Tumgik
#kejadian aneh
generasbir · 2 years
Text
Gerhana matahari namun posisi bulan berbeda
youtube
0 notes
creativemuslim · 10 months
Text
Begitu lucunya ya kita—manusia. Seringkali disibukkan dengan isi kepalanya sendiri, sibuk menggeledah kemungkinan-kemungkinan pada hal-hal yang sebenarnya belum pasti terjadi.
Pikiran kita terbang ke sana kemari, menggumamkan gumaman "kalau nanti" yang seakan-akan skenario itu pasti akan dialami. Padahal yang dipikirkan itu pun belum sama sekali terjadi. Aneh sekali.
Lalu kita kesal, marah, bingung, lelah hanya karena membayangkan hasil fantasi skenario pikiran yang kita buat-buat. Lucu. Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita disibukkan oleh kekhawatiran?
Mau sampai kapan sebenanya kita, membiarkan pikiran kita diramaikan oleh ketakutan?
Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita dijejali oleh rasa keputus asaan?
Dan mau sampai kapan sebenarnya kita, melupakan Allah yang dengan kemahaanNya mudah sekali memberikan ketenangan? Mengatur kepastian. Memberikan jawaban.
Sibuk sekali ya kita menyusahkan diri. Padahal tak pernah-pernah Allah suruh kita mengurusnya sendiri.
Berhentilah membuat banyak rekaan kejadian di kepala. Bukan sebuah tugas untuk kita meraba-raba kepastianNya. Karena sejatinya kita tak mungkin bisa mengatur kejadian di masa depan.
Maka, hiduplah di atas keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana. Sebaik-baik yang menetapkan ketetapan. Dan segala apa yang ditetapkanNya adalah hal yang terbaik untuk kita dapatkan.
573 notes · View notes
gizantara · 7 months
Text
Manusiawi
Waktu lagi scroll akun fesbuk bodong, nemu meme ini dan hahaha relatable banget!
Tumblr media
Di twitter dan quora: sok kritis nyimak postingan berat-berat mulai dari politik, sejarah, konspirasi, isu Palestina, isu perempuan, sampai trending topic apapun yang lewat di base, retweet thread lucu maupun insightful, ngumpulin meme, nyimak debat atheis vs theis, nyimak bahasan MBTI, nyimak base itbfess juga wkwk (undipfess lebih seru sih untuk disimak)
Di akun bodong fesbuk: tukang save dan repost meme, pendengar curhatan orang, pengayom anak-anak sekolah tentang mata pelajaran dan ilmu pengetahuan umum, join diskusi game, anime, dan komunitas, mencari jokian, menemukan berbagai lifehack, nonton reels yang suka nge-review film (paling inget mah film Escape Plan yang openingnya "di mata orang ini hanyalah sekotak susu" dengan backsound tereng teng teng teng teng teng), NONTON VIDEO NYUCI KARPET WKWKWK SATISFYING BANGET, nyimak war fandom K-Pop yang masih pada sekolah
Di instagram: ngikutin akun-akun inspiratif, ilustrasi sederhana but deep meaning, meme MBTI, penulis, dan psikolog
Di youtube: ceramah Ust. Nouman Ali Khan, Ust. Omar Suleiman, Syekh Imran Hossein, podcast Praz Teguh dkk., podcast Uus, Lapor Pak, Gideon Tulus dengan segala skill dan lifehack unfaedahnya, Stand Up Comedy, Eka Gustiwana, Yoasobi, kadang ILC kalau seru itu juga, video bikin rumah di tengah hutan pakai bambu dan ngelubangin bawah tanah (dengan speed 2x lipat), nonton review gadget di Gadgetin (hampir semuanya kaya tontonan bapak-bapak banget biarin, bapak aku lebih aneh nonton video orang mancing wkwk)
Di whatsapp: jamet abis gak ada lawan, slow reply, repost meme
Di tumblr: sok bijaksana mengambil semua ibrah dari setiap kejadian, puitis, si paling memaknai sesuatu hahaha geleh, suka ngelike postingan apa aja yang lewat beranda soalnya cerita orang pada bagus-bagus
Di real life: nolep, wibu dikit, tukang desain ige komunitas, menafkahi kebutuhan kuota dan gaming dua bocah di akhir pekan, nobar Naruto, Avatar Aang, Jujutsu Kaisen, dan Spy x Family bersama mereka, family time di atas segalanya!
Gak ada yang mau diceritain sih. Cuma mau nulis sesuatu yang "lebih manusiawi" karena ternyata pas dibaca-baca ulang akun ini tuh selama ini isinya serius amat. Hidup perlu dibikin enjoy yakan, gak semuanya harus ada pelajaran. Kadang emang cuma kejadian nir-hikmah yang meninggalkan kesan seru aja, itung-itung memperkaya pengalaman.
— Giza dan Minggu pagi yang semenjana
28 notes · View notes
tulisanmimi · 2 months
Text
Cerita tentang Korea
Sebagai manusia yang menyukai hal-hal yang telah terencana dan berjalan sebagaimana adanya. Pandemi memberi pukulan cukup berat karena banyak rencana yang tidak tunai, juga alasan demi alasan yang kadang sengaja dicipta untuk excuse yang seharusnya tidak perlu, tidak penting. Dari menyalahkan orang lain, situasi, hingga diri sendiri. Kehilangan demi kehilangan orang yang di cintai sampai hal-hal rumit menghampiri membuatku akhirnya memutuskan untuk pergi ke psikolog. Keputusan ikut CC dan selalu mencuri hikmah dari sgnya mas Gun membantu banyak keputusanku untuk pergi ke proffesional. Dua sesi ku lewati, aku di diagnosis emotional numbness. Iyaa, saking banyaknya kejadian bertubi-tubi aku ngga bisa nangis. Selain dipaksa oleh keadaan. Aku tidak ingin bunda khawatir. Walau disisi lain saat itu aku dapat kerjaan, finansial cukup stabil sehingga bisa bantu-bantu di rumah. Tapi rasanya masih kosong. Tiba tiba perasaan aneh. Lalu psikoterapi yang di tawarkan dokterku kala itu meminta untuk menekuni hobi kembali. Hahaha. Iyaa, aku lupa kebiasaanku membaca buku fiksi dan nonton. Kala itu dokterku bilang untuk menonton movie 2521. Saat itu aku kembali dibuat jatuh cinta dengan hobiku lagi. Padahal dulu ingat betul pas awal awal hijrah selalu bilang, aku ngga suka korea, boy/girl band sekarang malah sering lihat. Walau aku sadar disana banyak juga hal-hal yang terselip lgbtq dsb. Dari mereka belajar kegigihana atas karya. Kalau mereka membuat karya seyakin, segigih, setangguh dan se keren itu, kita sebagai muslim harusnya bisa lebih dari itu, karena kita punya contoh terbaik, uswatun hasanah yang menjadi rahmatan lil'alamin, Rasulullah shallallahu 'alayhii waa salam. Allahumma sholli 'ala Muhammad, wa 'alaa ali Muhammad.
Jadi, sebelum mengenal exo, aku ddi buat sesuka itu (aka. dibukakan pintunya dari) movie 2521 mba Taeri yang badas abis aktingnya, juga mas kyungso di it's okay that love yang nyeritain seorang penulis dan alter egonya. Setelah nonton bad persecutors jadi tahu lagunya kyungso dan kenal exo. Wkwkwk.
Rangkuman ini sengaja dibuat agar aku tidak berlebihan dalam mencintai, menyukai ataupun membenci. Dimasa depan tidak pernah tahu apa yang terjadi.
Semisal drama slice of life dan actionnya drakor bantu aku banyak mengenali emosi yang sengaja aku timbun dan release pelan-pelan hingga akhirnya kini pulih. Alhamdulillah. Atas izin Allah, Biidznillah. Drama korea juga ada sisi baiknya jika kita mampu memilih dan memilah yang menjadi input dalam diri kita. Pastikan ia bukan menjadi candu agar tetap logis antara realitas dan imaji.
Salam sayang untuk diriku sendiri,
Mimi🤍💐
7 notes · View notes
nrluyun · 10 months
Text
Tulisan menyambut umur baru:
Di umurku sebelumnya, banyak hal beriringan dan dalam waktu berdekatan terjadi. Kalau dipikir, sebenarnya banyak rencana terlaksana dengan baik, meski seperti diburu-buru dan beberapa tak disangka. Namun beberapa rencana juga sudah dan semestinya dalam kendali. Kejadian yang tak dibayangkan dan disangka juga turut mengiringi hal-hal tersebut. Cukup membuat kaget, hilang kendali diri, pusing, kosong, lupa diri, dan banyak perasaan lainnya. Sebelum memasuki umur baru ini, aku juga merasakan banyak perasaan baru. Sangat merasa aneh dengan beberapa perasaan baru tersebut. Merasa senang yang membanggakan, heboh dan sedih bersamaan, takut dan senang bersamaan, kosong dan hampa yang penuh, merasa tidak peduli, mempedulikan, dipedulikan. Banyak sekali sampai-sampai bisa dibuat tulisan sendiri, sepertinya.
Aku akan menulis ini dengan berantakan, hitung-hitung kebebasan dan perayaan dalam menyambut umur baru. Sebelumnya mungkin tahun ini adalah ulang tahun paling biasa yang kurasakan. Bukan, bukan dalam artian buruk. Justru dari sini aku seperti melihat sisi lainnya hidupku. Aku melihat, beberapa tahun terakhir, entah dari kejadian, peristiwa, cerita, atau banyak hal lainnya yang terjadi adalah untuk hari ini dan hariku ke depannya. Umurku sebelumnya seperti memberikan hadiah untuk umurku yang sekarang. Tahun-tahun yang terlewati seperti memberikan bekal untukku sekarang. Aku merasakan dan menyadari jika diri ini belum dewasa secara utuh, maka dibekalkannya aku hal-hal kekanakan yang terjadi di sekitarku. Aku juga merasakan jika diri ini masih menuntut banyak hal, maka diberikannya aku pembelajaran arti kata cukup. Aku merasakan jika diri ini tidak sempurna, maka diperlihatkannya aku bahwa ketidaksempurnaan adalah sempurna. Banyak hal yang diberikan dari tahun dan umur yang lalu kemudian kutuai sedikit-sedikit untuk umurku sekarang.
Tidak ada kebahagiaan dan perayaan yang besar. Bahkan beberapa orang lupa hariku. Aku tidak mempermasalahkan itu, serius. Dengan melihat mereka cukup dan bahagia dan tidak sakit itu ternyata merupakan hadiah tersendiri untukku. Dan aku merasa dirayakan. Dan aku selalu berdoa agar aku selalu bisa cukup untuk mereka yang kusayangi. Aku berdoa, semoga kebersamaan dari umur dan tahunku yang lalu bisa mempertahankan kebersamaanku dengan mereka sampai tahun yang tidak terhitung. Seperti, aku mau mereka selamanya? Hadiah untukku seumur hidup?
Satu-satu, secara tak langsung aku merasa perasaanku tercekliskan. Impianku terlihat, pelan-pelan. Impian yang mustahil, perasaan yang belum pernah kukenal, perlahan mereka membentuk pola seakan selaras. Entahlah, bahkan sampai sekarang perasaan ini masih aneh dan masih menjadi tanda tanya. Bangga yang secukupnya? Itu juga aku rasakan sekarang. Perjalanan hidupku jika kukulik, ternyata ada indahnya juga. Banyak bahkan. Kembali lagi, tahun dan umurku banyak bekerja, dan membuatku merasakan hal yang kemarin tidak kusangka. Tidak apa-apa, memang masih merasa excited. Hidupku adalah tentang kejutan. Banyak tidak disangkanya.
Hari berlalu, waktu berjalan, umur bertambah. Semoga diri ini matang dengan baik. Semoga kebaikan tersebut juga dirasakan olehku dan semua orang yang ada di sekitarku. Selalu, tidak berharap banyak, tapi semoga orang-orang yang kucinta merasakan jika aku masih terus membutuhkan mereka.
Mungkin bertahan hidup dengan baik dan saling berpegangan adalah kalimat yang tepat untuk menutup tahun kemarin. Dan terima kasih banyak, kamu dan kalian semua, sempurna!
33 notes · View notes
rubahlicik · 3 months
Text
Poketrip, Hotel angker
Berawal dari aink yang sesumbar minta ke teteh cariin penginapan yang 'gapapa angker yang penting murah'
Akhirnya beneran kejadian.
Tumblr media
Aink nyampe penginapan tuh sekitar jam dua. Konfirmasi di resepsionis trus dapet kunci dan ditunjukin kamarnya.
Tumblr media
Rapi sih, mirip foto promosi cuman lebih kumuh dan terkesan lama banget ga dibersihin.
Aink cek kamar mandi, ga ada masalah meski sedikit kotor. Yang penting bisa mandi. Agak keganggu sama bunyi entah mesin apa yang nyala kalo nyalain lampu kamar mandi. Sama pintu ga bisa nutup sempurna, jadi ga bisa dikunci. Yauda sih ya toh cuma sendiri di kamar.
Setelah cuci muka, rebahan dan nyiapin bawaan buat ke venue, aink ninggalin hotel. Baru pulang malam jam tujuhan.
Agak panas di kamar, untung ada kipas angin. Di file booking, tertera ada wifi gratis. Yauda dong aink ke resepsionis nanya wifi. Eh ternyata beliau mau keluar sama cewe berpakaian minim dan ninggalin posnya.
Setelah konek wifi, aink balik kamar. Ternyata sinyalnya jelek, balik lagi lah ke depan soalnya ada beberapa wifi hotel yang lain. Minta pw buat jaringan wifi lain.
Ternyata resepsionis ga ada yang ngisi. Beneran ditinggal gitu aja bukan ganti shift. Aink jadi mikir aneh aneh kan. Kamar sebelah aink ada yang ngisi. Opik berto belum pulang. Kamar lain kosong 🙃
Aink agak ngahuleng di kamar. Mau mandi juga perasaan jadi agak ga enak. Yauda aink ganti baju doang lah trus nyoba buat tidur.
Hawa di kamar mulai panas, tapi aink ga mau nyalain kipas takut pileknya makin parah. Aink mau funrun besok.
Aink mulai gelisah, bolak balik posisi tidur, trus bolak balik bantal.
Pas bantal di balik, ada noda darahnya🙂. Aink balikin lagi ke posisi awal. Moga aja ini darah dari keperawanan yang hilang, bukan darah lain lain.
Aink ga tau ketiduran jam berapa, badan cape sih jadi meski gelisah aink tetep tidur cukup nyenyak. Kebangun jam 2 pagi, merem lagi, bangun jam 3, merem lagi bangun jam 4.
Ngerasa kamar makin panas, aink mutusin keluar buat nyari masjid terdekat. Pas keluar, meja resepsionis masih kosong 🙂. Okesip.
Di luar ada beberapa orang yang mulai sapu sapu. Padahal jalanan bersih banget. Salut lah sama penduduk lokal yang totalitas dalam kebersihan.
Mesjid uda rame meski adzan shubuh masi sejam lagi. Aink bab dan mandi di WC mesjid. Nyaman banget, alhamdulillah.
Balik hotel setengah 6, opik uda siap funrun. Karena waktu yang mepet buat ganti baju dan siap siap, aink ga sempet cerita.
Pas aink sama opik berangkat, berto yang sekamar sama opik juga ikut keluar. Padahal aink pikir mau tidur, perjalanan bogor-bali jalur darat plus feri kan pasti capek tuh.
Malemnya aink balik hotel jam 7an. Resepsionis uda kosong atau entah masi kosong 🙂. Sebelum ke hotel, aink mampir mesjid deket venue dulu buat jamak magrib dan isya, trus mampir indomaret buat beli roti.
Aink masih galau buat mandi di kamar, jadi balik lagi ke masjid deket hotel buat nebeng mandi. Sepulang dari masjid, opik nelpon bilang berto uda otw pulang sama nanya aink uda di hotel belum. Aink pikir mau ngajak tidur di kamarnya kan karena berto pulang, ternyata opiknya belum pulang. Yaudah aink tidur duluan aja wkwk.
Beda sama kemarin, sekarang aink tidur dalam kondisi fresh, meskipun kasur tetep bau keringat dan ada noda darah di balik bantal. Aink tidur cepet malam itu.
Menjelang tengah malam, opik nelpon sambil ngetok pintu kamar. Bilang mau ngambil kaos sama medali fun run. Aink bangun, ngasihin, basa basi makasih trus nutup pintu.
Aink ga tau berapa lama aink tidur setelahnya, soalnya opik nelpon lagi. Katanya kunci motor ilang mungkin jatoh di kamar aink.
Yauda aink bukain tuh, dan ketemu. Emang jatoh tadi pas dia ngambil medali. Setelah basa basi singkat, aink nutup pintu dan tidur lagi.
Paginya aink bangun telat, uda mulai siang. Aink uda ga begitu was was masuk kamar mandi buat wudhu. Selesai solat aink siap siap buat ke Sanur.
Sebelum pergi aink ke kamar opik dulu, kemarin dia bilang kamar mandinya jelek banget jadi mau numpang mandi di kamar aink. Jadi aink pagi pagi ngasi kunci kamar sekalian pamit dan ngebangunin buat shubuh.
Aink pulang ke hotel jam 9an, meja resepsionis uda ada yang ngisi. Aink jadi curiga kalo resepsionis cuma datang pas matahari terbit dan pulang setelah malam. Who knows.
Aink ngetok kamar opik. Ternyata masih tidur, tumben. Padahal biasanya rajin bangun pagi. Sambil ngusahain buka mata dia bilang kalo semalem dia ada yang gangguin.
Pas aink tanya siapa, dia nunjuk ke arah dinding depan kasur. Aink ga begitu merhatiin sebelumnya dan emang dari kemaren ga pernah masuk ke kamar opik.
Tumblr media
"Lukisannya ada yang ngisi"
Setelah giliran mandi di kamar aink, kami langsung cek out. Opik mau pindah hotel, kebetulan ada temennya yang baru nyampe ke Sanur. Opik mau nebeng sama temennya.
Aink dianter opik ke bandara pake motor. Di jalan dia cerita kalo semalem nyaris ga bisa tidur. Dia denger suara berisik dari arah lukisan. Aink ga nanya detail suara kayak gimana tapi cukup ngeganggu ampe dia kebangun tiap 15menit sekali.
"Ga cuma itu, semalem wajah lukisannya sempet ganti 3 kali. Itu yang paling bikin kaget"
Duh, aink jadi ga enak semalem ga peka nyuruh dia tidur dempetan di kamar. Kirain kamar aink doang yang apes, ternyata kamar opik berto yang berada paling ujung justru paling serem.
Di sebelah kamar ada lorong kecil sepanjang 2-3 meter. Kosong doang, ga diisi apa apa. Trus sebelah lorong kosong itu ada lorong sempit yang nyambung ke ruangan lain yang belum selesai dibangun.
Aink sempet kepo sebelum cekout. Jadi liat liat ke ruangan yang belum selesai itu. Berantakan dan penuh debu. Ga tau ga selesai dibangun ga tau emang ruangan rusak dan dibiarin gitu aja.
Pas uda nyampe bandung, aink cerita ke berto soal opik yang digangguin. Trus dia bales gini
Tumblr media
Seinget aink Kamar mereka tuh satu satunya yang di depannya dipasangin dupa. Pagi sebelum cekout, aink liat ada tante tante yang pasang dupa disana. Aink pikir room service kan yah, ternyata ga semua kamar dapet. Disana doang 🤣
Aink tanya berto kok ga bilang, tau gitu aink temenin opik tidur disana. Berto malah bilang si opik katanya mau pindah tidur di kamar aink🙃, jadi ga bilang apa apa.
Jadi semalem pas opik bangunin tuh mungkin sebetulnya dia mau nebeng tidur tapi ga enak. Ainknya juga ga peka, wkwkwk. Kamar aink polos, cuma agak serem aja kamar mandinya.. Jadi ga mikir aneh aneh.
Ga banyak mikir, aink langsung cek google maps dan baca review hotelnya. Emang ancur banget, kampret. Ga lupa aink pun ngasih review yang realistis buat hotelnya.
Semoga ga ada lagi korban yang kegocek sama harganya yang murah
Tumblr media
Sekian penutup trip aink ke Bali awal bulan Maret. What a trip🤣🤣🤣
11 notes · View notes
fazalisans · 3 months
Text
Bad Habit(s)
Beberapa bulan terakhir aku mulai dimintai tolong untuk mengurus persiapan umroh ibu. Beliau memilih untuk umroh mandiri dengan beberapa temannya di bulan Ramadhan nanti, katanya biar lebih murah dan fleksibel juga. Tapi ya gitu, semuanya harus diurus sendiri, mulai dari tiket pesawat, penginapan, visa, sampai belanja semua keperluan. Berhubung ibu sudah masuk kepala 5 (read: gen x berjiwa boomer), semua hal itu dilimpahkan padaku, alasannya "ibu mah gaptek", sebuah keputusan yang sejujurnya menjadi beban tambahan untukku.
Mungkin aktivitas sederhana seperti transfer, mengisi formulir dan membeli tiket pesawat adalah hal mudah dan harusnya bisa dilakukan dengan cepat bagi kebanyakan orang, tapi untuk manusia overthinking macam aku kegiatan itu sudah sangat menyiksa. Berbagai kekhawatiran mendadak muncul saat mulai memesan tiket, seperti "Jangan sampai salah ngetik nomor passport", "tanggal lahirnya udah bener kan?", "tanggal berangkatnya udah aman?", "jadwal penerbangannya udah bener kan?", "mau beli asuransi atau gimana?", "siapa tau ada harga yang lebih murah?", "transfernya kemana?", "payment nya "gimana kalau pesawatnya tiba-tiba reschedule?", dan berbagai kekhawatiran (yang harusnya gak usah terlalu dipikirkan) lainnya. Ditambah lagi Ibu yang suka inisiatif sendiri nawarin teman-temannya untuk "dipesankan sekalian aja tiketnya sama anak saya", tentu jiwa overthinkingku meronta-ronta, karena kemungkinan terburuk dari semua kekhawatiranku bakal bertambah berkali lipat. Kayak, "ini kan uang orang lain", "kalau tiketnya gagal aku harus ganti", "kalau harus reschedule dan ternyata ada fee tambahan apa harus aku bayarin ya?", "gimana kalau mereka marah dan kecewa sama ibu?" dan berjuta pertanyaan lain yang sukses membuatku gelisah.
Dan hal yang aku khawatirkan pun ternyata kejadian. Tiket yang aku pesankan untuk 2 teman ibu dari KL-CGK ternyata ada perubahan jadwal dari maskapai, yang tadinya jam 9.40 jadi 8.45. Yang jadi masalah adalah, mereka baru landing dari madinah jam 5 pagi. Harus nunggu bagasi keluar, ngurus imigrasi, terus check in lagi ke penerbangan selanjutnya. 3 jam 45 menit sepertinya terlalu riskan, harus antri imigrasi dan ambil bagasi yang mungkin makan waktu 3 jam sendiri, dan udah gak bisa check in kalau ternyata molor. Apalagi arus balik lebaran. Ya Allah, yang umroh siapa, tapi aku ikutan pusing wkwkwkwk T_T
Aneh juga kalo dipikir lagi, ibu disuruh temannya buat pesan tiket ke madinahnya dari KL aja, katanya biar lebih murah, tapi jadinya harus beli tiket JKT-KL yang ternyata sekarang cukup mahal. Kenapa gak langsung JKT-MED aja sih? Gak perlu ribet transit, dan gak usah ngejar-ngejar jadwal. Maap jadi emosi. Hadeuh.
Yang jadi masalah lagi adalah, 2 tiket yang aku beli ini ternyata non-refundable, dan aku gak beli asuransi platform (atas keinginan 2 temen ibu itu, biar murah) dengan asumsi gak akan ada perubahan apa-apa. Setelah semalaman (sampai sekarang) nyari informasi reschedule, ternyata bisa ubah jadwal penerbangan di web maskapai, dengan catatan harus ubah semua tiket, gak bisa perorang aja.
Dan masalah berikutnya adalah, 2 orang ini jadwal landing ke KL nya beda, yang satu jam 00.05, yang satunya bareng ibu, jam 05.00. Yang satu gak mau reschedule (gak mau nambah bayar dan nunggu lebih lama), yang satunya mau gak mau harus reschedule. Kasihan juga kalau harus reschedule dan nunggu penerbangan berikutnya (14.45), berarti harus nunggu 15 jam di bandara, sendirian. Sebenernya masih ada 2 temen lagi, tapi nenek-nenek semua, yang kalau ikut reschedule juga mereka rugi banyak (waktu dan uang). Kalau gak reschedule, kemungkinan yang satunya bakal ketinggalan pesawat karena mepet sekali.
Inilah yang aku benci dari diriku sendiri. Masalah kecil dan yang berhubungan dengan orang lain selalu menyiksaku. Aku jadi sadar kalau aku belum siap (mentally) buat dipaksa ngurusin urusan orang lain. Rasa bersalah dan khawatir selalu menghantui setiap diberi suatu tanggung jawab. Padahal harusnya amanah itu bisa melatihku untuk belajar memecahkan masalah dan bertanggungjawab, tapi entah kenapa, rasanya berat aja gitu.
Gak apa-apa. Semoga pelan-pelan bisa belajar mengatur mental dan emosi, belajar buat bertanggungjawab, dan berhenti buat ngekhawatirin semua hal yang gak bisa aku kontrol.
Lah. Malah jadi mikirin tiket pesawat orang, padahal harusnya ngekhawatirin tesis yang gak ada progress dan yudisium yang jadwalnya makin dekat. HAHAHAHA.
It's me, hi, I'm the problem, it's me.
Extra note: Taylor Swift konser di Singapura dan banyak mutual IG yang nonton (dan update di story). Aku cuma bisa rewatch movie nya aja, iri dikit ga ngaruh. Ya udah lah ya, semoga lain kali bisa nonton langsung.
Plis mbak Tay, bikin konser lagi kalo aku udah kaya raya ya!!
7 notes · View notes
hellopersimmonpie · 1 year
Text
Dulu tuh gue socially awkward banget. Sekarang udah nggak terlalu 😂 Kapan hari tuh ada kejadian lucu. Jadi gue kan dinas luar kota dan bawa koper. Nah sebelum itu, tangan gue keseleo dan gue harus naikin koper ke mobil.
Di deket gue, ada dosen dari prodi lain yang single dan awkward banget sama dosen yang masih single 😂 Gue tuh ga kenal-kenal banget sebenernya. Cuman waktu itu gue bolak-balik nyoba naikin koper dan ga bisa-bisa karena tangan gue susah dipake angkat. Akhirnya gue setengah ngomel sambil bilang:
"Eh lu bantuin napa? Tangan gue sakit 😒"
"Eh iya mbak"
"Besok-besok kalo lihat orang kesulitan gitu bantuin. Astagaa"
....
Di kesempatan lain, gue tuh pulang dan mau presensi dulu di fingerprint. Pas gue turun dari ruangan, ada dosen baru. Single juga. Dia presensi dulu di fingerprint. Gue ngelihat ke sebelah, ternyata tuh dosen nungguin gue. Habis gitu kami jalan bareng ke parkiran sambil basa-basi. Baru habis gitu tuh dosen nanya:
"Maaf Bu, saya belum tau nama Ibu. Nama Ibu siapa?"
Akhirnya kami kenalan.
Gue ga nulis ini di genre romance dst sih. Cuman yang mau gue highlight di sini adalah....
Mungkin kita sebagai single tuh capek banget dijodohin sana-sini ato takut random ada orang baru yang naksir ke kita. Gue relate dengan perasaan-perasaan semacam itu. Cuman kayaknya kita perlu belajar mengesampingkan hal semacam itu. Mingle aja sama yang lain. Belum tentu orang baru tuh beneran naksir kamu kok. Belum tentu juga mereka jodoh kamu. Ga semua orang single di dunia ini perlu dimasukkan list sebagai orang yang potensial di mata kamu.
Yaudah santai aja. Kalo udah waktunya, datang sendiri 😅
Gue sih makin kesini tuh memperlakukan semua orang sebagai temen aja.
Habis ngobrol sama dosen yang gue temuin di fingerprint tadi, gue jadi dapat pelajaran juga sih tentang gimana kita memulai basa-basi dengan kolega yang baru kenal. Nggak buruk juga kalo kita nungguin orang lain biar bisa jalan bareng dan ngobrol, nungguin orang buat bantu nutup pintu, bantuin orang yang kesulitan angkat barang. Gesture-gesture kayak gitu ngebuat kita terlihat tulus dan ramah.
Minggu lalu juga ada mahasiswa yang ngasih gue key caps keyboard. Kami emang udah biasa ngobrol bareng. Pas ngasih key caps, dia tuh bilang gini:
"Bu, saya tuh suka crafting. Kalo lagi capek biasanya saya nyari tutorial aneh-aneh di youtube. Kemarin saya bikin key caps dari resin. Ini lucu lho Bu. Ada gambar ikan koi-nya. Kalo ditaruh keyboard bisa menyala 😁 Ibu mau nggak? saya pasangin ya di keyboard Ibu"
Jadilah sekarang tuh keycap terpasang di keyboard gue. Tuh mahasiswa juga akhirnya ngajarin gue gimana ngerawat keyboard mekanik.
Gue tuh tetep introvert dan privat sih. Tapi gue memandang bahwa melatih diri untuk tidak awkward, ngobrol banyak hal dengan gesture yang tulus, dan berusaha berkomunikasi assertive tuh ternyata banyak manfaatnya. Makin kita mengenal banyak orang, kita mungkin bakal nemu orang-orang yang asshole gitu. Tapi di sisi lain, orang baik tuh juga banyak banget kok 😃
85 notes · View notes
vanilachocolate · 3 months
Text
Siang bolong. Kangen Bandung dan tentunya makhluk satu ini
Tumblr media
Padahal, awal bulan kemarin di Bandung. Seminggu. Abis main sama ka put, terus nyambung sama mase. Biasanya kalau ke Bandung udah punya request mau makan dimana. Tapi kaya berasa cape banget ya Allah. Muter-muter Bandung, panas-panas terus pake sendal jepit karena sempet kepleset kamar mandi dan jari kelingking sobek. Jadi yaa, pake alas yang ga nempel kelingking bagian atasnya kan.
Kayaknya cuma bikin steamboat ala-ala yang keturutan. Karena yaa gampang. Udah kaya masak mie aja ehehe. Dan tentu yang bikin mas. Bukan aku. 2 hari pertama tuh ngga ngobrol banyak. Abis pergi-pergi ya cuma bareng aja. Sibuk sendiri. Sibuk liatin reels terus dikirim ke ig, padahal sebelahan 😑. Boro-boro bahas tatanan negara. Ngga ada ngga ada. Udah terlalu lelah.
Terus pas hari ke-3, pas senin. Udah minta rujukan ke rs. Melinda 2 tapi ngga dapet slot. Terus yaudah, akhirnya sore ke klinik kimia farma aja. Ketemu dokter jiwa yang udah sepuh. Dan yaaa, belum apa-apa udah "masa sih kaya gini bipolar?" "Udahlah, setres itu pasti ada dan pasti berlalu" "Ibumu sayang kan di rumah?" ...
Karena udah cape dengernya akhirnya aku keluar gitu aja sambil bilang "yaudah makasih dok." Terus pergi. Ngerasa ngga sopan laah jelas. Tapi, yaa cuma itu yang aku pikir bisa lakuin.
Karena sebel, minta sama mas buat pergi jalan-jalan aja abis magrib. Terus kita aneh karena jalan menuju ciwalknya lancar jaya ya allaaah, mantap bener. Ciwalknya juga sepi kataku tuuuh.
Terus pas sebelum makan, mumpung dandanan masih cakep minta buat foto box. Ini juga nih kejadian. Kan itu foto tuh, foto pertama ya. Terus yaudah, kita coba foto lagi yang ke-2 kali. Yang ke-2 lebih better daripada yang itu. Kacamataku lebih terlihat jelas dan ga mengganggu. Tapi, ealaaaaah, mas mengira kalau bisa diedit perkotak gitu. Terus juga kita tuh kayaknya salah paham sama penjelasan mbaknya. Karena nangkep kalau bakal dapet 2 print out. Terus pas mas sentuh si kotak yg "mau diedit fotonya" eh malah ke print.
Rasanya tuh kaya mau marah banget. Beteeeeee banget. Kaya mau ku ajak gelud. Karena KOK YO ADA ADA AJA INI DI BANDUNG NGGA ADA YANG LANCAR JAYA BAHKAN CUMA PERKARA FOTO AJAAAA!! Tapi disatu sisi tuh menenangkan diri "yaudah sih, masa cuma karena foto mau maraah lhoo. Setidaknya kan udah jadi foto box juga." Gitu. Yawislah.
Terus kan pas balik ngide lah tuuh mau jalan-jalan ajaaaaa. Terus pas baru cimahi "aku besok balik lho ..." Terus akhirnya ngga jadi melanjutkan jalan-jalan. Muter balik, dan anterin aku pulang buat istirahat segera. Padahal pas udah sampe, cuma guling-guling doang. Hhh.
6 notes · View notes
helloayu · 4 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Baik-baik saja awalnya, tapi berujung rawat jalan poli jiwa.
Aku tuh kalau diluar rumah type orang yang terlihat ceria, banyak ketawanya, banyak omongnya.
Yang orang gatau, aku tuh sebenarnya pemikir, gampang overthinking, dan sedih yang gaberujung. Rasanya hidup terlalu hampa.
Inget banget pertama kali konsultasi, dokter nanya “sejak kapan itu dimulai?” . Kujawab semenjak 2019. Aku kembali menjadi ayu yang dulu. Cerita mengalir flashback beberapa tahun lalu yang begitu menyakitkan, dan banyak tangis, juga menyalahkan diri sendiri.
Emosi itu tertumpuk setiap waktu, dan nyatanya membuatku hampir gila walaupun luarnya terlihat sangat apik baik-baik saja.
Ku bilang “dok, aku begitu takut mewariskan depresi ini ke anak, apakah aku bisa sembuh? Aku menyadari begitu tidak beresnya aku yang sekarang”
Dokter jawab “gapapa, itu cuma ketakutanmu aja, anakmu belum mampu merekam kejadian dlu saat kamu tidak stabil. Tapi terimakasih yaa.. kamu sudah berjuang untuk sembuh, dan mau untuk berusaha keluar dari lingkaran itu. Kita mulai lagi semuanya dari hari ini.”
Lalu diresepkanlah obat, dan… ya aku begitu tenang, tapi juga mencekam. Rasanya aneh jika di otakku yang dulunya ramai kini begituuuu sepi dan semua terasa pelan.
Untuk diri sendiri, terimakasih sudah berani ke dokter jiwa. Kamu hebat! Kamu kuat! Semoga bisa menjadi yang ibu bahagia untuk anak yang hebat!
7 notes · View notes
arinailma · 2 months
Text
Mau cerita manifestasi cintanya Allah part kesekian
Yah namanya juga hidup di dunia ya, ya gais, pasti jadi pengembaraan kita dalam menemukan hal-hal tersembunyi yang sebenarnya udah Allah rancang sedemikian rupa. Kita bikin romantis, dengan apa? Dengan meyakini secara total kalo apa-apa yang kita temukan hari ini, kemaren atau besok adalah hadiah terbaik yang Allah kasih. Tau kan kalo orang mau ngasih hadiah itu perlu ngapain dulu? Mikirin dulu orangnya lagi butuh apa ya, nanya-nanya dulu ke temennya, eh dia sukanya apa ya, pasti pengen hadiah kita tu bakal kepake dan jadi manfaat buat yang nerima.
Ya mungkin analoginya ga gini sih kalo Allah yang kasih hadiahnya. Kan Allah udah tau duluan yak. Tapi gitu deh gampangnya wkwk.
Sama kayak pas kita mau dikasih hadiah, katakan hadiahnya ujian. Apapun itu bentuk ujiannya. Mau musibah, mau nikmat. Aku baru ngerasain akhir-akhir ini sih, kayak Allah tu nyari celah buat ngasih kita tanda-tanda kek ngode lah macem orang yang pura-pura nanya "kamu lagi butuh apa" kalo mau ngasih hadiah. Kan ntar yang ditanya pasti jadi menebak-nebak tuh. Nah dari nebak-nebak aja nih, kalo kita anggep itu manifestasi cintaNya Allah, rill insyaallah hatinya tenang.
Jadi aku pernah cerita pas akhir tahun lalu Allah ijinin aku buat masuk final lomba esai, ya walaupun ga seberapa, tapi buat aku dalam setiap prosesnya dari awal niat sampai nggarap esai kelar, dan tiba-tiba maju ke panggung buat ambil piala tu kek "waw, bisa-bisanya aku bisa" wkwk. Walaupun aku sadar ini di akhir, tapi tu beneran Allah tu beneran ada loh di setiap proses kita. Allah tu beneran bantuin loh. Allah tuh beneran sebeneran itu buat nganterin kamu sampe situ. Dari semua kejadian yang aku ceritain disini, ternyata gong nya tuh ini toh. Allah mau aku menang toh.
Sama halnya kayak kejadian yang belakangan ini baru kejadian. Mungkin ini bakal rada aneh tapi ini beneran ada. Jadi singkat cerita hampir sepekan aku ga pegang hp. Well setelah drama yang tidak drama akhirnya hp reward wisuda tahfidz ku pas dulu kelas 10, wassalam. Rest in peace my antique blue lovely phone. Hp dengan segala kenangannya dari yang ngurusin umat sampe maksiat hwhw. Oke aku gapapa wkwk.
Lucunya, yang aku baru sadari. Sebelum kejadian hp ini mati, ternyata Allah udah mau ngasih tau kayak seolah "esok hari dalam waktu deket kamu bakal gabisa megang hp terus". Berawal dari hilangnya orang yang biasanya bikin intens megang hp mulu, terus tetiba mager ngisi paketan sampe sepekanan aku gamo ngisi paketan. Sampe ada cerita lucu waktu itu di stasiun, saking gapunya nya paketan tapi aku lagi butuh banget buat janjian sama orang, udah panik tuh. Gatau nya Allah masih nyempetin ngirim satu orang yang kukenal dengan makjegagignya tiba-tiba lewat di depanku. Terus dari dia akhirnya aku bisa sebentar mengkoneksikan internet ke hp. Ngehubungin manusia-manusia jam karet yang janjian jam sekian tapi tidak datang-datang wkwk. Yasuda alhamdulillah.
See? Kayak Allah tu mau seolah-olah ngebiasain aku dulu kalo, you're fine even without holding a phone tho. Ya walaupun dalam beberapa kondisi emang perlu banget tapi nyatanya kita bisa kok ga sebergantungan itu sama setan gepeng ini. Mungkin itu sih, yang mau Allah coba pahamin ke aku. Entah juga alur cerita next nya bakal gimana. Tapi menurutku ini juga bentuk cintanya Allah, iya ga si wkwk. Ya gitu deh. Selamat mengais hikmah, rin.
Cerita apasi || Selasa, 16 April 2024
4 notes · View notes
janatunrahmilah · 1 year
Text
Ujian Sebelum Menikah
Cerita ini hanya sebuah kilas balik, bukan sebuah aib.
Diceritakan di tumblr saja.
Dan pentingnya kejujuran juga komunikasi antar pasangan. Cerita ini, mohon untuk diambil hikmahnya ya. Tidak untuk menyudutkan siapapun. Tapi memang ini terjadi sama saya😅.
Begini ceritanya.
Saya kenal dengan suami lewat sahabat dekat. Sahabat saya ini punya adik. Adik inilah yang mengenalkan saya dengan suami. (Paham gak wkwk)
Singkat cerita, kami bertukar nomor, intens mengenal satu sama lain. Saya bilang ke dia waktu itu (suami), “A, kalo ada apa-apa, lebih baik tanya langsung, mau tau tentang apapun, ayok ngobrol, jangan lewat siapapun”. Dan dia paham. Entah ada feeling apa yang buat pikiran saya kok jadi was-was. Karna mungkin sebelumnya saya pernah taaruf lewat ustadzah gitu, jadi aman kiranya. Tapi ini karna posisinya si adik ini pun belum menikah, dan saya nggak mau ada komunikasi 3 arah, meskipun si adik menawarkan ke aa kalo mau tanya-tanya tentang saya ke adik dulu boleh. Hahadeuh. Tapi saya larang. Jadi, cukuplah kasih nomor telepon, sisanya biar kami yang komunikasi. Begitu maksudnya.
Cerita detailnya tidak untuk dibagikan karna terlalu ‘WHAT??” buat saya yang menganggap si adik ini seperti adik sendiri😅. Ternyata dia punya perasaan ke calon suami saya, dia bilang sendiri lewat DM IG H-2 bulan nikah. Belum lamaran. Gak boleh spill ah ini aib😅.
Saya tipe orang yang santuy dalam menghadapi kaya gini meskipun dalam kekecewaan yang amaaat dalam. Saya anggap, dia anak kecil. Meskipun ibu saya bilang, “nggak, dia bukan anak kecil, dia sudah dewasa dan paham mana yang baik dan buruk. Dia kan harusnya sadar diri kalo kaya gitu tuh salah”.
Saya sangat berhati-hati, lalu kroscek kebenarannya. Dan calon menjelaskan panjang lebar depan ibu saya juga orang tuanya. Saya waktu itu datang ke rumahnya, berniat ‘yuk kita udahan aja’. Tentu saya istikhoroh dan nangis dulu malemnya. Sepanjang jalan nggak lepas dzikir, pengen kuat aja pas nanti ketemu keluarganya.
Dia kaget, karna saya datang dadakan. Saya dapat DM dari si adik ini malam hari, besoknya langsung ke rumah aa untuk minta klarifikasi dan ‘yaudahlah’.
Tapi bapak dan mamah dari pihak aa bener-bener menguatkan. Bapak nimpalin, “bapak mah cuma tau nama kamu titik, gak mau tau yang lain!”. Mamah sampai bilang, “neng dia mah gak pernah bawa perempuan, mamah sama bapak cuma kenal neng, mamah gak kenal si siapa lah itu, harus kuat, ini mah ujian, mau dapat rezeki banyak, insyaAllah kuat ya, nih mamah udah punya tanggal buat lamaran dan nikahan”.
Lah, ngapa jadi kesitu haha. Jujur kaget juga, malah rencana lamaran Januari dimajuin ke Desember. Nikah juga jadinya H+sebulan dari lamaran. Kok bisa percaya dan yakin? Mungkin ini yang membuat saya yakin.
Aa menjelaskan dengan sangat detail, dan meminta maaf karna dia merasa salah. Dia menganggap si adik ini sebagai teman saya, juga orang yang mengenalkan saya ke dia. Tapi salahnya, ada pertemuan di Bandung yang tidak saya tau. Saya mendengar dari versi si adik, dan saya dengar juga langsung dari versi aa. Saya mendengarkan baik-baik dengan kepala dingin tapi hati panas hahaha.
Lalu, saya sudah mengenal betul keluarga aa, dan memang orangnya nggak aneh-aneh, kalo punya tujuan, dia akan fokus di tujuan itu.
Ada kesimpulan yang saya dapat dari kejadian ini:
Ternyata, laki-laki itu punya rasa gak enakan juga. Meskipun saya tetap anggap ini salah. Dia merasa terganggu di chat terus-terusan sama si adik, tapi gak berani bilang, ditemenin video call dengan tujuan ngobrol ‘gak enak nolaknya ini temen kamu’, si adik ‘memancing’ pun dia cuma jawab ‘mau fokus S2 dulu’ padahal itu udah kenal lama sama saya. Kata dia, ‘aku minta maaf karna b$doh, harusnya aku bilang udah mau lamaran sama kamu, biar nih cewek gak chat terus’.
Terus, laki-laki kadang nggak nyadar kalo perempuan itu punya perasaan yang lebih ke dia. Perhatian sedikit, buat si adik yang ‘kosong’ ini jadi merasa terisi. Lalu, saat klarifikasi, saya bilang ke dia. “A, perempuan itu perasa, dan aa bermain logika, meskipun aa beribu kali bilang aku cuma menghargai dia sebagai teman kamu, tapi komunikasi yang intens antar lawan jenis tanpa tujuan ya itu bahaya”.
Ketidaktahuan. Dia berkali-kali bilang, kalo yang dia lakukan itu nggak tau sama sekali bakal bikin baper perempuan. Dan dia juga aneh, kok jadi bilang suka si adik ini ke dia waktu di Bandung. Dari situ dia sadar katanya, wah ini udah gak bener, tapi dia juga gak berani bilang ke saya karna ‘menjaga perasaan’. Lagi-lagi menurut saya ini salah. Ada yang disembunyikan. Tapi jujur ada lucunya juga di part ini, dia reka adegan karna di DM IG si adik bilang dipeluk, tapi dia keukeuh “aku gak punya perasaan sama si adik, yang ada kasihan, tempat minumnya entah kenapa tumpah dan tasnya basah, aku tarik tasnya dari punggungnya, emang itu meluk?”. Kesalahpahaman adalah faktor utama dari semua ini. Yang satu nolong, yang satu baper.
Selanjutnya, ada pihak lain yang membuat kacau, si adik. Kenapa? Karna sudah tau saya yang dikenalkan sama si adik, lalu saya disuruh PDKT, dan sedang dalam tahap bertemu antar keluarga, tiba-tiba booomm, lah napa adik yang suka. Saya pun geleng-geleng.
Mohon maaf pada akhirnya kami pun memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan si adik, baik komunikasi langsung maupun via sosial media. Ini atas perintah suami. Jangan nyari penyakit katanya. Masalah tuh nanti juga datang sendiri, jangan dicari. ‘Gak usah diundang dinikahan, aku gak mau, gara-gara tu bocah aku hampir gak jadi sama kamu!’ Hahaha. ‘Serius ini jangan ketawa!’. Perbincangan kita h-7 nikah.
Saya? Saya masih tetap bersahabat dengan kakaknya. Saya mengenal baik, dan tidak perlu mecampuradukan keduanya. Meskipun kadang terbersit sakitnya. Hahaha.
Semoga ini menjadi hikmah, hati-hati adalah kunci. Kita tidak pernah tahu yang akan terjadi. Seorang teman bilang, “kuatkan iman”, menikah itu memang jalannya terjal, moga setelah ini mulus yak. Aamiin.
Ingat, tidak semua makcomblang begitu, tapi hati-hati perlu, ini hanya oknum. Dan saya sudah memaafkan atas segala kejadian ini. Tapi untuk kembali bersilaturrahim, nanti dulu ya🫣🙏
Kalo sekarang justru jadi becandaan kita, tapi suami suka bilang, udah gak usah bahas ah nyari penyakit aja kamu. Sekarang mah aku punya kamu, kamu punya aku. Kita fokus sama mimpi kita dan keluarga kita. (Yaampun co cwiit gini anak teknik🤣)
46 notes · View notes
penaimaji · 2 years
Text
Pasangan itu Saling Berpengaruh
Sudah lewat satu tahun, ada pengaruh besar dari pasangan yang aku rasakan antara sebelum dan sesudah menikah, yaitu tidak terlalu reaktif
Di tempat kerja sebelumnya, aku mungkin terkesan kritis, vokal dan reaktif. Aku selalu memberi masukan dan saran, meski tujuanku baik, sering juga disalahpahami. Kalau bahasa suroboyoan nya, sek cilik wes ngelamak wkwk. Kalau kata teman dekatku, kadang2 argumenku ini terlalu to the point, sehingga membuat orang lain yang mendengar merasa terintimidasi
Bahkan kebiasaan di kampus dulu, aku terlalu berani untuk meminta hak/keadilan, tanpa melihat siapa yang sedang aku hadapi. Sempat juga cekcok dengan pegawai perpustakaan yang memblokir kartu tanda mahasiswaku selama satu semester terakhir saat proses skripsi, karena aku ketahuan membawa KTM teman ketika di perpustakaan
Jujur saja, aku tidak tahu menahu soal KTM yang ternyata tidak boleh dipinjam orang lain. Karena selama ini tidak ada peraturan hitam di atas putih. Aku bahkan sudah tamat membaca tatib dan katalog kampus
Saat itu, aku meminta bukti mana yang merupakan peraturan secara tertulis pada petugas perpustakaan. Saat itu, petugas yang bersangkutan tidak bisa menjawab, ia hanya bilang kalau peraturan sudah sering diumumkan di speaker setiap pagi
Tapi aku mengatakan, tidak semua mahasiswa datang ke perpustakaan pagi-pagi, bagaimana bisa tahu peraturannya? Aku dibilang minim literasi, padahal di buku pedoman kampus juga tidak ada peraturan tersebut. Rasanya kesal. Kalau tidak sedang skripsi, mungkin bukan jadi masalah buatku. Namun, saat itu aku sedang menjalani masa hectic skripsi
Setelah kejadian tersebut, kulihat terpampang di mading depan perpustakaan tertulis peraturan-peraturan yang sudah dilengkapi kop surat, cap dan tanda tangan kepala. Aku tersenyum kecil dan bergumam, ternyata berguna juga aku protes kemarin wkwk
Ada banyak cerita, yang mungkin menurut orang lain aku terlalu berani. Namun semenjak menikah, rasanya lebih berhati-hati. Tidak mudah angkat suara, atau berkomentar
Beberapa hari yang lalu, aku kesal ketika antri di RSUD; yang merupakan satu-satunya rumah sakit di daerah tempat tinggalku. Suami sudah mengambil urutan awal, tapi tidak dipanggil di poli, sampai tersisa tiga pasien
Aku yang sudah dongkol rasanya ingin marah, karena sebelumnya suamiku sudah kusuruh bertanya ke petugas poli anak, kenapa nama anakku ini belum dipanggil. Katanya disuruh sabar wkwkwk hash, mana gak jelas juga antriannya. Asli, buruk banget pelayanannya sekelas RSUD. Aku sudah bersiap-siap mencari kontak pengaduan pelayanan RS ini
Kaya uda nggak bisa berkata-kata lagi. Sesak rasanya lihat anakku yang sudah lemas, hampir kejang saat itu. Ternyata memang ada miss komunikasi dari pihak administrasi ke poli. Alasannya gak logis dan aneh. Dengan enaknya kaya gitu, rasanya pengen memaki-maki, masa gak ada sistem sih disitu? Gak ada bedanya juga antara pasien bpjs sama umum
Aku sampai nangis, bukan sedih, tapi marah buanget, sampai suamiku berusaha menenangkanku
Sampai rumah, aku jadi heran sama diri sendiri, kenapa aku nggak bisa bersuara saat itu? Wkwkwkwk
Bisa habis petugas di ruangan poli itu kalau aku sudah bersuara, tapi sekali lagi, aku benar-benar menimbang baik tidaknya, untuk angkat bicara di tempat umum
Kini, jtustru sebaliknya dengan suamiku yang people pleaser dan banyak ga enakannya sama orang lain. Aku membuat dia berani berkata tidak; membatasi apa yang tidak sesuai dengan kesanggupan dia, juga berani menyampaikan pendapat dan bersuara
Aku yakin dia tentu lebih tertata rapi bahasanya, karena memang bawaan dia yang calm. Sampai dia pernah dipuji dengan kepala kantor provinsi, kalau public speaking dia sudah sangat bagus. Gak kaya aku🤣
Aku pikir, yang namanya jodoh tentu akan selalu tarik-menarik; saling mengisi; saling menyeimbangkan. Semoga kita semua bersyukur, bahwa pasangan kita memang bagian dari rezeki kita. Tiada manusia tanpa cela, tinggal kita aja bagaimana banyak-banyak melihat kelebihannya, dan berusaha memaklumi kekurangannya, saling bekerjasama, menyelaraskan dalam satu titik menuju jalan yang diridhoi-Nya
Buntok, 2 November 2022 | Pena Imaji
76 notes · View notes
journal-rasa · 8 months
Text
Finding Myself #3
Rusak
Satu lagi pola ajaran Tuhan yang berhasil kutemukan pada diriku. Selain yang tentang bahagia dan berharap. Kali ini adalah tentang rasa suka.
Dari kecil, setiap kali aku menyukai sesuatu, pasti sesuatu itu akan rusak/hilang dalam waktu dekat. Pernah aku mendapat hadiah sepatu baru saat ulang tahun yang ke-8, sepatu bagus dan bermerk. Namun baru satu minggu kupakai, sepatu itu rusak. Ia tampak seperti mulut buaya ketika kupakai berjalan. Aneh. Gak masuk akal. Tapi itulah kenyataan.
Belum dengan barang-barang lainnya. Sampai kakakku pernah melarangku masuk ke kamarnya, karena apa pun barang yang kusentuh pasti rusak katanya, hahaha. Lain lagi dengan ibuku, wanita yang telah melahirkanku itu malah merasa heran dengan fakta, kenapa barang bagus yang kupakai malah cepat rusak, sementara barang jelek justru malah awet, haha.
Kejadian barang rusak terus berulang sampai aku remaja, bahkan hingga dewasa. Tak terhitung berapa kali sudah aku berganti ponsel. Pernah punya hp nokia keluaran terbaru dulu, satu minggu ilang. Blackberry baru beli belum satu minggu tombolnya udah pada rontok, heran. Beli hp touchscreen belum satu bulan udah eror. Beli hp android, pecah layarnya, padahal gak diapa-apain, apa karena getaran suara atau apa aku juga gak paham.
Sampai terakhir beli hp ini tahun kemarin. Kali ini aku udah ngewanti-wanti banget biar gak terlalu suka-suka banget sama ni hp. Aku juga ngeluarin zakat buat ini hp (meski pun bukan termasuk barang wajib zakat). Alhamdulillah, selamet bisa nyampe setahun 😅
Tapi kalau dipikir-pikir, sebenernya bukan cuma barang sih yang rusak. Hubunganku pun gampang banget rusaknya. Entah hubungan dari keluarga, pertemanan, persahabatan, bahkan asmara.
Aku malah dulu bingung gimana nanti kalau kerja, karena aku biasanya gak betah lama-lama kenal sama orang. Pasti ada aja masalah yang buat hubungan renggang lalu hilang.
Akhir-akhir ini, aku sudah tidak terlalu peduli dengan masalah pertemanan. Selama aku merasa aku tidak melakukan kesalahan pada mereka, aku tidak akan begitu peduli dengan siapa yang datang dan siapa yang pergi. Dan wow! Aku merasa tersanjung ketika teman-teman yang telah lama tak berkabar, begitu menyambutku ketika kami kembali bertemu. Karena sebelum-sebelumnya gak pernah kayak gini.
Ternyata terlalu menyukai sesuatu bukanlah hal yang baik. Apa pun yang ada di dunia ini tidak akan seimbang jika diberi rasa cinta dengan kadar yang terlampau besar yang sanggup ditampungnya.
Aku jadi inget sebuah ayat yang bercerita, seandainya Al-Qur'an itu diturunkan pada sebuah gunung, pasti gunung itu akan hancur lebur karena takut pada Tuhannya.
Al-Qur'an adalah salah satu bukti cinta terbesar Tuhan pada manusia. Di dalamnya ada pedoman yang berasal langsung Pencipta mereka. Gunung tidak akan sanggup mengemban amanah itu karena terlalu berat baginya. Tapi manusia sanggup atas izin-Nya.
Intinya segala sesuatu telah memiliki ambang batas kadar porsi cinta yang bisa diterimanya masing-masing.
Jika ia rusak, maka mungkin cintamu terlalu besar padanya. Kau harus mengalihkan sebagian cintamu pada sesuatu yang lain.
Seseorang pernah berkata, "Letakkan dunia di tanganmu. Jangan di hatimu."
Iya, karena hatimu terlalu besar bagi dunia yang kecil ini. Jika kamu meletakan dunia di hatimu, maka akan selalu ada ruang kosong di sana yang membuatmu akan terus dan terus mencari sesuatu untuk memenuhinya.
8 notes · View notes
wardhanikusuma · 3 months
Text
Takdir Tuhan
Ternyata oh ternyata selamat datang dikejutan kehidupan yang kesekian kalinya. Perjumpaanku dengan nya kala itu tidak di sengaja, di sebuah angkutan umum atau angkot, merupakan titik temu yang mengantarkanku pada serangkaian pengalaman hidup yang bagiku sangat menakjubkan, bagaimana tidak!.
Aku yang awam ini akan di hadapkan dengan berbagai persoalan hidup yang rumit, pelik, membuat hati dan pikiran tidak selaras serta tidak sejalan, bahkan otakku saja sudah tidak bisa membedakan dengan benar, mana yang tulus dan kamuflase.
Awal cerita ini dimulai dari perkenalanku dengan nya, seorang teman satu kampus, sebelum nya aku tak terlalu akrab dengan nya, bahkan aku secara langsung tak tau kepanjangan namanya, namun ternyata aku sudah di jadikan target, dan sialnya kala itu aku tidak menyadari hal itu.
Kembali lagi ke keadaan bahwa aku adalah anak rantau, sendiri di kota baru, tak mengenal satu sama lain dan jika memiliki seorang teman tentulah sangat senang, aku yang tak berpengalaman dalam hidup mandiri, seolah terbuai dengan kebaikan-kebaikan palsu yang aku rasakan, mereka yang menurutku sangat baik dan perhatian ternyata menyimpan perangkap mulus.
Awal berjumpa dan perkenalan semua terlihat wajar dan biasa saja, tidak ada yang aneh, hingga suatu ketika dia mengajak ku menemaninya bertemu dengan temannya, dia akan mengembalikan buku yang di pinjamnya, karena malas sendirian maka dia mengajakku, suatu alasan yang wajar dan nalar kan?.
Aku yang sedang bosan di kos-kosan secara otomatis mengiyakan ajakannya, tidak berfikir curiga sama sekali dan waktu yang di siapkan oleh mereka telah tiba, kami pergi mengantar buku ke sebuah tempat makan, aku tak menyangka ternyata tidak hanya teman nya temanku saja yang ada disana, di tempat makan tersebut ada dua orang lain lagi, yang jelas tidak aku kenal, seorang yang pertama usianya di atas kami, dua yang lain sepantaran dan akhirnya kami berkenalan, mengobrol ngalor-ngidul, mereka sangat pandai dalam mencairkan suasana, sampai disini aku tak menaruh curiga apapun.
Sebelum pulang ada satu bahasan yang menarik hatiku, karena sudah sore obrolan itupun berhenti, kami sepakat akan melanjutkannya esok hari, kebetulan besok hari libur jadi kami bisa mengobrol seharian bahasan yang tertunda. Hari esoknya kami bertemu lagi dan membahas kelanjutan topik perbincangan kami kemarin yang menurutku sangat menarik, lama dan panjang pembahasan topik itu, hingga akhirnya pikiran dan rasaku tak bisa di kendalikan, aku mengikuti semua kesimpulan dari topik utama itu.
Bagiku kala itu semua benar, terasa normal tidak ada yang salah, dan jika dipadu padankan dengan buku pedoman dan aturan yang ada, semua tidak ada yang menyimpang, bahkan aku melakukan serangkaian kegiatannya tanpa paksaan, karena kala itu aku merasa ini adalah jalan yang Tuhan berikan atas doa- doa ku. Semua prosedur telah aku jalani, awalnya aku merasa biasa saja, menerima semua aturan yang ada, hingga suatu hari semua berubah. Tabir yang mereka tutup rapat, perlahan terbuka pelan-pelan.
Di saat itu hatiku mulai goyah, mulai tak tenang, mulai bertanya-tanya dalam hati, tapi semua aku kesampingkan dan abaikan, seolah tak terjadi apa-apa dan biasa saja, padahal kala itu batinku sudah bergejolak, benarkah semua ini? Kenapa semakin kesini semakin tak jelas rasa dihatiku. Hingga kejadian demi kejadian naas yang aku alami perlahan mulai membuatku tersadar, bahwa semua ini salah besar, pelan-pelanku rasakan dengan hati, lambat namun pasti semua kuamati dengan teliti, semua dilakukan agar hati ini semakin jelas terasanya. Dan aku bisa mengambil kesimpulan terkahir bahwa aku akan pergi dari semua ini.
Kepergianku kala itu sangat tidak mudah penuh tarik ulur dan akhirnya ku akhiri semua dengan cara kasar, karena cara halus sudah tidak mempan, tidak mudah keluar dari lingkaran itu, dan bahkan ada yang berakhir tragis jika menjauh dari mereka. Butuh kemantapan dan keyakinan yang kuat agar semua bisa di akhiri meski dengan cara kasar, namun hasil yang baik.
Awalnya aku tak bisa menerima semua yang telah terjadi, karena itu menorehkan banyak luka, kehidupan ku berubah drastis, tetapi lambat laun aku berproses menerima, bahwa perjumpaan ku dengan kejadian mengerikan itu membawa berkah untukku saat ini. Kata orang "nek ora kaya kuwe , ora kaya kiye" , ambil hikmahnya. Ini lah takdir dari Tuhan, perih dan menyakitkan di awal tetapi baik di akhir, hingga akhirnya kini aku menemukan kebahagian yang sejati...
2 notes · View notes
bersuara · 4 months
Text
Tumblr media
(Puyo yang bisa dimakan kalau tetehku pulang dari rumah sakit karena letak outletnya yang terdekat adalah harus menempuh jarak selama 1 jam dari rumah).
Aku tinggal di salah satu kecamatan di kabupaten Tangerang yang letaknya jauh dari perkotaan. Kalau mau menonton bioskop, makan mcd (ini sebelum memboikot produk ini) harus menempuh perjalanan selama 1 jam (naik kendaraan umum) atau 45 menit kalau naik motor. Pokoknya kalau mau ke Tangerang kota, lumayan memakan waktu lama.
Pas SMA, aku sekolah di sekolah favorit di kabupatenku yang harus ku tempuh selama 1 jam perjalanan dengan menggunakan angkot (semasa SMA, pulang pergiku menggunakan angkot). Anak-anak kelas sering memanggilku dengan sebutan nama daerahku dan sering tertawa nyaring ketika aku keceplosan menggunakan bahasa daerahku.
Selain dipanggil dengan nama daerah, aku juga sering dipanggil dengan sebutan 'Neng-neng tambak' hanya karena teman sekelasku tahu kalau orang tuaku punya usaha tambak ikan (tahu karena semasa sekolah aku sering dibekali dengan lauk ikan atau udang).
Semasa itu, aku biarkan meskipun sesekali aku melawan. Aku paham yang dilakukan teman sekelasku adalah salah satu bentuk bullying yang dikemas dengan kata 'bercanda'.
Kejadian itu masih aku simpan di dalam memori dan seringnya membuatku kesal dan menyesal. Seharusnya di masa itu aku langsung melawan saja dan ngga membiarkan mereka sesuka hati menyebutku dengan sebutan yang tidak etis.
Apa salahnya menjadi anak daerah yang kemana-mana naik angkutan umum? Apa salahnya juga kalau orang tuaku mencari nafkah dengan memanfaatkan hasil dari tambak yang dikelola?
Harusnya semasa itu ku jawab dengan lantang "Ya emang gw orang Kronjo (nama daerahku), bahasa daerah gw ngga seburuk itu buat kalian tertawakan. Gw bayar angkot juga pakai duit gw sendiri. Bapak gw cari uang halal, bapak gw punya tambak ikan sendiri, bapak gw keren". Ahh namun sayang, aku di masa itu belum seberani sekarang.
Anak daerah layak dihormati, bahasa daerah ngga perlu ditertawakan dengan alasan 'lucu, aneh'. Mereka belum tahu saja kalau banyak anak daerah yang orang tuanya banyak usahanya hahaha. Mereka belum tahu kalau orang kampung yang mereka anggap ngga ada apa-apanya banyak yang bisa menguliahkan anaknya sampai sarjana. Mereka belum tahu saja, kalau hasil dari panen padi bisa membawa petani naik haji huahahaha.
- 11 Februari 2024
4 notes · View notes