai menambah timbangan dosa, naudzubillah jangan ya :(
Meski jauh, doa orang tua selau ada di setiap hari. Hanya untuk kita, anak-anaknya. Dan kadang lupa akan doa untuk dirinya sendiri. Lantas kita tega membiarkan doa itu terus melangit tanpa membantu mewujudkannya? Orang tua gak minta apa-apa, cuma pengen anaknya ingat Allah. Itu yang saya tangkep dari obrolan tadi sama Ibu. Karna kata Ibu, iman itu adalah kunci untuk menuntun langkah kita.
Mahalnya sebuah kepercayaan itu dibangun saat jauh dari orang yang sudah percaya pada kita. Bukan hanya kasus ini saja, tapi di segala perilaku kita. Berpikirlah dulu, apa yang kita lakukan ini sebuah kebaikan atau keburukan? Semoga Allah senantiasa menjaga kita. Jangan membuat murah sebuah kepercayaan ya. Kita sama-sama belajar :)
Bogor, 27 Juni 2019
@janatunrahmilah
11 notes · View notes
far-flung · 5 years ago
Text
Banyak bilang Bipolar itu penyakit, dan memang. Tapi masi aja ada yang bilang, selau ada bayaran untuk semua hal. Hal negatif akan dibayar positif dan berlaku sebaliknya.
Kaya, orang buta bakal punya feel ability yang lebih kuat dari sebelumnya, orang kaya biasanya punya anak sakit-sakitan, orang baik pasti di benci, etc.
But, guys, that’s not equal. It was the mental psychological disorder. Bukan positif negatifnya, tapi penyembuhnya. Obatnya. Obat woy, obat.
0 notes
achemistory · 8 years ago
Text
Im Back! : Sakit Cacar di Usia 21 Tahun
Hello. Ternyata sudah lama tidak menulis cerita harian. Huh. Kuliah di pendidikan kimia lumayan menyita waktu menulisku, hehehe. Engga deh, lebay! Kalau dulu sih aku sibuk sama jurnal, tugas, organisasi, dan lainnya. Sekarang cuman sibuk sama skripsi yang lebih banyak dipikirin dibanding di kerjain.
Oke fix, buat kalian yang menyangka kalau aku mulai menulis lagi untuk menghindari menulis skripsi, kalian hampir benar, haha. Hmm, engga seperti itu sih. Jadi, alasan lebih ilmiahnya adalah bahwa kapasitas setiap orang untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan suatu hal berbeda-beda, ada yang fokusnya bisa lama dan ada yang fokusnya kurang lama. Dan kalau sudah mulai tidak fokus, orang itu akan mencari hal-hal lain yang dapat memuaskan hatinya sebelum nanti mengerjakan tugasnya lagi. Yah seperti itulah yang sedang aku kerjakan sekarang.
Btw, aku bingung harus mulai darimana. Karena untuk membahas waktu yang udah lama kita lewati kurang memungkinkan, aku bakalan cerita hal-hal yang baru-baru ini terjadi.
Skripsi
Bulan ini aku sudah masuk bulan akhir dari semester 8, artinya seharusnya aku sudah menyelesaikan skripsi atau tugas akhir sebagai mahasiswa s1. Tapi ternyata, aku belum bisa menyelesaikannya. Banyak tugas yang belum dikerjakan. Aku masih harus terus mencoba dan mencoba. Hmm. Rasanya, pengorbanan yang aku lakukan sekarang belum bisa disandingkan dengan teman-temanku lainnya yang sudah bercucuran keringat demi skripsi.
Oke, tapi aku sama sekali tidak sedih dengan keadaan aku sekarang. Teman-temanku udah ada yang lulus, udah ada yang daftar sidang. Sekilas, mungkin untuk orang yang masih skripsinya seujung kuku kayak aku terlihat menyedihkan, tapi aku –selaku yang menjalaninya- tidak merasa menyedihkan. Aku selalu berpikir bahwa Allah akan memberikan rencana istimewa untuk setiap takdir ini. hmm. Bismillah. Semoga bagaimanapun takdir ini, kita bisa melewatinya.
Mahasiswa Akhir
Dan ternyata, bulan-bulan sebagai mahasiswa akhir telah menyadarkan aku mengenai banyaknya anugrah yang diberikan oleh Allah Subhanawata’ala kepadaku. Alhamdulillah.
Singkat cerita, awal semester 7 aku dititipkan sakit cacar. Sakit yang kata orang dialami hanya sekali seumur hidup. Dan notabene dialami oleh orang lain ketika masih kanak-kanak. Dan ternyata, aku malah mendapatkan ketika sudah menginjak umur 21 tahun.  Bisa dibilang itu merupakan sakit aku yang paling parah. Alhamdulillah, dari kecil aku termasuk anak yang jarang sakit. Kalau sakit pun paling demam dan itupun tidak lebih dari tiga hari.
Sakit itu mulai aku rasakan pada malam hari, sepulang dari suatu tempat. Kepalaku sakit sekali. Tapi ini bukan sakit kepala yang biasa aku rasakan, tapi sakit yang terus menerus menghantam walaupun aku sudah mencoba untuk beristirahat. Selain itu, badanku mulai demam, saking demamnya aku merasa tidak bisa turun dari tempat tidur dan tentunya tidak bisa tidur pulas.
Waktu itu aku sedang di kosan, dan esoknya harus mengikuti perkuliahan pagi. Aku pun ikut kuliah –memaksakan- dengan rencana kalau sesudah kuliah aku akan ke poliklinik buat berobat. Eh ternyata, buat duduk di kelas aja badanku lemes banget. Aku cuman bisa diam di kursi, menundukan kepalaku, dan jam perkuliahan kali itu ingin segera diakhiri.
Sesudah kuliah, harusnya ada kuliah lagi sih, tapi aku bolos dan langsung cabut ke poliklinik. Temen-temenku yang lain pada menyarankan buat ke poliklinik sesudah kuliah aja, tapi badanku udah nggak kuat. Akupun langsung ke poliklinik.
Disana, aku mulai menunggu panggilan dokter. Badanku masih sama, lemas dan mulai mual. Kepalaku masih pusing. Akhirnya, bagianku untuk diperiksa.
Dokter memeriksaku. Oh iya, waktu pagi aku melihat sesuatu yang berbeda muncul ditubuhku, tepatnya dipunggung dan di tangan. Waktu itu ada benjolan kecil, seperti jerawat gitu. Dalam hatiku, aku mulai mencurigai kalau aku terkena sakit cacar. Hipotesis ini aku utarakan karena beberapa hari sebelumnya aku bertemu dengan temanku yang katanya baru selesai sakit cacar. Dalam hatiku, sepertinya aku tertular!
Mendengar penjelasanku serta melihat benjolan di tanganku dokter pun menyimpulkan bahwa aku mengalami sakit cacar. Aku diminta untuk seminggu tidak masuk kuliah. Ah, mana bisa- dalam hatiku. Sebenarnya, ada alasan sendiri mengapa aku merasa harus kuliah. Jadi, disemester 7 ini aku mengontrak matakuliah yang mewajibkan untuk kuliah fulltime. Nggak ada jatah bolos. Dan esoknya adalah hari pertama matkul itu. aku masih nggak kebayang aku harus bolos di matkul itu. hmm, sedih.
Tapi bagaimanapun, sakit ini sudah menyita waktuku. Aku akhirnya harus bolos juga.
Oke, jadi untuk teman-teman yang belum pernah mengalami cacar dan menyatakan bahwa kalau cacar itu hanya sakit gatal pada kulit saja, kalian sependapat denganku sebelum aku mengalami sakit ini. Ternyata, sakit cacar itu tidak sesimpel itu.
Fase awal ketika sudah mulai mengetahui menderita sakit ini, aku belum merasakan gatalnya benjolan-benjolan meskipun sudah mulai muncul. Namun, yang sangat aku rasakan adalah sakit kepala, demam, badan yang sakit-sakit dan sakit tenggorokan. Hampir setiap malam selama seminggu aku selalu merasa demam. Dan itulah yang membuat badan kita jadi lemas dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Setelah aku googling, ternyata cacar itu disebabkan oleh suatu virus, dan untuk menghadapinya, kita harus punya sistem imun yang kuat. Cacar akan menyerang orang dengan sistem imun yang lemah, dan mungkin waktu itu sistem imunku sedang lemah dan waktu itu adalah beberapa hari setelah aku melakukan donor darah untuk pertama kali (cerita lengkap tentang donor darah yang pertama akan segera menyusul).
Sebagai anak kosan, aku mulai merasa tidak bisa bertahan di dalam kamar terus. Waktu itu, aku terus menerus diam di kamar karena takut menularkan sakit ini ke temen-temen kosanku. Dan aku pun tidak ingin pulang ke rumah karena takut menularkannya pada keluargaku yang notabene belum pernah menderita cacar (kecuali mamah). Tapi, pertahananku pun runtuh. Aku tidak bisa beli makan, dan bertahan disini. Akhirnya, aku pun dijemput Bapak dan pulang kerumah. Kata Bapak, aku nanti diam di kamar saja. Dan mamahku nanti yang mengurusku.
Aku pun pulang ke rumah. Benjolan di muka dan badanku semakin banyak. Jujur untuk melihat wajahku saja aku merasa takut. Aku merasa mamah melihatku dengan iba. Aku sedih berada di posisi ini.
Kembali bicara soal imun tubuh, untuk meningkatkan imun tubuhku, aku mulai mengkonsumsi madu, bahkan aku mengkonsumsinya hampir setiap 3 jam sekali. Menurut artikel yang aku baca, madu bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Dan untuk kasus sakit cacar sepertiku, madu bisa membuat benjolan-benjolan itu cepat kering.
Hmm. Disisi lain, dengan dititipkan sakit ini, banyak hal yang semestinya aku syukuri.
Pertama, mungkin ini pengingat untukku. Aku berharap ini disebabkan karena Allah merindukanku. Selama ini, aku hanya fokus dan menggunakan banyak waktuku untuk urusan dunia. Sedangkan, untuk urusan akhirat aku menggunakannya dari waktu-waktu sisaku. Astagfirullah. Sungguh aku merasa lalai. Qadarullah, sakit ini menjadi cara untuk bermuhasabah kepada Allah. Setiap aku merasa sakit –sakit di badan, aku teringat syair lagu:
“Wahai, pemilik hatiku. Betapa lemahnya diri ini. berat ujian dari-Mu, kupasrahkan semua pada-Mu. Tuhan baru ku sadar, indah nikmat sehat itu, tak pernah aku bersyukur....”
dan lagu ini
“Saat kau terpuruk dan terjatuh, pegang pundakku dan kita akan lalui itu, karena Tuhan tahu kita mampu, kita mampu”
Ya Allah, aku hanya diuji dengan sakit ini, tapi aku begitu lemah dalam menghadapinya. Seharusnya aku kuat, karena yang berkehendak atas semua ini adalah Engkau, dan seharusnya kesembuhan ini hanya aku minta kepada Engkau.
Kedua, dengan sakit ini menyadarkanku bahwa nikmat sehat adalah nikmat yang paling besar. Selain itu, disana aku merasa bahwa waktu lebih berharga dari apapun.
Ketiga, Allah membuatku sadar bahwa dititipkan keluarga dan sahabat yang shalih-shalihah membuatku harus selalu bersyukur. Mendapat dukungan dari mereka adalah jalan-jalan untuk melihat betapa besar karunia-Mu.
Baik. Itu mungkin sedikit cerita mengenai cacar. Aku bahagia pernah merasakan cacar diusiaku yang 21 tahun ini. Kok gitu? Iyalah, aku harus bersyukur. Cacar diusia 21 tahun banyak loh nikmatnya. Karena udah gede, jadi lebih bisa mengontrol diri kalau gatel-gatel mulai menyerang. Kalau udah gatel, dipikiran tuh selau aku ulang-ulang perkataan mamah “Jangan digaruk, nanti berbekas loh” haha. Dan dikondisi aku yang sekarang itu tidak cukup berbahaya. Cacar bisa menjadi bahaya ketika penderita sedang mengalami hamil gitu.
Oh iya, banyak yang nanya kenapa bekas bekas cacar dimukaku tidak terlihat. Sebenarnya, kalau dilihat dengan teliti dan mendalam (hehe) bekas itu ada, tapi karena bekasnya nggak merusak jaringan kulit, jadi kaya noda-noda bekas jerwat gitu. Dan itu hal yang paling aku syukuri (karena salahsatu hal yang paling aku takuti bekas –bekas cacarnya bersisa). Bahkan kata temen-temenku, setelah cacar mukaku malah bersihan wkwk. Iya sih ya orang aku nggk kemana-mana selama seminggu lebih dan mandi cuman 4 hari sekali wkwk (itu juga pake air anget dan diusapusap handuk doang, wkwk).
Oke, cerita ini sebenernya ngga detail banget karena aku nulis cerita ini kurang lebih hampir 10 bulan setelah kejadian jadi yahh banyak yang dilewatnya. But, thank you udah mau baca cerita curcol si gue haha. Kalau kalian mau nanya-nanya tentang cacar atau sharing apapun, komen ya guys. See you di cerita selanjutnya.
1 note · View note
kepoinus · 5 years ago
Text
Ini Dia Aturan Pacaran di 5 Agensi Hiburan di Korea
Ini Dia Aturan Pacaran di 5 Agensi Hiburan di Korea
[ad_1]
Pacaran atau istilahnya “dating,” selalu jadi topik yang gak akan habis dibahas sama anak-anak Kpop. Pasalnya, topik ini selau jadi sorotan, apalagi kalau udah menyangkut idol favoritnya.
Untuk itu, kali ini kita bakal ngebahas tentang aturan-aturan pacaran yang ada di 5 agensi besar di Korea. Kira-kira seperti apa ya aturan di tiap agensi? Let’s check this one out guys!
JYP foto via…
View On WordPress
0 notes
superiorstr8men · 2 months ago
Text
Tumblr media
46 notes · View notes
rangga0411 · 8 years ago
Link
via Berita Hari Ini http://ift.tt/2wrRfVi
Gengs, menjaga kesehatan itu sangatlah penting. Gak mau dong sampai jatuh sakit, apalagi banyak aktvitas yang harus dikerjakan. Terkadang emang gak mudah, ditambah kalau kerjaan numpuk makan pun jadi gak liat-liat waktu. Selain itu, sakit juga bisa muncul dari perubahan cuaca, lingkungan sekitar, dan cara kita menjaga diri sendiri. Nah, maka dari itu jadi orang tahan banting yuk, nih caranya.
1. Rajin Berolahraga
corsa.co.id
Pasti udah jadi hal umum kalau mau sehat itu harus olahraga, sesibuk apapun kamu usahakan selalu melakukan olahraga secara teratur setiap pagi. Walaupun kamu gak punya banyak waktu, apalagi harus segera berangkat kerja misalnya, kamu bisa olahraga kecil, seperti lari di tempat selama 15 sampai 20 menit.
2. Istirahat Yang Cukup
vebma.com
Biasanya kalau kesibukan udah padat banget sampai-sampai waktu istirahat aja jadi gak beraturan. Tetep gengs kita harus sempatkan istirahat, jangan paksa badan apalagi udah beraktivitas seharian. Ketika malam tiba, gunakan waktu itu untuk istirahat. Jangan begadanga kalau gak ada gunanya:D
3. Berpikir Positif
http://ift.tt/zzJtSy
Positif thinking! Ingat, di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa dan pikiran yang tenang. Kalau tiba-tiba ada masalah yang datang. Jangan stress ya, tetap berpikir postif karena semu masalah ada solusinya.
4. Konsumsi Makanan Bergizi
samashare.com
Pola makan yang benar sangat berdampak baik bagi kesehatan tubuh kamu. Konsumsi makanan bergizi yak gengs dan juga dengan jadwal makan yang teratur, seperti pagi wajib sarapan. Jangan lupa makanan berserat konsumsi setiap hari karena ini bisa menjaga tubuh dari serangan bakteri.
5. Cuci Tangan Sebelum Makan
rayapos.com
Cuci tangan itu juga penting banget, apalagi sebelumnya kamu habisa beraktivitas di lura, biar gak ada kuman yang masuk ketika kamu makan. Sediakan juga hand-sanitizer di tas kamu.
6. Pastikan Makanan Bersih
mitrabangsa.com
Selau pastikan ya guys makanan yang akan kamu makan sudah higienis atau sudah dicuci dengan bersih dan dimasak dengan matang sempurna.
7. Konsumsi Vitamin
http://ift.tt/2xC9eIZ
Penuhi kebutuhan tubuh akan vitamin karena ini berfungsi menstimulusi sel imun untuk terhindar dari virus atau penyakit. Banyakin konsumsi vitamin D yang bisa kamu dapatkan dari telur dan ikan.
Hmm… so, gak susah kan buat menjaga kesehatan. Kalau kamu masih sering lupa-lupa, bisa dibantu dengan cara buat jadwalnya geng. Keep healthy!
قالب وردپرس
0 notes
hidaaiyra · 8 years ago
Text
“Lagu Cinta untuk Dinda”
Oleh: Hida Aiyra
Cerita pendek ini kupersembahkan untuk dua sahabatku, Dinda Regina Pratjna Pramita dan Dimas Aridharma Sudarman.
Especially,, I am gratheful to my best  friends Dinda and Dimas for the inspirations. You are the best couple ever. Keep romantic n long last.
I know this story not perfect, but I hope you like this..
 Cinta selalu datang tepat pada hati yang tepat, hadir di waktu yang tepat, dan menuntun hati saat cinta tersesat ..
“Dim, temenin ke kantin yuk?” Ajak Dinda siang itu saat jam istirahat.
“Tumben? Kemana pacar kamu?” Tanya Dimas.
“Udah ah biarin aja, pergi ke laut kali’! Yuk!” Kali ini Dinda menyeret tangan kanan Dimas dan membawanya ke kantin sekolah.
Setelah membeli minuman Dinda mengajak Dimas ke taman sekolah. Mereka kini berbincang di kursi taman sekolah berdua. Hanya ada beberapa pasang mata yang memperhatikan sekilas, tapi selebihnya mata-mata itu tak lagi memperhatikan dua orang yang kini sedang berbincang serius.
“Aku pengen putus saja sama Faris! Nggak tahan sama sikapnya yang kayak gitu. Aku ngerasa dia  cuma mainin aku. Lagian sekarang dia jarang keluar sama aku semenjak kejadian di kafe kemarin. Bikin sebel aja!” Cerita Dinda.
“Yang waktu dia nggak bayarin makanan kamu? Padahal waktu itu kamu bilang kalau kamu lagi nggak bawa dompet?” Tanya Dimas.
“Iya, lah.”
“Ya udah sih, kalau memang itu yang terbaik menurut kamu ya lakuin aja. Aku dukung keputusan kamu kok, Din!”
Sejenak Dinda menatap mata sipit Dimas. “Thanks ya, Dim..!” Kata Dinda.
“Dimas..!! Kamu dicari kesana-kemari malah enak-enakan sama Dinda di sini. Ada jadwal latihan, nih! Kamu, lupa?” Kata Ryan, salah satu anggota band Dimas CS. Ryan itu drummernya band Dimas CS yang paling getol latihan. Tapi maklum, mereka ada jadwal manggung bulan depan.
“Iya-iya, aku juga udah mau ke ruang musik kok, kamu aja yang sok cari-cari aku!” Jawab Dimas.
“Resek kamu!” Balas Ryan. “Yaudah cepetan, yang lain udah nunggu, tuh! Daah Dinda..!” Sambungnya kemudian sambil berpamitan pada Dinda.
“Aku ke ruang musik dulu, ya.” Pamit Dimas.
“Iya.”
Baru saja Dimas melangkahkan satu kakinya, tangan kanannya tertahan sesuatu.
“Dim,” tahan Dinda.
“Ya?” Dimas menengok ke belakang.
“Maksih ya, kamu udah mau jadi sahabat yang selalu ada buat aku.” Kata Dinda.
Dimas tersenyum dan mengangguk. Kemudian cowok itu menyempatkan tangan kanannya untuk membelai lembut rambut hitam gadis di hadapannya yang dibiarkan terurai panjang sepinggang.
Dinda membalas senyuman itu dan membiarkan Dimas pergi ke arah ruang musik sekolah.
Tinggallah Dinda sendiri di kursi itu. Dia hanya terdiam tapi bukan melamun. Gadis berlesung pipi itu kini memikirkan hatinya yang sebenarnya dia sendiri nggak nggak mengerti apa yang sedang dirasakan sekarang. Galau karena Faris yang notabenenya masih pacarnya tapi pada kenyataannya dia nggak pernah ngerasa bahagia. Justru kebahagiaan itu bisa dia rasain kalau dia sama Dimas yang cuma sahabatnya sejak dua tahun yang lalu.
“Aku harus cari waktu yang tepat buat mutusin Faris. Aku nggak mau nyiksa hati terus-terusan kaya’ gini.” Kata cewek itu dalam hati.
***
           Malam ini Dinda pergi sendiri ke taman kota sebelum nanti dia minta Faris untuk menyusulnya ke sana. Dia melangkah tanpa arah, dia masih memikirkan semuanya, rasa di hatinya yang terus bergejolak tanpa henti. Tapi seketika langkah kakinya terhenti. Saat dua matanya menangkap bayang orang yang sangat dikenalnya bermesraan dengan perempuan yang terlihat seumuran dengannya.
           “Faris!!” Sentak Dinda, membuat dua orang di hadapannya menoleh ke arahnya.
           “Dinda..!! Din..” Kata Faris yang terkaget. Cowok itu terlihat kagetnya dan tak bisa berkata apa-apa.
           “Kita putus!!” Akhirnya kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya. Tak menunggu waktu yang lebih lama lagi dia berlari meninggalkan dua orang di hadapannya.
           Di waktu yang sama, Dimas dan teman-temannya kebetulan ada di sana. Mereka nongkrong biasa sambil asyik mengobrolkan konsep penampilan mereka satu bulan lagi. Dan konsentrasi Dimas tiba-tiba terpecah saat dia melihat sosok Dinda yang berlari. Dimas segera mengejarnya.
           “Woy!! Dim! Mau kemana kamu??!!!” Teriak Ryan yang kaget karena Dimas yang tiba-tiba beranjak dari hadapannya dan berlari. Tapi teriakannya sia-sia karena Dimas tak memperdulikannya.
           “Dinda??” Kata Dimas pelan.
           “Dimas..” Dinda langsung memeluk Dimas saat itu juga.
           “Kamu kenapa??” Tanya Dimas lembut.
           “Aku tadi ngeliat Faris sama cewek lain. Tapi..”
           “Tapi apa?”
           “Tapi sekarang aku udah putusin dia..”
           Dimas terdiam dan membiarkan cewek itu memeluknya, membuat cewek itu lega dengan mengeluarkan segala amarah dalam hatinya.
           “Kamu boleh nangis kok, kalau kamu mau..”
           Dinda melepas pelukannya. “Nggak, air mata aku terlalu berharga kalau cuma buat nangisin cowok macam Faris.” Jawab Dinda.
           Dimas tersenyum. “Nah, gitu dong. Itu baru sahabat aku yang pinter! Tumben kamu pinter?” Goda Dimas.
           “Apaan, sih? Dari dulu kan aku udah pinter, kamu aja yang baru sadar. By the way, kamu kok bisa ada di sini?”
           “Aku ngobrolin konsep buat manggung bulan depan sama anak band. Tiba-tiba aku lihat kamu lari-lari ya udah akhirnya aku samperin kamu kesini. Aku pikir kamu nyari aku, eh taunya lagi patah hati.. hahaha..”
           “Wah nih anak ngetawain aku. Pake acara kepedean segala, siapa yang nyari ekamu sih? Ngapain juga aku nyari-nyari ekamu..” Jawab Dinda tak mau kalah.
           “Ye.. ya kali aja Din kamu nayri aku. Secara kan aku ganteng, vokalis band, juara kelas, ya kan? Pasti banyak yang ngefans sama aku..!”
           “Tapi aku nggak lagi nyari ekamu, Dimas..!!”
           “Ah,, yaudah sih kalau nggak nyari, aku balik lagi deh ke anak-anak. Kamu disini aja sendirian biar ditemenin sama mbak Kunti, tuh lihat nggak ada orang, serem.. hiihh.. Daa Dinda..!!” Lagi-lagi Dimas menggoda Dinda.
           “Dimas....!! Tunggu! Jangan tinggalin aku, aku takut.. Aku ikut ekamu, Dim..!” Kata Dinda yang berlari kecil mengejar Dimas.
           Malam itu Dinda merasa hatinya sudah bebas dari jerat cinta semunya bersama Faris. Cinta yang nggak bikin dia bahagia. Cinta egois yang cuma habis-habisin waktu buat mikirinnya.
           Dan semenjak malam itu Dinda lebih banyak mengabiskan waktunya bareng Dimas. Belajar bareng, ke sekolah bareng, sampe nemenin Dimas latihan ngeband.
***
“Din, temenin aku latihan yuk?”
“Sorry Dim,, aku lagi banyak tugas nih, ekamu mah enak udah pinter nggak usah mikir kalau dapet tugas.”
“Ngomong apaan sih kamu?! Udah, itu tugasnya gampang. Nanti aku bantu ngerjainnya. Sekarang kamu ikut aku ya? Ya, ya, ya?!!”
“Ahh,, iya-iya..”
Akhirnya Dinda menerima tawaran Dimas untuk menemaninya latihan. Pertunjukan band itu tinggal 17 hari lagi.
Di sela-sela latihan, Dimas menyempatkan diri untuk menulis lirik lagu. Dia memegangi sebuah bulpoin dan membiarkan bulpoin itu menari di atas secarik kertas mengikuti arahan dari mata yang berjalan selaras dengan hatinya.
Mata yang sedari tadi tak lepas memandangi gadis yang sedang tertawa manis bersama teman-temannya. Gadis pemilik lesung pipi yang membuat senyumnya menjadi sempurna, senyum yang membuat mata Dimas macet untuk berkedip setiap kali melihatnya.
Hati yang semenjak 1 tahun lalu menyimpan rasa agung yang membuat hatinya bergejolak saat bersama Dinda.
Hingga saat itu tiba. Saat Dimas manggung di SMA tetangga. Menjadi pengisi acara pentas seni SMA Nusantara. Dimas sama bandnya datang 30 menit sebelum jam mereka tampil. Dimas ditemenin Dinda. Sedangkan teman-temannya yang lain dateng bareng ceweknya masing-masing, kecuali Ryan yang masih betah menyandang gelar jombkamu. Walaupun Dimas sendiri juga sebenernya sama kaya’ Ryan tapi seenggaknya ada Dinda yang nemenin dia. Bahkan lebih dari sekedar nemenin, Dinda udah kaya’ kritisi model. Dari tadi dia sibuk dandanin Dimas. Mulai dari pilihin kostum yang pas sampe nata rambutnya Dimas.
“Aduh.. Din, kamu ngapain rambut aku sih??!!” Kata Dimas kesal.
“Hus! Diem aja deh! Aku bikin kamu berubah jadi ganteng, kok. Tenang aja.” Jawab Dinda sekenanya.
Beberapa menit kemudian tampilan Dimas sudah lebih keren dari biasanya. Membuat beberapa temannya kaget melihatnya.
“Widih,, gantengan ya kamu, Dim!” Sambar Ryan.
“Ini nih kerjaannya Dinda..! Abis deh rambut aku diacak-acak sama dia!” Kata Dimas.
“Tapi kerjaan aku good job kan, guys??” Tanya Dinda.
“Good banget Din, Dimas jadi gantengan tuh..” Jawab Naily, pacar Edo_bassis band Dimas CS.
“Iya lah, Dinda gitu..! Tuh, kamu denger kan, kamu jadi cakepan karena aku dandanin. Bilang makasih kek, apa kek.” Goda Dinda.
“Iya-iya, makasih Dinda.” Jawabnya sambil mencubit pipi Dinda yang menurut Dimas itu menggemaskan, sangat menggemaskan.
“Oke, guys, kita berdo’a dulu semoga penampilan kita hari ini lancar. Berdoa mulai!” Pinta Edo.
Setelah berdoa, beberapa menit kemusian Dimas dan kawan-kawan naik ke atas pentas dan membawakan 5 buah lagu ciptaan mereka sendiri. Terdengar sorak-sorai penonton. Beberapa ada yang meneriakkan nama Edo, nama Ryan, dan yang paling terdengar adalah nama Dimas.
Nggak heran memang kalau Dimas yang paling banyak penggemarnya. Dia adalah vokalis sekaligus gitaris bandnya. Dimas juga pencipta lagu-lagu yang mereka bawakan saat manggung. Meski ada beberapa lagu yang mereka ciptakan bersama.
Dimas juga yang paling punya pesona karismatik diantara yang lain. Dinda juga tahu itu. Dan itu yang membuat Dinda mengizinkan hatinya untuk memberi jalan masuk ketika cinta itu mulai datang mengisi relung hatinya yang kosong. Selain pesona, Dimas punya sikap bijaksana dan humoris, sikap yang bisa bikin cewek klepek-klepek. Tapi nggak semua orang bisa ngerasain kehangatan Dimas, karena cowok ini selau bersikap biasa saja dan stay cool ketika bersama orang-orang di sekitarnya. Tapi akan lain halnya saat dia bersama Dinda dan orang-orang yang sangat dekat dengannya.
Akhirnya, 30 menit kemudian Dimas CS menuruni panggung dan kembali ke backstage. Dimas langsung menghampiri Dinda. Kemudian mengajak gadis itu keluar ruangan.
Sekarang, hanya ada mereka berdua. Dalam keheningan di bawah sinar sang dewi malam yang jauh dari keramaian. Sesekali Dimas merapikan beberapa helai rambut Dinda ke belakang telinganya yang berantakan karena terpaan angin.
Entah mengapa kali ini Dinda merasa deg-degan. Ada rasa tak biasa yang mulai dia rasakan yang entah mengapa membuatnya sedikit gelisah tapi dia terlihat bahagia. Sedangkan Dimas sendiri sibuk menata hatinya untuk menyatakan perasaannya.
Dimas menarik dua tangan Dinda. Dinda menggenggamnya.
“Din, aku bukan cowok sempurna. Aku bukan pujangga yang sanggup bikinin kamu syair-syair cinta. Aku bukan cowok romantis yang bisa ngerangkai kata-kata buat nyatakan...” kata-kata Dimas menggantung.
“Nyatakan apa, Dim??” Tanya Dinda.
“Aku.. aku,, ngaak punya mawar merah buat aku kasih ke ekamu. Aku nggak punya cincin/kalung yang biasa cowok kasih buat cewek yang mau dia tembak. Maaf kalau aku cuma punya nyali buat nyatain ke ekamu kalau aku sebenernya...suka sama kamu. Aku, aku cinta sama kamu.” Setelah Dimas meluncurkan kata-kata indah itu, dia tertunduk menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Dinda.
“Apa yang ngebuat kamu berani bilang ini ke aku?”
“Din,, jujur aja aku nggak tahu. Dan aku rasa, cinta itu nggak butuh alasan.” Jawab Dimas yang masih tertunduk.
Dinda menangkat dagu cowok di hadapannya itu dengan lembut. Membuat wajah cowok itu sejajar dengannya dan mengarahkan mata sipit Dimas tepat menatap mata bekamunya.
“Dan aku rasa juga, aku jatuh cinta sama kamu..” Jawab Dinda akhirnya.
Dimas menarik bibirnya ke samping, merekahkan senyumnya ke arah Dinda. Dinda memeluknya dan Dimas menyambutnya.
“Aku juga sayang cinta sama kamu!” Bisik Dinda. Dinda melepas pelukannya.
“Aku nggak peduli kamu manusia yang nggak sempurna, karena aku yakin aku bisa bantu kamu untuk menyempurnakan kita. Aku nggak peduli kamu bukan penyair, karena kamu udah jadi vokalis yang bisa nyanyiin lagu-lagu romantis. Aku nggak peduli kamu nggak bawa mawar, cincin, ataupun kalung pas nembak aku sekarang, karena aku tahu suatu saat nanti akan ada rangkaian mawar yang lebih indah dan seperangkat perhiasan di atas seperangkat alat sholat yang bikin kita Sah!! Hahaha..!!” tawa Dinda.
“Ya ela, ngarep amat sih ini cewek aku. Dasar..!!” Jawab Dimas sambil mengacak-acak rambut Dinda.
“Jadi sekarang kita jadian nih?!” Tanya Dinda.
“Menurut kamu??! Hahaha..!!” Goda Dimas.
“Ya udah, kita balik ke backstage yuk? Kayaknya anak-anak nyarin kamu deh!  Yuk?” Ajak Dinda.
“Yuk! Eh Din, nanti aku anter kamu pulang ya..”
“Aku? Kamu? Ciye,, sekarang aku-kamu nih?! Hahaha..” Goda Dinda lagi.
“Udah ah, cerewet!” Kata Dimas yang langsung menyambar tangan Dinda yang segera dibawanya gadis itu ke tempat mereka semula.
***
Nggak kerasa hampir 3 bulan berjalan. Dua bulan ini Dinda sama Dimas bahagia banget, normalnya sepasang kekasih yang baru jadian gimana sih? Ya gitu lah, kemana-mana berdua. Apa-apa berdua. Kecuali ke toilet aja, jangan sampe berdua. (Ups!) hahaha..
Mereka udah kaya’ ampkamup sama perangko yang nempel terus. Kaya’ koyo sama kulit (nah, lhoh?) kwkwkwk. Mereka itu romantiiis banget, romantis dengan cara mereka sendiri. Romantis yang mereka dapat bukan romantis yang dibuat-dibuat kaya’ umumnya anak pacaran yang lain. Gila-gila bareng tuh mereka, somplak juga somplak bareng. Dimas yang periang, gokil, rame, dapet cewek kayak Dinda yang rame juga, asyik, ya,, kalau disatuin bisa dibayangin sendiri deh somplaknya kaya’ apa kalau udah berdua.
Tapi kebersamaan mereka patut dikasih jempol sebanyak-banyaknya jempol yang kalian punya. Keren deh gaya pacarannya. Natural aja, sampe temen-temen mereka tuh seneng kalau lihat mereka berdua.
“Aduh,, besok peringatan hari jadian aku yang ketiga sama Dimas. Aku kasih dia kejutan apa ya?? Apa aku bikinin video di movie maker aja ya?” pikir Dinda dalam hati.
Akhirnya sepulang sekolah Dinda langsung mebuka laptopnya dan memilah foto-foto terbaik dirinya dengan Dimas.
Sebenernya Dinda juga agak bingung mau dibikin kayak gimana, tapi dengan sekuat tenaga dia mikirin gimana caranya video ini bisa jadi dan besok harus dikasih lihat ke Dimas.
Dinda berhasil bikin matanya betah melek sampe jam 10 malem utak-atik laptop demi bikin video itu perfect. Di antara foto-foto itu Dinda ngasih lagu soundtrack/semacam lagu backsound gitu deh. Ciye,, romantis deh pokoknya. Dinda pakai lagunya mbak Christina Perri yang judulnya A Thousand Year. Nggak gampang buat bikin video itu. Berkali-kali Dinda harus ngulangin dari awal lagi gara-gara itu video hilang dan nggak kesimpen. Tapi akhirnya video itu rampung juga.
Keesokan harinya Dinda sengaja ke rumah Dimas tanpa ngasih tahu dulu. Dia pengen kasih surprice. Pukul 14.00 sepulang sekolah dia nekat ke rumah Dimas meski cuaca agak mendung. Dinda sengaja ngilang dari Dimas karena dia mau langsung ketemu Dimas di rumahnya.
Saat Dinda di dalam taxi perjalanan ke rumah Dimas, Dinda sempat buka sosial media. Dan betapa kagetnya Dinda lihat Dimas lagi foto sama cewek cantik yang Dinda rasa Dinda kenal dia, tapi nggak tahu dia siapa. Satu lagi, Dimas ngunggah lagu yang captionnya itu “Ungkapan hatiku yang kepersembahkan untuk Vanessa tersayang.”
“Ih, apa-apaan sih Dimas? Foto sama cewek lain pake caption alay lagi. Vanessa,, siapa lagi nih cewek? Masa’ iya saudaranya Dimas? Ah, nggak mungkin, aku kenal saudara-saudaranya Dimas. Pasti ada apa-apa nih!” Gumam Dinda.
Setelah 15 menit berada dalam taxi dengan perasaan campur aduk, sampailah Dinda di rumah Dimas. Dan betapa terkejutnya Dinda pas lihat Dimas nyanyi sambil main gitar di hadapan seorang cewek.
“Pahamilah aku bahagia bersamamu.. Kasihku menemaniku hilangkan senyap dalam hidupku..” Suara Dimas mengalun merdu.
Pemandangan itu nyata terekam jelas oleh sepasang mata Dinda. Membuat panas matanya hingga mengeluarkan setitik air yang kemudian meluncur begitu saja.
“Dimas!!!!” teriak Dinda.
Dimas mengehentikan suara gitarnya, memastikan kupingnya tak salah dengar bahwa ada yang memanggilnya.
“Dinda..!” Dimas terkejut dan menghampiri Dinda.
“Kamu tega ya sama aku! Kamu inget nggak sih kalau hari ini aniv kita yang ketiga! Kamu jahat Dim! Aku benci sama kamu!!” teriak Dinda lagi.
“Din, kamu salah paham..” Jawab Dimas.
“Ada apa sih ini?” Tanya seorang gadis yang kemudian menghampiri. Gadis itu, kini Dinda ingat siapa dia. Gadis yang dilihatnya sedang bermesraan dengan Faris, mantan pacarnya 4 bulan yang lalu. Dan dia, gadis yang ada dalam foto yang baru tadi dilihatnya di sosial media.
“Jadi kamu yang namanya Vanessa. Dasar cewek perebut cowok orang! Masih belum puas dulu kamu ngerebut Faris dari aku?! Masih belum cukup kah, sampe akhirnya  sekarang kamu mesti negrebut Dimas dari aku! Eh, aku salah apa sih sama kamu?! Sampe kamu tega ngelakuin ini sama kamu! Aku salah apa??!!” Teriakan Dinda semakin menjadi. Emosinya di luar kendali.
“Dinda, Dinda, sabar.. aku bisa jelasin ini semua..” Kata Dimas.
Di antara kericuhan itu hujan datang mengguyur tanpa permisi. Air hujan yang turun dengan lebat sehebat tangisan Dinda hari ini.
“Nggak ada yang perlu kamu jelasin, Dim. Makasih buat semuanya! Maaf kalau aku cuma ganggu momen kalian. Permisi!” kata Dinda seraya pergi meninggalkan Dimas dan Vanessa.
“Din.. Dinda..!!” Teriak Dimas. Ingin rasanya cowok itu mengejarnya, tapi nggak mungkin. Dia harus menyelesaikan masalahnya dulu dengan Vanessa.
***
Dinda masih menangis di kamarnya. Sementara di luar sana ada Dimas yang setia menunggu Dinda untuk keluar dari kamarnya.
“Din,, aku cuma cinta sama ekamu Din.. Nggak ada yang lain.. Please kamu turun Din.. Turun kalau kamu bener-bener cinta sama aku..!”
“Dinda, kamu cuma salah  paham.. turun Din, biar aku jelasin semuanya.. Vanessa yang sengaja bajak Facebook aku dan unggah foto aku sama dia.. ! Vanessa itu fans berat aku yang dulu pernah minta band aku buat manggung di SMA Nusantara.”
Perlahan tanpa Dinda sadari, hatinya menuntun cintanya mengahampiri Dimas. Dipandanginya cowok yang kini basah kuyup karena terguyur hujan itu. Sepersekian menit kemudian hujan mulai reda dan matahari tiba-tiba memaksakan diri keluar dari peraduannya.
“Din, maafin aku..” Ujar Dimas lembut.
“Dim, nggak ada yang perlu dimaafin. Aku percaya sama kamu..” Jawab Dinda.
Dimas langsung menenggelamkan Dinda dalam pelukannya. Dikecupnya dengan lembut kening gadisnya itu.
“Makasih,, makasih banyak kamu udah mau percaya sama aku..”
Di saat yang bersamaan, pelangi muncul, melukiskan 7 sinar indahnya di atas awan.
“Eh, Din, coba lihat ke atas..”
Dinda menruti permintaan Dimas.
“Ah,, pelangi..”
“Iya, pelanginya cantik kan, kaya’ kamu..” Kata Dimas.
“Dimas, gombal deh!” Jawab Dinda.
“Siapa yang gombal? Beneran tau. Eh ngomong-ngomong soal pelangi, aku punya lagu buat kamu. Dengerin ya!”
Dimas mulai memainkan gitarnya dan mengeluarkan suara merdunya. Dia menanyikan lagu ciptaannya untuk Dinda, gadis pujaannya. Dia bernyanyi dengan bangga dan sangat bahagia sambil mengelilingi Dinda.
“Langkah kakiku terhenti saat kau genggam tanganku ini
Mengertilah aku bahagia saat kau ada di sisiku
Pahamilah aku bahagia bersamamu
Kasihmu menemaniku hilangkan senyap dalam hidupku
Mengertilah yang ku inginkan memilikimu selamanya
Pahamilah ku akan setia bersamamu
Ku ajak kau pergi melintasi sang waktu
Ku yakin bahagiaku denganmu
Pandangi pelangi ku lukis di hatimu
Karena ku selalu mencintai dirimu”
Dinda seketika ngefly denger lagu itu. Meski sedikit kecewa karena awalnya dia tahunya kalau lagu itu buat Vanessa, bukan buat dia. Tapi akhirnya cinta yang membuktikan semuanya.
Kemudian Dinda masuk sebentar untuk mengambil ponselnya. Setelah itu dia perlihatkan video hasil karyanya pada Dimas. Terdengar lagu A Thosand Years-nya Christina Perri mengalun merdu. Menyunggingkan senyum manis antara dua sejoli yang kini sedang dimabuk cinta.
Cinta mampu merubah segalanya. Cinta juga mampu menunjukkan mana yang tak salah. Cinta mampu menuntunmu pada kebenaran yang semestinya memang kau lakukan. Membawamu kembali pada cintamu yang sejati, saat cintamu tersesat suatu saat nanti..
 ..The End..
Thanks for Read This Story
_Arira (HR)_
29 Agustus 2014.
0 notes