#i googled ada motif | Explore Tumblr posts and blogs

yasmijn · 2 years ago

Text

Beberapa hari yang lalu catch up call sama Diego, teman baikku (yes I think I can say that) selama S2 di Belanda. Lumayan low maintenance tapi berkualitas juga nih ternyata pertemanan kami. Super nggak berekspektasi bahwa akan ada hubungan dengan foreigner yang bisa aku bawa pulang ke Indonesia but I guess I can keep calling him a friend :)

Saling ngasih update kehidupan aja sih, aku cerita soal kerjaanku yang memang lumayan unik n spesifik terus dia komen: “Wow, how did you find a job like that?” Terus ya biasa lah bertanya ini-itu, gimana persiapan nikahan (dia mau nikah bulan Agustus tahun ini), gimana kerjaan, dan gimana kabar mama dan juga kakak-adiknya dia. Terus aku cerita kalau nenekku baru meninggal bulan lalu.

Terus emang aku rencananya mau liburan ke Eropa kan habis nikah, terus dia nanya aku ada Belanda tanggal berapa. Itinerary w memang as ambitious as always, jadi dari 15 hari di Eropa aku sebenernya akan cuma ada di Belanda di 1 hari pertama dan 3 hari akhir haha -_- Aku bilang insyaAllah tanggal 21 aku akan sampe Belanda lagi terus kata Diego that’s the day he’s getting married. Hari Senin, nyatet nikahan di city hall aja, terus pulang deh. Jadi kayaknya 21 malem aku akan mampir ke Gouda untuk dinner bareng as fellow newlyweds.

Abis ngobrol gitu terus jadi kepengen aja beliin wedding gifts jadi kemarin sibuk riset mencari piring keramik yang cukup Indonesia haha. Yang tercakep dan ter-proper menurutku adalah Jenggala, tapi dengan kondisi kantong yang sekarang aku belum mampu nih untuk ngasih kado piring harga 300rb+ sekeping. Jadilah hasil googling-ku membuatku mendarat di pilihan piring berikut:

Aku beli size paling gede yang diameternya 27cm di harga Rp167rb per pc jadi mayan lah. Ternyata ini hasil pengembangan dosen gitu setelah dapet pendanaan dari program Kedaireka-nya Nadiem Makarim. They look nice to me - plus aku juga nyari dong ya apa makna motif kawung haha biar nanti bisa ngejelasin juga soal motif ni piring. Arti batik kawung adalah kemurnian, kesempurnaan, dan kesucian. Berat juga yah.

Yang minat bisa beli di sini.

Anywayyy. Udah menghitung hari nih mau nikah haha.

#personal

10 notes · View notes

cor-ardens-archive · 4 years ago

Note

Hi, I'm a different anon from the one who asked for incest recs (and I promise I'm not baiting you either; sorry you have to deal with dickheads on here :/) but I loved your answer and I was wondering if you had a rec list specifically for sibling incest (or even just intense sibling relationships)? Thank you in advance!!

I was taking a long time to answer this because I knew I was forgetting a lot of relevant titles, but then I realized I’ll never be able to make a complete list, so have a few scattered recs instead.

Some of these are quite triggering and involve child on child sexual abuse, others are just very dysfunctional/unhealthy, and some are simply romantic. Look them up before delving into them if triggers might be a problem, or feel free to ask me about specific works.

Books/short stories:

Querelle de Brest, Jean Genet

Les Enfants Terribles, Jean Cocteau

The Carnivorous Lamb, Agustín Gomez-Arcos

Ada, Vladimir Nabokov

The Blood of the Walsungs, Thomas Mann

Os Maias, Eça de Queiroz

The God of Small Things, Arundhati Roy

The Cement Garden, Ian McEwan (recently recommended to me by a mutual, I haven't read it yet though!)

Twins, Bari Wood

The Magic Toyshop, Angela Carter

Angels and Insects, A. S. Byatt

There’s a brief incestuous encounter in James Baldwin’s Tell Me How Long The Train’s Been Gone (and i hardly see this mentioned at all, which is odd because homosexual incest is considered particularly scandalous, and the incest motif is pretty important in Baldwin’s works in general. i have a lot to say about this and how it compares to the incest motif in gothic literature actually but this is not the place). There's mention of an incestuous couple in Le Guin's The Left Hand of Darkness that isn't central to the book but still relevant. Geryon in The Autobiography of Red is sexually abused by his brother as a child, and although not central to the plot it is very important to his character.

Subtext/ambiguous:

Wuthering Heights, Emily Brontë (if you read Cathy and Heathcliff as siblings, and their relationship as sexual, which i do)

The Fall of the House of Usher, Edgar Allan Poe

White is for Witching, Helen Oyeyemi

War and Peace, Tolstoy

A Sicilian Romance, Ann Radcliffe

Just about anything by William Faulkner. There is of course The Monk by Lewis, but I have so much to say about that and how bad it is and also how different from Gothic works written by women (like, compare Radcliffe’s brother-hero to Lewis’s rapist brother. but of course this is not the place.)

Also, I don’t want to say much, but there’s As Meat Loves Salt by Maria McCan. There are layers to this... I could say more but I won’t :)

Off of the top of my head, two great books with dysfunctional/co-dependent siblings (actually sisters in both examples) are We Have Always Lived in the Castle by Shirley Jackson (i think it was Joyce Carol Oates who said the relationship was incestuous? i didn't read it that way but it's certainly an extremely compelling, dysfunctional, co-dependent relationship. this is a perfect example of what i want to read more of!) and Sharp Objects by Gillian Flynn.

Movies:

Incest is so common in films (especially in horror) that I simply couldn’t begin to make a list. But I think you’re looking for an specific kind of dynamic (sorry if I’m wrong!), so I recommend you these:

The Mafu Cage (1978), dir. Karen Arthur (sibling incest explicitly referenced but not shown, parental incest as subtext)

Crimson Peak (2015), dir. Guillermo Del Toro (everyone’s seen it by now)

Carne de tu Carne/Bloody Flesh (1983), dir. Carlos Mayolo (explicit)

Ginger Snaps (2000), dir. John Fawcett (subtext)

Dead Ringers (1988), dir. David Cronenberg (subtext)

Actually, I can’t do this. There are too many. Google “films with sibling incest” for a number of lists.

#incest cw #my recs

73 notes · View notes

aswarahmad0 · 4 years ago

Text

LIFE WITHOUT SOCIAL MEDIA

Fear of Missin' Out

jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia Fear of Missing Out atau disingkat dengan F.O.M.O adalah rasa takut atau cemas akan melawati sebuah momen. Media sosial memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses kabar apapun melalui basis internet yang bersifat sycronous (current time/terkini). Pernahkah kita dengan isengnya menghitung berapa banyak waktu yang kita habiskan hanya untuk sekedar mengecek notif, scrolling, lalu membuka media sosial yang lainnya lalu menutup semuanya, dan anehnya beberapa saat kemudia kita melakukan hal yang sama berulangkali. lalu pernahkah kita bertanya apakah ini sesuatu yang normal?

faktanya pengguna sosial media desawa ini menyentuh 2 milyar users. Hal ini menunjukkan fakta lain bahwa pengguna sosial media di dunia ternyata melebihi jumlah penganut tiap agama yang ada. Smartphone yang menjadi piranti utama akses media sosial.

kini telah menjadi kebutuhan priemer dan harus terpenuhi di samping kebutuhan dasar lainnya seperti makan, minum, tidur, dll. Mudah dan makin murahnya kita memerolehnya, memungkinkan tiap generasi yang masih bertahan hingga kini dapat memilikinya. Namun ibarat dua mata koin, kemudahan ini kadang menunjukkan dua sisi, tinjauan umum yang bisa dilihat di awal adalah sisi pleasure (keuntungan) juga pain (kerugian).

Mengangkat sebuah studi kasus yang mainstream...

Pernahkah kita berbicara sementara itu partner yang diajak bicara justru sibuk dengan ponsel yang ada digenggamannya? atau mungkinkah justru kita yang melakukan hal seperti itu?, bukan kerjaan atau hal lainnya, kita justru ke notifikasi yang ada di smartphone tersebut, sehingga ketika pembicara telah selesai menyampaikan satu pesan, kita terkadang meminta mengulang penyampaian informasi tersebut. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan ke individu lainnya, dan untuk menyerap kemudian merefleksi informasi tersebut objek komunikan harus tetap fokus mendengarkan. Jika dalam sebuah penelitian ilmiah memuat istilah dass solen dan dass sein, di mana dass solen adalah angan/cita-cita dari sebuah harapan dan dass sein adalah realita yang terjadi di lapangan. Kemudian coba kita implementasikan kedua istilah tersebut dalam konteks yang sedang kita bicarakan.

Dass Solen : Komunikan berharap agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh objek

Dass Sein : Objek tidak dapat menerima pesan komunikan

Ketimpangan yang terjadi atau realita yang tidak sesuai dengan harapan disebut dengan "Masalah" dan tiap masalah sejatinya membutuhkan penyelesaian/pemecahan. Namun coba kita ibaratkan jika seorang menderita gatal-gatal di kulit akibat alergi seafood, maka penyelesaiannya adalah dengan menghentikan konsumsi seafood tersebut, bukan dengan memberi salep kulit pada permukaannya yang gatal. Karena dipahami bahwa "penyebab utama" dari gatal tersebut adalah konsumsi makanan yang merupakan alergen bagi yang memakannya.

Jika kita kembali pada pokok masalah konteks komunikan yang gagal menyampaikan informasi pada lawan bicara, maka kita bisa saja berhipotesa berdasarkan konteks di atas adalah karena objek terdistraksi dengan smartphone yang mengandung notifikasi. Lalu jika ditinjau dari intensitas kejadian serupa bisa saja terjadi di beberapa kondisi, maka disimpulkan bahwa individu mengalami "ADIKSI", istilah ini disebut juga dengan kecanduan.

The Addiction

Madia sosial sejatinya diciptakan dengan mengadopsi sistem judi Kasino yang spotnya banyak kita temukan di kota besar di Amerika seperti Las Vegas. Singkatnya alat ini didesign dengan sebuah tuas yang harus ditarik untuk mencoba peruntungan demi peruntungan, untuk satu tarikan ke tarikan yang lain terdapat delay sepersekian detik yang tetap akan dituggu karena memang pada dasarnya yang ditunggu adalah reward (hadiah). Konsep yang sama juga diterapkan pada sosial media, ketika kita mencoba merefresh laman dan terdapat juga delay sepersekian detik kemudian menemukan postingan atau notif baru, hal ini memanipulasi kinerja otak agar tetap melakukan hal yang sama berulangkali untuk menemukan hal-hal yang baru.

Kecenderungan ini sayangnya dapat berbuah pada kondisi adiksi/kecanduan yang berlebihan .Peristiwa ini digambarkan oleh salah satu desainer Google; Tristan Harris dengan Istilah "Intermitten Variable Rewards", kecanduan ini semakin diperparah dengan banyaknya fitur yang telah di provide oleh pengembang aplikasi melalui fitur likes, dislikes, vote, retweet, stories, dll. Kesimpulan yang dapat ditarik dari gambaran ini adalah; bahwa media sosial memang dirancang agar penggunanya ketagihan karena pada dasarnya target marketing dari media sosial itu sendiri adalah usersnya.

Life Without Social Media

Pernahkah kita berada dalam kondisi yang sangat sibuk, entah karena deadline pekerjaan yang begitu memburu, atau banyaknya tugas sekolah/kuliah yang harus diselesaikan saat itu juga?, kemudian tersadar bahwa saya belum membuka media sosial seharian.

atau?

Pernahkan kita menonton konser band/penyanyi yang kita sukai tanpa memegang piranti smartphone untuk merekam? bisakah kita mencoba untuk menikmati tiap petikan gitar dan suara merdu idola kita. Menarik, karena saya pernah menonton konser band Jepang di YouTube, dan uniknya tidak ada satupun penontonnya yang merekam Band tersebut selama perfom. Menurut saya itu adalah hal yang sangat luar biasa.

Contoh sederhana ini sejatinya merefleksikan bahwa kita akan baik-baik saja bahkan jika tidak ada sosial media.

Insecurity dan Anxiety (rasa cemas) dewasa ini lahir dari produk digital yang berlebihan dikonsumsi, menurut hemat penulis hal ini akibat terlalu sering melihat feeds yang jauh melebihi ekspektasi diri. Kita kemudian memeroleh role juga pembanding agar bisa seperti apa yang terlihat di media sosial, padahal tidak semua yang nampak harus dan bisa kita gapai. Kenapa? kecenderungan manusia memang selalu menampilkan hal-hal yang baik dan bagus, sementara itu percayalah orang sekelas Bill Gates atau Rafatarpun punya masalah hidup yang tidak mengenakkan (but sorry to say, most of us are showing than loving fakeness in social media). Jalan tengahnya adalah bersyukur dan enjoy dengan apa yang kita punya sekarang. Media Sosial menerapkan standar, sementara standar itu tidak akan bisa dipenuhi oleh semua orang. Semakin kita melihatnya semakin banyak standar yang harus kita penuhi. Ini tidaklah bagus bagi kebahagian serta independance diri. Metal Illness yang mewabah saat ini kemungkinan besar berawal dari intensitas bermain media sosial yang terlalu sering.

If you say, I utilize social media only for fun and connecting to families or old friends, not too much or some stuff.

I will answer; Don't Lie :), yeah stop!!!, I don't need your explanations... You and Me also a lot of people are addicted

Tulisan ini sejatinya bukanlah kampanye untuk menstop atau berhenti menggunakan sosial media sama sekali, Jika ditinjau dari sudut pandang lain seperti yang telah dibahasakan di awal bahwa sosial media bisa akan jadi sangat bermanfaat bagi sebagian kalangan terutama pebisnis yang menggukana platform ini sebagai instrument marketingnya, atau motif bermanfaat lainnya. Tulisan ini juga tidak bisa menjamin bahwa kehidupan kita akan lebih baik setelah memutuskan untuk berhenti dari semua media sosial yang kita punya. Namun melalui ini, kita bisa mengetahui dampak awal dari media sosial kemudian bisa lebih bijak dalam menggunakan dan mengetahui tujuan untuk apa media sosial itu??

6 notes · View notes

rainbowpeak · 8 years ago

Text

Lagi-lagi: Resah Bersama @Gitasav!

Ini ke-dua kalinya gw nulis dengan judul click-bait, nyebut nama orang, orang yang sama pula. I guess I’m only an inch from being a social-climber.

Terlepas dari motifnya which most probably is social-climbing, ini merupakan salah satu upaya gw menebarkan keresahan. Menurut gw generasi muda mah harus resah, karena hanya berawal dari keresahan akan timbul perubahan ke arah yang lebih baik.

Tulisan kali ini lahir dari mention iseng gw ke Gita, ketika dia mengungkapkan keresahan tentang replies yang dia dapat setelah berkomentar tentang salah satu video viral yang dibuat oleh remaja akhir yang belakangan ramai diperbincangkan di jagat media sosial. Alih-alih mendapat respon yang senada dengan keresahan yang dia ungkapkan, justru banyak yang me-reply twit Gita dengan celaan berkedok kritik.

Iya, sebenarnya tulisan ini back-fire dari request gw sendiri -_- Tapi okay, biar nggak kayak kebanyakan warganet yang cuma bisa banyak menuntut idolanya melakukan ini itu tanpa menyumbang apapun untuknya, I’ll try to see what’s the least I can do for sharing my thoughts.

Pertama dan paling utama, mencela tidak sama dengan mengkritik. So, don’t you ever dare to hide your bad deed behind the good word. Karena mencela saja sudah tidak patut, apalagi kalau ditambah mengamuflasekannya dengan kritik. Jadi dua kali lipat tidak patutnya.

Lalu, apa yang membedakan kritik dan cela? Menurut gw, setidaknya ada empat (4) hal:

1. Niat

Kritik selalu dilahirkan dari niat untuk membangun, sedangkan cela... well gw nggak pernah mengerti motif orang mencela tuh apa. Kepuasan diri? Oh, malang betul.

2. Perhatian

Kita hanya bisa mengkritik setelah kita memperhatikan sesuatu yang akan kita kritik. Karena sebetulnya, kritik adalah pendapat yang terkonstruksi di dalam pikiran seiring dengan perhatian detail yang kita berikan terhadap suatu obje. Dengan mengkritik, kita sebetulnya sedang mengapresiasi objek tersebut karena itu berarti kita telah memperhatikannya, dan sebagaimana disebut di poin (1), bersama dengan kritik selalu terkandung saran yang bisa menjadi bahan evaluasi untuk membuat / melakukan yang lebih baik lagi ke depannya.

Sedangkan cela, seprtinya orang mencela karena simply ngerasa mereka bisa melakukan yang lebih baik dari pada yang telah dilakukan oleh si kreator objek yang dikritik. Padahal mah......... *silakan dilanjutkan sendiri*.

3. Sasaran

Karena lahir dari perhatian mendetail, biasanya (dan seharusnya) kritik punya sasaran yang spesifik. Misalnya, kita mau mengkritik suatufilm, maka kita harus tau bagian mana yang menurut kita bisa membuat film itu menjadi lebih bagus dari yang sudah ada. Apakah bagian plot ceritanya, sinematografinya, lagu latarnya, akting pemerannya, naskah atau dialognya, cara penyampaian pesannya, atau apa?

Atau kalau mau mengkritik sebuah tulisan, bagian mana yang membuat tulisan itu menjadi kurang baik? Apakah tata bahasanya, alur penyampaian pendapatnya, logika yang dibangun, penggunaan istilah tertentu?

Atau berbicara restauran / tempat makan, bagian mana yang menurut kita bisa ditingkatkan lagi? Rasa makanannya, kesesuaian harganya, porsinya, perpaduan bumbunya, pelayanannya, kebersihan tempatnya?

Nah, kalau celaan, biasanya dia nggak punya sasaran yang jelas. Ibarat orang pegang senapan, dia blind-shooting dan akhirnya hanya buang-buang amunisi. Eh, pencela tu biasanya punya amunisi nggak sih ketika mencela?

4. Pondasi

Seperti membangun sebuah gedung, semakin kuat pondasinya akan semakin sulit untuk diruntuhkan. Gw bilang di atas bahwa kritik adalah pendapat yang terkonstruksi. Konstruksi ini nggak akan bisa jadi kalau nggak ada dasarnya. Jadi, sebelum mengkritik, pastikan kita punya argumentasi yang mendukung kritikan kita. Argumentasi ini harus valid, berdasar fakta yang ada, atau sudah teruji secara ilmiah~ Cara yang paling mudah kalau mau membuat argumentasi macam ini? Membandingkan! Tapi, yang dibandingkan ni harus setara. Menurut gw ada dua cara membuat perbandingan yang setara: sesuaikan kelas / level antara objek yang ingin kita bandingkan dengan pembandingnya, atau bandingkan dengan hasil karya / kerja dia yang sebelumnya.

Kalau mencela? I don’t think I should talk about it any longer ya, tinggal dibalik aja: tidak punya pondasi, membandingkan tidak setara, dan parahnya, biasanya celaan tuh preferensi personal sehingga nggak fair.

---------------

Empat hal yang gw bahas di atas adalah opini pribadi gw. And for that matter, I very welcome any kind of disagreements, critics, and suggestions which might make this writing better. Feel free to disagree! And for what it’s worth, gw tidak membahas tentang cara menyampaikan kritik, ya, that’s not my area of expertise. All I wrote above is just common sense which I think people should have known.

Oh! There’s one last thing about critic yet absolutely not the least.

Kritik yang kamu sampaikan tentang suatu objek tidak menggambarkan kekurangan dari objek tersebut, ataupun dari kreatornya. Sebaliknya, justru kritik yang kamu sampaikan cukup bisa memberi gambaran tentang dirimu sendiri: tentang cara berpikirmu, preferensimu, dan luas wawasanmu. Emang mau, ketahuan “kosong” justru gara-gara ucapan sendiri? So, from now on, I kindly suggest you to watch it! :)

p.s.: Before writing this, I’ve tried to google about critics, and I found plenty articles about the etiquette of expressing critics instead. So, surf it!

p.p.s.: If you wanna know examples of critics, I suggest you to type any title of your favorite movie on IMDB search bar and then click the Metascore button.

#critic #kritik #kritik atau cela #kritik vs cela #mencela #celaan #beda kritik dengan cela

5 notes · View notes

iyarpage · 6 years ago

Text

20 Best New Portfolios, March 2019

It’s March, dear Readers, and here in Monterrey, the weather can’t seem to make up its darned mind. Is it Spring? Early Summer? Are we getting a plague of groundhogs? None can tell.

On the whole, it would be best to stay inside, grab a nice beverage that could be hot or cold depending on your weather, and browse through some portfolios. We’ve got a rather varied mix, and a continuation of the amorphous blob trend, which I’m still not tired of. Enjoy!

Note: I’m judging these sites by how good they look to me. If they’re creative and original, or classic but really well-done, it’s all good to me. Sometimes, UX and accessibility suffer. For example, many of these sites depend on JavaScript to display their content at all; this is a Bad Idea, kids. If you find an idea you like and want to adapt to your own site, remember to implement it responsibly.

John Henry Müller

John Henry Müller’s portfolio does several things very right. For one, the way responsive typography is handled makes me feel all warm and fuzzy inside. Secondly, I love the way testimonials are sprinkled throughout the home page, between other things.

And hey, anyone who can get a good review from both Zeldman and their own mother deserves to be on this list.

Platform: Static Site

Victor Vergara

If you’re going to go all out on animation and flashy stuff, do it like Victor Vergara. The site loads fast, the 3D objects are kept simple, and they the animations run smoothly. The whole aesthetic of the site plays heavily into the retro-3D feel, and it looks fantastic.

As presentational sites go, it’s good. Just go ahead and assume that I’ve done some griping about fallbacks, but otherwise it’s beautiful.

Platform: Static Site (I think)

Peak

Peak has achieved something simple yet wonderful with diagonal lines, silhouettes, and a cool (as in mostly blue) color scheme that I absolutely adore. Plus, they’re actually pulling off the logo-in-the-sidebar layout that it took me ages to get right.

Platform: WordPress

Designerpart

Designerpart reminds me of the old days where everything had to look like a shiny vector, but in a good way. This time, they use shiny vector blobs in the background as a motif, and while I think they could have made some of the text on top a bit darker, the whole effect is nostalgic and modern at the same time.

Is it weird that I’ve come to love “blobs” as a trend?

Platform: WordPress

Florian Monfrini

Many sites go for the collage look, but Florian Monfrini’s portfolio is one of the few that actually makes use of the full screen at large resolutions. I mean, why not? If you’re going to cover the screen with your work, really cover it.

After that, it’s pretty much standard post-modernist faire, but it does look good, and it does stand out.

Platform: Static Site

Bethany Heck

Bethany Heck’s portfolio has what might be one of my favorite URLs of all time: heckhouse.com. Also, the entire portfolio consists of project titles, sometimes joined by the logos associated with the project. Some lead to external links, and others to lightly art-directed sub pages with impeccable typography.

It’s so simple, yet it slams you in the eyeballs with lots of high-quality, high profile work all at once. I love it.

Platform: WordPress

Nicky Tesla

If you keep up with various design blogs and news sites, you might have seen Nicky Tesla’s portfolio, and for good reason: it’s a spreadsheet. No, it doesn’t “look like” a spreadsheet, we’ve had those before. It’s literally a publicly available spreadsheet on Google sheets, with a domain attached to it.

I wouldn’t call it the most usable site, what with a few text contrast issues, but on the whole… it works. And it’s certainly intriguing. There’s also a mobile-specific version that is a lot easier to read.

Platform: Google Sheets

Pixelfish

Pixelfish is a fairly standard business site, but it’s good-looking for all that. Just a simple, good website. Can never have too many of those around.

Platform: Concrete5

Alex Faure

Alex Faure’s portfolio brings us more blobs, but with pictures in them! Everything else about the site is almost “standard elegant minimalist portfolio”, but the blobs make it stand out amongst the other sites in the genre. It’s gorgeous.

Platform: Static Site (or a CMS based on Node)

Ada Sokol

Ada Sokol’s portfolio uses that “preview on hover” technique popular with many artsy portfolios, but adds a sort of pseudo-3D smudge effect to the mix. The rest of the layout is familiarly asymmetrical with overlapping elements, but it’s always nice to see a small new twist added to an old formula… Even if the formula’s not actually that old yet.

Platform: WordPress

Shonen

Shonen is, as far as I can tell, some sort of art portfolio. It goes hard on the minimalism, monospaced type, and a typeface called MAD sans that I have just now fallen in love with.

Platform: Squarespace

ONNO

ONNO brings us a classically modernist (Is that a thing, now?) portfolio that focuses on white space, gray backgrounds, and the occasional light drop shadow. It’s simple, reliable stuff, and always looks elegant. And it works without JavaScript!

Platform: Static Site

Kairos Studio

Kairos Studio is our one video-focused portfolio on this month’s list. They keep it simple: scroll down to watch videos (silently!) play. The navigation in particular interests me because it combines primary navigation with contextual navigation based on where in the site you are. Sure, the text is a little small, but I’d like to explore the basic concept further.

Platform: Static Site

PBDA

Have you ever seen a semi-post-minimalist collage-style industrial-artsy site in Russian? Well now you can, because that’s the only way I can describe PBDA. With all of that, plus the bold yellow, it’s a site that takes familiar elements and turns them into something of a spectacle. I want more.

Platform: Custom CMS (probably)

Vincit

Vincit is a pretty large design studio with a lot of high-profile work, so their style runs toward the business-friendly minimalism in such a way that their whole site looks a bit like a tech company advertisement.

It’s also a highly varied design, that evolves rather dramatically as you scroll down the main pages of the site. I particularly like the animations as well, because they run fast. You can tell they’re there, but they don’t ever slow the experience down.

Platform: Craft CMS

3 Sided Cube

3 Sided Cube is an app development company, so it makes sense that they lean hard into the “programmer” aesthetic with monospaced type. They mixed all of that up with bright colors and distinctly presentation-style layout and navigation to create a site that’s bold and brash while still being easy enough to read.

Platform: WordPress

LOOP

LOOP is on the list because it’s pretty. The site’s look is pretty standard business-minimalism, but don’t let that stop you from enjoying a well-crafted portfolio site.

Platform: Craft CMS

5S is a content studio that starts off with a bold promise, and goes on with a boldly modernist aesthetic that combines some pastels, some light illustration, and a fair amount of the now-requisite animation. The aesthetic feels a little odd sometimes, but hey, that’ll just make it stick in your head better.

Platform: WordPress

ejeeban

ejeeban is a Malaysian design studio that embraces the now-familiar put-a-grid-in-the-background trend, combined with pretty good type, and the occasional use of (gasp) texture. I know! None of the individual elements of the design are particularly new, but the overall effect is nonetheless striking and memorable.

Platform: Custom CMS (Probably)

Voga

Voga gives us more blobs! What is that now, three? Anyway, we’ve got blobs, minimalism, beautiful typography, and a very strong focus on using photos to show off their work in the real world.

Platform: WordPress

Add Realistic Chalk and Sketch Lettering Effects with Sketch’it – only $5!

Source p img {display:inline-block; margin-right:10px;} .alignleft {float:left;} p.showcase {clear:both;} body#browserfriendly p, body#podcast p, div#emailbody p{margin:0;} 20 Best New Portfolios, March 2019 published first on https://medium.com/@koresol

0 notes

webbygraphic001 · 6 years ago

Text

20 Best New Portfolios, March 2019

It’s March, dear Readers, and here in Monterrey, the weather can’t seem to make up its darned mind. Is it Spring? Early Summer? Are we getting a plague of groundhogs? None can tell.

John Henry Müller

And hey, anyone who can get a good review from both Zeldman and their own mother deserves to be on this list.

Platform: Static Site

Victor Vergara

As presentational sites go, it’s good. Just go ahead and assume that I’ve done some griping about fallbacks, but otherwise it’s beautiful.

Platform: Static Site (I think)

Peak

Platform: WordPress

Designerpart

Is it weird that I’ve come to love “blobs” as a trend?

Platform: WordPress

Florian Monfrini

After that, it’s pretty much standard post-modernist faire, but it does look good, and it does stand out.

Platform: Static Site

Bethany Heck

It’s so simple, yet it slams you in the eyeballs with lots of high-quality, high profile work all at once. I love it.

Platform: WordPress

Nicky Tesla

Platform: Google Sheets

Pixelfish

Pixelfish is a fairly standard business site, but it’s good-looking for all that. Just a simple, good website. Can never have too many of those around.

Platform: Concrete5

Alex Faure

Platform: Static Site (or a CMS based on Node)

Ada Sokol

Platform: WordPress

Shonen

Shonen is, as far as I can tell, some sort of art portfolio. It goes hard on the minimalism, monospaced type, and a typeface called MAD sans that I have just now fallen in love with.

Platform: Squarespace

ONNO

Platform: Static Site

Kairos Studio

Platform: Static Site

PBDA

Platform: Custom CMS (probably)

Vincit

Platform: Craft CMS

3 Sided Cube

Platform: WordPress

LOOP

LOOP is on the list because it’s pretty. The site’s look is pretty standard business-minimalism, but don’t let that stop you from enjoying a well-crafted portfolio site.

Platform: Craft CMS

Platform: WordPress

ejeeban

Platform: Custom CMS (Probably)

Voga

Voga gives us more blobs! What is that now, three? Anyway, we’ve got blobs, minimalism, beautiful typography, and a very strong focus on using photos to show off their work in the real world.

Platform: WordPress

Add Realistic Chalk and Sketch Lettering Effects with Sketch’it – only $5!

Source from Webdesigner Depot https://ift.tt/2Cg6k0j from Blogger https://ift.tt/2EVjald

#Blogger

0 notes

malangtoday-blog · 7 years ago

Photo

Penembakan di Sekolah Kembali Terjadi! Murid Polos Ini Tembak Dua Teman Sekolahnya

MALANGTODAY.NET – Seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, tega menembak teman satu sekolahnya sendiri pada Selasa (20/3). Penembakan brutal dengan senjata api ini menewaskan dua orang teman sekelasnya. Penembakan dengan senjata api lagi-lagi terjadi di Amerika Serikat (AS). Seorang murid laki-laki SMA Great Mills, Lexington Park, Maryland, tega menembak dua teman sebayanya sendiri hingga tewas. Baca Juga: Selain Launching Tim, Arema FC Juga Kenalkan Jargon Baru Dilansir dari cnn.com, insiden ini terjadi sebelum jam pelajaran dimulai, sekitar pukul 7.55 waktu setempat. Sang pelaku, Austin Wyatt Rollins (17) tiba-tiba menembak satu murid perempuan dan satu murid laki-laki di hall sekolah. Menurut informasi dari Kepala Kepolisian St. Mary’s Tim Cameron, pelaku mempunyai hubungan spesial dengan murid perempuan yang ditembaknya itu. [caption id="attachment_203588" align="aligncenter" width="1068"] Peta lokasi penembakan SMA Great Mills @ Google[/caption] Seorang pegawai sekolah, Blaine Gaskill mengatakan bahwa ketika kejadian itu terjadi, ia langsung mengeluarkan tembakan untuk melumpuhkan Austin hingga akhirnya tewas. Cameron juga menjelaskan bahwa dua siswa yang menjadi korban tersebut, sama-sama mengalami masa kritis akibat tembakan. Namun, korban murid laki-laki keadaannya jauh lebih stabil. Baca Juga: Geger! Pria Ini Temukan Pesan Suara Misterius Diduga dari Pesawat MH370! “Siswa perempuan dalam kondisi kritis akibat tembakan, sedangkan seorang pemuda juga kritis, namun kondisinya lebih stabil,” ucapnya seperti yang dilansir dari AFP.com. Hingga berita ini dimuat, belum ada identifikasi lebih lanjut mengenai motif dibalik penembakan yang terjadi di SMA Great Mills tersebut. Sementara itu Gubernur Maryland, Larry Hogan menyampaikan pesan melalui Twitter pribadinya, bahwa pasca insiden penembakan ini, pihak berwajib akan terus mengamati situasi yang ada di SMA Great Mills. Dirinya juga menyampaikan bela sungkawa yang mendalam untuk keluarga dari korban penembakan tersebut. https://twitter.com/GovLarryHogan/status/976081870030032897 “Kami memantau dengan seksama situasi di SMA Great Mills @MDSP (Polisi Negara Bagian Maryland) berhubungan dengan penegak hukum setempat dan siap memberikan dukungan. Doa kami menyertai para siswa, personil sekolah, dan para petugas tanggap darurat,” paparnya. Pasca insiden ini, pihak sekolah pun terpaksa menghentikan aktivitas kegiatan belajar mengajarnya. Diketahui bahwa kasus penembakan ini terjadi setelah munculnya ancaman kepada SMA Great Mills melalui sosial media, sekitar satu bulan sebelum insiden penembakan ini. Baca Juga: Kesal Dikeluarkan dari Sekolah, Siswa Ini Tembak Mati Teman-temannya Kejadian ini juga menimbulkan trauma tersendiri kepada murid-murid yang berada di tempat kejadian perkara atau TKP pada saat penembakan. Salah satu teman dekat pelaku, mengatakan bahwa dirinya tidak menyangka hal itu akan terjadi. Menurutnya, Rollins adalah orang yang sangat baik. “I'm just totally floored that it was him.” “Aku sangat kaget kalau pelakunya adalah dia (Rollins),” ucap Toni Foreman. [caption id="attachment_203591" align="aligncenter" width="1068"] Suasana penembakan SMA Great Mills di Maryland @ Mark Wilson/Getty Images[/caption] “I didn't really expect for this to happen. I do always feel safe, though, because they always have police at the school,” “Aku tidak percaya hal ini akan terjadi. Aku akan selalu merasa aman, karena ada polisi yang berjaga di sekotar sekolah,” papar seorang murid bernama Jonathan Freese. Penembakan SMA Great Mills menjadi kasus penembakan yang terjadi kesekian kalinya di Amerika Serikat. Baca Juga: Pasca Penembakan di Florida, Direktur FBI Didesak Mundur Seperti yang diketahui sebelumnya, kasus penembakan SMA Great Mills terjadi satu bulan setelah penembakan Florida. Waktu itu, seorang murid laki-laki menembak seluruh isi sekolah dengan membabi buta dan menewaskan 17 murid dan guru. [caption id="attachment_203594" align="aligncenter" width="1068"] Orangtua murid yang menjemput anaknya di SMA Great Mills pasca insiden penembakan di sekolah @ Win McNamee/Getty Images/AFP[/caption] Motif dari penembakan tersebut diduga berasal dari rasa sakit hati pelaku, karena dikeluarkan secara tidak sopan dari sekolah. Penembakan Florida menghasilkan protes besar-besaran tentang kontrol senjata api. Protes ini dilakukan oleh murid-murid yang berhasil selamat dari aksi penembakan Florida.

Penulis: Annisa Eka Safitri Editor: Annisa Eka Safitri

Source : https://malangtoday.net/flash/internasional/murid-tembak-dua-teman-sekolahnya/

#amerika serikat #berita internasional #Penembakan di Sekolah #Penembakan SMA Great Mills

0 notes

lou09v089666251-blog · 8 years ago

Text

How you can Reconstruct Count on A Marriage.

There is nothing at all additional pleasurable in comparison to taking a seat to a great tasting prime rib supper. Dan persoalan yang paling utama adalah. APA AKU NAK PAKAI ... Mengikut kata board supper ni kata. apa2 karektor yang ada dalam sesuatu sekolah tu. contohnya dari karektor Expert Besar, cikgu, murid, mak cik kantin dan juga tukang kebun,, Setelah puas aku meng' google'. Within a group she provides the couples in order coming from 1 to 3 along with their get in touch with info with explanation that the initial lukeblog-excercises4gym.Info few holds the very first supper as well as prepares the main dish, the second married couple provided brings tossed salad and also bread, and also the 3rd pair delivers dessert and also beverage. This choice is actually for you if you really want to experience a whole time being pampered at a gorgeous health club along with the one you love. Create all of them seem like component of the egg selection, and then when you activate the lights at the table, you will definitely surprise your visitors! These dinners are actually a fantastic opportunity for those who appreciate attempting to understand hints and also identify which the killer really is in a homicide investigation. His group could play some holes, possess supper and also award a trophy to the gaining group. Most individuals will decide to begin the food with a good mixed greens and also could feature one of the following: Caesar mixed greens, spinach mixed greens or even maybe a property showcased special green mixed greens that includes a bistro specialty suiting up that is advised. Writer Fox Just what a remarkable compilation of good things and also prayers in the nick of time for the holiday. To a brand new dieter, the hook from managing to consume bacon and eggs for breakfast, hamburgers for lunch time, as well as steak for supper is particularly attractive. I obtained a bag of these french fries for $2.50 this previous weekend and also readied them, using our toaster oven, as a side dish to choose the bratwurst and frankfurters I was barbecuing for lunch as well as supper. Advantageous degree from results, select a charming time motif, including a fancy supper, an enchanting movie, or even an evening at a good lodging. For instance, if a marque is truly what you prefer - as well as for many it is, and once and for all main reason given that they could be beautiful and also efficient - at that point learn exactly what the true hire and also creation of one would certainly be actually off a third party just before blindly accepting whatever a lodging suggests the price must be actually.

0 notes

yulianisri-blog · 8 years ago

Text

ALL ABOUT KIMI

Bismillah..

19 Juli 2017

1.40 PM WIB

Baiklah… demi menyelesaikan misi challenge Juli ini, dengan paksaan sekuat tenaga akhirnya saya mau juga nulis. Hahaha.. padahal eh padahal,menulis buat saya adalah hobi. Terlebih dari kecil punya kebiasaan menulis diary. Tapi kenapa pas dikasih challenge ini jadi pusing yak mikirin kata pembukanya. Haha.. mungkin bisikan setan buat males ngerjainnya.. (eaaaa nyalahin setan.. kata setan teh “jadi semuanya salah gue? Salah temen2 gue?”)

Awal tau tentang KIMI itu dari FB nya bu baking ponder tercinta… Asri Fitriasari yang suka posting2 kegiatan KIMI. Dan saya ga pernah kenal sama bu ponder inih. Lah trusss tau Bu baking ponder ini darimana? Sodara? Engga.. temen? Bukan… temennya temen? Bukan juga.. trus? iya,kami ini hanya saudari seiman aja ko (eaaa.. tabokin rame2 si sri). Apal Asri Fitriasari itu dari blognya waktu saya lagi berselancar di internet cari referensi vendor pernikahan, yang muncul blog nya doi. Iseng baca2, dan merasa ini cewe kayanya keren nih hebat nih nulis blognya..( teh aci tolong ya siapin receh abis ini,kan udah dipuji. Hahaha) . jadilah kepo sampe ke akun FBnya, IGnya. Terus dia suka posting2 kegiatan KIMI. Saya yang awalnya Cuma liat doang lama2 jadi penasaran, ko kayanya seru ya (ya kali emang kek maen di DUFAN pake seru sgala..)

Well.. well.. tentang KIMI yah… Ngomongin tentang komunitas yang (kece tiada tara) ini tuh gakan bosen pembahasannya. Kalo boleh saya ngaco dikit, KIMI bisa juga diartikan Komunitas Ibu2 Menggemaskan Indonesia (eaaaaaaa….) kenapa menggemaskan…

1. Menggemaskan kalo udah baper maksimal..

2. Menggemaskan kalo tulalitnya keluar

3. Menggemaskan kalo udah jadi ratu drama sejagat.

4. Menggemaskan kalo ‘males’ nya keluar, minta ditabok emang.

The point is, komunitas ini semacam penggemblengan biar wanita2 Indonesia menjadi lebih waras dan lebih berkelas. Lebih waras menghadapi berbagai kerumitan hidup yang udah dari sononya hidup itu yaaa #%^%$%&*%&%$&%$&$%&$ ( mangga diartikan sendiri aja kode rumitnya.. lieur bukan?).. yaa gitu dehh…

Ditambah challenge2nya yang suka bikin penasaran, males ngerjainnya (ini gue jujur dari hati bilang kaya gini), tapi.. tetep tertantang buat ngelakuinnya. Dan akhirnya yeaayyyy.. I do this challenge. Menulis.

Oke oke… direview aja yukss perbulannya challenge apa aja yang udah ibu2 kece dan terpilih sampai bulan Juli ini,…

# FEBRUARI.. BEBERES

Cungggg siapa yang suka (males) beberes?? *kemudian gue ngacung paling tinggi*.. suka sih beberes, seadanya, sebatas cuci piring nyapu ngepel.. nah, beresin barang sama kenangannya udah kelar belom woy??? Tentu saja belum! Karena inilah challengenya,tiap ibu2 kece dipaksa beberes sampe seberes mungkin.. usahakan semua barang yang berkaitan dengan mantan dan kenangan jangan pernah tertinggal di sudut tembok sana. J

#MARET.. DECOUPAGE

Bingung bin heran pas dapet challenge ini.. ini apaan sih? Decoupage.. semacam tantangan disuruh ngabisin tahu bulat kah atau apa? (ngarep..!) ditambah saya yang waktu itu telmi buat buru2 googling malah nunda2.. nah ini dia penyakit sejuta umat.. NUNDA. Tapi yang kalo dapet duit diburu2in siapa hayooo?? ..*lagi2 gue yang ngacung paling tinggi*

Berbekal rasa penasaran yang tinggi tentang decoupage, datenglah saya ke TKP.. ke tempatnya Dr. Ardini.. eh ya ampun sampe disana dibuat takjub sama hasil karyanya… ko bisaaaaa kreatif dan lucu2 hasilnyaaa.. (eaaa, envy seketika). Ternyata sangat menyenangkaaannnn bergelut di dunia per-decoupage an.. apa aja medianya bisa… tembok.. kayu.. aluminium… asal jangan muka suami aja yaaa pada di decoupage in motif spongebob pas lagi sensi2nya sama dia. Hahahah

#APRIL.. MY HAPPINESS

Kebahagiaan ya.. kebahagiaan buat saya pas lagi travelling.. terutama mantai. Selalu suasana pantai yang menyejukkan, bikin bahagia. Selalu suasana pantai yang ‘memperbaiki’ mood yang rusak.. jangan2 sebenernya saya ini asistennya Nyi Roro Kidul yang tersesat di darat. Hahahaha. Deburan ombaknya menenangkan.. semilir anginnya menyejukkan.. maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

#MEI .. BERNAS

Challenge di mei ini berbagi nasi.. untuk mereka yang membutuhkan. That’s it.

#JUNI.. BACA

Yihaaaaa.. dapet challenge ini senengnya luar biasa. Why? Karena emang hobi saya adalah membaca. Baca apa aja kcuali baca pikiran dan hati orang .. hihi … setoran bacaan saya itu buku Ayah Edy Punya Cerita..

And this is it…. CHALLENGE JULI .. menulissss,,,,, tentang KIMI.. KIMI itu walaupun bisa jadi wadah para wanita buat muntah, bukan berarti bisa bocor juga ya gengs.. for me especially, KIMI itu tempatnya para wanita hebat yang saling menguatkan, mengingatkan, saling memberi dukungan dan dibalik semua keerroran,kemalasan, ke dramaan sebagai wanita, sebenernya kami adalah wanita yang masih mau menuju WARAS total. Mau sembuh dari penyaki hati dan mentalnya…. GO GO GO we are SMART WOMAN.. YEAHHHH….

Dah ah segitu aja nulisnya. Laper. Ada tukang tahu bulat lewat…

“MANG.. BELI.. LIMA REBUEUN”…

See you in the next chapter bebo tercinta..

Salam Sayang,

Dari aku yang ngos-ngosan kerjain challengenya.

#JANGANJADIPEREMPUANBEGO #menuju waras2017

0 notes