Tumgik
#kenikmatan duniawi
milaalkhansah · 6 months
Text
Akan ada hari di mana solat kita hanya berisi dengan air mata dan permintaan maaf. Tak lagi dipenuhi berbagai macam keinginan duniawi. Karena satu-satunya pinta kita kini ialah, bagaimana agar Allah mau memaafkan kita, dan ridho atas diri kita.
Akan ada hari di mana kita berandai agar diciptakan dalam rupa yang bukan manusia saja. Kita teringin menjadi berbagai bentuk lain. Apa saja. Sebuah tumbuhan, semut yang berjalan. Ataupun batu yang cuman diam. Asal bukan manusia. Karena menjadi manusia memang semelelahkan itu. Beban pertanggungjawaban yang menanti kita kelak di akhirat selalu membuat kita was-was, apakah kita bisa selamat darinya?
Akan ada hari di mana, mata kita kini tak lagi mengeluarkan air mata. Bukan karena kita tak lagi merasa sedih, ataupun terluka. Kita hanya telah merasa bahwa kepada tangis pun, hati kita tak lagi terasa lega. Hati kita menjadi mati rasa, karena dengan begitu, semua hal terasa menjadi lebih mudah & biasa-biasa saja untuk kita.
Akan ada hari di mana, kita tidak lagi berselera melakukan apa-apa. Hidup kita memang masih berjalan seperti biasa. Namun tanpa gairah di dalamnya. Kita hanya melakukan semuanya semampu dan sebisa kita. Mencoba untuk tetap waras, sembari menunggu waktu jadwal kepulangan.
Akan ada hari di mana, kita akhirnya mengerti, mengapa Allah menciptakan dunia semelelahkan ini. Karena Allah tidak mau kita ingin hidup lama di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita menjadikan dunia sebagai tujuan segalanya. Karena Allah tak ingin membuat kita lupa bahwa kita tak selamanya. Karena Allah tak ingin kita terlena dan terlarut dengan apa yang ada di dalamnya. Karena Allah tak ingin kita melupakan tempat kita kembali.
Dan karena Allah menginginkan kita selalu mengingat bahwa hanya kepada-Nya lah ketenangan itu didapatkan, bahwa hanya kepada surga-Nya lah tempat segala kenikmatan.
@milaalkhansah
202 notes · View notes
lilanathania · 6 months
Text
Buat apa Hemat?
Hemat waktu, hemat uang, hemat tenaga. Kita selalu diimbau untuk berhemat. Apakah memang penting?
Tumblr media
Pola pikir berhemat biasanya sudah ditanamkan sejak dini pada anak. Jangan boros ya, ayo nabung. Jangan tidur terlalu malam ya, nanti kecapekan. Jangan menunda-nunda pekerjaan, hasilnya tidak akan maksimal. Secara logika, kita tahu bahwa menghemat waktu, tenaga, dan pikiran adalah hal yang logis dan baik untuk dilakukan.
Lantas, ketika sudah punya waktu luang, tabungan yang cukup, energi yang banyak, apa yang ingin Anda lakukan? Lucu bahwa kita selalu dianjurkan untuk melakukan penghematan tapi tidak diajari tentang menggunakan dengan bijak.
Ada yang punya banyak uang lalu tidak tahu bagaimana menggunakannya dengan baik. Shopping baju sebanyak mungkin, beli makanan enak, liburan ke tempat-tempat mahal, apapun itu untuk memuaskan keinginan. Anehnya, menuruti keinginan itu tidak membawa kebahagiaan juga. Mengapa masih terasa kosong dan kurang?
Ada yang punya banyak energi tapi tidak tahu mau diapakan. Akhinya disalurkan untuk kegiatan yang tidak baik, merugikan orang lain, bahkan melanggar hukum. Orang berkomentar, "Ya begitu kalau orang tidak punya kerjaan!" Mungkin sebetulnya punya, tapi ia tidak pernah diajari menggunakan energinya untuk hal-hal yang positif.
Ada orang yang punya banyak waktu luang kemudian malah bingung. Mau ngapain ya? Karena tidak ada kegiatan, akhirnya ia mindlessly scrolling media sosial. Hal yang seakan-akan tidak buruk, tapi tiba-tiba sudah 1 jam lebih terbuang. Setelah itu baru menyesal, aku ngapain sih sejam ini?
Seperti biasa, saya iseng berdialog dengan diri. Apa sebetulnya yang bisa kita lakukan setelah menjalankan semua upaya penghematan?
Sepertinya kita perlu mencari tahu apa yang benar-benar memberi makna dalam hidup. Berhemat jelas perlu, tetapi bagaimana kita menggunakan uang-waktu-pikiran juga tak kalah penting. Rencanakan kesenangan apa yang positif dan rewarding untuk diri sendiri. Setiap orang tentu berbeda, tergantung kesenangan dan preferensi masing-masing.
Salah satu contohnya, alih-alih membeli (lagi) benda-benda yang sudah dimiliki atau kurang penting, coba alihkan pengeluaran untuk hobi dan pengalaman. Kurangi beli baju/sepatu/tas, gunakan uang untuk mengasah skill tertentu, mencoba hobi baru, atau melakukan olahraga untuk kebugaran. Daripada makan segala macam junk food secara berlebihan karena mengikuti nafsu, gunakan uang untuk beli makanan yang lebih mahal tapi bergizi.
Dalam kegiatan menghemat - menggunakan, kita juga perlu berhenti berpikir secara biner atau ekstrem. Hidup sangat jauh dari situasi hitam-putih, kebanyakan berada di ranah abu-abu.
Berhemat bukan berarti tidak menggunakan uang sepeser pun, tapi bukan juga menghambur-hamburkan tabungan untuk kesenangan duniawi. Sesekali memanjakan diri boleh, tapi jangan terbawa arus budaya konsumtif dengan dalih self reward. Bekerja jangan terlalu serius hingga tak pernah mengambil cuti untuk menunjukkan dedikasi, tetapi jangan juga mencuri-curi kesempatan untuk mangkir dari jam kerja. Temukan keseimbangan di antara keduanya. Ada waktu untuk mencintai diri, ada juga waktu untuk menahan diri.
Mungkin anjuran berhemat sebetulnya mencoba mengajak kita menjadi sosok yang lebih baik. Manusia bukan sekadar seonggok daging yang selalu disetir oleh nafsu akan kekayaan, kelezatan, atau kenikmatan lain yang bersifat duniawi. Di sisi lain, menggunakan juga merupakan seni yang perlu dipelajari setiap hari. Kita pasti akan menjadi orang yang lebih baik jika tahu bagaimana menghemat dan menggunakan dengan bijak.
9 notes · View notes
bayuvedha · 10 months
Text
"ISTIDRAJ, AZAB Berbungkus KENIKMATAN Dan CIRI-CIRINYA"
عَنْ عقبَة بْنِ عَامِر رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا رَأ��يْتَ اللّٰهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيْهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ، ثُمَّ تَلَا رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ. (رواه أحمد)
Artinya :
_Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu 'anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: *"Jika engkau melihat Allah memberi kepada seorang hamba apa yang DISUKAINYA di DUNIA padahal dia berbuat MAKSIAT, maka itu adalah ISTIDRAJ.* Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca ayat (yang artinya-red):
“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”
(HR. Ahmad, IV/145)
PELAJARAN YANG TERDAPAT PADA HADITS Ini :
1. Secara bahasa istidraj berasal dari kata 'daraja' yang artinya naik satu tingkatan ke tingkatan berikutnya.
Dan secara istilah *Istidraj* adalah *hal atau keadaan luar biasa yang diberikan Allah ta'ala kepada orang ingkar yang tipis imannya atau bahkan orang tidak beriman.*
Tetapi, dia *mendapatkan harta kekayaan yang berlimpah di dunia* sebagai *UJIAN* sehingga *mereka takabur dan lupa diri kepada Tuhan,* seperti Fir'aun dan Karun.
Oleh karena itu, jika engkau melihat Allah Azza wa Jalla memberi kepada seorang hamba kenikmatan dunia, padahal dia terus menerus berbuat maksiat, maka ketauhilah bahwa itu adalah istidraj.
2. Manusia sangat berambisi mengejar dunia, bahkan mereka lebih rakus, lebih tamak, lebih serakah, lebih jahat dan dzalim dalam merusak kehormatan dirinya dan agamanya dibanding dua ekor serigala yang dilepas di kerumunan kambing.
Sebetulnya silahkan buru dan kejar dunia, tetapi jangan lupakan bekal untuk kehidupan di alam keabadian.
Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
مَاذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ.
_*"Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat rakus manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya."*_
(HR. At-Tirmidzi, no. 2376; Ahmad, III/456, 460; Ad-Darimi, II/304; Ibnu Hibbân, no. 3218–At-Ta’lîqâtul Hisân)
3. Ketika seorang Muslim mendapat kekayaan atau posisi yang tinggi, hendaknya ia selalu introspeksi diri karena bisa jadi kenikmatan tersebut merupakan istidraj.
Dalam Islam, istidraj merujuk pada nikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang membangkang terhadap-Nya.
Dengan kata lain ini merupakan azab berupa kenikmatan.
4. Dengan demikian ketika ada orang yang tidak mengerjakan shalat, tidak bersedekah, korupsi, dan gemar bermaksiat kepada Allah namun hidupnya masih tetap makmur dan sejahtera, maka itu sesungguhnya adalah tanda-tanda istidraj.
5. Adapun ciri-ciri istidraj, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Uqbah bin 'Aamir RA tersebut di atas menerangkan ciri-ciri istidraj, Rasûlullâh bersabda: _*“Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba kelimpahan dunia atas maksiat-maksiatnya, apa yang ia suka, maka ingatlah, sesungguhnya hal itu adalah istidraj.”*_
(HR. Ahmad, IV/145)
Berikut ini adalah *ciri-ciri istidraj* lainnya :
*1) Kenikmatan Dunia Berlimpah Padahal Ibadah Menurun*
Ketika Allah memberikan kenikmatan-kenikmatan duniawi pada seseorang sedangkan keimanannya terus menurun, itu adalah salah satu ciri dari istidraj.
Orang tersebut tidak mengetahui bahwasanya nikmat yang diberikan Allah bukanlah karena kasih sayang-Nya, melainkan murka Allah terhadap mereka.
Ibnu Athaillah berkata:
_*“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah.”*_
*2) Jarang Sakit*
Ketika seorang Muslim jatuh sakit dan menerimanya dengan ikhlas, penyakit tersebut bisa menjadi penggugur dosa.
Selain itu, penyakit juga bentuk ujian dari Allah agar umat Islam mengingat-Nya.
Lantas bagaimana dengan orang yang jarang menerima musibah sakit?
Imam Syafi’i berkata :
_*“Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.”*_
*3) Kikir dan Sombong dengan Harta yang Melimpah*
Harta yang melimpah berpotensi membuat seseorang sombong dan menganggap remeh orang lain.
Terkadang ia juga menjadi kikir dan enggan bersedekah di jalan Allah.
Padahal orang tersebut sangat mudah mengelurkan harta jika menyangkut kesenangan duniawi.
*4) Merasa Tenang Meski Kualitas Keimanan Menurun*
Seseorang yang hatinya tertutup, merasa baik-baik saja dan tidak merasa gelisah meskipun lalai menjalankan ibadah atau telah melakukan maksiat.
Ini karena orang tersebut merasa tidak menghadapi cobaan apapun, malah ia mendapat banyak kenikmatan.
Kenikmatan ini pun membuatnya lalai.
Ali Bin Abi Thalib ra berkata, _*“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu TERUS MENERUS melimpahkan NIKMAT atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan MAKSIAT kepada-Nya.”*_
6. Dunia adalah kesempatan untuk beramal dan beribadah untuk bekal menuju akhirat.
Dunia ini hanya sekejap, jadikanlah ia untuk ketaatan. Menebar keshalehan dengan ikhlas dan ittiba’ Rasul.
Ambillah yang kita butuhkan di dunia ini dan carilah nafkah! Allah Azza wa Jalla menjadikan dunia ini sebagai ladang amal.
Kita membutuhkan makan, minum, tempat tinggal, dan pakaian.
Kita harus mengambil sebab-sebab untuk mulia dunia dan akhirat.
_Semoga kita selalu terhindar dari perbuatan istidraj dan selalu menyertakan Allah SWT. dalam setiap langkah agar kita senantiasa terlindungi baik di dunia sampai di akhirat kelak. Aamiin..._
*TEMA HADITS YANG BERKAITAN DENGAN AYAT AL-QUR'AN :*
1. Dunia dan seisinya tidak ada harganya bila dibanding dengan kehidupan akhirat.
Tetapi mengapa banyak manusia tertipu dengan dunia padahal Allah sudah ingatkan agar manusia tidak tertipu dengan dunia;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُورُ ۞
_*"Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah."*_
(QS. Fâthir/35: 5)
2. Salah satu ayat Al-Qur'an yang berisi peringatan tentang istidraj, diantaranya;
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ ۗ حَتّٰۤى اِذَا فَرِحُوْا بِمَاۤ اُوْتُوْۤا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ ۞
_*“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”*_
(QS. Al An’am: 44)
3. Firman Allah ta'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut di atas adalah;
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللّٰهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ۞
_*"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allâh tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”*_
(QS. Al-Qashash/28: 77)
4. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam menyifati para shiddiqun;
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ ۞
_*"Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdo'a kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyu' kepada Kami.”*_
(QS. Al-Anbiyâ`/21: 90)
*وَاللّٰهُ أَعلَمُ بِالصَّوَابِ...*
_Semoga kita senantiasa dikaruniai ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh, karena *hanya Allah-lah yang memberi taufiq dan hidayah. Aamiin...*_
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ.
_“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”_
10 notes · View notes
ameliazahara · 1 year
Text
Apa indikator dari seseorang yang berkembang hidupnya?
Jawabannya adalah, sholatnya.
Tentu walau terkadang ibadah sholat bisa menjadi suatu ajang untuk pencitraan agar dianggap baik. Emang ada orang seperti itu? Tentu ada. Apapun itu tentu, yang pasti setiap amalan baik, apalagi amalan sholat Allah akan tetap terima.
Namun pembahasan kali ini di luar dari itu. Sholat yang bener-bener penghambaan pada-Nya sebab merasa dirinya kecil di antara kesibukan dan prahara duniawi yang ada.
Kenapa bisa begitu?
Sebab ketika kamu sholat, kamu masih merasa kecil, tidak punya kekuatan untuk mengontrol segalanya, kamu masih meminta bantuan dari Tuhan yang memiliki segala kekuatan, sebab kamu sadar bahwa kamu tidak bisa mengendalikan segalanya. Karena yang dapat membantu serta melindungimu di hamparan dunia dan segala kesibukannya yang kejam adalah hanya Allah.
Namun, ketika kamu merasa aman, kamu merasa bisa mengontrol segalanya, kamu berkendali menentukan segala kebijakan, apalagi sampai dituruti oleh banyak orang. Ketika kamu merasa mudah untuk menang, egomu terpenuhi dari sekitar tanpa perlu berusaha lebih keras, tentu perasaan itu menjadikanmu merasa tidak lagi bergantung pada-Nya dan tidak lagi perlu melibatkan-Nya.
Dalam Qur’an Allah pernah bilang, kalau manusia tu ya gitu, dikasi kehidupan yang mudah, apalagi dipenuhi kenikmatan dunia, maka dia akan jauh dari mengingat Allah.
Sekalipun mudah atau tidak mudahnya hidup, semoga sholat tetap terlaksana dengan sebaik-baiknya penghambaan. Bismillah.
14 notes · View notes
arinailma · 14 days
Text
Membicarakan tentang surga, kenikmatan, kebaikan-kebaikannya Allah, jelas lebih mudah dibanding tentang azab dan nerakanya. Oke, Allah Maha Baik, Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat. Tapi kalo kita muslim, harusnya kita udah tau diri. Kalo kita beriman, kita tau disamping ada surga, pasti ada neraka. Disamping ada rahmat, pasti ada azab.
Kenapa ya, manusia hari ini (termasuk aku) lebih mudah membicarakan hal-hal berbau surga, berbaik sangka pada Allah dan sebagainya. Padahal, sahabat-sahabat nabi yang jelas-jelas akan menjadi ahli syurga kala itu, lebih banyak takutnya. Lebih banyak kebayang tentang siksa Allah, makanya amalannya auto ke boost dan gapernah ngerasa cukup. Lebih banyak hati-hatinya dalam menentukan suatu perkara karena takut saat yaumul hisab nanti segala perbuatannya akan diperhitungkan.
Umar bin Abdul Aziz, Khalifah generasi Umayyah, yang kata buku Kang Fuad adalah manusia yang paling takut dengan murka Allah. Setiap kali mendengar, mengingat tentang kebesaran dan siksa Allah nangisnya langsung tergugu gitu. Sejenggot-jenggotnya basah karena air mata. Kalo ada manusia terbanyak nangis kayaknya Umar ini deh. Ga sampai di nangis, sekalinya nangis Umar tuh kayak all out menghabiskan semua energi buat nangis dan habis itu pingsan. Kayak gitu terus siklusnya.
Udah jadi tabiat dan kebiasaan Umar sampai seluruh rakyat dari penjuru negeri kekuasaannya tau, seberapa takut Umar pada Tuhannya. Istrinya? Apalagi. Fathimah istri Umar kayaknya udah khatam sama semua gebrakan Umar. Pingsannya Umar cuma butuh 1 penawar, disiram air sambil dibisikkin "Wahai suamiku, sudah masuk waktu sholat". Umar auto bangun deh.
Masyaallah, kita perlu banyak-banyak belajar sejarah Islam deh. Kenal sama tokoh-tokoh muslim tuh semangatnya nyalur ke jiwa dan ruh. Boosternya ga cuma di urusan duniawi, tapi ukhrowi juga. Yaa justru itu sih yang kurang dari kita. Kebisingan duniawi yang buat kita sering mengesampingkan "semua yang nyata" yang seharusnya benar-benar kita perjuangkan. Manusia akhir zaman ini emang kudu ditampar terus biar sadar. Siapa sih kita, ngerasa sebegitu baiknya padahal umat terdahulu yang jauh jauhh amalannya diatas kita aja masih setakut itu sama Allah.
Astaghfirullohal 'azhim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih
Tumblr media
Buku ini bagus banget buat dibaca sama organisator, orang berkewenangan, para leader di lini nya masing-masing. Banyak nampar dibagian memutuskan kebijakan, sikap wara' dan tawadhu nya walaupun diberi kesempatan buat berfoya-foya. Ketika dunia benar-benar ada dibawah kakinya, ia memilih untuk meletakkannya. Tetap menjadikan cinta Allah sebagai satu-satunya harapan. Masyaallah ya, indah banget.
Review buku || Kamis, 12 September 2024
2 notes · View notes
telenoviea · 9 months
Text
so wrong, yet feels so good
starring jeong yunho x fem! reader
cw // sex scene , mdni , office affair
Tumblr media
“Is he gonna mad at me?”
“Siapa? Terus kenapa?”
“San. Soalnya gue bakalan having sex sama ceweknya.”
“Kita nggak pacaran—Ahh, gila.”
Aku benar-benar sudah tidak bisa lagi berpikir. Semua akal mengalir ke selangkangan. Buru-buru dia menutup pintu hingga bunyi berdebum cukup keras dan aku segera ia dorong hingga punggungku membentur kasur. Di kamarnya.
“Dia suka sama lo. Dia udah bilang ke anak-anak.”
Nggak. Aku nggak suka ketika kita sedang terburu-buru dan bergegas untuk segera bersenggama, dia masih membicarakan cowok lain seperti ini.
“I don’t care. Bisa cepetan nggak, sih?” ujarku, sedikit menuntut dan dihadiahi dengan kekehan pelan darinya. Beruntungnya kantor kami yang tidak memberikan aturan berpakaian sehingga kini, Yunho, dengan hanya kaos berwarna hitam miliknya, segera ia buka dengan tergesa-gesa. Pun tidak jauh berbeda dengan aku yang kini hanya berbalut tanktop berwarna hitam karena kaos yang semula aku pakai kini telah berserakan di lantai apartemennya.
“Sabar dong, Cantik.“
Yunho merakit langkah menuju kasur, hingga dalam hitungan beberapa menit saja, kondisi kami sudah saling mengenaskan tanpa sehelai benang. Tubuh tinggi besarnya kini berada di atasku, menguasai dan mengambil kendali.
Aku pasrah di bawahnya. Mata kami bertemu dan beradu pandang cukup lama sebelum kedua bibir kami saling bertautan. Kalau merasakan bibirnya, ini bukanlah kali pertama. Ada banyak kegiatan-kegiatan yang telah kami berdua lakoni hingga mengarahkan kami kepada cumbuan panas yang biasanya terjadi di kantor. Namun, kali ini aku dan Yunho setuju untuk melakukan lebih jauh dari ‘biasanya’.
Setelah selesai, bibirnya turun semakin ke bawah. Menjelajahi mulai dari rahang, leher, tulang selangka, dada, hingga perutku. Sensasi gesekan antara rambut halusnya dengan kulit telanjangku benar-benar membuat perutku bergejolak. Geli.
“Sayang banget San nggak bisa liat lo dalam keadaan kayak gini.” Wajahnya kembali muncul di hadapanku. Tangan kirinya ia letakan di sebelah kepalaku, berusaha menopang berat tubuh besarnya agar tidak menindihku secara langsung, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mengangkat rahangku. Mata gelapnya mengunci netraku. “Muka lo merah, cantik banget. Bikin makin turn on.”
Aku tidak memberikan respon selain wajahku yang maju secara perlahan, mencoba meraih bibirnya kembali untuk bergulat sebelum masuk ke bagian intinya.
“Yunho…. Hnghh….”
Sentuhannya benar-benar terasa tepat mengusap pada bagian-bagianku. Tangannya meremas pinggulku dengan tidak sabar dan bagian selatannya menggesek paha bagian dalam milikku.
Kami sudah sama-sama siap untuk menjemput surga kami.
“Please let me know if i’m doing it too rough. I don’t want to make you feel uncomfortable,” ujarnya sebelum memutuskan untuk benar-benar memasuki miliknya ke dalam milikku.
Aku mendesah cukup nyaring, secara otomatis kuku yang berada di jari-jemari milikku, yang tidak pernah aku biarkan panjang, mencakar punggung telanjangnya yang surprisingly ternyata atletis juga. Dalam kondisi ini, yang bisa aku ingat hanyalah tubuh panas dan bidangnya ini memang hasil dari rutin work out selama dua minggu sekali di gym yang terletak di gedung yang sama dengan apartemennya, di lantai bawah.
“Fuck… this feeling is too good to be true.” Yunho meracau. Kedua tangannya memegang dengan erat sisi pinggulku, sedangkan bagian bawah tubuhnya bergerak maju dan mundur. Sesekali cowok itu menutup matanya, merasakan bagaimana rasanya diselimuti kenikmatan duniawi yang tentu tidak bisa sembarangan ia dapatkan.
Aku juga sama, mendesah dan menyebut namanya seakan tidak ada hari esok ketika gerakannya semakin menggila. Temponya semakin cepat dan tidak beraturan. Aku berada di puncak dunia.
“Yunho—hah…. Fuck—nghhh.”
“Jangan berisik. Seneng lo kalo orang lain denger?” Telapak tangan besarnya meraih mulutku, menutupnya seakan-akan aku tidak diberikan izin untuk bersuara—mendesah. Aliran darahku rasanya berjalan semakin cepat, secepat hentakan yang dia lakukan.
Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Dan berkali-kali yang tentu saja aku bahkan tidak sanggup untuk mengatakan seberapa banyak dan seberapa kuatnya Yunho.
Aku semula mengerang dengan keras dan tidak jelas karena mulutku masih ditutup oleh telapak tangan besarnya. Namun, ketika Yunho hendak menarik tangannya, aku dengan segera menahan pergerakan tersebut. Menanggalkan sisa-sisa harga diri dan rasa malu, aku menarik telapak tangannya dan memasukkan dua jari tangannya ke dalam mulutku. Mengulum jari panjang dan berurat miliknya yang sejujurnya beberapa kali aku kagumi ketika aku melihatnya sibuk mengetik di atas laptop.
Dia tidak suka jika aku mengeluarkan suaraku dengan nyaring, kan? Persetan dengan harga diri dan rasa malu, setelah pergulatan kami selesai, aku yakin aku tidak lagi punya muka untuk muncul di hadapannya, berpapasan di kantor, atau bahkan kembali makan siang dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
“You drive me crazy,” ujar Yunho sambil terkekeh. Aku menggeleng dengan ribut dan cepat. Mencari alternatif lain untuk menyalurkan rasa nikmat yang menyelimutiku.
“You’re the one who drive me crazy.” Aku menjawab sambil mengeluarkan jari-jari itu dari mulutku.
Tubuh bagian atasku sedikit maju, hendak meraih bibirnya untuk aku cium dan untungnya Yunho adalah pribadi yang pengertian. Ia langsung memajukan tubuhnya dan menciumku dengan menggebu-gebu.
Setelahnya, aku menarik diri, melihat wajah Yunho yang berkeringat sedekat ini. He’s attractive as hell. Tanganku terulur untuk mengusap dengan seduktif pipi bagian kanannya.
“Temen gue suka banget sama lo,” ujarku di tengah-tengah percintaan kami. “I guess they also want you to fill them up, tapi ternyata malah gue yang dipake sama lo.”
Ego laki-laki itu melambung ketika mendengar penuturanku, ditandai dengan cengkraman yang kian mengeras di pinggulku.
“Enak kan dipake sama gue? You should tell them. Tell them how good I am when I ride you like this.”
Aku mendesah dengan nyaring, terjebak dalam konversasi kotor yang aku buat sendiri. Jadi ini rasanya, keenakan ketika aku hendak menjemput klimaksku. Yunho pun juga sepertinya paham sehingga ia kembali mempercepat gerakannya seperti orang kesetanan.
“Yunho—fuck…. g-gue… gue keluar.”
“Yeah, show me.”
Aku akhirnya sampai, tapi tidak dengan Yunho. Belum.
Yunho kembali melakukan beberapa hentakan tajam hingga akhirnya aku dapat merasakan bahwa ia telah sampai pada putihnya.
Kami terengah-engah dengan dada yang kembang kempis. Yunho segera mencabut miliknya dan membaringkan tubuh besar dan tingginya di sebelahku. Untung Yunho memiliki tipe kasur berukuran king size sehingga kita tidak perlu saling berdempetan hanya untuk muat dalam satu ranjang.
“That was amazing,” ujar Yunho. “Lo enak, banget.”
Belum sempat aku membalas ucapannya, ponsel yang aku letakan di atas nakas kamar Yunho bergetar beberapa kali, tanda ada pesan masuk. Dengan sisa tenaga yang ada, aku sedikit beringsut untuk melihat isi pesan tersebut—takut jika ada hal mendesak atau penting.
Ternyata dari Choi San.
San
I cooked a dinner for us mumpung besok weekend
Jangan lupa dateng ya
Misal kamu masih di kantor terus ada Yunho, ajak dinner bareng aja sekalian. Aku masak banyak
See you tonight!
Aku tersedak selama beberapa detik ketika membaca pesannya. Aku lupa kalau agenda di hari Jumat malam adalah aku menyambangi unit apartemennya untuk makan malam, tapi malam ini aku lupa dan malah berakhir di ranjang Yunho.
Aku menunjukkan pesan yang San kirimkan tadi ke Yunho. Laki-laki itu hanya bisa terkekeh membacanya dan ia segera bangkit, meraup celana jins yang terbengkalai di atas lantai. Yunho memakai kembali celana panjangnya dan berjalan ke arah kamar mandi yang aku asumsikan dia hendak membersihkan diri.
“Gue mandi dulu, habis itu lo. Kalo udah rapih, kita naik ke atas buat makan di unitnya San.”
7 notes · View notes
aiyustarlight · 30 days
Text
Begitulah Hidup
Ada kalanya hidup memaksamu untuk berdiri tegap dengan segala beban yang kamu pikir takkan sanggup untuk menopangnya. Hidup juga kadang membuatmu merelakan apa yang kamu suka demi apa yang sepantasnya kamu punya. Hidup kadang mendesakmu agar lebih banyak berjuang untuk sesuatu daripada berhutang untuk sesuatu. Hidup juga kadang yang membuatmu menunda kesenangan semu demi kesenangan yang abadi. Hidup pun mengajarkanmu untuk terus melangkah maju daripada terjebak dalam masa lalu. Hidup jualah yang membuatmu menangis tersedu untuk selanjutnya tertawa karena sesuatu. Ah, begitulah hidup. Panjangnya tak ada yang tahu. Hanya tahu bahwa hidup yang abadi ialah di akhirat nanti. Bodohnya, kadang sering tertipu dengan segala kenikmatan duniawi yang sesungguhnya palsu.
(Yuree, 260824)
4 notes · View notes
kerikiltumpul19 · 3 months
Text
Menyederhakan keinginan, melapangkan hati
Tumblr media
Orang yang paling sederhana keinginannya, tanpa kita sadari adalah orang yang paling kaya, sebab ia tidak akan pernah tergiur, tidak akan pernah tergoda dengan berbagai kenikmatan dan tawaran duniawi. Maka bersyukurlah, juga akan semakin sederhana keinginan kita. Jika sudah sederhana keinginan kita, maka akan semakin lapang kehidupan kita. Namun tentang akhirat, tancapkanlah keinginan setinggi-tingginya. 🌼
3 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 6 months
Text
Easter
Wow kemarin ku habis libur panjang Jumat-Senin easter break 2024. Betulan gak kemana-mana di Oxford aja. Padahal tahun lalu ku bela-belain bikin Schengen visa buat menyeberang ke mainland. Main goalnya buat ketemu Stray Kids di Music Bank di Paris, tapi karena dapetnya visa via Belanda, jadi masuk lewat Schiphol. Dijemput Tharina, lanjut nginep di Ede 2 malam. Ada postingannya gak ya, masa sih ku gapernah recounting di sini?
Oh ada kok: https://asrisgratitudejournal.tumblr.com/post/714943822276231168/paris-pt-1  Tapi emang tahun lalu itu kayanya lagi depresi juga habis dapet rejection pertama kali di bulan Februari-nya lol (sekarang bisa lol lol, waktu itu rasanya udah mau m*ati aja huft).
Anyways… iya. Awalnya mikir duh pengen banget jalan-jalan ke mana gitu karena lumayan banget 4 hari libur. Tapi ya gimana nasib paspor ijo NKRI… Nggak bisa pergi-pergi gitu aja dengan mudah.
Tapi duit juga lagi nggak ada sih. Jadi ya memang situasinya agak tidak memungkinkan juga untuk travelling. Sempat kepikiran mau ke Maroko padahal. Tapi sepertinya mepet sekali (waktu itu kepikiran ini semua di awal Maret).
Akhirnyaaaaa. Di rumah aja. Ada teman yang nginep sih 2 malam dari Sabtu sampai Senin. Sebelumnya di hari Kamis juga nonton Kungfu Panda sore, dilanjut dengan bukber Thai. Dari pertemuan ini ku mendapatkan rekomendasi untuk nonton White Lotus. Oh awalnya kami bahas The Gentleman si Theo James bagus, terus seniorku bilang “kita tahu Theo James dari White Lotus tuh, bagus deh recommended”. Jadinya aku langsung subscribe Now (buat sebulan ini aja sih), dan langsung ngebingewatch 2 season langsung selama long weekend kemarin.
Selain bingewatching, ku juga jalan lumayan. Ada hari yang kami (ku dan temanku yang nginep ini) jalan ke Port Meadow dan menelusuri canal sambil ngobrol. Terus ada hari yang kami keluar rumah buat beli takjil dan makan buka aja. Ada juga hari kami ke Uni Park terus ku melukis radcam dari Fellow Garden. Senang deh, di hari pas ngelukis ini ku disamperin stranger gitu terus dia cerita kalau dia juga painted terus dia nunjukkin foto-foto paintingsnya dia.
Si temanku ini sampai nanya “Non, can you see yourself living in Oxford for good?”. Ku jawabnya agak ragu-ragu, tapi setelah mikir lama: “I think yes”. Ku beneran baru sadar se…bagus, se-safe, se-comfy, se-indah apa Oxford kalau lagi sama teman yang bukan orang Oxford. Di sini tuh beneran yang nggak ada traffic, ke mana-mana literally bisa jalan kaki. Orang-orangnya baik-baik dan ramah-ramah, nggak kayak di London. Hhhh. Betulan deh. Vibenya tuh mirip banget kaya pas aku lagi ngerjain TA tinggal di Tuabatan, Timor. Slow living aja gitu. Saling sapa antar warga.
Udah sih. Apa lagi ya.
Oh, my verdict on White Lotus: it’s great 8.5/10 lah (esp season 1). Season 2 terlalu fokus pada kenikmatan duniawi berupa sex, jadi agak redundant aja menurutku. Season 1-nya OK sih. Apa karena settingnya juga ya. Season 1 di Hawaii, jadi betulan kerasa tropical atmospehere-nya (DAN BIKIN KANGEN RUMAH!). Beres season 1 tuh ku langsung googling resort di Bali. Ku 2019 conference di Inaya Nusa Dua, terus ternyata sekarang udah berubah jadi Merusaka. Ku tidak sabar untuk segera pulang dan LIBURAN HUHU.
Di sela-sela semua kegiatan itu juga ku masih lanjut baca. Setiap hari sebelum tidur (setelah melakukan ritual duolingo), ku usahakan baca sedikit. Ku lagi baca simultaneously: Good Enough-nya Dolly Alderton (agak boring karena pov-nya white man brits banget jadi susah relate), Backwards in High Heels (ini mayan rame, ku suka banget writersnya super sassy jadi selalu giggling sendiri kalau baca ini), sama Your Brain on Art.
Lupa pertama kali kenapa sampe ke-ekspos sama Your Brain on Art tuh. Ku tapi sampe dibeliin sama RSL ni buku karena ku request. So far nggak terlalu seru lagi ☹, jauh lebih insightful baca This is Your Brain on Music-nya David Levitin (jauh lebih scientific dan jelas evidence dari argument yang dibawa). Si your brain on art ini jatohnya jadi lebih kaya anekdot orang-orang cerita aja dia kerja di suatu institusi mental health dan incorporating art in their method and it proved work (for some of them). Tapi yaudah udah kepalang baca jadi harus bertanggungjawab menyelesaikan Non.
Udah sepertinya itu dulu aja update-annya. Kerjaan lagi mayan behind tapi gapapa semangat! Selama masih membalas email dan nyalain laptop sepertinya sudah ok untuk fase saya sekarang ini. Harus udah mulai nulis banget sih karena barusan udah email sponsor kalau ku nggak butuh uang mereka lagi setelah summer HUHU. Jadi ku harus berusaha keras menyelesaikan ini semua!
Fighting!!!
YAAMPUN ada part yang paling penting banget kelupaan ku tulis yang kulakukan di break kemarin: NONTON FAN MEETING STRAY KIDS HUHU. Itu literally 4.5 jam dan ku di hari Minggu beneran yang udah bangun dan duduk manis depan TV dari jam 9 pagi. Wow. Tapi ku senang banget. $35 yang super worth it.
Dah gitu aja.
Selamat 10 hari terakhir Ramadan semua!!!
17.42 03/04/2024
Rumah
3 notes · View notes
ruanguntukku · 5 months
Text
Dalam hidup terkadang ada permasalahan yang tidak terselesaikan melalui diri kita, meskipun apa yang terjadi telah merugikan lahir dan batin kita dan itu berdampak pula kepada cara kita memandang kehidupan.
Sekelumit rasa kecewa yang seolah tidak tuntas kini menemukan jawabannya, bahwa tidak ada keburukan yang tidak dibalas meskipun itu hanya sebesar biji sawi. Pun tidak ada kebaikan yang tidak dibalas, meskipun kebaikan itu hanya sebesar biji sawi pula.
Itulah bukti akan Maha Adil dan Maha Sempurna Allah. Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya sedikitpun. Tidak ada sesuatu hal yang terluput dari-Nya.
Maka, dari jalan kehidupan inilah aku menyadari, bahwa apa-apa yang belum terselesaikan di masa lalu, pada hakikatnya akan menemukan penyelesaiannya sendiri, meskipun kesudahan itu terjadi melalui wasilah orang lain.
Ya, karena tidak bisa dimungkiri setiap jiwa yang bermasalah dengan sesama manusia, akan tetap melahirkan masalah mau sesempurna apapun ia berusaha memoles dirinya. Selama polesan itu hanyalah topeng, maka kebaikan yang coba ditunjukkan hanyalah sebuah kedustaan.
Ketika niat kita berbuat baik hanya sebatas agar dipandang baik oleh sesama manusia, maka itu tidaklah cukup. Kita perlu merendahkan diri kita dengan sejujur-jujurnya di hadapan Allah, taubatan nasuha dan meminta penghalalan kepada orang yang pernah kita zalimi. Jangankan memoles diri agar dipandang baik, taubat kepada Allah pun tidak cukup jika itu menyangkut hak sesama manusia.
Dari perjalanan ini aku menjadi lebih tenang, bahwa kezaliman yang seakan tidak terbalas itu sebenarnya pasti akan mendapat balasan yang setimpal, melalui keagungan-Nya. Mungkin sebagai pihak yang dirugikan kita tidak mengetahui balasan tersebut, tapi keadilan Allah pasti akan terlaksana.
Bukan alasan mendendam, namun guncangan kehidupan dari orang yang dipercaya atau dari orang yang dipandang shalih itu bisa mengguncang iman dan melemahkannya. Terkadang sebagai orang yang merasa kecil dan tidak berdaya, kita sering kali meragukan balasan atas apa yang terjadi pada diri kita, karena sering kali secara zhahir orang yang berbuat kezaliman justru terlihat semakin diberikan kenikmatan duniawi. Padahal balasan itu adalah janji Allah dan Dia pasti akan menepati janji-Nya.
Sebuah koreksi besar untuk diriku pribadi, bahwa bukanlah fokus kita untuk mengetahui apakah mereka dibalas atau tidak, fokus kita seharusnya adalah yakin akan keadilan-Nya. Fokus kita seharusnya adalah terus melesat di dalam perjalanan iman dan taqwa. Fokus kita seharusnya adalah bagaimana memperbaiki tauhid kita yang mulai porak-poranda. Fokus kita seharusnya adalah berusaha meminta tolong keselamatan atas hati kita.
Sungguh, tidak ada kezaliman yang terluput dari keadilan-Nya, sebagaimana janji-Nya yang tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang berbuat baik.
Bukan urusan kita terkait kapan, di mana dan dengan cara apa kezaliman itu dibalas, karena Dia berkehendak sesuai dengan Hikmah dan Keagungan-Nya.
Tugas kita adalah terus berserah diri, memperbaiki diri, mendekat terus kepada-Nya. Keselamatan agama kita lebih utama, karena kebanyakan orang yang berbuat zalim itu tidak hanya melakukan kepada satu orang, melainkan hal itu sudah menjadi tabiat dan semakin dia seolah didiamkan oleh Allah, maka itulah balasan dari tipu dayanya selama ini, yakni hatinya dibuat merasa aman dari hukuman Allah.
Tidak perlu risau oleh balasan atas keburukan mereka, yang perlu kita risaukan adalah diri kita sendiri. Apakah ujian yang mengguncang tersebut membuat kita berbalik arah ataukah iman kita tetap teguh dan tak goyah.
Semoga Allah memberikan hati yang Istiqomah di atas jalan iman dan taqwa, seberat apapun ujian yang menerpa. Aamiin Allahumma aamiin.
—SNA, Ruang Untukku #134
Selasa, 16-04-2024 | 14.37
Venetie Van Java,
Semoga ketenangan ini bisa terus ada.
2 notes · View notes
hanamaulida · 1 year
Text
"Ya Allah semoga masih ada yang kosong.."
Kata-kata itu masih betah bertengger di pikiranku sampai hari ini sejak dua hari yang lalu. Keluar dari bibir kecil sulungku yang berusia 4 tahun.
Setahun terakhir ini, ia memang sedang gandrung pada aktivitas menggambar. Macam-macam dan ada-ada saja gambar yang dibuatnya. Alat transportasi, rumah, anggota keluarga, tokoh kartun, dll. Biasanya mengikuti minat atau sesuatu yang saat itu sedang ia sukai. Dalam sehari, bisa 20 lebih kertas penuh dengan coretannya. Dan yang lebih membuatku salut, kesemuanya itu mengandung cerita! Karena setiap sedang menggambar ia sambil berceloteh dan memberitahukannya dengan mata berbinar kepadaku, ayahnya, adiknya, atau neneknya yaitu ibuku.
Siang itu, nampaknya kertas di buku gambar miliknya penuh. Ia pun membuka lembar demi lembar bukunya sambil berdoa seperti yang kukutip di awal tulisan ini. Hanya berharap ada 1 halaman kosong.
Tapi nampaknya tidak ia temukan.
Akupun sigap mencarikan kertas kosong untuknya sebelum ia kecewa.
Alhamdulillah, ada.
"Terima kasih, Emah"
"Iya sayang, sama-sama. Aa mau gambar apa?"
Tak sampai 10 detik, ia pun langsung saja tenggelam dalam imajinasi sambil mulutnya komat-kamit bercerita.
Sambil memandangi sulungku yang sedang asyik corat-coret, dalam hati aku merasa terharu. Tapi juga tersentil di saat yang sama.
Terharu, karena upayaku mengajak anak berdialog tentang Allah perlahan membuahkan hasil yang manis.
Tersentil, karena tersadar, aku bukan orangtua mahasempurna. Yang seringkali lupa, dan melakukan kesalahan.
***
Aku memang cukup getol mengajak anak-anak bercakap tentang Allah. Misalnya, saat mereka sedang punya keingiinan, aku sering sekali bilang,"Kalau ingin sesuatu, minta ke Allah dulu ya Nak..." atau ketika mereka mendapat suatu kenikmatan "Ini dari Allah loh sayang, yuk bersyukur dulu.. Alham? Dulillah..". Atau ketika ada yang sakit "Iya Nak, sakit ya. Minta sama Allah supaya Allah sembuhin ya.."
Jujur saja pada awalnya aku tidak berharap anak-anak akan secepat itu memproses afirmasi yang aku coba lakukan. Maksudku, aku tidak punya ekspektasi apa-apa kecuali agar anak sering mendengar tentang Allah dariku. Ibunya.
Aku hanya ingin anak-anak mengingatku sebagai orang yang sering mengingatkan mereka untuk mengingat-Nya.
Tidak lebih. Tidak sampai di tataran praktik.
Tapi nyatanya... Atas izin Allah.. aku bisa melihat anakku menunjukkan bahwa ia bukan hanya "tahu" tapi juga meyakini dan mempraktekkannya.
Kemampuan yang aku pribadi pun masih kesulitan untuk mempertahankannya, apalagi ditengah hiruk pikuk duniawi ini...
Pernah sebelum kejadian ini, saat aku sedang mencari satu barang yang aku lupa menaruhnya. Saat itu secara tidak sadar aku berkata-kata kecil "Duh... dimana ya? Tadi kayaknya disini"
Si sulung yang melihatku sibuk mencari-cari barang lalu nyeletuk,
"Emah, udah berdoa belum? Biar dikasih tahu, dibantu sama Allah"
"Astaghfirullah. Iya ya, Emah lupa. Makasih ya Aa udah ingetin"
Masyaa Allah, Nak....
Dan benar saja, setelah aku mengikuti nasehat anakku itu, benda yang kucari beberapa detik kemudian ketemu!
Masyaa Allah.. Masyaa Allah...
Aku sama sekali tidak menyangka hasil yang ditampakkan bisa secepat ini dan justru berbalik menjadi pengingat yang sangat ampuh bagiku pribadi.
Maka benarlah kata pepatah, bahwa kita akan menuai apa yang kita tanam.. Dan nyatanya memang benar, bahwa menjadi orangtua, khususnya Ibu, membuka banyak sekali kesempatan untuk banyak belajar dan merefleksi diri.
***
Aku memang bukan orangtua yang sempurna. Tapi betapa romantisnya Allah, ternyata Dia menghendaki ketidaksempurnaan itu menjadi kesempatan bagiku menuai apa yang telah aku tanamkan pada anak-anakku..., Meskipun tentu saja dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang kumiliki.
***
Nak, jika hal sekecil mencari selembar kertas kosong saja kau berharap pada Allah... Emah doakan, kelak ketika kehidupan membawamu pada prahara yang lebih besar, kau tahu kemana harus mengeluh dan meminta...
14 notes · View notes
rinaimimpi · 1 year
Text
Riyadhush Shalihin - Bab Mengingat Mati & Membatasi Angan-Angan #1
Tumblr media
sehebat apapun kita menjaga makanan, makanan yang sehat/berkualitas, pola tidur, dan olah raga, semua itu tidak bisa menahan ajal jika memang sudah waktunya.
binaragawan, akhirnya meninggal. orang sakit, akhirnya meninggal. orang yang sehat pun bisa tiba-tiba meninggal. semua di dunia akan kita tinggalkan.
wasiat Malaikat Jibril kepada Rasulullaah, "Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati! Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya! Berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya!" -> lakukan apapun di dunia, tapi ingat bahwa kita akan pulang. dan tempat pulang kita belum jelas, apakah akan di syurga/neraka. dan kita harus tahu bahwa maghfirah Allaah itu luas, tapi siksa dan azab Allaah juga sangatlah pedih.
bagi seorang muslim, kematian adalah awal segalanya. kematian adalah kebahagiaan bagi dirinya. hal itu karena dengan lewat kematian, dia akan melihat hasil perbuatannya (shalafush shaalih) -> terima berita gembira, engkau akan bertemu Allaah dan Rasulullaah, akan merasakan hasil dari berbuat shalih di dunia.
siapa orang mukmin yang paling cerdas? siapa yang paling sering mengingat kematian dan yang paling mempersiapkan kematian. yang akan kita bawa pulang adalah amal shalih. bukan Allaah yang membutuhkan amal shalih kita, tapi kita sendiri yang paling membutuhkan amal shalih tersebut. contoh: habis sholat yaa yaudah gitu, kelar, seolah-olah Allaah yang membutuhkan sholat kita. dahal terbalik. kita lah yang paling membutuhkan sholat, kita yang sangat butuh berdoa dan bertaqarrub sama Allaah.
seorang mukmin wajib meyakini bahwa "janji Allaah itu benar."
kalo kita beramal shalih, melaksanakan ibadah wajib, menjalankan sunnah, umroh, haji, berdzikir dsb, kita percaya bahwa Allaah akan memberikan amalan kita itu lagi sebagai bekal kita pulang.
kita juga harus paham dan meyakini jika kita terus bermaksiat, berbuat buruk, dzolim, membangkang terhadap Allaah, tidak sholat wajib, dan kita tidak bertaubat----pastilah Allaah akan menghukum kita. dan siksa Allaah itu nyata dan pedih.
ketika ada orang yang bermaksiat terhadap Allaah namun tetap merasakan kebahagiaan, ada 2 kemungkinan yaitu:
belum datang hujjah/peringatan dari Allaah atas kemaksiatannya (hukuman Allaah belum turun);
justru sedang disiksa Allaah, sedang dibiarkan Allaah, Allaah tahu bahwa kaum itu tidak mau bertaubat. contoh: firaun, kaum nabi luth, dsb.---sebelum datang siksaan Allaah di akhir hayatnya, justru Allaah akan membuat orang tersebut sehat dan kuat, penghasilannya ditambahkan, hidupnya diuntungkan, bergelimang harta dan masih dalam kondisi baik untuk terus bermaksiat. naudzubillaah.. baru setelah itu Allaah akan timpakan musibah/siksaan di akhir hayatnya.
bagi orang yang tahu bagaimana hukum agama Allaah, justru mereka masih dikatakan aman bahwa mereka belum sampai di ranah hujjah. tetapi jika sudah ada seseorang yang datang kepada anda lisan/tulisan tentang suatu peringatan, berarti sudah tegak hujjah pada kita.
orang yang beriman -> merindukan kematian.
orang yang sudah dikubur dan mengalami kehidupan di alam kubur, jika diberi kesempatan kembali di dunia, maka dia tidk menginginkan hal-hal remeh seperti kenikmatan biologis bersama pasangannya, memakan makanan atau minuman favoritnya, atau tongkrongannya (duniawi)---tapi bagaimana dia bisa sholat 2 rakaat, melaksanakan ibadah terbaik yang bisa dilakukan. -> berharap melaksanakan amal sholeh.
jangan lalai seakan-akan bangga atas ketampanannya, kecantikannya, kedudukannya, pekerjaannya, gajinya dsb lalu meninggalkan amal-amal sholeh dan amal-amal sunnah -> MENYESAL (kita tidak boleh menyepelekan amalan sunnah -> amalan sunnah akan membantu kita memperbaiki amalan wajib kita)
mendatangkan cinta Allaah adalah dengan mengamalkan amalan-amalan sunnah.
jangan perhitungan di jalan Allaah agar Allaah tidak perhitungan kepada kita, dan sesungguhnya maslahat itu juga akan kembali kepada kita sendiri. hakikatnya kita sebagai manusia itu sangat lemah dan sangat membutuhkan pertolongan Allaah.
mumpung masih hidup = perbanyak amalan shalih.
membatasi angan-angan -> membatasi angan-angan dalam hal-hal yang bersifat duniawi.
kecuali angan-angan positif seperti: ingin ibadah haji, ingin ibadah umroh, ingin memiliki yayasan sosial, ingin memelihara anak yatim, dsb amalan untuk bekal akhirat yang bersifat angan-angan -> tidak apa-apa.
tapi angan-angan yang bersifat duniawi yang sangat mampu melalaikan fokus diri kita terhadap akhirat, ini wajib dibatasi dan diregulasi.
QS. Ali Imran Ayat 185, setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.
kemenangan yang sebenarnya adalah kaki ini akan menapakkan ke syurga. orang yang masuk syurga tidak mungkin dikeluarkan di neraka. tapi orang yang di neraka, dengan syafaat Allaah bisa dimasukkan di syurga. target kita adalah masuk syurga dan dunia ini adalah semu.
QS. Luqman Ayat 34, tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. sesungguhnya Allaah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
QS. An-Nisa Ayat 78, dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. -> MAUT ADALAH KENISCAYAAN.
QS. Al-Jumuah Ayat 8, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allaah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
jika masalalu anda penuh dosa, maka hari ini adalah kesempatan emas untuk anda bertaubat dan memohon ampun kepada Allaah. Allaah menyebutkan dalam surat Al-Furqon Ayat 70, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allaah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. -> asalkan kita tulus dan benar-benar berjanji sama Allaah untuk tidak mengulangi dosa itu lagi dan kembali kepada Allaah, maka Allaah akan menyelamatkan hamba-Nya tersebut. -> MAKSIMALKAN HARI INI.
siapa yang tahu akan kembali kepada Allaah, maka dia akan tahu apa yang dia kerjakan akan di pertanggungjawabkan kelak.
seorang muslim yakin bahwa ketika ajal seseorang itu datang, maka akan tepat waktunya, tepat sasarannya, dan memang itu merupakan ketetapan dari Allaah.
setiap langkah kita, setiap tatapan mata kita, setiap detik kita, bisa saja kapanpun malaikat maut melaksanakan ketetapan Allaah tentang ajal kita. -> BERHATI-HATI DALAM MENJALANI KEHIDUPAN DI DUNIA.
jangan lalai, jangan meremehkan, jangan mentang-mentang masih muda, masih belum keriput, dsb -> AJAL TIDAK MELIHAT USIA.
"umur umatku hanya sampai 60-70 tahun" (sabda Rasulullaah)
QS. Al-Muanfiqun Ayat 9, wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
QS. Al-Muanfiqun Ayat 10, dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.
QS. Al-Muanfiqun Ayat 11, dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
hadirkan fikiran kita, merenung kita, lagi antre, lagi waktu senggang, segeralah beristighfar, mengingat Allaah, mendengarkan kajian agar terisi waktu-waktu kita dengan amalan shalih.
untuk kembali ke akhirat, maka bawalah 2 hal:
amal - amal shalih;
teman - teman yang shalih.
dan jangan bawa 2 hal, yaitu:
musuh;
dosa.
kelalaian dalam berkesempatan mengamalkan amalan shalih (mengaji, taddabur Qur'an, bersedekah, qiyamul lail) yang tidak diusahakan akan membuat hati kita keras. -> bisa menjadi orang fasik karena suka menunda-nunda amal shalih (futur) -> karena bermaksiat/berdosa/melalaikan amalan shalih dan sunnah. -> untuk menjadi seorang juara itu gampang, tapi untuk menjadi seorang yang selalu juara adalah perlu istiqomah -> kuncinya adalah selalu dalam majelis ilmu, menerapkan ilmu - ilmu, beramal shalih, dan meminta pertolongan Allaah agar tidak futur.
jangan tunda untuk menjadi orang taat kepada Allaah. taat sampai ajal kita datang, maksimalkan dengan baik. orang taat akan mendapatkan rahmat Allaah, keselamatan dunia akhirat, kebahagiaan, ketentraman hati. barakallahu fiikum..
Ustadz Khalid Basalamahحافظه الله
Kampung Halaman, 24 April '23 | 02.27 wib
7 notes · View notes
helloebby12 · 1 year
Text
Kak Ebby suka baca ya?
Pertanyaan ini tak jarang ditanyakan kepadaku. "Hehehe, enggak juga tapi lumayan sih"
I used to answer it that way. Tapi akhir2 ini jawabannya udah ganti. Udah gak boleh lagi jawab dengan kata2 ambigu seperti itu. Harus firm dan lugas, karena bisa jadi jawaban kita juga memberikan efek kepada yang bertanya. So i have to be clear!
"Sebenarnya gk terlalu suka baca, tapi memang harus baca"
Yang bertanya menjawab, "lah kenapa baca kalau gak suka kak?"
"Soalnya aku banyak gak taunya, jadi kalau mau tau ya harus baca buku. Gitu sih kira2. Meskipun kadang2 aku bosan juga bacain buku, memahami isinya, yg susah itu menerapkannya. Tapi ya terpaksa harus baca, karena perlu pengetahuannya"
Aku jawab seperti itu apa adanya sesuai apa yang aku memang rasakan.
My interest towards reading is not limited to just wanting some fun. But more than that, wanting to know.
Membaca buku enggak harus selalu karena kita suka. Tapi coba ganti alasannya, karena harus. Dunia terus berubah, ilmu pengetahuan terus berkembang. Lalu mengapa mengurung diri dengan bertahan pada pengetahuan lama yang mulai memudar dimakan usia.
Membaca adalah cara membebaskan diri. Dengan membaca kita bebas mengetahui apapun, kita bebas dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan. Makanya membaca menjadi amat penting dan harus didahulukan pada hal-hal apapun yang ingin dipelajari. Baik itu urusan duniawi, dan terpenting urusan ukhrawy.
Allah Maha Tahu dan Maha Teliti. Tidaklah Allah menurunkan ayat pertama berupa "Iqra" yang artinya "bacalah" tanpa ada hikmah dibaliknya. Salah satu hikmah terbesarnya adalah, seberapa penting kedudukan membaca sehingga Rasulullah ﷺ diperintahkan untuk membaca dahulu sebelum memulai kehidupannya sebagai Rasul Allah meskipun kala itu Rasulullah sendiri tidak bisa baca tulis.
Begitu pula kita. Baca, baca, baca dan baca. Meskipun kita belum bisa membaca, maka belajarlah. Meskipun kita belum suka membaca, maka carilah cara agar kita suka. Meskipun kita sibuk, tak punya waktu khusus, maka sediakanlah.
Sebab membaca adalah teman hidup. Allah turunkan Al-Qur'an untuk dibaca dan di amalkan. Supaya kita semangat membaca, Allah bahkan memberi balasan pahala, kemuliaan dan syafaat bagi yang ikhlas membaca Firman-Nya. Salah satu hikmahnyaa adalah agar kita senantiasa membaca, agar kita terus belajar hingga maut memutus kenikmatan itu.
Jadiii.... Yuk sama-sama kita mulai membaca. Mulai darimana?
Your closest one, the Holly Qur'an
Lalu segala hal yang berkaitan dengan ibadah wajib; sholat, puasa, zakat, dll
Lalu segala hal yang berhubungan dengan ibadah sunnah
Lalu segala hal yang berhubungan dengan aturan-aturan Allah tentang perkara dunia
Lalu segala hal yang mempermudah kehidupan dunia kita termasuk didalamnya kesehatan, lingkungan, design, bisnis, management, keuangan, dll.
Dan segala hal-hal baik yang tidak bertentangan dengan hukum-hukum Allah
Helloebby | 07-06-2023
Dalam gemerlapnya pikiran sebelum lelap
3 notes · View notes
sabaryangindah · 2 years
Text
Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan,
اللذات كلها بين حسي وعقلي ؛ فنهاية اللذات الحسية وأعلاها النكاح ، وغاية اللذات العقلية العام ، فمن حصلت له الغايتان في الدنيا ، فقد نال النهاية
"Seluruh kenikmatan duniawi itu bisa dibagi menjadi dua kategori, kenikmatan fisik dan kenikmatan akal. Puncak kenikmatan fisik adalah menikah. Sedangkan puncak kenikmatan akal adalah ilmu agama. Siapa yang mendapatkan dua puncak kenikmatan di atas ketika dia hidup di dunia, sungguh dia telah mendapatkan seluruh kenikmatan duniawi."
Shoidul Khathir hal. 190
7 notes · View notes
ameliazahara · 1 year
Text
Jadi orang kaya itu nikmat dan enak.
Bisa menikmati barang kualitas asli nomor satu, tentu tidak sama nikmat dan nilai mewah dan kepuasan yang didapat. Di luar konteks pamer dan prestise yang didapat. Diri percaya bahwa, dari telah mereasakan nikmat dan nilai mewah itu, akan mempengaruhi persepsi dan juga sudut pandang seseorang tersebut.
Secara karsa dan rasa, sensasi nikmat kemewahan hidup tidak akan bisa disanggah oleh siapapun. Sebuah nilai mewah terikut nikmatnya—yang hanya bisa dirasakan jika telah memperoleh dan merasakannya. Tidak cukup hanya dikhayal-kan saja, apalagi dirangkai dalam relung ilusi.
Bedanya, syukur atau tidak. Jika bersyukur, maka akan lebih ditambahkan kenikmatan lainnya.
Beberapa waktu belakangan, diri berkesempatan untuk diizinkan mencicipi produk mahal untuk sebuah ikhtiar menaikkan berat badan. Bukan produk asal-asalan, melainkan produk kualitas wahid dari segi harga, rasa, dan khasiat. Dan asli ndak bohong, rasanya enak banget, tjuy. Ngaruh juga hasilnya ke badan. Tuhan baik bener ngasi gue nikmat yang epik sekalipun lagi sekarat, yang sebelumnya tidak terbayangkan untuk bisa mencicipinya, dan bisa terbayar juga dari sisi nominal dengan harga sepaketnya yang lumayan fantastis.
Sekarang produknya sudah habis. Ada beberapa yang telah kosong, sepertinya perlu direstock ulang jika ingin. Urgensinya belum begitu, tapi jika memungkinkan, nanti akan direstock ulang, karena rasanya memang enak!
Doa diri tidak pernah berubah untuk cita-cita duniawi yaitu, menjadi hamba yang kaya lahir bathin dan juga dari sisi finanasial keuangan. Ini alasan kenapa bersikeras untuk mengupayakan cita-cita hidup hingga sejauh ini. Walau pun sudah sejauh ini seolah tuhan masih menutup mata akan cita-cita diri:’)
ujian nya mungkin di sini, sabar atas karunia-Nya, sabar menghilangkan ego fir’aun di diri. Ngasi rezeki dalam bentuk apapun mah mudah bagi Allah. Cuma mungkin diri yang belum siap.
Diri tidak pernah memahami apa itu ‘miskin’ dari makna kiasan atau pun sebenarnya. Bagi diri perasaan miskin itu perasaan merasa kekurangan, yang adalah penghalang untuk segala sisi di diri. Kadang ketika merasa miskin yang dengan perasaan kekurangan, menjadikan berkembang rasanya jadi sulit. Belajar jadi susah, apalagi bisa mengumpulkan referensi hidup yang lebih baik. Mau baca buku harganya mahal. Ibadah aja tuh rasanya nikmatnya bisa terhalangan hanya karena perasaan miskin.
Padahal harusnya menjadi hamba yang kaya karena sebagai muslim diberi paham bahwa menyembah Tuhan yang Maha Kaya.
Gue menyadari bahwa, menjadi kaya adalah jalan mudah bagi gue untuk bersyukur. Kaya itu dekat dengan lapang, lega, juga syukur. Hilangnya kecemasan akan duniawi dan ketakutan akannya, juta bisikan setan pun mudah ditepis jika telah ada di tahap merasa lapang. Bisikan setan tuh lebih mujur kalau lagi sempit, ya ga sih?
Gue tidak punya skill bersabar dalam hidup atas kekurangan nikmat, salah satunya rejeki nominal uang. Gue tidak pernah kekurangan dari segi uang, yang selama ini selalu tercukupi, alhamdulillah. Gue telah mencapai tahap memahami dan merasakan dan mafhum akan nilai enak dan mewah atas panjangnya referensi rasa yang telah banyak gue cicipi.
Gue percaya Tuhan tidak akan pelit untuk nikmat-Nya. Hanya saja gue percaya semua kembali ke diri, apakah siap menerima jika diberi. Bukan berarti nikmat rejeki nominal uang telah gue gapai. Sama sekali belum. Gue tidak punya tabungan sama sekali. Gue masih jauh dari cita-cita kaya secara nominal uang, yang semoga cukup kaya dari nominal luasnya isi hati. Ujian ini berat, apalagi akibat tanggungan disematkan dalam diri. Untuk itu, sejak dini gue harus selalu bersyukur, agar Tuhan tidak ragu berbagi banyak karunia-Nya.
Gak kebayang ya Tuhan, gimana rasanya jauh dari karunia nikmat dunia-Mu. Semoga zuhud adalah menjadi cita-cita yang tetap mudah dari rejeki-Mu yang berlimpah.
Gue merasa kaya adalah lapang dan menjadi cukup, hingga zuhud mudah didapat. Penyakit ‘ain mah kadang berasal dari urusan diri yang tidak merasa lapang:’)
3 notes · View notes
salmancs · 2 years
Text
KEBERADAAN DIRI DALAM SEBUAH LINGKUNGAN
Tumblr media
Tentang.. sebuah lingkungan
Tentang.. sebuah wadah kehidupan
Tentang.. sebuah berkembangnya aku serta kalian
Mari mencoba..
Mendalami...Merenungi...Merealisasi..
Akan dari berbagai pola panorama yang tuhan berikan kepada kita,dari berbagai wadah yang tuhan hidangkan kepada kita untuk segera dapat di santap dengan berbagai rasa,dari berbagai anugrah tuhan yang dapat kita nikmati dengan penuh ujiannya,kita tetap masih bisa merasa bersyukur dan mawas diri menerima segala apa yang di dapat pada setiap diri ini.
Akan begitu Kompleks..tuhan konsep dinamika kehidupan ini,mengasah bagaimana seorang hamba yang di rindukan tuhan seperti apa ,mengasah bagaimana seorang hamba dicintai oleh sang baginda rasul seperti apa..,mengasah bagaimana seorang hamba dengan kelebihan dan kekurangan masih mampu untuk Hablum Minallah & Hablum Minannas.
Tentang sebuah lingkungan...
Yang menjadi hal yang dapat menurunkan atau meningkatkan keimanan kita, tampaknya kotor namun menjadikan keimanan kita terasah kuat nan lebih dicintai tuhan, tampaknya bersih namun menjadikan keimanan kita terkotori akan kemungkaran serta keangkuhan..
ataukah sebalik lainya, wallahu alam...
Tentang sebuah lingkungan...
Yang kita tempati dengan penuh kenikmatan diberikan,dengan penuh rasa syukur didapatkan,dengan penuh cinta menghiaskan.
Walau kita terkadang tidak sadarkan diri akan adanya kita di lingkungan kondisi tersebut sebagai bukti starta identitas diri untuk merendahkan orang lain..
Walau kita terkadang tidak sadarkan diri akan adanya kita di lingkungan kondisi tersebut akan sebagai keterpaksaan diri untuk menyalahkan segala situasi kondisi...
Walau kita terkadang tidak sadarkan diri akan adanya kita di lingkungan kondisi tersebut sebagai upaya mengharapkan duniawi dalam kenikmatan pribadi
Tersemat pada sebuah nasihat serta hikmah kehidupan,akan dimana kita ditempatkan akan dimana kita hadir di suatu kondisi,akan dimana kita berposisi,menjadikan upaya tuhan mengasah kebenaran taatnya seorang hamba pada tuhan.
Kita berada pada suatu kondisi apapun bukanlah menjadikan tempat untuk saling meninggikan starta identitas diri akan merasa paling terbaik namun menjadikan upaya tuhan mengasah ketika kita berada pada kondisi apapun kita mampu memberikan kontribusi terbaik dalam menebar kebaikan,kita mampu menjaga arah kebaikan secara berkelanjutan, kita mampu memaksimalkan kondisi tersebut agar lebih dekat kepada tuhan,kita mampu memaksimalkam momentum tersebut agar meningkatkan keterikatan hablum minalllah serta hablum minannas.dimanapun kita berada disitulah peran kita yang terbaik,disitulah kita dibutuhkan tuhan untuk memperbaiki suatu kondisi,disitulah kita akan menemukan seorang sahabat sejati,disitulah kita akan menemui seorang yang saling membersamai dalam mencapai mimpi,disitulah kita akan terus mengingat keluarga yang kita cintai, disitulah kita bisa selalu ingat pada sang ilahi,disitulah kita mampu berkembang menjadi seorang yang lebih baik lagi,disitulah kita di uji akan kepekaan dalam hablum minnas serta hablum minallah,dan disitulah tuhan menemani kita dalam menebar serta menjaga arah kebaikan itu dapat berkelanjutan.bukan soal kita berada dimana sudah sampai mana atau kita memiliki kelebihan apa, tapi
KITA SUDAH MEMBERIKAN DAN MENINGGALKAN APA PADA DUNIA
Mencoba berdiam diri dengan penuh ketenangan
beristirahat sejenak bersama tuhan dalam Menentramkan jiwa hati serta mengintropeksi jati diri
Apakah ketika kita berada di kondisi lingkungan tersebut, mampu lebih taat kembali kepada tuhan..
Apakah ketika kita berada di kondisi lingkungan tersebut, mampu memberikan dampak manfaat di sekitar lebih banyak lagi..
Apakah ketika kita berada di kondisi lingkungan tersebut, mampu meluruskan dan menjaga niat
Apakah ketika kita berada di kondisi lingkungan tersebut, Mampu menjadi seorang yang biasa yang mampu memberikan dampak yang luar biasa...
Apakah ketika kita berada di kondisi lingkungan tersebut,kita mampu menjadi seorang yang berani berkorban dalam medan dakwah...
Tentang sebuah lingkungan..
Yang terasa begitu nikmat didapat walau terkadang membuat lalai pada tuhan,mencoba berdamai dan bersahabat terhadap segala situasi,merangkai makna di setiap kondisi ,menyusun ego dengan segenap hati nurani..
Tentang sebuah lingkungan..
Yang menjadikan kita bagaimana menjadi
Seorang yang mampu memposisikan diri
Seorang yang mampu menikmati situasi
Seorang yang mampu menghargai kondisi
Seorang yang mampu mengelola hati
Seorang yang mampu berkorban membersamai
Dan Seorang yang mampu ingat selalu kepada ilahi
Terucap syukur atas nikmat dan capaian serta kesempatan hidup dalam menjadi seorang hamba yang lebih baik lagi untuk kita semua atas segala anugrah yang tuhan berikan sampai saat ini
"Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir"
5 notes · View notes