Tumgik
#koks studio
ilovetheater-nl · 29 days
Text
Musical Mania, een gezellig reclame marktje
Tekst en foto’s: Marielle Hoexem Op zondagmiddag 25 augustus mochten wij het nieuwe event ‘Musical Mania’ bezoeken. Op de repetitiemiddag van de liveshow van de musical awards in de avond. Voor een klein bedrag kon een kaartje gekocht worden. Aan de rij voor Studio 21 in Hilversum was te zien dat veel mensen dit hadden gedaan. Eenmaal binnen volgde een gang met leuke marktkraampjes vol met…
0 notes
huishengchang · 3 months
Text
Hundreds + Thousands 《萬象森羅》
郭奕麟 + 陸奇 ft.張惠笙
Daniel Kok (Singapore) + Luke George (Melbourne) ft. Alice Hui-Sheng Chang (Tainan)
In this collective experience of the visual, the sensual and the sensible, we consider what plants know, and catch a glimpse of a world where time is transformed, and humans displaced. Blending dance, experimental music, and installation, Hundreds + Thousands is an opera that attempts to reconcile the relationship between people and the natural world.
Over the pandemic, we came across numerous people who have developed deeply personal relationships with plants. Plants became our meditative companions even as we ourselves lived like potted plants during lockdown. As we were forced to slow down, some of us began to pay attention to minute shifts in light and air qualities in our apartments, changes in our bodily and thought patterns, new buds sprouting and old leaves withering.
In Hundreds + Thousands, we ask ourselves how we might be able to displace ourselves to catch a glimpse of the other. As this is a performance for people and plants, with people and plants, we wonder what kind of language is needed for us to listen, to see and to speak to/with plants.
For us, the title “Hundreds and Thousands” is a reminder of the overabundance of things that exist (in nature or man-made), the vastness of infinity, the great history of the earth and the universe in which humans are but a blip. What if we can ‘see’ together the times and spaces before the human epoch, or long after humans exist?
0 notes
Text
What would you do if you woke up as a romance novel villainess... and realized that someone wants you dead?
Find out in Save the Villainess, our upcoming otome isekai roleplaying game - now available to wishlist on Steam!
🦋Join Save the Villainess' Kickstarter Pre-Launch.
🦋Wishlist Save the Villainess on Steam.
🦋Follow Save the Villainess on Itch.
🦋Sign up to the Mailing List for exclusive character cards every month.
🦋Visit 12 Otomes full of Mystery & Magic on Steam & Itch.io.
Remember to be careful about who you trust, who you love, and who can help you… Save the Villainess.
Credits: Trailer edited by Sokei; Butterfly Dreams Theme Song Composition and Lyrics by JunbugP; Theme Song Vocals by Saki Rose; Characters by Somate Studio; Item Art by @arodude; Backgrounds by @arodude, Somate Studio, Fuura_Xen, Karel Kok, Son Huynh, Maciej Ptasinski
591 notes · View notes
karvoja · 5 months
Text
Jeesuskristusjumalauta mun verenkiertoelimistö ei kestä tätä verenpainetta, jonka varsinkin Kaisa Juuso aiheuttaa. Pää kii!! Saanko vaan tunkea ton olennon nenän täyteen muovailuvahaa ja pikkukiviä...
En usko hetkeäkään, etteikö hallitus tietäisi mitä se on oikeasti tekemässä. Mutta miten tää menee niiden kannattajilta läpi (muilta kun kokkareilta)? Vai eikö niitä vaan kiinnosta mitä tulee tapahtumaan ja eikö ne seuraa mitä pers/kok puuhaa ja mille kd/rkp nyökyttelee hyväksyvästi.
Ei ne hyvinvointiyhteiskuntaa ole pelastamassa, se on selvää.
Selvää on sekin, että sote-palvelut tulee halvemmaksi, jos ne tuotetaan yhteiskunnan omana toimintana. Jos toiminta on nyt vahvasti alijäämäistä, yksityisellä puolella kustannusten (asiakasmaksujen) on pakko olla huomattavasti korkeammat, jotta niillä on mitään järkeä toimia. Enkä tajua miten sote-palvelut voisi eettisesti olla voitollista toimintaa?
Jos (ja kun) perus- ja erikoissairaanhoidosta leikataan nyt ja hoitoonpääsy vaikeutuu sekä viivästyy, sen seurauksena kroonistuneiden sairaukisen hoitoon tarvitaan entistä vaativampaa eli kalliimpaa hoitoa. Tässä hetkessä säästöä saattaa paperilla tulla 3 mrd, mutta tulevaisuudessa hoito on vielä kalliimpaa, joko yhteiskunnalle tai yksilölle. Kun julkinen sote on saatettu toimimattomaan tilaan, keski- ja varsinkin pienituloisilla on vähänkään vakavamman sairauden kohdalla kaksi vaihtoehtoa: konkurssi tai kuolema.
Ja siitähän nää fantasioi, köyhyyden köyhien poistamisesta. Enkä siksi voi ymmärtää, miten persuja äänestänyt duunari voi olla valintaansa tyytyväinen.
Plus, ällöttää Juuson virnuilu. Hyi että. Kuvitteleekin olevansa oikeassa ja vakuuttava kannassaan.
11 notes · View notes
icedteadrinker · 5 months
Text
Ich verbrenn mein Studio schnupfe die Asche wie Koks.... Tschuligom Peter Fox Stadtaffe mach mich sooo nostalgisch tbh... Ich hab einfach ungelogen 20 Kinder meine Frau ist schön
7 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 3 months
Text
Rejeki
Lagi masuk ke pattern avoiding writing lagi, baca catetan konseling ternyata sangat membantu yah. Minimal menyadari lagi kenapa kok sangat mudah sekali bagi diriku kembali ke pola ini, dan semoga dari kesadaran ini bisa segera keluar dari vicious cycle avoiding writing. Belakangan ini bawaannya juga anxious terus karena selalu kepikiran “oh gw tu ada utang nulis. Gw tu gabisa menikmati momen ini. Gw tu harusnya nulis”. Menderita banget. Sampe kebawa mimpi bahkan. Di mimpi, ku lagi ke tempatnya Diny, terus Diny ada print-print-an thesis dia gitu 500 halaman terus kubaca terus ku panik karena ku baru nulis 1 chapter.
Yang bikin makin ter-pressure lagi sebetulnya adalah karena ada teman se-cohort-ku dan se-supervisor (intinya se-lab) yang mulai PhD-nya Oktober 2020 juga akan submit 2 Juli BESOK. Temannya flatmate-ku juga mulainya barengan sama diriku dan supposedly harusnya submit minggu KEMARIN. Udah ada juga teman se-cohort di departemen yang UDAH JADI DOKTOR alias UDAH VIVA. Tau sih perjalanan PhD tiap orang beda-beda, terutama karena yang kami kerjakan beda-beda banget kan: dari metode, scope, research question. Tapi tetap aja GAKBISA gak ngerasa panik dan sedih dan iri(? Dikit?) ngelihat orang-orang ini.
HHHHHH. Ayo Non. Tenang. Gaada yang perlu dikhawatirin. Gak lagi balapan sama siapa-siapa.
Belakangan ini juga doa ke Allah yang pengennya diberikan ketenangan hati, berlapang dada, dan yakin pasti memang sudah ada jalannya masing-masing. Minta diberikan kekuatan juga supaya DISIPLIN dan tidak malas menulis.
Anyway.
Oleh sebab itu, karena belakangan ini ku selalu merasa kurang, tidak menjadi “idealised version of Asri” menurut si Asri itu sendiri, ku harus banyak-banyak reflect back dan BERSYUKUR. Betul-betul kembali lagi ke tujuan awal dibuat akun tumblr ini: untuk showing gratitudes, counting and listing blessings (YANG AMAT SUPER DUPER BANYAK dan sangat ku-taken for granted):
PUNYA FLATMATE YANG BAIK HATI. Aku selama di Oxford hampir 4 tahun ini selalu sharing 2 Bed Room flat dengan 1 orang lain, gapernah tinggal di studio sendiri. Nah, baru sadar, ternyata punya flatmate yang compatible tuh ternyata merupakan rejeki yang amat besar. Kemarin habis dengar drama orang indo sharing rumah di London ber-4? Ber-5? Terus adaaaa aja drama-nya. Dari masalah ngantri laundry-lah, kamar mandi gak bersih-lah, dsb. Terus ada juga yang sharing rumah ber-3 sesama orang indo juga dan ya gak akur aja gitu, jarang ketemu, jarang ngobrol, ada satu orang yang gak jelas keluar kamar kapan, ke kampus kapan, ke KAMAR MANDI KAPAN. Intinya kaya ilang aja gitu (ini gak masalah sih, personally ku lebih prefer orang yang invisible vs yang rempong dan fussy). Terus ada juga apparently orang yang OCD gitu kan, jadi toleransi terkait sharing space dengan orang lainnya cukup rendah. Ada yang share flat dengan orang dengan gangguan mental health juga jadi sering teriak-teriak, aneh-aneh deh pokoknya. OH, ada yang tukang curi butter juga, curi Tupperware, dsb.
Nah Alhamdulillah banget selama 3 tahun sejak 2020-2023 di Headington, ku sharing flat sama orang South Africa dan dia BAIKKKK BANGET YaAllah. Kayak, aku sendiri personally typical orangnya yang cuek aja gitu dan gak nosy: urusan lo, urusan lo, urusan gw, urusan gw, pokoknya selama lo gak gangguin gw ya gw gaakan gangguin lo. Ku sama si teman ini tuh yang yaudah akur-akur aja selama 3 tahun hidup bareng, gaada masalah hidup yang berarti…
Terus setahun terakhir tinggal sama orang Indo yang Alhamdulillahnya juga gak aneh-aneh, mana rajin memasak… (emoji nangis). Tadi pagi aja dia masak jeon dan barusan pas pulang dari London tiba-tiba di rumah ada sate dan sambel kacang dan TAHU ISI ENAK BANGET… Kami juga tipe yang yaudah respectful sama personal space aja. Kalau lagi gapengen bersosialisasi ya yaudah di kamar masing-masing, kalau lagi mau nonton tv bareng ya hayuk. Ada teman mau nginep juga silahkan, mau masak-masak/makan-makan sama teman di rumah juga OK aja. Pokoknya tinggal sama orang yang CHILL tu enak banget ya beneran baru kusadari nikmatnya sekarang…
2. BERADA DI LINGKUNGAN YANG BAIK. Jadi barusan ku habis pulang dari London ada pengajian di KBRI yang ngisi ceramah Prof. Quraish Shihab. Beliau somehow lagi di UK sama anak dan istrinya entah untuk acara apa. Terus ya, kalau ku gak diajak nih sama Ibu Yani, ku GAAKAN niat pergi sendiri naik kereta ke London untuk dateng pengajian ini. Tapi karena ditebengin, ku jadi datang. Ku jadi sadar juga betapa pentingnya lingkungan pergaulan kita. Kalau teman-teman kita mengajak ke arah kebaikan, ya kita-nya juga otomatis akan kebawa jadi baik... Begitu pula sebaliknya...
OH! Berhubungan dengan yang no 1 di atas juga, ku amat sangat bersyukur flatmate-ku yang sekarang juga solehah, jadi kalau dia kebangun subuh, ku juga ikutan kebangun…. Sahur pas Ramadan kemarin pun juga gitu… Intinya didekatkan oleh Allah dengan orang-orang ini aja tuh juga lagi-lagi rejeki yang sebetulnya besar banget tapi kadang kita nggak sadar…
3. SUPPORT SYSTEM OK BANGET. Kemarin ceritanya pulang kerja Jumat makan hotpot di Cowley sama Diny. Terus di situ, ku bahas lah, betapa BAIKNYA postdoc yang aku kerja bareng sama dia. Kadang pas lagi ngobrol sama flatmate juga disebut sih: “ih kamu tuh enak non ada yang ngemonitor progress, ada tempat ngasih setoran, aku gaada, betul-betul ditinggal gitu aja sama supervisor aku…”. Pas dipikir-pikir lagi ya si postdoc ini yang selalu ngepush aku buat register conference, latihan presentasi, ngasih artificial deadline buat draft manuscript dikasih feedback… Kayanya kalau gaada postdoc ini, progress PhD-ku betul-betul gaakan sejauh sekarang deh… (walaupun ini pun udah lumayan behind,,, tapi gapapa Non: HAVE SELF-COMPASSION!”)
Paling aneh juga pas lagi ngobrol kemarin, si Diny mayan kaget pas kubilang “iya gw pernah depressed terus yang ngasih kata-kata bagus tuh si AdiHarlin..”. Diny yang: “hah lu bisa depressed juga rupanya?? Gua kira lu senang-senang aja terus”. Emang susah kalau punya personality ceria, orang-orang kayanya ngiranya hidup w selalu bahagia...
Udah sih… sementara ini yang kepikiran baru itu aja. Sebetulnya kapan hari gitu pernah pas lagi otw jalan pulang ke rumah kepikiran buat nulis. Lebih buat ngasih wording ke anxiety yang lagi dialami sih. Kayanya kalau jelas bentuknya apa dalam kata-kata, kekhawatiran yang ada di otak ini bakal lebih ringan dirasakannya. Nggak akan hilang seketika sih, tapi minimal tahu apa yang terjadi dan kira-kira mitigasinya apa.
Kebanyakan memang datang dari uncertainty sih. Entah sejak bulan apa, Mei kayanya, itu mulai muncul tuh self-doubt “ini gw bakal beres gak ya tesis, kekejer gak ya submit September, viva kapan ya…”. Terus setelah itu turunlah jadi kekhawatiran-kekhawatiran logistic: “cukup gak ya duit…”. Padahal pas April masih yang “AH BISA NIH kayanya bahkan submit Juli/Agustus” TERUS BESOK DAH JULI TOLONG. Gapapa Non tapi pelan-pelan aja. Bisa kok ASAL DIKERJAKAN. Terus kalau masalah duit MINTA sama Allah InsyaAllah akan dikasih jalan.
Sekarang mikirnya: “udah diselametin oleh Allah BISA MENJALANKAN HAMPIR 4 TAHUN YANG SEPERTI HELL INI??? Tidak mungkin cuma hanya untuk diriku ini quit di penghujung jalan!”
Tapi iya, lagi-lagi intinya amat sangat bersyukur… Dan pas dipikir-pikir lagi seminggu kemarin DIRIKU amat sangat produktif. Senin Alex ngemail dia ada lignite sampel, Selasa ku-ambil di Royal Holloway, sampe Oxford langsung crushed the rock into powder (BAHKAN SESEDERHANA di hari Selasa itu ada Karthik yang bisa bantuin ngecrush rock aja sudah merupakan REZEKI sendiri yang amat sangat besar), Rabu ngoven tubes dan organic extraction, Kamis nge-Lumex, Jumat nge-Rock-Eval. I LITERALLY DID A 3 WEEK WORK INTO 1 WEEK. Kadang-kadang yang kaya gini-gini nih, mikirnya “IDIH GAK produktif amat seminggu ini nggak nulis apa-apa” PADAHAL yang dikerjain LITERALLY BANYAK BANGET.
Belom lagi punya teman-teman baik hati di departemen yang ngajakin main pingpong di Jumat sore, bisa makan Ibu Korea di hari Rabu…, terus diajak makan sama Diny aja sebetulnya juga udah blessing, di hari Selasa itu juga makan sama Deva pulang dari lab. BETULAN YANG: Yaampun Non apa lagi sih yang mau diminta? Produktivitas ok, social need juga terpenuhi, physical need juga ada teman yang ngajak olahraga. Minggu lalu badminton di Iffley, besok hari Minggu juga bakal badminton lagi. Betul-betul FABIAYYI ALA IROBBIKUMA TUKADZIBAN???
Anyway, yaudah itu dulu aja. Ini udah 3 halaman HVS. Terus udah 00.15 belum Isya.
Intinya tulisan ini berguna banget buat kalau besok-besok breakdown lagi bisa inget “oh ternyata gak yang gak berprogres-progres amat kok hidup u Non, you literally did a lot of things and were given SO MANY THINGS, so what else do you need to ask for sih?? Bersukur!!! Touch some grass!!!” (OOPSIE probably not in this way, not by beating my ass out). Tapi intinya iya, bersyukur Noni, bahkan untuk bisa musingin nyeleseiin thesis PhD aja tuh gak semua orang even can dream about it. Dan semangat. Bismillah.
OX1 1AD
30/06/2024 00:18
3 notes · View notes
kerbaucokelat · 1 year
Text
Awalnya emang random tiba-tiba mau lashlifting, kebetulan waktu itu bakal ada acara nikahan temen dekat... Jadi ya sekalian aja biar canci wkwk udah setahunan jg ga jepit bulmat atau pakai maskara, krn selalu gatel-gatel pdhl udah coba berbagai merk maskara tp belum juga menemukan brand yang cocok.
Nan lebih random tiba-tiba ambil kelas privat lashlift profesional. Ngeliat hasil praktek selama privat temen-temen deket jadi berminat jg buat pake jasa lashlift aku, walopun kalau nge-wrap masih lama bener bisa satu jaman, padahal normalnya cm 15 menitan wkwkw soal harga cincailah maklum namanya jg pemula.
Kalau kata guru privatnya semakin sering praktek nanti akan lebih terbiasa dan nemu celahnya agar bisa cepat rapih saat wrapping lashes. Anjay wkwkwk masih nda nyangka.
Apa aku seriusin aja trus buku studio lashes sendiri? Wkwk kok lawak ya
Bismillah ajadah pokoknya jadiin skill yang lebih bermanfaat aja biar nda sia-sia biaya coursenya, lumayan soalnya tabungan buat beli ipad gajadi malah dipake buat privat kecantikan lol
Btw ini hasil salah satu latian pas privat minggu lalu.
Tumblr media
Kalau kata gurunya yang lashes kanan sudah 90% ok, yang lashes kiri masih 70% karena kurang rapi wkwk lumayan
(Fyi hasil lashlift bisa awet sampai 1,5 atau 2 bulan tergantung kebiasan orang. Kalau sering di kucek ya bakal lebih cepat turunnya... kira2 begitu kalau kata bu guru~~) Jadi keliatan lebih fresh, gaperlu jepit2 bulmat lagi atau mungkin bisa tanpa maskara krn udah canci xixi
8 notes · View notes
mistofstars · 2 years
Text
Sooo liebe Leute, ich poste jetzt mal meine "Erfahrungen" zur Late Night Berlin Aufzeichnung heute.
Vorab, ich war noch nie so richtig im TV als Publikum, deswegen vergebt mir meine Naivität 😂
Ich war aus lauter Nervosität natürlich viel zu früh da
Das Studio liegt im Süden von Berlin, das war ne kleine Weltreise dahin
Das Publikum war sehr gemischt, ich schätze so 300-400 Leute. Es waren Nerds dabei (ich unter anderem 😂), Teenager, Grauhaarige Ältere, Hipster, Coole usw. Es waren auf jeden Fall sehr viele sehr hübsche junge Damen da, find ich
Gast war Nina Chuba? Die ist auch total lieb und unkompliziert
Ich fand es faszinierend mal hinter die Kulissen zu schauen, das war nämlich ein großer Studio Komplex, wo mehrere Sachen aufgezeichnet werden. Klaas hat uns auch gesagt wir sollen bloß nicht die falschen Türen aufmachen (weil zum Beispiel die Leute von naked attraction da auch rumlaufen hahahha). Vorne ist immer so ein schickes Studio aus Holzbauten und dahinter sind Betongänge, lange Flure und Kabel usw 😅
Paar Fotos
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Drinnen sind Handys usw verboten, wir mussten natürlich alle alles an der Garderobe (1€) abgeben. Um 14:30 ging es dann richtig ins Studio und gegen 15:30 begann die Aufzeichnung. Mit kurzen Pausen ging es bis 17:30. Das war also schon ein langer Nachmittag, aber es ging vorbei wie im Flug
Der Warm-Uper Mike kam und hat uns eingeheizt und bisschen aufgeklärt wie alles abläuft
Ich dachte eigentlich ich kann da in Ruhe sitzen und klatsche ein bisschen, aber nein, wir mussten alle Gas geben fürs TV 😂 ich werde also wenn ich im Bild bin peinlich aussehen weil ich mich anstelle wie auf Koks
Gloria und Jakob kamen zusammen auf die Bühne dann Klaas. Klaas hat ein paar Worte an uns gerichtet bevor es richtig los ging. Ich hab schon wieder vergessen was 😅
Da ich ziemlich weit vorne sass (4te Reihe!) und Klaas gut sah kann ich sagen: das TV haut ihm 10 Kilo locker drauf. Das ist eigentlich ein ganz kleiner schmächtiger Kerl, ich würde fast schon zart sagen. Er hat kleine dünne Beinchen und die Oberarme sind schon voluminöser geworden. Aber der ist so zart, ich hab das Gefühl ich könnte ihn locker hoch heben 😂
Jakob wirkte "wie eine abgewichste Showmaus", er war find ich bisschen still, vielleicht auch was schlecht drauf? Aber vielleicht ist er einfach so. Klaas wirkte hoch konzentriert und hatte Bock, ohne da irgendwie albern zu sein per so. Einfach angenehm fokussiert
Mir ist so einiges klar geworden, als ich da saß. Weil Klaas gehört auf die Bühne und kann das auch ohne Probleme, ob jetzt moderieren oder singen aber das ganze Drumherum ist auch nervenaufreibend. Ich könnte mir zum Beispiel auch vorstellen, professionell Musik zu machen aber ich bräuchte das ganze Drumherum nicht 😂man hat aber schon verstanden irgendwann also ich, dass das halt Klaas' *Job* ist und er danach halt auch mal nach Hause fahren will (gar nicht negativ gemeint, sondern reality check)
Während die Mazen liefen, hat Klaas auch zugesehen und sich wirklich gefreut und gelacht und auch wenn wir gelacht haben im Publikum sich gefreut meine ich
Wenn Pausen oder Mazen waren hat Klaas verstohlen hier und da an den Nägeln gekaut
Jakob hatte ihn am Anfang gefragt, was das eigentlich mit dem Schnauzer soll, und Klaas meinte, er kriegt halt hier und da so random graue Haare und deswegen hat er das so rasiert, um wenigstens ein bisschen Kontrolle über einen Abschnitt seines Gesichts zu bekommen, auch wenn er dann wie ein Taxifahrer aussieht 😂
Tipp noch für Leute, die demnächst zur Aufzeichnung gehen: Schwarze Hose tragen und irgendwas nicht zu dickes - ea ist warm im Studio und von den Kunstleder Bänken hatten wir alle verschwitzte Beine 😂
Es war sehr kurzweilig, Klaas war professionell und konzentriert und es gab keine großartigen Fauxpas oder so. Er hat das gut durchgezogen und sich nachher noch mal beim Publikum nach dem Dreh kurz bedankt, dass wir so aufmerksam waren und so schön mitgemacht haben. Und dann haben er und Jakob noch mal gewinkt und weg waren sie
Ich hätte mir bisschen mehr Interaktion mit dem Publikum gewünscht aber so ist LNB ja nicht. War aber vollkommen in Ordnung
Ich hatte Spaß und ich hab den Klaasi gesehen 😍❤️🙏 und meine Hände sind ganz rot vom klatschen. Ich habe irgendwie verpeilt beim buchen dass ich ja wohl auch ins TV komme 😂😂😅darum ging es mir ja gar nicht. Wenn man mich sieht, seh ich bestimmt furchtbar aus
Ich hab nämlich fast die ganze Zeit grenzdebil gegrinst 😂😭😅
11 notes · View notes
fernsehn · 10 months
Text
ich schaue in h** aber f*** rein weil hinter den kulissen ja bekannterweise richtig die kacke am dampfen ist und es die letzte sendung der alten prod.firma ist. gab es koks for free oder hat die redaktion als abschiedsgeschenk pollen im studio verteilt? carlo masala und gerhard baum haben so rote und gläserne augen, dass man sich echt sorgen um ihre gesundheit macht.
6 notes · View notes
kokemma · 1 year
Text
Emma Kok at the Studio!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes
alfinamusfira · 2 years
Text
Tumblr media
Aku berjalan dengan ragu menuju ruang dosen pembimbingku. Rasa sesak dalam dada kuhempas dalam beberapa kali helaan. Batinku lirih menyapa seluruh ruangan, “Hai i’m back! Please be nice!” Aku memulai kembali untuk melanjutkan skripsiku yang terbengkalai setelah hampir satu tahun. Sebuah keputusan yang didasari oleh permintaan Mama dan juga kejadian besar beberapa waktu lalu.
Ya, sejak kejadian Nisa mengamuk waktu itu, Mama kembali bisa berbicara meski belum lancar. Papa juga akhirnya mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya bahkan ia memutuskan untuk mengganti nomor teleponnya dan keluar dari semua grup teman sekolahnya. Papa memang lebih dekat secara emosional dengan Nisa, jadi melihat putri satu-satunya berteriak bagai orang kerasukan mungkin membuatnya takut dan menyadari kesalahannya. Aku meminta Mama dan Nisa untuk berkonsultasi dengan psikolog, dan syukurnya mereka setuju. Papa juga lah yang setia mengantarkan mereka berkonsultasi. Papa, berubah kembali menjadi dirinya dahulu.
“Loh mas Raka!” Sapa suara yang amat ku kenal.
“Eh ya Ra.”  Dari sekian banyak mahasiswa, kenapa harus kamu yang pertama kali ku kenal Ra. Batinku
“Wah lama ngga ketemu mas, aku juga nggak bisa ngehubungi mas Raka sejak waktu itu. Apa kabar? Mama gimana kabarnya? Mau ketemu bu Diana ya?”
“Iya Ra, fokus ngurusi Mama kemarin. Baru lanjut nih skripsinya.”
“Ah begitu, semangat ya mas!! Oiya, lusa aku seminar proposal Mas. Kalau luang datang ya??”
“Nggak janji ya Ra, tapi akan aku usahakan.” sahutku.Rara tersenyum dan pamit untuk menemui dosen pembimbingnya.
Aku mengamati punggungnnya yang menjauh, aku berandai-andai, jika waktu itu aku jadi menyatakan cinta, akan seperti apa hubungan kira sekarang Ra?
“Hai Raka! Welcome back! Sudah nunggu lama?” Suara Bu Diana mengagetkanku.
“Selamat siang Bu, belum kok bu.”“Oke, kita langsung bahas saja ya, saya sudah menerima email dari kamu kemarin, bab 4 sudah saya baca, ada beberapa hal yang perlu kamu perbaiki. Target saya 2 minggu ini kamu selesaikan sampai bab 5 agar kita bisa segera sidang. Siap kan ngebut ngerjainnya?”
“Siap bu!” Jawabku tegas.Sepulang dari bimbingan, aku pergi ke perpustakaan untuk melengkapi materi yang aku butuhkan. Aku bertekat kuat agar aku bisa lulus semeter ini dan ikut wisuda di tahun depan, sesuai permintaan Mama. 
Dunia memang sedang berbaik hati kepadaku, di perpustakaan pun aku bertemu dengan Rara, ia sedang berkutat dengan buku dan laptopnya, entah kenapa tanganku reflek untuk memotretnya, Rara selalu cantik dalam kondisi serius maupun bercanda.
-----------------------------------oo------------------------------------
Mama terlihat sumringah dibantu Nisa memakai kebayanya. Papa terlihat beberapa kali berdiri di depan kaca, membenarkan posisi jas dan dasinya. Sesuai janjiku, aku berhasil menyelesaikan skripsi dan sidang tepat waktu, hingga tibalah hari ini, aku akan wisuda.
Aku mengenakan dasi pemberian Rara saat sidang kemarin. Padahal aku tak memberitaukan siapapun jadwal sidangku, namun rupanya dialah orang pertama yang aku lihat di depan ruangan sidangku. Dia juga yang membantuku mengurusi yudisium dan pemberkasanku. Sayangnya kami tak bisa wisuda bersama, sebab kami berbeda gelombang kelulusan. Yang aku tau, dia akan wisuda di pertengahan taun nanti.
Prosesi wisuda berjalan dengan lancar, aku memang gagal menjadi wisudawan terbaik, namun melihat swafoto yang Papa dan Mama yang sedang tersenyum lebar di grup keluarga sudah cukup bagiku. Nisa dan Rino tak mau kalah, mereka menunggu di luar sembari makan es krim kesukaan Rino. Tak ada kebahagiaan yang lebih lengkap daripada melihat keluarga kami utuh kembali.
Acara wisuda telah selesai,saat keluar dari gedung aku melihat banyak wisudawan dengan kondisi beragam, ada yang membawa pasangan, ada juga yang berkumpul bersama teman-temannya, ada yang sedang diarak satu fakultas, namun ada juga yang berjalan sendirian. Aku mengajak Papa dan Mama untuk berfoto di studio saja, jadi kuminta mereka langsung menunggu di mobil sementara aku masih menemui beberapa rekanku. Kami mengobrol dan berfoto bersama, mereka memberiku beberapa bucket bunga.
Ketika hendak berpamitan, aku melihat nama Rara muncul di panggilan teleponku. Dia menanyakan dimana aku, apakah sudah pulang? Aku menjawab posisi dimana aku berada. Jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Tak lama, suara Rara terdengar.
“Mas Rakaaaa, akhirnya ketemu juga!”
Dia menghampiriku setengah berlari, aku tersenyum kecil melihatnya.
“Pelan-pelan Ra.” ujarku
“Selamat ya sudah sarjana! Nih…” katanya sembari mengulurkan sebuah kotak kado.
“Wah, apalagi ini, kan kemarin sudah?”
“Ini, kemarin aku checkoutnya nggak barengan, jadi yang satu sampai duluan, yang satu telat haha. Yaudah aku kasih aja deh pas wisuda.” Jawabnya.
“Makasih lo Ra, repot-repot.”
“Tenang, nggak repot mas. Eh bentar, dasinya dipakai? Wahhh cakep ya ternyata.” Rara menyadari dasi yang aku pakai. Aku terkekeh.
“Kalian mau difotoin bareng ngga?” tawar temanku tiba-tiba.
“Boleh boleh.” Jawab Rara.
Dia kemudian berdiri di sebelahku, kami berfoto berdua, untuk pertama kalinya.
Tak lama Mama menelpon, memberitahukan kalau si Rino sudah protes berat, lapar dan ingn pulang. Mama pun menyuruhku segera ke mobil.
Aku berpamitan kepada Rara dan rekan-rekanku.
Baru beberapa langkah, aku menoleh kembali ke belakang, ku lihat Rara juga sudah berjalan ke arah berbeda. Ingin rasanya hatiku berteriak, memanggil Rara dan memintanya ikut denganku. Namun sekuat hati ku tahan, saat ini, belum waktu yang tepat. Masih banyak yang perlu aku usahakan untuk diriku sendiri dan keluargaku.
“Ra, aku berdoa semoga Tuhan dengan segala rencana baiknya, bisa mempertemukan kita kembali, dalam keadaan yang sudah lebih baik, dan dalam keadaan aku siap melamarmu. Boleh tunggu sebentar lagi Ra?” batinku sembari memandangi punggung Rara yang perlahan menghilang tertutup keramaian.
EPILOG Aku meminta Nisa untuk mengantarkan kotak kado yang sudah aku sediakan untuk Rara. Kotak kado yang ternyata butuh waktu hampir 4 tahun untuk aku sampai ke pemiliknya. Nisa protes, meminta kotaknya sekalian saja ditaruh di kotak seserahan, namun aku menolak, dia harus tau sebelum acara kami dilangsungkan besok. “Nisa gojekin aja ya mas, capek tau ngurus ini, ngurus itu.” “Hmmm, yaudah deh boleh. Duh kasian adek mas capek, mau ditransfer berapa?” Nisa langsung sumringah, “Ih, kalau ada duitnya ya aku aja yang anter.” ucapnya bersemangat dan berangkat untuk mengantarkan kotak tersebut. Aku tertawa melihat kelakuannya. Nisa sudah mahasiswa saat ini, semester 4. Dia mengambil jurusan kedokteran, sesuai cita-citanya dulu. 
20 menit berlalu, Nisa belum tiba di tempat kami menginap, namun sudah ada telepon dari Rara. “Halo mas! Assalamualaikum! Ya ampun ini apa mas? Ini dari kapan buatnya? Niat banget sih.” cecar Rara. “Waalaykumussalam. Inget nggak yang waktu aku ajak kamu ketemu di Cafe Ruang Baca waktu itu? Hehe aku mau kasih itu Ra.” “Ih, mas Raka udah suka sama aku ya dari dulu kalau gitu?” “Ya ampun mas, ini so sweet banget lo. Aduuuh, akadnya nggak bisa dipercepat aja?? Sekarang yuk nikahnya mas!” Aku tertawa mendengar celotehan Rara, calon istriku.
”Ra, akhirnya kesempatan itu rupanya memang milikku, sedari awal. Tuhan dengan semua kuasaNya mengizinkan kita untuk bertemu lagi, makanya aku pernah bilang kan, kalau pertemuan kita bukan kebetulan biasa.”
19 notes · View notes
cnandini · 1 year
Text
Umur berapa kamu berhasil meraih mimpi masa kecilmu?
Kalau aku sih jawabnya umur ini, baru aja kuwujudkan beberapa minggu yang lalu :')
Berawal dari membaca buku karya Alexander Thian: Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan kemarin, aku jadi merenung..
Oh iya ya, aku tuh baruuuu aja berhasil mewujudkan mimpi masa kecilku kemarin!!!
Tumblr media
Buku karya Ko Alex ini, baru aja terbit bulan lalu. Menceritakan tentang beban masa kecil penulis yang dibawa hingga dewasa dan bagaimana akhirnya dia berhasil melepasnya.
Bab yang paling relate sama aku adalah rute 6,7, dan 11. Yup, terutama rute 11 dimana penulis bercerita bahwa dia akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya untuk melihat Aurora Borealis di umurnya yang 32 tahun saat itu. Sebuah mimpi masa kecil yang terlihat tidak mungkin terwujud di mata siapapun (bahkan dirinya), ketika dulu masih hidup susah. Sebuah mimpi yang berhasil dia wujudkan setelah beban masa lalunya berhasil dia angkat.
Dari situ aku pun termenung, loh kemaren kan aku juga baru saja merasakan hal yang sama ketika aku menonton pertunjukan terakhir di Disneyland! Alhamdulillaaaah!! Akupun termenung lagi loh.. loh.. sebentar, bukankah berarti aku baru saja menuntaskan 2 mimpi masa kecilku?? (selain masuk kampus impian dari SD ya).
Ya betul, melihat mimpi terwujud di depan mata itu rasanya emang sespektakuler itu :'). "Alhamdulillah", ucapku pelan ketika berada diantara kumpulan orang yang menyaksikan kembang api penutupan.
Kalau boleh cerita, berikut adalah 2 mimpiku:
Mimpi 1: Lihat bunga sakura langsung di Jepang.
Ini adalah mimpi yang muncul karena keseringan baca komik dan nonton anime jepang haha.. kayaknya kok indah banget gitu ya. Awalnya ingin ku wujudkan dengan cara mengejar beasiswa ke sana, namun apa daya ternyata Allah punya rencana lain. Aku gagal dan akhirnya aku baru berani meraih kembali mimpi itu di umur 26 tahun dengan cara backpakeran.
Dengan modal pengalaman backpakeran ke Korea 2 tahun sebelumnya, nabung yang buanyak dengan kerja sebagai field engineer, baca buku traveling ke Jepang, dan cari-cari di internet, pergilah aku dan sahabatku ke Jepang.
Hampir aja kami gak bisa lihat bunga sakura karena kami berangkat setelah peak season bunga sakura. Untunglah kami punya itinerary ke Nara dan gak sengaja masuk ke sebuah kuil yang ternyata punya taman sakura yang lagi berbunga :')
Tumblr media
Walau sakuranya cuma sekuprit, heiiiiiii itu tetap mimpi yang terwujud kaaaan???
Mimpi 2: Mengunjungi Disneyland sampai malam.
Tadinya aku ingin mewujudkan juga mimpi ini ketika aku traveling di Jepang. Apa daya itinerary kami gak ada ke Tokyo. Akhirnya kami ke Universal Studio di Osaka dan mewujudkan mimpi temanku untuk pergi ke dunia Harry Potter. Ya gak apa-apa, toh seru juga!
Akupun sempat berpikir untuk ke Hongkong/ Shanghai untuk bisa sekalian mengunjungi Disneylandnya. Tapi harus dibatalkan karena travelmateku sudah menikah. Kemudian mimpi itu seakan terkubur karena kesibukan dan prioritas lainnya.
Kemudian temanku cerita, "Traveling ke Eropa itu gak mahal tau, mahalnya tuh karena tiket pesawatnya.. budget hariannya bisa sama kayak kita ke Korea/Jepang!" Hemmm... dari situ yang awalnya gak kepikiran ke Eropa karena merasa mahal, switch jadi pikiran "bisa kali ya kita ke Eropa dan sempetin ke Disneyland Paris?" Daaan perjalanan menabung pun dimulai dari tahun 2020 (??).
Hampiiir aja aku gak jadi pergi lagi karena tiba-tiba calon travelmateku membatalkan diri karena urusan pribadi. Tidak mau menunda lagi, akhirnya aku cari-cari open trip ke Eropa yang ada jadwal ke Disneylandnya dan ada!!! Alhamdulillah.
Dan inilah aku yang berhasil mewujudkan mimpi masa kecilku di usia 32 tahun untuk ketemu Mickey asli di rumahnya, di negara yang gak aku sangka-sangka bakal dulu bakal aku kunjungi karena alasan "mahal deh":
Tumblr media Tumblr media
"Jika Allah belum mewujudkan doamu, yakinlah karena itu belum waktu yang tepat"
Mungkin itu yang kalimat yang tepat ketika akhirnya kedua mimpi itu berhasil terwujud di depan mata. Waktu ini sudah yang tepat untukku oleh Allah.
Semoga di masa depan, pelan-pelan mimpi terpendamku bisa diwujudkan oleh Allah SWT di keadaan terbaiknya. Sehingga tidak lupa rasa syukurku pada-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Tips duniawinya adalah untuk tidak pantang menyerah untuk mewujudkan mimpi kecil kita. Coba dari berbagai macam jalan baik. Seperti aku yang ternyata tidak bisa ke Jepang dengan jalur beasiswa, tapi harus dengan jalur nabung dan travelling. Ya gak apa-apa selama caranya baik, insyaallah akan terwujud pada waktunya.
Buat teman-teman yang impiannya belum terwujud, percayalah dengan ikhtiar insyallah akan diwujudkan. Aamin.
4 notes · View notes
Text
Please sign up to support Save the Villainess, our otome isekai roleplaying game, during our Kickstarter campaign pre-launch!
Our Kickstarter campaign will soon open along with new goodies. Beyond a revamped demo, we’ll offer several new ways to visit and learn more about Carcosa, the country where Save the Villainess takes place.
With your help, we will create the best possible version of Save the Villainess!
Tumblr media
Interested in a fully animated black comedy murder mystery game with unique love interests that may or may not want to destroy you?
🦋Join Save the Villainess' Kickstarter Pre-Launch.
🦋Wishlist Save the Villainess on Steam.
🦋Follow Save the Villainess on Itch.
🦋Sign up to the Mailing List for exclusive character cards every month.
Credits: Edited Video by Sokei, Music by JunbugP, Vocals by Saki Rose, Characters by Somate Studio; Animal & item art by @arodude; Backgrounds by @arodude, Karel Kok, Son Huynh; Logo by Yan Moe.
121 notes · View notes
blossomflow · 2 years
Text
Kisah Cinta Istimewa yang Biasa Saja
I think I'm a good observer when it comes to observing someone's life pattern. Kali ini aku mau bercerita tentang beberapa kisah yang dianggap istimewa tetapi sejujurnya menjadi biasa saja jika kau tahu sisi gelapnya. Kisah apa yang akan kuangkat? It's a journey love story manusia yang kadang tak sempurna dalam menjalankan perintah Allah.
Kisah Orangtuaku
Suatu kali aku bertanya pada almarhumah Mama, "Kok bisa ketemu Bapak sampe menikah?"
Mamaku menjelaskan kalau mereka saling mengenal saat usia mama 14 tahun, dan ada hidden love di situ. Aku mengatakan karena mama selalu meledek bapak dengan menjodohkan bapak dengan seorang tukang jamu yang berjualan di pasar. My father was a clerk in a photo studio that time. Respons almarhum bapak just so so, diam saja dibegitukan. Ternyata, mereka saling jatuh cinta dan menikah sembilan tahun kemudian. Perjalanan pernikahan manusia pasti diuji dengan finansial, kesetiaan, dan lainnya. Sebetulnya kita tahu bahwa yang bisa menjaga pernikahan tetap utuh adalab ketakwaan. Namun, lemahnya kita terhadap aturan Allah membuat hidup kita kacau dan penuh masalah. Begitu pula dengan pernikahan orangtuaku. Tidak cukupnya nafkah meski kami keluarga yang lebih dari cukup, tidak adanya kerja sama membangun keluarga, peran ayah yang dicukupkan dengan mencari uang, belum lagi masalah kasuistik seperti kecenderungan bapak yang lebih loyal kepada adik-adiknya dibanding kami. Kondisi ini diperparah setelah bapak ternyata menikahi tiga perempuan lain, katakanlah modus selingkuh di balik poligami. Belum lagi ketika mengadu kepada saudara bapak malah direndahkan sampai disebut sudah tidak menarik lagi padahal kondisinya sedang hamil. Kacau? Ya, teramat kacau.
Di sini ada kondisi memaafkan dan meminta maaf hingga pernikahan mereka dengan enam anak tetap utuh sampai mama meninggal.
Kisah di awal tulisan ini tak lagi indah, semua terbuang setelah perjalanan selanjutnya dibuka dan kita menghela napas bahwa loveline manusia itu tidak selalu baik-baik saja. Satu hal yang bisa aku ambil dari permasalahan mereka, bagaimana mama memaafkan dan bapak menyadari kesalahannya.
Kisah Orang Lain
I will explain this in a glimpse, I dunno all of the story but I can tell by the found puzzles.
Kisah cinta yang seperti apa yang kamu inginkan? Mungkin seperti mereka. Orang pertama, bertemu saat remaja, tidak saling melupakan, lalu menikah. Apakah mereka selalu bahagia? Tidak. Suami beberapa kali ketahuan selingkuh. Apakah istrinya memaafkan dan suaminya bertaubat? Ya, pernikahan mereka tidak selalu indah dan selalu ada pintu untuk membuka lembaran baru.
Kisah kedua, seseorang yang jatuh cinta saat masa sekolah kemudian terpisah, berjumpa kembali beberapa tahun kemudian setelah mereka menikah dengan orang lain dan bercerai. Lalu mereka menikah dan dikarunia anak. Apakah mereka bahagia? Ya tentu saja. Hanya saja sisi gelapnya terletak dari penyebab perceraian salah satu dari mereka, sebelum bercerai, laki-laki itu masih terikat pernikahan dengan seorang wanita yang kukenal dekat, tetapi dia sudah menjalin hubungan dengan wanita yang sekarang jadi istrinya. Apakah kisah awalnya wah? Ya, tentu tetapi buruk sekali keadaannya ketika kita mengetahui fakta kelam kisah mereka.
Untuk Kita Renungkan
We tend to wish a love story like them, like what happen in dramas, so do I. I do always questioning, "Ya Allah, why there is no beautiful loveline in my life? Why? Someone that I love didn't love me, when I asked him to marry me, he even ignored me and acting that I'm not even exist. Why their love story is so lovely? And I don't get what they get? Why I don't deserve it?" Kira-kira begitu keluhannya. However, kita tidak pernah bisa menebak perjalanan kita sendiri, berharap pada hal yang manis pun tak akan memberi kita kebahagiaan. Tidak, tak ada yang bisa menebak hidup seseorang tetapi dia bisa menjaga apa yang ia miliki sekarang agar perjalanannya tetap istimewa, menjaga ketaatan dalam setiap langkah hidupnya. Kapan ia bahagia? Dia bahagia setiap saat karena keyakinannya kepada Allah melebihi apa pun.
A little dot named Puspa
8 notes · View notes
dinaandme · 1 year
Text
Dimana Letak Realisasi Tokoh 2 Dimensi
Halo readers bermartabat sekalian. Berikut adalah secuplik spekulasi untuk menghidupkan momen pengelihatan para manusia yang menyukai karakter tidak bernyawa. Jangan salah, penulis meski mau menulis begini, nyatanya label "husbu" pada salah satu tokoh anime telah ia sematkan. Jika masih tidak percaya, pembaca sekalian dapat lari ke Instagram @dinaandme untuk bertanya langsung mengenai kebenaran bahwa "apakah benar thor, kalau kamu ada "rasa" sama yang namanya "KB" dari anime "BNHA" sudah mencapai empat tahun?" Dan dengan senang hati penulis akan mengatakan, "Oh tentu saja. Berikut sederetan gambar tentang tokoh terkait. Adapun sebelum "KB" menari dalam petak ubin hati ini, penulis sempat menyematkan nama tokoh anime dengan inisial "LA" dari AoT, "KZ" dari HxH, "HM" dari OnS, dan banyak lagi." Namun sekarang sedang berlabuh ke tokoh yang di animenya ia sedang sekarat. Sakit, sakit banget rasanya. Asli, sakit banget. Beneran! Wibu can relate, yea..
Terus, manakala penulis sedang mengarungi awan imajinasi untuk memikirkan asumsi-asumsi epic masa depan bersama tokoh favorit terkait, nah itulah dia. Tetiba muncul satu spekulasi ini bahwa, ya. Sadar betul akan kenyataan bahwa si ganteng itu, tidaklah nyata.
Pembuat tokoh "KB" adalah manusia, Mangaka yang amat cerdas memberi insight baru manusia asli untuk jatuh cinta pada karakter perfect buatannya. Imajinasi, belaka. Lalu, yah. Manakala tokoh itu ulang tahun, sayangnya siapapun yang menyukai dia tidak akan bisa memberinya hadiah langsung. Pun ia tidak nyata, ia fana. Benar, para readers sekalian. Ini suatu fakta yang menyakitkan. YA. DIA FANA.
Pelarian? Fans tidak semata hanya diam. Mereka berkreasi lebih tentang tokoh itu dan kehidupan semu dalam kepalanya untuk dituangkan dalam suatu karya. Seperti cerita tulis, gambar, apa lagi ya. Pun konsernya tidak ada, kecuali movie yang tayang di bioskop. Itupun amat jarang.
Oh, apa kalian bertanya pada para pro player? Hm, kurasa mereka jika rindu berat maka akan berlari ke negara pembuat karakter tersebut. Merasakan secara real kehidupan sang tokoh meski dalam genre yang berbeda (menyesuaikan). Lalu mencoba kebiasaanya, memasang wajahnya di tempat yang nyaman. Tergantung, tidak semua cinta merchandise untuk menutupi lahan kosong itu. Pun, ada juga kok sekte yang ia hanya mau menerima jika tokoh itu muncul dari studio original, atau wajahnya yang sama, karakter tergambar sama. Bebas. Boleh, silahkan berkreasi.
Kesimpulan, ya. Kurasa itu tidak perlu. Kesimpulan akan terkesan sebagai penutup yang disini jika ditulis akan terasa sedikit menyayat hati. Jadi, simpulkan saja sesuai kepercayaan masing-masing. Oke? Oh, dan tambahan. Jangan sedih, jika memang tidak bisa engkau temui tokohmu secara tatap muka, setidaknya engkau bisa merasakan "keberadaan" tokoh itu dengan meniru semangatnya. Karena tokoh itu juga tercampur dalam stabilitas emosimu dalam meraih mimpi. Salah satu booster motivasimu. Indah sekali bukan?
2 notes · View notes
anniekoh · 1 year
Text
even if it would have created a natural segue into their 2019 film, Memories to Choke On, Drinks to Wash Them Down – a bittersweet quartet of stories about Hongkongers, both fictional and real, and the slow burn of nostalgia.
https://www.scmp.com/magazines/post-magazine/food-drink/article/3198459/what-food-tells-you-about-person-words-cant-foodie-film-couple-their-obsession-and-building-movies
The idea for Memories to Choke On, Drinks to Wash Them Down started with yuen yeung – Hong Kong-style milk tea that includes instant coffee.
Kate Reilly and Leung Ming-kai’s taste map of Hong Kong
Agape Garden 膳心小館 (Shek Kip Mei Estate, Sham Shui Po): “They have the best soy-sauce noodles we have ever eaten. The wok hei – that complex aroma that results from wok-frying food – is incredible. Every couple of days I yearn for these noodles.
“We also love that it’s part cha chaan teng, part convenience store, part central location for seasonal treats like mooncakes.”
Sister Yung’s Stone Milled Cheung Fun 濃姐石磨腸粉 (62 Shanghai Street, Jordan): “The greatest cheung fun I have ever had, we are both wild about it, and we really like the couple that runs it. They also stock additional products from other producers, such as excellent milk tea.”
Pak Muslim Curry House (6 Ping Fu Path, Kwai Chung): “It’s excellent food, with incredible depth of flavour. Well-prepared meats are the star, but vegetable dishes are really tasty as well.
“Since working together on Lau Kok-rui’s upcoming film The Sunny Side of the Street, which is partly about Pakistani Hongkongers, Kai and I are more engaged with Pakistani culture here. And lucky us, Pak Muslim Curry House is just a short walk from a lot of the production offices and studios in Kwai Chung and Kwai Hing.”
youtube
2 notes · View notes