Tumgik
#kridosono
daricandramawa · 1 year
Text
Jalanan Jogja Diatas Pukul 00.00
Sepertinya Kridosono sudah bosan melihat motorku memutarinya
Bahkan tugu sudah menatap ku bingung
Bagaimana dengan perempatan gramedia yang selalu melihat ku berkali-kali berhenti disitu
Oh, jalan malioboro sepertinya sudah kesal padaku yang selalu melaju pelan tapi tak pernah singgah.
Jalan Jogja malam hari menjadi tempat paling diam ketika aku sibuk dengan segenap pikiran.
Dia sudah mendengar ocehan dan kekecewaan ku akan banyak hal
Menampung bahagia yang meluap-luap disertai suara nyanyian ku yang terkadang sumbang
Juga sesekali melihat ku menangis di sepanjang jalan sambil mengutuki diri.
Ku harap jalanan di Jogja akan tetap begitu
Terkadang diam, terkadang seolah berbicara
Melegakan, menyamankan
Semoga bukan hanya aku yang merasakan
4 notes · View notes
jogjakarta · 1 year
Text
Jogja Pernah Punya Diskotik
Colombo Disco
Era 1970-an hingga menjelang 1990-an, di Yogyakarta banyak bermunculan kelab malam atau yang waktu itu diwujudkan sebagai diskotik. Angkringan? Di Yogya belum sebanyak ini. Yang ada paling tenongan yang jualanya disunggi.
Diskotik ini antara lain ada di Jalan Magelang, di Jalan Mayor Suryotomo (pemiliknya seorang bangsawan), terus di sisi selatan Bioskop Indra, terus di lantai bawah/basement sebuah hotel di Malioboro dan di Jalan Solo.
Di saat yang hampir bersamaa, muncul pula tempat-tempat nongkrong (kalau sekarang mungkin kafe) seperti di Kridosono, di Jalan Pasar Kembang, di Jalan Beji (sisi selatan mepet jembatan) dan sebagainya.
Namun diantara “para disko” ini yang paling banyak dikunjungi adalah Colombo Disco.
Tempatnya di dekat Kolam Renang Colombo. (Ngendi meneh kuiw).
Tempat ini kemudian menjadi deretan satu kompleks sebuah hotel yang awal berdirinya dahulu Bernama Radisson Hotel. Lokasinya di Kompleks Colombo.
Pengunjungnya, rata-rata --- saat itu sebutannya adalah kaum the have atau orang berpunya. Penampilannya? Calana panjang, bagian bawah komprang (ada yang menyebut cutbray ada pula yang menyebut bray-bray), sepatu hak tinggi, baju lengan panjang agak longgar, bagian ujung bawah kancing diikatkan, kancing atas dibuka (dibledhehke) hingga 2-3 kancing. Aksesorinya, ada yang pakai kalung ada yang tidak, pakai gelang akar bahar atau rantai (bisa emas bisa alpaca), Jalannya gruyah-gruyuh karena sepatu.
Rokok, merek kondang jaman itu dan ada pula yang pakai rokok putih (apa ya istilah sekarang untuk rokok putih).
Lagu-lagu yang diputar lewat piringan hitam pun berirama disko, semisal Rasputin, Don’t Stop Till You Get Enough, Billi Jean, Funky Town dan sebagainya.
Rata-rata diskotik buka jam 10 malam sampai pagi menjelang subuh.
Motor yang dibawa? Ada CB ada Yamaha Yashi, ada Yamaha RD, ada Suzuki GT, ada Suzuki GP, ada pula beberapa mobil, tapi tak jarang pula yang memakai jasa becak. Ojek? Taksi? belum ada.
Pelan-pelan diskotik itu menghilang dan kemudian kini muncullah kafe-kafe. Tahun 2000an, Sekda DIY Bambang Susetyo Prabowohadi memperkirakan saat itu perputaran uang diberbagai kafe di Yogyakarta itu sudah mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Namun, pemajakannya saat itu belum bisa ditangkap oleh Pemda.
Yogyakarta (21/1/2023)
0 notes
potretblora · 2 years
Photo
Tumblr media
24 November 2022 lur Dalam rangka Hari Jadi Kota Blora ke-273 Jam 15:00 ngaji bareng Gus Miftah Jam 19:30 Denny Caknan & Yeni Inka Aja lali merapat lur Lokasi Lapangan Kridosono . . . . . #blorakeren #indonesia #world #blorakece #blora #infoblora #exploreblora #bloramustika #bloraupdate #dolanblora #wisatablora #blorahits #info #jawatengah #jatenggayeng #wonderfulindonesia #indonesia #pesonaindonesia #jatengphoto #jatengeksis #lensajawatengah #ceritadariblora #explorecepu #cepueksis #potretblora (di Blora, Jawa Tengah, Indonesia) https://www.instagram.com/p/ClHoZtiy3UY/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
pergimelaut · 2 years
Text
21/30 | Bekal Makan Siang, dan Lain-Lain.
Hari ini, tumben-tumbennya, aku bawa bekal makan siang ke kantor. Mungkin karena aku jarang banget makan siang. Padahal, salah satu hakku di sana adalah aku diperbolehkan keluar dari kantor 1-2 jam untuk makan siang, bebas di mana, bahkan naik motor pun boleh. Kalau aku menerima ajakan temanku, atau kalau ibuku/ayahku/adikku kebetulan ada di kota dan mau menemaniku makan, baru aku akan makan. Tapi selebihnya, aku sudah jarang keluar untuk makan siang sendiri. Walaupun kantor sepi karena pada keluar makan, aku lebih memilih bekerja saja (bukannya aku senang kerja, tapi karena aku lebih nggak senang makan[?]). Hanya saja, tadi pagi menu sarapannya enak, yaitu udang goreng tepung bikinan ibuku. Udang ini kubeli setengah kilo dari temanku yang keluarganya punya tambak udang. Rasanya menyenangkan banget karena aku sudah lama nggak makan udang, jadi aku terpikir untuk menjadikannya menu makan siang. Tapi, namanya juga karena sudah kebiasaan nggak makan, aku lupa kalau aku bawa bekal. Aku baru sadar ketika pukul setengah lima sore, waktu aku berkemas untuk pulang, ada kotak yang sangat asing di mataku, dan ... ternyata ... itu kotak bekal. Haih. Aku lupa. XD Sebelum pulang, aku mampir dulu ke Bento yang paling dekat dengan rumahku, beli tahu dadu, teh hangat, dan diam-diam memakan bekalku. Aku bisa mencicil dua artikel selama di Bento. Dan satu postingan Tumblr yang sedang kuketik ini.
Sekarang aku masih di Bento. Tehku sudah dingin, tahu dadu tinggal satu, dan bekalku sudah habis. Mungkin sebentar lagi aku pulang.
Ketika aku berangkat ke kantor setiap pagi, sepertinya aku sangat jarang mengalami masa-masa autopilot dan tahu-tahu udah sampai tempat tujuan (alias ngelamun). Biasanya aku mengalaminya waktu aku bolak-balik kampus, ketika rumahku waktu itu cuma berjarak tempuh 15-20 menit. Sementara, di tempat tinggalku sekarang, waktu tempuhnya bisa mencapai 45 menit, dan sekalipun aku pasang mode autopilot, aku nggak pernah membuatnya aktif hingga sampai kantor. Mungkin karena waktu tempuhnya kelewat lama. Mentok-mentok kalau aku autopilot, aku akan sadar ketika di Samsat, atau di Kridosono, tapi itu belum dekat-dekat banget dengan kantorku, jadi malah memunculkan rasa capek. Mungkin karena kejauhan. Tapi aku nggak mengeluhkannya ya. Aku senang di rumahku. Aku cuma akan senang kalau lebih dekat. Mungkin aku perlu berangkat lebih pagi. Angin pagi dan jalanan yang lebih lenggang barangkali bisa membuatku merasa perjalanannya singkat dan tahu-tahu sudah sampai.
Kemarin aku makan sushi. Ditraktir teman baikku karena dia ulang tahun. Kami saling update kabar dan kehidupan. Dia jauh lebih segar dan dia sudah nggak kebingungan lagi, dibandingkan beberapa pertemuan kami sebelumnya. Aku bangga banget sama dia. Semoga dia nggak memaksakan diri.
Aku kangen nonton pentas teater. Beberapa waktu lalu, ada ETNIKA Fest, event dua tahunan FIB. Di sana ada pentas teater yang berlokasi di suatu desa di Bantul. Aku sudah separuh perjalanan ke sana dan sengaja memilih tempat pertemuan dengan teman-temanku yang searah dengan lokasi pentas teater. Tapi setelah pertemuanku dengan teman-temanku itu selesai, hujan justru turun. Akhirnya aku pulang karena hujan dan sudah kemalaman. Pengin banget menonton teater lagi ketika ada kesempatan berikutnya.
Sekarang sedang tayang film-film Eropa di LIP sebagai rangkaian event Europe on Screen. Walaupun itu film, dan yang kita lihat adalah layar, sepertinya itu hal terdekat yang bisa kugapai menuju keinginan melihat pentas teater untuk sekarang.
Tumblr media
Jadwal utuh bisa dilihat di sini. Ketika aku pertama kali tahu soal event ini, aku punya energi untuk membaca satu per satu deskripsi filmnya untuk memastikan mana yang menarik, tapi, haha, sepertinya kalau sekarang mah, selonya kapan, mari ditonton apa pun itu. XD
22 Juni 2022 pukul 20:57 WIB.
0 notes
adiwisaksonoadi · 4 years
Text
Tumblr media
sekelompok tukang becak dan anak2 berusaha nonton bola gratis dengan cara menaiki pagar tembok stadion kridosongo jogjakarta tahun kurang paham.....
1 note · View note
thearunikas-blog · 7 years
Text
Panggung Pertama Yogyakarta
2017!
Akan kubunderi besar-besar sebagai tahun ter-complicated.
Terima kasih Ngayogjazz, sudah memberi ruang yang lega untuk menumpahkan rindu yang menggelora. Hehe, meskipun wish list untuk nonton Sri Hanuraga perform harus kurelakan. Berat hati, sih, sebenarnya tapi itu keputusan terbaik sepertinya. Bayangkan aja di tanggal 18 itu, ada 3 gigs besar di Jogja yang jaraknya uadoh-uadoh semua. Ngayogjazz yang dilangsungkan di Kledokan, Selomartani, Kalasan, Sleman, ini detail karena aku nyontek :) terus ada Barasuara, Kimokal, Mocca dll di Stadion Maguwoharjo. Payung Teduh juga, ding (lagi nggak mau bahasin Is yang keluar dari band). Lokasi ini juga dilewatin pas on the way menuju lokasi Ngayogjazz. Lalu ada Geophoria di Stadion Kridosono, ini nih yang menggoyahkan iman karena ada FSTVLST. Sudah lama tahu band ini tapi nggak terlalu ngikutin, lalu dari nggak terlalu ngikutin kok jadi suka dan suka banget dan langsung masukin ini ke wish list nonton konser. Secara mereka sering banget manggung di Jogja yang jaraknya dari rumah cuma tiga jam-an, kan parah banget kalo kelamaan nggak done-done.
Sementara kerinduan yang membara pada Ngayogjazz yang sudah terakumulasi dari kegagalan nonton 2 kali events membuat saya enggan untuk melewatkan remah remah sekecil apapun dari acara ini. Terlalu benyak kenangan yang belum dibuat dan akan terukir selamanya di sana. Yang belakangan saya lihat di official youtube Ngayogjazz, ternyata saat livestreaming dari panggung Merdeka kala Rveryday main, ada saya dan dia berbagi punggung dengan penonton lain J ini yang saya maksud akan terus ada selamanya, selama youtube masih ada dan akun Ngayogjazz tidak menghapus postingannya. Saya ingin berbahagia dan merayakannya dengan cinta, dan sudah, saya sudah menggenggam tangannya bersama sajian When You Love Someone-nya Endah and Rhesa. Moment go publik pertama dan akan dilanjutkan di kesempatan berikutnya. Coming soon.
Juga segenap mbak dan mas yang saya tak kenal tapi kita berjabat tangan, terima kasih sudah membuat Ngayogjazz sebegini rindu-able.
Namun akhirnya dengan pertimbangan yang sangat alot, setelah suruh milih antara ngabisin malam minggu sambil ngabisin Ngayogjazz atau siang sampai malem sebelum jam 8 nonton Ngayogjazz dan setelah itu langsung meluncur ke Kridosono. Akhirnya saya pilih yang ke-dua, hemat saya- Ngayogjazz dapat, FSTVLST-pun dapat. Sempat kecil hati saat seorang teman yang dengannya saya bertemu di venue Ngayogjazz mengirimi saya pesan WA, dia bilang rute saya “keniaten” banget. Hhe. Terlebih dia tahu saya sangat suka Sri Hanuraga dan malah melewatkannya demi FSTVLST yang intensitas manggung di jogjanya lebih sering dan kemungkinan saya nontonnya akan lebih besar. Dia bilang lagi mungkin ini kali pertama dan terakhir Sri Hanuraga diundang ke Ngayogjazz, secara musisi jazz kan makin ke sini makin banyak dan asoy asoy aja. Makin ciut iman saya, tapi kata hati kok tetap ke Kridosono dengan segala kemungkinan macet yang tak terelakkan di Sabtu malam.
Akhirnya hampir jam 8 saya undur diri dari venue Ngayogjazz, tak lupa memandang ke belakang setelah memasuki jalan pintu keluar sambil berkata dalam hati, tahun depan aku akan menyaksikan hiruk pikuk ini lagi, akan, dan tetap bersama dia yang sekarang sedang membawa motor matic ini di depanku, dalam suasana hati dan sosial yang lebih membahagiakan. Lalu saya memandang kembali ke depan, ke jalan yang harus kami lalui untuk sampai ke Kridosono. Kami tak banyak bicara, saya menyelami setiap detik yang kami hitung ketika tangan saya masih bisa memeluk dan menjaganya dari belakang. Akan selalu begitu.
Saya lebih sering menghabiskan waktu di jalan untuk menikmati sekitar, terlebih dia yang di depan saya adalah cinta. Terlalu banyak bicara akan membuat konsentrasi saya tak penuh, kami menyukainya. Keluar dari jalan-jalan desa sampai di kota dengan antrean traffic light yang mengekor sampai mana-mana. Kepala saya pening, lampu kendaraan berpendar-pendar menerobos masuk ke mata dengan saru-nya. Saya yang menerjang padatnya lalu lintas jogja di malam minggu tanpa helm hanya bisa berpaling muka menutup diri dari serangan cahaya, untung ada dia di depan saya. Sebentar, ini terlalu romantis. Dia memang akan selalu di depan saya sampai kami tiba di Kridosono, bukan?
Jalan-jalan familiar yang saya lewati tanpa satupun saya hapal lokasinya mengingatkan saya pada KLa Project. Kenapa lagi Yogyakarta-nya KLa Project bisa sebegitu legendaris, mungkin inilah alasannya. Saya yang tak terlalu paham jogja merasa jalanan yang terlewati adalah sesuatu yang memeluk dan terindukan. Lepas dari macet dan polusi dan sama saja nyaris njiplek seperti Jakarta, tapi jogja adalah jogja. Ketika saya SMA, saya pernah begitu tergila-gila pada Jogja hanya karena pada masa itulah saya membaptiskan diri menjadi KLanese. Padahal barang sehari-dua haripun saya belum pernah habiskan di jogja. Hanya dari seluruh album KLa lewat suara Katon dan kadang Lilo, juga petikan piano Adi Adrian, saya menjadi begitu cinta pada Jogja. Lihatlah betapa magisnya kota ini :)
Nggak begitu ingat jam berapa saya sampai di Kridosono dan parkir di lokasi yang cukup jauh dari pintu masuk. Saya curiga sebenarnya ini dia tahu nih parkir yang betul di mana tapi sengaja aja biar ada esensinya malam minggu selain ikut menyesaki jalanan jogja dengan ribuan kendaraan lain juga ingin menyejukkan jogja dengan jalan bergandengan di trotoar mingin-mingini pengendara yang sedang kalut dalam macet. Semoga kecurigaan ini benar karena kalau sampai nggak benar maka ini saya bakalan malu.
Selamat datang di konser pertama dengan sepasang mata lain, batin saya seraya masuk ke venue Geophoria. banyak polisi euy, segala tas diperiksa dan dengan udiknya merasa bahwa ini nggak penting. Apa emang ini nggak penting? Eh kali aja ada yang bawa senjata tajam atau minuman keras yakan, es batu kali Dek keras. Dan acara ini ternyata berbayar, ga peduli amat saya sih, lha iya orang dia yang bayarin. Lah ketahuan. Intinya adalah dia lapar dan kami langsung cari lokasi di mana bisa duduk dan makan dan kenyang. Saya makan dengan tidak terlalu bersemangat karena terlalu excited menanti FSTVLST, padahal masih Bravesboy yang perform saat itu. Eh btw, asik juga nih Bravesboy, nih :) kupingan perdana yang menyenangkan, mas mas. Saya masih dapat mereka nyanyi antara 4 lagu-an kayaknya sebelum panggung dikuasai pembawa acara sambil menanti FSTVLST bersiap.
Entah, sepertinya dari sekian orang yang menonton Geophoria malam itu, hanya saya yang begitu tak tahan dengan tetek bengek pembawa acara ini dan ingin nonton FSTVLST secepatnya, mungkin juga saya orang satu-satunya yang nonton mereka untuk pertama kali. Seperti saya bilang, slot band ini manggung di jogja suk-suk-an, bagi beberapa warga jogja mungkin band ini sudah para taraf rodo bosen untuk ditonton saking seringanya manggung, seperti orang jabodetabek nonton barasuara. Hehe. Tapi tidak bagi saya.
Cuap-cuap yang penjang itupun berakhir jua, saya ingin teriak saat satu-persatu personil memasuki panggung, rasanya seperti menonton mereka dalam layar monitor laptop saking seringnya saya nontonin mereka saat menggung dan didokumentasikan di youtube. Sungguh music mereka ekstase, saya ingin berbaur dan menjadi yang ada. Farid memberikan kado terlambat untuk ulang tahun saya, lagu baru yang perdana diperdengarkan di Geophoria, begitulah yang disampaikan Bapaknya Tun. Nggak sih, dia nggak bilang ini kado buat saya juga, lah koe ki sopo Dek J lagu demi lagu yang dibawakan benar-benar membuat saya merasa jadi orang paling bahagia malam itu, sangat amat bahagia. Penggalan kalimat yang terdengar berlebihan dan boros kosakata tapi tidak bisa dipungkiri membuat saya lebih lega untuk mengungkapkan perasaan hati.
Sungguh malam itu Farid bernyanyi dan saya berteriak tanpa melodi kacau tanpa malu terus mengikuti Farid. Apalagi kalau dikasih jeda untuk nyanyi bareng ya semakin tak tahu malu saja diri ini. Heran dia yang di samping saya lebih kalem dan nggak terkesan teriak-teriak. Hu jaim. Eh bukan sih, bukan karena jaim juga sepertinya, ini lebih ke memang mungkin dia sudah sering nonton dan parahnya sudah berkarib dengan bapaknya Tun. Meski sama-sama berteriak saat bernyanyi, nadanya jauh lebih bisa dikompensasi kuping dibanding suara saya. Poor me. FSTVLST mengakhiri panggungnya dengan menyedihkan, bukan dia, tapi saya yang sangat melancholis melepas mereka ke backstage. A’la-a’la nggak rela mereka kelar nyanyi.
Sudah makin larut tapi Geophoria mesih membiarkan panggungnya menyala dengan teriakan-teriakan mbak mbak-mas mas yang menanti NDX AKA perform. Yhaaa. Saya nonton ndx aka famila, seraaaaaa. Eh, bukan, ini bukan dangdut pantura.
Penggalan kebahagiaan ini adalah fase yang bagi saya akan lebih mendewasakan, setidaknya untuk menghargai hidup itu sendiri sebagai tujuan dan jalan. Ya, tujuan sekaligus jalan. terima kasih untuk 3 hari-nya Yogya :)
tiga hari untuk selamanya.
1 note · View note
inilailla · 4 years
Text
Tumblr media
Lihat foto ini, baru bener-bener ngeh kalau udah lebih dari seperempat abad, ternyata aku tu tinggal di permukiman padat penduduk 🤣 dan sekarang semakin padat. dudududuuu~
Rumahku dari superindo cuma beda 1 gang doang. Ada di belakangnya. Kalau mau ke mall atau belanja cukup jalan kaki. Bahkan, pernah juga dari superindo, saking banyaknya belanjaan yang dibawa (pas itu belanja buat parcel Idul Fitri), trolinya sampe dibawa pulang ke rumah 🤣🤣🤣 bunyi 'gluduk-gluduk' gitu sepanjang gang. Dasar pembuat keributan. Nggak diomelin kok sama satpam superindo atau karyawannya. Ya apasih yang nggak mungkin terjadi kalau udah ada ibu-ibu yang negosiasi dan turun tangan (read: ibukku 😌).
Keuntungannya, aku nggak perlu bersusah payah kalau mau nyari sesuatu. Kekurangannya, sampai sekarang aku masih nyasar kalau keluar ga bawa maps. Sekalipun itu cuma beda kelurahan atau malah di kampusku sendiri. HAHAHAHAHA.
Selain deket dari fasilitas umum, rumahku juga deket dari berbagai sekolah. Ini semacam privilege sih. Nah, duluuu pas aku lulus SMP, kan aku maunya masuk SMA yang di deket Balkot tuh. Tapi aku belum bisa naik motor 😑 dan ibu bilang "Nyoba SMA yang deket Kridosono dulu aja biar kalau berangkat sekolah gampang"
Helooo. Itu sekolah favorit. Dimana orang-orang yang masuk sana kayak udah jadi mimpinya.
Ya emang sih, kalau SMA pilihanku agak jauh. Berangkatnya harus nyebrang-nyebrang rel, lewat banyak lampu merah. Kalau yang dipilihin ibu tuh jalannya di kiri terus, ga pake nyebrang kecuali dari jalan ke gerbang sekolah.
Yaudahlah bismillah aja.
Emang deh doa ibu itu nggak main-main. Aku keterima disana. Wkwkwkwkw. Antara "haaa kok bisa sih nyantol, padahal namaku udah di urutan bawah-bawah" sama "alhamdulillah keterima sekolah favorit".
Tetep aja selama SMA aku lebih banyak dianter jemput ibu. Padahal cuma 5 menitan dari rumah dan aku udah gedeeeeee. Dibolehinnya bawa motor sendiri cuma kalau mau ada les atau pas ibu bilang "nanti ibu mau tidur siang. Berangkat sendiri aja ya" 😑
Jadi inget pas tes CPNS aku tu beneran nggak mau. Emang belum pengen. Tapi disuruh kan. Yaudah aku nurut aja. Semua proses dilakukan dengan selow. Belajar ya sekedarnya. Nggak yang ambil kursus, begadang siang malem, dsb. Sampai pada akhirnya aku bilang ibu "Capek aku belajar. Aku masih sambil kerja e Bu."
Dan apa yang dikatakan Ibu? Jengjeeeng, "Nggak usah belajar nggak papa. Nanti pake doa ibu" hadeeh. Udah mirip slogan di belakang truk 😂. Aku ya seneng lah disuruh nggak belajar.
Pas hari H tes CPNS SKD, kan ada 3 bagian, soal TWKnya ternyata adalah soal PKN yang mirip pas aku SMP. Aku jawabnya sambil nginget2 jaman SMP itu. Kalau soal hitungan alhamdulillah masih bisa lah sambil ngarang dikit. NAH TAPIIII pas soal yang berkaitan sama kepribadian (lupa namanya) aku udah mulai bingung. Bener aja pas aku submit, skorku jelek di kepribadian. Padahal TWK sama TKD lulus. 🤣🤣🤣 mungkin kepribadianku belum cocok untuk jadi PNS.
Dan seharusnyaaaaa bekal doa ibu harus diimbangi dengan jimat usaha keras.
Yaa begitulah kehidupanku yang kadang random, kadang menyedihkan. wkwk.
Ngomong-ngomong soal lokasi tempat tinggal, aku pengen nanti kalau udah tua hidup di tempat yang banyak pohonnya. yang masih asri. Nggak papa deh agak susah kalau mau mesen grabfood atau gofood. Malah aku bisa sekalian belajar masak. Yakaaan
3 notes · View notes
cho2mlhc · 4 years
Video
Is This Love- @whitesnake #whitesnake #isthislove #jogjarockarta2020 (at Stadion Kridosono) https://www.instagram.com/p/B9NpXd8pe7Y/?igshid=1xhpv1iamb69i
1 note · View note
sulistjogja-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
JOGJAROCKARTA 2020 #music #jogja #rock #jogjakarta (di Stadion Kridosono) https://www.instagram.com/p/B6A8C_FB095/?igshid=123mil0miu7m3
1 note · View note
rockzentroll-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
#luckytribe #konserslank #slank #kridosono #yogyakarta (di Stadion Kridosono)
0 notes
rianimo · 7 years
Photo
Tumblr media
Bekerja di balik panggung itu menyenangkan... . . . . #crew #freelance #baliklayar #event #happy #backstage #moment #job #rianimo #jogja #share #myoctober #2017 #kridosono #jogjaROCKarta (at Stadion Kridosono)
0 notes
provokatorpositif · 7 years
Photo
Tumblr media
#GPRepost #reposter #regram_app @bcr.rscm via @GPRepostApp for Android ------------------ "Football is a team sport and not individual sport. We win as a team, and every individual is better if we are part of the team." FT #ourteam #football #footballteam #bcrgoestoyogyakarta #kridosono #yogyakarta (at Radiologi RSCM)
0 notes
fandi8 · 7 years
Photo
Tumblr media
Stadium of Kridosono #stadium #kridosono #yogyakarta #explorejogja #photographs #instamoment #instagram (di Stadion Kridosono)
0 notes
pergimelaut · 2 years
Text
Go ahead, put anything
Aku suka teks default Tumblr. Kalau Facebook kan "What's on your mind?", dan kalau Twitter "What's happening?", dan lain-lain. Tapi kalau Tumblr, teksnya adalah "Go ahead, put anything."
Go ahead. Put anything.
Hanya ingin mampir untuk bernapas ... Kepala penuh dengan rasa bersalah atas orang-orang yang kusakiti, kukecewakan, kutinggalkan ... Malam ini aku merasa bukan anak yang baik, kakak yang baik, teman yang baik, rekan kerja yang baik, bawahan yang baik, bahkan nggak dapat bersikap baik dengan diri sendiri. Ke mana bantuan dan dayamu pada orang yang membutuhkannya?
Kayaknya ... lebih baik disibukkan saja dengan pekerjaan-pekerjaan yang harus dituntaskan ... jadi tidak perlu memikirkan hal yang menyedihkan atau niat yang tidak jadi dilakukan ... karena kalau begitu, susah sendiri. Tapi malam ini cukup nggak sibuk, jadi mencoba membuka sedikit pintu emosi yang terpendam dan terjangkar. Ternyata mbludak ... dan banyak ... dan menenggelamkanku. Benang kusut. Diudari. Harus satu-satu, tapi nggak ada waktu sebanyak itu ... jadi pada akhirnya hanya bisa memungut benang-benang itu, membuntalnya, dan memasukkannya lagi ke dalam ruang berpintu ... Walaupun belum diudari, belum dikenali nama-nama emosinya apa saja, setidaknya kamu sudah mengingatnya, kalau, ya, mereka ada di sana: rasa sedih, marah, kecewa ... Mereka masuk ke dalam ruangan dan tinggallah kamu, kembali meraba permukaan, kembali muncul dalam diam dan padam ...
Aku melalui hari ini menghabiskan jam istirahat dengan berangkat dari kantor tempatku jadi editor untuk muterin GOR Klebengan - Rute Sanmor - Bunderan UGM - Stadion Kridosono - Lempuyangan - Lampu merah Superindo Jl Sultan Agung - Jembatan Sayidan - Taman Pintar - Kantor Pos Nol km - Jalan KHA Dahlan - Perempatan Wirobrajan - SMA 1 Yogyakarta - Menyusuri Jl HOS Cokroaminoto - Pertigaan ke Jl Pembela Tanah Air - Samsat Kota Yogyakarta - Njedul di Jl P Mangkubumi - Ikuti jalan turunan ke Jembatan Kleringan Kewek - Menyusuri Jl Abu Bakar Ali - Muterin Kridosono - Ambil jalan yang menyusuri SMP 5 Yogyakarta - SMA 1 Bopkri Yogyakarta - UKDW - Perempatan Galeria - Rute Sanmor - GOR Klebengan.
Nggak mikirin apa-apa sih. Itu juga bukan hanya pengin muterin saja, soalnya kebetulan ada keperluan ngembaliin barang untuk kerja yang jadi freelancer notulis. Masih mending rasanya, di situ tempatnya daripada di kantor tempat jadi jurnalis. Lebih deket dibandingkan biasanya untuk mencoba berpikir ... oh ya, aku mikirin mau makan di mana. Akhirnya berhenti bentar untuk makan.
Barusan aku menyambung pertemanan dengan seorang teman yang kami nggak kontak-kontakan lagi sejak Januari. Dia memang nggak di Jogja saat ini, tapi aku baru tahu kalau ternyata dia udah nggak menetap di Jogja lagi. Bingung harus kusikapi apa. Kenapa orang-orang pada pergi, ya.
Aku pulang malam dalam kondisi langit sedang hujan. Pakai jas hujan. Aku habis ketemu rekan kerjaku, kuhampiri dia yang sedang mengisi kegiatan pelatihan Ads Manager di suatu kafe. Setelah suasana menyepi, kami ngobrol soal sambat pekerjaan, berbagi kisah hidup, dan dia tanya apakah mau bertemu besok. Aku menyanggupi, kebetulan nggak ada kegiatan ... kecuali rapat organisasi. Hmmmm. Sepertinya energi yang kuinvestasikan untuk berorganisasi jauh, jauh, lebih sedikit dari yang kukira.
Sebentar lagi bulan puasa. Apabila bertahan hingga hari itu, kubayangkan senangnya puasa. Semoga hari baik menanti orang-orang yang kusayangi.
6 notes · View notes
Text
Funbike Polres Blora Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke 76 Berlangsung Meriah
Funbike Polres Blora Dalam Rangka Hari Bhayangkara Ke 76 Berlangsung Meriah
BELANEGARANEWS.ID, BLORA II Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke 76 sekaligus untuk memupuk sinergitas lintas sektoral dan mempererat kemitraan dengan masyarakat. Polres Blora Polda Jawa Tengah menggelar olahraga bersepeda bersama (Fun bike) Minggu, (19/06/2022). Adapun Start di awali dari Mapolres Blora dan Finish di lapangan Kridosono Blora. Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Blora…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
potretblora · 2 years
Photo
Tumblr media
Berhati-hatilah dengan hati🍀 #flsugengisuk . . . Reposted from @rossa_id_ . . @potretblora @potretblora . . #flflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflflfl #followersinstagram #blorakeren #indonesia #world #blorakece #blora #infoblora #exploreblora #bloramustika #bloraupdate #dolanblora #wisatablora #blorahits #info #jawatengah #jatenggayeng #wonderfulindonesia #indonesia #pesonaindonesia #jatengphoto #jatengeksis #lensajawatengah #ceritadariblora #explorecepu #cepueksis #potretblora (di Lapangan Kridosono Blora) https://www.instagram.com/p/Cbzu21urbrb/?utm_medium=tumblr
0 notes