Tumgik
#jangkrik
updateterbaruterkini · 6 months
Text
Ketahui 10 Tips Ternak Jangkrik: Memulai Bisnis Ternak yang Menguntungkan
Cara Mudah Ternak Jangkrik untuk Bisnis yang Menguntungkan. Jangkrik merupakan serangga kecil yang tampak sederhana namun memiliki nilai ekologis dan ekonomis secara signifikan. Dikenal dengan ciri khas suara lirisnya yang meramaikan malam, jangkrik memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, jangkrik bukan hanya menjadi bahan pembicaraan bagi para pecinta alam, melainkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
nyanberri · 1 year
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
started drawing again and got back into it with ben 10 ocs, Aaliyah, Rachel, Zynth, and Luke
16 notes · View notes
nonaabuabu · 11 months
Text
Aku Ingin Pulang
Lama aku pandangi komputer, tanpa melakukan apa-apa. Kepalaku kosong sejenak sebelum akhirnya diserang ribuan pemikiran yang bersimpul satu, aku seharusnya tidak di sini.
Sejenak aku membayangkan hamparan biru laut, gelombang pasang datang bergulung, aroma asinnya menusuk hidung. Di kejauhan sana aku melihat perahu nelayan, saat aku mendekat ke bibir pantai padina, gracilaria, caulerpa, halophila, merambat di antara jari jemariku.
Tapi aku masih di sini, ruangan berpendingin yang barangkali diimpikan banyak orang, membuka lembar demi lembar dan mengoreksi satu demi satu.
Aku sudah ada di ambang batas itu.
Aku jenuh.
Ketika aku pejamkan mata, aku bisa mendengar suara jangkrik malam hari, kodok yang bersahutan, lolongan anjing, juga hening yang panjang. Aku merasakan kamar kecilku di kampung yang tak pernah terusik dengan deru kendaraan yang bersahutan.
Hanya butuh sedetik kemudian aku merasakan tanganku meraih ranting pohon rambutan, memetiknya dengan wajah berseri dan hati membuncah. Tak berapa lama aku sudah berdiri di tepian danau, menelanjangi diriku dan membiarkan air danau membelainya.
Aku rindu, alam.
Melebihi aku merindukan semua afeksi yang kuidamkan, dari orang tersayang atau adam yang kuimpikan.
Aku bisa merasakan dauan-daun yang kutemui sekarang sedang menatapku kasihan, karena tanganku lebih suka bermain di papan tuts demi lembaran rupiah, padahal mereka tahu aku selalu bahagia saat seluruh tubuhku merebah di tanah.
Adakah yang telah hilang dari apa yang kupahami tentang kehidupan? Sebenarnya kepada siapa aku mengorbankan semuanya jika Ayah saja tak pernah meminta melebihi aku bahagia?
Apa yang kucari di sini? Pundi-pundi untuk mampu membeli buku, ya barangkali. Tapi di selanya, aku menikmati menjadi perempuan kota yang mengasingkan diri ke bioskop, ke tempat-tempat bagus, pusat perbelanjaan, makanan mahal yang tak menyisakan apa selain pengalaman, baju baru agar layak di antara dunia sosial, lalu hingga akhirnya berlomba sekali lagi demi uang yang lebih banyak.
Mau sampai kapan?
Aku tak seharusnya di sini. Aku tak seharusnya mati di ruangan ini. Aku ingin melihat lebih banyak kehidupan yang hening, bising terlalu menciptakan aku yang berkomentar seperti orang sinting.
Aku harus pergi, apapun yang terjadi kemudian hari, aku harus pergi. Tapi mulai dari mana aku melangkah?
Rumah, ya barangkali aku hanya butuh rumahku yang dikelilingi pohon kapuk menjulang. Yang kala bulan purnama menampilkan langit paling indah di Sumatera Utara. Ya, aku harus pulang.
Alam memanggilku pulang, dan kota seperti penjara yang menjadikanku penjahat. Aku harus pulang, sebelum aku kehilangan kesadaran untuk kembali ke rahim alam.
47 notes · View notes
langitawaan · 1 year
Text
139.
Tumblr media
Tak ada apapun di sini,
nyanyian jangkrik tidak terdengar,
angin pun enggan menyusupi jendela kamar.
Hanya bertemankan sepotong gulita dan selimut nestapa yang entah harus dibagi kepada siapa,
tiada seorang pun.
Kamar, 00.00 | 26 Februari 2023.
84 notes · View notes
tulisanutin · 10 months
Text
Semilir angin malam berhembus di cakrawala langit yang luas membentang dan tidak berujung. Suara jangkrik bersahutan satu sama lainnya menandakan malam sudah tiba.
Di teras ini aku duduk termenung sambil menatap langit tanpa adanya bintang malam ini, hanya bulan yang menerangi cahaya langit.
Entahlah aku harus bertahan atau pergi menjauh, melupakan semuanya, melepaskan semua tanpa perlu mengingat semuanya, tapi, aku seperti merasa berat untuk meninggalkan semuanya bahkan untuk melepaskan kan mu.
Apakah aku harus bertahan??bertahan dengan rasa sakit dan juga kecewa??bertahan dengan tidak ada kepastian ataupun kejelasan??semua itu butuh jawaban dari mu.
Biarkan semuanya berjalan seperti ini sampai kamu meminta aku pergi atau kamu meminta aku bertahan bersamamu.
Depok, 30 Agustus 2023 | 20 . 39
10 notes · View notes
bbtablog · 1 month
Text
Tumblr media
Malam itu, sunyi dan hening. Hanya ada bunyi jangkrik, suara cicak, juga detak rindu yang getir.
Usai membongkar album-album tua berisi potret-potret massa kecil bersama sang ayah, ia tersenyum rindu. Album lapuk itu membangkitkan sepotong ingatan bersama cinta pertamanya itu. Rasa-rasanya baru kemarin bermain  bersama sang ayah, bergosip tentang ibunya lalu bercerita tentang mimpi dan dunia. Namun kini, ia akan segera di jodohkan.
Di sudut kamar yang ukurannya tak seberapa itu, Olivia menyalakan sebatang lilin. Ia merenung kelam. Di rajutkannya kata demi kata menjadi doa. Di ucapkannya dengan mata tertutup dan suara yang lirih.
“Tuhan
Aku tahu bahwa semua yang ada, tak lain dan tak bukan adalah rencana Mu
Aku juga tahu bahwa semua rencana mu tak bisa ku tebak
Namun aku yakin. Sangat yakin!  Bahwa aku tidak Engkau ciptakan dengan alasan “hanya”
Ayah? Engkau panggil pulang ke pangkuan  Mu
Ibu? Juga Engkau ambil dari ku
Semua cintaku Engkau ambil!
Lalu mengapa Engkau tak membiarkan aku sendiri memilih orang yang menjadi pelengkap hidupku?  
Aku pikir, itu satu-satunya jalan untuk aku bisa merasakan bahwa aku “ADA”.
Aku tidak ingin di jodohkan!
Sungguh aku tak ingin, Tuhan!”
Perlahan-lahan, mata air yang sengaja Tuhan titipkan dalam matanya mengalir membasahi pipinya yang gersang. Juga menyentuh bibirnya yang kemarau.
Di balik pintu kamar, berdiri sesosok wanita paruh bayah yang tak sengaja mendengar semua isi keluhnya. Wanita itu hendak memastikan apa yang sedang dilakukan Olivia. Tatapannya, senyumnya, juga lekuk wajahnya, begitu mirip dengan almahrum ibunya.  Wanita itu adalah adik kandung dari ibunya. Olivia memanggilnya Ibu, sama persis dengan panggilannya kepada ibu kandungnya.
“Nak, sudahlah.  Lelaki itu, terbaik untuk mu. Masa depan mu akan aman  bersamanya. Simpan tenaga mu untuk besok, hari pertunanganan mu. Istirahatlah, nak”. Bisik lembut wanita paruh bayah itu,  perlahan mendekati Olivia.
Olivia sudah keluar dari doanya namun belum sempat mematikan lilin. Ia mengusap air matanya dan berbalik menatap wanita itu.
“Buk, apakah ibu bisa membedakan botol itu dengan aku?” Tanya Olivia sambil menunjuk sebuah botol yang tepat diatas mejanya.
”Maksudnya, nak?” Jawab wanita paruh bayah itu dengan raut wajah yang bingung
“Aku bukan botol itu, buk. Yang tak pernah menolak untuk dipindahkan kapan saja, dibawah kemana saja. Sebab benda itu tidak punya kebebasan. Aku ini manusia yang bukan tubuh saja. Aku punya kebebasan. Kebebasan untuk memilih. Memilih untuk hidup, bahkan mati sekalipun.”  Jawab Olivia sedikit tegas dan suara bergetar.
“Iya nak, ibu mengerti. Tapi……….
“Tapi apa buk? Ibu takut tak ada yang menjamin kenyamanan hidup ku? atau apa buk? Aku lebih memilih hidup susah tapi itu pilihan ku sendiri, dari pada hidup berkelimpahan tapi aku kehilangan jati diri. Sekali lagi aku punya kebebasan buk”
Suasana hening….. Olivia menangis tersendat-sendat.
_____
Sejak ayah dan ibunya meninggal, Olivia hidup dan menjadi bagian dari  keluarga itu. Malam itu, pertama kali Olivia menjawab dengan lancang semua ucapan wanita yang ia anggap ibunya itu.
Cerpen fiksi
Yogyakarta, 2024
2 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Tumblr media
Begitu banyak tanya di kepalaku malam ini, entah apa atau bahkan siapa penyebabnya.
Berisik, kalut, riuh, carut cemarut.
Menepilah, aku hanya ingin tertidur lelap malam ini.
Menikmati lantunan hujan yang berirama dari sudut jendela.
Suara jangkrik yang mengerik, bersahutan dengan suara katak yang tidak ingin kalah memadu suara.
Lantunan-lantunan itu yang hanya ingin aku dengar malam ini, menemani tidurku.
Bukan kamu atau siapapun yang bertanggung jawab atas bisingnya kepalaku malam ini.
Menepilah, tidakkah ada lain waktu untukmu mengusikku?
Aku mohon.
Kebisingan, 7 Agustus 2022 | 23.52 WIB
76 notes · View notes
aksara-ta · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
PART 1
Tepat hampir tengah malam aku menulis ini, jam 23.07 .
Hii apa kabar? Semoga kabar baik untuk kita semua ya.
Sekarang 2024 bulan Maret, sebentar lagi mau masuk bulan April. Waktu begitu cepat berjalan. Menyusuri malam yang sepi dan tidak ada yang menemani. Hanya ada suara kipas angin, jangkrik, ayam, ada pula orang tadarus di sekitar dan suara Tekek yang tiba-tiba muncul entah ada dimana.
Aku tidak suka ramai tapi tidak suka juga sepi. Aku sendirian, aku tidak punya teman berbagi cerita di masa sekarang. Aku yang dulu selalu di temani dan di antar, sekarang aku tidak lagi minta di temani dan di antar. Bukan karena aku tidak butuh, tapi aku hanya mau belajar mengandalkan diri sendiri. Dan benar di saat sekarang aku benar-benar mengandalkan diri ku sendiri, jatuh bangun aku menyusun kepingan yang pecah, semangat ku yang kadang hilang, ambisi ku yang hilang arah, dan kadang pula aku yang lepas kendali tak punya pijakan yang pasti. Aku berterimakasih kepada diri ku sendiri sudah sejauh ini bertahan dan masih mau berjuang menyelesaikan semua nya.
Kelihatan tenang asli nya banyak menyimpan segala cerita yang hanya mampu di pendam.
2023 lalu banyak pembelajaran nya, pengalaman hidup nya, bahwa hidup tak selama nya mulus😂 Hii gimana sudah sejauh mana menerima diri sendiri yang masih banyak kurang nya, gimana perjalanan cinta 2024 ?
Apakah sudah ada seseorang yang mencoba mendekati?
Sepertinya belum ya, gapapa masih panjang perjalanan nya. Mungkin gak sekarang tapi nanti. Semangat untuk para pejuang rupiah dan pejuang jofisa. Semoga dikuatkan dan di Istiqomah kan yaa berbuat baik dan berubah jadi yang lebih baik nya.
Mari kita usahakan jadi gadis yang Sholehah dan gadis yang baik.
Selamat berjuang kembali dan semangat 🫶🏻✨
2 notes · View notes
dewisetiyanip · 5 months
Text
Tumblr media
Menjadi Ibu, Ikhtiar Menanamkan Keimanan Menuai Keberkahan
Malam ini, seperti malam-malam biasanya di Kota Cantik Bumi Tambun Bungai, aku mengambil ponselku kemudian menghubungi ibu. Sepertinya aku salah memilih hari, ibu memiliki jadwal kajian dan memutuskan mengakhiri obrolan kami. Seperti biasa, beliau membiarkan telepon tetap menyala, dan yang aku lakukan, seperti biasa pula, selalu menunggu sampai 1 jam ini berakhir. Entah sambil mendengar percakapan beliau dengan bapak, atau sekedar mendengar suara sayup-sayup suara TV yang bising, atau kadang suara gemerisik jangkrik di belakang rumah.
Ingatanku melayang, mengingat semua jasa ibu kepada kami, ketiga putrinya yang sekarangpun sudah menjalankan peran sebagai ibu, ibu anak dua. Ditengah dinginnya malam di sudut desa tepi pantai, ibu selalu bangun disepertiga malam, menghamparkan sajadah untuk shalat malam dan berdoa untuk anak-anaknya. Lebih dari itu, setiap pagi, beliau selalu menyiapkan bekal untuk kami bawa ke sekolah, dari SD sampai SMA. Beliau ingin memastikan apa yang masuk kedalam perut anak-anaknya hanya makanan yang halal dan toyyib. Putri beliau yang masih belum tau apa-apa dulu ini sering mengeluh karena berbeda dari teman sepantarannya, tidak bisa jajan bebas. Uang saku terbatas, ketika SMA hanya cukup untuk naik bus pulang-pergi.
Sungguh besar jasa seorang ibu, apalagi ketika bulan Ramadhan datang. Ibu selalu bangun pukul 2 dini hari untuk menyiapkan sahur, dan ketika pukul 3 sore sudah mulai menyiapkan hidangan buka puasa. Tak heran, Allah secara khusus menyebutkan ibu dalam Al Qur’an. Mulai dari mengandung, dengan segala kelemahan yang terus bertambah. Mual muntah di trimester pertama, sampai rasa tidak nyaman pada lambung yang mulai terdesak di trimester ketiga. Tak lupa, tetes demi tetes ASI yang ibu berikan selama dua tahun dengan penuh perjuangan.
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah kembalimu.” (QS. Luqman : 14)
Ketika memutuskan untuk menjadi ibu, berarti siap dengan segala tantangan yang mungkin datang. Sekarang, giliranku untuk meneruskan hal-hal baik yang beliau ajarkan kepadaku. Untuk putri tercintaku Nadhira, putri kecil yang sudah bisa ikut shalat disamping bunda, dan adik Ghaisa yang sudah bisa tersenyum menatap bunda Kadang lelah terasa, ketika harus berkutat dengan pekerjaan, urusan domestik rumah tangga, dan beberapa amanah yang Allah titipkan. Belum lagi target ibadah harian yang kadang masih belum bisa maksimal, apalagi di bulan Ramadhan. Menjadi ibu, ikhtiar tanpa henti, mendidik generasi rabbani yang berpegang erat pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
___
Palangka Raya, Kota Cantik.
12 Januari 2024
Menghitung hari menuju Ramadhan. Usia Ghaisa tepat 3 bulan. Barakallahufik ✨
4 notes · View notes
pusat-voer-burung · 2 years
Text
Tumblr media
TERPERCAYA, CALL 0812-8277-2305, Produksi Voer Burung Murai Laku Pet Shop
Crowned Eagle Premium Terdapat 2 kemasan : Pouch 100 gram Botol 340 gram • Crowned Eagle Premium terbuat dari bahan-bahan pilihan, mengandung Probiotik, Ektrak Serangga dan berbagai macam Vitamin, sehingga tidak perlu diberikan makanan tambahan lainnya • Crowned Eagle Premium khususnya digunakan untuk Burung Murai Batu dan umumnya bagus juga digunakan untuk burung petarung lainnya, seperti Burung Kacer, Burung Pleci, Burung Ciblek, Burung Wanbi dan semua jenis Burung Pemakan Serangga • Crowned Eagle Premium mempunyai manfaat dan kegunaan sebagai berikut:
Menjaga daya tahan tubuh
Mendukung pertumbuhan tubuh dan bulu burung
Mencerahkan warna bulu burung
Meningkatkan kualitas dan kuantitas tarikan suara
KLIK https://wa.me6281282772305, Voer Burung Terbaik, Pur Burung Untuk Umur 6 Bulan, Pur Burung Yang Bagus, Pur Burung Murai Yang Bagus, Produksi Voer Burung Murai Laku Petshop
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor ( Dekat Starbuck Kota Wisata ) Langsung Owner 0812-8277-2305 Kunjungi : https://wa.me6281282772305 https://shopee.co.id/ringabel12?categoryId=100631&itemId=4352905711 https://www.tokopedia.com/pakanburungvitaminkucing
0 notes
wannabeshalihah · 6 months
Text
Kita seringkali ingin memiliki, tapi lalai untuk menjadi.
Ingin memiliki teman, keluarga serta lingkungan yang shalih, tapi lalai untuk menshalihkan diri.
Ingin memiliki teman, keluarga serta lingkungan yang dapat mengingatkan diri dalam kebaikan, tapi lalai menjadikan diri sebagai pelaku serta penyeru kebaikan.
Aneh, tapi itu kita, ah mungkin saya lebih tepatnya.
—Kota Segaris, saat jangkrik bercengkrama dengan kawannya.
4 notes · View notes
fiklav · 6 months
Text
Morning Morning Walking Walking. Begitulah Mas Iqbal Hape a.k.a Iqbal Hariadi menyebut aktivitasnya ketika jalan kaki pagi pagi sambil berbagi insight dalam kontennya.
Awal Oktober mulai mengagendakan. Terakhir hampir 2 bulan lalu dan baru terlaksana lagi tadi pagi. Seneng bisa menikmati pagi tanpa buru-buru. Memerhatikan langkah kecil dan suasana sekitar. Udara segar, kicau burung, kokok ayam, kerik jangkrik, tingkah kucing-kucing kampung, sayup-sayup ceramah dan shalawatan, siaran radio dan televisi dari rumah-rumah, aktivitas warga lainnya seperti menyapu halaman, menyiram tanaman, atau menata dagangan buat menu sarapan. Itu semua melatih kesadaran untuk merasakan dan menikmati hidup saat ini.
Memiliki kemampuan mengontrol pikiran akan membuat hidup lebih sederhana. Banyak hal yang terjadi. Tetapi gak semuanya masuk dalam lingkar pengaruh kalau kata Mas Sabrang. Tau apa yang harus dilakukan sebaik-baiknya. Tau mana yang perlu dikhawatirkan dan mana yang tidak. Mana yang perlu dipikirkan, mana yang tidak. Biar hidupnya lebih efektif. Memang perlu latihan untuk paham positioning tersebut.
Tumblr media
3 notes · View notes
gelaskuning · 10 months
Text
Ada jangkrik di dapur, disebelah kamar gw, jangkrik itu aktif nya dimalam hari, dia kalo bunyi dari mulai orang pada tidur, sekitar jam sepuluhan, disaat mulai hening dia bersuara, semalem gw sampe jam satu baru bisa tidur.
Nanti malem rencananya adek gw mau nyari itu jangkrik(kalo ga males ceunah), mau di keluarkan dari rumah, aseli sedikit mengganggu.
Semalem tuh double sih, karena suara jangkrik dan karena gw ngopi jam sembilan wkwk
3 notes · View notes
arinauli · 11 months
Text
Kehidupan, Keluarga, dan Keinginan.
Toba adalah wilayah yang berlokasi di Pulau Samosir, Sumatra Utara. Sejauh mata memandang, Toba diselimuti oleh pohon-pohon menjulang dan rerumputan yang hijau, serta dihiasi oleh kicauan burung yang menggema di sore hari. Toba merupakan tempat yang hangat dan nyaman untuk kembali, sebuah tempat di mana keluarga berkumpul dan bercanda sambil menikmati tipa-tipa—cemilan khas Toba—bersama dengan seluruh anggota keluarga. Akan tetapi, suasana tersebut tidak berlaku dalam keluarga Bapak, ayah dari dua anak perempuan, Saulina dan Arinauli, dan juga satu-satunya lelaki di dalam keluarganya.
Masyarakat Toba dikenal dengan budaya Bataknya yang kuat, di mana patriarki sangat dihargai, menjadikan laki-laki sebagai fondasi utama dalam meneruskan garis keturunan. Sebagai keluarga yang tidak memiliki anak laki-laki, situasi ini membuat kami seringkali dipandang sebelah mata oleh Opung—terlebih lagi karena garis keturunan marga berakhir di Bapak.
Situasi menjadi semakin rumit ketika Bapak menderita penyakit yang akhirnya merenggut nyawanya. Sejak kepergian Bapak, rumah menjadi semakin sepi, hingga suara jangkrik dapat terdengar begitu jelas di malam hari, seolah-olah rumah telah kehilangan fondasi terkuatnya. Mamak bekerja siang dan malam untuk menafkahi kedua putrinya agar mereka dapat melanjutkan sekolah. Menurut Bapak dan Mamak, lebih baik mereka tidak makan daripada anak-anak tidak bisa sekolah.
Sosok keluarga seperti Opung hampir tidak ada semenjak Bapak meninggal. Salah satu alasan mengapa keluarga kami semakin terasing adalah karena Mamak harus bekerja keras, berkelana ke berbagai wilayah untuk melakukan transaksi jual beli barang yang dapat menghasilkan uang, semua ini hanya demi memenuhi kewajibannya sebagai orang tua tunggal. Namun, dalam pandangan Opung, hal ini menjadi tabu—seorang janda yang harus pulang larut malam, berjumpa dengan orang-orang yang bukan keluarga, terlebih lagi mayoritas dari mereka adalah laki-laki.
Opung sesekali datang ke rumah, terkadang dengan alasan ingin melihat aktivitas Mamak, mengantarkan makanan, atau hanya ingin menyampaikan pendapat tentang pekerjaan Mamak yang semakin membuatnya terjepit. Pada hari ke-100 setelah kepergian Bapak, Opung menawarkan bantuan kepada keluarga kami dengan syarat anak pertama, Saulina, harus segera menikah dengan anak lelaki kerabatnya setelah ia lulus kuliah. Tawaran tersebut sangat menggiurkan dan bisa membuat status keluarga kami terangkat. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Mamak, dia tahu bahwa Saulina memiliki cita-cita besar untuk merantau ke ibu kota. Pernyataan tersebut, yang disampaikan dalam waktu 10 menit, berhasil membuat amarah Opung meningkat. Sejak hari itu, Opung tidak pernah lagi mengunjungi rumah, atau mungkin kami sudah dihapus dari daftar anggota keluarga besar.
....
Saulina adalah cahaya bagi Mamak dan adiknya. Sejak ia lahir, Bapak dan Mamak memiliki harapan besar agar Saulina dapat bersekolah setinggi mungkin, bahkan jika perlu hingga ke ujung dunia akan disanggupi oleh Bapak dan Mamak. Saulina memiliki bakat dalam seni, khususnya melukis. Entah darimana ia mendapatkan bakat itu, namun namanya selalu ada dalam daftar juara dalam kompetisi melukis sejak ia duduk di bangku sekolah dasar. Saulina, yang dijuluki si 'tangan emas', adalah murid yang selalu dipuji oleh guru ketika melihat hasil karyanya. Sebaliknya saat ia menunjukkan salah satu karya kepada Opung, lukisan tentang rumahnya yang dikelilingi oleh sawah, kolam ikan, dan halaman yang penuh dengan batu-batu kecil. Bukan pujian yang ia dapatkan, melainkan kritikan, "Mau jadi apa kamu besar nanti kalau hanya melukis, Nak?" Saulina tersenyum, ia berpikir bahwa Opung memang tidak menyukai lukisan. Saulina bercita-cita untuk membuat galeri seni seperti Vincent van Gogh, tempat di mana ia bisa mengekspresikan perasaannya melalui goresan kuas dan warna di kanvas kosong, tempat ia bercerita, juga tempat ia menyalurkan amarah yang terpendam.
....
Ketika hujan deras menyerang Toba, Mamak mengumpulkan kami berdua di ruang tamu dengan menawarkan teh hangat dan cemilan, ia memberi tahu bahwa salah satu dari kami; Saulina atau Arinauli, harus berhenti sekolah karena Mamak hanya mampu membayar biaya sekolah untuk satu anak. Hal ini membuat Saulina terpukul hingga kesedihan tidak bisa disembunyikan dari wajahnya, karena hanya satu langkah lagi ia bisa meraih cita-citanya dan pergi ke ibu kota. Adik bungsunya, Arinauli, tersenyum melihat kekecewaan di wajah kakaknya itu, “Biarkan saja adik yang tidak sekolah, Mak. Kakak akan segera lulus, nanti adik bisa sekolah setelah kakak lulus.”
Pernyataan dari anak yang baru berusia 16 tahun itu berhasil membuat kakaknya menangis, entah dari mana adiknya bisa bersikap seperti orang dewasa, padahal orang dewasa di sekeliling mereka malah bersikap sebaliknya.
....
Sejak masa kecilnya, Arinauli telah dikenal karena kepribadiannya yang ramah dan kemampuannya untuk berbaur dengan semua orang, baik tua atau muda, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin. Bahkan ketika ada pendatang di Toba, Arinauli selalu siap menjadi pemandu wisata pribadi. Teman dan tetangga kami menggambarkan Arinauli sebagai sosok yang penuh warna—ia mampu mengubah suasana monoton menjadi penuh semarak, secerah warna pelangi. Jiwa sosial yang tinggi telah tertanam dalam diri Arinauli sejak kecil, yang membuatnya menguasai beberapa bahasa di luar bahasa Batak. Selain itu, Arinauli juga memiliki cinta yang mendalam terhadap musik. Setiap sore, melodinya yang diambil dari sonata Beethoven terdengar bergema sampai ke halaman rumahnya. Arinauli memimpikan menjadi guru musik, namun ia sadar bahwa sejak kepergian Bapak, kepentingan kakaknya, Saulina, harus menjadi prioritas. Selain itu, dalam adat Batak, anak bungsu memiliki kewajiban untuk merawat orang tua di rumah mereka—ini menjadi alasan utama Arinauli merelakan cita-citanya. Jika bukan dia, siapa lagi yang akan merawat Mamak?
....
Suatu hari, ketika kami tengah membersihkan halaman rumah, kami menerima sepucuk surat dari tukang pos. Ini adalah peristiwa yang langka, surat pertama yang kami terima dalam beberapa bulan terakhir. Surat yang ditulis dengan nama lengkap Saulina dan Arinauli membangkitkan rasa penasaran. Tanpa menunggu Mamak pulang, kami membuka surat tersebut—surat yang kemudian mengubah kehidupan kami sepenuhnya.
2 notes · View notes
tulisanmimi · 1 year
Text
Tumblr media
Cahaya
"Din, kamu pernah cerita kalau kamu suka melihat langit malam. Apa yang kamu suka dari langit malam?"
"Aku menyukai langit malam tanpa polusi cahaya Fa. Seperti ditempat ini. Nyanyian para jangkrik dan kunang-kunang serta dingin yang menusuk menemani kita. Aku merasakan semesta melakukan puja puji pada sang pencipta. Nyanyian rindu kian syahdu Fa. Demikianlah aku menyukai langit malam khususnya di kota ini."
Begitulah kami mengawali percakapan setelah pertemanan kami hiatus beberapa bulan yang lalu.
6 notes · View notes
deretanarasi · 1 year
Text
akan kusambangi kau.
️️️️
untuk lelakiku, yang senantiasa bersorak-sorai syahdu di dalam jantungku setelah dua bulan lamanya kita nyaris lebur dalam cinta.
️️️️
ini aku, sebutlah semenderasa. seperti sebuah kembang bakung yang kadang-kala bertamasya di kepalaku. bagaimana rasanya menghabiskan waktu-waktu yang tak kenal mati ini bersamaku? begitulah. kira-kira, banyak utas-utas senyum yang tersimpul rapi di wajahmu yang teduh. kerut-kerut kelesah tergores tepat di pematang dahimu. isi kepala yang tak kunjung berkesudahan menguraikan apa-apa yang menurutmu sepantasnya singgah.
️️️️
dalam tulisan ini, izinkan aku menyambangi kau sekali lagi. kendati demikian, dalam satu hari, aku selalu memanjatkan puja-puja ke langit, berterus-terang padamu betapa besarnya cintaku ini merekah-rekah. bahkan hujan yang derasnya kelewatan itu tak sama persis dengan banyaknya cintaku.
️️️️
lelakiku, sayangku, yang senantiasa bersorak-sorai syahdu di dalam jantungku, akan kusambangi kau meski sedikit banyak berat kepalamu yang berisi sederet pertanyaan itu menjadi titik mula ragu berkecambah. akan kusambangi kau meski kelak jantungmu tak lagi berdetak untukku, tanganmu tak lagi sehalus sutra yang kerap menguraiku dengan kasih, matamu tak lagi sendu dan teduh untukku yang punya segudang gundah pun kelesah.
️️️️
akan selalu kusambangi kau dengan berterus terang padamu bahwa mataku selalu memanggilmu dalam diam, dan lalu bahwa matahari di sana masih tergelincir dan terbenam di tempat yang sama dan aku masih suka melihatnya dari mana saja.
️️️️
akan kusambangi kau melalui bulan yang biasa kupandangi di sepertiga malam. pelan-pelan, angin mungkin akan sedikit kencang, membawa debu dan seisi pasir; barangkali, daun kering, suara jangkrik, hening yang berdenging di rungu, di saat-saat itulah, 'kan kusambangi kau ketika rindu di dadamu mulai pudar.
️️️️
kudengar, kau takut kehilanganku? oh, sayangku. 'kan kusambangi kau bahkan ketika dingin menyertaimu di malam hari, melalui kemertab ranting yang mengetuk jendela kamarmu atau barangkali wara-wara di media masa yang masih menyimpan seisi potret kita di sana. sebelum itu terjadi sayangku, banyak benar birai terbuka di bibirku berupa sanjung-sanjung akan kehadiranmu di jagat semesta ini, syukur bergelimang serupa debur ombak di pantai, rindu yang tak punya ujung, kasih dan cinta untukmu yang berlimpah, berserakan, berantakan di mana-mana. dan aku? aku akan menyambangimu melalui apa saja. melalui desir darah yang kencang mengalir ketika kita saling menggenggam satu sama lain, melalui sepotong bibir yang akan merayumu dalam hening, melalui sepasang mata yang akan memujamu setiap waktu, melalui ringkih tanganku yang akan meremat kelima buku jarimu.
️️️️
akan kusambangi kau, berkali-kali. meski harus berderai-derai, akan kusambangi kau, sayangku.
Tumblr media
4 notes · View notes